Anda di halaman 1dari 9

RANGKUMAN MATERI KELAS XII : Kasus-Kasus Pelanggaran

Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


A. Makna Hak & Kewajiban Warga Negara
 Hak adalah semua hal yang diperoleh / didapatkan setelah melakukan
kewajiban.
 Hak Asasi Manusia adalah hak yang melekat pada diri setiap pribadi manusia.
Tidak dibatasi status kewarganegaraan (universal), semua HAM masuk ke
dalam hak warga negara.
 Hak Warga Negara adalah hak yang melekat pada warga negara, hak ini
dibatasi status kewarganegaraan.
  Kewajiban adalah segala sesuatu yang harus dilakukan dengan penuh
tanggung jawab.
   Kewajiban Asasi adalah kewajiban dasar setiap orang, tidak dibatasi status
kewarganegaraan.
 Kewajiban Warga Negara adalah kewajiban sebagai warga negara, dibatasi oleh
status kewarganegaraan, cakupan luas meliputi kewajibaan asasi.
 Hak & Kewajiban memiliki hubungan kausalitas (sebab akibat), tidak dapat
dipisahkan, karena dari kewajiban itulah muncul hak dan sebaliknya.

B. Substansi Hak & Kewajiban Warga Negara dalam Pancasila


Pancasila mengatur hak & kewajiban warga negara dengan cara menjamin
HAM melalui nilai-nilai yang terkandung dalam nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis.
1. Hak & Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Dasar Sila-Sila Pancasila
Berkaitan dengan hakikat kelima sila pancasila :
 Nilai Ketuhanan
 Nilai Kemanusiaan
 Nilai Persatuan
 Nilai Kerakyatan
 Nilai Keadilan
Nilai-nilai tersebut bersifat universal. Terkandung cita-cita, tujuan, nilai
baik & benar, bersifat tetap, dan melekat pada kelangsungan hidup negara.
 Sila “Ketuhanan Yang Maha Esa”
 Hak → bebas memeluk agama sesuai kepercayaan, bebas beribadah
sesuai agama masing-masing
 Kewajiban :
a. Tolong-menolong & kerja sama dengan pemeluk agama lain sesuai
situasi dan kondisi
b. Toleransi
c. Tidak memaksakan suatu agama

 Sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab


 Hak → mendapat kedudukan yang sama di dalam hukum dan
perlindungan hukum
 Kewajiban :
a. Mengakui persamaan
b. Saling mencintai
c. Tenggang rasa
d. Melakukan kegiatan kemanusiaan
 Sila “Persatuan Indonesia”
 Hak → menjamin pengembangan budaya sebagai ciri keberagaman bangsa
untuk memperkaya budaya nasional
 Kewajiban :
a. Mengutamakan kepentingan bangsa
b. Rela berkorban untuk kepentingan bangsa
c. Cinta tanah air
d. Mengembangkan persatuan Indonesia
e. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan

 Sila “ Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawarakatan/Perwakilan”
 Hak → jaminan partisipasi politik yaitu kebebasan berpendapat dan
berorganisasi, serta hak berpartisipasi dalam pemilu
 Kewajiban :
a. Mengutamakan mengambil keputusan dengan musyawarah mufakat
b. Tidak memaksakan kehendak
c. Menghargai pendapat orang lain
d. Mempercayai wakil rakyat

 Sila “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”


 Hak → diakui hak milik perorangan & dilindungi pemanfaatannya, serta
diberi kesempatan sebesar-besarnya
 Kewajiban :
a. Gotong royong
b. Kekeluargaan
c. Bekerja keras
d. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan

2. Hak & Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Instrumental Sila-Sila Pancasila
Nilai instrumental merupakan penjabaran dari nilai-nilai dasar.
Perwujudannya berupa ketentuan konstitusional (UUD-perda).
a. Hak atas kewarganegaraan
 Pasal 26 ayat (1) dan (2)
1) Yang menjadi warga negara ialah orang-orang bangsa Indonesia asli
dan orang-orang lain yang disahkah dalam undang-undang sebagai
warga negara.
2) Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang-orang asing yang
bertempat tinggal di Indoneasia.

b. Kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah


 Pasal 27 ayat (1)
 Hak → kedudukan yang sama dalam hukum & pemerintah
 Kewajiban → menjunjung hukum & pemerintahan

c. Hak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan


 Pasal 27 ayat (2)
 Hak → memperoleh kehidupan dan pekerjaan yang layak
 Peraturan perundang-undangan yang mengatur hal tersebut  UU
agraria, tenaga kerja, penanaman modal, dan lainnya
d. Hak dan kewajiban bela negara
 Pasal 27 ayat (3)
 Upaya pembelaan negara merupaka hak dan kewajiban bagi setiap
warna negara

e. Kebebasan berserikat dan berkumpul


 Pasal 28
 Hak  berserikat, kebebasan berkumpul, dan kebebasan berpendapat
 Kewajiban  mematuhi peraturan tentang hak-hak tersebut

f. Kemerdekaan memeluk agama


 Pasal 29 (1) dan (2)
1) Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa
2) Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya
dan kepercayaannya itu

g. Pertahanan dan keamanan Negara


 Pasal 30 ayat (1) dan (2)
›          Hak dan kewajiban warga negara ikut serta dalam usaha pertahanan dan
keamanan negara
H.   Hak mendapat pendidikan
  Pasal 31 ayat (1), (2) dan (3)
(1)  Hak memperoleh pendidikan
(2) Kewajiban mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayai
(3) Pemerintah menciptakan sistem pendidikan
I.    Kebudayaan nasional Indonesia
  Pasal 32 ayat (1) dan (2)
(1)  Hak warga negara untuk mengembangkan nilai-nilai budaya
(2) Hak mengembangkan dan menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa nasional
J.   Perekonomian nasional
  Pasal 33 ayat (1), (2), (3), (4), dan (5)
(1)  Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan.
(2) Cabang-cabang produksi yang penting bagi Negara dan yang menguasai hajat
hidup orang banyak dikuasai oleh Negara.
(3) Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
(4) Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan
prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan,
kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi
nasional.
(5) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang.
K.    Kesejahteraan sosial
  Pasal 34 ayat (1), (2), (3), dan (4)
(1)  Fakir miskin dan anak-anak yang terlantar dipelihara oleh negara
(2) Negara mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan
memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu sesuai dengan martabat
kemanusiaan
(3) Negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan
fasilitas pelayanan umum yang layak
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam undang-
undang
3.    Hak & Kewajiban Warga Negara dalam Nilai Praksis Sila-Sila Pancasila
  Perwujudan nilai instrumental
  Realisasi dari ketentuan-ketentuan yang termuat dalam perundang-undangan
yang terwujud dalam sikap dan tindakan sehari-hari

C.    Kasus Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


1.  Penyebab Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
       Sikap egois (mementingkan diri sendiri)
       Rendahnya kesadaran berbangsa dan bernegara
       Sikap tidak toleran
       Penyalahgunaan kekuasaan
       Ketidaktegasan aparat penegak hukum
       Penyalahgunaan teknologi
2.  Kasus Pelanggaran Hak Warga Negara
       Proses penegakan hukum masih belum optimal
  (Pasal 27 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)
›          untuk menjunjung hukum
       Tingkat kemiskinan dan pengangguran
  (Pasal 27 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)
›          hak mendapat pekerjaan yang layak
       Banyaknya kasus HAM
  (Pasal 28A – 28J UUD NRI Tahun 1945)
›          menjamin HAM
       Tindak kekerasan atas nama agama
  (Pasal 29 ayat (2) UUD NRI Tahun 1945)
›          menjamin kebebasan beragama
       Angka putus sekolah tinggi
  (Pasal 31 ayat (1) UUD NRI Tahun 1945)
›          hak mendapat pendidikan
       Pelanggaran hak cipta
3.  Kasus Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
       Diakibatkan sifat egois dan rendahnya kesadaran
       Contoh pengingkaran kewajiban :
  Membuang sampah sembarangan
  Melanggar aturan lain
  Merusak fasilitas
  Tidak membayar pajak
  Tidak berpartisipasi dalam usaha pertahanan dan keamanan negara

D.   Penanganan Pelanggaran Hak dan Pengingkaran Kewajiban Warga Negara


1.     Upaya Pemerintah
Solusi terbaik adalah dengan mencegah timbulnya faktor penyebab pelanggaran hak
dan pengingkaran kewajiban warga negara :
      Supremasi hukum dan demokrasi harus ditegakkan
  pendekatan hukum (searah)
  pendekatan dialogis (2 arah, pemerintah & rakyat)
       Mengoptimalkan peran lembaga-lembaga
  KPK, Lembaga Ombudsman, Komnas HAM, dan lainnya
       Meningkatkan pengawasan
       Meningkatkan kualitas pelayanan
       Meningkatkan penyebarluasan prinsip-prinsip bernegara
       Meningkatkan profesionalisme
       Meningkatkan kerja sama
Lembaga-lembaga penegak hukum :
a.     Kepolisian
›          penanganan pelanggaran terhadap hak warga negara untuk mendapat rasa
aman.
b.     TNI
›          penanganan gerakan separatisme, ancaman keamanan dari luar
c.     KPK
›          penanganan kasus korupsi dan penyalahgunaan uang negara
d.     Lembaga Peradilan
›          menjatuhkan vonis atas kasus pelanggaran hak dan pengingkaran kewajiban
warga negara
2.    Membangun Partisipasi Rakyat dalam Mencegah Pelanggaran Hak dan
Pengingkaran Kewajiban Warga Negara
      Harus ada kerja sama yang baik antara pemerintah dan warga negara dalam
mencegahnya

Sumber :

Buku Paket Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan/Kementerian Pendidikan dan


Kebudayaan, 2018

http://uny.ac.id

Wassalamualaikum wr. wb.


Ringkasan Materi Kelas XII BAB II
PERLINDUNGAN DAN PENEGAKKAN HUKUM di INDONESIA .
A. Pengertian perlindungan hukum
 Menurut Philipus M. Hadjon berpendapat bahwa Perlindungan Hukum adalah
perlindungan akan harkat dan martabat, serta pengakuan terhadap hak-hak
asasi manusia yang dimiliki oleh subyek hukum berdasarkan ketentuan
hukum dari kesewenangan.
 Menurut CST Kansil Perlindungan Hukum adalah berbagai upaya hukum yang
harus diberikan oleh
 aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pikiran
maupun fisik dari gangguan dan
 berbagai ancaman dari pihak manapun.

B. Sarana Perlindungan Hukum


1. Sarana Perlindungan Hukum Preventif
Pada perlindungan hukum preventif ini, subyek hukum diberikan
kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu
keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif. Tujuannya adalah
mencegah terjadinya sengketa.
2. Sarana Perlindungan Hukum Represif
Perlindungan hukum yang represif bertujuan untuk menyelesaikan
sengketa. Penanganan perlindungan hukum oleh Pengadilan Umum dan
Peradilan Administrasi di Indonesia termasuk kategori perlindunga hukum ini

C. Lembaga Peradilan
Lembaga peradilan adalah alat perlengkapan negara yang diberi tugas
mempertahankan tetap tegaknya hukum nasional. Adapun lembaga peradilan
yaitu :
 Mahkamah Agung
Mahkamah Agung adalah pengadilan negara tertinggi dari semua
lingkungan peradilan, yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari
pengaruh pemerintah dan pengaruh-pengaruh yang lain.Susunan MA terdirin
dari Pimpinan, Hakim Anggota, dan Sekretaris MA. Pimpinan MA terdiri dari
seorang Ketua, dua Wakil Ketua, dan beberapa orang Ketua Muda, yang
kesemuanya dalah Hakim Agung dan jumlahnya paling banyak 60 orang.
Sedangkan beberapa direktur jendral dan kepala badan.

 Mahkamah Konstitusi
Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu lembaga negara yang
melakukan kekuasaan kehakiman yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan  guna menegakan hukum dan keadilan.Susunan MK terdiri dari
seorang Ketua merangkap anggota, seorang Wakil Ketua merangkap anggota,
serta 7 orang anggota hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan
Presiden. Hakim konstitusi harus memiliki syarat: memiliki intergritas dan
kepribadian yand tidak tercela; adil; dan negarawan yang menguasai konstitusi
ketatanegaraan.

 Pengadilan di Lingkungan Peradilan Umum


Peradilan umum adalah salah satu pelaku kekuasaan kehakiman bagi
rakyat pencari keadilan pada umumnya. Kekuasaan kehakiman di lingkungan
Peradilan Umum dilaksanakan oleh Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi.

1. Pengadilan Negeri
Pengadilan negeri merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di Ibukota Kabupaten/
Kota, dan memiliki daerah hukum mencakup wilayah Kabupaten/ Kota
tersebut.
2. Pengadilan Tinggi
Pengadilan tinggi merupakan organ kekuasaan kehakiman dalam
lingkungan Peradilan Umum yang berkedudukan di ibukota Propinsi, dan
memiliki daerah hukum mencakup wilayah Propinsi.

 Pengadilan di Lingkungan Peradilan Agama


1. Pengadilan Agama
Pengadilan Agama adalah organ kekuasaan kehakiman dalam
lingkungan peradilan Agama yang berkedudukan di kotamadya atau ibukota
kebupaten meliputi wilayah kotamadya atau kabupaten.

2. Pengadilan Tinggi Agama


Pengadilan Tinggi Agama merupakan pengadilan Tingkat Banding,
Pengadilan Tinggi Agama berkedudukan di ibukota prpinsi, dan daerah
hukumnya meliputi wilayah propinsi.

 Pengadilan di Lingkungan Peradilan Militer


Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Militer adalah badan yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman di lingkungan Angkatan Bersenjata, yang
meliputi Pengadilan Meiliter, Pengadilan Militer Tinggi, Pengadilan Militer
Utama, dan Pengadilan Meiliter Pertempuran.
1. Pengadilan Militer
Susunan persidangan Pengadilan Militer untuk memeriksa dan
memutuskan perkara pidana pada tingkat pertama adalah 1 orang Hakim
Ketua dan 2 orang Hakim Anggota yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/
Oditur Militer Tinggi dan dibantu 1 orang Panitera.
2. Pengadilan Militer Tinggi
Susunan persidangan Pengadilan Militer Tinggi untuk memeriksa dan
memutus perkara pidana pada tingkat pertama adalah 1 orang Hakim Ketua
dan 2 orang Hakim Anggota yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/ Oditur
Militer Tinggi dan dibantu 1 orang Panitera.
3. Pengadilan Militer Utama
Susunan persidangan Pengadilan Militer Utama untuk memeriksa dan
memutus perkara sengketa Tata Usaha Angkatan Bersenjata pada tingkat
banding adalah 1 orang Hakim Ketua dan 2 orang Hakim Anggota dan
dibantu 1 orang Panitera.
4. Pengadilan Militer Pertempuran
Susunan persidangan Pengadilan Militer Pertempuran untuk
memeriksa dan memutus suatu perkara pidana adalah 1 orang Hakim Ketua
dengan beberapa Hakim Anggota yang keseluruhannya selalu berjumlah
ganjil, yang dihadiri 1 orang Oditur Militer/ Oditur Militer Tinggi dan
dibantu 1 orang Panitera.

 Pengadilan di Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN)


1. Pengadilan Tata Usaha Negara
Pengadilan Tata Usaha Negara merupakan pengadilan tingkat
pertama. Susunan pengadilan terdiri atas Pimpinan, Hakim Anggota,
Panitera, dan Sekretaris; dan pemimpin pengadilan terdiri atas seorang
Ketua dan seorang Wakil Ketua.
2. Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PTTUN)
Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara bertugas dan berwenang:
1) memeriksa dan memutuskan sengketa Tata Usaha Negara di tingkat
banding;
2) memeriksa dan memutuskan mengadili antara pengadilan Tata Usaha
Negara di dalam daerah hukumnya;
3) memeriksa, memutus, dan menyelesaikan di tingkat pertama sengketa
Tata Usaha Negara.

D. Contoh praktik perlindungan dan penegakan hukum


 Perilaku-Perilaku Yang Sesuai Dengan Hukum
a. Dalam lingkungan keluarga
1. patuh terhadap orang tua
2. Menghormati anggota keluarga yang lain
3. Mentaati aturan yang disepakati bersama keluarga
4. Melaksanakan ibadah tepat waktu

b. Dalam lingkungan sekolah


1. Menghormati kepala sekolah, guru dan karyawan lainnya
2. Memakai pakaian seragam
3. Datang dan pulang tepat waktu
4. Belajar dikelas dengan tertib
5. Memperhatikan ketika guru mengajar
6. Mengerjakan tugas-tugas
7. Mematuhi tata tertib yang berlaku

c. Dalam masyarakat
1. Ikut serta dalam kegiatan masyarakat baik kerja bakti maupun
siskamling
2. Menghormati tetangga sekitanya
3. Membayar iuran warga
4. Tidak melakukan perbuatan yang meresahkan warga seperti mabuk-
mabukan

d. Dalam kehidupan berbangsa


1. memiliki KTP jika telah dewasa
2. Memiliki sim jika mengendarai ketika mengendarai kedaraan bermotor
3. Ikut serta dalam pemilu
4. Membayar pajak
5. Menjaga kelestarian alam
6. Menjaga kebersihan loingkungan dengan membuang sampah pada
tempatnya

 perilaku-perilaku yang bertentangan dengan hukum


a. Dalam lingkungan keluarga
1. mengabaikan perintah orang tua
2. nonton TV sampai larut malam
3. bangun kesiangan
4. tidak mau bgelajar
5. tidak mau membantu orang tua
6. tidak mkau beribadah

b. Dalam lingkungan sekolah


1. nyontek ketika ulangan
2. tidak mengikuti upacara bendera
3. bolos sekolah
4. tidak tertib dikelas
5. berpakaian tidak rapi
6. tidak mengurus rambut ( Gondrong)

c. Dalam masyarakat
1. menggangu ketertiban masyarakat
2. membuang sampah tidak pada tempatnya
3. berjudi dan mabuk-mabukan
4. Tidak mau kerja bakti dan siskamling

d. Dalam lingkungan bangsa dan negara


1. tidak memiliki KTP
2. tidak memilikiu SIM
3. Tidak mematuhi rambu lalulintas
4. terlibat aksi terorisme
5. merusak pasilitas umum dan negara
6. melakukan trindak pidana

Anda mungkin juga menyukai