Anda di halaman 1dari 14

HOTS = High Order

Thinking Skill

Materi & Trik


Hots
KISI-KISI TWK 2019
PAKET MODUL
CPNS 2019/2020
RADIKALISME

DECEMBER 31

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019


www.masterasn.com
Follow @masterASN2019
https://www.instagram.com/masterasn2019/

1
RADIKALISME

Pengertian Radikalisme Secara


Umum
Sebenarnya, apa arti radikalisme? Menurut para ahli, Pengertian Radikalisme adalah suatu
ideologi (ide atau gagasan) dan paham yang ingin melakukan perubahan pada sistem sosial dan
politik dengan menggunakan cara-cara kekerasan/ ekstrim.

Inti dari tindakan radikalisme adalah sikap dan tindakan seseorang atau kelompok tertentu yang
menggunakan cara-cara kekerasan dalam mengusung perubahan yang diinginkan. Kelompok
radikal umumnya menginginkan perubahan tersebut dalam tempo singkat dan secara drastis
serta bertentangan dengan sistem sosial yang berlaku.

Radikalisme sering dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal dapat melakukan cara
apapun agar keinginannya tercapai, termasuk meneror pihak yang tidak sepaham dengan
mereka. Walaupun banyak yang mengaitkan radikalisme dengan Agama tertentu, pada dasarnya
radikalisme adalah masalah politik dan bukan ajaran Agama.

Sejarah Radikalisme
Pada dasarnya radikalisme sudah ada sejak jaman dahulu karena sudah ada di dalam diri
manusia. Namun, istilah “Radikal” dikenal pertamakali setelah Charles James Fox memaparkan
tentang paham tersebut pada tahun 1797.

Saat itu, Charles James Fox menyerukan “Reformasi Radikal” dalam sistem pemerintahan di
Britania Raya (Inggris). Reformasi tersebut dipakai untuk menjelaskan pergerakan yang
mendukung revolusi parlemen di negara tersebut. Pada akhirnya ideologi radikalisme tersebut
mulai berkembang dan kemudian berbaur dengan ideologi liberalisme.

Seperti yang disebutkan pada pengertian radikalisme di atas, radikalisme seringkali dikaitkan
dengan agama tertentu, khususnya Islam. Hal ini dapat kita lihat dari adanya kelompok ISIS
(Islamic State of Iraq and Syria) yang melakukan teror terhadap beberapa negara di dunia
dengan membawa/ menyebutkan simbol-simbol agama Islam dalam setiap aksi teror mereka.

Tindakan ISIS dan dukungan dari sebagian kecil umat Islam terhadap ISIS pada akhirnya
membuat sebagian masyarakat dunia menganggap ISIS merupakan gambaran dari ajaran Islam.
Namun, tentu saja hal tersebut tidak benar adanya karena sebagian besar umat Islam justru
mengutuk tindakan keji yang dilakukan oleh ISIS.

2
Ciri-Ciri Radikalisme
Radikalisme sangat mudah kita kenali. Hal tersebut karena memang pada umumnya penganut
ideologi ini ingin dikenal/ terkenal dan ingin mendapat dukungan lebih banyak orang. Itulah
sebabnya radikalisme selalu menggunakan cara-cara yang ekstrim.

Berikut ini adalah ciri-ciri radikalisme:


 Radikalisme adalah tanggapan pada kondisi yang sedang terjadi, tanggapan tersebut
kemudian diwujudkan dalam bentuk evaluasi, penolakan, bahkan perlawanan dengan
keras.
 Melakukan upaya penolakan secara terus-menerus dan menuntut perubahan drastis yang
diinginkan terjadi.
 Orang-orang yang menganut paham radikalisme biasanya memiliki keyakinan yang
kuat terhadap program yang ingin mereka jalankan.
 Penganut radikalisme tidak segan-segan menggunakan cara kekerasan dalam
mewujudkan keinginan mereka.
 Penganut radikalisme memiliki anggapan bahwa semua pihak yang berbeda pandangan
dengannya adalah bersalah.

Faktor Penyebab Radikalisme


Mengacu pada pengertian radikalisme di atas, paham ini dapat terjadi karena adanya beberapa
faktor penyebab, diantaranya:
1. Faktor Pemikiran

Radikalisme dapat berkembang karena adanya pemikiran bahwa segala sesuatunya harus
dikembalikan ke agama walaupun dengan cara yang kaku dan menggunakan kekerasan.
2. Faktor Ekonomi

Masalah ekonomi juga berperan membuat paham radikalisme muncul di berbagai negara. Sudah
menjadi kodrat manusia untuk bertahan hidup, dan ketika terdesak karena masalah ekonomi
maka manusia dapat melakukan apa saja, termasuk meneror manusia lainnya.
3. Faktor Politik

Adanya pemikiran sebagian masyarakat bahwa seorang pemimpin negara hanya berpihak pada
pihak tertentu, mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok masyarakat yang terlihat ingin
menegakkan keadilan.

Kelompok-kelompok tersebut bisa dari kelompok sosial, agama, maupun politik. Alih-alih
menegakkan keadilan, kelompok-kelompok ini seringkali justru memperparah keadaan.

3
4. Faktor Sosial

Masih erat hubungannya dengan faktor ekonomi. Sebagian masyarakat kelas ekonomi lemah
umumnya berpikiran sempit sehingga mudah percaya kepada tokoh-tokoh yang radikal karena
dianggap dapat membawa perubahan drastis pada hidup mereka.
5. Faktor Psikologis

Peristiwa pahit dalam hidup seseorang juga dapat menjadi faktor penyebab radikalisme.
Masalah ekonomi, masalah keluarga, masalah percintaan, rasa benci dan dendam, semua ini
berpotensi membuat seseorang menjadi radikalis.

4
6. Faktor Pendidikan

Pendidikan yang salah merupakan faktor penyebab munculnya radikalis di berbagai tempat,
khususnya pendidikan agama. Tenaga pendidik yang memberikan ajaran dengan cara yang salah
dapat menimbulkan radikalisme di dalam diri seseorang.

Kelebihan dan Kekurangan


Radikalisme
Jangan salah paham, sejak awal artikel ini menyebutkan bahwa radikalisme merupakan paham
yang salah dan banyak menganggapnya sesat. Namun, di dalam radikalisme juga terdapat
kelebihan.
1. Kelebihan

 Penganut radikalisme punya tujuan yang jelas dan sangat yakin dengan tujuan tersebut.
 Penganut radikalisme memiliki kesetiaan dan semangat juang yang sangat besar dalam
mewujudkan tujuannya.
2. Kekurangan

 Penganut radikalisme tidak dapat melihat kenyataan yang sebenarnya karena beranggapan
bahwa semua yang berseberangan pendapat adalah salah.
 Umumnya memakai cara kekerasan dan cara negatif lainnya dalam upaya mewujudknya
tujuannya.
 Penganut radikalisme menganggap semua pihak yang berbeda pandangan dengannya
adalah musuh yang harus disingkirkan.
 Penganut radikalisme tidak perduli dengan HAM (Hak Asasi Manusia).

Cara Mengatasi Radikalisme


Berikut ini 4 strategi yang harus dilakukan untuk memberantas radikalisme yaitu:
1. Meningkatkan Pemahaman Keagamaan
Radikalisme disebabkan oleh minimnya pemahaman agama. Belajar agama secara dangkal
dapat memicu mereka melakukan kekerasan, bahkan atas nama agama. Tindakan terorisme
balakangan ini dilakukan dengan cara bunuh diri, misalnya bom bunuh diri, sebab Islam
justru melarang tindakan bunuh diri, sehingga tindakan terorisme dalam bentuk apapun
sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Tindakan terorisme mengatasnamakan Islam
sering mengaitkan perbuatannya dengan jihad, padahal mereka sebenarnya tidak tahu makna
jihad sesungguhnya. Untuk itu kita harus belajar agama pada yang ahlinya yang tahu betul
apa arti jihad sesungguhnya.
5
2. Membentuk Komunitas-Komunitas Damai di Lingkungan Sekitar
Pemuda bisa menjadi pionir dalam pembentukan komunitas cinta damai di lingkungannya.
Komunitas-komunitas tersebut lah yang melakukan sosialisasi ke masyarakat maupun ke
sekolah-sekolah akan bahaya paham radikalisme. Selain itu komunitas-komunitas ini juga
ikut aktif dalam pengawasan sehingga jika dalam lingkungannya terdapat hal-hal yang
mencurigakan terkait penyebaran virus radikalisme segera melaporkannya ke pihak yang
memiliki wewenang seperti tokoh masyarkat dan tokoh agama.

6
3. Menyebarkan Virus Damai di Dunia Maya
Hasil penelitian terbaru mencatat pengguna internet di Indonesia yang berasal dari kalangan anak-
anak dan remaja diprediksi mencapai 30 juta. Mereka ini menggunakan internet hanya untuk
mencari informasi, untuk terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan. Hal inilah
yang menjadi celah bagi para penyebar paham radikalisme untuk menyebarkan pahamnya di dunia
maya. Oleh karena itu, dibutuhkan aksi dari pemuda sebagai pengguna internet terbanyak di
Indonesia untuk menangkal informasi-informasi yang menyesatkan dengan mengunggah konten
damai di social media seperti tulisan, komik, dan meme. Sehingga konten-konten damai yang
bertebaran di dunia maya dapat mengalahkan konten-konten radikal yang disebarkan oleh
kelompok-kelompok radikal,.
4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan
Generasi Muda adalah generasi penerus Bangsa yang mempunyai kemampuan, kepinteran,
Keberanian dan mempunyai tekad yang kuat untuk melindungi Bangsa Indonesia yang mereka
cintai. Generasi muda adalah Warga Negara yang menjadi unsur penting dalam suatu Negara.
Menunjukkan sikap bela Negara para Generasi Muda saat ini dapat dilakukan dengan
menampilkan perilaku-perilaku positif yang sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945 dengan
menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan bangsa yang bertujuan untuk melawan segala macam
paham kebencian dan kekerasan yang ingin merusak keutuhan NKRI.
5. Menghindari dan memberantas Hoax
Membiasakan diri untuk menjaga diri dari berita hoax terutama yang beredar melalui media social.
Oleh karena itu agar selalu melakukan konfirmasi kebenaran atas suatu berita, tidak mudah
diprovokasi dan tidak membagikan berita yang belum teruji sumber dan kebenarannya.

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com


RADIKALISASI PANCASILA

Oleh *Kuntowijoyo*
(Dimuat _Kompas_, 20 Februari 2001)

SEJAK dihapuskannya sebagai asas tunggal untuk partai dan organisasi massa (ormas) oleh kekuatan
reformasi, Pancasila tidak terdengar lagi gemanya. Ia kehilangan kredibilitas sebagai ideologi, karena
begitu banyak penyelewengan yang mengatasnamakannya.

"Anti-Pancasila" begitu mudah diluncurkan para pejabat Orde Baru (Orba) untuk membekuk musuh-
musuhnya, ekstrem kanan dan ekstrem kiri. Pancasila, temuan para founding fathers yang paling
cemerlang, menjadi dokumen mati. Hanya para mahasiswa-setidaknya mahasiswa UGM (Universitas
Gadjah Mada) yang harus mengambilnya selama dua semester masih menekuninya, meski banyak di
antara mereka mempertanyakan relevansinya. Sebab, menurut mereka, sepertinya negara ini berjalan
juga tanpa Pancasila.

Agaknya kita perlu memberi ruh baru pada Pancasila, sehingga ia mampu menjadi kekuatan yang
menggerakkan sejarah. Selama ini Pancasila hanya jadi lip service, tidak ada pemerintah yang sungguh-
sungguh melaksanakannya. Ada indoktrinasi di zaman Orde Lama (Orla) dan penataran di zaman Orba,
tetapi keduanya tidak pernah efektif, hanya dipandang sebagai ritual politik yang tidak ada sangkut-
pautnya dengan kenyataan sejarah. Kini kita perlu kembali Pancasila, agar perjalanan sejarah bangsa
tidak kehilangan arah.

Tulisan ini mencoba memberi ruh baru itu. Pertama-tama akan dikemukakan kriteria keberadaan
Pancasila dan penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan Orla dan Orba, agar penyelewengan
serupa tidak terjadi lagi.

Kemudian tiba giliran untuk membicarakan ruh baru yang kita sebut radikalisasi Pancasila. (Tulisan ini
akan menyingkat Ketuhanan Yang Maha Esa dengan Ketuhanan, Kemanusiaan yang adil dan beradab
dengan Kemanusiaan, Persatuan Indonesia dengan Persatuan, Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dengan Kerakyatan, dan Keadilan Sosial bagi
seluruh Rakyat Indonesia dengan keadilan Sosial).

Penyelewengan-penyelewengan keberadaan Pancasila dapat diukur melalui tiga kriteria, yaitu


konsistensi, koherensi, dan korespondensi. Konsistensi berasal dari bahasa Latin consistere yang berarti
"berdiri bersama". Jadi konsistensi artinya "sesuai", "harmoni", atau "hubungan logis". Satu sila dalam
Pancasila harus mempunyai hubungan terpadu, teks dengan teks, dengan dokumen-dokumen lain
seperti UUD, Penjelasan UUD, Keputusan MPR, Keputusan Presiden, Peraturan Pemerintah, dan
pernyataan pejabat. Koherensi berasal dari bahasa Latin cohaerere yang berarti "lekat satu dengan
lainnya". Jadi koherensi ialah satu sila dalam Pancasila harus terkait dengan sila lainnya, tidak boleh
terlepas.

Sila Kemanusiaan harus terkait dengan sila persatuan, sila Ketuhanan harus terkait dengan sila
Kerakyatan, dan sila Keadilan Sosial harus terkait dengan sila Kemanusiaan. Korespondensi berasal
dari dua kata Latin, yaitu co yang artinya "bersama" dan respondere yang berarti "menjawab". Jadi
korespondensi ialah samanya teori dengan praktik, murni dengan terapan.

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com


Dari ketiga kriteria itu dapat dilihat apakah Pancasila dalam suatu kurun sejarah mempunyai
konsistensi, koherensi, dan korespondensi atau tidak. Kita lihat apa yang tertulis, dipikirkan, dikatakan,
dan diperbuat Orla dan Orba.

Orla ternyata tidak konsisten terhadap Pancasila. Pancasila yang aslinya mempunyai lima sila itu
diperas menjadi tiga, disebut Trisila, dan diperas lagi menjadi satu sila, disebut Ekasila. Anehnya,
Ekasila ialah Gotong Royong di mana sila-sila yang lain hilang. Kata lain dari gotong royong ialah
kolektivisme. Seperti diketahui kolektivisme adalah faham komunisme. Hilangnya Ketuhanan,
Kemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan, dan Keadilan Sosial pasti karena pengaruh Partai Komunis
Indonesia (PKI). Sila Ketuhanan hilang karena PKI menganut materialisme yang tidak percaya kepada
Tuhan. Sila Kemanusiaan hilang karena PKI menganut kontradiksi kelas antara borjuasi dan buruh.

Sila Persatuan hilang karena PKI menganut internasionalisme, bukan kebangsaan. Sila Kerakyatan
hilang karena PKI menganut diktatorisme proletar, meski kata "rakyat" sepertinya adalah monopoli
PKI. Sila Keadilan Sosial tidak diperlukan lagi karena PKI adalah representasi dari Keadilan Sosial itu
sendiri.

Orla juga tidak koheren. Sila Kerakyatan tidak lagi diperlukan, karena Soekarno adalah "penyambung
lidah rakyat". Juga Demokrasi Terpimpin menyebabkan tidak diperlukannya sila Kerakyatan. Atau,
Pancasila tidak lagi koheren, sebab sila kerakyatan sudah menjadi sila Kedaulatan Pemimpin.

Karena tidak konsisten dan tidak koheren itulah maka Orla juga tidak koresponden, ideologi teoretis
dalam Pancasila berbeda dengan praktik politik.

Misalnya, Orla membiarkan PKI tumbuh subur di Indonesia yang berdasar Pancasila yang sila
pertamanya adalah Ketuhanan. Sedangkan PKI sebagai kekuatan politik, jelas-jelas tidak berketuhanan.
PSI dan Masjumi dilarang, berarti tidak ada kesesuaian antara sila Kerakyatan dengan realitas politik.

Juga saat ada Manifes Kebudayaan pada tahun 1963. Orla melarangnya, padahal Manifes itu jelas
cerminan langsung sila Kemanusiaan dengan cita-cita humanisme universalnya dan mendukung
Pancasila tanpa reserve.

Penyelewengan zaman Orla adalah untuk kepentingan kekuasaan Soekarno pribadi. Penyelewengan itu
adalah karena desakan PKI yang dipersangkakan oleh Presiden amat kuat. Penyelewengan Orla bersifat
simbolis, kecuali Demokrasi Terpimpin dan dibolehkannya PKI.
Berbeda dengan itu, penyelewengan Orba semuanya bersifat substantif, kecuali penyelewengan sila
Ketuhanan. Penyelewengan yang substantif itu berupa inkorespondensi, yaitu ketidaksesuaian antara
ideologi dengan kenyataan. Penyelewengan itu tidak mencolok di mata rakyat kebanyakan, hanya
warga negara yang kritis yang benar-benar sadar akan penyelewengan Orba.

Inkorespondensi itu terletak dalam beberapa hal, yaitu sila Keadilan Sosial diganti dengan kapitalisme,
sila Kerakyatan dengan otoritarianisme, sila Persatuan dengan militerisme, sila Kemanusiaan dengan
kekerasan politik. Hanya sila Ketuhanan yang tak tersentuh substansinya; ada rekayasa khotbah tetapi
hanya bersifat prosedural. Prosedur itu di antaranya ialah direkrutnya beberapa organisasi dakwah ke
dalam partai pemerintah, pengawasan terhadap khatib, dan sejumlah peraturan yang menghambat
dakwah.

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com


Digantikannya sila Keadilan Sosial oleh kapitalisme yang melanggar Pasal 33 UUD 1945 itu tampak
dalam banyak hal, seperti Pembangunan Nasional at all cost, pembentukan kroni di sekitar presiden,
maraknya konglomerasi, suburnya KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme), pemberian HPH (hak
pengusahaan hutan) kepada para konglomerat, kontrak-kontrak karya (ingrat Freeport dan Busang)
kepada perusahaan asing yang penuh persekongkolan, dan pemberian monopoli dan monopsoni kepada
kroni-kroni Soeharto (pengapalan minyak dan gas, perniagaan cengkeh, minuman keras, berbagai
tender), dan penerbitan Keppres untuk memperkaya keluarga presiden.

Digantikannya sila Kerakyatan oleh otoritarianisme itu tampak dalam beberapa hal, seperti adanya
monoloyalitas bagi PNS, lumpuhnya MPR/DPR, intervensi yang kelewat batas pada institusi
pengadilan, tuduhan PKI, tuduhan anti-Pancasila, stigmatisasi ekstrem kanan dan ekstrem kiri, tuduhan
DI/TII, dan tuduhan "mendirikan negara Islam".

Digantikannya sila Persatuan oleh militerisme tampak dalam beberapa hal, seperti pembentukan dinas-
dinas intelijen untuk memata-matai rakyat, pembentukan Bakorstranas dan Bakorstranasda, pengaruh
militer yang amat pervasif dalam banyak kegiatan yang bersifat bisnis sampai olahraga, dan tindakan
represif lain seperti DOM.

Sila Kemanusiaan digantikan oleh kekerasan politik, berupa pelanggaran HAM di banyak tempat,
seperti Aceh, Tanjung Priok dan Lampung, pembredelan media massa, izin pementasan, izin ceramah,
izin penerbitan koran, dan sensor atas isi ceramah.

Kata "radikalisasi" mungkin mengingatkan orang pada gerakan-gerakan radikal, seperti radikalisasi
massa, buruh, tani, dan mahasiswa. Mereka galak, beringas, tak terkendali, dan di luar hukum.

Bukan "radikalisasi" semacam itu yang dimaksud. Radikalisasi dalam tulisan ini adalah revolusi
gagasan, bukan orang. Karena itu, radikalisasi hanya berarti membuat Pancasila tegar, efektif, dan jadi
petunjuk bagaimana negara ini diorganisir.

Seorang teman, Damardjati Supadjar dari UGM, mempunyai saran untuk mengefektifkan Pancasila.

Caranya ialah menjadi perumusan sila-sila yang berupa kata benda abstrak sebagai kata kerja aktif. Jadi,
bukan saja Ketuhanan Yang Maha Esa, tetapi "Mengesakan Tuhan". Bukan hanya Kemanusiaan yang
adil dan beradab, tetapi "Membangun kemanusiaan yang adil dan beradab".

Bukan saja persatuan Indonesia, tetapi "Mempersatukan Indonesia". Bukan saja Kerakyatan, tetapi
"Melaksanakan kerakyatan". Bukan hanya Keadilan Sosial, tetapi "Mengusahakan Keadilan Sosial".

Tulisan ini menuntut lebih dari itu. Radikalisasi ialah:


(1) mengembalikan Pancasila sebagai ideologi negara,
(2) mengganti persepsi dari Pancasila sebagai ideologi menjadi Pancasila sebagai ilmu,
(3) mengusahakan Pancasila mempunyai konsistensi dengan produk-produk perundangan, koherensi
antarsila, dan korespondensi dengan realitas sosial, dan
(4) Pancasila yang semula melayani kepentingan vertikal menjadi Pancasila yang melayani kepentingan
horizontal.

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com


Kembalikan Pancasila kepada jati dirinya, yaitu sebagai ideologi negara. Selama pemerintahan Orba
Pancasila sebagai gagasan telah dikembangkan sedemikian rupa, tetapi sebagai perbuatan ia telah
dikebiri habis-habisan. Dalam bahan-bahan P-4 sejak Ketetapan (Tap) MPR No II/ MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (Ekaprasetia Pancakarsa),

Pancasila sudah diartikan sebagai pandangan hidup, jiwa, penuntun sikap dan tingkah laku manusia
Indonesia, kepribadian bangsa, dasar negara, pegangan hidup, dan dirinci ke dalam butir-butir-semula
36 butir lalu bertambah dari waktu ke waktu. Pancasila yang ekspansif itu sudah berkembang amat jauh,
sehingga sering bertabrakan dengan wilayah lain, seperti etika dan agama.

Butir-butir Pancasila yang selalu bertambah memasukkan juga, misalnya, soal "menghormati orangtua"
yang menjadi wilayah etika dan agama. Pancasila juga disosialisasikan tanpa melihat fakta sejarah. Para
penatar akan mengatakan, Pancasila adalah "sumber hukum", tanpa mempertimbangkan kenyataan
bahwa hukum kita berasal dari Belanda, adat, dan Islam.

Pancasila itu diperluas dan diperdalam pada tahun 1985 dengan adanya UU Nomor 8 Tahun 1985
tentang penataan partai dan ormas yang mengharuskan adanya asas tunggal.

Pastilah itu sebuah penyelewengan yang hanya melayani kepentingan penguasa, sebab dalam
"Pembukaan UUD 1945" dinyatakan, Pancasila-kata ini bahkan tidak disebut-adalah dasar negara. Jadi,
jati diri Pancasila ialah memberi visi kenegaraan.

Satuan besar yang bernama negara, bukan satuan kecil yang bernama partai, ormas, dan kelompok-
kelompok sosial. Satuan-satuan kecil itu dapat mempunyai ideologi apa saja asal secara terbuka atau
tersembunyi tidak berusaha menggugurkan ideologi satuan besar, Pancasila.

Satuan-satuan kecil itu dapat mengembangkan diri-sendiri sesuai bahan-bahan dalam yang dimiliki:
sosialisme, Marhaenisme, nasionalisme, kapitalisme, kekaryaan, moral agama, atau Islam.

Kedudukan Pancasila sebagai ideologi satuan besar terhadap ideologi-ideologi satuan kecil ialah
sebagai pemberi rambu-rambu petunjuk arah dan common denominator yang mempertemukan
ideologi-ideologi itu.

Pancasila yang terlalu ambisius adalah Pancasila yang kabur, yang kehilangan fokus.
Dr Kuntowijoyo, budayawan tinggal di Yogyakarta.

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com


TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com
APA JADINYA JIKA KALIAN mengetahui TRIK dan TIPS Lolos Seleksi CPNS/PPPK 2019
ini seperti ratusan member yang sudah LOLOS TEST tahun lalu :

Bagaimana cara menjadi member @masterASN2019 ??

Cara daftar menjadi member MasterASN2019 yaitu dengan cara order paket modul
yang kami susun , jika ada update materi Terbaru, khusus untuk member akan
mendapatkan paket modul GRATIS jika ada update paket terbaru selama Test
CPNS/PPPK tahun 2019 ini
Paket modul berupa soft file yang kami kirim via email, harga paket modul test PPPK,
CPNS dan BUMN 2019 Open Promo Only 50.000,

Apa yang kalian dapat jika menjadi Member @masterASN2019 ??

Paket modul, Berupa Materi lengkap semua Test CPNS, PPPK DAN BUMN 2019 (SKD,
SKB semua formasi, TPA, PSIKOTEST, INTERVIEW) dilengkapi dengan Pembahasan soal
dan ribuan contoh soal, Tips dan Trik cara cepat, Video learning pembahasan soal dan
dilengkapi juga dengan SOFT CAT untuk simulasi Test lewat Hp/Laptop

Dalam bentuk buku perbuku harga nya 190.000 an isi buku hanya ratusan soal, blm
dengan ongkir kak,, 😉

Soft file yg kami kirim hanya 50.000 total dapat materi modul gabungan 20 buku lebih
sesuai standar Kemenpan Rb diambil dari referensi Test tahun ke tahun 😊

Dengan hanya 50.000, sudah dapat semua paket diatas 👆👆

Dan cukup sekali order kakak sudah terdaftar jadi member @masterASN2019, Jika
ada update materi, khusus member yang sudah sekali order akan dapat gratis materi
nya 😊😊

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com


DAFTARKAN diri anda hubungi kontak dibawah
Contact person :
Wa : 085216122301
Follow : https://www.instagram.com/masterasn2019/
Atau klik www.masterasn.com

TIPS & TRIK LOLOS ASN 2019 Follow @masterASN2019 www.masterasn.com

Anda mungkin juga menyukai