D
I
S
U
S
U
N
Oleh:
Mursidah As Syiffa
Anas Nugroho
M. dandy
Guru Mapel: Nursiah, S.Pd
1.2 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata pelajaran
ppkn, memehami pengertian radikalisme dan terorisme, dan mengerti bagaimana
mencegah timbulnya Gerakan Gerakan radikalisme dan terorisme.
Radikalisme
-Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Radikalisme adalah paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis.
2.2 Faktor-faktor serta Masalah yang Terjadi Akibat Radikalisme dan Terorisme
1. Opini
Maraknya pemikiran radikalisme hingga tindak perilaku terorisme dewasa ini tak
dapat diduga maupun juga disangka, aksi demi aksi melawan hukum dalam melancarkan
serangan yang konon katanya jihad namun justru membahayakan banyak pihak tak bersalah.
Acapkali pelaku tidak memiliki pengetahuan yang memadai untuk mencari jalan alternatif
penyelesaian suatu masalah selain bertindak radikal. Sehingga, pelaku melakukan aksi
radikalisme nya tersebut tanpa memikirkan seberapa besar dampak yang ditimbulkan oleh
tindakannya.
2. Sosial-Politik
Ekonomi masyarakat yang rendah membuat mereka berfikir sempit, dan akhirnya
mencari perlindungan kepada ulama yang radikal karena mereka berasumsi akan mendapat
perubahan perekonomian yang lebih baik. Memiliki pemimpin yang adil adalah impian
semua warga masyarakat. Namun jika pemimpin itu menggunakan politik yang hanya
berpihak pada kekuatan asing bahkan politik pembodohan rakyat, maka timbul kelompok
masyarakat yang menamakan dirinya sebagai penegak keadilan, yang mana kelompok-
kelompok tersebut dapat saling menghancurkan satu sama lain.
3. Pendidikan
Radikalisme dapat terjadi melalui pendidikan yang salah. Terutama pendidikan agama
yang sangat sensitif. Tidak sedikit orang-orang yang terlibat dalam aksi terorisme justru dari
kalangan yang berlatar pendidikan umum seperti dokter, insinyur, ahli teknik, ahli sains,
namun hanya mempelajari agama sedikit dari luar sekolah yang kebenaran pemahamananya
belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Atau dididik oleh kelompok Islam yang keras dan
memiliki pemahaman agama yang serabutan.
4. Primordialisme
Primordialisme adalah suatu pandangan atau paham yang kuat dan berasal dari lahir.
Pengertian Primordialisme di bawa dari sejak bayi, lahir karena melekat dengan adat istiadat
setempat. Misalnya ras, suku, agama, adat istiadat, lingkungan, kepercayaan, asal kelahiran
dan peraturan yang di anggap keramat. Primordialisme bisa di katakan identitas dan ciri khas
suatu kelompok yang dapat memperkuat persaudaraan pada kelompok tersebut. Yang paham
mengenai primordialisme akan menjadi golongan yang cinta keluarga. Mereka akan
melindungi keluarga yaitu kelompok mereka. Namun yang menjadi konflik adalah ketika
membela keluarganya yang salah, sehingga menjadi suatu kesalahpahaman. Sehingga
primordialisme dapat bersifat buruk diakibatkan terlalu mematuhi peraturan walaupun itu
salah. Tidak jarang juga kelompok lain merasa di curigai dengan kelompok primordialisme.
Seperti halnya apabila ada sekelompok umat yang merasa di tindas oleh pemerintah atau
agama lain, dapat menjadi faktor pembangkit semangat kelompok radikal dan terorisme
untuk bergerak seakan membantu kelompok-kelompok yang mengalami tindak penindasan.
Primordialisme dapat menjadi sebuah katalisator dari aksi terorisme. Sebab kegaduhan dan
keributan yang terjadi dalam masyarakat akan membuat situasi politik, sosial, dan keamanan
Upaya untuk mengurangi jumlah tindakan teroris membutuhkan diplomasi dan komunikasi
yang terus menerus dan terorganisir. Untuk mengubah budaya kebencian dan kekerasan para
anggota teroris ini mungkin akan memakan waktu yang lama. Selain itu, penting pula untuk
memelihara pedoman moral dalam penegakan hukum, good governance dan keadilan sosial.
Perjuangan melawan teroris bukan hanya menjadi tanggungjawab pemerintah dan militer
saja, melainkan perlu keterlibatan seluruh masyarakat dan kerjasama antar disiplin ilmu.
Penilaian terhadap individu atau suatu kelompok akan teroris haruslah berhati-hati, perlu
dicari tahu secara mendalam apakah benar suatu kelompok atau individu tersebut telah
terdoktrinisasi sebagai teroris atau tidak.