Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PEMERINTAHAN NASIONAL

PRINSIP RULE OF LAW SEBAGAI PENEGAKAN


HUKUM

Dosen Pengampu :

Dr. Nur Hidayat.,S.Sos.,M.Si

Disusun Oleh :

IZZATUL ISMA

NIM.14010119140125

DEPARTEMEN POLITIK DAN PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2020
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan kasih sayang, petunjuk, serta pertolonganNya sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa saya mengucapkan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah
ini.

Adapun penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Tengah


Semester mata kuliah Pemerintahan Nasional yang diampu oleh Dr. Nur
Hidayat.,S.Sos.,M.Si. Pada makalah ini akan dibahas mengenai salah satu prinsip
tentang Rule Of Law.

Saya menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan


makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena itu,
saya sebagai penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi
menyempurnakan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat, pengetahuan,


dan pengalaman bagi para pembaca mengenai mata kuliah Pemerintahan
Nasional. Mohon maaf atas kekurangan dan kesahalahan dalam makalah ini. Saya
ucapkan terima kasih.

Semarang, 1 April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................2

DAFTAR ISI......................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4

1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................5

1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Rule of Law........................................................................................6

2.2 Sistematika penerapan Rule of Law ……………………….......................................8

2.3 Penerapan Rule of Law di indonesia saat ini............................................................9

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.................................................................................................................12

3.2 Saran...........................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………….………..…............13

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

` Hukum merupakan dasar fudamental bagi kehidupan masyarakat serta sebagai


patokan aturan bagi kehidupan manusia yang menyamngkut berbagai aspek. Menurut
beberapa ahli mengenai definisi hukum juga memiliki pandangan yang berbeda-beda,
sebab secara harfiah definisi hukum masih bersifat abstrak. Salah satu filsuf juga
menjelaskan hukum tidak hanya berarti kumpulan aturan yang dapat mengikat dan
berlaku pada masyarakat saja, tapi juga berlaku pada hakim itu sendiri. Dengan kata lain
hukum tidak diperuntukan dan ditaati oleh masyarakat saja, tapi juga wajib dipatuhi oleh
pejabat negara (Aristoteles). Tidak hanya seorang filsuf, pakar ahli pun juga mencoba
untuk mendefinisikan, melihat hukum dari segi formal atau landasan yuridis
terbentuknya hukum aturan-aturan yang dibuat oleh suatu lembaga negara (badan-badan
resmi) yang memiliki otoritas dalam memberikan sanksi atau tindakanhukuman terhadap
pelanggar hukum (J.C.T. simorangkir dan Woerjono Sastropranoto).
Tujuan dari hukum sendiri sebenarnya adalah mengatur berjalannya kehidupan
yang adil, sejahtera, nyaman, dan tenteram bagi kehidupan. Oleh karena itu hukum harus
dijalankan sesuai dasar negara dan kehidupan masyarakat yang berlaku. Sebab, jika
hukum tidak berjalan maka akan terjadi kekacauan di masyarakat dan manusia akan
bertindak sesuai ego mereka sendiri. Oleh karena itu untuk mengatasi masalah tersebut,
terdapat prinsip yang namanya Rules of Law. Prinsip tersebut bertujuan untuk melindungi
individu-individu yang lemah dari para individu yang memiliki kekuasaan supaya setiap
masyarakat bisa dipandang sama didepan hukum. Untuk memahami Rules of Law lebih
mendalam silahkan pahami penjelasan yang ada di dalam makalah ini.

4
1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa pengertian dari prinsip Rule of Law?


1.2.2 Bagaimana sistematika penerapan Rule of Law?
1.2.3 Bagaimana Penerapan Rule of Law di Indonesia saat ini?

1.3 Tujuan Makalah


1.3.1 Mahasiswa mampu memahami definisi dari prinsip Rule of
Law sebenarnya secara mendalam.
1.3.2 Mahasiswa mampu memahami sistematika dari penerapan
prinsipRule of Law.
1.3.3 Mahasiswa diharapkan mampu memahami tentang penerapan
prinsipRule of Law di Indonesia.

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dari Rule of Law.


Rule of Law merupakan hukum yang muncul pada abad ke-19, seiring
berkembangnya konstitusi dan demokrasi di berbagai negara. Rule of Law sendiri
dikemukakan oleh seseorang asal inggris pada tahun 1885 yang bernama Albert Van
Dscey. Albert Van Dicey menuangkan pengertian dari Rule of Law dalam bukunya yang
berjudul “Introduction To The Study Of The Law Of Constitution”. Hingga saat itulah
prinsip Rule of Law menjadi bahan penelitian oleh beberapa tokoh di berbagai dunia, dari
negara satu ke negara lain karena perkembangan sistem negara di dunia yang berbeda-
beda. Diindonesia sendiri pun juga memiliki keterkaitan mengenai Rule of Law, sebab
dijelaskan dalam penjelasan Undang-Undang 1945 indonesia adalah negara hukum
(Rechtstaat), sehingga keberjalanan hukum di indonesia harus menggunakan prinsip Rule
of Law Definisi dari Rule of Law sendiri sebenarnya sampai sekarang masih bersifat
abstrak dan berbeda dari ahli satu dengan ahli lain. Untuk memahami definisi yang jelas
dan mudah dipahami diperlukan perbandingan definisi dari beberapa tokoh. Sehingga,
kita bisa mengambil kesimpulan dari pengertian-pengertian tersebut.
1 Rule of law adalah didalam hukum harus menjamin apa yang diperoleh
masyarakat maupun bangsa yang bersangkutan dipandang sebagai keadilan,
terutama pada hal keadilan sosial (Sunarjati Hartono).
2 Rule Of Law adalah sebagai suatu institusi sosial yang juga memiliki struktur
sosial sendiri serta mengakar budaya sendiri . Rule Of Law tumbuh serta
berkembang ratusan tahun seiring pertumbuhan pada masyarakat Eropa,
sehingga dapat memperakar sosial serta budaya eropa, yang bukan institusi
netral (Satjipto Raharjo).
3 Rule of law adalah doktrin dengan semangat dan juga idealisme keadilan yang
tinggi, dan dalam mendefinisikan Rule of Law terdapat dua bagian yaitu,
formal yaitu sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi. Contohnya adalah
negara dan Pengertian hakiki yaitu sebagai penegakkan menyangkut ukuran
hukum yang baik dan buruk (Friedman : 1959).

6
Sehingga dari definisi-definisi dari para tokoh tersebut diapat ditarik benang
merah mengenai definisi Rule of Law. Rule of Law berarti seluruh lapisan yang ada di
dalam suatu masyarakat maupun lembaga, dimana setiap pihak mengedepankan hukum
yang menggunakan prinsip keadilan serta mendapat keterjaminan legalitas. Rule of Law
bukan serta merta aturan main dalam berbangsa dan bernegara, namun sebagai dasar
keterjalinnya hubungan bermasyarakat yang bertujuan menciptakan hukum yang bersifat
keadilan bagi setiap individu. Dalam mencapai tujuan dari keadilan, kesejahteraan,
nyaman dan tenteram tersebut, Rule of Law memiliki sistematika supaya dalam
menjalankan hukum tidak terjadi ketimpangan atau keberpihakan sebab munculnya Rule
of Law memiliki latar belakang, yaitu
1 Diawali oleh adanya gagasan untuk melakukan pembatasan kekuasaan
pemerintahan negara.
2 Sarana yang dipilih untuk maksud tersebut yaitu demokrasi konstitusional.
3 Perumusan yuridis dari Demokrasi Konstitusional adalah konsepsi negara
hukum.
Dimana dalam secara harfiah Rule of Law memiliki maksud utuk pembatasan kekuasaan
negara terhadap perseorangan. Karena kita tahu negara bukanlah pihak yang paling
berkuasa, sehingga pembatasan-pembatasan perlu dilakukan supaya kesewenang-
wenangan bisa dibatasi yaitu dengan hukum. Karena ketika kita mengikuti prinsip Rule
of Law, negara dan masyarakat akan dipandang sama dimata hukum, sehingga keadilan
yang dimaksudkan oleh Rule of Law tidak hanya sebagai keutopisan semata, namun bisa
kita rasakan dipihak paling bawah hingga pihak paling atas.
Untuk di indonesia sendiri, sebagai negara hukum seharusnya juga mampu
menerapkan Rule of Law secara penuh. Dalam Pasal 1 Ayat 3 Undang-Undang Dasar
1945 menjelaskan secara tegas bahwa indonesia adalah negara hukum. Oleh karena itu
sistem kenegaraan yang diatur oleh negara harus berdasarkan dengan hukum yang
berlaku serta berkeadilan yang tersusun dalam konstitusi, dimana setiap orang yang
diperintah maupun yang memerintah, punya kekuasaan ataupun tidak harus tunduk
terhadap hukum yang berlaku dan di perlakukan sama didepan hukum yang ada di
indonesia. Sehingga tidak ada perbedaan mengenari ras, agama, gender, daerah di mata
hukum. Sebab hal itu bertujuan untuk membatasi dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara supaya tidak terjadi kesewenang-wenangan dalam bertindak ataupun berkuasa.
Bahkan, pemerintahpun juga dipandang sama dimata hukum, hal itu di maksudkan agar
pemerintah tidak melanggar hak-hak rakyat karena kita tahu bahwa pembagian-
7
pembagian peran tugas daklam berbangsa dan bernegara sudah di lakukan sesuai
kemampuan dan perannya secara demokratis.

2.2 Sistematika penerapan Rule of Law


Sehingga untuk mencapai tujuan-tujuan dari Rule of Law tersebut diperlukan
strategi atau sistematika supaya Rule of Law bisa berjalan sesuai yang diharapkan.
Banyak cara dan sistematika agar Rule of Law bisa berjalan sesuai yang diharapkan,
namun disini lebih ringkasnya ada 3 point, yaitu
1 Keberhasilan “ the enforcement of the rules of law” harus didasarkan pada
corak masyarakat hukum yang bersangkutan dan kepribadian masing-masing
setiap bangsa.
2 Rule of Law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada pola
kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di negara tersebut. Sehingga tidak
terjadi pertentangan dengan budaya yang berkembang saat itu dalam penerapan
Rule of Law.
3 Rule of Law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial, gagasan
tentang hubungan antar bangsa , antar manusia, antar budaya, serta antar negar.
Sehingga harus ditegaskan secara adil dn tidak memihak.
Sehingga dalam mewujudkan dan melaksanakan strategi tersebut diperlukan hukum
progresif (Setjipto Raharjo : 2004), dimana hukum harus memihak pada prinsip keadilan
bukan malah dijadikan alat politik ataupun keperluan lainnya. Hukum progresif
mengandung makna bahwa “hukum adalah untuk manusia”, sehingga dalam
penerapannya hukum progresif memiliki makna yang kuat dalam moral. Namun tidak
hanya terpaku pada itu, faktor-faktor lain dalam penegakan Rule of Law lain juga harus
diperhatikan antara lain :

1. Hukumnya, hal ini yang dimaksud adalah Undang-undang. Dimana


undang-undang harus dibuat sesua asas-asas yang belaku di negara
tersebut. Hierarki dalam hukum juga harus diperhatikan secara cermat
supaya ketimpangan dalam penerapannya tidak terjadi ketimpangan atau
tumpang tindih. Selain itu, hukum yang berlaku tidak boleh
bertentangan dengan ideologi negara serta hukum haruslah menurut
ketentuan dan mengatur kewenangan berbagai pihak sehingga undang-
undang bisa sesuai dengan kondisi dan kebutuhan dari masyarakat
8
dimana hukum tersebut berlaku.
2. Penegak hukum, dalam hal ini pihak-pihak yang terlibat dalam
penegakan hukum harulah menjalankan tugas sesuai wewenangnya
dengan baik sabagaimana diatur oleh peraturan perundang-undangan.
Selain itu, sifat profesionalisme juga harus di jalankan bagi setiap
penegak hukum supaya kepercayaan dari masyarakat bisa di dapatkan
secara baik.

3. Sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum. Dalam


faktor ini berkaitan mengenai ini. Mencakup mengenai tenaga manusia
yang mumpuni, peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, sistem
organisasi yang baik, dan sebagainya. Sehingga, dengan terpenuhuinya
fasilitas dan sarana tersebut keberhasilan dalam penerapan Rule of law
bisa dijalankan.
4. Masyarakat, disini masyarakat diharapkan mampu berpartisipasi dalam
penegakan hukum. Sebab masyarakat disini sebagai obyek pelaksanaan
hukum itu sendiri. Sehingga mentaati dan kesadaran akan hukum
haruslah diperlukan oleh masyarakat dalam berbangsa dan bernegara.
5. Kebudayaan. Nilai-nilai yang mendasari hukum yang berlaku dalam
masyarakat. Nilai-nilai tersebut merupakan konsepsi-konsepsi yang
bersifat abstrak mengenai apa yang dianggap baik ataupun buruk.

Dari faktor-faktor tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa penerapan Rule of law
tidaklah harus terpaku pada suatu hal yang sudah ada, namun juga harus memperhatikan
beberapa hal lain lagi dan melihat perkembangan zaman. Sebab setiap negara memiliki
cara dan faktor-faktor lain dalam penegakan prinsip Rule of law. Sehingga, dalam
pelaksanaan-pelaksanaan tersebut tidak terjadi bias.

2.3 Penerapan Rule of Law di indonesia saat ini.


Dalam hal ini kita ambil studi kasus mengenai korupsi yang ada di indonesia.
Sebab, kita tau sekarang misi dan tujuan rule of law dalam pemberantasan korupsi yang
ada di indonesia masih belum jelas. Hanya berupa tindakan mengembalikan uang dan
memenjarakan yang tidak sesuai dengan apa yang telah dikorupsi oleh koruptor bahkan
pengembaliannya tidak sesuai dengan deibandingkan dengan APBN yang sudah
9
dikeluarkan oleh pemerintah. Namun, tujuan penghukuman tentang memberikan efek
jera terhadap pelaku belumlah maksimal tercapai karena selain adanya diskresi
tindakan yang dibolehkan oleh Undang-Undang Permasyarakatan. Ini jelas berakses
diskriminatif bagi pelaku yang tidak punya kekuatan politik serta kekuatan uang.
Kesalahan pandangan tentang permasalahan hukum mati bagi para koruptor terletak tidak
hanya disebabkan hak untuk hidup manusia adalah milik Allah SWT, tetapi bagaimana
hak hidup seseorang dicabutdalam pelaksanaan penegakan hukum yang sekarang terjadi
secara koruptif. Dalam hal seperti ini, perlu diingat mengenai pendapat para pakar ahli
”lebih baik melepaskan 100 orang yang bermasalah daripada menghukum satu orang
yang bersalah”. Kebenaran tentang materiil dalam hal praktik koruptif penegakan hukum
tergantung dari pemilik kekuasaan belaka, tidak dari prinsip-prinsip hukum yang sedang
berlaku, berdasarkan sila Ketuhanan Yang Maha Esa serta Sila Kemanusiaan yang adil
dan beradab. Sebenarnya masih banyak studi kasus yang bisa dijadikan contoh, tidak
hanya dalam hal korupsi saja. Seperti HAM yang sampai sekarang masih sering
diperdebatkan, Pembangunan yang masih kurang obyektif , hingga yang terbaru adalah
mengenai omnibuslaw yang dinilai manguntungkan para investor namun merugikan para
buruh pekerja, dll. Indonesia sendiri sebenarnya sudah melaksanakan langkah-lagkah
usaha dalam rangka Rule of law, yaitu :
1. Meningkatkan kemampuan dari pelaksanaan tugas umum kejaksaan, dimana
tugasnya adalah sebagai penegak hukum khususnya sebagai penuntut umum
dalam penanganan tindakan kriminalitas.
2. Keseriusan dalam koordinasi serta kerjasama fungsional antar penegak hukum
seperti, polisi, jaksa, dan hakim serta aparat keamanan lainnya demi
menegakkan keadilan serta tercapainya ketertiban dan kepastian hukum di
masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.
3. Kegiatan mengungkap tindak pidana dengan memprioritaskan yang diperkirakan
bisa menghambat pembangunan dilakukan secara intensive, antara lain tindak
pidana penyelundupan, korupsi dan subversi, dll.
4. Meningkatkan sikap mental dan ketrampilan serta kemampuan teknis bagi
penegak hukum dalam menyelesaikan perkara yang ditanganinya.
Jika dilihat dalam konteks tersebut, permasalahan yang ada diindonesia sekarang adalah
mengenai para penegak hukum yang masih passive dalam menegakkan hukum. Padahal
peran sentral dalam rule of law disini adalah para penegak hukum. Pengatur dan
pengendali masyarakat dalam penanganan tindak pidana. Sogok menyogok dalam
10
penegakan hukum masih sering terjadi di indonesia. Oleh karena itu ketimpangan dalam
proses pengadilan sering memunculkan pelbagai polemik di dalam masyarakat. Padahal
data dari Rule of Law Index 2019 meperlihatkan posisi indonesia di negara-negara
berskor tinggi , yaitu berada pada posisi 29 dari 126 negara. Rangking yang bagus dalam
penerapan rule of law dengan nilai skor sebesar 0,66. Nilai tersebut berasal dari
parameter pembatasan kekuasaan pemerintahan. Subfaktor lain yang dilihat ialah
pembatasan aparat pemerintahan oleh peraturan perundang-undangan, pembatasan dari
intervensi peradilan, independensi lembaga audit, penjatuhan sanksi kepada aparat
pemerintah yang melakukan pelanggaran hukum, adanya pengawasan oleh lembaga non-
pemerintahan, dan proses transisi pemerintahan yang selalu merujuk pada hukum dan
perundang-undangan. Padahal secara obyektif kita bisa melihat bahwa penegakan hukum
di indonesia sangatlah kurang, pemilik kekuasaan sering menguasai pengadilan ketika
memiliki kasus dengan pihak bawah yang tidak memiliki kekuasaan sehingga tujuan dari
rule of law yaitu keadilan sering dihiraukan. Contoh kasusnya pada nenek pencuri kakao
seharga 2.000 rupiah. Seorang nenek warga Banyumas, Jawa Tengah, divonis oleh
majelis hakim dengan hukuman 1 bulan penjara dengan masa percobaan 3 bulan tanpa
menjalani kurungan tahanan. Nenek bernama Minah tersebut didakwa mencuri tiga buah
kakao di perkebunan persuhaan PT Rumpun Sari Antan tahun 2009 lalu. Pada
persidangan, nenek tujuh orang anak dan belasan cucu ini menghadiri persidangan tanpa
didampingi kuasa hukum. Ia mengaku mengambil 3 buah kakao seharga Rp 2.000 untuk
dijadikan benih untuk ditanam sendiri, namun pihak dari PT Rumpun Asri Antan
mengatakan bahwa buah kakao yang diambil nenek tersebut seharga Rp 30 ribu. Bukan
hanya kasus tersebut, ada juga kasus nenek yang mengambil tatang ranting yang sudah
jatuh di perkebunan mendapat pengadilan yang sangat tidak adil. Hukum tetaplah hukum
memang, namun dalam konteks keadilan hal tersebut tidak dapat dikategorikan keadilan
dalam rule of law karena pihak yang terdakwa tidak memiliki kekuasaan penuh untuk
melawan dalam mengahadapi lawan yang mendakwanya ke pengadilan tersebut.
Oleh karena itu rule of law memberikan pandangan bahwa keadilan adalah tujuan
yang mutlak untuk dicapai dalam konsep berbangsa dan bernegara di depan hukum.
Sehingga diperlukan para penegak hukum yang profesional serta jujur dalam
menegakkan keadilan hukum. Para penguasa tidak boleh semena-mena dalam
melaksanakan kekuasaanya, tidak boleh juga menjadi seorang opportunies dalam
memegang kekuasaanya. Supaya kehidupan berbangsa dan bernegara di indonesia bisa
mencapai seperti apa yang di inginkan oleh para pendiri bangsa indonesia.
11
3.1 Kesimpulan

Setiap Negara memerlukan hukum supaya tercipta ketertiban. Rule of


Law sangat diperlukan untuk Negara seperti Indonesia seperti ini yang
bertujuan untuk mewujudkan keadilan. Namun, harus mengacu pada orang
yang ada di dalamnya yaitu orang-orang yang jujur, tidak memihak, dan
hanya memikirkan keadilan, tidak terkotori oleh hal-hal yang buruk.
Aparatur penegak hukum sangat berperan penting dalam penegakkan
hukum yang adil dalam suatu Negara. Ada tidaknya Rule of Law pada
suatu Negara ditentukan oleh “Kenyataan”. Apakah rakyat bisa menikmati
keadilan dalam hal hukum?. Agar pelaksanaan rule of law bisa berjalan
sesuai dengan yang diharapkan, maka :
a. Keberhasilan “the enforcement of the rules of law” harus didasarkan
pada corak masyarakan hukum yang bersangkutan dan kepribadian
masing-masing setiap bangsa.
b. Rule of law yang merupakan institusi sosial harus didasarkan pada
budaya yang tumbuh dan berkembang pada bangsa.
c. Rule of law sebagai suatu legalisme yang memuat wawasan sosial,
gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakan dan negara, harus
ditegakkan secara adil juga memihak pada keadilan.
Prinsip-prinsip rule of law secara formal tertera dalam pembukaan UUD 1945.
Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat di dalam pasal-pasal
UUD 1945. Agar kita dapat menikmati keadilan maka seluruh aspek Negara harus
bersih, jujur, mentaati undang-undang, juga bertanggung jawab, dan menjalankan
UU 1945 dengan baik.
3.2 Saran
Rule of Law (penegakkan hukum) di Indonesia sesungguhnya masih
sangat jauh dari apa yang semestinya. Oleh sebab itu, sebagai warga
negara yang baik, masyarakat haruslah mentaati setiap aturan atau hukum
yang telah dibuat. Aturan yang dibuat bertujuan agar dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara bisa berjalan selaras tanpa ada
kericuhan atau kekacauan. Sebagai warga negara Indonesia dikenal
menganut negara hukum, kita juga semestinya menunjukkan kepada dunia
internasional bahwa bangsa yang baik adalah bangsa yang taat kepada
12
hukum.

Daftar Pustaka

Setiaji, Mukhamad Luthfan. Kajian Hak Asasi Manusia dalam Negara the Rule of Law:
Antara Hukum Progresif dan Hukum Positif. Lex Scientia Law Review, 2017, 1.01.
Widodo, SRI., dkk. 2011.pendidikan pancasila dan kewarganegaraan.UMC press

https://www.researchgate.net/publication/335589822_RULE_OF_THE_LAW_PENEGA
KAN_ATURAN_HUKUM

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d00828491e66/melihat-posisi-indonesia-
dalam-rule-of-law-index-2019/

https://www.seputarpengetahuan.co.id/2016/08/pengertian-rule-of-law-menurut-ahli.html

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5d00828491e66/melihat-posisi-indonesia-
dalam-rule-of-law-index-2019/

https://www.gurupendidikan.co.id/rule-of-law/

13
14

Anda mungkin juga menyukai