Anggota Kelompok :
PENDAHULUAN
Upaya melawan radikalisme dan terorisme tidak luput dilakukan oleh Indonesia.
Tentunya yang terlibat bukan hanya kalangan pemerintah saja, tetapi juga
seluruh rakyat sebagai satu kesatuan, terutama kaum pemudipemuda. Kaum
pemuda sebagai generasi penerus bangsa sekaligus menjadi ujung tombak
untuk melakukan pencegahan dan pemberantasan akan radikalisme dan
terorisme. Di samping juga anak-anak yang masih dalam tahap pembentukan
pribadinya sehingga memerlukan bimbingan khusus dari orang tua tentunya agar
nantinya tidak terseret dalam paham radikalisme serta tindak terorisme.
BAB II
ISI PEMBAHASAN
Semua aksi ini disebabkan oleh paham radikalisme dimana radikalisme ini
merupakan embrio dari lahirnya terorisme. Radikalisme merupakan suatu sikap
yang mendambakan perubahan secara total dan bersifat revolusioner dengan
menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastis lewat kekeraan (violence)
dan aksi-aksi yang ekstrem. Ada beberapa ciri yang bisa dikenali dari sikap dan
paham radikal. 1) intoleran (tidak mau menghargai pendapat &keyakinan orang
lain), 2) fanatik (selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah), 3)
eksklusif (membedakan diri dari umat Islam umumnya) dan 4) revolusioner
(cenderung menggunakan cara-cara kekerasan untuk mencapai tujuan).
Perjuangan ideologi dibagi dalam dua jalur yaitu jalur kekerasan dan politik. Dan,
sepanjang perjuangan ideologi melalui jalur politik memang tidak bisa dibubarkan
tapi hanya dibatasi agar tidak melakukan kekerasan.Mau pakai wacana syariat
apa pun tidak bisa dihukum. Mau organisasi apa pun tidak bisa dilarang, karena
dalam alam demokrasi tidak ada yang dihukum karena ideologi, tapi asal jangan
dengan kekerasan.
b) Krisis Identitas
Secara umum, target perekrutan anggota kelompok radikal ataupun
ekstrimisme acapkali berasal dari kelompok generasi muda yang masih
dalam tahap pencaharian jati diri. Dalam proses perekrutan, generasi muda
sangat rentan terhadap tekanan kelompok dan juga membutuhkan sebuah
panutan hidup. Tekanan kelompok dilakukan dengan adanya perekrutan dan
seleksi oleh organisasi radikal berkedok kelompok keagamaan dan forum
studi yang terbatas.
c) Minimnya Kondisi Ekonomi
Keadaan ekonomi yang kurang memadai disertai dengan sikap apatis
terhadap kondisi kehidupan lingkungan sekitar, dapat dianggap menjadi salah
satu faktor penyebab untuk menarik generasi muda dalam melakukan
tindakan radikal.
3) Faktor Kultural
Ini juga memiliki andil yang cukup besar yang melatar belakangi munculnya
radikalisme. Hal ini wajar karena memang secara kultural, sebagaimana
diungkapkan Musa Asy’ari bahwa di dalam masyarakat selalu diketemukan
usaha untuk melepaskan diri dari jeratan jaring-jaring kebudayaan tertentu
yang dianggap tidak sesuai.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Radikalisme dan terorisme masih menjadi pengaruh yang besar di Indonesia.
Hal tersebut tidak terjadi di Indonesia saja, melainkan bangsa lain juga menderita
masalah yang sama. Selama radikalisme ada, jaringan teroris itu akan tetap
hidup, karena terorisme sendiri itu merupakan anak kandung dari radikalisme
dan radikalisme merupakan gerakan politik yang dilakukan dengan cara
kekerasan. Munculnya radikalisme dan terorisme itu sendiri biasanya disebabkan
oleh kesenjangan hidup yang dialami di negaranya sendiri, dengan tambahan
dorongan ideologi-ideologi radikal. Selain itu dengan adanya faktor agama juga
mendorong terjadinya isu radikalisme dan terorisme.
http://rulkamal.blogspot.com/2016/12/penyebab-munculnya-gerakan-radikalisme.html
https://www.kompasiana.com/ikkewardah/5ed0cc13097f364973471252/cara-
mencegah-radikalisme-dan-terorisme?page=all
http://repository.uinsu.ac.id/5160/1/Deradikalisasi%20gerakan%20teroris.pdf