Anda di halaman 1dari 6

UTS TEORI PERUBAHAN SOSIAL

Nama : Selviana Putri Efendi

NIM : 43010220135

KORBAN GERAKAN RADIKALISME DUNIA MAYA

Zaman digital saat ini, dunia maya menjadi hal pokok yang tidak bisa
lepas dari keseharian masyarakat Indonesia. Di dalam dunia maya
menyuguhkan berbagai hal yang positif maupun negatif, tak jarang kita juga
ikut terpengaruh dalam konten media sosial. Karena dunia maya sangat
gampang mempengaruhi, dunia maya juga digunakan suatu kelompok radikal
untuk menyebarkan paham dan merekrut anggota baru guna menambah
anggota kelompok mereka. Hal ini menjadi ancaman bagi ideologi Pancasila
yang merupakan landasan negara kita. Generasi muda menjadi sasaran empuk
anggota radikal, mereka masih sangat gampang terpengaruh karena
minimnya pengetahuan dan tidak tahunya perbedaan antara ajaran yang benar
dengan ajaran yang tidak benar. Oleh karena itu hal tersebut perlu perhatian
ekstra dan pengawasan dari orang tua untuk mengatasi penyebaran paham
radikalisme.
Terorisme dan radikalisme adalah dua hal yang berkaitan namun
berbeda, radikalisme merupakan suatu ideologi atau paham yang dilakukan
dengan bertujuan untuk merubah tatanan sosial dan politik dengan cara
kekerasan yang terbilang sangat ekstrim ( Fahrizal Syam, 2020). Hal yang
melatar belakangi mereka melakukan kekerasan adalah mereka ingin
mencapai tujuannya dengan waktu yang sangat instan, padahal gerakan
mereka sangat bertentangan dengan sistem sosial Indonesia. Sedangkan
terorisme adalah tindakan kekerasan yang dilakukan kelompok radikal untuk
mencapai tujuan.
Radikaslime menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
radikalisme diartikan sebagai “secara mendasar” , dalam istilah politik radikal
bermakna amat keras menuntut perubahan. KBBI membedakan antara radikal
dan radikalisme. Radikal adalah cara berfikir tentang mencari inti persoalan
masalah. Radikalisme berarti aliran atau paham yang radikal dalam politik
yang menginginkan pembaharuan atau perubahan sosial dan politik melalui
kekerasan ( Hasbiyallah, 2016). Menurut Kartodirjo radikalisme adalah suatu
gerakan sosial yang menolak seluruh tata tertib sosial yang ditandai dengan
kejengkelan moral yang solid untuk merombak, melawan, dan memusuhi
kaum yang memiliki hak istimewa serta kekuasaan.
Terorisme menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan
sebagai penggunaan kekerasan untuk menimbulkan ketakutan dalam
usahanya dalam mencapai tujuan. Kata “teroris” yang berarti pelaku dan kata
“terorisme” yang berarti aksi berasal dari kata lain terere yang berarti
membuat gemetar atau menggetarkan. Terorisme adalah paham yang
berpendapat bahwa penggunaan cara-cara kekerasan dan menimbulkan
ketakutan adalah cara yang benar untuk mencapai tujuan. Terorisme adalah
penggunaan kekuatan secara tidak sah untuk mencapai tujuan-tujuan politik
Target terorisme adalah warga sipil yang tidak bersalah, terorisme mencari
dan mengeksploitasi titik lemah dari sasaran (Abdul Wahid, 2004). Tak hanya
warga sipil teroris juga menargetkan TNI dan Polri sebagai target, mereka
menganggap bahwa siapapun yang mengabdi kepada negara adalah kafir,
termasuk TNI Polri yang dianggap mereka sebagai antek-antek negara (
Yohanes Mega Herdanto, 2021).
Dunia maya adalah media elektronik di dalam jaringan komputer yang
digunakan sebagai media komunikasi secara tidak langsung (Silmi Nurul
Utami, 2023). Dunia maya tidak terbatas ruang dan waktu, dalam dunia maya
kita bisa berinteraksi dari ujung dunia ke ujung dunia lainnya tanpa
menunggu selama berhari-hari, karena dunia maya bersifat instan. Dunia
maya juga dapat memberikan manfaat bagi kehidupan manusia saat ini. Tak
hanya manfaat, dunia maya juga dapat memberikan dampak negatif terhadap
penggunanya.
Radikalisme memiliki dampak yang sangat buruk pada masyarakat
maupun individu, antara lain:
1. Radikalisme sangat berdampak negatif pada perempuan, baik
pelaku, korban. Perempuan paling rentan menjadi korban dan
ketidak adilan dalam kasus radikalisme
2. Radikalisme dapat memicu konflik dan mengancam keamanan
negara dan keamanan dunia. Fenomena radikalisme telah
menyebar di berbagai belahan dunia dengan cepat sehingga
menganggu stabilitas sosial dan kerukunan antar agama dan
komunitas.
3. Radikalisme dapat mempengaruhi individu untuk melakukan
tindakan kekerasan dan terorisme, karena menurut mereka hal
yang benar adalah yang mereka anut. Hal ini dapat merusak
kehidupan dan hubungan sosial antar keluarga dan masyarakat
4. Radikalisme saat ini sudah menyebar ke media sosial, media sosial
digunakan sebagai alat untuk menyebarkan paham radikalisme.
Disisi lain media sosial juga dapat digunakan sebagai alat
penolakan paham radikalisme dengan menyebarkan ilmu agama
yang benar dan opini yang kontra dengan tindakan radikal (Agus
Mustofa, 2023).
Untuk mengatasi faham radikalisme perlu adanya pendekatan yang
kompleks, berikut adalah cara-cara atau langkah-langkah yang dapat
membantu untuk mengatasi faham radikalisme:
1. Edukasi kepada masyarakat guna meningkatkan kesadaran
tentang resiko radikalisme dan konsekuensi yang akan dihadapi
setelahnya. Edukasi ini dapat dilakukan melalui program
pendidikan dan kampanye mengenai akibat dan konsekuensi bila
mengikuti ajaran radikal (Azra Azyumadi, 1993).
2. Melakukan pendekatan dengan melakukan komunikasi tanpa
menyalahkan secara langsung kepada individu yang kemungkinan
besar akan terpengaruh paham radikal. Namun perlu digaris
bawahi saat kita melakukan pendekatan kita jangan langsung
menyalahkan mereka namun kita beri pengertian secara perlahan
bahwa paham mereka tidak sesuai dengan syariat Islam (Quintan
Wictorowicz, 2012).
3. Memperkuat pehaman nilai-nilai demokrasi, toleransi, pluralisme
adalah langkah kunci dalam menghadapi radikalisme.
4. Mengawasi aktivitas sosial media dan memerangi paham
radikalisme dengan memberikan opini yang benar sesuai syariat
Islam.
Faktor-faktor yang membuat anak muda terjerumus ke paham
radikalisme antara lain, faktor situasi dan kondisi, faktor psikologis yang
masih labil, kurangnya pendidikan dan literasi, pengaruh lingkungan, faktor
ekonomi (Kayus Kayowuan Lewoleba, 2023). Faktor-faktor diatas menjadi
pemicu mengapa anak muda lebih rentan terjerumus ke paham radikalisme.
Kita sebagai anak muda harus bisa membedakan mana ajaran yang benar
dengan ajaran yang tidak benar. Bagaimana anak muda bisa mengerti mana
yang benar dan yang salah?, tentunya dengan perbanyak belajar agama
dengan kiyai atau ustadz yang benar-benar terjamin kualitasnya.
Bisa kita ambil kesimpulan bahwa radikalisme adalah aliran atau
paham yang bertujuan ingin mengubah tatanan sosial dengan menggunakan
cara kekerasan. Radikal dengan radikalisme adalah dua hal yang sama namun
berbeda makna, istilah radikal masih bisa bermakna positif sedangkan
radikalisme menjurus ke makna negatif. Makna terorisme tak jauh beda
dengan radikalisme, terorisme biasanya juga melakukan kekerasan untuk
menimbulkan rasa takut yang bertujuan membuat masyarakat merasa takut
dan cemas. Penyebaran paham radikalisme saat ini sangat cepat dan mudah
karena anggota mereka memposting ajaran mereka ke dalam dunia maya,
sedangkan yang sering mengakses dunia maya adalah anak remaja. Inilah
yang menjadi faktor utama mengapa anak remaja rentan terjerumus ke paham
radikalisme, tak hanya itu saja ada beberapa faktor yang memicu anak muda
rentan terpengaruh paham tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Syam, Fahrizal, 2020, Apa Perbedaan Radikalisme dan Terorisme?,


https://makassar.tribunnews.com/2020/11/03/apa-perbedaan-
radikalisme-dan-terorisme-berikut-penjelasan-direktur-pencegahan-
bnpt , (diakses pada 05 November 2023 pukul 18.00)

Hasbiyallah, dkk, 2016, Deradikalisasi Islam Indonesia; Studi Pemikiran


Islam Nadhlatul Ulama Laporan Penelitian Kelompok, Bandung:
Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UIN Sunan
Gunung Djati Bandung.

Wahid,Abdul, dkk., 2004, Kejahatan Terorisme dalam Perspektif Agama,


HAM, dan Hukum, Bandung: PT Reflika Aditama.

Herdanto, Yohanes Mega., 2021, Penyebab Teroris Menargetkan Polri,


https://www.kompas.id/baca/riset/2021/04/07/penyebab-teroris-
menargetkan-polisi ( diakses pada 05 November 2023 pukul 18.05)

Utami, Silmi Nurul., 2023, Sifat-Sifat Dunia Maya,


https://www.kompas.com/skola/read/2023/01/14/150000569/sifat-
sifat-dunia-maya?page=all, (diakses pada 05 November 2023 pukul
17.56)

Mustofa, Agus, 2023, Beragama Dengan Akal Sehat, Padang Makasar:


Padma Press.

Azyumadi, Azra, 2006, Mahasiswa Siyasah Syar’iyyah di Indonesia; Belajar


Lebih Bijak, Politik Hukum Islam di Indonesia,21.

Lewoleba, Kaynz Kayowuan., 2023, Kajian Faktor Penyebab dan Upaya


Pencegahan Radikalisme di Kalangan Remaja, Jurnal Ilmiah
Hospitality, 12(1).

Wictorowitcz, Quintan, 2012, Gerakan Sosial Islam: Teori, Pendekatan, dan


Studi Kasus, Jakarta: Gading Publishing.
S

Anda mungkin juga menyukai