Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PRAKTIKUM

RISET OPERASIONAL

MODEL PERSEDIAAN

Oleh:
Vriska Azizah Amalia
211710301109

Dosen Pengampu:
Dr. Nita Kuswardhani, S.TP., M.Eng.,IPM.

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2022
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu faktor dari adanya kelancaran perusahaan atau industri yaitu
produksinya. Pada dasarnya kelancaran produksi sangat penting bagi suatu
perusahaan karena dapat mempengaruhi terhadap laba yang akan didapatkan. Oleh
karena itu pada setiap perusahaan atau sebuah industri harus mampu
mengendalikan persediaan bahan baku yang optimal agar dapat memperlancar
proses produksinya. Melalui pengendalian persediaan yang optimal perusahaan
dapat memenuhi kebutuhan pelanggan dengan tepat waktu dan meminimalkan
biaya persediaan sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai. Dari tujuan
pengendalian persediaan bahan baku yaitu untuk menekan biaya operasional
seminimal mungkin sehingga kinerja dan keuntungan perusahaan lebih optimal.
Biaya operasional yang dimaksud adalah biaya persediaan yang terdiri dari biaya
pemesanan dan biaya penyimpanan. Untuk pengendalian persediaan yang dapat
diandalkan dan dipercaya tersebut maka harus diperhatikan berbagai faktor yang
terkait dengan persediaan. Penentuan dan pengelompokan biaya-biaya yang terkait
dengan persediaan perlu mendapatkan perhatian yang khusus dalam mengambil
keputusan yang tepat (Enggar, 2017).

Adapun hambatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yaitu pada proses
produksinya. Hal ini dikarenakan kekurangan persediaan bahan yang
mengakibatkan hambatan terjadi. Salah satu hal yang dilakukan yaitu mencukupi
atau memenuhi bahan produksinya. Memenuhi dan mencukupi kebutuhan dalam
kesediaan bahan bagi pelanggan sebelum adanya mengirim kembali, sehingga
pelanggan tidak merasa kecewa apabila barang yang mereka inginkan tidak
memiliki kesediaan. Hal ini dapat mengakibatkan perusahaan kehilangan
pelanggan karena pembeli akan memproduksi sendiri. Dalam penyediaan bahan
atau barang dnegan jumlah besar dapat memiliki harga yang relatif cukup murah.
Hal ini perlu adanya penyimpanan sebagian guna antisipasi kesediaan bahan dan
dapat menimbulkan biaya ekstra. Hasil yang didapatkan dalam mengendalikan
kesediaan bahan yaitu untuk mengecilkan ongkos pada suatu pabrik atau industri.
Pada pengendalian persediaan dalam teknik riset operasional dapat menyelesaikan
permasalahan yang berkaitan dengan pengendalian persediaan secara cepat, tepat
dan mudah (Yulina, 2021).

1.2 Tujuan

Adapun tujuan yang didapat dalam praktikum modul ini adalah :

1. Diharapkan mahasiswa mampu mengklasifikasi persedianan.


2. Mampu menentukan jumlah pemesanan yang ekonomis (Economic Order
Quantity) dan biaya total masalah persediaan untuk setiap periode.
3. Mampu menentukan titik re-order untuk persediaan bahan baku.
4. Mampu menentukan jumlah pengadaan barang dengan metode Quantity
Discount.
5. Mampu menentukan Production Order Quantity
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Perancangan dan pengendalian produksi merupakan sebuah teori yang


membahas mengenai seluruh kegiatan yang berlangsung dalam suatu proses
produksi. Perencanaan produk, biaya, proses produksi, penjadwalan, meramalkan
permintaan produk dan banyak lainnya. Pada kegiatan praktikum sebelumnya telah
dipelajari mengenai perhitungan peramalan permintaan dan perencanaan produksi.
Memasuki kegiatan produksi pasti membicarakan tentang input, proses dan output.
Maka juga diperlukan adanya perencanaan dalam hal persedian dan
pengendaliannya. Perencanaan jumlah persediaan yang akan dimiliki perusahaan
merupakan salah satu masalah yang sering dihadapi perusahaan. Terutama ketika
persediaan merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang proses
produksi perusahaan maupun membantu memenuhi permintaan pelanggan. Bagi
perusahaan yang memiliki strategi make to stock, persediaan dapat memberikan
dampak besar pada penetapan harga dari produk ataupun keuangan perusahaan.
Manajemen persediaan yang tepat dapat menjadi salah satu kunci untuk
meminimasi maupun mengoptimasi biaya yang akan dikeluarkan perusahaan.
Menurut Tersine dalam Madinah (2016) Alasan utama suatu perusahaan sangat
memperhatikan persediaan karena persediaan merupakan sumber daya yang
menganggur (idle resources) yang berarti jika persediaan berlebih menyebabkan
investasi siasia, akan tetapi bila tidak ada persediaan akan sulit mengantisipasi.

Manajemen persediaan umumnya melibatkan sejumlah besar barang


dengan harga mulai dari barang yang relatif murah hingga barang yang sangat
mahal. Karena persediaan benar-benar merupakan modal yang tidak digunakan,
adalah logis bahwa pengendalian dilakukan pertama kali dalam inventarisasi aset
yang secara berani bertanggung jawab atas kenaikan biaya modal. Analisis ABC
adalah metode mengelola stok untuk mengendalikan sejumlah kecil barang, tetapi
memiliki nilai investasi yang tinggi. (Candra, 2019; Kurnia, 2018; Sofyan,2013).
Model pengendalian persediaan untuk independent demand adalah: 1) Model
Economic Order Quantity dasar, 2) Model Production Order Quantity, 3) Model
Quantity Discount. Sedangkan untuk pengendalian persediaan untuk dependent
demand adalah penggunaan Material Requirement Planning (MRP) yang didukung
dengan pendekatan lot sizing. Oleh karena itu pada kegiatan praktikum perencanaan
dan pengendalian produksi modul enam memiliki judul pengendalian persediaan.
Pengendalian persediaan pada modul ini meninjau pada analisa ABC, EQQ, EOQ
dengan discount quantity, Reorder Point dan POQ. Pengolahan data dibantu dengan
aplikasi POM for Windows, sehingga dapat diproses dengan mudah dan cepat.
BAB 3 METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


3.2.1 Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:
1. Laptop
2. Jaringan
3. Aplikasi POM-QM
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah soal metode abc dan
metode EOQ yang terdapat dalam modul
BAB 4 HASIL PRATIKUM

4.1 Metode ABC


4.1.1 Soal No. 1
Kebutuhan Harga
No Item barang Unit
(unit/tahun) (Rp/unit)
1 ADD, AMF 705 HF 2950 kg 45975
2 Karton sheet 31930 pcs 3000
3 ADH Pentacool 65 A 1600 kg 50000
4 ADH Pentacool 65 C2 1180 kg 55500
5 Box TPSW 290x290x140 mm 22624 pcs 2400
6 Spray powder NIKA LIKO AS-100 1160 kg 43300
7 Strech Film 20 MC 500 mm 1040 rol 37950
8 ADH Catalyst F 0567-A 480 kg 55600
9 Box BDSW 390x280x230 mm 5512 pcs 4225
10 Solven thinner metanol 5304 kg 4000
11 Core pare 172 pcs 115500
12 Plastik Locker @735 pcs 20 bag 71500
13 Box TPDW 350x350x275 mm 3760 pcs 4000
14 LPDE STD, cosmothene L-705 360500 kg 11145
15 ADH. More Free 698A 66800 kg 51065
16 ADH.LIOFOL UR 7735 51600 kg 59200
17 ADH Pentacool ET 692 A 50300 kg 57700
18 ADH More free C102 25200 kg 48400
19 ADH Liofo UR 6088 20000 kg 59200
20 Slvent IPA 56960 kg 13545
21 ADH Pentacool ET 691 C 11600 kg 57700
22 LDPE DOW 1321 39772 kg 13110
23 LLDPE, Elite 5400 G 21000 Kg 16785
24 Core Ppre 3x2000x15 mm 11340 Pcs 30500
25 EAA COPO, Nycrel 30707 11150 Kg 24900
26 MB 8000 cl 8400 Kg 27000

4.1.2 Soal No. 2


Permintaan
No Item barang Harga (Rp/unit)
(Unit/th)
1 H- 101 3672 27000
2 H- 102 2228 28000
3 H- 103 1793 21000
4 H- 104 1665 25000
5 H- 105 1581 25000
6 H- 106 1579 26000
7 H- 107 1538 20000
8 H- 108 1160 24000
9 H- 109 1158 22000
10 H- 1010 1120 24000

4.2 Metode EOQ


4.2.1 Soal No. 1
4.2.2 Soal No. 2
4.2.3 Soal No. 3

4.3 Metode POQ


4.3.1 Soal No. 1
4.3.2 Soal No. 2
2011
2012
BAB 5 PEMBAHASAN

5.1 Metode ABC


5.1.1 Soal No. 1
Hasil dari data tersebut yang dapat menentukan perkelas yaitu kelas A, kelas B,
dan kelas C. Pada tabel 2 menghasilkan 812354 dengan volume dollar atau hasil
pendapatan perusahaan selama setahun 19583090000. Dari tabel dapat dilihat
bahwa 5 item yang masuk dalam kategori A, yaitu LPDE STD, cosmothene L-705,
ADH. More Free 698A, ADH. LIOFUL UR 7735, ADH Pentacool ET 692 A, dan
ADH More free C102. Dimana pada item tersebut menghasilkan profit paling tinggi
diantara item yang lain. Dan hasil analisis kesimpulan ke lima item tersebut
memiliki dominasi yang sangat tinggi berturut-urut yaitu 20,52%, 17,42%, 15,6%,
14,82%, dan 6,23%. Sedangkan profit sedang atau kelas B memiliki 8 item yaitu
merupakan item yang menghasilkan profit sedang selama satu tahun. Dan untuk
kategori C atau profit rendah yaitu sebanyak 13 item yang berarti dari ke 13 item
tersebut menghasilkan profit yang paling rendang. Hal ini dapat merekomendasikan
pada kategori A yaitu LPDE STD, cosmothene L-705, ADH. More Free 698A,
ADH. LIOFUL UR 7735, ADH Pentacool ET 692 A, dan ADH More free C102
untuk mendapatkan profit yang lebih besar lagi.
5.1.2 Soal No. 2
Dari data yang dihasilkan dapat diperoleh dari perhitungan total demand yang
dihasilkan adalah 17494 dan dollar volume 432341000. Pada tabel mendapatkan
data berupa item dengan kategori kelas A 2 item yaitu item H-101 dan H-102
dimana kedua item menghasilkan profit yang sangat besar yaitu 22,93% dan
14,43%. Sedangkan item dengan kategori B ada 3 item yaitu item H-104, H-106,
dan H-105 dengan persentase 9,63%, 9,5%, dan 9,14%. Dari hasil tersebut
menunjukkan bahwa item tersebut menghasilkan profit yang sedang dalam jangka
waktu satu tahun. Sedangkan untuk kategori C ada 5 item yaitu H-103, H-107, H-
108, H-1010, dan H-109 dengan persentase 8,71%, 7,11%, 6,44%, 6,22%, dan
5,89%. Hal ini menunjukkan ke lima item tersebut menghasilkan profit rendah
dalam jangka waktu satu tahun.
5.2 Metode EOQ
5.2.1 Soal No. 1
Dari hasil perhitungan yang didapat EOQ pada soal nomor 1 diperoleh hasil
optimal dalam order quantity atau jumlah pemesanan optimal sebanyak 4472,14.
Hasil setiap pemesanan $4472,14 yang merupakan biaya paling optimum yang
dapat dikeluarkan untuk proses pemesanan dalam kurun waktu satu tahun.
Selanjutnya data yang diperoleh hasil order per period atau unit periode pemesanan
yaitu 22,36 dan dapat dibulatkan menjadi 22 yang berarti dalam proses produksi
perusahaan hanya perlu memesan sebanyak 22 kali dalam satu tahun untuk bisa
mencapai optimal order quantity. Sedangkan total cost yang dibutuhkan dalam
proses persediaan sebanyak $4472,14.
5.2.2 Soal No. 2
Dari hasil Perhitungan PT. Tamiya Akprind yang menggunakan metode
model Economic Order Quantity (EOQ). Hasil optimal dalam order quantity atau
jumlah pemesanan optimal sebanyak 2648,72 dimana dalam setiap pemesanan
$2648,72 merupakan biaya paling optimum yang dapat dikeluarkan untuk proses
pemesanan dalam kurun waktu satu tahun. Dan didapatkan hasil order per period
atau unit periode pemesanan yaitu 238,38 dan dibulatkan menjadi 238 dimana
dalam proses produksi perusahaan hanya perlu memesan 22 kali dalam satu tahun
untuk bisa mencapai optimal order quantity. Sedangkan total cost yang dibutuhkan
dalam proses persediaan sebanyak $7.151.546. sedangkan pada kurva perusahaan
mencapai titik EOQ pada pesanan 2.649 unit dengan total biaya Rp.7.151.546
dimana data tersebut merupakan biaya optimal perusahaan yang akan profit pada
titik tersebut.

5.2.3 Soal No. 3


Data hasil yang didapatkan bahwa kuantitas pesanan (EOQ) yang harus
dipenuhi agar meminimalkan biaya pada perusahaan yaitu sebesar >200.000 unit.
Berdasarkan hasil EOQ atau kuantitas pesanan optimal adalah 200001 unit.
Artinya, pesanan optimal untuk meminimalkan biaya serta menguntungkan
perusahaan secara optimal yaitu 200001 unit pada range ke empat. Jumlah pesanan
yang dilakukan selama satu tahun adalah 3.16 kali atau 3 kali sehingga didapatkan
hasil optipal dan meminimalisisr biaya. Total Cost perusahaan ini yaitu Rp
24381170000 yang didapatkan dari perhitungan range ke empat. Total cost range
keempat memiliki jumlah yang paling sedikit disbanding total cost range lainnya
yaitu 200001unitsehingga dipilih total cost yang paling kecil.

5.3 Metode POQ


5.3.1 Soal No. 1
Dari hasil Perhitungan Perusahaan Race Motor dengan menggunakan
metode Production Order Quantity (POQ) di soal 1, diperoleh hasil berupa Optimal
production quantity (Q*) sebesar 670,82 yang dimana kuantitas maksimal
produksinya yaitu sebanyak 670,82 dalam hitungan waktu per tahunnya. Dan juga
didapatkan Maximum inventory level sebesar 559,02 yang berarti untuk tingkat
persediaan maksimumnya sebanyak 559,02 dalam waktu per tahunnya. Juga
didapatkan hasil dari production runs per period sebesar 18,63. Dan yang terakhir
diperoleh total costnya sebesar 1118,03 atau yang berarti biaya tahunan untuk
pemesanan dan penyimpanan persediaannya sebanyak 1118,03.

5.2.4 Soal No. 2


Pada soal ke 2 dilakukan perhitungan mengetahui biaya minimum pada
tahun 2011 dan 2012. Pada tahun 2011 perusahaan dengan memproduksi 11693,48
unit yang berarti perusahaan Kelapa Sawit pada tahun 2011 optimal bila
menghasilkan 11693,48 atau 11694 unit. Pada tahun 2011 tingkat maksimum yang
dimiliki oleh perusahaan kelapa sawit sebesar 110,59 atau 111 produk. Persentase
waktu yang dihasilkan atau rata-rata yaitu 55, 29 atau 55, yang berarti pada 2011
perusahaan memiliki rata-rata 55 unit. Pada perusahaan, biaya pemesanan sebesar
Rp 656340700 dan biaya retensi perusahaan ini adalah Rp 656340700. Keseluruhan
biaya perusahaan kelapa sawit pada tahun 2011 adalah 1312681000.
Total produksi perusahaan pada tahun 2012 adalah 592.500 buah per hari
dengan jumlah produksi adalah total produksi/250 adalah 2370. Pada tahun 2012
biaya penyimpanan sebesar Rp 13550000. Kemudian dilakukan perhitungan
aplikasinya POM QM yang diperoleh merupakan kuantitas produksi/POQ optimal
perusahaan kelapa Sawit tahun sebesar 8957,8 yang berarti perusahaan akan
mencapai optimal ketika menghasilkan 8957,8 atau 8958 unit selama penghematan
total biaya persediaan yang ada. Pada tahun 2012, tingkat maksimal dari perusahaan
kelapa sawit yaitu 133,04 atau 133 produk. Sehingga biaya pemesanan pada
perusahaan sebesar Rp 901373000 dan biaya penyimpanan perusahaan sebesar Rp
901373000. Pada tahun 2012 total biaya Perusahaan Kelapa Sawit Rp 1802746000
dan pada tahun 2012 menghabiskan total 1.802.746.000 euro.
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum ini yaitu sebagai berikut :
1. faktor penting yang dapat menunjang proses produksi perusahaan maupun
membantu memenuhi permintaan pelanggan. Bagi perusahaan yang memiliki
strategi make to stock, persediaan dapat memberikan dampak besar pada
penetapan harga dari produk ataupun keuangan perusahaan.
2. Pengendalian persediaan pada praktikum kali ini menggunakan metode EOQ,
Quantity Discount, dan POQ. Metode EOQ mengacu pada kuantitas pembelian
yang optimal. Quantity discount merupakan potongan harga karena adanya
pembelian yang besar. Sedangkan POQ lebih berfokus pada jumlah periode
pembelian setiap tahunnya.

6.2 Saran
Adapun saran pada praktikum ini yaitu mahasiswa ketika melakukan input
data di POM-QM harus teliti dan sesuai data yang ada, supaya tidak terjadi
kesalahan hitungan pada hasil akhir.
DAFTAR PUSTAKA

Enggar. (2017). ANALISIS PENGENDALIAN PERSEDIAAN BAHAN BAKU


GUNA MEMINIMALKAN BIAYA PERSEDIAAN PADA DUNKIN
DONUTS MANADO. Manado.

Listyorini. (2016). Perencanaan dan Pengendalian Obat Generik dengan Metode


Analisis ABC, EOQ dan ROP (Studi Kasus Di Unit Gudang Farmasi RS
PKU ‘Aisyiyah Boyolali). Surakarta.

Meilani. (2014 ). Pengendalian Persediaan Spare Part dan Pengembangan Dengan


Konsep 80-20 (ANALISIS ABC) Pada AUTO 2000 Cabang Sutoyo Malang.
Malang.

Yulina. (2021). APLIKASI MODEL PENGENDALIAN PERSEDIAAN BARANG


DENGAN MENGGUNAKAN MICROSOFT VISUAL BASIC.NET.
Lampung.

Anda mungkin juga menyukai