Anda di halaman 1dari 9

PENYELESAIAN SENGKETA LINGKUNGAN HIDUP

(Studi Kasus PT. Rayon UtamaMakmur (RUM) di Kabupaten Sukoharjo)

Mohammad Nizar Al Farid (17020132)

Abstrak

Penelitian ini mengkaji tentang kebijakan tentang penyelesaian sengketa limbah industry melalui mediasi
pada kasus PT. Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo. Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam
penelitian ini adalah penelitian hokum empiris. Penelitian hokum ini bersifat deskriptif. Penelitian ini
dilakukan dengan pendekatan kualitatif. Penulis memilih lokasi penelitian di PT. Rayon Utama Makmur
(RUM) Sukoharjo, yang beralamat di Desa Plesan, Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo yang
dianggap mewakili permasalahan pengelolaan limbah industri di Kabupaten Sukoharjo. Teknik
pengumpulan data yang digunkan penulis dalam penelitian ini adalah dengan satu dilapangan dan studi
pustaka. Teknik analisis data dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis kualitatif dengan model
interaktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pengolahan limbah gas dari proses produksi di PT RUM
terindikasi belum secara maksimal mereduksi kandungan gas H2S sehingga masih berdampak pada
masyarakat di sekitar pabrik. Dalam laporan juga disebutkan, sifat gas H2S memiliki densitas lebih tinggi
(1,393 g/dm3) dari pada densitas udara (1,293 g/dm3) sehingga memungkinkan gas H2S terhirup oleh
masyarakat. Sementara, proses absorpsi di sekitar chimney (cerobong) belum maksimal sehingga masih
banyak gas H2S yang terbuang keudara. Penyelesaian sengketa limbah industry melalui mediasi di PT.
Rayon UtamaMakmur (RUM) Sukoharjo tidak menemukan titik temu, sehingga tanggal 23 Februari 2018
PT. Rayon UtamaMakmur (RUM) Sukoharjo resmi ditutup ijin operasi onaloleh Pemerintah Daerah
Kabupaten Sukoharjo sampai adanya perbaikan proses IPAL yang standard.

Kata Kunci: sengketa lingkungan, penyelesaian dan mediasi.

Pendahuluan dieksploitasi tanpa batas. Implikasinya


ancaman nyata kehancuran ekosistem.
Pertumbuhan dan perkembangan Dampak dari pencemaran dan
sektor industri di Indonesia saat ini telah perusakan lingkungan yang amat
membawa perubahan besar bagi bangsa mencemaskan akibat aktivitas pembangunan
Indonesia. Modernisasi di sektor industri yang dilakukan manusia secara lebih luas
telah mendatangkan manfaat positif seperti: dapat berupa, pertama, pemanasan global,
semakin terbukanya lapangan pekerjaan, dampak dari pemanasan global adalah
meningkatnya pendapatan masyarakat dan terjadinya perubahan iklim secara global dan
lain sebagainya, namun di sisi lain ternyata kenaikan permukaan laut. Kedua, hujan
modernisasi di sektor industri membawa asam, disebabkan karena sektor industri dan
dampak negatif terutama terhadap lingkugan transportasi dalam aktivitasnya
hidup yaitu dengan maraknya pencemaran menggunakan bahan bakar minyak atau batu
dan perusakan lingkungan hidup yang bara yang dapat menghasilkan gas buang ke
dilakukan oleh perusahaan-perusahaan. udara yang menyebabkan terjadinya
Dalam sudut pandang idiologi pencemaran udara dari pembakaran bahan
kapitalisme, universum dimaknai sebagai bakar, terutama bahan bakar fosil
sesuatu yang profam, sehingga Alam pun mengakibatkan terbentuknya asam sulfat
dan asam nitrat yang tersebut mengendap
pada tanah yang menyebabkan kerusakan terjadinya pencemaran dan perusakan
dan kematian organisme hidup. Ketiga, lingkungan yang kondisinya akan semakin
lubang ozon, yang disebabkan dari zat kimia parah bila dibarengi dengan lemahnya
semacam kloraflurkarbon (CFC). penegakan hukum.
Kabupaten Sukoharjo merupakan PT. Rayon Utama Makmur (RUM)
salah satu kabupaten yang cukup menonjol merupakan anak perusahaan PT Sri Rejeki
dalam sektor industri. Industri memiliki nilai Isman Tbk (Sritex) yang berlokasi di Plesan,
komparatif dan nilai kompetitif yang tinggi. Nguter, Sukoharjo, sekitar 15 km dari Kota
Sektor industri adalah salah satu aset Surakarta. Serat rayon (kapas sintetik) ini
perekonomian yang sangat berpengaruh di untuk memasok kebutuhan lini bisnis utama
Kabupaten Sukoharjo. Namun, adanya Sritex yaitu garmen. Sebagai sebuah
limbah dalam suatu lingkungan masyarakat perusahaan yang memasok serat rayon, PT.
di Kabupaten merupakan salah satu masalah RUM Sukoharjo ternyata menghasilkan
lingkungan hidup yang perlu menjadi limbah industri berupa polusi udara yang
perhatian agar tidak menimbulkan kerugian cukup meresahkan masyarakat Kabupaten
bagi lingkungan dan masyarakat itu sendiri. Sukoharjo. Masyarakat beranggapan bahwa
Ada tiga bentuk masalah lingkungan, yakni PT RUM memiliki Karbon Disulfida Plant
pencemaran lingkungan (pollution), atau tempat produksi Karbon Disulfida yang
pemanfaatan lahan secara salah (land sangat berbahaya bagi lingkungan
misuse) dan pengurasan atau habisnya Sukoharjo. Berdasarkan hal itu, berbagai
sumber daya alam (natural resource aksi demonstrasi dilakukan masyarakat
depeletion). menuntut penutupan PT. Rayon Utama
Aktivitas pembuangan limbah adalah Makmur (RUM) Sukoharjo dan dampaknya
sebagian kasus dari berbagai kasus sejak tanggal 23 Februari 2018 PT. Rayon
pencemaran dan kerusakan di alam dapat Utama Makmur (RUM) Sukoharjo resmi
dilihat pada keadaan air laut, hutan, ditutup ijin operasional oleh Pemerintah
atmosfer, air, tanah, yang bersumber pada Daerah Kabupaten Sukoharjo.
perilaku manusia yang tidak Penutupan PT. Rayon Utama
bertanggungjawab, tidak peduli dan hanya Makmur (RUM) Sukoharjo tentunya bukan
meningkatkan diri sendiri. Manusia adalah menjadi solusi yang memberikan kepuasan
penyebab utama dari kerusakan dan
kepada semua pihak. Bagi masyarakat yang
pencemaran lingkungan hidup.
Permasalahan limbah merupakan menggantungkan hidupnya pada PT. Rayon
salah satu masalah lingkungan hidup sampai Utama Makmur (RUM) serta investor ini
saat ini belum dapat ditangani dengan baik, menjadi sebuah kerugian yang cukup besar,
terutama di kota–kota besar. Hal ini karena tidak sedikit biaya yang sudah
disebabkan karena dalam prakteknya dikeluarkan untuk pendirian PT. Rayon
pelaksanaan konsep ini menimbulkan Utama Makmur (RUM). Oleh karena itu,
banyak kendala. Masalah utama yang
dibutuhkan sebuah solusi praktis yang dapat
dihadapi adalah peraturan perundangan,
masih rendahnya compliance atau pentaatan memberikan solusi bagi kebaikan bersama
dan penegakan hukum, masalah pembiayaan baik dari pihak PT. Rayon Utama Makmur
serta masih rendahnya tingkat kesadaran. (RUM) Sukoharjo dan masyarakat sekitar.
Pengelolaan limbah, khususnya bagi Peran masyarakat dalam pengelolaan
industri-industri skala kecil dan menengah. lingkungan yang berwawasan lingkungan
Permasalahan inilah yang menyebabkan sangatlah penting guna meningkatkan
kesadaran, kepedulian, tentang lingkungan unit data lain untuk menemukan beragam
dengan segala permasalahannya, dan dengan hal yang diperlukan sesuai dengan tujuan
pengetahuan, keterampilan, sikap, motivasi, penelitiannya (keluasan, kesepadanan,
dan komitmen untuk bekerja secara individu perbedaan, bentuk hubungan kerterkaitan
dan kolektif terhadap pemecahan antar unsurnya, dan sebagainya). Proses
permasalahan dan mempertahankan interktif ini dilakukan dengan
kelestarian fungsi-fungsi lingkungan. membandingkan data yang telah diperoleh
lewat wawancara dengan data hasil
Metode obsevasi, arsip, dan sebagainya sebagai
usaha pemantapan kesimpulan yang dicoba
Jenis penelitian yang digunakan
untuk dikembangkan dan validitas datanya
penulis dalam penelitian ini adalah
dengan melihat tingkat kesamaannya,
penelitian hukum empiris. Penelitian hukum
perbedaannya, atau kemungkinannya
ini bersifat deskriptif. Penelitian ini
lainnya.
dilakukan dengan pendekatan kualitatif.
Penulis memilih lokasi penelitian di PT. Hasil dan pembahasan
Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo,
yang beralamat di Desa Plesan, Kecamatan Deskripsi Kasus Sengketa Limbah
Industri pada PT. Rayon Utama Makmur
Nguter, Kabupaten Sukoharjo yang
(RUM) Sukoharjo.
dianggap mewakili permasalahan
pengelolaan limbah industri di Kabupaten PT. Rayon Utama Makmur (RUM)
Sukoharjo. Sumber data dalam penelitian ini merupakan anak perusahaan PT Sri Rejeki
diperoleh dari dua sumber yaitu sumber data Isman Tbk (Sritex) yang berlokasi di Plesan,
primer dan sekunder. Sumber data primer Nguter, Sukoharjo, sekitar 15 km dari Kota
Surakarta. Serat rayon (kapas sintetik) ini
diperoleh langsung dari lapangan
untuk memasok kebutuhan lini bisnis utama
berdasarkan keterangan dari pihak-pihak Sritex yaitu garmen. Sebagai sebuah
terkait dalam hal ini adalah keterangan dari perusahaan yang memasok serat rayon, PT.
pihak PT. Rayon Utama Makmur (RUM) RUM Sukoharjo ternyata menghasilkan
Sukoharjo dan masyarakat di Desa Plesan, limbah industri berupa polusi udara yang
Kecamatan Nguter, Kabupaten Sukoharjo cukup meresahkan masyarakat Kabupaten
terkait dengan permasalaahn yang diteliti. Sukoharjo. Masyarakat beranggapan bahwa
PT RUM memiliki Karbon Disulfida Plant
Sedangkan sumber data sekunder terdiri atas
atau tempat produksi Karbon Disulfida yang
badan hukum primer, sekunder dan tersier. sangat berbahaya bagi lingkungan
Teknik pengumpulan data yang digunkan Sukoharjo. Berdasarkan hal itu, berbagai
penulis dalam penelitian ini adalah dengan aksi demonstrasi dilakukan masyarakat
studi lapangan dan studi pustaka. Teknik menuntut penutupan PT. Rayon Utama
analisis data dalam penelitian ini penulis Makmur (RUM) Sukoharjo dan dampaknya
sejak tanggal 23 Februari 2018 PT. Rayon
menggunakan analisis kualitatif dengan
Utama Makmur (RUM) Sukoharjo resmi
model interaktif, yaitu setiap unit data yang ditutup ijin operasional oleh Pemerintah
diperoleh dari beragam sumber data, selalu Daerah Kabupaten Sukoharjo.
diinteraksikan atau dibandingkan dengan
Tim Independent Muhammadiyah dengan Permen LH No 5 tahun 2014
merilis hasil analisis 9 sample Limbah Cair sehingga dinyatakan memenuhi ambang
PT Rayon Utama Makmur (RUM). baku mutu limbah cair”.
Berdasarkan hasil analisis tersebut, untuk PT. Rayon Utama Makmur (RUM)
parameter Total Dissolved Solid (TDS) dan Sukoharjo sebagai perusahaan yang
Chemical Oxygen Demand (COD) PT RUM mempunyai permasalahan dengan
diketahui tidak memenuhi ambang baku
pengelolaan limbah industri telah melakukan
mutu limbah cair, sedangkan, parameter pH
sampel limbah cair dinyatakan memenuhi berbagai upaya untuk menghilangkan bau
baku mutu limbah cair. Pimpinan Daerah limbah yang selama ini meresahkan
Muhammadiyah (PDM) Sukoharjo, Wiwoho masyarakat, namun belum sesuai yang
Aji Santoso menuturkan bahwa: diinginkan masyarakat, pihak perusahaan
“Sampel limbah industri PT. Rayon Utama masih menerima banyak keluhan dari
Makmur diambil antara tanggal 31 Januari-5 masyarakat terkait bau limbah, sehingga
Februari 2018 di beberapa titik pembuangan
dilakukan penutupan ijin operasional oleh
hingga radius 500 meter. Berdasarkan
laporan hasil uji Laboratorium Teknik Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo.
Kimia UMS Surakarta, parameter TDS Penutupan PT. Rayon Utama Makmur
(Total Dissolved Solid) sample limbah cair (RUM) Sukoharjo tentunya bukan menjadi
berkisar 1.410–3.730 ppm, sehingga tidak solusi yang memberikan kepuasan kepada
memenuhi ambang baku mutu limbah cair. semua pihak. Bagi masyarakat yang
Sedangkan, untuk parameter COD menggantungkan hidupnya pada PT. Rayon
(Chemical Oxygen Demand) sample limbah
Utama Makmur (RUM) serta investor ini
cair berkisar 24,48–420,24 mg/l, dimana
ambang batas normal COD limbah cair lebih menjadi sebuah kerugian yang cukup besar,
kecil dari 100 ppm maka dinyatakan tidak karena tidak sedikit biaya yang sudah
memenuhi ambang baku mutu limbah cair”. dikeluarkan untuk pendirian PT. Rayon
Pengolahan limbah gas dari proses Utama Makmur (RUM). Oleh karena itu,
produksi di PT RUM terindikasi belum dibutuhkan sebuah solusi praktis yang dapat
secara maksimal mereduksi kandungan gas memberikan solusi bagi kebaikan bersama
H2S sehingga masih berdampak pada
baik dari pihak PT. Rayon Utama Makmur
masyarakat di sekitar pabrik. Dalam laporan
juga disebutkan, sifat gas H2S memiliki (RUM) Sukoharjo dan masyarakat sekitar.
densitas lebih tinggi (1,393 g/dm3) daripada
densitas udara (1,293 g/dm3) sehingga Penyelesaian Sengketa Limbah Industri
memungkinkan gas H2S terhirup oleh melalui Mediasi di PT. Rayon Utama
masyarakat. Sementara, proses absorpsi di Makmur (RUM) Sukoharjo
sekitar chimney (cerobong) belum maksimal
Penyelesaian sengketa hukum
sehingga masih banyak gas H2S yang
lingkungan, menurut UU No. 32 Tahun
terbuang ke udara. Hal ini sebagaimana
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
disampaikan oleh Wiwoho Aji Santoso,
Lingkungan Hidup, selanjutnya disebut
selaku Pimpinan Daerah Muhammadiyah
UUPPLH, dapat dilakukan melalui
(PDM) Sukoharjo sebagai berikut:
pengadilan ataupun di luar pengadilan
“Untuk parameter pH sample limbah cair
berdasarkan pilihan secara sukarela para
berkisar 6,67 sampai 7,35 dimana ambang
pihak yang bersengketa (pasal 84 ayat 1).
batas normal pH limbah cair 6-9 sesuai
Melalui pengadilan, dapat dilakukan dengan
jalur administratif, perdata maupun pidana. begitu berat, namun ketentuan tersebut
Sedangkan di luar pengadilan, 1 dapat ternyata dalam praktek belum menjamin
dilakukan dengan negosiasi, mediasi, para pencemar lingkungan dapat dijerat
konsiliasi maupun arbitrase. dengan hukuman yang memadai.
Sengketa lingkungan hidup, menurut Karena selama ini lembaga
pasal 1 angka 19 UUPLH, adalah pengadilan dalam menangani sengketa
perselisihan antara dua pihak atau lebih yang lingkungan lebih bertumpu pada ketentuan
ditimbulkan oleh adanya atau diduga adanya hukum formal dan kurang mempunyai
pencemaran dan/atau perusakan lingkungan kemampuan untuk melakukan terobosan
hidup. Dalam Pasal 84 ayat 1 UUPPLH, hukum dalam menterjemahkan fakta
disebutkan bahwa penyelesaian sengketa pencemaran lingkungan, dengan
lingkungan hidup dapat ditempuh melalui mengontruksikannya menjadi fakta hukum.
pengadilan atau di luar pengadilan Kendala terbesar yang dialami aparat
berdasarkan pilihan secara sukarela para penegak hukum adalah dalam proses
pihak yang bersengketa. Pilihan sukarela pembuktian untuk menyakinkan hakim
tersebut hanya berlaku untuk perbuatan terhadap perbuatan pencemaran lingkungan.
melanggar hukum (onrechtmatige daad) Menurut penulis penyelesaiaan untuk
yang bersifat keperdataan. Untuk tindak permasalahan tersebut baiknya melalui
pidana lingkungan hidup tidak ada pilihan proses mediasi. Penyelesaian melalui
lain, selain harus melalui pengadilan. mediasi merupakan cara penyelesaian
Permasalah PT. Rayon Utama sengketa, dimana para pihak yang
Makmur tidak hanya terjadi di tingkat bersengketa melakukan musyawarah guna
civitas akademika, bahkan hingga di mencari pemecahan dengan difasilitasi oleh
masyarakat umum yang senantiasa mediator12. Para pihak yang bersengketa
melakukan komunikasi kepada Pemerintah terdiri dari perwakilan atau penanggung
Daerah Kabupaten Sukoharjo melalui jawab terkait persoalan limbah PT. Rayon
demonstrasi yang dilakukan di DPRD Utama Makmur (RUM) serta perwakilan
Kabupaten Sukoharjo. Dalam menghadapi dari pihak masyarakat terkait kerugian yang
persoalan berupa sengketa, masyarakat di derita, dalam hal ini pihak yang berperan
sebenarnya memiliki suatu kekuatan yang sebagai mediator bersifat tidak memihak.
bersifat otonom. Oleh karena itu, Beberapa Dalam proses mediasi Riskin dan
gelombang demonstrasi dilakukan oleh Westbrook membagi bertahap-tahap
masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang pertama, sepakat menempuh proses mediasi.
menuntut untuk ditutupnya ijin operasional Kedua, memahami masalah-masalah.
PT. Rayon Utama Makmur (RUM) Ketiga, membangkitkan pilihan-pilihan
Sukoharjo, hingga pada titik akhir yang pemecahan masalah. Keempat, mencapai
tidak bisa memberikan solusi untuk kesepakatan. Kelima, melaksanakan
kebaikan bersama sehingga pada hari kesepakata. Sementara Kovach membagi
Jum’at, 23 Februari 2018 Pemerintah proses mediasi menjadi pertama, penataan
Daerah Kabupaten Sukoharjo resmi atau pengaturan awal. Kedua, pengantar atau
menutup ijin operasional PT. Rayon Utama pembukaan mediator. Ketiga, pernyataan
Makmur (RUM) Sukoharjo. pembukaan oleh para pihak. Keempat,
Dari segi Instrumen hukum, pengumpulan informasi. Kelima, identifikasi
sekalipun Undang-Undang lingkungan, telah masalah-masalah, penyusunan agenda dan
mencantumkan ketentuan ganti rugi yang kaukus. Keenam, membangkitkan pilihan-
begitu besar, dan sanksi hukuman yang pilihan pemecahan masalah. Ketujuh,
melakukan tawar-menawar. Delapan, dilaksanaka warga meminta untuk PT.RUM
kesepakatan dan kesembilan, penutup. menghilangkan bau dengan demikian warga
Agar mediasi dapat berguna, ada dapat kembali menghirup udara bersih. Dan
beberapa faktor yang perlu diperhatikan. juga warga meminta untuk memasang
Pertama, dalam sengketa tersebut semua peralatan yang bisa menghilangkan bau,
pihak mempunyai kepentingan untuk warga meminta untuk izin yang dimiliki
mencapai penyelesaian melalui negoisasi. PT.RUM untuk dapat ditinjau kembali,
Kedua, perlu ada kesediaan para pihak untuk karena bau yang ditimbulkan adakah bau
memberi dan menerima (take and give) yang yang diakibatkan oleh bahan kimia yang
merupakan persyaratan negoisasi yang berbahaya yang pada proses mediasi yang
didasarkan atas saling mempercayai. Ketiga, pernah dilasanakan terdapat beberapa
perlu ada kerangka institusional yang kesepakatan yaitu PT.RUM bersedia untuk
mendukung adanya mediasi dan menjamin menghilakan dampak bau yang dihasilkan
kenetralan dari proses yang dilakukan. dari limbah sesuai dengan ketentuan baku
Keempat, perlu adanya pengertian semua mutu lingkungan, Dalam hal pelaksananaan
pihak bahwa proses didasarkan atas upaya tersebut, PT. RUM akan melibatkan
kesukarelaan. Kelima, proses mediasi tidak tim indepeden dari UNS, UMS dan tim
dapat dipandang sebagai suatu yang independen lainnya yang bersedia untuk
mengurangi kepentingan umum maupun bergabung, upaya untuk menghilangkan
menurunkan standar yang ditetapkan oleh dalam waktu satu bulan sejak kesepakatan
peraturan yang perlu dilindungi. ditandatangani, apabila dalam jangka waktu
Peranan mediasi untuk tersebut belum berhasil untuk
menyelesaikan sengketa lingkungan hidup menghilangkan bau, PT RUM berseduia
dirasakan lebih baik karena lebih untuk menghentikan prsoses produksinya
mengoptimalkan upaya preventif. Upaya sampai dengan membuat Instalasu Sulfure
preventif diperlukan tidak hanya untuk Acid (H2SO4) recovery.
memperbaiki lingkungan hidup yang telah Namun Menurut Badruz Zaman,
rusak atau tercemar, melainkan juga Elemen pembela masyarakat tersebut salah
merumuskan hal-hal apa saja yang harus satunya adalah Tim Independen
dilakukan untuk mencegah terjadinya Muhammadiyah Cabang Sukoharjo yang
pencemaran maupun perusakan lingkungan secara kontinyu dan konsisten mengawal
di kemudian hari. Upaya preventif yang kepentingan rakyat untuk mendapatkan
dilakukan para pihak misalnya sama-sama lingkungan hidup yang semestinya seperti
membangun Instalasi Pengolahan Air yang ditulis dalam UUD NRI 1945 hingga
Limbah (IPAL) agar mencegah lagi pada akhirnya kesepakatana sebagaimana
terjadinya pembuangan limbah yang disebutkan di atas tidak dapat
sembarangan. Dengan demikian, mediasi terlaksana dengan dan tetap menimbulkan
sebagai salah satu alternatif penyelesaian bau, kemudian untuk merepon hal tersebut
sengketa lingkungan hidup dinyatakan dikeluarkannya Keputusan Bupati Sukoharjo
efektif di kehidupan masyarakat saat ini Nomor: 600.1/207 Tahun 2018 Tentang
terutama di PT. Rayon Utama Makmur Pemberian sanksi administratif dalam
(RUM) Sukoharjo. Dalam hal ini penulis rangka perlinudngan dan Pengelolaan
telah melakukan wawancara dengan Sutarno lingkungan hiduap berupa paksaan
Arie Suwarno sebagai korodinator lapangan pemerintah dalam bentuk penghentan
ketika terjadi demo terhadap PT.RUM. sementara kegiatan produksi kepada
menurutnya dalam tahap mediasi yang penanggung jawab perusahaan industri serat
rayon PT. Rayon Utama Makmur di limbah dari Instalasi Pengolahan Air
Kabupaten Sukoharjo. Limbah (IPAL) sampai dengan Sungai
Keputusan Bupati tersebut Bengawan Solo sebagaimana termuat dalam
dikeluarkan sesuai dengan surat Presiden dokumen (AMDAL PT Rayon Utama
Direktur PT. Rayon Utama Makmur Makmur).
Nomor:0012/RUM-E/DIR/II/2018 Solusi penyelesaian masalah
tertanggal 18 Februari 2018 perihal surat lingkungan harus segera dilakukan oleh baik
pemberitahauan yang ditujukan kepada pemerintah dan khususnya PT. RUM yang
Bupati Sukoharjo dan surat pernyataan yang telah lalai menyebabkan adanya pencemaran
dibuat oleh Presiden Direktur PT.RUM lingkungan. Pendekatan yang dirasakan
Tertanggal 21 Februari 2018 yang pada sesuai adalah dengan pendekatan
intinya PT. RUM akan menghentikan partisipatif.17 Yang salah satunya
sementara kegiatan produksinya mulai diselesaikan dengan baik dan memberikan
tanggal 24 Februari 2018 karena belum solusi untuk kebaikan bersama apabila PT.
mampu menghilangkan bau yang Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo
dikehendaki warga lingkungan. dapat melakukan pengelolaan limbah
Dalam Keputusan bupati tersebut industri dengan benar. Salah satu cara yang
memutuskan untuk memberikan sanksi efektif untuk pengolahan limbah gas adalah
administrativ dalm rangka perlinudngan dan pengolahan secara biologis, karena
pengelolaan lingkungan hidup berupa komponen penyebab bau umumnya dalam,
paksaan pemerintah kepada Pramono konsentrasi sangat rendah. Pengolahan
Presiden Direktur selaku penanggungjawab limbah gas secara biologis didasarkan pada
Perusahaan PT.RUM untuk menghentikan kemampuan mikroorganisme untuk
sementara kegiatan produksi pada PT.RUM. mengoksidasi senyawa organik maupun
Pemberian sanksi administrasi tersebut anorganik dalam limbah gas penyebab bau.
diberikan kepada PT. RUM, karena telah misainya amonia, amina, fenol,
melanggar ketentuan sebagaimana formaldefild, fildrogen sulfida, ketone,
tercantum dalam Izin Lingkungan dan asam-asam lemak.
Peraturan perundang-undangan bidang Selain itu juga penanggung jawab
perlindungan dan pengelolaan lingkungan perusahaan dalam rangka memenuhi
hidup yaitu, ketentuan izin lingkungan dan peraturan
1) Tidak memasang Continous Emission perundang-undanga di bidang perlinudngan
Monitoring (CEM) pada cerobong Cimney dan pngelolaan lingkungan hidup, harus
sebagai upaya yang harus dilakukan dalam melakukan hal-hal sebagai berikut yaitu:
rangka pemantauan emisi 1)Memasang Continius Emission
Monitoring (CEM) Pada cerobong Cimney
2) Tidak secara optimal melakukan
pengendalian emisi secara optimal sehingga 2)Melakukan pengendalian emisi sehingga
menimbulkan dampak bau yang tidak menimbulkan bau sesuai bakumutu,
mengganggu masyarakat, sebagaimana dan
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor
41 Tahun 1999 Tentang Pengedalian 3)Menyelesaikan pemasangan pipa
Pencemaran Udara, dan pembuangan air limbah hasil
pengolahanlimbah dari instalasi pengolahan
3) Belum memenuhi keajiban air limbah (IPAL) sampai dengan Sungai
menyelesaikan pemasangan pipa Bengawan Solo.
pembuangan air limbah hasil pengolahan
Dan juga solusi yang dapat diberikan Rayon Utama Makmur (RUM) Sukoharjo
adalah untuk memberikan kesempatan resmi ditutup ijin operasional oleh
terlebih dahulu kepada penanggung jawab Pemerintah Daerah Kabupaten Sukoharjo.
perusahaan untuk memperbaiki pengelolaan Penutupan PT. Rayon Utama Makmur
limbah dengan jangka waktu tertentu, dan (RUM) Sukoharjo tentunya bukan menjadi
apabila dengan jangka waktu tertentu tidak solusi yang memberikan kepuasan kepada
dapat diperbaiki disini pemerintah semua pihak. Oleh karena itu, dibutuhkan
Kabupaten Sukoharjo perlu untuk sebuah solusi praktis yang dapat
melakukan tindakan tegas dengan memberikan solusi bagi kebaikan bersama
memberikan sanksi administrasi lebih lanjut baik dari pihak PT. Rayon Utama Makmur
dan atau menyelesaikannya melalui (RUM) Sukoharjo dan masyarakat sekitar.
peradilan umum sebagaimana yang Yaitu seperti pemberian waktu untuk PT
tercantum di dalam peraturan perundang- Rayon Utama Makmur guna Memasang
undangan. Continius Emission Monitoring (CEM) Pada
cerobong Cimney, Melakukan pengendalian
Kesimpulan emisi sehingga tidak menimbulkan bau
sesuai baku mutu, dan Menyelesaikan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pemasangan pipa pembuangan air limbah
penyelesaian sengketa limbah industri hasil pengolahan limbah dari instalasi
melalui medias pada kasus PT. Rayon pengolahan air limbah (IPAL) sampai
Utama Makmur (RUM) Sukoharjo dapat dengan Sungai Bengawan Solo.
ditarik kesimpulan sebagai berikut Pertama,
Deskripsi Kasus Sengketa Limbah Industri Saran
pada PT. Rayon Utama Makmur (RUM) Dalam Jurnal ini penulis memberikan saran
Sukoharjo, pengolahan limbah gas dari yaitu, Pertama, untuk pemerintah
proses produksi di PT RUM terindikasi Kabupaten Sukoharjo mengupayakan
belum secara maksimal mereduksi membentuk semacam Lembaga Kerjasama
kandungan gas H2S sehingga masih dengan pihak swasta untuk menyediakan
berdampak pada masyarakat di sekitar tempat pengolahan LB3 yang mudah
pabrik. Dalam laporan juga disebutkan, sifat dijangkau oleh para pelaku usaha di
gas H2S memiliki densitas lebih tinggi Kabupaten Sukoharjo dan sekitarnya.
(1,393 g/dm3) daripada densitas udara Kedua, BLH Kabupaten Sukoharjo agar
(1,293 g/dm3) sehingga memungkinkan gas menambah frekuensi sosialisasi baik pelaku
H2S terhirup oleh masyarakat. Sementara, usaha khususnya yang kegiatannya
proses absorpsi di sekitar chimney menghasilkan Limbah Bahan Berbahaya dan
(cerobong) belum maksimal sehingga masih Beracun (LB3). Ketiga, Kepala BLH
banyak gas H2S yang terbuang ke Kabupaten Sukoharjo agar segera
udara.Parameter pH sample limbah cair mengusulkan kepada Bupati Kabupaten
berkisar 6,67 sampai 7,35 dimana ambang Sukoharjo untuk menambah unit mobil
batas normal pH limbah cair 6-9 sesuai operasional sehingga pengawasan terhadap
dengan Permen LH No 5 tahun 2014 masalah-masalah yang berkaiatan dengan
sehingga dinyatakan memenuhi ambang lingkungan hidup dapat lebih maksimal.
baku mutu limbah cair. Kedua, Penyelesaian Keempat, PT. Rayon Utama Makmur
sengketa limbah industri melalui mediasi di (RUM) Sukoharjo diharapkan dapat
PT. Rayon Utama Makmur (RUM) melakukan pengelolaan limbah industri
Sukoharjo tidak menemukan titik temu, dengan benar, salah satu cara yang efektif
sehingga tanggal 23 Februari 2018 PT.
untuk pengolahan limbah gas adalah Penelitian. Surakarta : Universitas
pengolahan secara biologis. Sebelas Maret.
Takdir Rahmadi. 2012. Hukum Lingkungan di
Daftar Pustaka Indonesia. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada.
Absori, 4102, Hukum Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Hidup, Surakarta:
Muhammadiyah University Press.
Absori, dkk, Makna Pengelolaan Lingkungan
Pespektif Etik Profetik, Al-Tahrir, Vol.
17, No. 2 (November 2017).
Absori dkk, “Model Penyelesaian Sengketa
Lingkungan Melalui Lembaga
Alternatif”, Mimbar Hukum, Volume
20, Nomor 2, (Juni 2008).
Absori, “Penegakan Hukum Lingkungan
Pada Era Reformasi”, Jurnal Ilmu
Hukum, Volume 8, Nomor 2,
(September,2005).
Absori,“Deklarasi Pembangunan
Berkelanjutan dan Implikasinya Di
Indonesia”,15 Jurnal Umum Hukum,
Volume 9, Nomor 1 (Maret 2006).
Absori, “Advokasi Masyarakat Dalam
Penyelesaian Sengketa Lingkungan
Hidup di Jaten, Kabupaten
Karanganyar”, WARTA Volume 10,
Nomor 1, (Maret 2007).
Gifford dalam Mediasi, Kompilasi ICEL,
Makalah Pelatihan Pilihan
Penyelesaian Sengketa (Alternative
Dispute Resolutin) di Bidang
Lingkungan, Pusat Studi Lingkungan
Undip, Semarang, 10-13 April 1999.
Jumiati, Agatha dan Dahlia. 2010.
Penyelesaian Pencemaran Lingkungan
Hidup melalui Pendekatan Budaya
Hukum dan Hubungan Kemitraan
(Suatu Studi Kasus). Wacana. Vol. 10,
No. 1.
Muhammad Erwin. 2008. Hukum Lingkungan
dalam Sistem Kebijaksanaan
Pembangunan Lingkungan Hidup.
Bandung: Refika Aditama.
Sonny Keraf. 2002. Etika Lingkungan.
Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Sutopo, H.B. 2006. Penelitian Kualitatif :
Dasar Teori dan Terapannya Dalam

Anda mungkin juga menyukai