Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

DAYA TANGKAL RADIKALISME DAN TERORISME

DOSEN PENGAMPUH : Yusran, S.pd.i.,M.pd.i


MATA KULIAH : Pendidikan Pancasila & kewarganegaraan

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 10

NURSINTA (220250501023)

ANGGUN APRILICYA (220250501008)

BAGAS DWI NUGROHO (220250501013)

UNIVERSITAS TOMAKA MAMUJU


FAKULTAS ILMU KOMPUTER
SISTEM INFORMASI
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang,Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang

telah melimpahkan rahmat,hidayah, dan inayah-Nya kepada kami,

sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang daya tangkal

radikalisme dan terorisme.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal. Untuk itu kami

menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah

berkontribusi dalam pembuatan makalah tentang daya tangkal radikalisme

dan terorisme ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih

ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya.

Oleh karena itu dengan tanganterbuka kami menerima segala saran dan

kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah tentang

radikalisme dan terorisme ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang daya tangkal

radikalisme dan terorisme ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi

terhadap pembaca.

Mamuju, Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Cover.....................................................................................................

KATA PENGANTAR..............................................................................i

DAFTAR ISI..........................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................1

A. Latar Belakang.................................................................................1

B. Rumusan Masalah...........................................................................1

C. Tujuan..............................................................................................2

D. Kegunaan.........................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN........................................................................3

A. Kajian Teori......................................................................................3

B. Pembahasan....................................................................................4

1. Pengertian Radikalisme dan Terorisme.........................................4

2. Faktor-faktor serta Masalah yang Terjadi Akibat Radikalisme

dan Terorisme...................................................................................5

3. Solusi Masalah Radikalisme dan Terorisme..................................7

BAB III PENUTUP...............................................................................11

ii
A. Kesimpulan......................................................................................11

B. Saran...............................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................13

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara pluralis, dimana kemajemukan hadir

dan berkembang didalamnya. Sebut saja, suku, ras, budaya, bahkan

agama. Kemajemukan tersebut telah membawa akibat yaitu adanya

hubungan yang semakin intensif antar kelompok-kelompok manusia.

Secara historis kita dapat melihat bahwa konflik-konflik yang ditimbulkan

oleh kalangan radikal ini berasal fakta historis bahwa salah satu pihak

tidak diuntungkan oleh peradaban global sehingga menimbulkan

perlawanan terhadap kekuatan yang mendominasi. Dengan membawa

bahasa dan simbol serta slogan-slogan agama kaum radikalis mencoba

menyentuh emosi keagamaan dan menggalang kekuatanuntuk mencapai

tujuan dari politiknya. Selain politik, harus diakui bahwa salah satu

penyebab gerakan radikalisme adalah faktor sentimen keagamaan,

termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan untuk kawan yang

tertindas oleh kekuatan tertentu.Radikalisme yang muncul sering berlanjut

dengan terorisme. Terorisme selalu identikdengan teror, kekerasan,

ekstrimnitas dan intimidasi sehingga seringkali menimbulkan konsekuensi

negatif bagi banyak orang dan dapat menjatuhkan korban yang banyak.

B.RUMUSAN MASALAH

1
Latar belakang yang telah dipaparkan diatas belum memberi

penjelasan lebih, hingga perlu dibuat rumusan-rumusan masalah yang

nantinya akan dikaji lebih lanjut dalam bab pembahasan, yaitu sebagai

berikut :

1. Apakah pengertian dan konsep radikalisme dan terorisme?

2. Apa saja permasalahan atau faktor yang muncul akibat radikalisme dan

terorisme?

3.Bagaimana solusi terhadap permasalahan akibat radikalisme dan

terorisme?

C.TUJUAN

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas

mata kuliah pendidikan pancasila & kewarganegaraan, memehami

pengertian radikalisme dan terorisme, dan mengerti bagaimana solusi

untuk menghadapi radikalisme dan terorisme.

D.KEGUNAAN

Guna melemahkan dan mengubah tatanan yang mapan dengan

menggantinya dengan gagasan atau pemahaman baru.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. KAJIAN TEORI

Generasi muda kerap menjadi sasaran empuk bagi radikalisme yang

terkadang berujung pada tindak terorisme. Berdasarkan Survei Badan

Nasional Penanggulangan Terorisme (2017), sebanyak 39% mahasiswa di

15 provinsi terindikasi tertarik paham radikalisme.

Dalam menangkal terorisme, Badan Nasional Penanggulangan

Terorisme (BNPT) menerapkan strategi kontra radikalisasi dan

deradikalisasi. Sasaran dari strategi kontra radikalisasi adalah masyarakat

umum, pelajar, dan tokoh masyarakat, dengan bertujuan menanamkan

nilai ke-Indonesiaan dan nilai kedamaian. Sementara sasaran strategi

deradikalisasi yaitu kelompok radikal dan simpatisan, bertujuan

menghentikan kekerasan dan teror.

Upaya-upaya dalam mencegah radikalisasi secara mandiri dilakukan

dengan menanamkan jiwa nasionalisme, berpikiran terbuka dan toleran,

waspada terhadap provokasi dan hasutan, berjejaring dalam komunitas

perdamaian, dan bergabung dalam.

3
B.PEMBAHASAN

1. Pengertian Radikalisme dan Terorisme

 Terorisme

-Menurut UU No. 15 Tahun 2003

Terorisme adalah segala aksi yang sesuai dengan tindak

kriminal berupa kekerasanatau ancaman yang menimbulkan suasana

teror atau rasa takut terhadap orang secarameluas atau menibulkan

korban yang bersifat massal dengan cara merampaskemerdekaan

atau menghilangkan nyawa dan harta benda orang lain serta

merusak objekvital dan fasilitas publik.

 Radikalisme

-Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan

perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara

kekerasan atau drastis.-Menurut Horace M Kallen Radikalisme

memiliki kekayanyang kuat akan kebenaran ideologi atau program

yangmereka bawa. Dalam gerakan sosial, kaum radikalis

memperjuangkan keyakinan yangmereka anut.

4
2. Faktor-faktor serta Masalah yang Terjadi Akibat Radikalisme dan

Terorisme

a. Opini

Maraknya pemikiran radikalisme hingga tindak perilaku

terorisme dewasa ini takdapat diduga maupun juga disangka, aksi

demi aksi melawan hukum dalam melancarkan serangan yang konon

katanya jihad namun justru membahayakan banyak pihak tak

bersalah. Acapkali pelaku tidak memiliki pengetahuan yang memadai

untuk mencari jalan alternatif penyelesaian suatu masalah selain

bertindak radikal. Sehingga, pelaku melakukan aksi radikalisme nya

tersebut tanpa memikirkan seberapa besar dampak yang ditimbulkan

oleh tindakannya.

b. Sosial-Politik

Ekonomi masyarakat yang rendah membuat mereka berfikir

sempit, dan akhirnya mencari perlindungan kepada ulama yang

radikal karena mereka berasumsi akan mendapat perubahan

perekonomian yang lebih baik. Memiliki pemimpin yang adil adalah

impiansemua warga masyarakat. Namun jika pemimpin itu

menggunakan politik yang hanya berpihak pada kekuatan asing

bahkan politik pembodohan rakyat, maka timbul kelompok

masyarakat yang menamakan dirinya sebagai penegak keadilan,

5
yang mana kelompok-kelompok tersebut dapat saling

menghancurkan satu sama lain.

c. Pendidikan

Radikalisme dapat terjadi melalui pendidikan yang salah.

Terutama pendidikan agama yang sangat sensitif. Tidak sedikit

orang-orang yang terlibat dalam aksi terorisme justru dari kalangan

yang berlatar pendidikan umum seperti dokter, insinyur, ahli teknik,

ahli sains,namun hanya mempelajari agama sedikit dari luar sekolah

yang kebenaran pemahamananya belum tentu dapat

dipertanggungjawabkan. Atau dididik oleh kelompok Islam yang

keras danmemiliki pemahaman agama yang serabutan.

d. Primordialisme

Primordialisme adalah suatu pandangan atau paham yang kuat

dan berasal dari lahir.Pengertian Primordialisme di bawa dari sejak

bayi, lahir karena melekat dengan adat istiadat setempat. Misalnya

ras, suku, agama, adat istiadat, lingkungan, kepercayaan, asal

kelahirandan peraturan yang di anggap keramat. Primordialisme bisa

di katakan identitas dan ciri khas suatu kelompok yang dapat

memperkuat persaudaraan pada kelompok tersebut. Yang paham

mengenai primordialisme akan menjadi golongan yang cinta

keluarga. Mereka akan melindungi keluarga yaitu kelompok mereka.

Namun yang menjadi konflik adalah ketika membela keluarganya

6
yang salah, sehingga menjadi suatu kesalah pahaman. Sehingga

primordialisme dapat bersifat buruk diakibatkan terlalu mematuhi

peraturan walaupun itusalah. Tidak jarang juga kelompok lain merasa

di curigai dengan kelompok primordialisme.Seperti halnya apabila

ada sekelompok umat yang merasa di tindas oleh pemerintah atau

agama lain, dapat menjadi faktor pembangkit semangat kelompok

radikal dan terorisme untuk bergerak seakan membantu kelompok-

kelompok yang mengalami tindak penindasan. Primordialisme dapat

menjadi sebuah katalisator dari aksi terorisme. Sebab kegaduhan

dankeributan yang terjadi dalam masyarakat akan membuat situasi

politik, sosial, dan keamanan.

3. Solusi Masalah Radikalisme dan Terorisme

-Meminimalisir Kesenjangan Sosial

Kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat memicu munculnya

pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Sedemikian

sehingga agar kedua hal tersebut tidak terjadi, maka kesenjangan

sosial haruslah diminimalisir. Apabila tingkat pemahaman radikalisme

dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu Negara

termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan

rakyat haruslah diminimalisir.Caranya ialah pemerintah harus mampu

merangkul pihak media yang menjadi perantaranya dengan rakyat

sekaligus melakukan aksi nyata secara langsung kepadarakyat.

7
Begitu pula dengan rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan

dukungandan kepercayaan kepada pihak pemerintah bahwa

pemerintah akan mampumenjalankan tugasnya dengan baik sebagai

pengayom rakyat dan pemegang kendali pemerintahan Negara.

-Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar

Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman

radikalisme dan tindak terorisme ialah memahamkan ilmu

pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah memperkenalkan ilmu

pengetahuan dilakukan dengan baik dan benar, langkah berikutnya

ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan ilmu pengetahuan

tersebut. Karena tentunya tidak hanya sebatas mengenal,

pemahaman terhadap yangdikenal juga diperlukan. Sedemikian

sehingga apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu

umum dan ilmu agama sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran

yang dimiliki akan semakin kuat. Dengan demikian, maka tidak akan

mudahgoyah dan terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme

sekaligus tindakan terorismedan tidak menjadi penyebab lunturnya

bhinneka tunggal ika sebagai semboyan Indonesia.

-Mengatasi radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus

Instrumen pertama menurut Profesor Firmanzah, Rektor

Universitas Paramadina, adalah dengan instrumen instruksi.

Maksudnya adalah ada struktur komando dari Kementerian Riset,

8
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi kepada rektor di perguruantinggi

yang dilanjutkan kepada dosen terkait pencegahan gerakan radikal.

Namun, instrumen ini tidak bersifat otoriter, melainkan

mengedepankan dialog. Instrumen kedua adalah pemilihan dan

pembenahan kurikulum di kampus. Antara lain, kewarganegaraanm

pancasila, serta bela negara. Instrumen ketiga adalah perlu

diadakannya kegiatan-kegiatan di luar kelas yang bisa memperkuat

persatuan dankesatuan. Kegiatan ini bersifat lintas universitas dan

didukung pula oleh pemerintah.Terakhir yaitu perlu adanya strategi

budaya. Dengan memiliki modal besar berupakearifan lokal,

Indonesia mampu menjunjung tinggi toleransi dan kerukunan.

- Menyaring informasi yang didapatkan

Menyaring informasi yang didapatkan juga merupakan salah

satu cara yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman

radikalisme dan tindakan terorisme. Hal ini dikarenakan informasi

yang didapatkan tidak selamanya benar dan harus diikuti, terlebih

dengan adanya kemajuan teknologi seperti sekarang ini, di mana

informasi bisadatang dari mana saja. Sehingga penyaringan terhadap

informasi tersebut harus dilakukan agar tidak menimbulkan kesalah

pahaman, di mana informasi yang benar menjadi tidak benar dan

informasi yang tidak benar menjadi benar. Oleh karena itu, kitaharus

bisa menyaring informasi yang didapat sehingga tidak sembarangan

9
membenarkan, menyalahkan, dan terpengaruh untuk langsung

mengikuti informasitersebut.

- Mendukung gerakan BNPT lewat strategi kontra radikalisasi dan

deradikalisasi

Kontra radikalisasi yakni upaya penanaman nilai-nilai ke-

Indonesiaan serta nilai non-kekerasan melalui pendidikan formal

ataupun informal. Deradikalisasi ditujukan untuk simpatisan, inti,

militan, dan pendukung gerakan teror baik di dalam atau di luar

lapas. Hal ini dilakukan agar mereka meninggalkan cara-cara

kekerasan dan teror yang merugikan orang lain, serta menghilangkan

paham radikal supaya sejalan dengan paham ideologi pancasila.

10
BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Upaya untuk mengurangi jumlah tindakan teroris membutuhkan

diplomasi dan komunikasi yang terus menerus dan terorganisir. Untuk

mengubah budaya kebencian dan kekerasan paraanggota teroris ini

mungkin akan memakan waktu yang lama. Selain itu, penting pula untuk

memelihara pedoman moral dalam penegakan hukum, good governance

dan keadilan sosial. Perjuangan melawan teroris bukan hanya menjadi

tanggungjawab pemerintah dan militersaja, melainkan perlu keterlibatan

seluruh masyarakat dan kerjasama antar disiplin ilmu.Penilaian terhadap

individu atau suatu kelompok akan teroris haruslah berhati-hati, perludicari

tahu secara mendalam apakah benar suatu kelompok atau individu

tersebut telah terdoktrinisasi sebagai teroris atau tidak.

B.SARAN

Ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh kalangan mahasiswa,

dalam rangka menangkal pengaruh paham dan ajaran radikal yakni 1)

tanamkan jiwa nasionalisme dan kecintaan terhadap NKRI, 2) perkaya

wawasan keagamaan yang moderat, terbuka dan toleran, 3) bentengi

keyakinan diri dengan selalu waspada terhadap provokasi, hasutan dan

pola rekruitmen teroris baik di lingkungan masyarakat maupun dunia

maya, 4) membangun jejaring dengan komunitas damai baik offline


11
maupun online untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan 5)

bergabunglah di kelompok damai sebagai media komunitas dalam rangka

membanjiri dunia maya dengan pesan-pesan perdamaian dan cinta NKRI.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/document/394722308/Makalah-Radikalisme-Dan-

Terorisme

https://indonesiabaik.id/infografis/strategi-tangkal-radikalisme

https://psychology.binus.ac.id/2022/03/11/radikalisme-di-indonesia/

#:~:text=Hafid%20(2020)%20menjelaskan%20bahwa%20gerakan,tindak

%20kekerasan%20(Hafid%202020).

https://unmer.ac.id/webinar-penguatan-kesadaran-dan-strategi-gerakan-

mahasiswa-menyikapi-paham-radikalisme-oleh-universitas-merdeka-

malang/#:~:text=Ada%20beberapa%20hal%20yang%20bisa,dengan

%20selalu%20waspada%20terhadap%20provokasi%2C

13

Anda mungkin juga menyukai