Anda di halaman 1dari 5

Kata Pengantar

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt. atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini dapat tersusun
sampai selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materi.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktikkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini
karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun 21/November/2022

M.khairil Hermawan
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah:
Undang-Undang Dasar 1945 secara tegas menerangkan dalam pasal 1 ayat (3) UUD 1945 perubahan
ketiga yang berbunyi "Negara Indonesia adalah Negara hukum". Artinya, Negara Kesatuan Republik
Indonesia adalah negara yang berdasar atas hukum (rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan
(mackstaat), dan pemerintah berdasarkan sistem konsitusi (hukum dasar), bukan absolutisme (kekuasaan
yang tidak terbatas). Dan perwujudan hukum tersebut terdapat dalam UUD 1945 serta peraturan
perundangan di bawahnya. Tetapi kenapa sistem hukum di negeri ini selalu menjadi topik yang tak bosan-
bosannya diperbincangkan dan selalu membuat masalah. Apakah sistem yang berlaku tidak sesuai dengan
karakter bangsa Indonesia? Apakah para pelaku hukum yang tidak mengetahui ganjaran setiap tindakan
penyelewengan yang mereka lakukan? Atau apakah ganjaran dari sistem hukum tersebut yang kurang
tegas untuk mengatasi berbagai macam permasalahan tindak pidana?
Dalam negara hukum, segala permasalahan diselesaikan sesuai hukum yang berlaku. Akan tetapi, praktik
perlindungan dan penegakan hukum terkadang berbeda dengan prosedur yang ditetapkan. Oleh karena
itu, perlindungan dan penegakan hukum di Indonesia untuk menjamin keadilan dan kebenaran dalam
kehidupan bermasyarakat harus segera dibenahi agar tidak terjadi penyelewengan hukum yang dilakukan
oleh oknum- oknum yang tidak bertanggung jawab. Seorang yang melanggar hukum harus ditindak
sesuai aturan hukum yang berlaku. Perlindungan dan penegakan hukum harus memenuhi rasa keadilan
masyarakat.
Hukum Negara ialah aturan bagi Negara itu sendiri, bagaimana suatu Negara menciptakan keadaan yang
relevan, keadaan yang menentramkan kehidupan sosial masyarakatnya, menghindarkan dari segala
bentuk tindak pidana maupun perdata. Namun tidak di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ini,
pemberitaan di media masa sungguh tragis. Bahkan dari Hasil survei terbaru dari Lingkaran Survei
Indonesia (LSI) menyebutkan bahwa 56,0 persen publik menyatakan tidak puas dengan penegakan
hukum di Indonesia, hanya 29,8 persen menyatakan puas, sedangkan sisanya 14,2 persen tidak menjawah.
Sebuah fenomena yang menggambarkan betapa rendahnya wibawa hukum di mata publik.
Dengan landasan pemikiran ini, penulis akan mencoba memaparkan mengenai hukum,perlindungannya,
penegakannya, aspek-aspek yang menjadi subjek dan objeknya, serta penerapannya di tengah masyarakat
yang tidak puas dengan keadaan penegakan hukum di Indonesia sekarang ini.
Rumusan Masalah :
Dengan memperhatikan latar belakang tersebut, supaya penyusun mendapatkan hasil yang diinginkan,
maka penyusun mengemukakan beberapa perumusan masalah. Adapun rumusan masalah dalam
pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah perlindungan dan penegakan hukum itu?
2. Bagaimana Pemberdayaan Masyarakat dan Penegakan hukum ?.
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Perlindungan Hukum :
zPerlindungan hukum merupakan hak setiap warga negara Indonesia, artinya seluruh warga negara
Indonesia tanpa membedakan berdasarkan golongan tertentu, berhak mendapatkan perlindungan hukum
dari sesuatu yang mengancam dirinya. Penegakan hukum merupakan suatu usaha untuk mewujudkan ide-
ide keadilan, kepastian hukum, dan kemanfaatan sosial menjadi kenyataan.
Indonesia sebagai negara hukum, segala sesuatunya harus berdasarkan pada hukum (asas legalitas).
Perlindungan hukum diberlakukan bagi setiap orang sebagai bentuk perlindungan terhadap hak-hak asasi
manusia terhadap ketentuan hukum yang mungkin saja melanggar hak-hak individu. Setiap orang
memiliki hak dan diperlakukan sama di hadapan hukum, Semua masyarakat Indonesia mendapat
perlindungan hukum karena negara hukum melindungi segenap warga negara tanpa membeda-
bedakannya.
Hukum dapat diartikan sebagai himpunan peraturan-peraturan (perintah dan larangan) yang dibuat oleh
penguasa negara atau pemerintah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam bermasyarakat, bersifat
memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Sedangkan perlindungan adalah
suatu proses cara perbuatan untuk melindungi seseorang. Jadi perlindungan hukum adalah jaminan
perlindungan pemerintah dan atau masyarakat kepada warga negara dalam melaksanakan fungsi, hak,
kewajiban, dan peranannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku,
Perlindungan hukum juga dapat diartikan sebbagai upaya melindungi secara hukum terhadap jiwa raga,
harta benda seseorang, dan Hak Asasi Manusia (HAM), yang terdiri atas hak untuk hidup, hak
kemerdekaan, hak beragama, dan sebagainya. Dengan demikian, pelanggaran hukum apapun yang
dilakukan terhadap hal-hal tersebut di atas akan dikenakan sanksi.

Pengertian Penegakan Hukum :


Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma-norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Ditinjau dari sudut subjeknya, penegakan hukum itu dapat
dilakukan oleh subjek yang luas dan dapat pula diartikan sebagai upaya penegakan hukum oleh subjek
dalam arti terbatas atau sempit. Dalam arti luas, proses penegakan hukum itu melibatkan semua yang
subjek hukum dalam setiap hubungan hukum. Siapa saja yang menjalankan aturan normatif atau
melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu dengan mendasarkan diri pada norma aturan hukum
yang berlaku, berarti dia menjalankan atau menegakkan aturan hukum. Dalam arti sempit, dari segi
subjeknya itu, penegakan hukum itu hanya diartikan sebagai upaya aparatur penegakan hukum tertentu
untuk menjamin dan memastikan bahwa suatu aturan hukum berjalan sebagaimana seharusnya. Dalam
memastikan tegaknya hukum itu, apabila diperlukan, aparatur penegak hukum itu diperkenankan untuk
menggunakan daya paksa.
Pengertian penegakan hukum itu dapat pula ditinjau dari sudut objeknya, yaitudari segi hukumnya.
Dalam hal ini, pengertiannya juga mencakup makna yang luas dan sempit. Dalam arti luas, penegakan
hukum itu mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di dalamnya bunyi aturan formal maupun
nilai-nilai keadilan yang hidup dalam masyarakat. Tetapi, dalam arti sempit, penegakan hukum itu hanya
menyangkut penegakan peraturan yang formal dan tertulis saja. Karena itu, penerjemahan perkataan law
enforcement' ke dalam bahasa Indonesia dalam menggunakan perkataan 'penegakan hukum dalam arti
luas dan dapat pula digunakan istilah 'penegakan peraturan' dalam arti sempit. Pembedaan antara
formalitas aturan hukum yang tertulis dengan cakupan nilai keadilan yang dikandungnya ini bahkan juga
timbul dalam bahasa Inggeris sendiri dengan dikembangkannya istilah 'the rule of law" versus "the rule of
just law' atau dalam istilah 'the rule of law and not of man' versus istilah 'the rule by law yang berarti 'the
rule of man by law'. Dalam istilah 'the rule of law' terkandung makna pemerintahan oleh hukum, tetapi
bukan dalam artinya yang formal, melainkan mencakup pula nilai-nilai keadilan yang terkandung di
dalamnya. Karena itu, digunakan istilah 'the rule of just law. Dalam istilah the rule of law and not of man'
dimaksudkan untuk menegaskan bahwa pada hakikatnya pemerintahan suatu negara hukum modern itu
dilakukan oleh hukum, bukan oleh orang. Istilah sebaliknya adalah 'the rule by law' yang dimaksudkan
sebagai pemerintahan oleh orang yang menggunakan hukum sekedar sebagai alat kekuasaan belaka.

Pemberdayaan Masyarakat dan Penegakan Hukum :


Suatu hukum hanya dapat dilaksanakan dan diterapkan dengan baik apabila dalam masyarakat terdapat
suatu struktur yang memungkinkan bagi setiap anggota masyarakat untuk mewujudkan cita-cita hukum
tersebut. Oleh karena itu jika kita mengharapkan perilaku hukum masyarakat yang baik, maka kita harus
menciptakan struktur sosial masyarakat yang baik pula. Selama struktur sosial masyarakat tidak
terkandung kearah susunan masyarakat yang baik maka selama itu pula perilaku hukum masyarakat sulit
untuk mengarah kepada perilaku hukum yang baik.Selanjutnya, harus pula dipahami bahwa kesadaran
hukum yang menyangkut perilaku manusia, tidak dapat dilepaskan dari sikap batin. Oleh karena itu
kesadaran hukum yang dimaksudkan haruslah memiliki keterkaitan pula dengan sikap batin pelakunya.
Dengan kata lain, harus terdapat kaitan yang erat antara sikap batin dan tindakan yang dilakukan oleh
seseorang. Berdasarkan uraian-uraian yang telah kami kemukakan pada bahagian terdahulu, maka pada
bahagian ini dapat kami simpulkan hal-hal sebagai berikut:
1. Bahwa pemberdayaan masyarakat dalam proses penegakan hukum meliputi peningkatan, pengetahuan
masyarakat terhadap kaedah hukum itu sendiri termasuk pengetahuan dan pemahamannya terhadap isi
kaedah hukum itu, ketaatan dan kepatuhan masyarakat terhadap kaedah hukum itu dan pola perilaku
hukum masyarakat itu sendiri;
2. Bahwa pemahaman hukum masyarakat dipengaruhi oleh struktur sosial tempat di mana hukum itu
berlaku, karenanya untuk mencapai terpeliharanya tertib hukum melalui kesadaran hukum masyarakat,
maka perlu pula dibenahi struktur masyarakat yang bersangkutan, seperti struktur ekonomi, politik,
pendidikan, pertahanan keamanan dan lain sebagainya yang terdapat dalam sistem sosial:
3. Bahwa pemberdayaan masyarakat untuk memelihara tertib hukum, tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
juridis semata, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor non juridis seperti sikap penegak hukum, sarana dan
prasarana, budaya hukum dan masyarakat sebagai pemegang peran;
4. Bahwa perlu kiranya untuk menumbuhkan kesadaran hukum masyarakat agar tertib hukum terpelihara
dengan baik disusun suatu kaedah hukum yang sesuai dengan aspirasi masyarakat Indonesia, sesuai
dengan asas-asas hukum Indonesia dengan kata lain perlu diperhatikan segi substansialnya, bukan segi
formalnya seperti yang berkembang selama ini.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Penegakan hukum adalah proses dilakukannya upaya untuk tegaknya atau berfungsinya norma- norma
hukum secara nyata sebagai pedoman perilaku dalam lalu lintas atau hubungan-hubungan hukum dalam
kehidupan bermasyarakat dan bemegara.
Aparatur penegak hukum mencakup pengertian mengenai institusi penegak hukum dan aparat
(orangnya) penegak hukum. Dalam arti sempit, aparatur penegak hukum yang terlibat dalam proses
tegaknya hukum itu, dimulai dari saksi, polisi, penaschat hukum, jaksa, hakim, dan petugas sipir
pemasyarakatan.

DAFTAR PUSTAKA
https://id.scribd.com/document/447597822/Makalah-Perlindungan-dan-Penegakan-Hukum-di-Indonesia-
docx

Anda mungkin juga menyukai