PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bergulirnya iklim reformasi dan demokratisasi di Indonesia dalam kurunwaktu beberapa
tahun terakhir ini telah membawa angin perubahan berupa kebebasan berekspresi yang sangat
bebas. Kebebasan tersebut pada beberapa kesempatan telah “kebabalasan” bahkan berujung pada
konflik horisontal maupun konflik vertikal.Konflik yang tidak terkelola dengan baik ditambah
dendam masa lalu pada masaPemerintahan Orde Baru, yang sangat otoriter berdampak pada
kekerasan bahkan telah terjadi konflik bersenjata. Bahkan beberapa daerah telah jatuh korban
berjumlahratusan bahkan mungkin ribuan. Terjadi pula pengusiran dan pemusnahan
kelompoketnis tertentu (genocide) oleh kelompok etnis lain. Kekerasan, kontak senjata dan
pemusnahan etnis seakan menjadi “menu utama” berbagai media di tanah air.Sejarah bangsa
Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan,kesengsaraan dan kesenjangan sosial, yang
disebabkan oleh perilaku tidak adil dandiskriminatif atas dasar etnik, ras, warna kulit, budaya,
bahasa, agama, golongan, jeniskelamin dan status sosial lainnya. Perilaku tidak adil dan
diskriminatif tersebutmerupakan pelanggaran hak asasi manusia, baik yang bersifat vertikal
(dilakukan olehaparat negara terhadap warga negara atau sebaliknya) maupun horisontal
(antarwarganegara sendiri) dan tidak sedikit yang masuk dalam kategori pelanggaran hak
asasimanusia yang berat (gross violation of human rights).
Pada kenyataannya selama lebih lima tujuh tahun usia Republik Indonesia, pelaksanaan
penghormatan, perlindungan atau penegakan hak asasi manusia masih jauh dari memuaskan.Hal
tersebut tercermin dari kejadian berupa penangkapan yang tidak sah, penculikan, penganiayaan,
perkosaan, penghilangan paksa, pembunuhan, pemusnahankelompok etnis tertentu, pembakaran
sarana pendidikan dan tempat ibadah, dan teror bom yang semakin berkembang. Selain itu,
terjadi pula penyalahgunaan kekuasaanoleh pejabat publik dan aparat penegak hukum,
pemelihara keamanan, dan pelindungrakyat, tetapi justru mengintimidasi, menganiaya,
menghilangkan paksa dan/ataumenghilangkan nyawa.
Bahkan pada beberapa kesempatan yang lalu, PengadilanHAM Ad Hoc Kasus
pelanggaran HAM berat Timtim telah membebaskan sebagianterbesar para Jendaral Angkatan
Darat dari segala tuntutan hukum.Padahal secara jelas dan tegas untuk melaksanakan amanat
Undang-undangDasar 1945, Majelis Permusyarwaratan Rakyat melalui Ketetapan MPR
NomorXVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, telah menugaskan kepada Lembaga-
lembaga Tinggi Negara dan seluruh aparatur Pemerintah, untuk menghormati,menegakkan dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat. Telah
terbentuk juga Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentangHak Asasi Manusia dan Undang-
undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HakAsasi Manusia, yang diikuti dengan
pengukuhan melalui Undang-undang No. 39Tahun 1999 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
B. Rumusan masalah
1. Apakah penegakan hukum itu?
2. Apakah itu aparatur penegak hukum?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum?
4. Bagaimana peran lembaga penegak hukum?
6) Penasehat hukum
Penasehat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan olehundang-
undang untuk memberikan bantuan hukum.Wewenang penasehat hukum:Mengajukan fakta dan
pertimbangan yang ada sangkut pautnya dengan klienyang sedang dibelanya dalam perkara
tersebut, sehingga akan terjadikeseimbangan dalam persidangan yang akan berpengaruh pada
keputusanHakim yang adil.
Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang bersangkutan dengan
tugas atau perannya, yaitu terkait dengan kegiatan pelaporanatau pengaduan, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhanvonis dan pemberian sanksi, serta upaya
pemasyarakatan kembali (resosialisasi)terpidana.Aparat penegak hukum akan memutuskan
perkara hukum di peradilan hukum.Lembaga-lembaga peradilan hukum sebagai berikut:
a. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yangmenjalankan
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.Adapun kekuasaan
kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan olehPengadilan Tinggi merupakan
pengadilan tingkat banding yang berkedudukan diibu kota provinsi, dengan daerah hukum
meliputi wilayah provinsi danPengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-hari
memeriksa danmemutuskan perkara tingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidanauntuk
semua golongan yang berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota, dengandaerah hukum meliputi
wilayah kabupaten/kota.
b. Peradilan Agama
Peradilan Agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung bagirakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-
undang. Dalam lingkungan Peradilan Agama,kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
Pengadilan Tinggi Agama merupakansebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama
sebagai pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota Provinsi dan Pengadilan
Negeri Agama atau yang biasa disebut pengadilan Agama merupakan sebuah lembaga peradilan
di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
c. Peradilan Militer adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yangmelaksanakan
kekuasaan kehakiman mengenai kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana
militer. Pengadilan dalam lingkungan militerterdiri atas Pengadilan Militer Utama, Pengadilan
Militer Tinggi, PengadilanMiliter, dan Pengadilan Militer Pertempuran.
d. Peradilan Tata Usaha Negara adalah lingkungan peradilan di bawah MahkamahAgung yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilanterhadap sengketa Tata Usaha
Negara. Kekuasaan Kehakiman pada PeradilanTata Usaha Negara dilaksanakan oleh Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara danPengadilan Tata Usaha Negara. Lembaga Perlindungan dan
Penegakan HukumLembaga perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia, antara
lainMahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), Kepolisian RepublikIndonesia
(Polri), Kejaksaan, Komisi Yudisial, dan Komisi Nasional Hak AsasiManusia (Komnas HAM).
1. Mahkamah Konstitusi (MK)
Dalam pasal 24 ayat (1) dan (2) UUD 1945 dijelaskan bahwa Mahkamah Konstitusi
merupakan salah satu pelaku Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 menegaskan bahwakedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-UndangDasar. Dan pula ditegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara
hukum.Dalam penjelasan umum Undang-Undang RI Nomor 24 tahun 2003tentang Mahkamah
Konstitusi dijelaskan bahwa sejalan dengan prinsipketatanegaraan di atas, maka salah satu
substansi penting perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
adalah keberadaanMahkamah Konstitusi sebagai lembaga negara yang berfungsi menangani
perkara tertentu di bidang ketatanegaraan, dalam rangka menjaga konstitusiagar dilaksanakan
secara bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyatdan cita-cita demokrasi. Keberadaan
Mahkamah Konstitusi sekaligus untukmenjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang
stabil, dan jugamerupakan koreksi terhadap pengalaman kehidupan ketatanegaraan di masalalu
yang ditimbulkan oleh tafsir ganda terhadap konstitusi.Berdasarkan pasal 24 C ayat (1) dan (2)
Undang-Undang Dasar NegaraR.I. tahun 1945,
Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan untuk :
Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara R.Itahun 1945.
Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenanganyadiberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara R.I. tahun 1945.
Memutus pembubaran partai politik.
Memutus perselisihan hasil pemilihan umum, dan
Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau WakilPresiden diduga
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap Negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana beratlainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi
memenuhi syaratsebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud
dalamUndang-Undang Dasar Negara R.I. tahun 1945.
Indepedensi Mahkamah Konstitusi disebutkan dalam pasal 2 Undang-Undang R.I. Nomor 24
tahun 2003 sebagai berikut :
1. Mahkamah Konstitusi
merupakan salah satu lembaga negara yang melakukankekuasaan kehakiman yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna “menegakkan hukum dan keadilan“.
2. .Mahkamah Agung (MA)
Dalam Pasal 1 UU RI Nomor 5 tahun 2004 yang kemudian telah diubah danditambah dengan
UU RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung disebutkan bahwa Mahkamah Agungadalah salah satu pelaku kekuasaan
kehakiman sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945.Selanjutnya dalam Pasal 24 A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
R.I.disebutkan bahwa Mahkamah Agung berwenang untuk :
Mengadili pada tingkat asasi,
Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang- undang terhadapundang-
undang,
Kewenangan lainnya yang diberikan oleh undang-undang.Selanjutnya dalam pasal 2
UU Nomor 14 tahun 1985 sebagaimana telahdiubah dan ditambah dengan Undang-
Undang Negara R.I. Nomor 5 tahun 2004dan terakhir telah diubah dan ditambah
dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun2009 tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 14 tahun 1985 tentang MahkamahAgung telah diatur tentang independensi
Mahkamah Agung yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
Mahkamah Agung adalah Lembaga Tinggi Negara dari semua Lingkungan Peradilan,
yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintahdan pengaruh-
pengaruh lain.”
3. Kejaksaan
Kejaksaan Republik Indonesia atau Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
undang-undang sebagaimana disebutkan dalamPasal 2 ayat (1) UU RI Nomor 16 tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2004 tersebut disebutkan bahwa “Kekuasaan Negara sebagaimana dimaksud
pada ayat :
(1) dilaksanakan secara merdeka.
Dalam penjelasan umum angka 1 UU RI Nomor 16 Tahun 2004 tersebutdijelaskan
bahwa Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakankekuasaan Negara di
bidang penuntutan ditegaskan kekuasaan Negara tersebutdilaksanakan secara merdeka. Oleh
karena itu, Kejaksaan dalam melaksanakanfungsi, tugas, dan wewenangnya terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah dankekuasaan lainnya. Selanjutnya ditentukan Jaksa Agung
bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan secara independen demi keadilan
berdasarkanhukum dan hati nurani. Dengan demikian Jaksa Agung selaku
pimpinanKejaksaan dapat sepenuhnya merumuskan dan mengendalikan arah dan kebijakan
penanganan perkara untuk keberhasilan penuntutan. KepolisianDalam Pasal 1 angka (1) UU
RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa
Kepolisian adalah segala hal-ihwalyang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan dalam Pasal 8 ayat (1) UU RI Nomor 2 tahun2002 tersebut disebutkan
bahwa kedudukan Kepolisian Negara RepublikIndonesia berada di bawah Presiden.Pada
awal era reformasi, salah satu tuntutan yang mencuat dan segeradirespon oleh Pemerintah
adalah pemisahan Polri dan ABRI. Melalui Inpres Nomor: 02/1999 telah diambil langkah-
langkah kebijakan pemisahan Polri dariABRI dan penempatannya untuk sementara pada
Dephankam, yang ditandai oleh suatu upacara bersejarah pada tanggal 1 April 1999 di Mabes
ABRI Cilangkap. Langkah tersebut telah ditindak lanjuti dengan berbagai
kebijakanMenhankam/Panglima TNI yang menyerahkan wewenang pembinaan
danoperasional Polri dari Pangab kepada Menhankam dan Kapolri.Secara universal, tugas
pokok lembaga kepolisian mencakup dua hal, yaitu pemeliharaan keamanan dan ketertiban
(peace and order maintenance) dan penegakan hukum (law enforcement). 10 Dalam
perkembangannya, tanggung jawab “pemeliharaan” dipandang pasif, sehingga tidak mampu
menanggulangi kejahatan. Polisi kemudian dituntut untuk secara proaktif melakukan
“pembinaan”, sehingga tidak hanya “menjaga” agar kamtib terpelihara, tetapi juga
menumbuhkan kesadaran masyarakat, menggugah dan mengajak peran sertamasyarakat
dalam upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban, dan bahkan ikutmemecahkan masalah-
masalah sosial yang menjadi sumber kejahatan. Tugas-tugas ini dipersembahkan oleh polisi
untuk membantu (to support) masyarakatdalam memenuhi kebutuhannya akan rasa aman,
sehingga memungkinkantercapainya kesejahteraan.
4. Komisi Yudisial
Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU R.I. Nomor 22 tahun 2004 yangkemudian telah
diubah dan ditambah dengan UU RI Nomor 18 Tahun 2011tentang Komisi Yudisial
disebutkan bahwa Komisi Yudisial adalah lembaga Negara sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun1945 menegaskan bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakanmenurut Undang-Undang Dasar. Ditegaskan pula bahwa Negara
Indonesia adalahnegara hukum.Sejalan dengan prinsip ketatanegaraan di atas, salah satu
substansi penting perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
adalahadanya Komisi Yudisial. Komisi Yudisial tersebut merupakan lembaga Negarayang
bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agungdan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkankehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim.Pasal 24 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945memberikan landasan hukum yang kuat bagi reformasi bidang hukum, yaknidengan
memberikan kewenangan kepada Komisi Yudisial untuk mewujudkanchecks and balances,
walaupun Komisi Yudisial bukan pelaku kekuasaankehakiman namun fungsinya berkaitan
dengan kekuasaan kehakiman.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM )Dalam Pasal 1 angka (7) UU
R.I. Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia disebutkan bahwa Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia yang selanjutnyadisebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang
berkedudukan setingkatdalam negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyaluran, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.Dalam pasal 75 Undang-
Undang R.I. Nomor 39 tahun 1999 disebutkan bahwaKomnas HAM bertujuan :
Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusiasesuai
dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan PiagamPerserikatan Bangsa-
Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;dan
Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannyadalam berbagai bidang
kehidupan.
Ir iani, Dewi. _. Pengenalan Ilmu Hukum. Ponorogo: STAIN Ponorogo.Mahfiana, Layyin. 2005.
Ilmu Hukum. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.Raharjo, Sadjibto. ___.Masalah
Penegakan Hukum.
Bandung: Sinar Baru.Tim Redaksi.2014.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. http://www.slideshare.net/fadhlisyar/makalah-
pkn?related=1# http://www.bimbingan.org/contoh-rumusan-masalah.htm
http://www.slideshare.net/iBeDaSilva/perlindungan-
hukumhttp://www.slideshare.net/ek0hidayat/penegakan-hukum-di-indonesia-21692948
http://sururudin.wordpress.com/2011/03/11/tugas-dan-wewenang-jaksa-dalam-
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan...........................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Maksud & Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Kegunaan atau Manfaat ..............................................................................................2
BAB II Pembahasan.........................................................................................................iii
2.1 Kajian Teoritis ............................................................................................................3
a. Pengertian Penegak Hukum ..........................................................................................3
b. Makna Penrgakan Hukum ............................................................................................4
MAKALAH
‘’ Peran Lembaga-Lembaga Penegak Hukum RI’’
Disusun oleh :
Nama :
Kelas : XII IPS 3
M. Pelajaran: PPKN
SMAN 4 MANDAU
2022