Oleh:
HAPPY YULIANTI
NIM. N011221047
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
Masih banyak contoh gerakan radikalisme yang lain yang terjadi di Indonesia.
Para teolog dari semua agama mengatakan bahwa agama mereka sendiri adalah
yang paling benar, dan yang lainnya salah atau menyimpang. Persis seperti yang
dikatakan teroris: “Kami adalah orang yang paling bertaqwa dalam ibadah, dan yang
lain (lawan kami) adalah kafir, jadi sah untuk dimusnahkan!” Di titik lain ini Charles
Kimball mengatakan "when religions become evil". Kimball memberikan dua tanda
yang menjadi alasan mengapa agama bisa menjadi jahat: pertama, ada klaim
kebenaran. Klaim kebenaran ini menuntut kesetiaan dan kesamaan interpretasi.
Perbedaan penafsiran, apalagi perbedaan pemahaman tentang iman,
mengakibatkan orang-orang lawan dicap sebagai bidat dan kafir. Kedua, ada
semangat misionaris militan dengan menggunakan segala macam cara (bahkan
yang kejam) untuk menyelamatkan “orang-orang yang tidak percaya yang masih
diselimuti dosa.” Orang lain yang tidak setuju dengan dia maka dianggap berdosa
untuk bertobat. Agama adalah tragedi umat manusia. Mereka mengajak kita ke
kesadaran tertinggi dalam jiwa manusia, tapi anehnya hampir tidak ada satu agama
pun yang tidak ikut bertanggung jawab atas berbagai kekerasan, perang
penganiayaan, tirani, dan penindasan kebenaran. Manusia terlalu memikirkan syarat
dan hukum agama sebagai tempat yang menyenangkan bagi mereka kehadiran
Tuhan di dunia. Orang mengira kehebatan pusat keagamaan adalah tempat yang
disukai Tuhan. Apa yang lebih mencekik, pikir manusia fanatisme, radikalisme, jihad
dan sejenisnya identik dengan kepahlawanan kepada Tuhan. Kegiatan egoistis
pribadi, kelompok, atau kelompok yang kita bungkus dengan berbagai hal alasan
suci, bahkan berbagai ayat suci tampaknya menyenangkan Tuhan. kenapa kita
tidak? Pernahkah Anda bertanya apakah Tuhan berkenan dan menyukai semua
tindakan ini? Tentu saja tidak, seperti yang telah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya. Contoh di atas hanyalah contoh radikalisme dalam keagamaan, masih
banyak contoh diluar itu.
Oleh karena itu, kita hidup di Indonesia, kita harus menaati hukum dan
falsafah bangsa Indonesia yang mengarahkan kita kepada kebenaran. Hukum dan
falsafah bangsa Indonesia harus menjadi acuan bagi bangsa Indonesia. Ketaatan
terhadap hukum dan filsafat merupakan wujud nyata dari apresiasi kita terhadap
nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi negara. Indonesia negara multiagama, semua
agama boleh masuk, bersatu padu, mengajak beragama, tidak memaksakan diri dan
memaksa orang lain, apalagi merugikan dan mengganggu orang lain. Apalagi hak
atas kebebasan beragama diatur dalam Pasal 129 ayat 1 dan 2 UUD 1945 ayat 1
yang menyatakan bahwa Negara berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya,
masyarakat Indonesia beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa.
BAHAN BACAAN
Kimbal, Charles. 2008 When Religion Becomes Evil. NewYork: Harper Collins
Publishers Inc.