Oleh:
1. AFIKA FEBRIANI
2. M. AFRIZAL
3. M. SOLIKHIN
Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan besar
kita nabi Muhammad SAW.
Dengan bekal kemampuan yang terbatas akhirnya makalah tentang "
Pengantar Hukum Indonesia Dan Hukum Perdata " ini dapat terselesaikan dengan
baik meski belum sempurna, tentunya berkat bantuan dari berbagai pihak, baik itu
dari Bapak HENDRIYANTO, S.H., M.H. selaku dosen pengampu, maupun
teman-teman yang telah membantu dalam mencari referensi yang kami butuhkan.
Namun kami menyadari bahwa makalah ini tidak lepas dari kekeliruan,
baik dari sisi redaksional maupun dari cara penulisan. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Akhirnya kami mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penulisan makalah ini, semoga apa yang akan di bawakan dalam
isi makalah ini nantinya dapat bermanfaat bagi para pembaca maupun yang
mendengarkan.
Penulis.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................ii
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
ABSTRAK.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.......................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................2
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hukum.................................................................................3
2.2. Ciri-ciri Hukum.....................................................................................4
2.3. Unsur-unsur, Sifat, dan Tujuan Hukum................................................5
2.4. Kaidah/ Norma Hukum.........................................................................6
2.5. Macam-macam Pembagian Hukum......................................................6
2.6. Sumber-sumber Hukum........................................................................8
2.7. Pengertian Hukum Perdata....................................................................9
2.8. Ruang Lingkup Hukum Perdata..........................................................10
2.9. Subjek dan objek hukum.....................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................17
ABSTRAK
1
1.2 Rumusan masalah
1. Apa pengertian hukum?
2. Apa tujuan hukum dan sifat peraturan hukum?
3. Apa yang dimaksud dengan kaedah norma dan pembagian hukum?
4. Apa Pengertian dan ruang lingkup hukum perdata?
5. Apa pengertian subjek hukum dan objek hukum?
1.3 Tujuan
1. Agar dapat memahami pengertian hukum
2. Agar dapat memahami tujuan hukum dan sifat peraturan hukum
3. Agar dapat mendeskripsikan kaedah norma dan pembagian hukum
4. Agar dapat memahami Pengertian dan ruang lingkup hukum perdata
5. Agar dapat memahami subjek dan objek hukum
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
ketatatertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dan
ketertiban terpelihara.
1. Adanya perintah dan/ atau larangan. Bahwa hukum itu merupakan aturan
yang berisi perintah atau larangan yang ditujukan kepada objek hukum.
2. Perintah dan/ atau larangan itu harus dipatuhi oleh setiap orang. Bahwa
hukum itu harus dipatuhi setiap orang, karena telah menjadi kesepakatan
bersama di dalam kontrak social. Dan bagi objek hukum yang
melanggarnya akan mendapat sanksi berdasarkan hukum yang berlaku.
Setiap orang wajib bertindak sedemikian rupa dalam masyarakat, sehingga tata
tertib dalam masyarkat itu tetap terpelihara dengan sebaik-baiknya.
4
2.3 Unsur-unsur, Sifat, dan Tujuan Hukum
Dari beberapa perumusan tentang hukum yang telah diberikan para Sarjana
Hukum Indonesia, dapat diambil kesimpulan, bahwa hukum itu meliputi beberapa
unsur, yaitu :
Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan bermasyarakat.
Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib.
Peraturan itu bersifat memaksa.
Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas.
Adanya proses untuk mewujudkan kaidah, dan asas yang tertulis/ tidak tertulis
Dilihat dari unsur-unsurnya, maka sifat dari hukum adalah mengatur dan
memaksa. Ia merupakan peraturan-peraturan hidup kemasyarakatan yang dapat
memaksa orang supaya mentaati tata-tertib dalam masyarakat serta memberikan
sanksi yang tegas (berupa hukuman) terhadap siapa saja yang tidak mau patuh
mentaatinya.
Untuk menjaga agar peraturan-peraturan hukum itu dapat berlangsung terus
dan diterima oleh seluruh anggota masyarakat, maka peraturan hukum yang ada
harus sesuai dan tidak boleh bertentangan dengan asas-asas keadilan dari
masyarakat tersebut. Dengan demikian, tujuan hukum itu adalah menegakkan
keadilan, membuat pedoman, dan bertujuan menjamin adanya kepastian hukum
dalam masyarakat dan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan. Selain itu,
dapat pula disebutkan bahwa hukum menjaga dan mencegah agar setiap orang
tidak menjadi hakim atas dirinya sendiri (eigenrichting is verboden), tidak
mengadili dan menjatuhi hukuman terhadap pelanggaran hukum terhadap dirinya.
Namun tiap perkara harus diselesaikan melalui proses pengadilan, dengan
perantara hakim berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku.
Teori-teori tentang tujuan hukum :
5
diperoleh berdasarkan jasanya, yang hubungannya dengan masyarakat
(Negara), dan keadilan kumulatif (keadilan yang didasarkan pada
penyamarataan hubungan individu).
Teori utilitas, yaitu hukum itu bertujuan untuk kemanfaatan/ faedah orang
terbanyak dalam masyarakat.
Teori campuran, teori ini merupakan gabungan antara teori etis dengan
teori utilitas, yaitu tujuan hukum tidak hanya untuk keadilan semata, tetapi
juga untuk kemanfaatan orang banyak.
Teori terakhir. Yaitu tujuan hukum itu semestinya ditekankan kepada
fungsi hukum yang menurutnya hanya untuk menjamin kepastian hukum.
1. Menurut sumbernya :
6
a. Hukum undang-undang, yaitu hukum
yang tercantum dalam peraturan perundangan.
b. Hukum adat, yaitu hukum yang
terletak dalam peraturan-peraturan kebiasaan.
c. Hukum traktat, yaitu hukum yang
ditetapkan oleh Negara-negara suatu dalam perjanjian Negara.
d. Hukum jurisprudensi, yaitu hukum
yang terbentuk karena putusan hakim.
2. Menurut bentuknya :
a. Hukum tertulis, yaitu hukum yang
dicantumkan pada berbagai perundangan
b. Hukum tidak tertulis (hukum
kebiasaan), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan
masyarakat, tapi tidak tertulis, namun berlakunya ditaati seperti
suatu peraturan perundangan.
3. Menurut tempat berlakunya :
a. Hukum nasional, yaitu hukum yang
berlaku dalam suatu Negara.
b. Hukum internasional, yaitu yang
mengatur hubungan hubungan hukum dalam dunia internasional.
c. Hukum asing, yaitu hukum yang
berlaku dalam Negara lain.
d. Hukum gereja, yaitu kumpulan
norma-norma yang ditetapkan oleh gereja.
4. Menurut waktu berlakunya :
a. Ius constitutum (hukum positif),
yaitu hukum yang berlaku sekarang bagi suatu masyarakat tertentu
dalam suatu daerah tertentu.
b. Ius constituendum, yaitu hukum
yang diharapkan berlaku pada masa yang akan datang.
7
c. Hukum asasi (hukum alam), yaitu
hukum yang berlaku dimana-mana dalam segala waktu dan untuk
segala bangsa di dunia.
5. Menurut cara mempertahankannya :
a. Hukum material, yaitu hukum yang
memuat peraturan yang mengatur kepentingan dan hubungan yang
berwujud perintah-perintah dan larangan.
b. Hukum formal, yaitu hukum yang
memuat peraturan yang mengatur tentang bagaimana cara
melaksanakan hukum material
6. Menurut sifatnya :
a. Hukum yang memaksa, yaitu hukum
yang dalam keadaan bagaimanapun mempunyai paksaan mutlak.
b. Hukum yang mengatur, yaitu hukum
yang dapat dikesampingkan apabila pihak-pihak yang bersangkutan
telah membuat peraturan sendiri.
7. Menurut wujudnya :
a. Hukum obyektif, yaitu hukum dalam
suatu Negara berlaku umum.
b. Hukum subyektif, yaitu hukum yang
timbul dari hukum obyektif dan berlaku pada orang tertentu atau
lebih. Disebut juga hak.
8. Menurut isinya :
a. Hukum privat, yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara orang yang satu dengan yang lain dengan
menitik beratkan pada kepentingan perseorangan.
b. Hukum publik, yaitu hukum yang
mengatur hubungan antara Negara dengan alat kelengkapannya ata
hubungan antara Negara dengan warganegara.
8
Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa,
yaitu aturan yang kalau dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata.
Sumber hukum dapat ditinjau dari segi material dan segi formal.
9
2. Hukum Perdata adalah hukum antar-perorangan yang mengatur hak
dan kewajiban perorangan yang satu terhadap yang lain di dalam
hubungan keluarga dan didalam pergaulan masyarakat.
Pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pihak (Sudikno
Mertokusumo).
3. Hukum Perdata adalah suatu rangkaian hukum antara orang-orang atau
badan hukum satu sama lain tentang hak dan kewajiban (Wirjono
Prodjodikoro).
Hukum Perdata adalah keseluruhan aturan yang mengatur hubungan-
hubungan hukum antara satu atau lebih subjek hukum dengan satu atau lebih
subjek hukum lainnya yang mengatur hubungan yang bersifat perseorangan.
10
Landasan hukum berlakunya Hukum Perdata yang berlaku pada saat ini di
Indonesia adalah Pasal II Aturan Peralihan UUD 1945. Pasal tersebut
menyatakan: “Segala badan negara dan peraturan yang ada masih
langsung berlaku selama belum diadakan yang baru menurut UUD ini.”
11
2.9 Subjek dan objek hukum
a. Subjek Hukum
Subjek hukum adalah segala sesuatu yang menurut hukum dapat
menjadi pendukung(dapat memiliki) hak dan kewajiban. Subjek hukum
ini, dalam kamus ilmu hukum disebut juga “orang” atau “pendukung hak
dan kewajiban”. Dengan demikian, subjek hukum memilki kewenangan
untuk bertindak menurut tata cara yang ditentukan atau dibenarkan
hukum.
Adapun subjek hukum (orang) yang dikenal dalam ilmu hukum
adalah manusia dan badan hukum.
1. Manusia (natuurlijk persoon) menurut hukum adalah setiap orang
yang mempunyai kedudukan yang sama, selaku pendukung hak dan
kewajiban. Pada prinsipnya, orang sebagai subjek hukum dimulai
sejak ia lahir dan berakhir setelah meninggal dunia. Namun ada
pengecualian menurut pasal 2 KUHPerdata, bahwa bayi yang masih
dalam kandungan ibunya dianggap telah lahir dan menjadi subjek
hukum, apabila kepentingan menghendaki (dalam hal menerima
pembagian warisan). Apabila bayi tersebut lahir dalam keadaan
meninggal dunia, menurut hukum ia dianggap tidak pernah ada,
sehingga ia bukan subjek hukum (tidak menerima pembagian
warisan).
Akan tetapi, ada golongan manusia yang dianggap tidak cakap
bertindak atau melakukan perbuatan hukum, golongan ini disebut
personae miserabile, sehingga mengakibatkan mereka tidak dapat
melaksanakan sendiri hak-hak dan kewajibannya. Jadi, untuk
menjalankan hak-hak dan kewajibannya, harus diwakili oleh orang
tertentu yang ditunjuk, yaitu walinya.
Golongan manusia yang tidak dapat menjadi subjek
hukum(personae miserabile) tersebut, dalam arti tidak dapat
melakukan perbuatan hukum di bidang keperdataan atau harta benda,
adalah sebagai berikut.
12
a. Anak yang masih di bawah umur atau belum dewasa (belum
berusia 21 tahun), dan belum kawin/nikah.
b. Orang dewasa yang berada di bawah pengampuan (curatele),
disebabkan oleh sebagai berikut.
1) Sakit ingatan: gila, orang dungu, penyakit suka mencuri
(kleptomania), khususnya penyakitnya.
2) Pemabuk dan pemboros (ketidakcakapannya khusus dalam
peralihan hak di bidang harta kekayaan)
3) Isteri yang tunduk pada pasal 110 BW/KUH-Perdata.
Namun berdasarkan Surat Edaran Mahkamah Agung
(SEMA) Nomor 3 tahun 1963, setiap isteri sudah dianggap
cakap melakukan perbuatan hukum. Isteri yang yang
ditempatkan di bawah pengampuan berdasarkan penetapan
hakim yang disebut “kurandus”.
13
c. Teori pemilikan bersama, yaitu semua harta kekayaan badan
hukum menjadi milik bersama para pengurusnya atau
anggotanya.
d. Teori organ, yaitu badan hukum itu harus mempunyai
organisasi atau alat untuk mengelola dan melaksanakan
kegiatan untuk mencapai tujuan, yaitu para pengurus dan aset
(modal) yang dimiliki.
b. Objek Hukum
Objek hukum adalah “segala sesuatu yang bermanfaat bagi subjek
hukum, dan dapat menjadi objek dalam suatu hubungan hukum”.
Menurut terminology (istilah) ilmu hukum, objek hukum disebut pula
“benda atau barang”, sedangkan “benda atau barang” menurut hukum
adalah “segala barang dan hak yang dapat dimiliki dan bernilai
ekonomis”, dan dibedakan atas berikut ini.
14
3) Benda bergerak karena penetapan atau ketentuan undang-
undang, yaitu hak pakai atas tanah dan rumah, hak sero, hak
bunga yang dijanjikan, dan sebagainya.
b. Benda tidak bergerak, yaitu setiap benda yang tidak dapat
bergerak sendiri atau tidak dapat dipindahkan, karena:
1) Sifatnya tidak bergerak, seperti gunung, kebun, dan apa
yang didirikan di atas tanah, termasuk apa yang terkandung
dalamnya;
2) Menurut tujuannya, setiap benda yang dihubungkan dengan
benda yang karena sifatnya tidak bergerak, seperti wastafel
di dalam kamar mandi, tegel (ubin), alat percetakan yang
ditempatkan di gudang, dan sebagainya;
3) Penetapan undang-undang, yaitu hak atas benda tidak
bergerak dan kapal yang tonasenya/beratnya 20m3.
Urgensi pembedaan atas “benda bergerak” dan “benda tidak
bergerak” yang diberikan oleh hukum, adalah dalam kaitannya
dengan pengalihan hak, yaitu terhadap benda bergerak, cukup
dilakukan dengan penyerahan langsung saja. Sedangkan benda
tidak bergerak, penyerahannya dilakukan dengan surat atau akta
balik nama.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari uraian singkat materi mata kuliah Pengantar Ilmu Hukum diatas,
disimpulkan bahwa pengertian hukum adalah kumpulan peraturan-peraturan yang
terdiri dari norma dan sanksi-sanksi yang bertujuan menjaga ketertiban pergaulan
manusia, sehingga keamanan dan ketertiban tetap terpelihara.
Yang dimaksud dengan sumber hukum adalah segala apa yang menimbulkan
aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan
yang kalau dilanggar akan mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata.
Hukum memiliki ciri-ciri, unsur-unsur, sifat, dan tujuan hukum. Mazhab ilmu
pengetahuan digunakan sebagai dasar bagi penemuan hukum, yang memiliki
pengertian yang dijelaskan oleh para ahli hukum.
Dari ciri-ciri hukum disebutkan bahwa sanksi terhadap pelanggaran hukum adalah
tegas, maka dari itu setiap orang wajib mentaati hukum, agar senantiasa tercipta
kehidupan yang aman dan damai.
16
DAFTAR PUSTAKA
Kansil, C.S.T. Drs. SH, Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta 1989.
https://adikanina1987.wordpress.com/2013/02/28/ruang-lingkup-hukum-perdata/
diakses pada tanggal 12 Maret 2021 Pukul 14.30
http://rujakemas.blogspot.com/2017/12/hukum-perdata-pengertian-dan-ruang-
lingkup-hukum-perdata-kelas-faisal-luqman-hakim.html
diakses pada tanggal 12 Maret 2021 Pukul 13.30
http://hitamandbiru.blogspot.com/2011/01/makalah-pengantar-ilmu-
hukum.html#ixzz6oreEgLmK
diakses pada tanggal 12 Maret 2021 Pukul 15.30
17