Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENGANTAR UMUM TENTANG HUKUM

DISUSUN

OLEH :

ALVIANI ARISKA (2310411092)

ELA SAFIRA (2310411021)

FATHATUL KURNIA(2310411136)

DANDRI BASO (2310411066)


KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah Swt atas segala rahmat-Nya sehingga

makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan

terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi pada pembuatan

makalah ini.Serta ucapan terima kasih pada ibu Dasa Febrianti,SE.,MM yang telah

memberi tugas makalah ini.

Semoga makalah dengan judul “Pengetahuan Umum Tentang Hukum” dapat

menambah pengetahuan kita pada Aspek Hukum dalam Bisnis.

Bagi kami sebagai penyususn merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam

penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami,

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca

demi kesempurnaan makalah ini.

Palu, 17 Maret 2024


Penulis

BAB I

PEMBAHASAN

PENGERTIAN HUKUM

Hukum memiliki banyak segi dan cakupan yang sangat bluas,sehingga

sangat sulit untuk merumuskan hukum dalam suatu definisi. Sehingga banyak

sekali pendapat para ahli yang muncul dalam merumuskan definisi tentang

hukum.

A. Hukum Menurut Ahli

1.Prof. Mr. E.M. Meyers

Hukum adalah semua aturan yang mengandung pertimbangan

kesusilaan, ditujukan kepada tingkah laku manusia dalam masyarakat dan yang

menjadi pedoman bagi Penguasa-penguasa Negara dalam melaksanakan

tugasnya.

2.Mochtar Kusumaatmadja

Hukum adalah keseluruhan kaedah-kaedah serta asas-asas yang

mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang bertujuan


memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-proses guna

mewujudkan berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat.

3.Ernst Utrect

Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (baik perintah atau larangan)

yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat yang seharusnya ditaati oleh

anggota masyarakat dan jika dilanggar dapat menimbulkan tindakan dari pihak

pemerintah dari masyarakat itu.


BAB II

PEMBAHASAN

A. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Hukum.

Hukum merupakan sesuatu yang abstrak, karena tidak dapat dilihat atau

diraba, tetapi dapat dirasakan kehadirannya. Karena hukum bukanlah

merupakan suatu objek, melainkan tindakan (setelah pelaksanaan). Untuk

mengkaji hal tersebut, kita harus memperhatikan keberadaan hukum melalui

bekerjanya hukum yang ada dalam masyarakat. Membahas efektivitas hukum

pada masyarakat berarti membahas efektivitas atau penegakan hukum dalam

mengatur dan/atau menegakkan kepatuhan dan kepatuhan terhadap hukum.

Jadi dapat dikatakan bahwa terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi

efektivitas hukum. Kemudian ada juga faktor-faktor yang mempengaruhi apakah

hukum itu benar-benar berfungsi dalam masyarakat. Penelitian ini menggunakan

jenis penelitian normatif hukum yang menghubungkan topik dengan topik utama

penelitian ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa efektivitas penegakan

hukum di masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu aturan hukum

(peraturan), penegak hukum, sarana atau fasilitas, dan kesadaran masyarakat

itu sendiri.
B. Ciri-Ciri Hukum

Suatu negara pasti memiliki aturan hukum yang berlaku utnuk seluruh rakyat.

Tanpa adanya ketaatan pada hukum, kehidupan bernegara akan menjadi

berantakan.

Aristoteles mendefinisikan hukum sebagai sesuatu yang tidak mengikat tetapi dapat

pula berlaku sebagai hakim, di mana undang-undang mengawasi dan menjalankan

tugas mereka untuk menghukum orang yang bersalah.

1. Hukum mengatur tingkah laku masyarakat

Pertama, hukum mengatur tingkah laku masyarakat. Baik hukum yang

berlaku secara domestik maupun hukum yang berlaku secara global. Hukum akan

mengatur bagaimana seseorang hidup di masyarakat, bagaimana seseorang

berperilaku, dan bagaimana seseorang bersosialisasi.

2. Hukum bersifat memaksa

Hukum memiliki sifat memaksa dan mengikat. Ini adalah ciri-ciri hukum yang

paling penting. Hal ini bertujuan supaya semua orang dari semua lapisan

masyarakat harus mematuhi hukum yang berlaku.

3. Hukum mencakup larangan dan perintah

Salah satu ciri hukum adalah mengandung larangan dan perintah yang harus

dipatuhi oleh semua orang.


4. Hukum memiliki unsur perlindungan dan melindungi

Hukum tidak hanya memberi aturan larangan dan perintah saja. Akan tetapi

hukum harus memiliki sisi yang melindungi masyarakat melalui ditetapkannya

larangan dan perintah tersebut.

5. Hukum memerapkan sanksi untuk pelanggar hukum

Hukum juga mencakup sanksi atau hukuman bagi mereka yang

melanggarnya. Karena mereka dapat diberi sanksi dan dijatuhi hukuman, ciri-ciri

hukum ini mendorong orang untuk tidak melanggar hukum. Hukum yang berlaku

juga mengatur sanksi yang diberikan.

6. Hukum diciptakan oleh pihak yang berwenang

Ciri hukum yang terakhir adalah hukum diciptakan oleh pihak yang memiliki

wewenang dan kuasa untuk membuat, menyusun, dan menetapkannya. Hanya

hukum yang dibuat oleh lembaga atau badan resmi sesuai dengan peraturan yang

telah ditetapkan yang dapat digunakan.

C. UNSUR HUKUM

Hukum mengandung beberapa unsur yakni:

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat

2. Peraturan itu dibentuk oleh badan-badan resmi yang berwajib/berwenang


3.Peraturan itu bersifat memaksa

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas dan nyata.

D.TUJUAN HUKUM

Ketika kamu melakukan suatu kesalahan atau pelanggaran, hukum dapat

bertindak sesuai dengan wewenangnya karena itu adalah tujuan hukum. Tujuan

utamanya adalah untuk mengatur tingkah laku manusia dalam menjaga ketertiban,

keadilan, serta mengantisipasi kekacauan di lingkungan. Tujuan hukum menurut

Mochtar adalah untuk memelihara keteraturan (kepastian), serta ketertiban.

Menurutnya, manusia tidak akan hidup dengan baik atau teratur jika tidak dibimbing

secara langsung oleh hukum. Dalam kehidupan yang tidak teratur, manusia tidak dapat

mencapai keinginan atau mengembangkan bakatnya.

Melihat dari pendapat-pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa tujuan hukum

adalah sebagai berikut.

 Menciptakan kesejahteraan maupun kenyamanan dalam kehidupan.

 Menjaga supaya tidak terjadi aksi-aksi tidak terpuji di tengah masyarakat.

 Menjadi pedoman yang baik untuk perilaku masyarakat.

 Melindungi HAM (Hak Asasi Manusia) dari setiap individu untuk mewujudkan sila

Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.


E.JENIS-JENIS HUKUM

1. Hukum Publik

Hukum publik menjadi peraturan hukum yang berperan untuk mengatur hubungan

antara warga negara dan negara yang memiliki kepentingan umum. hukum pidana

merujuk pada hukum yang mengatur hubungan masyarakat dengan individu mengenai

kejahatan atau pelanggaran. Kepentingan yang berkaitan dengan pelanggaran tersebut

masih bersifat umum.

Contoh dari pelanggaran hukum publik adalah pembunuhan, pencurian,

pemalsuan, korupsi, pencurian, dan tindakan yang diatur oleh hukum pidana. Namun,

tidak hanya hukum pidana saja yang menjadi bagiannya karena terdapat hukum

administrasi dan tata negara.

2. Hukum Privat

Hukum yang bersifat pribadi dan tidak banyak diketahui atau digunakan oleh

orang-orang.Hukum mengatur hubungan antar manusia, satu individu dengan individu

lainnya untuk kepentingan perorangan. Jenis-jenisnya adalah hukum perdata, hukum

dagang, dan juga hukum sipil. Hukum perdata merupakan peraturan yang memiliki

rangkaian yang dapat mengatur satu hal dengan hal lainnya. Dari hukum perdata, asas

pokok terhadap otonomi warga merupakan milik sendiri.

Jadi, setiap individu memiliki kesempatan yang sama dalam mempertahankan

pendapat mereka atau kehendak sendiri, tetapi tetap mengikuti aturan dari pemerintah.
Contoh kasus atau perihal yang ditangani oleh hukum perdata adalah perceraian,

pencemaran nama baik, alih warisan, dan masih banyak lagi.

F. DASAR PEMBAGIAN JENIS HUKUM

1. Jenis Hukum Menurut Sumber

Jenis hukum juga bisa dikategorikan atau dibagi sesuai dengan sumber, serta asal

hukum yang diciptakan. Hal ini mengingat bahwa hukum tidak hanya berlaku pada

suatu negara saja, tetapi juga sudah ada sejak lahir dan berlakunya.Sumber yang

pertama adalah undang-undang. Kalau membicarakan soal pedoman Indonesia,

undang-undang menjadi salah satu wujud utama yang dapat digunakan untuk

menciptakan perdamaian di lingkungan.

2. Jenis Hukum Menurut Bentuknya

● Hukum tertulis merupakan hukum yang harus dituliskan dan tercantum dalam

undang-undang. Misalnya, Peraturan Pemerintah, Undang-Undang, KUHP, dan

masih banyak lagi contoh lainnya.

● Hukum tidak tertulis sama dengan kebiasaan yang sudah dibicarakan, di mana

kebiasaan masyarakat juga dijalankan menurut hukum. Meski tidak terlihat atau

tidak dapat dibaca, hukum ini juga bersifat memaksa dan mengikat.

3.Jenis Hukum Menurut Waktu Berlakunya

Ada tiga jenis hukum yang terbagi berdasarkan waktu berlakunya, yakni ius

constitutum (hukum positif), Ius Constituendum, dan Ius Naturale (hukum asasi).
4. Jenis Hukum dan Tempat Berlakunya

Jenis hukum dari tempat berlakunya terbagi menjadi dua, yakni hukum internasional

dan hukum nasional. Hukum nasional merupakan peraturan yang berlaku dalam suatu

negara layaknya Undang-Undang Dasar 1945.Hukum internasional merupakan

peraturan yang bersifat global dan mengatur hubungan internasional secara luas.

5. Jenis Hukum Menurut Sifatnya

Jenis hukum dari sifatnya terbagi atas hukum yang memaksa dan mengatur. Hukum

yang memaksa artinya akan memberikan sanksi tegas kepada siapapun yang berani

melanggar.Hukum yang mengatur sifatnya tidak sebatas mengatur dan tetap memiliki

sanksi tegas, seperti hukum perdata.

6. Jenis Hukum dari Wujudnya

Wujud untuk hukum terbagi menjadi subjektif dan objektif. Hukum objektif adalah

hukum pidana yang dapat berlaku untuk semua masyarakat, sementara hukum

subjektif timbul karena reaksi dari hukum objektif dan orang-orang tertentu.

G. PERISTIWA HUKUM

Satjipto Rahardjo dalam Ilmu Hukum (hal. 35) menerangkan bahwa peristiwa

hukum adalah suatu kejadian dalam masyarakat yang menggerakkan suatu peraturan

hukum tertentu, sehingga ketentuan-ketentuan yang tercantum di dalamnya lalu

diwujudkan.
Lebih lanjut, Satjipto Rahardjo (hal. 35) pun menerangkan bahwa tidak setiap peristiwa

bisa menggerakkan hukum. Apabila A mengambil sepeda motor miliknya sendiri, maka

timbullah suatu peristiwa. Peristiwa ini tidak menggerakkan hukum untuk bekerja, lain

halnya apabila yang diambil oleh A adalah sepeda motor orang lain. Di sini hukum

digerakkan untuk bekerja, oleh karena hukum memberikan perlindungan terhadap

orang lain yang mempunyai sepeda motor tersebut. Oleh karena itu, hanya peristiwa-

peristiwa yang dicantumkan dalam hukum saja yang bisa menggerakkan hukum dan

untuk itu ia disebut sebagai peristiwa hukum.


BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Jadi,Hukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri atas norma dan

sanksi-sanksi. Hukum merupakan keseluruhan kaedah-kaedah serta asas-asas

yang mengatur ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-proses

guna mewujudkan berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan dalam masyarakat.

Tujuan hukum ialah ,enciptakan kesejahteraan maupun kenyamanan

dalam kehidupan,menjaga supaya tidak terjadi aksi-aksi tidak terpuji di tengah

masyarakat,menjadi pedoman yang baik untuk perilaku masyarakat,dan

melindungi HAM (Hak Asasi Manusia) dari setiap individu untuk mewujudkan sila

Keadilan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Dan Sifat Hukum itu Memaksa dan Mengatur!!!


Daftar Pustaka

https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-hukum/
https://www.hukumonline.com/klinik/a/peristiwa-hukum-lt5aebc758a2210/
https://journal.universitaspahlawan.ac.id/index.php/jpdk/article/view/13306?
articlesBySameAuthorPage=4#:~:text=Hukum%20merupakan%20sesuatu
%20yang%20abstrak,melainkan%20tindakan%20(setelah%20pelaksanaan).
https://kumparan.com/ragam-info/6-ciri-ciri-hukum-secara-umum-menurut-
para-ahli-20al1ZaydDS/full

Anda mungkin juga menyukai