Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
A.Latar belakang
Bergulirnya iklim reformasi dan demokratisasi di Indonesia dalam kurunwaktu beberapa
tahun terakhir ini telah membawa angin perubahan berupa kebebasan berekspresi yang sangat
bebas. Kebebasan tersebut pada beberapa kesempatan telah “kebabalasan” bahkan berujung pada
konflik horisontal maupun konflik vertikal.Konflik yang tidak terkelola dengan baik ditambah
dendam masa lalu pada masaPemerintahan Orde Baru, yang sangat otoriter berdampak pada
kekerasan bahkan telah terjadi konflik bersenjata. Bahkan beberapa daerah telah jatuh korban
berjumlahratusan bahkan mungkin ribuan. Terjadi pula pengusiran dan pemusnahan
kelompoketnis tertentu (genocide) oleh kelompok etnis lain. Kekerasan, kontak senjata dan
pemusnahan etnis seakan menjadi “menu utama” berbagai media di tanah air.Sejarah bangsa
Indonesia hingga kini mencatat berbagai penderitaan,kesengsaraan dan kesenjangan sosial, yang
disebabkan oleh perilaku tidak adil dandiskriminatif atas dasar etnik, ras, warna kulit, budaya,
bahasa, agama, golongan, jeniskelamin dan status sosial lainnya. Perilaku tidak adil dan
diskriminatif tersebutmerupakan pelanggaran hak asasi manusia, baik yang bersifat vertikal
(dilakukan olehaparat negara terhadap warga negara atau sebaliknya) maupun horisontal
(antarwarganegara sendiri) dan tidak sedikit yang masuk dalam kategori pelanggaran hak
asasimanusia yang berat (gross violation of human rights).
Pada kenyataannya selama lebih lima tujuh tahun usia Republik Indonesia, pelaksanaan
penghormatan, perlindungan atau penegakan hak asasi manusia masih jauh dari memuaskan.Hal
tersebut tercermin dari kejadian berupa penangkapan yang tidak sah, penculikan, penganiayaan,
perkosaan, penghilangan paksa, pembunuhan, pemusnahankelompok etnis tertentu, pembakaran
sarana pendidikan dan tempat ibadah, dan teror bom yang semakin berkembang. Selain itu,
terjadi pula penyalahgunaan kekuasaanoleh pejabat publik dan aparat penegak hukum,
pemelihara keamanan, dan pelindungrakyat, tetapi justru mengintimidasi, menganiaya,
menghilangkan paksa dan/ataumenghilangkan nyawa.
Bahkan pada beberapa kesempatan yang lalu, PengadilanHAM Ad Hoc Kasus
pelanggaran HAM berat Timtim telah membebaskan sebagianterbesar para Jendaral Angkatan
Darat dari segala tuntutan hukum.Padahal secara jelas dan tegas untuk melaksanakan amanat
Undang-undangDasar 1945, Majelis Permusyarwaratan Rakyat melalui Ketetapan MPR
NomorXVII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia, telah menugaskan kepada Lembaga-
lembaga Tinggi Negara dan seluruh aparatur Pemerintah, untuk menghormati,menegakkan dan
menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi manusia kepada seluruh masyarakat. Telah
terbentuk juga Undang-undang No. 39 Tahun 1999 tentangHak Asasi Manusia dan Undang-
undang No. 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan HakAsasi Manusia, yang diikuti dengan
pengukuhan melalui Undang-undang No. 39Tahun 1999 Komisi Nasional Hak Asasi Manusia.
B. Rumusan masalah
1. Apakah penegakan hukum itu?
2. Apakah itu aparatur penegak hukum?
3. Apakah faktor yang mempengaruhi Penegakan Hukum?
4. Bagaimana peran lembaga penegak hukum?

C. Maksud dan tujuan


Kami membuat makalah ini bertujuan untuk :
1. Untuk memenuhi tugas PPKn
2. Untuk menambah pengetahuan tentang Penegakan Hukum
3. Untuk mengetahui berbagai permasalahan Penegakan Hukum di Indonesia

D. Kegunaan atau Manfaat


Dengan adanya makalah ini, kita dapat mengetahui bagaimana peran lembaga penegak hukum di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian penegak hukum
Penegak hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknyaatau berfungsinya
norma-norma hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalulintas atau hubungan-
hubungan hukum dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjaudari sudut subjeknya,
penegakan hukum itu dapat dilakukan oleh subjek yangluas dan dapat pula diartikan sebagai
upaya penegakan hukum oleh subjekdalam artiyang terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses
penegakan hukum itu melibatkan semua subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa
saja yangmenjalankan aturan normatif atau melakukan sesuatu atau tidak melakukansesuatu
dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum yang berlaku, berartidia menjalankan atau
menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segisubjeknya itu, penegakan hukum itu
hanya diartikansebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu untuk menjamin dan
memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikantegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperk enankan
untuk menggunakan daya paksa.Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut
objeknya, yaitu dari segi hukumnya. Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang
luas dansempit. Dalam arti luas, penegakan hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan
yangterkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun nilai-nilai keadilan yang hidupdalam
masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya menyangkut penegakan
peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan ‘law enforcement’
ke dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan ‘penegakanhukum’ dalam arti luas
dan dapat pula digunakan istilah ‘penegakan peraturan’ Dalam arti sempit.
Pembedaan antara formalitas aturan hukum yang tertulis dengan cakupan nilai keadilan
yang dikandungnya ini bahkan juga timbuldalam bahasa Inggeris sendiri dengan
dikembangkannya istilah ‘the rule of law’versus ‘the rule of just law’ atau dalam istilah ‘the rule
of law and not of man’versus istilah ‘the rule by law’ yang berarti ‘the rule of man by law’.
Dalam istilah ‘the rule of law’ terkandung makna pemerintahan oleh hukum, tetapi bukan dalam
artinya yang formal, melainkan mencakup pulanilai-nilaikeadilan yang terkandung di dalamnya.
Karena itu, digunakan istilah ‘the rule of just law’. Dalam istilah ‘the rule of law and not of man’
dimaksudkan untukmenegaskan bahwa pada hakikatnya pemerintahan suatu negara hukum
modern itu dilak ukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah sebaliknya adalah ‘the rule by law’
yang dimaksudkansebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan hukum sekedar sebagai
alat kekuasaan belaka.Dengan uraian di atas jelaslah kiranya bahwa yang dimaksud dengan
penegakan hukum itu kurang lebih merupakan upaya yang dilakukan untukmenjadikan hukum,
baikdalam arti formil yang sempit maupun dalam arti materiel yang luas, sebagai pedoman
perilaku dalam setiap perbuatan hukum, baik oleh para subjekhukum yang bersangkutan maupun
oleh aparatur penegakanhukum yang resmi diberi tugas dan kewenangan oleh undang-
undanguntuk menjamin berfungsinya norma-norma hukum yang berlaku dalamkehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Dari pengertian yang luas itu, pembahasan kita tentang penegakan
hukum dapat kita tentukan sendiri batas- batasnya. Apakah kita akan membahas keseluruhan
aspek dan dimensi penegakan hukum itu, baik darisegi subjeknya maupun objeknya atau kita
batasi hanya membahas hal-hal tertentu saja, misalnya, hanya menelaah aspek-aspek
subjektifnya saja. Makalah ini memang sengajadibuat untuk memberikan gambaran saja
mengenai keseluruhan aspek yangterkait dengan tema penegakan hukum itu. Penegakan hukum
adalah proses dilakukan upaya tegaknya atau berfungsinya norma-norma hukum secara nyata
sebagai pedoman pelaku dalamlalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara.
Menurut Satjipto Rahardjo, penegakan hukum merupakan proses perwujudan ide-ide (ide
keadilan, ide kepastian hukum, dan ide kemanfaatansosial) yang bersifat abstrak menjadi
kenyataan. Unsur-unsur yang perludiperhatikan dalam penegakan hukum sebagai berikut.
a. Kepastian hukum merupakan perlindungan yustisiabel terhadap tindakansewenang-
wenang, yang berarti bahwa seseorang akan dapat memperolehsesuatu yang diharapkan
dalam keadaan tertentu. Masyarakat mengharapadanya kepastian hukum masyarakat akan
lebih tertib.
b. .KemanfaatanHukum adalah untuk manusia, maka hukum atau penegak hukum
harusmemberi manfaat atau kegunaan bagi masyarakat, jangan sampai timbulkeresahan
di salam masyarakat karena pelaksanaan atau penegak hukum.
c. KeadilanHukum itu tidak identik dengan keadilan. Hukum itu bersifat umum,mengikat
setiap orang, bersifat menyamaratakan. Sebaliknya keadilan bersifat subjektif,
individualistis, dan tidak menyamaratakan.

B.Aparatur penegak hukum


Aparat Penegak dan Lembaga Peradilan HukumPenegakan hukum di Indonesia tidak terlepas
dari peran para aparat penegak hukum. Aparatur penegak hukum mencakup pengertian
mengenaiinstitusi penegak hukum dan aparat (orangnya) penegak hukum. Menurut Pasal 1Bab 1
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), yang dimaksudaparat penegak hukum
oleh undang-undang ini sebagai berikut.
1) Penyelidik ialah pejabat polisi negara Republik Indonesia atau pejabatPegawai Negeri Sipil
tertentu yang diberikan wewenang khusus oleh undang-undang untuk melakukan penyelidikan.
(Pasal 6 KUHAP)
2) Wewenang (Pasal 7 ayat [1] KUHAP) :
a. Menerima laporan atau pengaduan dari seorang tentang adanya tindak pidana;
b. Melakukan tindakan pertama pada saat di tempat kejadian;
c. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal diritersangka;
d. Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan;
e. Melakukan pemeriksaan dan penyitaan surat;
f. Mengambil sidik jari dan memotret seorang;
g. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atausaksi;
h. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan
perkara;
i. Mengadakan penghentian penyidikan;
j. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang bertanggung jawab.
3) Jaksa adalah pejabat yang diberi wewenang oleh undang-undang untuk bertindak sebagai
penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilanyang telah memperoleh hukum tetap.
(UU No 8 tahun 1981 tentang KUHP)
Tugas Jaksa:
a. Sebagai penuntut umum
b. Pelaksana putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukumtetap (eksekutor)4)
4) Penuntut umum adalah jaksa yang diberi wewenang oleh undang-undanguntuk bertindak
seagai penuntut umum serta melaksanakan putusan pengadilan yang telah memperoleh hukum
tetap.Berdasarkan Pasal 14 KUHAP Penuntut Umum mempunyai wewenang :
a. Menerima dan memeriksa berkas perkara penyidikan dari penyidik pembantu;
b. Mengadakan prapenuntutan apabila ada kekurangan pada penyidikandengan
memperhatikan ketentuan Pasal 110 ayat (3) dan (4), denganmemberikan petunjuk dalam
rangka penyempurnaan penyidikan dari penyidik;
c. Memberikan perpanjangan penahanan, melakukan penahanan atau penahanan lanjutan
dan atau mengubah status tahanan setelah perkaranyadilimpahkan oleh penyidik;
d. Membuat surat dakwaan;
e. Melimpahkan perkara ke pengadilan;
f. Menyampaikan pemberitahuan kepada terdakwa tentang ketentuan haridan waktu perkara
disidangkan yang disertai surat panggilan, baik kepadaterdakwa maupun kepada saksi
untuk datang pada sidang yang telahditentukan;
g. Melakukan penuntutan;
h. Menutup perkara demi kepentingan hukum;
i. Mengadakan tindakan lain dalam lingkup tugas dan tanggung jawabsebagai penuntut
umum menurut ketentuan undang-undang
j. Melaksanakan penetapan hakim
5) Hakim adalah pejabat peradilan negara yang diberi kewenangan oleh undang-undang untuk
mengadili.Tugas dan wewenang hakim:
1. Dalam Bidang Manajemen Peradilan
 Membantu pimpinan pengadilan dalam membuat program kerja jangka pendek dan
jangka panjang, pelaksanaannya serta pengorganisasiannya.
 Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk mengamatiapakah pelaksanaan
tugas, umpamanya mengenai penyelenggaraanadministrasi perkara perdata dan pidana
serta pelaksanaan eksekusi,dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan
melaporkannyakepada Ketua Pengadilan.
 Melakukan pengawasan dan pengamatan (KIMWASMAT) terhadap pelaksanaan putusan
pidana di Lembaga pemasyarakatan danmelaporkannya kepada MA.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di
Pengadilan Negeri yang ditugaskan kepadanya sertarneneruskannya kepada kepustakaan
hukum.

2. Dalam Bidang Perdata


 Menetapkan hari sidang.
 Membuat catatan pinggir pada berita acara dan putusan Pengadilan Negeri mengenai
hukum yang dianggap penting.
 Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan
menandatanganinya sebelum hari sidang berikutnya.
 Dalam hal Pengadilan Tinggi melakukan pemeriksaan tambahan untukmendengar sendiri
para pihak dan saksi, maka Hakim bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran
berita acara persidangan serta menandatanganinya.
 Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
 Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk dibacakan.
 Menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.Melaksanakan
pembinaan dan mengawasi bidang hukum perdata yangditugaskan kepadanya.
 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan terhadap penyelenggaraan peradilan di
Pengadilan Negeri yang ditugaskan kepadanya.

3. Dalam Bidang Pidana


 Menetapkan hari sidang untuk perkara dengan acara biasa.
 Menetapkan terdakwa ditahan, dikeluarkan dari tahanan atau dirubah jenis
penahanannya.
 Bertanggungjawab atas pembuatan dan kebenaran berita acara persidangan dan
menandatanganinya sebelum sidang berikutnya.
 Mengemukakan pendapat dalam musyawarah.
 Menyiapkan dan memaraf naskah putusan lengkap untuk dibacakan.
 Hakim wajib menandatangani putusan yang sudah diucapkan dalam persidangan.
 Menghubungi BAPAS agar menghadiri persidangan dalam halterdakwanya masih
dibawah umur.
 Memproses permohonan grasi.
 Melakukan pengawasan dan pengamatan terhadap keadaan dan perilakunarapidana yang
berada di lembaga pemasyarakatan serta melaporkannyakepada Mahkamah Agung.
 Melakukan pengawasan yang ditugaskan ketua untuk mengamati apakah pelaksanaan
tugas mengenai penyelenggaraan administrasi perkara pidana/ bidang pidana dan
eksekusi serta melaporkannya kepadaPimpinan Pengadilan.
 Mempelajari dan mendiskusikan secara berkala kepustakaan hukum yangditerima dari
Pengadilan Tinggi dan Mahkamah Agung.

6) Penasehat hukum
Penasehat hukum adalah seseorang yang memenuhi syarat yang ditentukan olehundang-
undang untuk memberikan bantuan hukum.Wewenang penasehat hukum:Mengajukan fakta dan
pertimbangan yang ada sangkut pautnya dengan klienyang sedang dibelanya dalam perkara
tersebut, sehingga akan terjadikeseimbangan dalam persidangan yang akan berpengaruh pada
keputusanHakim yang adil.
Setiap aparat dan aparatur terkait mencakup pula pihak-pihak yang bersangkutan dengan
tugas atau perannya, yaitu terkait dengan kegiatan pelaporanatau pengaduan, penyelidikan,
penyidikan, penuntutan, pembuktian, penjatuhanvonis dan pemberian sanksi, serta upaya
pemasyarakatan kembali (resosialisasi)terpidana.Aparat penegak hukum akan memutuskan
perkara hukum di peradilan hukum.Lembaga-lembaga peradilan hukum sebagai berikut:
a. Peradilan Umum
Peradilan umum adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yangmenjalankan
kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan pada umumnya.Adapun kekuasaan
kehakiman di lingkungan peradilan umum dilaksanakan olehPengadilan Tinggi merupakan
pengadilan tingkat banding yang berkedudukan diibu kota provinsi, dengan daerah hukum
meliputi wilayah provinsi danPengadilan Negeri adalah suatu pengadilan yang sehari-hari
memeriksa danmemutuskan perkara tingkat pertama dari segala perkara perdata dan pidanauntuk
semua golongan yang berkedudukan di ibu kota kabupaten/kota, dengandaerah hukum meliputi
wilayah kabupaten/kota.
b. Peradilan Agama
Peradilan Agama adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung bagirakyat pencari
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-
undang. Dalam lingkungan Peradilan Agama,kekuasaan kehakiman dilaksanakan oleh
Pengadilan Tinggi Agama merupakansebuah lembaga peradilan di lingkungan Peradilan Agama
sebagai pengadilan tingkat banding yang berkedudukan di ibu kota Provinsi dan Pengadilan
Negeri Agama atau yang biasa disebut pengadilan Agama merupakan sebuah lembaga peradilan
di lingkungan Peradilan Agama yang berkedudukan di ibu kota kabupaten atau kota.
c. Peradilan Militer adalah lingkungan peradilan di bawah Mahkamah Agung yangmelaksanakan
kekuasaan kehakiman mengenai kejahatan-kejahatan yang berkaitan dengan tindak pidana
militer. Pengadilan dalam lingkungan militerterdiri atas Pengadilan Militer Utama, Pengadilan
Militer Tinggi, PengadilanMiliter, dan Pengadilan Militer Pertempuran.
d. Peradilan Tata Usaha Negara adalah lingkungan peradilan di bawah MahkamahAgung yang
melaksanakan kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilanterhadap sengketa Tata Usaha
Negara. Kekuasaan Kehakiman pada PeradilanTata Usaha Negara dilaksanakan oleh Pengadilan
Tinggi Tata Usaha Negara danPengadilan Tata Usaha Negara. Lembaga Perlindungan dan
Penegakan HukumLembaga perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia, antara
lainMahkamah Konstitusi (MK), Mahkamah Agung (MA), Kepolisian RepublikIndonesia
(Polri), Kejaksaan, Komisi Yudisial, dan Komisi Nasional Hak AsasiManusia (Komnas HAM).
1. Mahkamah Konstitusi (MK)

Dalam pasal 24 ayat (1) dan (2) UUD 1945 dijelaskan bahwa Mahkamah Konstitusi
merupakan salah satu pelaku Kekuasaan Kehakiman. Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945 menegaskan bahwakedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan
menurut Undang-UndangDasar. Dan pula ditegaskan bahwa Negara Indonesia adalah negara
hukum.Dalam penjelasan umum Undang-Undang RI Nomor 24 tahun 2003tentang Mahkamah
Konstitusi dijelaskan bahwa sejalan dengan prinsipketatanegaraan di atas, maka salah satu
substansi penting perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
adalah keberadaanMahkamah Konstitusi sebagai lembaga negara yang berfungsi menangani
perkara tertentu di bidang ketatanegaraan, dalam rangka menjaga konstitusiagar dilaksanakan
secara bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyatdan cita-cita demokrasi. Keberadaan
Mahkamah Konstitusi sekaligus untukmenjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang
stabil, dan jugamerupakan koreksi terhadap pengalaman kehidupan ketatanegaraan di masalalu
yang ditimbulkan oleh tafsir ganda terhadap konstitusi.Berdasarkan pasal 24 C ayat (1) dan (2)
Undang-Undang Dasar NegaraR.I. tahun 1945,
Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan untuk :
 Menguji Undang-Undang terhadap Undang-Undang Dasar Negara R.Itahun 1945.
 Memutus sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenanganyadiberikan oleh
Undang-Undang Dasar Negara R.I. tahun 1945.
 Memutus pembubaran partai politik.
 Memutus perselisihan hasil pemilihan umum, dan
 Memberikan putusan atas pendapat DPR bahwa Presiden dan/atau WakilPresiden diduga
telah melakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianatan terhadap Negara, korupsi,
penyuapan, tindak pidana beratlainnya, atau perbuatan tercela, dan/atau tidak lagi
memenuhi syaratsebagai Presiden dan/atau Wakil Presiden sebagaimana dimaksud
dalamUndang-Undang Dasar Negara R.I. tahun 1945.
Indepedensi Mahkamah Konstitusi disebutkan dalam pasal 2 Undang-Undang R.I. Nomor 24
tahun 2003 sebagai berikut :
1. Mahkamah Konstitusi
merupakan salah satu lembaga negara yang melakukankekuasaan kehakiman yang merdeka
untuk menyelenggarakan peradilan guna “menegakkan hukum dan keadilan“.
2. .Mahkamah Agung (MA)
Dalam Pasal 1 UU RI Nomor 5 tahun 2004 yang kemudian telah diubah danditambah dengan
UU RI Nomor 3 Tahun 2009 tentang Perubahan atas UU Nomor14 tahun 1985 tentang
Mahkamah Agung disebutkan bahwa Mahkamah Agungadalah salah satu pelaku kekuasaan
kehakiman sebagaimana dimaksud dalamUndang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
tahun 1945.Selanjutnya dalam Pasal 24 A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara
R.I.disebutkan bahwa Mahkamah Agung berwenang untuk :
 Mengadili pada tingkat asasi,
 Menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang- undang terhadapundang-
undang,
 Kewenangan lainnya yang diberikan oleh undang-undang.Selanjutnya dalam pasal 2
UU Nomor 14 tahun 1985 sebagaimana telahdiubah dan ditambah dengan Undang-
Undang Negara R.I. Nomor 5 tahun 2004dan terakhir telah diubah dan ditambah
dengan Undang-Undang Nomor 3 tahun2009 tentang Perubahan Kedua atas UU
Nomor 14 tahun 1985 tentang MahkamahAgung telah diatur tentang independensi
Mahkamah Agung yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
 Mahkamah Agung adalah Lembaga Tinggi Negara dari semua Lingkungan Peradilan,
yang dalam melaksanakan tugasnya terlepas dari pengaruh pemerintahdan pengaruh-
pengaruh lain.”

3. Kejaksaan
Kejaksaan Republik Indonesia atau Kejaksaan adalah lembaga pemerintah yang
melaksanakan kekuasaan negara di bidang penuntutan serta kewenangan lain berdasarkan
undang-undang sebagaimana disebutkan dalamPasal 2 ayat (1) UU RI Nomor 16 tahun 2004
tentang Kejaksaan Republik Indonesia. Selanjutnya dalam Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang
Nomor 16 tahun 2004 tersebut disebutkan bahwa “Kekuasaan Negara sebagaimana dimaksud
pada ayat :
(1) dilaksanakan secara merdeka.
Dalam penjelasan umum angka 1 UU RI Nomor 16 Tahun 2004 tersebutdijelaskan
bahwa Kejaksaan sebagai lembaga pemerintahan yang melaksanakankekuasaan Negara di
bidang penuntutan ditegaskan kekuasaan Negara tersebutdilaksanakan secara merdeka. Oleh
karena itu, Kejaksaan dalam melaksanakanfungsi, tugas, dan wewenangnya terlepas dari
pengaruh kekuasaan pemerintah dankekuasaan lainnya. Selanjutnya ditentukan Jaksa Agung
bertanggung jawab atas penuntutan yang dilaksanakan secara independen demi keadilan
berdasarkanhukum dan hati nurani. Dengan demikian Jaksa Agung selaku
pimpinanKejaksaan dapat sepenuhnya merumuskan dan mengendalikan arah dan kebijakan
penanganan perkara untuk keberhasilan penuntutan. KepolisianDalam Pasal 1 angka (1) UU
RI Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia disebutkan bahwa
Kepolisian adalah segala hal-ihwalyang berkaitan dengan fungsi dan lembaga polisi sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Sedangkan dalam Pasal 8 ayat (1) UU RI Nomor 2 tahun2002 tersebut disebutkan
bahwa kedudukan Kepolisian Negara RepublikIndonesia berada di bawah Presiden.Pada
awal era reformasi, salah satu tuntutan yang mencuat dan segeradirespon oleh Pemerintah
adalah pemisahan Polri dan ABRI. Melalui Inpres Nomor: 02/1999 telah diambil langkah-
langkah kebijakan pemisahan Polri dariABRI dan penempatannya untuk sementara pada
Dephankam, yang ditandai oleh suatu upacara bersejarah pada tanggal 1 April 1999 di Mabes
ABRI Cilangkap. Langkah tersebut telah ditindak lanjuti dengan berbagai
kebijakanMenhankam/Panglima TNI yang menyerahkan wewenang pembinaan
danoperasional Polri dari Pangab kepada Menhankam dan Kapolri.Secara universal, tugas
pokok lembaga kepolisian mencakup dua hal, yaitu pemeliharaan keamanan dan ketertiban
(peace and order maintenance) dan penegakan hukum (law enforcement). 10 Dalam
perkembangannya, tanggung jawab “pemeliharaan” dipandang pasif, sehingga tidak mampu
menanggulangi kejahatan. Polisi kemudian dituntut untuk secara proaktif melakukan
“pembinaan”, sehingga tidak hanya “menjaga” agar kamtib terpelihara, tetapi juga
menumbuhkan kesadaran masyarakat, menggugah dan mengajak peran sertamasyarakat
dalam upaya pemeliharaan keamanan dan ketertiban, dan bahkan ikutmemecahkan masalah-
masalah sosial yang menjadi sumber kejahatan. Tugas-tugas ini dipersembahkan oleh polisi
untuk membantu (to support) masyarakatdalam memenuhi kebutuhannya akan rasa aman,
sehingga memungkinkantercapainya kesejahteraan.
4. Komisi Yudisial
Dalam ketentuan Pasal 1 angka (1) UU R.I. Nomor 22 tahun 2004 yangkemudian telah
diubah dan ditambah dengan UU RI Nomor 18 Tahun 2011tentang Komisi Yudisial
disebutkan bahwa Komisi Yudisial adalah lembaga Negara sebagaimana dimaksud dalam
Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia tahun 1945. Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun1945 menegaskan bahwa kedaulatan berada di tangan
rakyat dan dilaksanakanmenurut Undang-Undang Dasar. Ditegaskan pula bahwa Negara
Indonesia adalahnegara hukum.Sejalan dengan prinsip ketatanegaraan di atas, salah satu
substansi penting perubahan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945
adalahadanya Komisi Yudisial. Komisi Yudisial tersebut merupakan lembaga Negarayang
bersifat mandiri yang berwenang mengusulkan pengangkatan hakim agungdan mempunyai
wewenang lain dalam rangka menjaga dan menegakkankehormatan, keluhuran martabat,
serta perilaku hakim.Pasal 24 B Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945memberikan landasan hukum yang kuat bagi reformasi bidang hukum, yaknidengan
memberikan kewenangan kepada Komisi Yudisial untuk mewujudkanchecks and balances,
walaupun Komisi Yudisial bukan pelaku kekuasaankehakiman namun fungsinya berkaitan
dengan kekuasaan kehakiman.
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia ( Komnas HAM )Dalam Pasal 1 angka (7) UU
R.I. Nomor 39 tahun 1999 tentang Hak AsasiManusia disebutkan bahwa Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia yang selanjutnyadisebut Komnas HAM adalah lembaga mandiri yang
berkedudukan setingkatdalam negara lainnya yang berfungsi melaksanakan pengkajian,
penelitian, penyaluran, pemantauan, dan mediasi hak asasi manusia.Dalam pasal 75 Undang-
Undang R.I. Nomor 39 tahun 1999 disebutkan bahwaKomnas HAM bertujuan :
 Mengembangkan kondisi yang kondusif bagi pelaksanaan hak asasi manusiasesuai
dengan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, dan PiagamPerserikatan Bangsa-
Bangsa, serta Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia;dan
 Meningkatkan perlindungan dan penegakan hak asasi manusia guna berkembangnya
pribadi manusia Indonesia seutuhnya dan kemampuannyadalam berbagai bidang
kehidupan.

C. Elemen Penegak Hukum


Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegakhukum dan aparat
(orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang teribat dalam
proses tegaknya hukum, dimulai dari saksi, polisi, penasihat hukum, jaksa, hakim, dan petugas
sipil pemasyarakatan. Dalam proses bekerjanya aparatur penegak hukum, terdapat tiga elemen
pentingyang mempengaruhi, yaitu:
a. Institusi penegak hukum beserta berbagai perangkat sarana prasarana pendukung dan
mekanisme kerja kelembagaannya.
b. Budaya kerja yang terkait dengan aparatnya termasuk mengenai kesejahteraanaparatnya.
c. Perangkat peraturan yang mendukung baik kinerja kelembagaanya maupunyang
mengatur materi hukum yang dijadikan standar kerja, baik hukummateriilnya maupun
hukum acaranya.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum


Menurut Soerjono Soekanto factor-faktor yang mempengaruhi penegakkanhukum sebagai
berikut:
Faktor hukumnya sendiri Semakin baik suatu peraturan hukum akan semakin baik
memungkinkan penegakannya. Sebaliknya, semakin tidak baik suatu peraturan hukum
akansemakin sukarlah menegakkannya. Secara umum, peraturan hukum yang baikadalah
peraturan hukum yang berlaku secara yuridis, sosiologis dan filosofis.
a. Secara Yuridis:Setiap peraturan hukum yang berlaku haruslah bersumber pada peraturan
yanglebih tinggi tingkatannya. Ini berarti bahwa setiap peraturan hukum yang
berlakutidak boleh bertentangan dengan peraturan hukum yang lebih tinggi
derajatnya.Misalnya, Undang-Undang di Indonesia dibentuk oleh Presiden dengan
persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.
b. Secara Sosiologis: Bilamana peraturan hukum tersebut diakui atau diterima oleh
masyarakat kepadasiapa peraturan hukum tersebut ditujukan/ diberlakukan menurut
“Anerkennungstheorie”, “The recognition Theory”). Teori ini bertolak belakangdengan
“Machttheorie”, Power Theory”) yang menyatakan, bahwa peraturan. Hukum
mempunyai kelakuan sosiologis, apabila dipaksakan berlakunya oleh penguasa, diterima
ataupun tidak oleh warga masyarkat.
c. Secara Filosofis:Apabila peraturan hukum tersebut sesuai dengan cita-cita hukum
(rechtsidde)sebagai nilai positif yang tertinggi. Dalam negara Indonesia, cita-cita
hukumsebagai nilai positif yang tertinggi adalah masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

1. Faktor Penegak HukumSecara sosiologi


Setiap penegak hukum tersebut mempunyai kedudukan (status)atau peranan (role).
Kedudukan social merupakan posisi tertentu dalam struktur masyarakat yang isinya adalah hak
dan kewajiban.Penegakkan hukum dalam mengambil keputusan diperlukan penilaian
pribadiyang memegang peranan karena:
a. Tidak ada perundingan undang-undang yang sedemikian lengkap, sehinggadapat
mengatur perilaku manusia.
b. Adanya hambatan untuk menyelesaikan perundang-undangan dengan perkembangan
masyarakat sehingga menimbulkan ketidakpastian.
c. Kurangnya biaya untuk menerapkan perundang-undangan.
d. Adanya kasus-kasus individual yang memerlukan penanganan khusus.
2. Faktor sarana atau Fasilitas
Sarana atau fasilitas antara lain mencakup tenaga manusia yang berpendidikan danterampil,
organisasi yang baik, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup danseterusnya. Kalau hal-
hal itu tidak terpenuhi maka mustahil penegak hukum akanmencapai tujuannya.Misalnya, untuk
membuktikan apakah suatu tanda tangan palsu atau tidak,kepolisian di daerah tidak dapat
mengetahui secara pasti, karena tidak mempunyaialat untuk memeriksanya, sehingga terpaksa
dikirim ke Jakarta.Dengan demikian dapatlah disimpulkan, bahwa sarana atau fasilitas
sangatmenentukan dalam penegak hukum. Tanpa sarana atau fasilitas yang memadai, penegak
hukum tidak akan dapat berjalan lancar, dan penegak hukum tidakmungkin menjalankan peranan
yangg seharusnya.
3 .Faktor Masyarakat
Semakin tinggi kesadaran hukum masyarakat maka akan semakin memungkinkan penegakan
hukum yang baik. Sebaliknya, semakin rendah tingkat kesadaranhukum masyarakat, maka akan
semakin sukar untuk melaksanakan penegakhukum yang baik.Kesadaran hukum merupakan
suatu pandangan yang hidup dalam masyarakattentang apa hukum itu. Pandangan itu
berkembang dan dipengaruhi oleh berbagaifaktor yaitu agama, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Pandangan itu selalu berubah, oleh karena itu hukum pun selalu berubah. Maka diperlukan upaya
darikesadaran hukum, yakni:
 Pengetahuan hukum
 Pemahaman hukum
 Sikap terhadap norma-normad. Perilaku hukum.
4. Faktor Kebudayaan
Kebudayaan pada dasarnya mencakup nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku, nilai-
nilai mana yang merupakan konsepsi-konsepsi yang abstrakmengenai apa yang dianggap baik
(sehingga dituruti) dan apa yang dianggap buruk(sehinga dihindari). Maka, kebudayaan
Indonesia merupakan dasar atau mendasarihukum adat yang berlaku. Disamping itu berlaku pula
hukum tertulis (perundang-undangan), yang dibentuk oleh golongan tertentu dalam masyarakat
yangmempunyai kekuasaan dan wewenang untuk itu. Hukum perundang-undangan tersebut
harus dapat mencerminkan nilai-nilai yang menjadi dasar dari hukumadat, agar hukum
perundang-undangan tersebut dapat berlaku secara aktif.
Mengenai berlakunya undang-undang tersebut, terdapat beberapa azas yangtujuannya adalah
agar undang-undang tersebut mempunyai dampak yang positif.Azas-azas tersebut antara lain:
1) Undang-undang tidak berlaku surut
2) Undang-undang yang dibuat oleh penguasa yang lebih tinggi
3) Mempunyai kedudukan yang lebih tinggi,
4) Undang-undang yang bersifat khusus menyampingkan undang-undang yang bersifat umum,
apabila pembuatnya sama,
5) Undang-undang yang berlaku belakangan, membatalkan undang-undang yang berlaku
terdahulu.

E. Upaya-Upaya Penegakan Hukum untuk Menjamin Keadilan dan Kedamaian


Penegakan hukum merupakan pondasi utama dalam kehidupan Bernegara,guna terciptanya
ketertiban dan ketentraman sehingga tidak heran jika banyak Negara di dunia menjadikan
penegakan hukum sebagai prioritas kebijakan dan pembaharuan, termasuk Indonesia yang
ditandai dengan mulai berbenah dandilengkapinya segala bentuk infrastruktur lembaga-lembaga
baik itu dalam lingkupkekuasaan eksekutif, yudikatif, maupun lembaga-lemabaga pengawas
independenyang bertugas melakukan pengawalan terhadap terealisasinya jaminan
penegakhukum.Berbagai macam cara untuk mengatasi masalah penegakan hukum diIndonesia
sebagai berikut:
a. Penegak hukum seharusnya berjalan tidak semata melihat fakta, tetapimenimbang serta
melihat latar belakang peristiwa, alasan terjadinya kejadian,unsur kemanusaian dan juga
menimbang rasa keadilan dalam memberikankeputusan.
b. Hukum seharusnya tidak di tegakan dalam bentuk yang paling kaku, arogan,dan hitam
putih. Tapi, harus berdasarkan rasa keadilan yang tinggi, tidak hanyamengikuti hukum
dalam konteks perundang-undangan hitam putih semata.Karena hukum yang ditegakan
yang hanya berdasarkan konteks hitam putih belaka hanya akan menghasilkan keputusan-
keputusan yang kontroversial dantidak memenuhi rasa keadilan yang sebenarnya.
c. Hakim sebagai pemberi keputusan seharusnya tidak menjadi corong undang-undang yang
hanya mengikuti peraturan perundang-undangan semata tanpamempedulikan rasa
keadailan. Hakim seharusnya mengikuti perundang-undangan dengan mementingkan rasa
keadilan seadil-adilnya sehinggakeputusannya dapat memenuhi rasa keadilan yang
sebenarnya.
d. Memberikan Pendidikan dan penyuluhan hukum baik formal maupun informalsecara
berkesinambungan kepada masyarakat tentang pentingnya penegakanhukum di Indonesia
sehingga masyarakat sadar hukum dan menaati peraturan yang berlaku.
e. Menyediakan bantuan hukum bagi si miskin dan buta hukum. Melaksanakanasas proses
yang tepat, cepat dan biaya ringan semua tingkat peradilan.
f. Pemberian saksi yang tegas kepada aparat penegak hukum yang tidakmenjalankan tugas
dengan semestinya.
BAB III
PENUTUP
A.Simpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari pembahasan ini yaitu penegakan hukum adalah
suatu upaya yang dilakukan untuk menjadikan hukum sebagai pedoman perilaku dalam
setiap perbuatan hukum, baik oleh para subyek hukum maupun paraaparat penegak hukum
resmi yang diberi tugas dan wewenang oleh UU untuk menjamin berfungsinya norma-norma
hukum yang berlaku di masyarakan dan negara. Peran-peran lembaga penegak hukum juga
sangat diperlukan dalam menjalankan hukum.
B.Saran
Dalam makalah ini, penulis menyarankan agar kita dapat mensosialisasikan politik kepada
masyarakat dengan sosialisasi yang benar dan tepat sehinggamasyarakat dengan mudah
menerimanya. Oleh karena itu, untuk politikus disarankan agar dapat menjalankan politik itu
sesuai dengan ketentuan Undang-undang yang berlaku dan tidak menjadikan politik untuk
kepentingan pribadi.
Daftar Pustaka

Ir iani, Dewi. _. Pengenalan Ilmu Hukum. Ponorogo: STAIN Ponorogo.Mahfiana, Layyin. 2005.
Ilmu Hukum. Ponorogo: STAIN Ponorogo Press.Raharjo, Sadjibto. ___.Masalah
Penegakan Hukum.
Bandung: Sinar Baru.Tim Redaksi.2014.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. http://www.slideshare.net/fadhlisyar/makalah-
pkn?related=1# http://www.bimbingan.org/contoh-rumusan-masalah.htm
http://www.slideshare.net/iBeDaSilva/perlindungan-
hukumhttp://www.slideshare.net/ek0hidayat/penegakan-hukum-di-indonesia-21692948
http://sururudin.wordpress.com/2011/03/11/tugas-dan-wewenang-jaksa-dalam-
Daftar Isi

Kata Pengantar ...................................................................................................................i

BAB I Pendahuluan...........................................................................................................ii
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................................2
1.3 Maksud & Tujuan .......................................................................................................2
1.4 Kegunaan atau Manfaat ..............................................................................................2

BAB II Pembahasan.........................................................................................................iii
2.1 Kajian Teoritis ............................................................................................................3
a. Pengertian Penegak Hukum ..........................................................................................3
b. Makna Penrgakan Hukum ............................................................................................4

2.2 Pembahasan ................................................................................................................5


a. Aparat Penegak Hukum.................................................................................................6
b. Lembaga Penegak Hukum ............................................................................................8
c. Elemen Penegak Hukum .............................................................................................11
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum............................................11
e. Upaya-Upaya Penegakan Hukum ...............................................................................13

BAB III Penutup...............................................................................................................iv


3.1 Simpulan .............................................................................................................14
3.2 Saran...................................................................................................................14

Daftar Pustaka ..................................................................................................................v

MAKALAH
‘’ Peran Lembaga-Lembaga Penegak Hukum RI’’

Disusun oleh :
Nama :
Kelas : XII IPS 3
M. Pelajaran: PPKN

SMAN 4 MANDAU
2022

Anda mungkin juga menyukai