Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KEWARGANEGARAAN

YOGA ROZIQIN FIRMANSYAH


23021000018
BAB 1
LATAR BELAKANG

Radikalisme merupakan sikap yang membawa pada tindakan untuk melemahkan serta
mengubah tatanan yang sudah mapan dan menggantinya dengan gagasan atau pemahaman
yang baru, terkadang gerakan perubahan ini disertai dengan tindak
Terorisme adalah suatu tindakan yang melibatkan unsur kekerasan sehingga
menimbulkan efek bahaya bagi kehidupan manusia dan melanggar hukum pidana dengan
bentuk mengintimidasi atau menekan suatu pemerintahan, masyarakat sipil atau bagian-
bagiannya untuk memaksakan tujuan sosial politik seperti pertentangan agama, ideologi dan
etnis, kesenjangan ekonomi dan perbedaan pandangan politik.
Radikalisme dan Terorisme di Indonesia sudah berkembang sejak dulu, di jaman
modern ini paham Radikalisme dan Terorisme menyebar begitu luas, dikarenakan
penyebaran informasi yang cukup cepat dan mudah diakses oleh siapapun, menyebabkan
paham radikalisme dan terorisme berkembang cukup cepat. Ditinjau dari perspektif
kewarganegaraan. Secara teoritis perspektif kewarganegaraan akan melihat radikalisme dan
terorisme sebagai konsep yang mencakup cara berpikir dan bertindak. Radikalisme dan
terorisme timbul dan merupakan fenomena dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
sering melibatkan hubungan antara warga negara dan negara, warga negara (kelompok)
dengan warga negara (kelompok) dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, bahkan di era
globalisasi radikalisme dan terorisme melibatkan kelompok dan jaringan yang bersifat
internasional. Oleh sebab itu radikalisme dan terorisme berbahaya terhadap persatuan dan
kesatuan bangsa Indonesia. Dikarenakan Indonesia memilliki masyarakat yang majemuk dan
mempunyai beragam suku, ras, dan agama.
BAB 2
PERUMUSAN MASALAH

Untuk mempermudah memahami penjelasan makalah ini maka dimuskan permasalahan


sebagai berikut :

a. Apa yang dimaksud radikalisme?

b. Mengapa terjadi radikalisme?

c. Bagaimana cara mencegah dan mengatasi terjadinya radikalisme?

Dengan perumusan permasalahan di atas diharapkan dapat ditemukan wawasan baru yang
bermanfaat dalam memahami kompleksitas dan dinamika permasalahan terorisme dan cara
untuk mencegah faham-faham terorisme. Dari makalah ini semoga dapat diambil hikmah dan
mafaatnya dalam menyumbang pengetahuan tentang pentingnya menangkal dan membasmi
faham radikalisme yang ada di Indonesia.
BAB 3
PEMBAHASAN

A. Pengertian Radikalisme
MENURUT Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), radikalisme adalah paham atau
aliran yang radikal dalam politik; paham atau aliran yang menginginkan perubahan atau
pembaharuan sosial dan politik dengan cara kekerasan atau drastis; sikap ekstrem dalam
aliran politik.
Pengertian Radikalisme Menurut Ahli Turmudi (2005) Paham ini memperjuangkan
berdirinya paham kekhalifahan yang salah arti dengan menggunakan pola organisasi
beragam.
Hafid (2020) Gerakan radikalisme adalah sikap atau semangat yang membawa pada
tindakan bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan yang mapan dengan menggantinya
dengan gagasan atau pemahaman baru. Gerakan perubahan kadang disertai dengan tindak
kekerasan.
Kartodirdjo (1985) Dalam lingkup keagamaan, radikalisme merupakan gerakan
keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang ada dengan
jalan menggunakan kekerasan.
Ariwidodo (2017) Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok
orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik secara
drastis dengan menggunakan cara kekerasan.
Ciri-Ciri Radikalisme Menurut Masduki (2013), ciri-ciri radikalisme antara lain
Mengklaim kebenaran tunggal dan menyesatkan kelompok lain yang tidak sependapat.
Mempersulit tata cara Islam yang dianut, bahwa sejatinya ajaran Islam bersifat samhah atau
toleran dengan menganggap perilaku, hukum dan ibadah. Bersikap berlebihan dalam
menjalankan ritual agama yang tidak pada tempatnya. Mutlak dalam berinteraksi, keras
dalam berbicara terutama terkait apa yang diyakininya dan emosional dalam berdakwah atau
menyampaikan pendapat. Mudah berburuk sangka kepada orang lain di luar golongannya
yang tidak sepaham. Mudah mengafirkan atau memberi label takfiri orang atau kelompok
lain yang berbeda pendapat.
Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 2018 tentang Tindak Pidana Terorisme Anti-
Pancasila Antikebhinekaan Anti-NKRI Anti-Undang-Undang Dasar 45.
Contoh Terorisme di Indonesia
1. Bom Bali I Tiga bom meledak di Bali pada 12 Oktober 2002. Ledakan ini menewaskan 202
orang yang sebagian warga negara asing dan ratusan orang luka. Ledakan pertama terjadi di
depan Diskotek Sari Club, Jalan Legian, Kuta. Tidak berselang lama, ledakan kedua terjadi
Diskotek Paddy’s yang berada di seberang Sari Club. Setelah itu, ledakan ketiga terjadi
sekitar 100 meter dari Konsulat Amerika Serikat di wilayah Renon, Denpasar. Selain korban
jiwa, ledakan bom ini juga merusak bangunan-bangunan di sekitar lokasi kejadian. Polisi
kemudian menangkap Amrozi, Imam Samudra alias Abdul Aziz, Ali Ghufron, Ali Imron,
Mubarok alias Utomo Pamungkas, dan Suranto Abdul Gani. Tersangka lain, Dulmatin, tewas
saat penangkapan. Mereka terbukti bersalah melalui pengadilan karena melakukan
pengeboman tersebut. Dalam persidangan, terungkap bahwa para pelaku merupakan anggota
JI.
2. Bom JW Marriot Bom berdaya ledak mirip dengan ledakan bom Bali meledak di Hotel JW
Marriot di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, 5 Agustus 2003. Ledakan tersebut menewaskan
14 orang dan membuat 156 orang luka-luka. Ledakan ini merupakan yang kelima selama
2003. Empat ledakan bom sebelumnya terjadi di lobi Wisma Bhayangkara, belakang gedung
PBB, bandara Soekarno-Hatta, dan halaman gedung MPR/DPR/DPD. Pelaku teror ini
merupakan kelompok JI. Para pelaku yang terlibat telah divonis tujuh sampai 12 tahun
penjara.

B. Penyebab Terjadinya Radikalisme


Faktor ekonomi dan sosial, seperti pengangguran, ketidaksetaraan, dan ketidakpuasan,
telah menjadi pendorong bagi beberapa individu untuk terlibat dalam radikalisme agama.
Propaganda dan pengaruh kelompok ekstremis, baik melalui media sosial maupun dalam
bentuk langsung, telah menjadi tantangan serius. Pemahaman agama yang salah atau distorsi
terhadap Islam telah memainkan peran dalam meradikalisasi individu.
Menurut Kartodirdjo (1985), Menjelaskan bahwa radikalisme merupakan suatu
gerakan sosial yang menolak semua tertib sosial dan ditandai oleh kejengkelan moral yang
kuat untuk melawan dan memusuhi kaum yang mempunyai hak istimewa dan mempunyai
kekuasaan.
Dikarenakan adanya suatu gerakan secara masa yang memberontak didalam suatu
negara untuk melawan negara contohnya teroris.dengan ditandai dengan seorang atau
individu yang tidak mempunyai moral yang baik maka seseorang tersebut akan membuat
gerakan radikalisme atau bergabung dengan gerakan radikalisme.
Menurut Manullang Terorisme merupakan suatu cara untuk merebut kekuasaan dari
kelompok lain, dipicu oleh banyak hal, seperti; pertentangan (pemahaman) agama, ideologi
dan etnis, kesenjangan ekonomi, serta tersumbatnya komunikasi masyarakat dengan
pemerintah, atau karena adanya paham separatisme dan ideologi fanatisme.
Jadi terorisme adalah suatu kelompok yang membentuk suatubpaham untuk
menentang negara dengan tujuan mengganti paham paham dasar negara ataupun ideologi
untuk memecahbelah negara yang nantinya negara tersebut akan dikuasai oleh teroris.

C. Upaya Mencegah dan Mengtasi Radikalisme


Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan Dengan Baik Dan Benar Hal pertama yang
dapat dilakukan untuk mencegah paham radikalisme dan tindak terorisme ialah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Pengenalan tentang ilmu
pengetahuan ini harusnya sangat ditekankan kepada siapapun, terutama kepada para generasi
muda. Hal ini disebabkan pemikiran para generasi muda yang masih mengembara karena rasa
keingintahuannya, apalagi terkait suatu hal yang baru seperti sebuah pemahaman terhadap
suatu masalah dan dampak pengaruh globalisasi. Memahamkan Ilmu Pengetahuan Dengan
Baik Dan Benar.
Hal kedua yang dapat dilakukan untuk mencegah pemahaman radikalisme dan
tindak terorisme ialah memahamkan ilmu pengetahuan dengan baik dan benar. Setelah
memperkenalkan ilmu pengetahuan dilakukan dengan baik dan benar, langkah berikutnya
ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan ilmu pengetahuan tersebut. Karena
tentunya tidak hanya sebatas mengenal, pemahaman terhadap yang dikenal juga diperlukan.
Meminimalisir Kesenjangan Sosial Kesenjangan sosial yang terjadi juga dapat
memicu munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme. Sedemikian sehingga
agar kedua hal tersebut tidak terjadi, maka kesenjangan sosial haruslah diminimalisir.
Apabila tingkat pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu
Negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan rakyat haruslah
diminimalisir.
Menjaga Persatuan Dan Kesatuan Menjaga persatuan dan kesatuan juga bisa
dilakukan sebagai upaya untuk mencegah pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme di
kalangan masyarakat, terbelih di tingkat Negara.
Mendukung Aksi Perdamaian Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan
untuk mencegah tindakan terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini
dilakukan sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat dihentikan.

Ikut Aktif Mensosialisasikan Radikalisme Dan Terorisme. mensosialisasikan di sini


bukan berarti kita mengajak untuk menyebarkan pemahaman radikalisme dan melakukan
tindakan terorisme, namun kita mensosialisasikan tentang apa itu sebenarnya radikalisme dan
terorisme.
BAB 4
PENUTUP
A. Kesimpulan
Radikalisme dikarenakan adanya suatu gerakan secara masa yang memberontak
didalam suatu negara untuk melawan negara contohnya teroris.dengan ditandai dengan
seorang atau individu yang tidak mempunyai moral yang baik maka seseorang tersebut akan
membuat gerakan radikalisme atau bergabung dengan gerakan radikalisme.
Terorisme adalah suatu kelompok yang membentuk suatubpaham untuk menentang
negara dengan tujuan mengganti paham paham dasar negara ataupun ideologi untuk
memecahbelah negara yang nantinya negara tersebut akan dikuasai oleh teroris.

B. Saran
Saran saya sebagai mahasiswa adalah menumbuhkan sikap yang benar dengan memilih
dengan baik untuk berorganisasi dalam masyarakat.
Menyebarkan tindakan anti radikalisme dalam skala masyarakat yang besar supaya
dijangkau semua masyarakat dengan adanya ini maka masyarakat akan mengerti bahayanya
radikalisme dan terorisme untuk negara karena akan merusak persatuan dan kesatuan bangsa
Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai