Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

“upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk


mengatasi paham paham radikalisme dan terorisme”

DISUSUN OLEH :
NAMA: M. Rifki Rahmatul Alfa
KELAS: XII IPS 3
MAPEL : PKN

SMA N 4 MANDAU
TAHUN AJARAN
2022/2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur Saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha


Esa karena atas limpahan rahmat dan hidayahnya sehingga
Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “upaya
penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
paham paham radikalisme dan terorisme.” Pada makalah ini
Saya banyak mengambil dari berbagai sumber dan refrensi dan
pengarahan dari berbagai pihak. oleh sebab itu, Saya juga
berterimakasih kepada pihak-pihak yang tidak bisa saya
sebutkan namanya satu persatu yang telah membantu saya
dalam penyusunan makalah ini.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini sangat
jauh dari sempurna, untuk itu Saya sangat mengharapkan kritik
dan saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan
makalah ini.
Akhir kata Saya mengucapkan terima kasih dan semoga
makalah ini dapat bermanfaat untuk semua pihak yang
membaca.

Duri, 18 Februari 2022

M.Rifki Rahmatul Alfa

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Radikalisme merupakan salah satu paham yang berkembang di masyarakat


yang menuntut adanya perubahan dengan jalan kekerasan. Jika ditinjau dari sudut
pandang keagamaan, radikalisme dapat diartikan sebagai sifat fanatisme yang sangat
tinggi terhadap agama yang berakibat terhadap sikap penganutnya yang
menggunakan kekerasan dalam mengajak orang lain yang berbeda paham untuk
sejalan dengan paham yang mereka anut. Di Indonesia, meningkatnya radikalisme
ditandai dengan berbagai aksi kekerasan dan teror (Mulyadi, 2017). Aksi-aksi teror
yang sering terjadi adalah yang disebut terorisme. Kajian-kajian mengenai terorisme
dilakukan seiring dengan munculnya kelompok-kelompok yang dianggap radikal dan
terjadinya pengeboman World Trade Center (WTC) pada tahun 2001. Sunsten
(dalam Vellas dan Corr, 2017) mengatakan jika pemerintah fokus pada
pencegahannya, maka para peneliti menaruh prihatin pada efek psikologis yang
terjadi dimasyarakat. Namun penelitian mengenai istri teroris belum banyak
dilakukan (Rufaidah, Sarwono dan Putra, 2017). Di Indonesia sendiri terorisme mulai
ramai dibicarakan sejak adanya bom Bali 1 dan 2, bom JW Marriot, Hingga tahun
kemarin di Indonesia masih terjadi kasus-kasus teror seperti ledakan bom di
Kampung Melayu pada 24 Mei 2017, ditemukannya bahan-bahan peledak di rumah-
rumah terduga teroris seperti yang ditemukan di Bandung yang membuat
pemerintah harus melakukan berbagai cara untuk menanggulangi teror yang terjadi.
Kepala Divisi Humas Polri Irjen (Pol) Setyo Wasisto dalam sebuah diskusi di Cikini,
Jakarta Pusat mengatakan bahwa dalam kurun waktu 2001, kasus Bom Bali dan
sampai sekarang lebih dari seribu orang terduga teroris telah ditangkap dan ditahan.
Direktur Komunikasi dan Informasi Badan Intelejen Negara (BIN) Wawan Hari
Purwanto menjelaskan lebh rinci bahwa sejak tahun 2001, jumlah terduga terorisme
ditanah air yang meninggal dunia sekitar 85 orang. Sebanyak 37 diantaranya tewas
atas kehendaknya sendiri atau karena bom bunuh diri. Dan selebihnya meninggal
karena melawan aparat atau Densus 88 (Kuwado, 2017).
Terorisme adalah bidang yang didominasi oleh laki-laki dan jarang mengambil
wanita sebagai peran utama karena dianggap wanita hanya melakukan hal-hal yang
lembut (Speckhard, 2015). Selama ini terorisme di Indonesia juga selalu dilekatkan
dan dibebankan kepada yang beragama Islam. Korban tindakan terorisme tidak
hanya dialami pihak-pihak yang secara langsung menjadi korban, namun juga pihak
dari terduga teroris seperti istri, anak dan anggota keluarga lain. Indonesia adalah
negara yang memiliki banyak adat-istiadat, suku, ras, agama, dan bahasa sehingga
bisa dikatakan bahwa negara Indonesia ini adalah negera yang memiliki
multikultural. Dengan banyak perbedaan baik dari segi adat-istiadat, suku, ras dan
agama tentunya akan melahirkan banyak perbedaan pemikiran, sudut pandang hal
inilah yang menyebabkan munculnya perselisihan dan munculnya suatu gerakkan
seperti paham radikalisme. Gerakan radikalisme ini adalah suatu pemikiran
sekelompok masyarakat yang menghalalkan segala cara dalam mencapai sesuatu,
penyebab gerakkan ini muncul dikarenakan persoalan agama, politik dan lainnya.
Perbuatan radikalisme ini adalah perbuatan yang negatif. Karena dengan munculkan
gerakkan radikalisme ini memiskinkan sikap demokrasi, dengan sikap demokrasi
dapat menjadikan masyrakat yang harmonis, rukun dan toleransi. Gerakan
radikalisme seperi terorisme, GAM, OPM, RMS atau gerakkan pemberontak lainnya
merupakan suatu tindakkan yang melanggar norma-norma agama maupun
Pancasila. Gerakkan ini muncul dikarenakan pemikiran yang minim dari kelompok
masyarakat sehingga menimbulkan kerugian yang besar bagi orang banyak. Dalam
mencegah munculnya gerakan radikalisme ini tentu tidak lepas dari perannya
pemerintah. Karena pemerintah memiliki wewenang dalam mengeluarkan suatu
keputusan atau kebijakkan terutama dalam hal ini yaitu gerakan radikalisme. Dalam
hal ini adapun program pemerintah yang dianggap dapat menangani gerakan
radikalisme yang meliputi program jangka pendek (menangulangi tindakan
terorisme, menanamkan nilai-nilai Pancasila dilembaga pendidikan formal maupun
nonformal mengadakan sosialisasi tentang pencegahan terorisme, mengenalkan dan
memberikan pemahaman tentang anti terorisme) dan program jangka panjang
(menanamkan pemahaman tentang sistem dan langkah-langkah dalam mencegah
radikalisme, membuat perangkat nasional).

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan radikalisme? berikan contohnya!
2. Sebutkan ciri-ciri Radikalisme!
3. Apa yang dimaksud dengan terorisme? berikan contohnya!
4. Apa upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi paham
paham radikalisme dan terorisme?

C. Tujuan Penulisan

Makalah bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran pemerintah dalam


mencegah tindakan radikalisme melalui penerapan pendidikan multikultura,
penelitian ini menggunakan library reseach. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ada 8 peran yang dapat diterapkan pemerintah dalam mencegah tindakan
radikalisme melalui penerapan pendidikan multikultural yaitu pertama menawarkan
berbagai kurikulum yang diterima dari masukan berbagai kalangan Kedua
menyediakan berbagai fasiltas agar peserta didik mengetahui berbagai budaya,
Ketiga memberikan pemahaman mengenai berbagai budaya, Keempat menyeleksi
materi pembejaran yang menyebabkan munculnya tindakan radikalisme, Kelima
menimalisir kesejangan sosial, Keenam menjaga kesatuan dan persatuan, Ketujuh
mendukung aksi perdamaian, Kedelapan ikut bersosialisasi dalam mencegah
tindakan radikalisme.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Radikalisme dan Contohnya


Pengertian Radikalisme Menurut Para Ahli :

1. Turmudi (2005) Paham ini memperjuangkan berdirinya paham kekhalifahan yang


salah arti dengan menggunakan pola organisasi beragam.
2. Hafid (2020) Gerakan radikalisme adalah sikap atau semangat yang membawa
pada tindakan bertujuan melemahkan dan mengubah tatanan yang mapan dengan
menggantinya dengan gagasan atau pemahaman baru. Gerakan perubahan kadang
disertai dengan tindak kekerasan.
3. Kartodirdjo (1985)  Dalam lingkup keagamaan, radikalisme merupakan gerakan
keagamaan yang berusaha merombak secara total tatanan sosial dan politik yang
ada dengan jalan menggunakan kekerasan. 
4. Ariwidodo (2017) Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok
orang yang menginginkan perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik
secara drastis dengan menggunakan cara kekerasan.

Contoh Radikalisme yaitu antara lain tindakan makar, revolusi, demontrasi dan
protes social yang anarkis serta berbagai aksi yang merusak.

B. Ciri ciri Radikalisme

Ada dua jenis ciri-ciri dari radikalisme yaitu yang berdasarkan Undang-
Undang dan menurut ahli Masduki. Ciri-ciri radikalisme disampaikan pada UU Nomor
5 Tahun 2018, yang dijelaskan bahwa orang dengan paham radikalisme merupakan
orang yang anti-Pancasila, antikebhinekaan, anti-NKRI, dan Anti-UUD 1945.

Sedangkan menurut pandangan Masduki, radikalisme memiliki enam ciri tersendiri.

1. Mengklaim kebenaran tunggal dan menyesatkan kelompok lain yang berbeda


pendapat.

2. Mempersulit tata cara sesuatu, seperti agama.

3. Bersikap berlebihan dalam menjalankan ritual agama yang tidak pada tempatnya.

4. Mutlak dalam berinteraksi, keras dalam berbicara terlebih yang berhubungan


dengan sesuatu yang diyakini dan emosional dalam menyampaikan pendapat.

5. Mudah berburuk sangka pada orang lain yang tidak memiliki pemahaman yang
sama.

6. Mudah melabeli orang atau kelompok lain yang berbeda pendapat.


C. Pengertian Terorisme dan Contohnya
Terorisme adalah tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau kelompok
dengan penuh rancangan untuk mempengaruhi sistem pemerintahan dalam
mengintimidasi publik, sehingga tujuannya asalah untuk memajukan tujuan politik,
agama atau ideologis. Terorisme adalah kejahatan luar biasa oleh karena itu perlu
diatasi dengan cara-cara yang cerdas karena jikalau tidak diatasi maka akan menjadi
sebauah ancaman. Terorisme terkait dengan penggunaan kekerasan guna menarik
perhatian diri mereka sendiri dan tujuan mereka. Tujuan yang ingin dicapai yaitu
menghasilkan publisitas dengan harapan dapat memanipulasi dan mendapatkan
konsensi pemerintah dengan mengintimidasi dan memaksa pemerintah agar
memberikan hak politik yang mungkin tidak mereka memiliki.

Beberapa definisi terorisme yang diungkapkan oleh para ahli antara lain:

1. Igor Primoratz, Pengertian terorisme adalah intimidasi dengan tujuan


menyebabkan orang lain melakukan hal-hal yang seharusnya tidak mereka
lakukan  menggunakan tindakan teror. Terorisme adalah bagian dari jihad, ini
adalah pengertian yang harus diluruskan karena jihat itu meneggak agama
Allah.
2. Muhammad Kamal, Definisi terrorisme adalah penghancuran. Tujuan dari
terrorisme bukan hanya menaklukkan tetapi untuk memusnahkan yang lain.
Pemusnahan tersebut negasi dari kemerdekaan yang lain serta kehancuran
total.  Terorisme juga bertujuan untuk penghancuran secara mental dan
materiil.
3. John Philip Jenkins, Arti terorisme adalah penggunaan kekerasan yang
sistematis untuk menciptakan iklim ketakutan yang umum dalam suatu
populasi sehingga menghasilkan tujuan politik tertentu.
4. Lexico, Makna dari terorisme adalah penggunaan kekerasan dan intimidasi
yang melanggar norma hukum, terutama terhadap warga sipil, dalam
mengejar tujuan politik.
5. Merriam Webster, Definisi terorisme adalah penggunaan teror secara
sistematis terutama sebagai alat pemaksaan. Kata terorisme sendiri pertama
kali digunakan pada tahun 1795. terorisme adalah salah satu bentuk
perubahan sosial budaya dalam bidang Kemanan.

Contoh Terorisme yaitu:

1. Isis
ISIS didirikan oleh Abu Bakr al-Baghdadi. ISIS telah melakukan kekejaman dan
melembaga yang brutal terhadap hukum di negara-negara seperti Irak, Suriah
bahkan beberapa negara di dunia. Selain melakukan pengeboman, mereka juga
melakukan penyanderaan. Isis adalah organisasi yang termasuk dalam anggota
terorisme.
2. National Thowheeth Jama’ath
Kelompok teroris ini disinyalir melakukan pengeboman tiga gereja  serta tiga hotel
mewah dengan menwaskan lebih dari 290 orang dan 500 orang lainnya mengalami
luka-luka. Aksi tersebut dilakukan di Srilanka pada tahun 2019.Organisasi ini adalah
organisasi yang terbilang ekstrem dan dilarang untuk diikuti.

Pemerintah Srilanka menganggap bahwa teror dilakukan karena balas dendam atas
terjadinya penembakan masal di dua masjid di Selandia Baru. Selain itu, mereka juga
mengkalim bahwa itu adalah bom bunuh diri mengingat beberapa pelaku yang
meninggal di tempat kejadian.

3. Anggota Komando Jihad


Pada tahun 1981, Indonesia juga pernah mengalami teror. Khususnya adalah Garuda
Indonesia. Ketika perjalanan menuju Medan setelah dari Palembang. Pesawat
Garuda dibajak oleh beberapa orang bersenjata yang mengaku sebagai anggota
komando Jihad. Aksi ini mengakibatkan satu kru, satu penumpang serta tiga pelaku
teror meninggal dunia.
4. Japanese Red Army
Kelompok teroris ini didirikan oleh Fusako Shigenobu di Lebanon. Mereka adalah
kelompok yang paling ditakuti dan selalu menggunakan bom serta senjata api untuk
menyuarakan pendapat dan paham mereka. Salah satu teror terbesar adalah
pembunuhan massal di Lord Airport.
5. Boko Haram
Boko Haram sering bertukar posisi dengan ISIS sebagai kelompok berbahaya dan
mematikan di dunia. Sebagian besar wilayah yang dijangkau adalah Nigeria Utara.
Boko harom adalah gerakan terorisme yang masih aktif di nigeria.

Tempat ini dikenal dengan penculikan lebih dari200 gadis Nigeria tahun 2014. Selain
itu, Boko Haram sudah melancarkan serangan di Chad, Kamerun, dan Niger serta
bertanggung jawab atas hampir 5500 kematian pada tahun 2015.

6. Al-Shabaab
Al-Shabaab memiliki arti “pemuda” dalam bahasa Arab. Mereka adalah organisasi
militant Somalia yang bertekad untuk menggulingkan pemerintah yang didukung
PBB di negara itu. Kelompok ini didirikan sekitar tahun 2006 dengan kurang lebih
9000 anggota.

Mereka memaksakan intepretasi yang ketat terhadap hukum Syariah di wilayah yang
mereka kendalikan. Hal yang dilakukan adalah amputasi tangan bagi pencuri serta
rajam hingga mati bagi yang ditudu berzina.  Al Shabab adalah gerakan yang
dilahirkan oleh pemuda terorisme.

Selain itu mereka juga melakukan pergerakan di Kenya dengan meluncurkan


serangan granat serta serangan bersenjata pada tahun 2015. Mereka bertanggung
jawab atas pembunuhan 148 mahasiswa di sebuah universitas Kenya.
7. Al-Qaeda
Kelompok ini didirikan oleh Osama bin Laden serta militant lainnya. Mereka
mengklaim bertanggung jawab atas puluhan serangan besar sejak awal 1990-an,
termasuk pengeboman Kedutaan Besar AS than 1998 di Kenya dan Tanzania,
pengeboman Bali tahun 2002, pengeboman kereta Madrid tahun 2004, dan
pengeboman London tahun 2005. Al-Qaeda sering menyerang muslim seperti
muslim liberal, syiah, sufi dan kelompok penyimpang lainnya.

8. Taliban
Pada tahun 2017, pasukan Taliban bertanggung jawab atas 699 serangan
menyebabkan 3.571 kematian melalui serangan bersenjata dan pengeboman. Afiliasi
Taliban antara lain Pakistan, yang bertanggung jawab atas 56 serangan dengan 233
kematian.

Kelompok ini mengalihkan fokusnya dari serangan terhadap sasaran sipil dan
terhadap personil polisi dan militer. Taliban menewaskan 2.419 personil polisi dan
militer tahun 2017. Pada saat yang sama, jumlah kematian warga sipil oleh Taliban
menurun menjadi 548 pada tahun 2017.

D. upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk


mengatasi paham paham radikalisme dan terorisme
Upaya pemerintah yang dapat diambil pemerintah dalam mencegah tindakan
radikalisme melalui pendidikan, di antaranya yaitu: a. Pemerataan Pendidikan Setiap
orang memiliki kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan sesuai
dengan UU No. 2 Tahun 1989 bahwa sistem pendidikan Nasional tidak dibedakan
menurut jenis kelamin, status sosial, ekonomi, agama dan lokasi geografis.14 Dalam
rangka mewujudkan pemerataan pendidikan tentunya harus ada peran pemerintah
di antaranya yaitu15:

1) Program Pendidikan Dasar dan Prasekolah

Pemerataan jangkauan prasekolah yaitu dengan cara meningkatkan


partisipasi masyarakat dalam menyediakan lembaga TPA, kelompok bermain dan TK
yang bermutu dengan memberikan kemudahan, bantuan dan penghargaan oleh
pemerintah. memberikan subsidi kepada sekolah agar bisa mewujudkan sekolah
yang berkualitas. Ketiga, memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat yang
kurang mampu terasing, minoritas dan sekolah didesa terpencil. Keempat,
melaksanakan revitalisasi. Kelima, memberikan beasiswa berprestasi atau keluarga
kurang mampu. Keenam, memberikan dana pendidikan untuk keberlangsungan
pendidikan.

2) Program Pendidikan Menengah

Upaya yang dapat dilakukan untuk pemerataan di pendidikan menengah di


antaranya, yaitu: pertama membangun sarana sekolah yang memadai; kedua,
memberikan layanan pendidikan bagi masyarakat kurang beruntung; ketiga,
memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi atau kurang mampu.
3)Program Pendidikan Tinggi

Upaya yang dapat dilakukan agar pemerataan program pendidikan tinggi di


antaranya, yaitu: pertama meningkan daya tambung dalam setiap prodi agar dapat
menunjang kemajuan ekonomi dan meningkatkan kualitas SDM; kedua, peningkatan
peran swasta melalui perguruan tinggi swasta; ketiga, meningkatkan penyediaan
beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu dan berprestasi. Dalam penyebaran
kapasitas pendidikan secara geografis akan mendukung pembangunan daerah dan
dapat membantu masyarakat yang berpenghasilan rendah.

a. Peningkatan relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan


Peningkatan relevansi pendidikan ini dapat dilakukan secara
pemerataan kesempatan, kualitas, efisiensi.
b. Peningkatan kualitas pendidikan nasional

Kegiatan utama yang dapat dilakukan agar peningkatan kualitas


pendidikan nasional dapat terwujud dapat lakukan dengan cara: pertama,
meningkatan kemampuan akademisi dan meningkatkan kesejahteraan para
pendidik agar pendidik dapat berfungsi secara optimal; kedua, melakukan
pembaharuan sistem pendidikan; ketiga, memberdayakan lembaga
pendidikan baik yang formal maupun non formal; keempat, melakukan
pembaharuan berdasarkan prinsip desentralisasi, otonomi keilmuan dan
manajemen; kelima, meningkatkan kualitas lembaga pendidikan; keenam,
mengembangkan SDM secara terarah, terpadu dan komprehensif; ketujuh,
meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan TIK;
kedelapan, mengembangkan program internationalization; kesembilan,
melaksanakan program kemitraan agar lulusan perguruan tinggi dapat terjun
kedunia kerja.

c. Peningkatan efisiensi pendidikan

Peningkatan efisiensi pendidikan yaitu jika hasil yang dicapai


maksimal dan biaya yang dikeluarkan sesuai dengan kebutuhan.

d. Pembangunan pendidikan nasional dalam menunjang kualitas SDM

Kesejahteraan suatu negara tidak hanya dinilai dari kekayaan alam


saya namun juga dinilai dari kualitas SDM, dengan adanya pendidikan
nasional dalam membantu peningkatan kualitas SDM agar dapat
memanfaatkan kekayaan sumber daya alam yang ada.
Adapun upaya pemerintah dalam mencegah tindakan radikalisme melalui
pendidikan multikultural di sekolah yaitu sebagai berikut:

a. Menjadikan pendidikan multikultural sebagai pengembang kurikulum

Dalam pencegahan tindakan radikalisme pendidikan multikultural adalah


pendidikan yang dapat menanamkan nilai-nilai multikultarisme agar manusia bisa
hidup rukun dan damai walaupun memiliki keberagaman mulai dari perbedaan
kultural, agama, dan bahasa agar bangsa Indonesia memiliki kekuatan. Dalam
mengembangkan kurikulum yang menggunakan pendekatan pendidikan kurikulum
harus memiliki empat prinsip yaitu penentuan filsafat, keberagaman budaya sebagai
dasar dalam mengembangkan berbagai komponen kurikulum, menjadikan sumber
belajar dan objek belajar sebagai budaya di lingkungan unit pendidikan, kurikulum
dijadikan sbegai media dalam mengembangkan dan mempertahankan kebudayaan.

b. Menjadikan pendidikan multikultural sebagai solusi ancaman keberagaman


c. Menjadikan pendidikan multikultural sebagai penanaman moral Dalam
menanamkan moral terutama mengenai sikap toleransi menghargai keberagaman
yang ada yaitu dengan pendidikan multikultural.

Upaya dalam mencegah tindakan radikalisme melalui pendidikan


multikultural di luar sekolah yaitu dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

a. Memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang benar

Memperkenalkan ilmu pengetahuan yang benar mengenai


pencegahan tindakan radikalisme kepada siapapun terutama genarasi muda,
hal ini dikarenakan gerenasi muda memiliki rasa keingintahuan yang kuat
terutama mengenai hal yang baru. Dalam hal ini memberikan ilmu
pengetahuan bukanlah hanya memberikan pengetahuan yang umum saja
juga memberikan ilmu pengetahuan yang benar mengenai ilmu agama yang
sesuai dengan syari’at agar semangat beragama generasi muda terarah.

b. Memberikan pemahaman mengenai Ilmu pengetahuan yang benar

Setelah memberikan wawasan ilmu pengetahuan yang benar kita


harus memberikan pemahaman mengenai ilmu pengetahuan yang benar
tersebut, agar ilmu pengetahuan yang benar ini tidak hanya teori belaka
tetapi juga dapat diterapkan, terutama dalam mencegah tindakan
radikalisme sehingga keutuhan NKRI dapat terjaga.

c. Menimalisir kesenjangan sosial


Pemerintah harus dapat meminalisir kesenjangan sosial yang ada
dalam masyarakat agar munculnya pemahaman radikalisme dapat dicegah,
kesenjangan antara pemerintah dan rakyat ini dapat diminalisir dengan cara
pemerintah merangkul pihak media yang menjadi perantara dengan rakyat
dan melakukan aksi nyata kepada rakyat, begitu juga sebaliknya rakyat harus
selalu memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pemerintah agar
pemerintah dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal.

d. Menjaga persatuan dan kesatuan

Dalam mencegah pemahaman radikalisme kita bersama haruslah


menjaga persatuan dan kesatuan, didalam sebuah masyarakat tentunya tidak
lepas dari kebaragaman terlebih lagi sebuah negara yang terdiri dari
gabungan masyarakat tentunya akan banyak sekali keberagaman dalam
menjaga persatuan dan kesatuan kita harus memahami dan menjalankan
nilai-nilai yang tekandung dalam Pancasila terutama mengenai semboyan
Bhineka Tunggal Ika.

e. Mendukung aksi perdamaian

Mencegah tindakan radikalisme atau tindakan terorisme dapat


dilakukan dengan aksi perdamaian sebagai usaha agar tindakan tersebut
dapat dicegah atau dihentikan, aksi perdamaian ini dapat dilakukan oleh
organisasi ataupun perseorangan.

f. Berperan aktif dalam melaporkan tindakan radikalisme

Peranan yang dapat dilakukan dalam mencegah tindakan radikalisme


ini yaitu dengan cara melaporkan kepada pihak yang berwewenang apabila
megetahui munculnya radikalisme atau terorisme baik dalam skala kecil
maupun besar. Tentunya sebelum melaporkan kita harus mengetahui ciri-ciri
yang tergolong radikalisme.

g. Meningkatkan pemahaman akan hidup kebersamaan

Dengan meningkatkan pemahaman bahwa manusia memerlukan


manusia lain dan tidak mungkin sekian banyak manusia di dunia ini memiliki
karakter yang sama, agama yang sama, suku dan budaya yang sama justru
dengan keberagaman yang ada akan menjadi kekayaan dan saling
melengkapi kekurangan.

h. Menyaring informasi yang didapatkan

Mengingat tidak semua informasi yang didapatkan adalah benar,


maka dari itu kita harus cerdas dalam memilah dan memilih informasi agar
tidak mudah terpengaruh dengan provokator-provokator yang ingin
menciptakan perpecahan antar umat beragama dan agar keutuhan NKRI
dapat terjaga.
Dalam mencegah tindakan radikalisme melalui pendidikan multikultural
tentunya tidak lepas dari perannya pemerintah agar pendidikan multikultural ini
dapat diterapkan, adapun peran pemerintah dalam mencegah tindakan radikalisme
melalui pendidikan multikultural baik disekolah maupun diluar sekolah, di antaranya
yaitu:

a. Menawarkan keberagaman kurikulum dengan melibatkan dari berbagai kalangan


tidak hanya mengambil keputuhan datu kebijakan berdasarkan dari salah satu pihak
saja harus mempertimbangkan dari segala aspek untuk kepentingan bersama.
b. Menyediakan fasilitas kepada peserta didik agar peserta didik mengetahui dan
memahami berbagai budaya hal ini diperlukan dalam mengembangkan literasi etnis
dan budaya tanpa membeda-bedakan dari ras, suku maupun agama.
c. Memberikan pemahaman mengenai bahwa semua budaya setiap etnis memiliki
kesempatan yang sama dalam memperoleh pendidikan tanpa mebeda-bedakan,
Peran Pemerintah dalam Mencegah Tindakan Radikalisme melalui Penerapan
sehingga peserta didik memiliki kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan orang
lain yang berbeda budaya, agama, ras dan agama dengannya hal ini dibutuhkan
untuk perkembangan pribadi.
d. Pemerintah dapat mengambil dengan kebijakan setiap konten isi pembelajaran
harus diseleksi terlebih dahulu, agar terhindar dari materi-materi yang bersifat
intoleran sehingga dapat melahirkan jiwa-jiwa jihad yang salah yang menyebabkan
munculnya tidakan radikalisme.
e. Menimalisir kesejangan sosial, pemerintah harus dapat meminalisir kesenjangan
sosial yang ada dalam masyarakat agar munculnya pemahaman radikalisme dapat
dicegah, kesenjangan antara pemerintah dan rakyat ini dapat diminalisir dengan cara
pemerintah merangkul pihak media yang menjadi perantara dengan rakyat dan
melakukan aksi nyata kepada rakyat, begitu juga sebaliknya rakyat harus selalu
memberikan dukungan dan kepercayaan kepada pemerintah agar pemerintah dapat
menjalankan tugasnya dengan maksimal.

f. Menjaga persatuan dan kesatuan, menjaga persatuan dan kesatuan, dalam


mencegah pemahaman radikalisme sebenarnya tidak hanya peran pemerintah saja
tetapi juga peran masyarakat, dalam hal ini pemerintah lebih memiliki peran dan
wewenang dan tugas dalam menjaga persatuan dan kesatuan agar dapat ditiru oleh
rakyat biasa, di dalam sebuah masyarakat tentunya tidak lepas dari kebaragaman
terlebih lagi sebuah negara yang terdiri dari gabungan masyarakat tentunya akan
banyak sekali keberagaman dalam menjaga persatuan dan kesatuan harus
memahami dan menjalankan nilai-nilai yang tekandung dalam Pancasila terutama
mengenai semboyan Bhineka Tunggal Ika.
g. Mendukung aksi perdamaian, mencegah tindakan radikalisme atau tindakan
terorisme dapat dilakukan dengan aksi perdamaian sebagai usaha agar tindakan
tersebut dapat dicegah atau dihentikan, aksi perdamaian ini dapat dilakukan oleh
organisasi ataupun perseorangan.
h. Ikut aktif dalam mensosialiasikan pencegahan radikalisme, mensosialisasi di sini
maksudnya memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai tindakan
radikalisme dan dampak yang ditimbulkan akibat dari tindakan radikalisme.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada delapan peran yang
dapat dilakukan pemerintah dalam mencegah tindakan radikalisme melalui
penerapan pendidikan multicultural, yaitu: pertama, menawarkan berbagai
kurikulum yang diterima dari masukan berbagai kalangan; kedua, menyediakan
berbagai fasiltas agar peserta didik mengetahui berbagai buday; ketiga, memberikan
pemahaman mengenai berbagai budaya; keempat, menyeleksi materi pembejaran
yang menyebabkan munculnya tindakan radikalisme; kelima, menimalisir kesejangan
social; keenam menjaga kesatuan dan persatuan; ketujuh mendukkung aksi
perdamaian; dan kedelapan, ikut bersosialisasi dalam mencegah tindakan
radikalisme.

B. Saran
1. Melakukan interaksi yang lebih aktif dengan kelompok berbeda. Inisiatif agar
masyarakat mau berdialog dengan kelompok yang berbeda identitas.
2. mempelajari lebih lanjut mengenai islam itu sendiri agar tidak terjadi tragedy yang
sama seperti ini. Dimana hal ini akan mencipatakan toleransi yang tinggi tentu saja
dapat mengurangi rasa takut berlebih pada agama islam. Serta meningkatkan
toleransi antara umat agar tidak terjadi lagi hal seperti ini.
3. Meningkatkan komunikasi antar komunitas
4. Imigran muslim juga perlu beradaptasi dan melakukan penyesuaian sifat asli
dengan sifat lingkungan di sekitar mereka bertempat tinggal.
5. Meningkatkan rasa nasionalis serta toleransi agar kedua imigran dan masyarakat
dapat hidup berdampingan.
6. Memperbaiki kembali undang-undang hak kepemilikan bersenjata

8. Menindak tegas para pelaku kekerasan dan penebar kebencian atas Islam atau
imigran yang umumnya merupakan kelompok minoritas di sebuah negara. Dengan
demikian, mata rantai kemungkinan keberlanjutan kekerasan atau penindasan
terhadap kelompok minoritas dapat dicegah. 9. Meningkatkan perasaan saling
memahami sudah muncul, maka persoalan kompetisi dalam bidang ekonomi akan
lebih mudah diselesaikan. Bukan hanya bersaing untuk saling memperebutkan
pekerjaan atau kue ekonomi, tetapi kesalingpahaman akan memunculkan kerjasama
dan sinergi yang membawa manfaat bagi semua pihak yang terlibat.

DAFTAR PUSTAKA

file:///C:/Users/User/Downloads/7499-29296-4-PB.pdf

https://dosenppkn.com/pengertian-terorisme/
http://eprints.ums.ac.id/69336/1/BAB%201.pdf

https://mediaindonesia.com/politik-dan-hukum/531176/radikalisme-adalah-
pengertian-ciri-ciri-dan-solusi

http://etheses.iainkediri.ac.id/1993/4/931103015%20bab3.pdf

https://bobo.grid.id/read/083588741/radikalisme-pengertian-ciri-ciri-dan-
dampaknya-materi-ppkn?page=all

https://elibrary.unikom.ac.id/id/eprint/3393/11/UNIKOM_Dewi%20Puspita
%20Ningrum_Bab%20V.pdf

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………………… i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………………………………. ii


BAB I

PENDAHULUAN ………………………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ………………………………………………………………………………… 1


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………………… 2
C. Tujuan Makalah ………………………………………………………………………………. 2

BAB II

PEMBAHASAN ……………………………………………………………………………………. 3

A. Pengertian Radikalisme dan Contohnya …………………………………………. 3


B. Ciri-ciri Radikalisme ………………………………………………………………………… 3
C. Pengertian Terorisme dan Contohnya …………………………………………….. 4
D. upaya penanganan yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi
paham paham radikalisme dan terorisme……………………………………………. 6

BAB III

PENUTUP …………………………………………………………………………………………… 12

A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………………. 12
B. Saran ……………………………………………………………………………………………… 12

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………………………….. 13

Anda mungkin juga menyukai