Anda di halaman 1dari 4

Tugas Opini B.

Indonesia
Nama: Muhammad Ghatfan Abdullah
Kelas: Ikom E
NIM: 202110040311267
Bahaya Radikalisme Agama Terhadap NKRI
Setiap negara itu pasti memiliki sebuah ideologi yang dianut, contoh seperti negara
indonesia memiliki ideologi Pancasila. Hal tersebut merupakan dasar agar memiliki patokan
dalam membangun sebuah negara. Pancasila merupakan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, yang
dimana mengajarkan tentang hidup dengan rasa toleran. Karena dengan banyaknya suku,
agama, dan ras namuan pada hakikatnya satu tujuan dalam berbangsa.
Namun akhir-akhir ini terdapat ideologi baru yang berkembang dan meresahkan
masyarakat, yaitu ideologi Radikalisme. Yang dimana mengedepankan kekerasan dalam
merealisasikan tujuannya. Hal itu sangat menentang ideologi Pancasila, dan juga sering disalah
gunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu contohnya yaitu Islam Radikal.

Apa Itu Radikalisme Agama dan Mengapa Bisa Tersebar?


Radikalisme merupakan suatu paham yang menginginkan perubahan tatanan sosial dan
politik secara drastis dengan menggunakan kekerasan (Ariwidodo,2017). Dalam lingkup
keagamaan Radikalisme merupakan Gerakan yang berusaha merombak system politik dan
tatanan sosial. Hal itu memberikan pandangan bahwa Gerakan tersebut merupakan cara
pandang yang kolot atau tua, dan menganggap bahwa hanya agamanya saja yang benar.
Pengaruh dari ideologi radikal ini sudah menunjukan Tindakan teror yang sudah
memakan korban jiwa. Hal tersebut sudah meresahkan dan sudah tidak bisa di tolerir lagi.
Menurut antaranews.com hingga sekarang berbagai propaganda dilakukan di beberapa tempat
dari sekolah, masjid, hingga perguruan tinggi. Bahkan menurut BIN ada 7 PTN dan 39 persen
mahasiswa yang tertarik dengan paham ini.
Gerakan ini sudah menjadi bagian dalam perjalanan sejarah bagi bangsa Indonesia,
pasca reformasi terdapat gerakan yang dipimpin oleh Kartosuwiryo, yaitu DI/TII. Gerakan ini
ialah Gerakan politik yang berkedok agama. Yang dimana akhirnya Gerakan ini di tumpaskan
pada 4 Juni 1962, karena pemimpinnya Kartosuwiryo di tangkap di Gunung Geber.
Namun pada zaman Soeharto muncul lagi namun dengan model dan visi yang berbeda,
yang diketuai oleh Ali Moertopo dengan berangotakan mantan anggota DI/TII dan volunteer
yang lain.
Gerakan radikalisme merupakan Gerakan yang minoritas namun berbahaya dan
menjadi semakin tersebar Ketika era reformasi dimulai, dimana peran media menambah berita
dengan isu radikalisme. Semangat radikalisme bisa tersebear merupakan akibat dari persoalan
politik yang terwadahi dengan baik.
Gerakan radikaslime ini memberikan respon positif dari pengikutnya karena apa yang
dilakukan itu sesuai dengan fondasi agama, dan biasanya yang ikut Gerakan tersebut adalah
orang yang fanatik dengan agama. Lalu tidak menutup kemungkinan cara yang dilakukan
terhadap kelompok yang berbeda dari mereka akan dianggap musuh dan pasti menggunakan
kekerasan.
Latar Belakang Munculnya Radikalisme Agama di Indonesia
Dengan adanya ideologi Pancasila tidak menjadi sebuah alasan berkembangnya paham
Radikalisme yang terjadi saat ini. Karena mereka ingin merubah ideologi tersebut menjadi
sesuai dengan ajaran mereka. Ciri ini menunjukan bahwa dalam Radikalisme memiliki
pandangan tersendiri.
Penganut Radikalisme terjadi juga karena kekecawan sosial-politik yang terjaid di
indonesia. Disamping faktor juga ada kekecewaan terhadap kesenjangan ekonomi dan ketidak
mampuan Sebagian masyarakat untuk memahami perubahan yang terjadi. Lalu karena hal
tersebutlah yang meyakini alasan munculnya Radikalisme.
Lalu terdapata dua trend pemahaman yang muncul, pertama yaitu dengan adanya
agama maka menjadi salah satu kemunduran umat. Maka dari itu dengan cara melepas
keterikatan agama akan merubah pemikiran jadi lebih maju. Hal tersebut merupakan prouk
pemikiran barat yaitu sekularisme.
Lalu pemikiran kedua yaitu, berfikir jika semakin kesini dunia yang sudah diciptakan
oleh Allah SWT. Menjadi tidak stabil karena jauhanya masyarakat dari agama. Maka dari itulah
dengan menguatkan pemikiran agam dan mendekatkan diri kepada tuhan menjadi salah satu
alasan agar hidup menjadi ada aturan agar menciptakan dunia yang stabil.

Faktor Pendorong Gerakan Radikalisme Agama di Indonesia


Terdapat beberapa faktor yang menjadi pendorong landasan tersebar dan terjadinya
Gerakan radikalisme bisa terjadi di indonesia:
1. Adanya Ajaran Agama Yang di Salah Pahami
Ajaran yang salah dipahami dalam agama islam yaitu jihad dan mati syahid, dan hal
tersebut jika disalah arti kan oleh penganut radikalisme agama maka akan menjadi fatal.
2. Adanya Persoalan Kesenjangan di Masyarakat
Dengan adanya kesenjangan sosial maupun ekonomi, seperti kemiskinan dan hal
lainnya itu menjadi landasan terjadinya Tindakan radikalisme muncul.
3. Adanya Ideologi Negara Agama
Pada satu tahap tertentu idelogi negara agama menjadi hal yang membuat Tindakan
terorisme muncul di Indonesia. Karena bagi pengikut paham radikalisme mereka
melakukan tersbut untuk tujuan mendirikan negara agama, bagi mereka pemnerintahan
yang sekarang menggunakan sistem kafir.
4. Adanya Paham Salafisme
Dimana paham ini merupakan kecenderunagan membayangakan betapa suci, ideal, dan
kesempurnaan sebuah negara di zaman dahulu. Lalu denagn paham inilah sebuah
negara akan berdiri tegak dengan nilai agama yang sudah di praktikan pada era dahulu.
Maka dari itu dengan beberapa faktor tadi menjadi landasan tersebarnya faham
Radikalime Agama terjadi di indonesia. Lalu dari paham tersbut akan lahir Tindakan terorisme
yang muncul, dan membuat kerugian yang besar bagi bangsa Indonesia. Salah satu cara agar
berkurang atau menghilangnya ideologi tersebut dengan cara hindari faktor yang disebutkan.
Paham radikalisme jika tidak segera diselesaikan akan berdampak terhadap ideologi
Pancasila yang akan semakin terkikis. Karena Indonesia merupakan negara dengan begitu
banyak budaya, suku, ras, dan agama yang tidak bisa disatukan namun bisa bekerja sama agar
mengahsilkan negara dengan tujuan yang jelas dan menjadi negara yang toleransinya tinggi.
Karena jika semakin membludaknya paham Radikalisme di indonesia akan
memunculkan sebuah stigma buruk bagi agama Islam itu sendiri yang di cap tidak toleransi.
Lalu dengan hal tersebut lah menjadi kemunduran bagi umat islam untuk memberikan dakwah
atau bersura karena di anggap agama yang buruk di mata manusia.

Mengapa Paham Radikalisme Menjadi Bumerang Bagi Umat Islam?


Sebelumnya saya juga punya pertanyaan, mengapa Radikalisme selalu dikaitkan
dengan agama Islam? Padahal sebuah ideologi selalu didasarkan dengan radikal itu sendiri.
Bayangkan jika waktu itu pada saat sebelum kemerdekaan indonesia, masyarakat dan jajaran
pemimpin tidak radikal maka hingga sekarang tidak akan terbentuk negara indonesia dengan
ideologinya yaitu Pancasila.
Maka dari itu sebenarnya sebuah paham radikalisme tidak menjadi sebuah kesalahan
Ketika memiliki tujuan yang jelas dalam melakukan sesuatu. Dan yang terjadi pada
Radikalisme Agama sekarang menajdi sebuah bumerang bagi umat islam. Itulah yang terjadi
jika sebuah pemahaman tidak di dasari dengan akal dan melalui penafsiran yang salah.
Lalu sekarang kaum radikal agama hanya memikirkan diri sendiri agar dirinya bisa
selamat di mata tuhan, tanpa memikirkan orang lain yang terkena dampak dari perlakuan nya
tersebut. Itulah yang terjadi sekarang mengapa Radikalisme Agama menjadi bumerang
tersendir bagi umat islam.
Padahal kegiatan terorisme dan radikalisme bukanlah suatu ajaran yang diberikan oleh
Allah SWT. Itu hanya sebuah penafsiran semata dari manusia yang terlalu pendek
pemikirannya. Hal tersbut malah sebuah larangan, karena sejatinya islam mengajarkan
kebaikan dan menjunjung tinggi sebuah toleransi.

Kasus Radikalisme Yang Terjadi Di Indonesia


Sudah banyak kasus Radikalisme Agama di indonesia yang terjadi hingga menjadi aksi
terorisme. Contohnya peristiwa Bom bali, lalu ledakan beruntun di tempat Ibadah umat Kristen
pada 2018, dan yang lainnya. Namun terdapat kejadian yang baru saja terjadi pada tahun lalu
di Makassar tepatnya pada Minggu, 28 Maret 2021.
Yaitu peristiwa ledakan Bom di depan Gereja Katedral Makassar, dilansir dari
Kompas.com, ledakan terjadi pada pukul 10.28 Wita. Pastor Wilhelmus Tulak mengatakan
bahwa ledakan terjadi sesaat setelah ibadah misa kedua digelar.
Pastur Wilhelmus menyebutkan terdapat dua orang pelaku yang mendekat ke pintu
masuk Gereja menggunakan motor. Tapi karena sudah dicurigai oleh petugas kemananan
Gereja, berhasil mencegah mereka masuk kedalam. Namun disitulah ledakan yang cukup besar
itupun terjadi, dan terekam oleh CCTV.
Akibat dari ledakan tersebut dua orang pelaku dinyatakan tewas, lalu 20 orang terdiri
dari warga, petugas keamanan dan jemaat mengalami luka parah. Mereka pun dilarikan ke
rumah sakit, dan Sebagian yang mengalami luka ringan di pulangkan.
Solusi Dari Parahnya Radikalisme Agama di Indonesia
Untuk mengahadapi masalah tersebut, sebagai warga bangsa Indonesia kita harus
melakukan Langkah yang pasti agar berkurangnya Gerakan Radikalisme yang merusak
keutuhan NKRI, terdapat beberapa peran, yaitu:
1. Peran Pemerintah
Pemerintah memilki peran dalam mengeleuarkan kebijakan yang dapat menanggulangi
ekstrimisme keagamaan. Salah satu hasilnya yaitu Kementerian Agama Republik
Indonesia mengeluarkan buku Moderasi Agama di akhir tahun 2019. Buku ini dapat
menjadi acuan dalam konsep beragama, yang artinya sedang (tidak kurang dan tidak
lebih) dalam memahami dan mempelajari agama.
2. Peran Institusi Keagaaman atau Pendidikan
Lembaga keagamaan dan Pendidikan sebenernya itu tidak bisa dituntut karena diluar
proporsi mereka. Akan tetapi, jika dengan tujuan untuk mengurangi tindak ekstrimisme
bisa dengan memberi arahan dalam memahami arti agama. Karena landasan agama
yaitu rahmatan lil alamin.
3. Peran Masyarakat Sipil
Masyarakat sipil disini yaitu seperti ormas besar layaknya NU, Muhammadiyah, dan
ormas lainnya. Agar ormas tersebut memberikan pandangan yang buruk mengenai
dampak ekstrimisme keagamaan. Lalu dengan sejalan nya dengan MUI yang
memberikan fatwa bahwa Tindakan Terorisme ialah perlakuan yang Haram.

Kesimpulan Dari Bahayanya Radikalisme Agama Terhadap NKRI


Pada dasarnya paham Radikalisme itu terjadi hanya karena keegoisan dari pelakunya
dan kurangnya literasi. Lalu ajaran yang menyimpang tersebut merupakan penafsiran dari
seorang yang tidak bertanggung jawab dan memliki pemikiran yang pendek. Maka diharuskan
untuk lebih bijak dalam belajar, nantinya agar memahami sebuah ajaran agama lebih bijak dan
pintar untuk menafsirkannya.
Dengan latar belakang yang terjadi karena salah paham dalam mempelahjari agama,
lalu terjadinya kesenjangan sosial maupun ekonomi yang terjadi. Lalu dengan adanya ideologi
negara agam juga menjadi salah satu latar belakang dan paham salafisme yang ingin
menyamakan antara masa lalu dengan sekarang.
lalu dengan banyaknya kasus yang terjadi, akhirnya Kementerian Agama menagmbil
kebijakan yang bagus yaitu membuat buku Moderasi Agama. Dengan tujuan agar memberikan
pemahaman agar mempelajari sebuah agama lebih hati-hati. Agar nantinya paham Radikalisme
ini tidak menjadi sebuah bumerang bagi umat Islam.
Kita juga sebagai warga bangsa Indonesia dapat tanggung jawab dan membantu
pemerintah agar mengurangi maraknya paham radikalisme ini. Lalu mengurangi juga aksi
terorisme yang terjadi di negara ini, agar terciptanya suasana yang nyaman dalam beragama
dan menciptakan tingkat toleransi yang tinggi.

Anda mungkin juga menyukai