(LOG BOOK)
PRAKTIKUM
Ekonomi Produksi Perikanan
2020/2021
AGROBISNIS PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
REKAPITULASI KEGIATAN YANG TELAH DILAKSANAKAN
TANDA-TANGAN
NO. TANGGAL KEGIATAN ASISTEN
Asisten Praktikum,
(………………………………)
DESKRIPSI KEGIATAN
PRAKTIKUM EKONOMI PRODUKSI PERIKANAN GANJIL 2020/2021
PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU
KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA, MALANG
Deskripsi kegiatan
Pada praktikum Ekonomi Produksi Perikanan Pertemuan pertama ini, kami melakukan
briefing praktikum yang disampaikan oleh asisten. Briefing kali ini membahas tentang Teori
Produksi yang disampaikan langsung oleh assisten. Briefing ini juga menjelaskan cara
penggunaan aplikasi SPSS untuk mengerjakan tugas terkait teori produksi.
Fungsi Produksi:
Interpretasi Model Summary
Berdasarkan hasil analisis respon pada tabel diatas dapat disimpulkan bahwa nilai R 2 sebesar
0.985, nilai ini dapat diartikan bahwa 98.5 % variasi dari Y (output) dapat dijelaskan oleh variasi
dari variabel independen berupa tenaga kerja, pakan, benih. sedangkan sisanya (100% - 98.5% =
1.5%) dijelaskan oleh variabel lain diluar model.
Interpretasi Uji F
Berdasarkan hasil analisis respon uji statistik F dapat dilihat bahwa nilai probability < tingkat
kesalahan pada selang kepercayaan 95% (nilai 0,000 < 0,05) hal ini dapat disimpulkan bahwa
variabel independen tenaga kerja, pakan dan benih memberikan pengaruh pada variabel
dependen (Y atau output) secara simultan.
Interpretasi Uji t
Berdasarkan hasil analisis respon untuk uji signifikasi parameter individual atau parsial (Uji
statistik 1) dapat dilihat bahwa :
Nilai probability tenaga kerja < tingkat kesalahan pada selang kepercayaan 95% (nilai sig
tenaga kerja = 0,000 < 0,05). hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel independent
tenaga kerja memberikan pengaruh pada variabel dependen (Y atau Output) secara
parsial dengan mengansumsikan variabel pakan dan benih konstan.
Nilai probability pakan < tingkat kesalahan pada selang kepercayaan 95% (nilai sig pakan
= 0,000 < 0,05). hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel independent pakan memberikan
pengaruh pada variabel dependen (Y atau Output) secara parsial dengan
mengansumsikan variabel tenaga kerja dan benih lele konstan
Nilai probability benih lele < tingkat kesalahan pada selang kepercayaan 95% (nilai sig
benih lele = 0,000 < 0,05). hal ini dapat disimpulkan bahwa variabel independent benih
lele memberikan pengaruh pada variabel dependen (Y atau Output) secara parsial dengan
mengansumsikan variabel tenaga kerja dan pakan konstan.
Interpretasi coefficient Y
Sigma B Berdasarkan koefisien regresi dari masing - masing variable, model regresi diatas dapat
diinterpretasikan sebagai berikut:
Apabila variabel tenaga kerja, pakan, dan benih dianggap maka Y atau output sebesar
-1439.693. Koefisien tenaga kerja sebesar 18.875 menyatakan bahwa setiap kenaikan
tenaga kerja sebanyak 1 HOK (HOK atau Hari Orang Kerja adalah satuan dari tenaga
kerja), akan meningkatkan output sebesar 18.875 Kg ( kg adalah satuan dari output)
dengan asumsi variabel selain tenaga kerja adalah konsisten.
Koefisien pakan sebesar 0.245 menyatakan bahwa setiap kenaikan pakan sebnyak 1 kg
akan meningkatkan output sebesar 0.245 Kg ( kg adalah satuan dari output). dengan
asumsi variabel selain pangan adalah konsisten.
Koefisien benih lele sebesar 0.002 menyatakan bahwa setiap kenaikan pakan sebnyak 1
kg akan meningkatkan output sebesar 0.002 Kg ( kg adalah satuan dari output). dengan
asumsi variabel selain benih lele adalah konsisten
Dokumentasi
Gambar 1. Penyampaian Materi Praktikum
Mengetahui,
Dosen Asisten Praktikum
Deskripsi Kegiatan
Pada praktikum kedua Ekonomi Produksi Perikanan kami membahas konsep dan teori Produksi
terkait daerah produksi dan elastisitas produksi serta konsep teori biaya produksi. Elastisitas produksi
adalah “Derajat Kepekaan” produksi dicerminkan oleh adanya persentase tambahan produk karena
tambahan input satu persen. Selain itu, kami juga mempelajari mengenai grafik biaya dengan data TFC,
TVC, TC, AFC, AVC, AC, dan MC.
Q TFC TVC TC AFC AVC AC MC
0 80 0 80 0 0 0 0
1 80 25 105 80.0 25.0 105.0 25
2 80 35 115 40.0 17.5 57.5 10
3 80 40 120 26.7 13.3 40.0 5
4 80 45 125 20.0 11.3 31.3 5
5 80 50 130 16.0 10.0 26.0 5
6 80 65 145 13.3 10.8 24.2 15
7 80 70 150 11.4 10.0 21.4 5
8 80 85 165 10.0 10.6 20.6 15
9 80 90 170 8.9 10.0 18.9 5
Interpretasi:
TFC lurus (stabil) dikarenakan fix cost adalah tetap. TVC melengkung karena semakin kanan,
biaya variabel akan mengikuti pertambahan produknya. TC mengikuti TVC dikarenakan TC
merupakan penjumlahan antara TFC dan TVC serta kondisi TFC yang konstan membuat TC
mengikuti TVC. AFC semakin ke kanan semakin menurun asumsinya semakin bertambah AFC
semakin menurun karena dampak dari law of diminishing return. AVC semakin kanan semakin
bersinggungan kurva AFC karena penambahan output namun harga menurun. AC diatas karena
penjumlahan antara AFC dan AVC. MC tidak berpotongan melainkan bersinggungan yang berarti
belum mencapai titik BEP (titik impas).
Dokumentasi
Mengetahui,
Dosen Asisten Praktikum