Anda di halaman 1dari 54

BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang, identifikasi masalah,
rumusan masalah, batasan, asumsi, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

1.1 LATAR BELAKANG


Industri merupakan kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan
baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi
dalam penggunaannya. Perkembangan industri melibatkan berbagai ilmu
pengetahuan dan teknologi. Di Indonesia saat ini, berbagai industri yang ada
berusaha untuk memanfaatkan teknologi yang lebih sederhana dan memperluas
kesempatan kerja. Salah satu industri yang berkembang yaitu di bidang produksi.
Industri manufaktur merupakan jenis industri yang mengolah bahan mentah
atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Industri manufaktur
tentunya memiliki kendala atau permasalahan yang terjadi seperti menumpuknya
bahan baku untuk diproduksi dan kinerja pekerja yang kurang optimal. Kendala
yang timbul dalam system memerlukan usaha yang lebih besar untuk
memperbaikinya. Permasalahan tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan
suatu metode yang disebut dengan simulasi.
Simulasi merupakan tiruan dari sistem dinamis dengan menggunakan komputer
untuk mengevaluasi dan memperbaiki performansi sistem (Harrel, 2005). Kegiatan
simulasi dapat dilihat kerja dari sistem seharusnya, selain itu dengan melakukan
simulasi dan menganalisis sistem yang ada, diharapkan dapat mengetahui
kekurangan yang ada dalam sistem nyata sehingga dapat mencari pemecahan
masalah tersebut. Sistem yang ada dalam simulasi dimodelkan dalam sebuah
software. Salah satu software yang digunakan untuk mensimulasikan suatu sistem
adalah Arena. Penggunaan Arena lebih mudah dipelajari karena fleksibilitas dalam
mensimulasikan sistem dengan high level, maksudnya adalah dalam penggunaan
software arena langsung memasukkan data tanpa menggunakan bahasa coding. Arena
memiliki berbagai macam modul yang dapat digunakan untuk mensimulasikan
suatu sistem. Modul Arena yang biasa digunakan adalah Basic Process Panel, namun
terkadang pada modul Basic process kurang merepresentasikan sistem yang nyata
tersebut. Sehingga dibutuhkan modul yang lain yaitu pada Advanced Process Panel
53
yang memiliki modul lebih banyak dan bervariasi untuk memodelkan suatu sistem.
Sistem nyata memiliki banyak proses dan transfer yang bermacam-macam.
Dibutuhkan modul yang lain untuk menggambarkan proses transfer dari suatu sistem
yaitu pada Advanced Transfer Process Panel, proses transfer memakai conveyor module
maupun transporter module.
Tiban Jaya Rotan merupakan salah satu pusat kerajinan rotan terbesar di kota
Malang. Pada usaha ini memproduksi berbagai macam produk seperti kursi, sekat,
dan lemari yang terbuat dari rotan. Sistem yang diamati pada pengamatan ini yaitu
proses pembuatan kursi putri. Proses pembuatan kursi putri terdiri dari pemotongan
bahan baku, mem-bending rotan yang telah dipotong, perakitan menjadi kerangka
kursi, penganyaman, dan finishing.
Kedatangan rotan dalam satu kali kedatangan sebanyak 8 lonjor setiap harinya.
Rotan-rotan tersebut akan dipotong menggunakan gergaji sesuai ukuran kerangka
kursi. Selanjutnya rotan yang telah dipotong akan dibengkokkan menggunakan
pembakar rotan yang disesuaikan dengan mal ukuran kursi putri. Rotan-rotan yang
dibengkokkan selanjutnya akan dibawa menggunakan gerobak menuju ke proses
perakitan. Kemudian rotan akan dirakit membentuk kerangka dengan menggunakan
bor. Kerangka kursi yang sudah jadi selanjutnya akan dianyam. Kursi akan dianyam
dengan rotan sintetis dimana dalam satu kali kedatangan rotan sintetis sebanyak 4
gulung setiap harinya. Proses akhir pembuatan kursi rotan yaitu proses finishing.
Proses finishing yang dimaksud adalah pelapisan bagian bawah kursi dengan kain dan
memasang pelindung kaki menggunakan paku tembak. Kain untuk pelapis bagian
bawah kursi dalam satu kali kedatangan sebanyak 4 lembar kain dan pelindung kaki
dalam satu kali kedatangan sebanyak 14 buah. Kursi rotan yang telah jadi akan
dipindahkan ke toko untuk didistribusikan ke konsumen.
Proses pemotongan dilakukan oleh satu orang pekerja potong menggunakan
satu buah gergaji. Proses bending dilakukan oleh dua orang pekerja dan dua buah
pembakar rotan. Proses perakitan dilakukan oleh dua orang pekerja dan dua buah
bor. Proses penganyaman dilakukan oleh empat orang pekerja. Sedangkan, pada
proses finishing dilakukan oleh dua orang pekerja dan alat bantu paku tembak
sebanyak dua buah. Waktu kerja di Tiban Jaya Rotan dari hari Senin-Sabtu dimulai
pada pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB dengan waktu istirahat selama 60 menit
dari pukul 11.30-12.30 WIB.

54
Performance yang ditinjau merupakan adanya operator pada beberapa stasiun
menunggu produk yang di proses sebelumnya selesai, sehingga keyleverage yang
menjadi pengamatan merupakan utilization pekerja. Sistem tersebut akan
disimulasikan menggunakan software Arena. Harapannya dengan penggunaan Arena
mampu mengevaluasi dan memberikan perbaikan pada produksi di Tiban Jaya
Rotan sehingga proses produksi dapat berjalan dengan efisien.

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Identifikasi masalah adalah tahap permulaan dari suatu penelitian untuk
mengetahui permasalahan yang terdapat di obyek penelitian. Masalah yang dihadapi
Tiban Jaya Rotan dalam melakukan proses produksi yaitu:
1. Kapasitas produksi yang kurang optimal.
2. Kinerja pekerja pada sistem produksi kurang merata.

1.3 RUMUSAN MASALAH


Rumusan masalah adalah penjabaran dari identifikasi masalah yang berupa
pertanyaan yang nantinya dijawab melalui penelitian. Rumusan masalah dari studi
kasus Tiban Jaya Rotan:
1. Bagaimana cara memodelkan sistem produksi Tiban Jaya rotan?
3. Bagaimana kinerja sistem berdasarkan output model simulasi sistem produksi
Tiban Jaya Rotan?
4. Bagaimana rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan pada sistem?

1.4 BATASAN
Batasan adalah pembatasan dari ruang lingkup penelitian sehingga penelitian
dapat terfokus dan tidak melebar ke topik yang lain. Batasan masalah pada Tiban
Jaya Rotan yaitu:
1. Pengamatan dilakukan hanya pada proses pembuatan kursi putri.
2. Waktu produksi kursi putri di Tiban Jaya Rotan dimulai pada pukul 7.00-16.00
WIB, dengan waktu istirahat pada pukul 11.30-12.30 WIB.

55
1.5 ASUMSI
Asumsi adalah pernyataan yang diterima sebagai landasan berpikir dan
dianggap benar. Asumsi dari pengamatan di Tiban Jaya Rotan yaitu:
1. Pekerja dan alat bantu yang digunakan dalam kondisi normal.

1.6 TUJUAN PENELITIAN


Tujuan merupakan target yang akan dicapai dalam melakukan penelitian.
Tujuan dari penelitian ini yaitu:
1. Untuk memodelkan sistem produksi Tiban Jaya Rotan.
2. Untuk mengetahui kinerja sistem berdasarkan output model simulasi sistem
produksi di Tiban Jaya Rotan.
3. Untuk mengetahui rekomendasi perbaikan yang dapat dilakukan pada sistem.

1.7 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat penelitian adalah hal yang didapatkan setelah melakukan penelitian.
Manfaat penelitian pada Tiban Jaya Rotan yaitu:
1. Mampu memodelkan sistem pembuatan kursi putri di Tiban Jaya Rotan.
2. Membantu memberikan solusi yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah
yang ada di Tiban Jaya Rotan.

56
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka memuat uraian sistematis tentang informasi hasil-hasil
penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya yang relevan dengan
penelitian yang akan dilakukan. Pada bab ini akan dibahas mengenai Activity Cycle
Diagram dan ARENA.

2.1 ACTIVITY CYCLE DIAGRAM


Activity Cell Diagram (ACD) adalah bahasa grafik/gambar yang memodelkan
sistem dengan menunjukkan hubungan interaksi antar elemen dengan perubahan
secara diskrit tergadap waktu. Pertama kali digunakan oleh Tocher pada akhir tahun
1950 untuk menyelesaikan permasalahan pabrik Baja (Hollocks 2008). Entitas di
ACD terdapat dua jenis, yaitu permanen dan sementara. Sedangkan aktivitas pada
ACD juga terdapat dua jenis, yaitu aktif dan pasif. Simbol-simbol yang dipergunakan
pada ACD adalah sebagai berikut.
1. Segilima Ke Kanan
Merepresentasikan penciptaan (create) atau pembangkitan (generate) entitas.

Generate

2. Segilima Ke Kiri
Merepresentasikan pembuangan (dispose) atau pemberhentian (terminate) entitas.

Terminate

3. Lingkaran (Passive State)


Merepresentasikan aktivitas pasif.

Passive

4. Segi Empat (Active State)


Merepresentasikan aktivitas aktif.

Active

57
5. Panah (Connect)
Merepresentasikan relasi urutan antar node yang menunjukkan bahwa
status/aktivitas pendahulu berubah/berlanjut menjadi status/aktivitas
berikutnya.

6. Belah Ketupat (Alternate)


Merepresentasikan kondisi (condition) pilihan dua alternatif kemungkinan yang
perlu diputuskan (decide).

Alternate

7. Trapesium Ke Kanan (Assembly/Batch)


Merepresentasikan aktivitas aktif yang melibatkan dua entitas (atau lebih) dan
bertransformasi menjadi satu entitas (lain).

Batch

8. Trapesium Ke Kiri (Disperse/Separate)


Merepresentasikan aktivitas aktif yang mentransformasikan satu entitas menjadi
dua entitas (atau lebih).

Separate

2.2 DEFENISI ARENA


Arena merupakan perangkat simulasi yang terdiri dari blok-blok modul yang
dibentuk dengan bahasa SIMAN dan ditambah dengan visual hasil akhirnya (Altiok
& Melamed, 2007). Arena merupakan kombinasi antara kemudahan pemakaian
yang dimiliki high level program dan fleksibilitas yang menjadi ciri general purpose
simulation language (GPSL).

2.2.1 Arena Basic


Arena masuk dalam kategori high level program karena bersifat interaktif.
Pengguna dapat membangun sebuah model simulasi dengan mudah namun hal ini
memerlukan pengetahuan mengenai sistem yang akan dimodelkan. Arena memiliki

58
ciri General Purpose Simulation Language (GPSL) dimana pengguna dapat membangun
model dengan menggunakan bantuan program seperti visual basic, FORTRAN dan
lain-lain.

2.2.1.1 Basic Process Panel


Pada basic process panel berisikan modul-modul yang digunakan terbagi menjadi
2, yaitu flowchart modules dan data modules. Berikut merupakan flowchart modul yang
terdapat dalam basic process panel:
1. Flowchart module
Berikut ini merupakan modul yang terdapat dalam basic process panel - flowchart
module pada software Arena.
Tabel 2.1 Flowchart Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Create Module Sebagai titik awal untuk entitas dalam model simulasi.
Entitas dibuat berdasarkan jadwal atau waktu
antarkedatangan

2. Dispose Module Sebagai titik akhir untuk entitas berada di dalam model
simulasi.

3. Process module Digunakan untuk mendefenisikan langkah-langkah


proses. Server dapat berupa sebuah resource atau
transpoter

4. Decide Module Digunakan untuk pengambilan keputusan proses


dalam sistem, termasuk pilihan untuk membuat
keputusan berdasarkan satu atau lebih kondisi maupun
probabilitas.

5. Batch Module Sebagai mekanisme pengelompokan dalam model


simulasi. Batch dapat digunakan untuk mengumpulkan
beberapa entitas sebelum diproses.

59
Tabel 2.1 Flowchart Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
6. Separate Module Modul ini digunakan untuk menyalin baik entitas yang
masuk menjadi beberapa entitas atau untuk membagi
sebuah entitas yang sebelumnya dibatch.

7. Assign Module Untuk memberikan penetapan nilai kepada variabel


pengguna yang didefenisikan, tingkat atau level
kontinyu, atribut entitas atau gambar, variabel-variabel
status model atau tempat sumber daya.

8. Record Module Modul ini digunakan untuk mengumpulkan data statistic


dalam model simulasi.

2. Data module
Berikut ini merupakan modul yang terdapat dalam basic process panel - data module
pada software Arena.
Tabel 2.2 Data Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Attribute Module Menentukan dimensi suatu atribut dan nilai awal. Atribut dapat
ditentukan dalam modul lain misalnya dalam modul assign, dan
dapat digunakan dalam ekspresi apapun.

2. Entity Module Mendefinisikan berbagai tipe entitas dan nilai-nilai awal mereka
dakam simulasi.

3. Queue module Mendefinisikan elemen antrian, menentukan apakah statistik pada


Panjang antrian dikumpulkan, identifikasi jika antrian dibagi dan
spesifikasi tingkat ranking antrian.

4. Resouce Module Mendefinisikan sumber daya dalam model simulasi, termasuk


informasi biaya dan ketersediaan sumber daya.

5. Variable Module Menentukan dimensi suatu variabel dan nilai awal. Variabel dapat
ditentukan dalam modul lain misalnya dalam modul assign, dan
dapat digunakan dalam ekspresi apapun.

60
Tabel 2.2 Data Module dalam Basic Process Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
6. Schedule Module Digunakan bersama dengan modul resource untuk menentukan
jadwal operasi untuk sumber daya atau dengan modul create untuk
menentukan jadwal kedatangan. Schedule dapat digunakan untuk
penundaan faktor waktu berdasarkan waktu simulasi.

7. Set Module Mendefinisikan group-group dari elemen yang sama yang


dihubungkan melalui common name dan set index.

2.2.2 Arena Advanced


Software Arena Advanced terdapat modul yang lebih banyak dan bervariasi
dalam penggunaannya untuk memodelkan suatu sistem. Dalam Arena Advanced
terdapat Advanced Process Panel dan Advanced Transfer Panel.

2.2.2.1 Advanced Process Panel


Advanced Process Panel adalah panel yang memiliki beberapa module yang
memiliki fungsi dan aplikasi proses yang lebih bervariasi dari pada Panel Basic
Process. Panel tersebut dibagi menjadi General Flowchart Module dan Data Modulee
(User Guide Arena, 2005:49).
1. General Flowchart Module
General Flowchart Module adalah kumpulan dari objek yang ditempatkan
pada jendela model untuk mendeskripsikan proses simulasi. Berikut ini
adalah beberapa modul pada General Flowchart Module.
Tabel 2.3 General Flowchart Module dalam Advanced Process Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Hold Module Digunakan untuk menahan sebuah entitas dalam
sebuah antrian dengan beberapa pilihan, yakni
untuk menunggu sinyal, kemudian dilakukan
pemindaian atau tertahan selama waktu yang tidak
terbatas.

2. Match Module Digunakan untuk membawa beberapa entitas


sekaligus untuk menunggu di antrian yang berbeda.
Saat entitas datang pada match module, entitas akan
tetap pada antriannya samai terjadi kecocokan.

61
Tabel 2.3 General Flowchart Module dalam Advanced Process Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
3. Signal Module Digunakan untuk mengirimkan sebuah sinyak atau
tanda untuk setiap hold module dalam model simulasi
yang sedang menunggu sinyal untuk melepaskan entitas
tertentu.

4. Seize Module Digunakan untuk mengalokasikan unit satuan atau lebih


resource dengan entitas.

5. Delay Module Digunakan untuk menunda sebuah rosurce dengan


spesifikasi tertentu.

6. Release Module Digunakan untuk melepaskan beberapa resource yang


telah memproses entitas sebelumnya.

2. Data Module
Data Module adalah kumpulan objek yang ada di tampilan lembar kerja dari
model yang mendefinisikan karakteristik bermacam-macam elemen proses
seperti Advanced Set Module dan Expression module. Berikut ini adalah bebrapa
modul dalam Data Module Advanced Transfer Panel.
Tabel 2.4 Data Module dalam Advanced Process Panel pada Software Arena.
No. Nama Module Deskripsi
1. Advanced Set Module Digunakan untuk menentukan set antrian, set storage
dan set lainnya dan masing-masing bagiannya.

2. Expressiom Module Digunakan untuk ekspresi dan nilai-nilai yang


berhubungam.

2.2.2.2 Advanced Transfer Panel


Advanced Transfer Panel adalah panel yang memiliki beberapa modul
dengan fungsi transfer atau transportasi yang bervariasi. Panel ini dibagi

62
menjadi 4 yaitu General Flowchart Module, Conveyor Flowchart Module, Transporter
Flowchart Module dan Data Modules.
1. General Flowchart Module
General flowchart module adalah sekumpulan objek untuk mendeskripsikan
proses simulasi yang ditempatkan pada jendela model. General flowchart
module memiliki warna merah. Berikut adalah module pada general flowchart
module.
Tabel 2.5 General Flowchart Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Station Module Mendefinisikan sebuah station (atau kumpulan station
) yang cocok secara fisik atau logis lokasi dimana
proses dilakukan

2. Route Module Mentransferkan entitas ke station tertentu atau ke


station selanjutnya di rangkaian station kunjungan
tertentu untuk entitas. Di dalam route diasumsikan
bahwa resource tersedia setiap saat.

2. Conveyor Flowchart Module


Conveyor flowchart module adalah sekumpulan objek untuk mendeskripsikan
proses simulasi dengan fungsi yang khusus yaitu conveyor yang ditempatkan
pada jendela model. Conveyor flowchart module memiliki warna hijau.
Berikut adalah module pada conveyor flowchart module.
Tabel 2.6 Conveyor Flowchart Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Access Module Mengalokasikan satu atau lebih cell dari conveyor ,
kemudian ke entitas untuk pemindahan dari satu
station ke yang lain.

2. Convey Module Memindahkan entitas pada conveyor dari lokasi


tertentu ke lokasi tujuan.

3. Exit Module Melepaskan entitas cell di conveyor tertentu. Jika


entittas yang lain menunggu dalam antrian conveyor
di station yang sama ketika cell itu lepas, entitas
kemudian masuk ke conveyor .

63
3. Transporter Flowchart Module
Transporter flowchart modules adalah sekumpulan objek untuk
mendeskripsikan proses simulasi dengan fungsi yang khusus yaitu transporter
yang ditempatkan pada jendela model. Transporter flowchart module memiliki
warna biru. Berikut adalah module pada transporter flowchart modules.
Tabel 2.7 Transporter Flowchart Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Request Module Menugaskan unit transporter ke suatu entitas dan
menggerakkan unit ke lokasi stasiun entitas

2. Transport Module Mentransfer entitas pengendali ke stasiun tujuan.

3. Free Module Melepaskan entitas yang terakhir dialokasikan oleh


transporter .

4. Data Modules
Data module advanced transfer panel adalah sekumpulan objek yang ada di
tampilan lembar kerja dari model yang mendefinisikan kerakteristik
bermacam-macam elemen proses. Berikut adalah macam-macam module
yang termasuk dalam data module advanced transfer panel.
Tabel 2.8 Data Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena
No. Nama Module Deskripsi
1. Conveyor Module Didefinisikan sebagai conveyor yang terakumulasi
atau non-terakumulasi untuk membantu gerakan
entitas antar station

2. Segment Module Menetapkan jarak anatar 2 station set segmen conveyor

64
Tabel 2.8 Data Module dalam Advanced Transfer Panel pada Software Arena (Lanjutan)
No. Nama Module Deskripsi
3. Distance Module Menetapkan jarak antara semua stasiun yang
dapat diakses oleh free-path transporter

4. Transpoter Module Menetapkan perangkat free-path atau guided


transporter untuk menggerakkan entitas dari satu
lokasi ke lokasi lain.

2.3 INPUT ANALYZER


Input analyzer adalah fasilitas dari software Arena untuk mencari distribusi yang
sesuai dari data historis yang telah diperoleh. Misalnya data waktu antar kedatangan,
waktu proses, waktu pelayanan, dan data lainnya.

2.3.1 Langkah-Langkah Penggunaan Input Analyzer


Berikut ini merupakan langkah-langkah penggunaan input analyzer.
1. Buka program Arena.
2. Pilih menu Tools – Input Analyzer.
3. Pilih menu File – New atau langsung klik icon New pada toolbar.
4. Lalu masuka data waktu dalam Data Tabel, setelah muncul lembar kerja, klik
File>Data File > Use Existing >Pilih lokasi dan nama file atau klik pada toolbar Use
Existing Data File. Format file yang bisa dibuka yaitu dalam bentuk *txt.

Gambar 2.1 Tampilan Open File di Input Analyzer

65
5. Kemudian muncul suatu grafik, Klik Fit > Fit All, atau pilih pada toolbarFit All.

Gambar 2.2 Tampilan Fit All

6. Untuk memindahkan Expression, blok nilai Expression, klik Edit dan pilih Copy
Expressions.
7. Pindahkan nilai Expression ke model Arena yang sesuai.
8. Lakukan pengulangan langkah Input Analyzer untuk mencari distribusi waktu
proses lainnya.

2.4 PROCESS ANALYZER


Process analyzer berfungsi untuk membantu dalam mengevaluasi alternatif yang
disajikan oleh eksekusi model simulasi skenario yang berbeda. Hal ini berguna untuk
pengembangan model simulasi, serta pembuatan keputusan. Biasanya process analyzer
digunakan untuk menentukan skenario mana yang cocok sehingga bisa
mendapatkan tujuan yang ingin dicapai dari pemodelan sistem.

2.4.1 Project Item pada Process Analyzer


Project item pada process analyzer adalah sebagai berikut:
1. Skenario
Skeario adalah sebuah koleksi kontrol dan tanggapan yang diterapkan pada
model simulasi yang diberikan. Skenario yang digunakan merupakan hasil
simulasi yang berbentuk report.
2. Control
Control adalah input yang dianggap mempengaruhi operasi dari model dengan
cara yang dapat dipantau/dilihat dalam output dari model. Contoh: resources
mesin cetak batu bata.

66
3. Response
Resonse adalah output yang mewakili ukuran bagaimana model dilakukan selama
menjalankan. Contoh: resources berupa hasili mixing WIP.
4. Chart
Chart adalah diagram yang digunakan untuk menampilkan output hasil simulasi.
Chart yang ditampilkan dapat berupa Hi-Lo dan dapat mengidentifikasikan
skenario terbaik.

2.4.2 Langkah-Langkah Penggunaan Process Analyzer


Langkah-langkah penggunaan Process analyzer pada software Arena yaitu:
1. Ada dua cara memulai Process analyzer. Pilih Start – Programs – Rockwell Software
– Arena – Program analyzer. Atau buka Arena, pilih Tools – Process Analyzer.
2. Setelah Process analyzer dibuka, pilih File – New.
3. Double click untuk menambahkan skenario. Skenario merupakan alternatif yang
digunakan untuk mengetahui perbaikan sistem.
4. Pilih Browse dan cari file yang akan dianalisis dalam bentuk file (*.p). Pilih OK.

Gambar 2.3 Tampilan Open File Program di Process Analyzer


5. Selanjutnya, spesifikasi untuk Controls, Response, dan Scenarios.
a. Controls
1) Pilih Insert – Control.
2) Lalu perluas daftar kontrol Resource dan pilih Resources yang akan
dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.
3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.
4) Untuk lebih informatif dan spesifik, tambahkan jumlah replikasinya
dengan memilih Num Reps – OK. Maka akan muncul di default dan isi
replikasi yang dibutuhkan.
b. Response

67
1) Pilih Insert – Response.
2) Lalu perluas daftar spesifikasi Response dan pilih Response yang akan
dikontrol jumlahnya demi perbaikan. Klik OK.
3) Maka kontrol tersebut akan muncul pada default.
4) Kotak Response kosong karena belum dilakukannya replikasi.
c. Scenarios
1) Duplikat skenario yang ada dengan cara klik Scenario 1 lalu klik kanan
Duplicate Scenario.
2) Ulangi hinga 10 skenario.
3) Ganti nama, level kontrol, dan nomor replikasi sesuai dengan keinginan
untuk mengetahui yang paling efektif.

Gambar 2.4 Tampilan Scenario

6. Jalankan skenario. Klik Run – Go. Pilih OK setelah muncul kotak dialog, maka
akan terlihat respon dari masing-masing skenario.
7. Tampilkan chart dengan cara:
1) Blok kolom skenario yang akan ditampilkan chart.
2) Pilih menu Insert Chart.
3) Pilih jenis chart yang ingin ditampilkan.
4) Klik Next.
5) Pilih Response yang akan dimasukkan Chart.
6) Klik Next.
7) Aktifkan Identify Best Scenario dan pilih kategori yang diinginkan.
8) Klik Finish.

68
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
Pada Bab III akan dipaparkan mengenai diagram alir praktikum simulasi software
Arena dan prosedur pelaksanaannya.
3.1 DIAGRAM ALIR PRAKTIKUM SIMULASI ARENA
Diagram alir praktikum Simulasi Arena adalah sebagai berikut.

Mulai A C

Observasi Pemodelan Sistem Analisis Hasil


Lapangan dengan Software Arena Simulasi

Studi Pustaka

Perancangan
Dry Run
Identifikasi Model Perbaikan
Masalah

Verifikasi Model Analisis Hasil


Penentuan Tujuan Simulasi Perbaikan
Simulasi

Pemilihan
Tidak Rekomendasi
Terverifikasi? Perbaikan
Pembuatan Model
Konseptual
(Activity Cycle Diagram) Ya Kesimpulan dan
Saran
Jalankan Simulasi
Validasi Model
Konseptual

Selesai

Perhitungan
Tervalidasi?
Tidak Replikasi

Ya
B Validasi Model
Simulasi
Pengumpulan Data

Tidak
Tervalidasi? B
Pengolahan Data

Ya

A C

Gambar 3.1 Diagram Alir Praktikum

69
3.2 PROSEDUR PRAKTIKUM SIMULASI ARENA
Prosedur praktikum simulasi Arena sebagai berikut.
1. Memulai praktikum.
2. Mencari studi kasus dengan melakukan observasi ke lapangan untuk mengamati
kegiatan dan menentukan masalah yang akan diselesaikan. Mempelajari
berbagai referensi yang terkait dengan simulasi.
3. Identifikasi masalah yang ada pada sistem produksi di Tiban Jaya Rotan.
4. Menentukan tujuan simulasi untuk menganalisis sistem produksi di Tiban Jaya
Rotan.
5. Membuat model konseptual Activity Cycle Diagram sistem
6. Melakukan validasi model konseptual. Jika model konseptual tidak tervalidasi
maka membuat model konseptual kembali.
7. Melakukan pengambilan data pengamatan. Pengamatan dimulai dari
kedatangan entitas sampai entitas meninggalkan sistem.
8. Melakukan pengolahan data dengan menentukan distribusi yang akan
digunakan untuk pemodelan simulasi Arena. Penentuan distribusi dilakukan
dengan menggunakan tools Input Analyzer pada Arena. Data–data hasil
pengamatan dimasukkan dalam Data View dan diproses hingga muncul output
distribusi data. Pilih distribusi yang sesuai dengan distribusi berdasarkan
karakteristik aktivitas.
9. Melakukan pemodelan sistem menggunakan software Arena.
10. Dry run
11. Melakukan verifikasi model, dengan membandingkan model konseptual dengan
model pada software Arena. Jika model tidak terverifikasi, maka kembali ke
pemodelan sistem dengan software Arena.
12. Menjalankan simulasi dengan software Arena.
13. Melakukan perhitungan replikasi
14. Melakukan validasi model simulasi, apakah model konseptual sudah sesuai
dengan sistem nyata. Jika tidak tervalidasi, maka kembali melakukan
pengambilan atau pengumpulan data.
15. Menganalisis hasil simulasi dan menentukan rekomendasi perbaikan
16. Mengambil kesimpulan dan memberikan saran.
17. Selesai

70
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini membahas tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang
dilakukan di Tiban Jaya rotan

4.1 OPERATION PROCESS CHART SISTEM


Operation Process Chart (OPC) adalah peta kerja yang mencoba menggambarkan
ururtan kerja dengan jalan membagi pekerjaan tersebut menjadi elemen-elemen
operasi secara detail. Berikut merupakan gambar OPC pada UMKM pembuatan
kursi rotan putri di Tiban Jaya Rotan.

Operation Process Chart


Nama Objek : Kursi Rotan
Nomor Pet : 01
Dipetakan Oleh : Kelompok 07
Tanggal Dipetaka : 4 Oktober 2018

Pelindung Kaki Kain Rotan Sintetis Rotan

Memotong rotan
13.8" 0-1
Gergaji

12.3" Membengkokkan Rotan


0-2
Pembakar Rotan

Perakitan Rotan
56.9" 0-3
Bor

106.88' 0-4
Penganyaman Kerangka Kursi

Finishing Kursi
5.33" 0-5
Paku Tembak
Kegiatan Jumlah Waktu
Operasi 5 195.88 Min

Inspeksi 0 Day Work


Operasi -
gabungan 0

Gambar 4.1 Operation Process Chart Sistem Produksi

71
4.2 ACTIVITY CYCLE DIAGRAM (ACD)
Activity Cycle Diagram (ACD) adalah bahasa grafik/gambar yang memodelkan
sistem dengan menunjukkan hubungan interaksi antar elemen dengan perubahan
secara diskrit terhadap waktu. Gambar Activity Cycle Diagram dari pembuatan kursi
rotan putri akan dilampirkan.

4.3 VALIDASI MODEL KONSEPTUAL


Validasi model konseptual dilakukan untuk menguji apakah model konseptual
yang dirancang melalu Activity Cycle Diagram (ACD) sesuai dengan sistem nyata
yang ada. Pada tabel 4.1, terdapat aktivitas yang ada pada sistem pembuatan batu
bata berdasarkan pengamatan dan diagram Activity Cycle Diagram (ACD).
Tabel 4.1 Uji Validasi Model Konseptual
Sistem Nyata Activity Cycle Diagram
Bahan baku berupa rotan datang Kedatangan rotan
Bahan baku berupa rotan sebanyak 8 lonjor mengantri untuk Antri pemotongan
dipotong
Pekerja potong memotong rotan menggunakan gergaji Proses pemotongan
Rotan dipotong menjadi 6 bagian per 1 lonjor Separate rotan
Pekerja potong selesai melakukan proses pemotongan Idle pekerja potong dan gergaji
Rotan potong mengantri untuk di-bending Antri bending
Rotan potong di bending oleh pekerja bending menggunakan Proses bending
pembakar rotan
Pembakar rotan selesai digunakan untuk proses bending Idle pembakar rotan
Rotan bending diangkut menggunakan gerobak oleh pekerja Proses transpor gerobak
bending
Pekerja bending selesai melakukan proses bending dan Idle pekerja bending
pengangkutan rotan bending
Gerobak selesai melakukan pemindahan Idle gerobak
Rotan bending mengantri untuk dirakit Antri perakitan
Rotan bending digabung sebanyak 12 buah untuk dirakit Batch rotan
Pekerja rakit melakukan proses perakitan menggunakan bor Proses perakitan
yang menghasilkan kerangka kursi
Pekerja rakit selesai melakukan proses perakitan Idle pekerja rakit dan bor
Menyeleksi rotan bending, jika rotan bending baik maka lanjut Inspeksi rotan bending
ke proses perakitan, jika rotan bending masih bisa diperbaiki
maka kembali ke proses bending. Jika rotan bending cacat maka
disimpan digudang
Bahan baku berupa rotan sintetis datang yang akan Kedatangan rotan sintetis
digunakan diproses penganyaman
Kerangka kursi dan rotan sinteris mengantri untuk dirakit Antri penganyaman
Penggabungan kerangka kursi dan rotan sintetis Batch penganyaman
Pekerja anyam melakukan proses penganyaman yang Proses penganyaman
menghasilkan kursi setengah jadi
Pekerja anyam selesai melakukan proses penganyaman Idle pekerja anyam
Bahan baku berupa kain datang Kedatangan kain
Bahan baku berupa pelindung kaki datang Kedatangan pelindung kaki
Kain, pelindung kaki, dan kursi setengah jadi mengantri untuk Antri finishing
proses finishing
Penggabungan kursi setengah jadi, kain, dan pelindung kaki Batch finishing
Pekerja finishing melakukan proses finishing Proses finishing

72
Tabel 4.1 Uji Validasi Model Konseptual (Lanjutan)
Sistem Nyata Activity Cycle Diagram
Pekerja finishing selesai melakukan proses finishing Idle pekerja finishing dan paku
tembak
Kursi rotan jadi siap dijual Dispose kursi rotan jadi

4.4 PENGUMPULAN DATA


Data yang diambil pada lima proses produksi kursi putri di Tiban Jaya Rotan
ditampilkan pada Tabel 4.2.
Tabel 4.2 Data Pengamatan Proses Produksi (Menit)
No Potong Bending Rakit Anyam Finishing
1 14,78 12,13 54,14 101 5,13
2 13,65 12,78 56,45 119 6,22
3 12,25 11,70 54,77 104 4,95
4 15,63 10,19 56,67 118 5,24
5 13,85 13,00 57,01 113 5,89
6 13,74 12,13 54,34 104 4,65
7 12,42 11,48 58,67 104 5,32
8 13,27 11,91 55,27 109 6,01
9 14,56 13,21 55,98 105 5,14
10 13,02 12,53 54,84 103 5,39
11 14,96 12,65 58,61 104 5,67
12 15,02 11,91 58,24 119 4,56
13 13,52 11,26 56,90 101 5,22
14 14,41 13,72 57,37 102 4,79
15 13,78 12,57 58,88 103 4,47
16 15,13 12,69 59,01 101 5,32
17 13,78 11,70 59,22 103 6,12
18 14,61 13,00 58,43 102 5,43
19 12,27 12,14 57,74 110 4,57
20 13,86 12,28 54,87 110 6,13
21 13,43 11,95 54,50 115 4,82
22 14,13 13,65 56,82 109 5,21
23 12,32 13,22 59,06 101 4,46
24 14,17 11,92 57,26 111 6,03
25 13,02 12,78 58,60 101 6,53

4.5 UJI KECUKUPAN DATA


Dalam uji kecukupan data, data sampel yang di ambil akan di uji apakah data
tersebut sudah mewakili dari populasi yang ada atau belum. Untuk menguji
kecukupan data menggunakan rumus sebagai berikut:

73
𝑘 2
√𝑁.∑ 𝑋𝑖 2 −(∑ 𝑋𝑖)2

𝑁 = [ 𝑠
∑ 𝑋𝑖
] (4-1)
Sumber: Pengantar Statistika, Walpole E. Ronald, 1995

Dimana:
N’ = jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan
K = Tingkat kepercayaan dalam pengamatan
S = derajat ketelitian dalam pengamatan
N = jumlah pengamatan yang sudah dilakukan
Xi = Data pengamatan
Data pengamatan menggunakan K = 2 dan S = 0.05, maka akan mendapatkan
hasil sebagai berikut:
Tabel 4.3 Uji Kecukupan Data
No Jenis Proses Uji Kecukupan Data Kesimpulan
1 Proses 𝑘 2 Karena N’ = 7,145 <
Pemotongan √𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [𝑠 ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (119959,9)
′ 0,05 √25(4798,356)
𝑁 = [ ] = 7,145
345,58

2 Proses Bending 𝑘 2
Karena N’ = 6,26 <
√𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [𝑠 ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (95544,64)
′ 0,05 √25(3821,79)
𝑁 = [ ] = 6,26
308,5

3 Proses 𝑘 2 Karena N’ = 1,36 <


Perakitan √𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [𝑠 ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (2028507,25)
′ 0,05 √25(81140,29)
𝑁 = [ ] = 1,36
1423,65

4 Proses 𝑘 2 Karena N’ = 4,87 <


Penganyaman √𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [𝑠 ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (7161300)
′ 0,05 √25(286452)
𝑁 = [ ] = 4,87
1423,65

5 Proses 𝑘 2
Karena N’ = 19,88 <
Finishing 𝑠 √𝑁. ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖)2 N = 25, maka data
𝑁′ = [ ]
∑ 𝑋𝑖 dikatakan cukup
2
mewakili populasi
2 yang ada.
− (17981,59)
′ 0,05 √25(719,26)
𝑁 = [ ] = 19,88
133,27

74
4.6 PENENTUAN PARAMETER DISTRIBUSI DENGAN INPUT ANALYZER
Data yang sudah di uji kecukupan data dan diperoleh bahwa data yang
didapatkan cukup, selanjutnya menentuan parameter distribusi. Pengujian distribusi
data ini akan membandingkan antara dugaan dengan data nyatanya. Penentuan
parameter distribusi dilakukan dengan menggunakan software Input Analyzer di
Arena. Pengujian distribusi dapat dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Buku software Input Analyzer, kemudian klik file  New.
2. Kemudian klik File  Data File  Use Existing.
3. Pilih File yang ingin ditentukan parameternya.
4. Klik Fit All .
5. Ketika distribusi yang muncul bukan di antara distribusi yang umum digunakan
maka klik Window  Fit All Summary, akan muncul tampilan function dan squre
error. Pilih function yang Squre errornya mendekati nol dan dapat diproses ke
model simulasi Arena.
6. Setelah menentukan function yang dipilih, klik Fit  klik function yang dipilih.

Hasil penentuan parameter distribusi dari waktu proses yang ada pada sistem
adalah sebagai berikut :
1. Proses Pemotongan
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
triangular dengan parameter nilai minimum sebesar 12, nilai maksimum sebesar
16, dan standar deviasi sebesar 14. Alasan dipilihnya triangular karena memiliki
error yang paling kecil.

Gambar 4.2 Tampilan Fit All Summary Waktu Pemotongan

75
Gambar 4.3 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul

2. Proses Bending
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
normal dengan parameter mean sebesar 12.3 dan standar deviasi sebesar 0.772.
Alasan dipilihnya triangular karena memiliki error yang paling kecil.

Gambar 4.4 Tampilan Fit All Summary Waktu Bending

76
Gambar 4.5 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul

3. Proses Perakitan
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
uniform dengan minimum sebesar 54 dan maksimum sebesar 59,7. Alasan
dipilihnya uniform karena memiliki error yang paling kecil.

Gambar 4.6 Tampilan Fit All Summary Waktu Perakitan

77
Gambar 4.7 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul

4. Proses Penganyaman
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
uniform dengan minimum sebesar 100 dan maksimum sebesar 120.

Gambar 4.8 Tampilan Fit All Summary Waktu Penganyaman

78
Gambar 4.9 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul

5. Proses Finishing
Jumlah data waktu antar kedatangan pasien sebanyak 25 data. Berdasarkan hasil
uji fitting distribution, waktu proses pemotongan yang dipilih yaitu berdistribusi
triangular dengan parameter nilai minimum sebesar 4.25, nilai maksimum
sebesar 6.74, dan standar deviasi sebesar 5. Alasan dipilihnya triangular karena
memiliki error yang paling kecil.

Gambar 4.10 Tampilan Fit All Summary Waktu Finishing

79
Gambar 4.11 Parameter Distribusi yang Sesuai dengan Data Muncul

Tabel 4.4 menunjukkan distribusi yang digunakan dalam proses-proses yang ada
pada program.
Tabel 4.4 Distribusi Waktu Tiap Proses
Proses Terpilih
Pemotongan TRIA(12, 14, 16)
Bending NORM(12.3, 0.772)
Perakitan UNIF(54, 59.7)
Penganyaman UNIF(100, 120)
Finishing TRIA(4.25, 5, 6.74)

Dari hasil penentuan distribusi pembuatan kursi putri di Tiban Jaya Rotan,
terdapat tiga jenis distribusi yang mewakili distribusi waktu proses, yaitu distribusi
normal, uniform, dan triangular. Dari ketiga distribusi tersebut, dilakukan uji dengan
menggunakan input Analyzer untuk tiap data. Hasil dari pengujian tiga distribusi akan
dilakukan analisa pada nilai error terkecil akan digunakan pada model ARENA
dianggap paling merepresentasikan distribusi dari waktu proses hasil pengamatan.

4.7 LANGKAH PEMBUATAN MODEL SISTEM


Berikut merupakan langkah pembuatan model sistem dari pembuatan kursi putri
di Tiban Jaya Rotan:
1. Menjalankan ARENA dan memulai project baru dengan CTRL + N atau File –
New akan membuka workspace yang baru.

80
2. Siapkan Advance Transfer Panel dengan klik File – Template Attach, pilih
AdvancedTransfer.tpo dan AdvancedProcess.tpo.

Gambar 4.12 Template Arena

3. Modul Create
Pada dialog box yang ada pada module create diatas terdapat Name yang berfungsi
untuk memberi nama module. Terdpat pula entity type yang mendefinisikan dan
memberi nama entitas. Kemudian terdapat time between arrivals yang
menjelaskan kedatangan dari entitas. Type pada time between arrivals
menunjukkan tipe waktu kedatangan entitas. Kemudian entities per arrival
menunjukkan banyaknya entitas dalam satu kali kedatangan. Max arrival
menunjukkan jumlah kedatangan maksimal dalam unit hari dan first creation
menunjukkan waktu kedatangan pertama dari entitas pada program.Untuk
modul create, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog
dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.13 Modul Create pada Arena

Untuk modul create selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.5.

81
Tabel 4.5 Daftar Create
Entity Entities Max First
No Name Type Value Units
Type Per Arrival Arrival Creation
Kedatangan
1 Rotan Constant 1 Days 8 1 0.0
rotan
Kedatangan
Rotan
2 rotan Constant 1 Days 4 1 0.0
sintetis
sintetis
Kedatangan
3 Kain Constant 1 Days 4 1 0.0
kain
Kedatangan
Pelindung
4 Pelingdung Constant 1 Days 16 1 0.0
Kaki
Kaki

4. Modul Station
Pada modul station terdapat Name yang menjelaskan nama dari modul tersebut.
Station type menjelaskan tipe dari modul tersebut, kemudian Station Name
menjelaskan nama dari station. Untuk modul station, klik dua kali pada modul
tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini
dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.14 Modul Station pada Arena

Untuk modul station selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.6.


Tabel 4.6 Daftar Station
No. Name Station Type
1 Station pemotongan Station
2 Station bending Station
3 Station perakitan Station
4 Station dummy Station
5 Station penganyaman Station
6 Station finishing Station
7 Toko Station

82
5. Modul process
Pada dialog box proses terdapat Name yang menunjukkan nama dari proses.
Kemudian terdapat type yang menandakan banyaknya proses yang terjadi pada
satu modul. Selanjutnya action yang dipilih adalah seize delay release yang artinya
entitas diikat kemudian di proses dan setelah proses selesai resource yang
digunakan dilepaskan dari proses pengolahan entitas. Pada prority untuk
menentukan prioritas entitas yang akan diolah. Delay type diperoleh dari
pengolahan data menggunakan input analyzer yang dicantumkan pada tabel 4.4.
Langkah-langkah penentuan distribusi data pada setiap proses dicantumkan
telah dicantumkan pada sub-bab 4.6. Untuk modul process, klik dua kali pada
modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah
ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.15 Modul Process pada Arena

Untuk modul process selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.7.


Tabel 4.7 Daftar Process
No Name Type Action Resources Delay Type Min Value Max Std Dev
1 Process Standard Size Delay 2 rows Triangular 12 14 16 -
pemotongan Release
2 Process Standard Size Delay 2 rows Normal - 12.3 - 0.772
bending Release
3 Process Standard Size Delay 2 rows Uniform 54 - 59.7 -
perakitan Release
4 Process Standard Size Delay 2 rows Uniform 100 - 120 -
penganyaman Release
5 Process Standard Size Delay 2 rows Triangular 4.25 5 6.74
finishing Release

83
6. Modul Separate
Pada dialog box terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul, type yang
merupakan tipe pemisahan entitas yang diinginkan. Untuk modul separate, klik
dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak
dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.16 Modul Separate pada Arena

Untuk modul separate selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.8.


Tabel 4.8 Daftar Sepatares
Percent cost to #of Member
No Name Type
duplicates duplicates Attributes
1 Separate rotan Duplicate Original 50 5 -
Separate rotan Retain Original
2 Split Existing Batch - -
bending Entity Values

7. Modul assign
Pada dialog box module assign terdapat Name yang merupakan nama dari modul,
assignment untuk memberikan identitas untuk entitas. Untuk modul assign, klik
dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak
dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

84
Gambar 4.17 Modul Assign pada Arena

Untuk modul assign selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.9.


Tabel 4.9 Daftar Assign
No Assign Name Entitiy Type Entity Picture Attribute Variable
1 Assign rotan potong Rotan potong Yellow Ball - -
2 Assign rotan Rotan bending Red Ball - -
bending
3 Assign rotan Rotan bending Package - -
bending baik baik
4 Assign kerangka Kerangka kursi Blue Ball - -
kursi
5 Assign rework rotan Rework rotan Widgets Attribute rework -
bending bending
6 Assign rotan bending Rotan bending Envelope - -
cacat cacat
7 Assign kursi Kursi setengah Green Ball - -
setengah jadi jadi
8 Assign kursi rotan Kursi rotan jadi Van - -
jadi
9 Assign kain - Yellow Page - -
10 Assign pelindung - Red Page - -
kaki

8. Modul Route
Pada dialog box route terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul, Route
Time menunjukkan waktu perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya, Units
menunjukkan satuan waktu, Destination type menunjukkan destinasi yang akan
dituju, dan Station Name menunjukkan nama station yang dituju. Untuk modul
route, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan
lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

85
Gambar 4.18 Modul Route pada Arena

Untuk modul route selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.10.


Tabel 4.10 Daftar Route
No. Name Route Time Units Destination Type Stattion Name
1 Route bending 0 Minutes Station Station bending
2 Route dummy 0 Minutes Station Station dummy
3 Route penganyaman 0 Minutes Station Station penganyaman
4 Route rework bending 0 Minutes Station Station bending
5 Route finishing 0 Minutes Station Station finishing
6 Route Toko 30 Seconds Station Toko

9. Modul Decide
Pada dialog box decide terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul dan
Type yang menunjukkan tipe keputusan yang diinginkan. Untuk modul decide,
klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi
kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.19 Modul Decide pada Arena

Untuk modul decide selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.11.


Tabel 4.11 Daftar Decide
Percentage
No. Name Type If Named Is Value
True
Sebenarnya 2-way by Attribute
1 Attribute == 0
atau Rework Condition Rework
N-way by 95
2 Decide 1
Chance 3

86
10. Modul Batch
Untuk modul batch, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak
dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.20 Modul Batch pada Arena

Untuk modul batch selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.12.


Tabel 4.12 Daftar Batch
No. Name Type Batch Size Rule Attribute Name
1 Batch rotan bending Temporary 12 Any Entity -
2 Batch siap rakit Permanent 12 Any Entity -
3 Batch gabung rotan Permanent 2 Any Entity -
sintetis
4 Batch gabung kain Permanent 3 Any Entity -
5 Batch 4 kaki Permanent 4 Any Entity -

11. Modul Request


Untuk modul request, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak
dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.21 Modul Request pada Arena

87
Modul request selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Daftar Request
Transporter Selection Entity Queue Queue
No Name Priority Velocity Units
Name Rule Location Type Name
1 Reque Gerobak Cyclical High Entity.Stati 1 Per Queue Request
st (1) on Second .Queue

12. Modul Transport


Pada dialog box terdapat Name untuk menunjukkan nama dari modul, Transporter
Name menunjukkan nama dari transport yang digunakan, Unit Number
menunjukkan banyak transport yang digunakan, Entity Destination Type
menunjukkan tipe destinasi yang dituju, Station Name menunjukkan nama station
yang dituju, Velocity merupakan kecepatan dari transport, Units merupakan
satuan dari kecepatan transport. Untuk modul transport, klik dua kali pada modul
tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini
dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.22 Modul Transport pada Arena

Untuk modul transport selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.14.


Tabel 4.14 Daftar Transport
Unit Entity Guided Tran
Transporter Station
No. Name number Destination Velocity Units Destionation
Name Name
Type Type
Trans Stasiun Per Entity
1 Gerobak 1 Station 1
port perakitan Second Destination

13. Modul Free


Pada dialog box free terdapat Name yang menunjukkan nama modul, Transporter
Name menunjukkan nama dari transport yang digunakan, Unit Number
merupakan banyak transport yang digunakan. Untuk modul free, klik dua kali

88
pada modul tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di
bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.23 Modul Free pada Arena

Modul free selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.15.


Tabel 4.15 Daftar Free
No. Name Transporter Name Unit Number
1 Free Gerobak 1

14. Modul Match


Pada dialog box match terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul,
number to match menunjukkan jumlah entitas yang akan dicocokkan, Type
menunjukkan jenis entitas.Untuk modul match, klik dua kali pada modul
tersebut sehingga terlihat kotak dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini
dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.24 Modul Match pada Arena

Untuk modul match selanjutnya dapat dilihat pada tabel 4.16.


Tabel 4.16 Daftar Match
No. Name Number to Match Type
1 Match 1 2 Any Entities
2 Match 2 3 Any Entities

89
15. Modul Dispose
Pada dialog box dispose terdapat Name yang menunjukkan nama dari modul.
Untuk modul dispose, klik dua kali pada modul tersebut sehingga terlihat kotak
dialog dan lengkapi kotak dialog di bawah ini dengan isian sebagai berikut:

Gambar 4.25 Modul Match pada Arena

Untuk modul dispose selanjutnya dapat dilihat pada tabel .17.


Tabel 4.17 Daftar Dispose
No. Name
1 Gudang
2 Kursi putri siap jual

16. Data Entity


Mengisi data Entity pada basic process seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.26 Data Entity pada Arena


17. Data Resources
Mengisi data Resources pada basic process seperti gambar dibawah ini.

90
Gambar 4.27 data Resources pada Arena

18. Data Set


Mengisi data transporter pada advanced tranfer seperti gambar dibawah ini.

Gambar 4.28 Data Set pada Arena

19. Data Transporter


Mengisi data transporter pada advanced tranfer seperti gambar dibawah ini.

91
Gambar 4.29 Data Transporter pada Arena

20. Data Distance


Mengisi data distance pada advanced tranfer seperti gambar dibawah ini

Gambar 4.30 Data Distance pada Arena

21. Run Setup


Setelah semua modul telah dibuat, maka tentukan run setup sebelum
menjalankan simulasi dengan cara mengisi keterangan berikut:
a. Klik Run kemudian klik Setup
b. Kemudian pilih menu Replication Parameters
c. Tentukan Replication length dengan memasukkan angka 9 dan time units dalam
hour.
d. Lalu klik OK.

Gambar 4.31 Tampilan Run Setup

92
4.8 VERIFIKASI, PERHITUNGAN REPLIKASI DAN VALIDASI
Setelah memodelkan sistem pembuatan kursi putri di Tiban Jaya Rotan, maka
model tersebut akan diverifikasi dan divalidasi.

4.8.1 Verifikasi
Verifikasi bertujuan untuk memastikan model yang dibuat dengan software
ProModel sesuai dengan sistem nyata yang dimodelkan. Terdapat empat teknik
untuk melakukan verifikasi, antara lain
1. Melakukan perbandingan model simulasi dengan menggunakan software Arena
dengan Activity Cycle Diagram (ACD) dimana hal tersebut dapat dilakukan
dengan membandingkan modul-modul yang ada di Software Arena dan aktivitas
yang ada di ACD. Berikut merupakan pemodelan yang ada di Arena dan ACD.

Pembakar Pembakar
Gergaji Rotan Bor
Rotan

Antri Proses
Kedatangan Proses Separate Antri Proses Antri Apakah bisa Proses
Pemotong Transpor Batch Rotan
Rotan Pemotongan Rotan Bending Bending Perakitan dirakit? Perakitan
an Gerobak

Pekerja Pekerja Pekerja


Potong Bending Rakit

Paku
Tembak

Antri Batch
Proses Antri Batch Proses
Penganya Penganyam Kursi Rotan
Penganyaman FInishing Finishing Finishing
man an

Pekerja Pekerja
Anyam FInishing

Kedatangan
Rotan Sintetis

Kedatangan
Kain

Kedatangan
Pelindung Kaki

Gambar 4.32 Perbandingan Model Program (Arena) dan Model Konseptual (ACD)

93
2. Melakukan pengecekan terhadap animasi program saat program sedang
dijalankan.

Gambar 4.33 Animasi Program

Dari gambar animasi program tersebut, entitas sudah berjalan sesuai dengan
sistem sehingga dapat disimpulkan bahwa model yang dibuat sudah valid.
3. Melakukan pemeriksaan terhadap compile eror. Pengecekan dilakukan untuk
melihat apakah tidak ada error pada program pemodelan. Langkah pengecekan
dilakukan dengan menekan tombol F4 atau pada Menur Bar – Run – Check Model.

Gambar 4.34 Compile Error

Kotak dialog tersebut menunjukkan bahwa tidak ada error dalam model simulasi
yang dibuat sehingga dapat disimpulkan bahwa model telah terverifikasi
4. Melakukan pengecekan waktu proses pada sistem yang dibuat pada ARENA

Gambar 4.35 Pengecekan Satuan Waktu

Dari gambar tersebut diketahui waktu dalam program sudah sesuai dengan
sistem nyata maka dapat disimpulkan bahwa program terverifikasi.

94
4.8.2 PERHITUNGAN REPLIKASI
Perhitungan replikasi digunakan dalam menentukan jumlah pengamatan yang
dilakukan pada simulasi yang telah dibuat. Berikut ini merupakan perhitungan
replikasi yang dibutuhkan dalam pengamatan di Tiban Jaya Rotan.
𝑍 2
( 𝛼 )𝑠

𝑛 =[ 2
] (4-2)
𝑒

𝛼 2
(𝑡𝑛−1, )𝑠
ℎ𝑤 = 𝑒 = [ 2
] (4-3)
√𝑛

Dimana
𝑛′ = jumlah replika teoritis
s = standar deviasi sampel yang diambil
e = absolute error
hw = half-width
n = jumlah replikasi aktual

Output dari tiga kali replikasi pada program pengamatan Tiban Jaya Rotan,
sebagai berikut:
Tabel 4.18 Daftar Output pada Replikasi Ke-
Replikasi Output
1 3
2 3
3 4

Didapatkan nilai:
Nilai 𝑍0,025 = 1.96
Nilai 𝑡3−1,0,025 = 4.3026
Standar Deviasi = 0.471
Jumlah replikasi (n) = 3
𝛼 2
(𝑡𝑛 − 1, ) 𝑠
ℎ𝑤 = [ 2 ]
√𝑛
2
(4.3026)𝑥0.471
ℎ𝑤 = [ ]
√3
ℎ𝑤 = 1.369
2
𝑍𝛼
( )𝑠
𝑛′ = [ 2 ]
𝑒

95
1,96𝑥0.471 2
𝑛′ = [ ]
1.369
𝑛′ = 0,455 = 1

Sehingga dari hasil perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa jumlah


replikasi minimal yang dibutuhkan untuk mengetahui output dari jumlah kursi putri
minimal 1 replikasi.

4.8.3 Validasi
Validasi adalah proses penentuan apakah model merupakan representasi yang
akurat dan sesuai dengan sistem nyata (Hoover dan Perry, 1989). Validasi dilakukan
dengan membandingkan data berupa output aktual dengan output program pada
entitas kursi rotan jadi. Validasi model simulasi dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Run model simulasi sebanyak 3 replikasi. Klik Simulation pada Toolbar  Options.
Pada Number Of Replications ketikkan “3”. Klik tombol OK.
2. Bandingkan output model simulasi dengan output sistem nyata.
Tabel 4.19 Output Replikasi
Replikasi Output Aktual Output Program
1 3 3
2 4 3
3 4 4

3. Membuka aplikasi SPSS 25.


4. Mendefinisikan nama variabel aktual pada kolom baris pertama dan program
pada kolom baris kedua pada variable view, kemudian masukkan data output
aktual dan output program pada data view.
5. Klik analyze, pilih descriptive statistic, explore, dan masukkan data output aktual dan
data output program ke dalam dependent list.
6. Klik plots pilih Normality plots with tests.
7. Klik OK, kemudian akan tampil output sebagai berikut.
Tabel 4.20 Test of Normality
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.


hasil ,319 6 ,056 ,683 6 ,004

a. Lilliefors Significance Correction

96
Prosedur pengujian hipotesisnya adalah sebagai berikut:
1. Menentukan hipotesis nol (Ho) dan hipotesis alternatif (H1).
H0: Data berdistribusi normal
H1: Data tidak berdistribusi normal
2. Menentukan tingkat signifikansi yang digunakan
α = 5%
3. Memilih uji statistik
Uji statistik yang digunakan adalah uji normalitas.
4. Menentukan nilai kritis.
Jika nilai significance > α = 0,05 maka Ho diterima. Jika nilai significance < α =
0,05 maka Ho ditolak.
5. Kesimpulan
Hasil pengujian normalitas menunjukan signifikansi pada tabel Shapiro-Wilk
bernilai 0.004 yang bernilai ≤ 0,05. Maka Ho ditolak dan H1 diterima yang
berarti data tidak berdistribusi normal.
Kemudian, jika data tidak berdistribusi normal berarti data menggunakan
distrbusi nonparametric dengan pengujian lanjutan menggunakan uji independent test
untuk menentukan apakah data tersebut merupakan variabel bebas. Langkah-
langkah pengujian mann-whitney test dengan SPSS 25.
1. Membuka SPSS 25 dan membuat file baru.
2. Klik tab Variable View, kemudian mengisi nama variabel yaitu Output dan Data.
Pastikan measure nya scale untuk output dan nominal untuk data. Klik pada baris
data kolom values, kemudian pada kotak values isikan angka 1 dan pada kolom
label isikan output aktual lalu klik add. Lalu pada kotak values isikan angka 2 dan
pada kolom label isikan output program lalu klik add. Lalu klik OK.
3. Isikan data Output Aktual dan Output Program pada kolom Output. Pada kolom
data, isikan 1 untuk data output aktual dan 2 untuk data output program.
4. Klik Analyze  Non Parametric Tests  Independent Samples. Masukkan output
pada test variable list dan data pada grouping variable.
5. Pilih Test Type Mann-Whitney U, lalu klik OK. Kemudian muncul output pada
Tabel dibawah ini.

97
Tabel 4.21 Mann_Whitney U Test

H0 : Tidak ada perbedaan rata-rata output aktual dengan output program


H1 : Terdapat perbedaan rata-rata output aktual dengan output program
Nilai Sig = 0,7 > 0,05. Apabila nilai Sig. > batas kritis 0,05 maka Ho diterima
artinya tidak terdapat perbedaan bermakna antara dua kelompok yaitu tidak ada
perbedaan rata-rata output aktual dengan output program. Kesimpulannya adalah
data output dan data aktual tervalidasi.

4.9 ANALISIS HASIL SIMULASI


Hasil pemodelan sistem dengan menggunakan Arena, menampilkan data
sebagai berikut:
1. Number In
Jumlah entitas yang diproses selama satu hari kerja di Tiban Jaya Rotan
ditampilkan pada tabel 4.22.
Tabel 4.22 Data Number In
No. Number In Hasil
1 Rotan 8
2 Rotan sintetis 7
3 Kain 4
4 Pelindung kaki 23

2. Number Out
Jumlah entitas yang sudah diproses di Tiban Jaya Rotan ditampilkan pada
tabel 4.23.
Tabel 4.23 Data Number Out
No. Number Out Hasil
1 Rotan potong 48
2 Rotan bending 52
3 Rotan bending baik 49
4 Rotan bending cacat 2
5 Rework rotan bending 1
6 Kerangka kursi 3
7 Kursi setengah jadi 3
8 Kursi rotan jadi 3

98
3. Resource Utilization
Utilitas dari pekerja di Tiban Jaya Rotan ditampilkan pada tabel 4.24.
Tabel 4.24 Tabel Analisis Simulasi
Minimum Maximum
Instantaneous Utilization Average Half Width
Value Value
Pekerja Potong 0.2424 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Bending 1 0.6465 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Bending 2 0.6186 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Rakit 1 0.2365 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Rakit 2 0.1143 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 1 0.2276 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 2 0.2229 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 3 0.2209 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Anyam 4 0.0000 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Finishing 1 0.01982 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pekerja Finishing 2 0.01059 (Insufficient) 0.00 1.0000
Bor 1 0.2365 (Insufficient) 0.00 1.0000
Bor 2 0.1143 (Insufficient) 0.00 1.0000
Paku Tembak 1 0.01982 (Insufficient) 0.00 1.0000
Paku Tembak 2 0.01059 (Insufficient) 0.00 1.0000
Gergaji 0.2424 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pembakar Rotan 1 0.6465 (Insufficient) 0.00 1.0000
Pembakar Rotan 2 0.6186 (Insufficient) 0.00 1.0000

Tabel tersebut dapat diketahui bahwa nilai utilitas operator belum baik
dikarenakan ketidakmerataan kinerja pada setiap pekerja. Terdapat dua operator
yang memiliki kinerja paling tinggi yaitu pada pekerja bending. Hal ini dapat
disebabkan karena jumlah entitas yang diproses distasiun bending lebih banyak
dibandingkan jumlah entitas di stasiun lainnya. Selain itu terdapat pekerja
finishing memiliki kinerja yang paling rendah dikarenakan waktu proses di
stasiun penganyaman membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan
waktu idle pekerja finishing tinggi.

4.10 RANCANGAN PERBAIKAN SISTEM


Sistem produksi yang ada di Tiban Jaya Rotan belum optimal dimana kapasitas
yang kurang optimal dan kinerja pekerja yang tidak merata di setiap proses produksi,
sehingga diperlukan rancangan perbaikan sistem yang terbaik.

4.10.1 Rancangan Skenario Sistem


Rancangan perbaikan sistem produksi di Tiban Jaya Rotan terdiri dari tiga
scenario yaitu:

99
1. Baseline
Jumlah pekerja pada program awal (baseline) adalah 11 orang, dengan
rincian 1 orang pekerja potong, 2 orang pekerja bending, 2 orang pekerja rakit, 4
orang pekerja anyam, dan 2 orang pekerja finishing. Alat bantu yang digunakan
yaitu 1 buah gergaji, 2 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku tembak.
Kapasitas entitas rotan sebanyak 8 lonjor, rotan sintetis sebanyak 4 gulung, kain
sebanyak 4 lembar, dan pelindung kaki sebanyak 16 buah.
2. Skenario 1
Jumlah pekerja pada skenario 1 adalah 9 orang, dengan rincian 1 orang
pekerja potong, 2 orang pekerja bending, 2 orang pekerja rakit, 2 orang pekerja
anyam, dan 1 orang pekerja finishing. Alat bantu yang digunakan yaitu 1 buah
gergaji, 2 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 1 paku tembak. Kapasitas
entitas rotan, rotan sintetis, kain, dan pelindung kaki berjumlah sama dengan
baseline.
3. Skenario 2
Jumlah pekerja pada skenario 2 sama dengan baseline yaitu 11 orang. Proses
pemotongan dilakukan oleh 1 orang pekerja potong dan 1 orang pekerja rakit
(pekerja rakit yang memiliki utilitas paling rendah). Proses bending dilakukan
oleh 2 orang pekerja bending dibantu oleh 2 orang pekerja finishing (kondisi idle)
dan 1 orang pekerja anyam (1 orang pekerja anyam yang memiliki utilitas paling
rendah dialokasikan ke proses bending). Proses rakit dilakukan oleh 2 orang
pekerja rakit. Proses penganyaman dilakukan oleh 3 orang pekerja anyam.
Proses finishing dilakukan oleh 2 orang pekerja finishing. Alat bantu yang
digunakan yaitu 2 buah gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku
tembak. Kapasitas entitas rotan, rotan sintetis, kain, dan pelindung kaki
berjumlah sama dengan baseline.

4.10.2 Analisis dan Pembahasan Hasil Skenario


Hasil skenario yang telah dibuat, dilakukan analisis terhadap hasil simulasi yang
telah dilakukan dengan menggunakan software Arena. Analisis dilakukan
berdasarkan utilitas pekerja dan kapasitas produksi dalam melakukan proses
produksi kursi putri pada Tiban Jaya Rotan. Berikut merupakan tabel dari hasil
utilitas.

100
1. Number In
Tabel 4.25 merupakan utilitas dari masing-masing operator pada setiap
skenario yang dirancang
Tabel 4.25 Numbeer In pada Setiap Skenario
No. Number In Baseline Skenario 1 Skenario 2
1 Rotan 48 48 48
2 Rotan sintetis 7 7 7
3 Kain 4 4 4
4 Pelindung kaki 23 23 23

Berdasarkan tabel di atas, baseline, skenario 1, dan skenario 2 memiliki


number in yang sama dikarenakan input pada setiap skenario juga sama.
2. Number Out (Output)
Tabel 4.26 merupakan utilitas dari masing-masing operator pada setiap
skenario yang dirancang.
Tabel 4.26 Number Out pada Setiap Skenario
No. Number Out Baseline Skenario 1 Skenario 2
1 Rotan potong 48 48 48
2 Rotan bending 52 52 52
3 Rotan bending baik 39 39 39
4 Rotan bending cacat 2 2 1
5 Rework rotan bending 1 1 2
6 Kerangka kursi 3 3 3
7 Kursi setengah jadi 3 3 3
8 Kursi rotan jadi 3 3 3

Berdasarkan tabel di atas, skenario pertama dan skenario kedua


menghasilkan output kursi rotan jadi yang sama dengan baseline yaitu 3 buah.
Hal ini dikarenakan tidak adanya penambahan kapasitas produksi. Utilitas
Pekerja
Tabel 4.27 merupakan utilitas dari masing-masing operator pada setiap
skenario yang dirancang.
Tabel 4.27 Utilitas Operator pada Setiap Skenario
Instantaneous Utilization Baseline Skenario 1 Skenario 2
Pekerja Potong 24,24 24,24 18,30
Pekerja Bending 1 64,65 64,65 42,69
Pekerja Bending 2 61,86 61,86 38,65
Pekerja Rakit 1 23,65 23,65 36,99
Pekerja Rakit 2 11,43 11,43 37,53
Pekerja Anyam 1 22,76 44,84 33,28
Pekerja Anyam 2 22,29 22,29 37,60
Pekerja Anyam 3 22,09 - 34,70
Pekerja Anyam 4 00,00 - 40,40
Pekerja Finishing 1 1,982 3,04 43,13
Pekerja Finishing 2 1,059 - 40,83

101
Tabel 4.27 Utilitas Operator pada Setiap Skenario (Lanjutan)
Instantaneous Utilization Baseline Skenario 1 Skenario 2
Gergaji 24,24 24,24 18,30
Gergaji 2 - - 18,92
Pembakar Rotan 1 64,65 64,65 41,69
Pembakar Rotan 2 61,86 61,86 38,65
Pembakar Rotan 3 - 39,83
Pembakar Rotan 4 - - 39,04
Pembakar Rotan 5 - - 40,40
Bor 1 23,65 23,65 36,99
Bor 2 11,43 11,43 18,60
Paku Tembak 1 1,982 3,04 3,30
Paku Tembak 2 1,059 - 1,80

Berdasarkan tabel di atas, setiap skenario memiliki utilitas operator yang


berbeda-beda dari program baseline, pada skenario 1 utilitas pekerja tidak
mengalami kenaikan yang signifikan dan tidak meratanya kinerja pekerja
dimana nilai utilitas paling rendah ada pada pekerja finishing sebesar 1,059%
dan yang terbesar sebesar 64,65%. Hal ini disebabkan karena proses sebelum
finishing membutuhkan waktu yang lama sehingga waktu tunggu pada pekerja
finishing sangat tinggi. Skenario 2 utilitas pekerja lebih merata dibandingkan
baseline.hal ini disebabkan adanya pengalokasian pekerja ke stasiun yang lebih
membutuhkan bantuan untuk mengolah entitas.

4.10.3 Pemilihan Skenario


Perancang sistem memiliki tujuan untuk meningkatkan utilitas sumber daya dan
mengoptimalkan kapasitas produksi yang ada di Tiban Jaya Rotan guna
mengembangkan sistem produksi menjadi lebih baik. Skenario yang dipilih adalah
skenario 2. Skenario ini dibuat berdasarkan program baseline, yaitu dengan membuat
program baru dengan pengalokasian pekerja. Skenario 2 dipilih karena dapat
meningkatkan utilitas pekerja dan dapat meratakan utilitas pekerja. Jumlah pekerja
pada skenario 2 sama dengan baseline yaitu 11 orang dengan rincian utilitas yaitu
utilitas pekerja potong sebesar 18,30%, pekerja bending 1 sebesar 42,69%, pekerja
bending 2 sebesar 38,65%, pekerja rakit 1 sebesar 36,99%, pekerja rakit 2 sebesar
37,53%, pekerja anyam 1 sebesar 33,28%, pekerja anyam 2 sebesar 37,60%, pekerja
anyam 3 sebesar 34,70%, pekerja anyam 4 sebesar 40,40%, pekerja finishing 1 sebesar
43,13%, pekerja finishing 2 sebesar 18,30%. Alat bantu yang digunakan yaitu 2 buah
gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku tembak. Hasil output pada
skenario 2 menghasilkan 4 buah kursi rotan jadi dan 1 buah rotan bending cacat.
102
Skenario 2 dapat menghasilkan output kursi rotan jadi yang sama dengan waktu
produksi selama 05.09.21. Waktu kerja di Tiban Jaya Rotan selama 8 jam, maka
waktu sisa dari pekerja dapat digunakan untuk mengerjakan produk lain karena di
Tiban Jaya Rotan tidak hanya menghasilkan kursi rotan putri tetapi banyak produk
yang diproduksi seperti lemari, sekat pembatan, dan lain sebagainya.

103
(Halaman ini sengaja dikosongkan)

104
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran dari praktikum arena.

5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan pengamatan sistem produksi di Tiban Jaya Rotan, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Tiban Jaya Rotan merupakan salah satu pusat kerajinan rotan terbesar di kota
Malang. Pada usaha ini memproduksi berbagai macam produk seperti kursi,
sekat, dan lemari yang terbuat dari rotan. Sistem yang diamati pada pengamatan
ini yaitu proses pembuatan kursi Putri. Proses pembuatan kursi Putri terdiri dari
pemotongan bahan baku, mem-bending rotan yang telah dipotong, perakitan
menjadi kerangka kursi, penganyaman, dan finishing. Kemudian sistem ini akan
disimulasikan menggunakan software Arena. Software Arena merupakan suatu
program komputer yang dapat digunakan untuk simulasi dan menganalisa
sistem produksi kursi putri. Software tersebut digunakan untuk mensimulasikan
proses produksi di Tiban Jaya Rotan.
2. Model simulasi menggunakan software Promodel diperoleh output kursi rotan
berjumlah 3 buah kursi dengan utilitas pekerja potong sebesar 24,24%, pekerja
bending 1 sebesar 664,65%, pekerja bending 2 sebesar 61,86%, pekerja rakit 1
sebesar 23,65%, pekerja rakit 2 sebesar 11,43%, pekerja anyam 1 sebesar 22,76%,
pekerja anyam 2 sebesar 22,29%, pekerja anyam 3 sebesar 22,09%, pekerja
anyam 4 sebesar 00,00%, pekerja finishing 1 sebesar 1,982%, pekerja finishing 2
sebesar 1,059%.
3. Skenario yang dipilih adalah skenario 2. Skenario ini dibuat berdasarkan
program baseline, yaitu dengan membuat program baru dengan pengalokasian
pekerja. Skenario 2 dipilih karena dapat meningkatkan utilitas pekerja dan dapat
meratakan utilitas pekerja. Jumlah pekerja pada skenario 2 sama dengan baseline
yaitu 11 orang dengan rincian utilitas yaitu utilitas pekerja potong sebesar
18,30%, pekerja bending 1 sebesar 42,69%, pekerja bending 2 sebesar 38,65%,
pekerja rakit 1 sebesar 36,99%, pekerja rakit 2 sebesar 37,53%, pekerja anyam 1
sebesar 33,28%, pekerja anyam 2 sebesar 37,60%, pekerja anyam 3 sebesar
34,70%, pekerja anyam 4 sebesar 40,40%, pekerja finishing 1 sebesar 43,13%,
105
pekerja finishing 2 sebesar 18,30%. Alat bantu yang digunakan yaitu 2 buah
gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah bor, dan 2 paku tembak. Hasil output
pada skenario 2 menghasilkan 4 buah kursi rotan jadi dan 1 buah rotan bending
cacat. Skenario 2 dapat menghasilkan output kursi rotan jadi yang sama dengan
waktu produksi selama 05.09.21. Waktu kerja di Tiban Jaya Rotan selama 8 jam,
maka waktu sisa dari pekerja dapat digunakan untuk mengerjakan produk lain
karena di Tiban Jaya Rotan tidak hanya menghasilkan kursi rotan putri tetapi
banyak produk yang diproduksi seperti lemari, sekat pembatan, dan lain
sebagainya.

5.2 SARAN
Berdasarkan pengamatan sistem produksi di Tiban Jaya Rotan, maka saran yang
dapat diberikan untuk pemilik Tiban Jaya Rotan adalah sebagai berikut :
1. Tiban Jaya Rotan perlu meninjau ulang mengenai alokasi sumber daya dalam
perusahaannya. . Proses pemotongan dilakukan oleh 1 orang pekerja potong dan
1 orang pekerja rakit (pekerja rakit yang memiliki utilitas paling rendah). Proses
bending dilakukan oleh 2 orang pekerja bending dibantu oleh 2 orang pekerja
finishing (kondisi idle) dan 1 orang pekerja anyam (1 orang pekerja anyam yang
memiliki utilitas paling rendah dialokasikan ke proses bending). Proses rakit
dilakukan oleh 2 orang pekerja rakit. Proses penganyaman dilakukan oleh 3
orang pekerja anyam. Proses finishing dilakukan oleh 2 orang pekerja finishing.
Alat bantu yang digunakan yaitu 2 buah gergaji, 5 buah pembakar rotan, 2 buah
bor, dan 2 paku tembak. Kapasitas entitas rotan, rotan sintetis, kain, dan
pelindung kaki berjumlah sama dengan baseline.

106

Anda mungkin juga menyukai