Anda di halaman 1dari 10

PROYEK KEWARGANEGARAAN

MENCEGAH TIMBULNYA GERAKAN-GERAKAN RADIKALISME DAN


TERORISME DI INDONESIA

Anggota Kelompok :

Adiyatama Taufik I (1)


Celia Audri (11)
Imanuel Raditya (18)
Keisha Alina (21)
Louise Jannet D (23)
Nadhira Rianty (27)

KELAS XII MIPA 4


SMAN 34 JAKARTA
TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Radikalisme merupakan salah satu paham yang berkembang di masyarakat
yang menuntut adanya perubahan dengan jalan kekerasan. Jika ditinjau dari
sudut pandang keagamaan, radikalisme dapat diartikan sebagai sifat fanatisme
yang sangat tinggi terhadap agama yang berakibat terhadap sikap penganutnya
yang menggunakan kekerasan dalam mengajak orang lain yang berbeda paham
untuk sejalan dengan paham yang mereka anut. Di Indonesia, meningkatnya
radikalisme ditandai dengan berbagai aksi kekerasan dan teror (Mulyadi, 2017).
Aksi-aksi teror yang sering terjadi adalah yang disebut terorisme. Hingga tahun
kemarin di Indonesia masih terjadi kasus-kasus teror seperti ledakan bom di
Kampung Melayu pada 24 Mei 2017, ditemukannya bahan-bahan peledak di
rumah-rumah terduga teroris seperti yang ditemukan di Bandung yang membuat
pemerintah harus melakukan berbagai cara untuk menanggulangi teror yang
terjadi.

Upaya melawan radikalisme dan terorisme tidak luput dilakukan oleh Indonesia.
Tentunya yang terlibat bukan hanya kalangan pemerintah saja, tetapi juga
seluruh rakyat sebagai satu kesatuan, terutama kaum pemudipemuda. Kaum
pemuda sebagai generasi penerus bangsa sekaligus menjadi ujung tombak
untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan akan radikalisme dan
terorisme. Di samping juga anak-anak yang masih dalam tahap pembentukan
pribadinya sehingga memerlukan bimbingan khusus dari orang tua tentunya agar
nantinya tidak terseret dalam paham radikalisme serta tindak terorisme.

1.2. Rumusan masalah


Berdasarkan topik yang dipilih, maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan
sebagai berikut :
1) Adakah korelasi antara radikalisme dengan terorisme?
2) Faktor penyebab lahirnya paham radikalisme dan terorisme
3) Faktor pendorong adanya radikalisme dan terorisme
4) Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak semakin
menjamur?

BAB II

ISI PEMBAHASAN

2.1. Adakah Korelasi antara Radikalisme dengan Terorisme?


Penyebab tumbuh suburnya terorisme diduga akibat dari semakin meluasnya
semangat radikal yang tumbuh di beberapa negara. Selama radikalisme ada,
jaringan teroris itu akan tetap hidup. Terorisme merupakan anak kandung dari
radikalisme dan radikalisme merupakan gerakan politik yang dilakukan dengan
cara kekerasan. Wacana terorisme merupakan barang lama dalam dunia
ideologi di Indonesia dan mereka saling memiliki hubungan sejarah yang kuat.

Semua aksi ini disebabkan oleh paham radikalisme dimana radikalisme ini
merupakan embrio dari lahirnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu sikap
yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence)
dan aksi-aksi yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan
paham radikal. 1) intoleran (tidak mau menghargai pendapat &keyakinan orang
lain), 2) fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah), 3)
eksklusif (membedakan diri dari umat Islam umumnya) dan 4) revolusioner
(cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan).

Perjuangan ideologi dibagi dalam dua jalur yaitu jalur kekerasan dan politik. Dan,
sepanjang perjuangan ideologi melalui jalur politik memang tidak bisa dibubarkan
tapi hanya dibatasi agar tidak melakukan kekerasan.Mau pakai wacana syariat
apa pun tidak bisa dihukum. Mau organisasi apa pun tidak bisa dilarang, karena
dalam alam demokrasi tidak ada yang dihukum karena ideologi, tapi asal jangan
dengan kekerasan.

Keterkaitan antara paham radikal dan terorisme memang tidak dapat


terpisahkan, paham radikial telah memanifiestasikan pemikiran seseorang untuk
bertindak menyimpang dalam menjalankan suatu hal yang mengatasnamakan
agama. Terorisme merupakan sebuah fenomena yang tidak dapat ditanggulangi
hanya dengan sebuah kebijakan, namun harus ada juga dukungan dari
masyrakat untuk dapat lebih memahami menganai paham-paham yang dibawa
oleh suatu komunitas. Terutama pada kalangan mahasiswa, karena pada
kalangan ini pemahaman yang bersifat radikal sangat mudah untuk disebar
luaskan, maka dari itu pemerintah juga harus melakukan peninjauan terhadap
kurikulum dan penggunaan ruang pendidikan yang ada.

2.2. Faktor penyebab lahirnya paham radikalisme dan terorisme


Munculnya radikalisme dan terorisme ditimbulkan oleh beberapa faktor. Factor-
faktor yang bisa menimbulkan adanya ide-ide radikalisme dan terorisme antara
lain:
a) Pendidikan Rendah
Latar belakang pendidikan yang rendah dianggap merupakan salah satu
penyebab mengapa generasi muda ataupun anak sekolahan sangat tertarik
untuk terlibat dalam kegiatan radikal. Acapkali generasi muda tidak memiliki
pengetahuan yang memadai untuk mencari jalan alternatif penyelesaian
suatu masalah selain bertindak radikal ataupun melakukan aksi-aksi ekstrim.

b) Krisis Identitas
Secara umum, target perekrutan anggota kelompok radikal ataupun
ekstrimisme acapkali berasal dari kelompok generasi muda yang masih
dalam tahap pencaharian jati diri. Dalam proses perekrutan, generasi muda
sangat rentan terhadap tekanan kelompok dan juga membutuhkan sebuah
panutan hidup. Tekanan kelompok dilakukan dengan adanya perekrutan dan
seleksi oleh organisasi radikal berkedok kelompok keagamaan dan forum
studi yang terbatas.
c) Minimnya Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi yang kurang memadai disertai dengan sikap apatis
terhadap kondisi kehidupan lingkungan sekitar, dapat dianggap menjadi salah
satu faktor penyebab untuk menarik generasi muda dalam melakukan
tindakan radikal.

d) Keterasingan secara Sosial dan Budaya


Adanya rasa keterasingan di lingkungan dan jarak diantara masyarakat
umum dengan hubungan anggota radikal merupakan salah satu penyebab
yang membuat generasi mudah rentan bergabung dengan organisasi radikal.
Sehingga, dengan adanya rasa keterasingan dan jarak tersebut, kelompok
terorisme yang tidak merasa menjadi bagian dimasyarakat akan merasa tidak
memiliki hubungan emosional dan terikat terhadap masyarakat
disekelilingnya.

e) Keterbatasan Akses Politik


Aspirasi politik yang tidak tersalurkan melalui jalur politik formal berdasarkan
kaedah hukum yang berlaku, acapkali menjadi salah satu alasan untuk
sebuah organisasi melakukan aksi radikal. Sehingga dengan melakukan aksi
dan tindakan radikal yang cenderung “nyeleneh” dimata masyarakat,
dianggap sebagai sebuah solusi atau terobosan kontroversial untuk dapat
menyampaikan pesan organisasi ke masyarakat luas. Adanya rasa ketakutan
mendalam, diharapkan oleh sebuah organisasi radikal akan membuat pesan
yang ingin disampaikan tertanam dan melekat dibenak target khalayak.

2.3. Faktor Pendorong Adanya Radikalisme dan Terorisme


Radikalisme dan terorisme memiliki beberapa faktor yang mendukung
munculnya kedua masalah tersebut. Beberapa faktor tersebut yaitu:
1) Faktor-faktor Sosial-Politik
Gejala kekerasan “agama” lebih tepat dilihat sebagai gejala sosial-politik
daripada gejala keagamaan. Gerakan yang secara salah kaprah oleh Barat
disebut sebagai radikalisme Islam itu lebih tepat dilihat akar
permasalahannya dari sudut konteks sosial-politik dalam kerangka historisitas
manusia yang ada di masyarakat.

2) Faktor Emosi Keagamaan


Harus diakui bahwa salah satu penyebab gerakan radikalisme adalah faktor
sentimen keagamaan, termasuk di dalamnya adalah solidaritas keagamaan
untuk kawan yang tertindas oleh kekuatan tertentu. Tetapi hal ini lebih tepat
dikatakan sebagai faktor emosi keagamaannya, dan bukan agama (wahyu
suci yang absolut) walalupun gerakan radikalisme selalu mengibarkan
bendera dan simbol agama seperti dalih membela agama.

3) Faktor Kultural
Ini juga memiliki andil yang cukup besar yang melatar belakangi munculnya
radikalisme. Hal ini wajar karena memang secara kultural, sebagaimana
diungkapkan Musa Asy’ari bahwa di dalam masyarakat selalu diketemukan
usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan tertentu
yang dianggap tidak sesuai.

4) Faktor Ideologis Anti Westernisme


Westernisme merupakan suatu pemikiran yang membahayakan Muslim
dalam mengaplikasikan syari’at Islam. Sehingga simbol-simbol Barat harus
dihancurkan demi penegakan syari’at Islam.

5) Faktor Kebijakan Pemerintah


Ketidakmampuan pemerintahan di negara-negara Islam untuk bertindak
memperbaiki situasi atas berkembangnya frustasi dan kemarahan sebagian
umat Islam disebabkan dominasi ideologi, militer maupun ekonomi dari
negera-negara besar.

2.4. Berbagai cara mencegah radikalisme dan terorisme agar tidak


semakin menjamur?
Radikalisme dan terorisme yang ada di Indonesia perlu diatasi, salah satunya
dengan sikap pencegahan. Pencegahan yang dapat dilakukan oleh bangsa
Indonesia antara lain:
1) Memperkenalkan Ilmu Pengetahuan dengan Baik Dan Benar
Pengenalan tentang ilmu pengetahuan ini harusnya sangat ditekankan
kepada siapapun, terutama kepada para generasi muda. Hal ini disebabkan
pemikiran para generasi muda yang masih mengembara karena rasa
keingintahuannya. palagi terkait suatu hal yang baru seperti sebuah
pemahaman terhadap suatu masalah dan dampak pengaruh globalisasi.

2) Memahamkan Ilmu Pengetahuan dengan Baik Dan Benar


Setelah memperkenalkan ilmu pengetahuan dilakukan dengan baik dan
benar, langkah berikutnya ialah tentang bagaimana cara untuk memahamkan
ilmu pengetahuan tersebut. Karena tentunya tidak hanya sebatas mengenal,
pemahaman terhadap yang dikenal juga diperlukan. Sedemikian sehingga
apabila pemahaman akan ilmu pengetahuan, baik ilmu umum dan ilmu
agama sudah tercapai, maka kekokohan pemikiran yang dimiliki akan
semakin kuat. Dengan demikian, maka tidak akan mudah goyah dan
terpengaruh terhadap pemahaman radikalisme sekaligus tindakan terorisme
dan tidak menjadi penyebab lunturnya bhinneka tunggal ika sebagai
semboyan Indonesia.

3) Meminimalisir Kesenjangan Sosial


Agar munculnya pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak
terjadi, maka kesenjangan sosial haruslah diminimalisir. Apabila tingkat
pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme tidak ingin terjadi pada suatu
Negara termasuk Indonesia, maka kesenjangan antara pemerintah dan
rakyat haruslah diminimalisir. Caranya ialah pemerintah harus mampu
merangkul pihak media yang menjadi perantaranya dengan rakyat sekaligus
melakukan aksi nyata secara langsung kepada rakyat. Begitu pula dengan
rakyat, mereka harusnya juga selalu memberikan dukungan dan kepercayaan
kepada pihak pemerintah bahwa pemerintah akan mampu menjalankan
tugasnya dengan baik sebagai pengayom rakyat dan pemegang kendali
pemerintahan Negara.

4) Menjaga Persatuan Dan Kesatuan


Sebagaimana kita sadari bahwa dalam sebuah masyarakat pasti terdapat
keberagaman atau kemajemukan, terlebih dalam sebuah Negara yang
merupakan gabungan dari berbagai masyarakat. Oleh karena itu, menjaga
persatuan dan kesatuan dengan adanya kemajemukan tersebut sangat perlu
dilakukan untuk mencegah masalah radikalisme dan terorisme. Salah satu
yang bisa dilakukan dalam kasus Indonesia ialah memahami dan
penjalankan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, sebagaimana
semboyan yang tertera di sana ialah Bhinneka Tunggal Ika.

5) Mendukung Aksi Perdamaian


Aksi perdamaian mungkin secara khusus dilakukan untuk mencegah tindakan
terorisme agar tidak terjadi. Kalau pun sudah terjadi, maka aksi ini dilakukan
sebagai usaha agar tindakan tersebut tidak semakin meluas dan dapat
dihentikan. Namun apabila kita tinjau lebih dalam bahwa munculnya tindakan
terorisme dapat berawal dari muncul pemahaman radikalisme yang sifatnya
baru, berbeda, dan cenderung menyimpang sehingga menimbulkan
pertentangan dan konflik. Oleh karena itu, salah satu cara untuk mencegah
agar hal tersebut (pemahaman radikalisme dan tindakan terorisme) tidak
terjadi ialah dengan cara memberikan dukungan terhadap aksi perdamaian
yang dilakukan, baik oleh negara (pemerintah), organisasi/ormas maupun
perseorangan.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Radikalisme dan terorisme masih menjadi pengaruh yang besar di Indonesia.
Hal tersebut tidak terjadi di Indonesia saja, melainkan bangsa lain juga menderita
masalah yang sama. Selama radikalisme ada, jaringan teroris itu akan tetap
hidup, karena terorisme sendiri itu merupakan anak kandung dari radikalisme
dan radikalisme merupakan gerakan politik yang dilakukan dengan cara
kekerasan. Munculnya radikalisme dan terorisme itu sendiri biasanya disebabkan
oleh kesenjangan hidup yang dialami di negaranya sendiri, dengan tambahan
dorongan ideologi-ideologi radikal. Selain itu dengan adanya faktor agama juga
mendorong terjadinya isu radikalisme dan terorisme.

Menyikapi kedua permasalahan tersebut, ada pencegahan yang dapat


dilakukan. Pencegahan tersebut mampu menekan pengaruh radikalisme dan
terorisme di kalangan masyarakat. Pihak yang terlibat pun tidak mungkin
pemerintah atau rakyat saja. Bangsa Indonesia harus bersatu untuk bertempur
melawan radikalisme dan terorisme.
DAFTAR PUSTAKA
https://news.detik.com/berita/d-619472/radikalisme-akar-terorisme

http://rulkamal.blogspot.com/2016/12/penyebab-munculnya-gerakan-radikalisme.html

https://www.kompasiana.com/ikkewardah/5ed0cc13097f364973471252/cara-
mencegah-radikalisme-dan-terorisme?page=all

http://repository.uinsu.ac.id/5160/1/Deradikalisasi%20gerakan%20teroris.pdf

Anda mungkin juga menyukai