Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kewarganegaraan

Vol. 3 No. 2 Desember 2019


P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

RADIKALISME SEBAGAI BIBIT PERPECAHAN ANTAR UMAT BERAGAMA

Febrina Yasmin Salsabila


Universitas PGRI Yogyakarta
febrinayasmin06@gmail.com

Abstrak
Pandangan radikal yang kerap dianggap suatu paham atau aliran keras yang memiliki keterikatan
terhadap suatu perubahan dalam sosial dan politik tetapi sering terjadi dan membawa agama pada
kehidupan lingkungan sosial yang memiliki peluang terjadinya suatu perpecahan antar umat beragama
dan tentunya akan berdampak juga pada sistem tatanan pemerintah. Terjadinya radikalisme ini bisa
kapan saja terjadi karna adanya suatu tujuan tertentu yang memiliki kepentingan sendiri dan sering
dikaitkan dengan terorisme karena kelompok radikal ini menginginkan suatu perubahan dengan cara
apapun itu. Dengan menggunakan metode sampling memudahkan seorang peneliti dalam mengetahui
pendapat mengenai hasil dari pemahaman tentang radikalisme yang kebanyakan berpendapat bahwa
gerakan radikalisme ini sangat berpengaruh terhadap perpecahan antar umat beragama.
Kata kunci: Radikalisme, Perpecahan agama

Abstract
Radical views are often considered an understanding or hard flow that has an attachment to a change in
social and political but often occurs and brings religion to the life of the social environment that has the
opportunity of a split between religious people and will certainly have an impact also on the system of
government order. The occurrence of this radicalism can happen at any time because there is a certain
purpose that has its own interests and is often associated with terrorism because this radical group wants
a change in any way it is. By using sampling method makes it easier for a researcher to know the opinion
about the results of the understanding of radicalism which most argue that this radicalism movement is
very influential to the division between religious people.
Keywords: Radicalism, Religious division

PENDAHULUAN Aksi-aksi teror yang sering terjadi


Radikalisme merupakan suatu paham adalah yang disebut terorisme. Aksi-aksi
yang berkembang dalam lingkungan sosial radikalisme ini mengandung unsur
masyarakat yang menuntut adanya penggunaan kekerasan, tindakan
perubahan secara keras. Radikalisme ini radikalisme seperti ini melanggar hukum
dapat ditinjau dari beberapa sudut dalam negara demokrasi. Sementara ada
pandang,akan tetapi gerakan radikal ini masyarakat yang radikal, tapi tidak ada
lebih dominan pada sudut pandang masyarakat-masyarakat teroris. Namun
keagamaan. Dimana dalam suatu kelompok bisa dipastikan, setiap aksi-aksi teroris
atau komunitas itu mengajak beberapa mudah sekali tumbuh di dalam golongan
orang yang berbeda paham untuk sejalan masyarakat yang radikal, ketika aksi
dalam menganut suatu paham yang sama, terorisme memperoleh simpati dan juga
dan cenderung bersifat fanatik yaitu yang dukungan aksi. Usaha dari tokoh agama
sangat tinggi atau sangat kuat terhadap memiliki peranan penting dalam menangkal
agama sehingga hal itu dapat tindakan radikal ini yang membawa
mempengaruhi orang untuk menganutnya pengaruh buruk karena merusak citra dari
secara keras. Di Indonesia, meningkatnya agama yang melibatkan terjadinya
radikalisme ditandai dengan berbagai aksi perpecahan. Tujuan dari penelitian ini
kekerasan dan teror (Mulyadi, 2017). adalah mengetahui seberapa besar paham
radikalisme ini dapat mempengaruhi

Febrina Yasmin Salsabila – Universitas PGRI Yogyakarta 97


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 3 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

perpecahan yang terjadi antar umat 7. Setujukah anda pada pernyataan dibawa
beragama. ini “fenomena radikalisme dan terorisme
telah membahayakan eksistensi negara
METODE PENELITIAN terutama serta rasa aman di masyarakat.
Metode dalam penelitian ini dilakukan Oleh karena itu, negara (pemerintah)
dengan pengambilan data dengan sampel harus tegas menumpasnya:
mengenai survei dalam pemahaman orang – 8. Dari beberapa pernyataan dibawah ini
orang terhadap pandangan radikalisme mana yang menurut anda benar:
yang menjadi bibit perpecahan antar umat 9. Agar terihindar dari paham radikalisme,
beragama. Adapun perolehan data tersebut maka saya sebagai mahasiswa dapat
dikuti sebanyak 20 narasumber yang menjaga diri dengan cara:
mengisikan pendapatnya dari beberapa 10. Jika saya sebagai mahasiswa menjumpai
pernyataan dan pertanyaan mengenai seorang teman kelompok yang
radikalisme.Proses pengambilan data terindikasi menganut radikalisme, maka
dilakukan melalui sarana google form , sikap saya:
kemudian dibagikan kepada khalayak
umum melalui link yang sudah tersedia. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Selain itu, peneliti juga menggunakan Hasil Penelitian
metode seperti memanfaatkan sarana Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
internet untuk memperluas pemahaman Indonesia (KBBI) Radikalisme adalah suatu
mengenai radikalisme yang menjadi bibit paham atau aliran yang menginginkan
perpecahan antar umat beragama. suatu perubahan dan pembaharuan dengan
Pernyataan yang diajukan ke dalam cara cepat, kasar dan lebih dikenal dengan
google form untuk data sampel: cara yang extrim. Karena paham
1. Apakah anda setuju bahwa radikalisme radikalisme ingin sekali merubah sesuatu
merupakan suatu paham yang bersikap dalam aspek kondisi masyarakat secara
fanatik: total hingga mencapai akarnya. Hal – hal
2. Setujukah anda bahwa paham yang dianggap radikal ini biasanya
radikalisme lebih dominan pada hal yang berhubungan dengan agama seperti adanya
berbau keagamaan: terorisme yang meneror dan meng-bom
3. Apakah anda setuju jika selama ini suatu daerah pada lingkungan
paham radikalisme dapat membawa masyarakatnya. Selain itu, gerakan radikal
perpecahan antar umat beragama: ini juga bisa menimbulkan suatu kericuhan
4. Apakah anda setuju bahwa in-toleransi karena biasanya didalamnya terdapat suatu
merupakan salah satu sikap yang tindakan kekerasan.
mendukung adanya radikalisme: Tindakan kekerasan tersebut
5. Setujukah anda bahwa mempelajari merupakan respons terhadap kegagalan
agama dengan mendalam merupakan atau tatanan sosial politik yang ada.
salah satu solusi menangkal radikalisme: Kelompok pelaku kekerasan berupaya agar
6. Setujukah anda pada pernyataan ideologi mereka menjadi satu-satunya
dibawah ini “radikalisme tidak dapat alternatif yang dapat menggantikan tatanan
dilepaskan dari kemajuan ilmu yang ada. Kelompok radikal tersebut
pengetahuan dan teknologi. Medsos juga melakukan aksi teror bom karena adanya
merupakan sebagai sarana seperti ketidakadilan yang terjadi di dunia ini, di
pedang yang bermata dua yang dapat mana negara-negara adidaya seperti
membawa pengaruh positif dan negatif Amerika Serikat dan Eropa Barat
dalam penyebaran suatu informasi “: (kebetulan berlatar belakang Nasrani dan

Febrina Yasmin Salsabila – Universitas PGRI Yogyakarta 98


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 3 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

Yahudi), di samping mereka mendominasi manusia yang memeluk agama-Nya hanya


ekonomi dunia, juga dalam kebijakan politik jika manusia itu bersedia menolong
Timur Tengah (isu konflik Palestina dan manusia sesama-nya. Lebih lanjut
Israel) cenderung membela kepentingan dikemukakan oleh Mulkhan “siapakah
Israel, termasuk dalam pemberian bantuan sesamanya itu tidaklah terbatas hanya
persenjataan. mereka yang seagama atau paham
Hal ini memicu semangat solidaritas keagamaannya sama.
primordialisme agama karena ada rasa Wakil Presiden Ma’ruf Amin
frustrasi di kalangan kaum radikal ini atas menyebut bahwa radikalisme dapat
kekuatan budaya (ilmu pengetahuan dan menyebabkan terjadinya konflik antarumat
teknologi) yang dimiliki negara-negara beragama di suatu negara. Pemerintah
adidaya tersebut ketika mereka harus setiap negara pun harus berupaya
bertarung dalam menuntut keadilan. Inilah meningkatkan kerukunan. "Jadi, kelompok
akar masalah yang telah terkonstruksi dari Islam kita ingin jangan ada
secara mental atau pikiran dan hati para lagi radikalisme di kalangan Islam, tapi juga
teroris, “bahwa tindakan membunuh jangan ada lagi Islamophobia seperti yang
merupakan perintah Allah” Sungguh berkembang di Barat. Ini potensi-potensi
sangat menakutkan tindakan teror mereka konflik," kata Wapres usai menghadiri The
tersebut yang kini sudah menjadi crime 3rd International Islamic Healthcare
againts humanity. Dalam konteks moral Conference and Expo (IHEX) 2020 di JCC
(budaya dan agama) maupun hukum, Senayan Jakarta, Sabtu.
seperti apa yang telah disinggung di atas Untuk menghindari terjadinya konflik
aksi-aksi terorisme tersebut adalah suatu antarumat beragama, Wapres mengatakan,
mesin kebohongan yang terbuat dari uap penyebarluasan narasi-narasi kerukunan
racun kekeliruan yang menyesatkan; serta dari berbagai tokoh lintas agama perlu
merupakan penghinaan yang fantastis ditingkatkan lagi. "Kita coba membangun
terhadap ke-Illahian Allah Yang Maha Besar teologi kerukunan secara global dan
yang disembah oleh semua umat (agama) membangun narasi-narasi keagamaan yang
manusia di dunia ini, bukanlah Allah mencerminkan kerukunan," tuturnya.
pembunuh! Tapi adalah Allah Yang Maha Menurut Wapres, Indonesia akan
Pengasih dan Penyayang. menggagas pertemuan tokoh lintas agama
Sebagaimana ke-eksistensiannya internasional untuk menciptakan
(keimanan) kita sebagai manusia makhluk kerukunan antarumat beragama, baik di
ciptaan-Nya, memiliki kewajiban mutlak dalam negeri maupun di luar negeri.
untuk mematuhi hukum kasih yang Istilah teror berasal dari bahasa
diajarkan oleh Isa-Almasih, ‘hendaklah Latin, terrere yang diterjemahkan ke dalam
kamu mengasihi Allah dengan segenap bahasa Inggris menjadi to fighters. Artinya
hati/jiwamu, dan dengan segenap akal adalah suatu situasi yang dikondisikan
budimu; serta ‘mengasihi sesamamu sedemikian rupa agar dengan menimbulkan
manusia seperti dirimu sendiri’. rasa takut, mengerikan, dan
Sebagaimana dikemukakan oleh Abdul M. membahayakan nyawa manusia akan
Mulkhan (Kompas 10/12/1999), dalam diperhatikan oleh publik pada umumnya,
Surat Ibrahim, “Tuhan berfirman bahwa dan khususnya pihak yang dijadikan
“Dia hanya akan mencintai manusia yang sasaran teroris.Sebagaimana aksi teror bom
memeluk agama-Nya jika manusia itu yang sering terjadi di Indonesia, diawali di
mencintai manusia sesamanya. Tuhan juga depan kediaman Duta Besar Filipina Jakarta
mengatakan bahwa “Dia akan menolong (tahun 2000), kemudian terjadi di tempat-

Febrina Yasmin Salsabila – Universitas PGRI Yogyakarta 99


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 3 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

tempat tertentu di Jakarta seperti di Atrium sekelompok orang. Seseorang yang benar-
Senen, Bursa Efek, sejumlah Gereja dan benar memahami dan mengerti tentang
lainnya pada malam Natal, dan pada tahun ajaran agamanya akan meresponnya
2003 terjadi di Hotel JW Marriot. dengan bersikap ramah, bersahabat dan
Aksi teror yang terjadi di luar Jakarta, menyenangkan. Tetapi disisi lain, masih
seperti di Legian Kuta dan Jumbaran Bali banyak sekali terjadi peristiwa-peristiwa
(tahun 2002), selanjutnya secara berulang- yang mengatasnamakan agama yaitu
ulang terjadi di Palu dan Poso. Sebagai munculnya gerakan radikal yang sangat
informasi, di kota Manado, pernah mengganggu sekali kondisi tatanan sosial
diletakkan bom di dalam restauran Fried suatu pemerintahan. Sebagai negara yang
Chicken depan Markas Korem Santiago memiliki berbagai keberagaman suku,
Sulut (daya ledaknya sama dengan yang budaya, ras, bahasa, serta agama, Indonesia
terjadi di Kuta Bali), tapi tidak meledak. harus siap menghadapi segala bentuk sikap
Kemudian pada hari Jumat, 17 Juli 2009 radikal tersebut, karena Indonesia memiliki
terjadi lagi aksi teror bom bunuh diri di penduduk yang sebagaian besar beragama
Hotel JW Marriot dan Hotel Ritz Carlton Islam, sehingga pada hal ini perlu sekali
Mega Kuningan Jakarta yang sampai saat ini menerapkan sikap toleransi yang tinggi
masih mengancam keselamatan publik di terhadap antarumat beragama,agar tidak
tanah air. terjadi suatu perpecahan hanya karena
Semua aksi-aksi teror ini sekelompok orang yang hanya
dimaksudkan untuk menciptakan kondisi menginginkan suatu tatanan kondisi
yang dimaksud itu.Mark Juergensmeyer masyarakatnya diubah menjadi sesuatu
dalam bukunya "Teror atas nama Tuhan", yang sesuai dengan pemahaman mereka
membandingkan kelompok teroris dalam yang lebih dikenal dengan paham
beberapa tradisi kepercayaan, ia radikalisme.
menyimpulkan bahwa teroris agama Wakil Menteri Agama (Wamenag)
berbagi atribut berikut: Pertama, mereka Zainut Tauhid Saadi menyebut kelompok
menganggap bentuk kontemporer agama penganut paham radikal sebagai perusuh
sebagai versi melemah dari yang benar, agama. Zainut menyampaikan apapun
iman yang otentik. Teroris mengajak lebih istilah yang akan digunakan, kelompok pro
menuntut, agama "keras" yang kekerasan berbasis ajaran agama tetap
membutuhkan pengorbanan. Kedua, harus ditolak. Sebab berpotensi memecah
mereka menolak untuk berkompromi belah kerukunan antarumat
dengan lembaga sekuler, mengkritisi agama beragama."Apapun istilahnya, apakah itu
"lunak" untuk mudah menampung dengan manipulator agama atau perusuh agama,
budaya mainstream. Dengan demikian perusuh yang menciptakan situasi yang bisa
Islam radikal menyerukan sikap lebih kuat mencerai beraikan bangsa Indonesia, itu
terhadap pengaruh Barat. Akhirnya, harus kita tolak bersama," kata Zainut saat
Juergensmeyer mencatat bahwa teroris ditemui pada HUT ke-55 Tahun Parisadha
agama menolak perpecahan publik swasta Buddha Dharma Niciren Syosyu Indonesia
dimana kepercayaan dianggap sebagai (NSI) di Kantor Kementerian Agama,
masalah pribadi untuk disimpan di luar Jakarta, Minggu (3/11).
bidang politik. Wakil Majelis Ulama Indonesia (MUI)
Secara internal agama, fenomena itu menyebut Jokowi mengubah istilah
kekerasan agama bisa terjadi karena radikalisme karena ingin ajaran agama
adanya respons terhadap penyimpangan dijalankan secara benar. Agama, kata dia,
ajaran agama yang dilakukan oleh hadir untuk mempersatukan, bukan

Febrina Yasmin Salsabila – Universitas PGRI Yogyakarta 100


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 3 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

memecah belah. Zainut menilai kerukunan 16% 13%


di antara umat beragama merupakan modal 1
yang sangat berharga bagi kelangsungan 16%
9% 2
hidup masyarakat Indonesia. Dia 15% 3
menyampaikan setiap pemuka agama 4
memegang peran penting dalam 16%
15%
memerangi radikalisme dengan
mendewasakan cara berpikir umat Gerakan radikal atau paham
beragama."Agar kerukunan antarumat radikalisme ini merupakan suatu hal yang
agama tetap terjaga, perlu kedewasaan sudah sering kali kita jumpai, apalagi pada
berpikir para pemeluk agama masing- negara Indonesia ini yang merupakan
masing. Dengan pemahaman moderasi negara dengan keanekaragaman yang
beragama yang komprehensif, umat melimpah. Oleh karena itu, sebagai warga
beragama akan dapat mencegah negara yang baik maka kita harus bijak
berkembangnya pemahaman radikalisme, ketika menananggapi suatu hal berita
ekstremisme, dan terorisme," ujar dia. ataupun asumsi mengenai suatu tatanan
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo negara apalagi yang berhubungan dengan
(Jokowi) meminta jajarannya melakukan agama, sebagai umat beragama kita
upaya serius untuk mencegah meluasnya memang harus percaya pada kepercayaan
gerakan yang kerap disebut radikalisme. kita masing – masing yaitu percaya apa yang
Menurutnya, perlu pula membuat istilah sudah menjadi keyakinan dari diri kita
baru guna mencegah penyebaran sendiri. Tetapi disisi lain, kita juga harus
radikalisme dengan menerapkan label “ menerapkan sikap toleransi yaitu saling
manipulator agama “. "Atau mungkin menghargai dan menghormati umat agama
enggak tahu, apakah ada istilah lain yang lainnya. Karena kita tahu bahwa kita tinggal
bisa kita gunakan, misalnya manipulator dimana suatu kondisi tatanan aspek
agama," kata Jokowi sampaikan saat masyarakatnya memiliki berbagai
membuka rapat terbatas dengan topik keberagaman agama.
Penyampaian Program dan Kegiatan di
Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan, di KESIMPULAN
Kantor Presiden, Kamis (31/10). Berdasarkan hasil dari penelitian
dapat ditarik kesimpulan mengenai
Pembahasan radikalisme yang mejadi bibit perpecahan
Berdasarkan hasil data dari perolehan antar umat beragama bahwa radikalisme
sampel yang diajukan kedalam google form dapat terjadi karena adanya campur tangan
yang berisi pernyataan dan pertanyaan politik suatu negara bukan semata utuh
tentang radikalisme yang mengajukan karena agama akan tetapi terjadi juga
apakah radikalisme sangat berpeluang karena adanya pendapat yang pro maupun
terjadinya perpecahan antar umat kontra terhadap radikalisme yang harus
beragama, dan hampir semua orang yang dapat disaring dengan bijak. Dalam hal ini
ikut serta sudah paham mengenai apa itu pemerintah dalam menyikapi terjadinya
radikalisme. Link google form : radikalisme haruslah netral dan
https://docs.google.com/forms/d/1lGvEQ mempertimbangkan baik buruknya ketika
Yc3NxHXaZIPbFwdPKsprKSAwZWIA2B0tp membuat keputusan. Karena gerakan
U36bU/edit?usp=drivesdk radikalisme ini tentunya sudah sangat
mneyebarluas dan hal itu dapat

Febrina Yasmin Salsabila – Universitas PGRI Yogyakarta 101


Jurnal Kewarganegaraan
Vol. 3 No. 2 Desember 2019
P-ISSN: 1978-0184 E-ISSN: 2723-2328

menimbulkan suatu risiko untuk terjadinya antarumat beragama untuk menetapkan


perpecahan jika tidak segera diatasi. peraturan - peraturan mengenai hubungan
Disisi lain, Kita juga dapat menilai antarumat beragama serta yang terpenting
bahwa sesungguhnya masalah-masalah adalah dengan memahami suatu aturan
yang menyangkut hubungan antar umat agama yang bukan hanya interpretasi
beragama bukan masalah yang terjadi secara tekstual saja tetapi diperlukan juga
dengan sendirinya tetapi erat juga interpretasi kontekstual.
kaitannya dengan kondisi politik, sosial dan Dengan kata lain, untuk mencegah
ekonomi. Seperti halnya di Indonesia suatu tindakan radikalisme yang menjadi
perbedaan agama merupakan salah satu bibit perpecahan antar umat
keragaman bangsa. Karena agama memiliki beragama,maka dalam hal ini kita harus
nilai-nilai yang sakral, maka agama dapat selalu berpikir positif dan tentunya sangat
menguasai kesadaran dan emosi para diharapkan untuk saling menerapkan sikap
pemeluknya yang jika tergoyah maka akan toleransi antar umat beragama lainnya.
melahirkan konflik dan jika tidak cepat Selain itu, kita juga harus bijak ketika
diatasi maka akan menimbulkan tindakan- menerima suatu asumsi atau berita
tindakan radikalisme. terutama yang berhubungan dengan agama,
Pemerintah di tuntut bersikap netral dan juga harus bisa menyaring berita yang
dalam arti tidak memihak agama manapun. masih kurang untuk dipertanggung
Oleh sebab itu, perlu adanya musyawarah jawabkan kedepannya.

DAFTAR PUSTAKA
https://www.cnnindonesia.com/nasional/20191103083355-20-445162/wamenag-sebut-
kelompok-radikal-sebagai-perusuh-agama
http://eprints.walisongo.ac.id/7445/3/BAB%20II.pdf
http://www.suluttoday.com/tag/teori-radikalisme/
http://eprints.walisongo.ac.id/7445/2/BAB%20I.pdf
https://republika.co.id/berita/q6ggi8414/radikalisme-dan-islamofobia-picu-konflik-
antarumat-beragama
http://eprints.umm.ac.id/36153/2/jiptummpp-gdl-taufiqurra-47495-2-babi.pdf

Febrina Yasmin Salsabila – Universitas PGRI Yogyakarta 102

Anda mungkin juga menyukai