Anda di halaman 1dari 23

TUGAS BESAR

PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS (PTLF)


UNTUK LUAS LANTAI PRODUKSI (SHOP FLOOR)
PADA TATA LETAK PABRIK SEPATU OLAHRAGA

Laporan ini disusun sebagai pengganti Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF) Kelas H

Dosen Pengampu:
Prof. Dr. Ir Hari Purnomo., M.T,. IPU., ASEAN, Eng

Disusun Oleh:
Muhammad Ichlasul Amal Mastur
(21522368)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
2023
LATAR BELAKANG
Tata letak adalah suatu kegiatan atau proses perancangan dan pengaturan tata letak
fasilitas fisik, seperti mesin atau peralatan, lahan, bangunan, dan ruang untuk
mengoptimalkan yang berhubungan dengan pekerja, aliran bahan, aliran informasi, dan
juga metode yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan perusahaan secara efisien,
ekonomis, dan aman (Apple J. M., 1990). Menurut (Apple J. M., 1990), mengatur tata
letak fasilitas merupakan sebuah kegiatan yang berhubungan dengan perancangan
susunan unsur fisik suatu kegiatan dan selalu berhubungan erat dengan industri
manufaktur, dan penggambaran hasil rancangan dikenal juga dengan tata letak pabrik.
Selain itu, tata letak erat kaitannya dengan luas lantai produksi. Luas lantai produksi
adalah luas lantai yang digunakan untuk proses produksi dari awal hingga akhir (Alfa &
Dedy, 2013). Luas lantai produksi memiliki beberapa fungsi utama, yaitu sebagai
berikut:
1. Penyusunan Alat dan Peralatan
2. Optimalisasi Aliran Kerja
3. Keamanan dan Keselamatan
4. Fleksibilitas Produksi
5. Manajemen Inventaris
6. Kenyamanan Pekerja
7. Efisiensi Energi
Dengan memperhatikan semua aspek di atas, maka sebuah perusahaan atau pabrik dapat
mencapai efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi dalam kegiatan produksinya.
Dalam tugas ini, kami akan menyusun sebuah tata letak dan luas lantai produksi untuk
produk sepatu olahraga. Selain itu, kami kami juga akan melakukan forecasting
terhadap kebutuhan produk serta berapa jumlah peralatan atau mesin dan juga tenaga
kerja yang dibutuhkan serta aliran dan biaya perpindahan material.
1. Penentuan Produk
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk diperhatikan,
dimiliki, dipakai, atau dikonsumsi sehingga dapat memuaskan keinginan atau
kebutuhan. Produk dapat berupa barang atau jasa (Kotler & Armstor, 2022).
Dalam tugas ini, produk yang akan kami buat adalah produk sepatu, yaitu sepatu
olahraga. Sepatu olahraga adalah sepatu yang dirancang untuk aktivitas olahraga.
Sepatu olahraga biasanya memiliki fitur-fitur yang dapat membantu meningkatkan
kinerja dan kenyamanan saat berolahraga, seperti sol yang fleksibel untuk
memberikan cengkeraman yang baik dan mendukung gerakan alami kaki,
bantalan yang empuk untuk menyerap benturan dan mengurangi rasa sakit, serta
penutup kaki yang kokoh untuk melindungi kaki dari cedera.
Sepatu olahraga tersedia dalam berbagai jenis dan model, yang disesuaikan
dengan jenis olahraga yang akan dilakukan. Misalnya, sepatu lari dirancang untuk
memberikan cengkeraman yang baik dan bantalan yang empuk, sedangkan sepatu
sepak bola dirancang untuk memberikan perlindungan yang kuat dan stabilitas.

Gambar 1.1 Sepasang Sepatu Olahraga


Dalam tugas ini, kami akan berfokus terhadap luas lantai produksi (shop floor)
dan juga tata letak dari pabrik produksi sepatu olahraga itu sendiri. Selain itu,
kami juga berfokus terhadap forecasting kebutuhan produk serta berapa jumlah
peralatan atau mesin dan juga tenaga kerja yang dibutuhkan. Luas lantai produksi
adalah luas lantai yang digunakan untuk proses produksi dari awal hingga akhir
(Alfa & Dedy, 2013). Sedangkan, tata letak adalah suatu kegiatan atau proses
perancangan dan pengaturan tata letak fasilitas fisik, seperti mesin atau peralatan,
lahan, bangunan, dan ruang untuk mengoptimalkan yang berhubungan dengan
pekerja, aliran bahan, aliran informasi, dan juga metode yang dibutuhkan dalam
rangka mencapai tujuan perusahaan secara efisien, ekonomis, dan aman (Apple J.
M., 1990).
2. Operation Process Chart (OPC) & Flow Diagram
Operation Process Chart atau OPC adalah sebuah diagram yang
merepresentasikan tahapan proses yang akan dilakukan pada bahan baku
mengenai urutan operasi dan pemeriksaan sejak dari awal sampai menjadi produk
jadi utuh maupun sebagai komponen, dan juga memuat informasi-informasi yang
diperlukan untuk analisis lebih lanjut (Wignjosoebroto S. , 1996). Sedangkan,
flow diagram adalah suatu diagram yang merepresentasikan alur informasi atau
aliran data dari sebuah proses atau sistem. Diagram ini digunakan untuk
memudahkan developer dalam proses pembuatan suatu sistem informasi. Flow
diagram juga dikenal dengan istilah Data Flow Diagram (DFD). Berikut
merupakan gambar dari OPC dan flow diagram dari produk sepatu:

Gambar 1.2 Operation Process Chart (OPC)


Gambar 1.3 Flow Diagram
3. Forecasting atau Peramalan Kebutuhan Produk
Forecasting atau peramalan adalah sebuah istilah di dalam proses bisnis di mana
tujuan dari forecasting adalah untuk memperkirakan kejadian di masa depan
berdasarkan data yang ada (Kotler & Keller, 2016). Forecasting dapat digunakan
untuk berbagai tujuan, seperti:
• Perencanaan produksi
• Manajemen persediaan
• Penentuan harga
• Pemasaran
Berikut ini merupakan forecasting dari kebutuhan produk sepatu olahraga:
Tabel 1.1 Data Penjualan 2013 - 2022
Tahun (Periode) Data Penjualan
2013 1.500
2014 3.200
2015 2.100
2016 4.300
2017 5.000
2018 3.400
2019 5.600
2020 1.900
2021 2.100
2022 2.700
2023 ?
Perhitungan forecasting tahun 2023 menggunakan metode Moving Average:
Tabel 1.2 Forecasting Metode Moving Average
Tahun Data Penjualan 3MA Error |𝐄𝐫𝐫𝐨𝐫| Error2 |%𝐄𝐫𝐫𝐨𝐫|
2013 1.500
2014 3.200
2015 2.100
2016 4.300 2.266,67 2.033,33 2.033,33 4.134.430,89 47,28674419%
2017 5.000 3.200 1.800 1.800 3.240.000 36%
2018 3.400 3.800 -400 400 160.000 11,76470588%
2019 5.600 4.233,33 1.366,67 1.366,67 1.867.786,89 24,40482143%
2020 1.900 4.666,67 -2.766,67 2.766,67 7.654.462,89 145,6142105%
2021 2.100 3.633,33 -1.533,33 1.533,33 2.351.100,89 73,01571429%
2022 2.700 3.200 -500 500 250.000 18,51851852%
2023 2.233,33
Jumlah 10.400 19.657.781,56 356,60%
MAD = 1.485,714 MSE = 2.808.255 MAPE = 50,943%
4. Penentuan Jumlah Mesin dan Tenaga Kerja
Dalam memproduksi sebuah barang atau produk, maka diperlukan alat bantu
berupa mesin produksi. Mesin produksi adalah alat yang digunakan untuk
memproduksi barang dalam skala besar. Mesin produksi dapat berupa mesin
mekanis, elektronik, atau kombinasi keduanya. Mesin produksi dapat digunakan
untuk berbagai proses produksi, seperti pemotongan, perakitan, pengeboran,
pengelasan, dan lain-lain. Saat menjalankan sebuah mesin produksi, maka
diperlukan tenaga kerja. Tenaga kerja menurut Undang-undang No. 13 Tahun
2003 Pasal 1 ayat 2 adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna
menghasilkan barang dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri
maupun untuk masyarakat. Dalam hal menjalankan mesin produksi, maka
diperlukan tenaga kerja yang ahli sehingga produksi berjalan dengan baik. Selain
pemilihan jenis mesin produksi dan juga tenaga kerja, jumlah mesin dan tenaga
perlu dipertimbangkan agar tidak terjadi kekurangan atau kelebihan sehingga
dapat menyebabkan kurang produktif dan efisien dalam memproduksi sebuah
produk. Berikut ini adalah jenis mesin, jumlah mesin, dan jumlah tenaga kerja
yang diperlukan dalam memproduksi sepatu olahraga:
Tabel 1.3 Jenis Mesin dan Jumlah Mesin
Dimensi Mesin (m)
No Jenis Mesin Jumlah Mesin
Panjang Lebar
1 Cutting Machine 2 1,6 1,8
2 Sewing Machine 2 1,35 1,7
3 Shoe Lace Machine 1 1,5 3,5
4 Adhesive Machine 1 0,92 0,33
5 Molding Machine 1 3,4 1,8
6 Sole Cutting Machine 1 7,0 6,5
7 Pattern Making Machine 1 1,2 0,9
8 Spray Painting Machine 1 0,275 0,255
9 Quality Inspection Machine 2 5,5 4,0
10 Assembly Machine 1 6,4 7,1
Total Mesin 12
Tabel 1.4 Jenis Mesin dan Jumlah Tenaga Kerja
No Jenis Mesin Jumlah Tenaga Kerja
1 Cutting Machine 2
2 Sewing Machine 2
3 Shoe Lace Machine 1
4 Adhesive Machine 1
5 Molding Machine 1
6 Sole Cutting Machine 1
7 Pattern Making Machine 1
8 Spray Painting Machine 1
9 Quality Inspection Machine 2
10 Assembly Machine 1
Total Tenaga Kerja 12
5. Penentuan Luas Lantai Produksi
Luas lantai produksi adalah luas lantai yang digunakan untuk proses produksi
dari awal hingga akhir (Alfa & Dedy, 2013). Luas lantai produksi memiliki
beberapa fungsi utama, yaitu sebagai berikut:
1. Penyusunan Alat dan Peralatan
2. Optimalisasi Aliran Kerja
3. Keamanan dan Keselamatan
4. Fleksibilitas Produksi
5. Manajemen Inventaris
6. Kenyamanan Pekerja
7. Efisiensi Energi
Umunya, luas lantai produksi dibagi menjadi 2, yaitu luas lantai mesin dan
luas lantai area. Luas lantai mesin adalah ukuran area yang diperuntukkan bagi
mesin - mesin dan peralatan produksi. Ini mencakup ruang yang diperlukan
untuk menempatkan mesin potong, mesin jahit, mesin molding, dan mesin-
mesin produksi lainnya. Sedangkan, luas lantai area mencakup keseluruhan
luas fisik suatu pabrik atau fasilitas produksi, termasuk ruang untuk mesin,
area penyimpanan, ruang kantor, area produksi, koridor, dan fasilitas lainnya
(Rionaldo, Alex, & Abu, 2014). Berikut ini merupakan tabel perhitungan luas
lantai mesin dan area:
Tabel 1.5 Luas Lantai Mesin
Ukuran Luas Total Luas
Jumlah Luas Mesin Luas Seluruh Allowance
Mesin Allowance Lantai Mesin
Mesin P L (m2) Mesin (m2) (%)
(m2) (m2)
Cutting Machine 2 1,6 1,8 2,88 5,76 150% 8,64 14,4
Sewing Machine 2 1,35 1,7 2,295 4,59 150% 6,885 11,475
Shoe Lace
1 1,5 3,5 5,25 5.25 150% 7,875 13,125
Machine
Adhesive
1 0,92 0,33 0,3036 0,3036 150% 0,4554 0,759
Machine
Molding
1 3,4 1,8 6,12 6,12 150% 9,18 15,3
Machine
Sole Cutting
1 7,0 6,5 45,5 45,5 150% 68,25 113,75
Machine
Pattern Making
1 1,2 0,9 1,08 1,08 150% 1,62 2,7
Machine
Spray Painting
1 0,275 0,255 0,070125 0,070125 150% 0,1051875 0,1753125
Machine
Quality
2 5,5 4,0 22 44 150% 66 110
Inspection
Mesin Jumlah Ukuran Luas Mesin Luas Seluruh Allowance Luas Total Luas
Machine Mesin (m2) Mesin (m2) (%) Allowance Lantai Mesin
Assembly (m2) (m2)
1 6,4 7,1 45,44 45,44 150% 68,16 113,6
Machine
Luas Total 395,29

Tabel 1.6 Luas Lantai Area

Ukuran
Nama Area Jumlah Area Luas Area (m2) Luas Area Keseluruhan(m2)
P L
Packing Area 1 4 3,5 14 14
Warehouse 1 4 4,5 18 18
Luas Total 32

Jadi, total luas lantai produksi pabrik Sepatu olahraga adalah sebagai berikut:
= Luas Lantai Mesin + Luas Lantai Area
= 395,29 + 32 = 𝟒𝟐𝟕. 𝟐𝟗 𝐦𝟐
6. Penentuan Aliran dan Biaya Pemindahan Material
Aliran bahan dalam tata letak fasilitas merujuk pada cara bahan baku atau produk
bergerak melalui berbagai area atau stasiun kerja dalam suatu fasilitas produksi
atau operasional (Purnomo, 2004). Aliran bahan yang baik menjadi kunci untuk
meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi pemborosan, dan memastikan
bahwa bahan atau produk dapat bergerak dari satu titik ke titik lainnya dengan
lancar. Aliran bahan terbagi menjadi 5 klasifikasi, yaitu (Wignjosoebroto S. ,
2009):
1. Straight Line = Pola aliran berbentuk garis lurus
2. Serpentine atau Zig – Zag (S – Shaped) = Pola aliran berbentuk
patah - patah
3. U – Shape = Pola aliran berbentuk huruf u
4. Circular = Pola aliran berbentuk lingkaran
5. Odd – Angle = Pola aliran yang berbentuk tidak umum
Aliran bahan yang baik akan mempermudah dalam produksi dan juga dalam
penghematan biaya operasional. Selain itu, aliran bahan dan biaya pemindahan
material adalah dua hal penting yang saling erat kaitannya dalam efisiensi
operasional dan produksi suatu produk. Biaya pemindahan material sendiri adalah
biaya yang dikeluarkan untuk memindahkan bahan baku, barang setengah jadi,
atau barang jadi dari satu tempat ke tempat lain (Groover, 2011). Biaya
pemindahan material dapat mencakup biaya tenaga kerja, biaya peralatan, dan
biaya bahan bakar. Biaya pemindahan material dapat menjadi salah satu biaya
produksi yang signifikan. Oleh karena itu, penting untuk mengelola biaya
pemindahan material secara efektif. Berikut ini adalah aliran bahan dan biaya
pemindahan material pada produksi sepatu olahraga:
Gambar 1.4 Aliran Bahan Produksi Sepatu Olahraga
Perhitungan Biaya Perpindahan Material atau Ongkos Material Handling (OMH)
dengan tenaga manusia:

Upah Minimum Kota X


Upah Tenaga Kerja = Jumlah Hari Kerja x Total Jam Kerja per hari dalam detik

Rp4.950.000,00
Upah Tenaga Kerja =
24 x 8 x 3600 Detik

Upah Tenaga Kerja = Rp7,1615/detik

Maka, dapat diketahui OMH dengan menggunakan tenaga manusia adalah sebagai
berikut:

OMH Manusia = Upah Tenaga Kerja x 4 detik/meter

OMH Manusia = Rp7,1615 x 4/meter

OMH Manusia = Rp28,646/meter

Perhitungan Biaya Perpindahan Material atau Ongkos Material Handling (OMH)


dengan hand pallet:
Harga Beli 𝐻𝑎𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑙𝑙𝑒𝑡
= Waktu Ekonomis x 1 Tahun (12 Bulan)x Jumlah Hari Kerja x Total Jam Kerja dalam detik

Rp3.300.000,00
=5 (Tahun)x 12 (Bulan)x 24(Hari Kerja)x (8(Jam)x 3600(detik)

= Rp0,08923/detik

Maka, dapat diketahui OMH dengan menggunakan hand pallet adalah sebagai
berikut:
OMH 𝐻𝑎𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑙𝑙𝑒𝑡 = OMH Manusia +
(Harga Hand 𝑃𝑎𝑙𝑙𝑒𝑡 per detik x 5 detik/meter)

OMH 𝐻𝑎𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑙𝑙𝑒𝑡 = Rp28,646 + (Rp0,08923 x 5)

OMH 𝐻𝑎𝑛𝑑 𝑃𝑎𝑙𝑙𝑒𝑡 = Rp29,09215/meter


Tabel 1.7 Perhitungan Jarak dan Ongkos Material Handling (OMH)

Jarak (m) Total Total


Total Jarak Alat Ongkos
Dari Ke Jarak Frekuensi/Bulan OMH
1 2 Keseluruhan (m) Angkut (Rp)
(m) (Rp)
Loading Gudang Bahan Hand
0,81 1,19 2 4 8 29,09215 232,737
Area Baku Pallet
Cutting Machine Hand
0,92 0,92 20 18,4 29,09215 535,2956
(Alas Sepatu) Pallet
Gudang
Cutting Machine Hand
Bahan 1,02 1,02 20 20,4 29,09215 593,4799
(Tali Sepatu) Pallet
Baku
Sole Cutting Hand
1,12 1,12 20 22,4 29,09215 651,6642
Machine Pallet
Alas Sepatu
Cutting
Machine
Sewing Machine 1,15 1,15 550 632,5 Operator 28,646 18.118,6
(Alas
Sepatu)
Sewing Pattern Making
1,18 1,18 550 649 Operator 28,646 18.591,25
Machine Machine
Pattern
Spray Painting
Making 0,91 0,91 550 500,5 Operator 28,646 14.337,32
Machine
Machine
Spray
Assembly
Painting 0,82 0,82 550 451 Operator 28,646 12.919,35
Machine
Machine
Tali Sepatu
Jarak (m) Total Total
Total Jarak Alat Ongkos
Dari Ke Jarak Frekuensi/Bulan OMH
1 2 Keseluruhan (m) Angkut (Rp)
(m) (Rp)
Cutting
Machine Shoe Lace
1,01 1,01 550 555,5 Operator 28,646 15.912,85
(Tali Machine
Sepatu)
Shoe Lace Assembly
0,82 0,82 550 451 Operator 28,646 12.919,35
Machine Machine
Sol Sepatu
Sole
Molding
Cutting 1,08 1,08 550 594 Operator 28,646 17.015,72
Machine
Machine
Molding Assembly
0,82 0,82 550 451 Operator 28,646 12.919,35
Machine Machine
Assembly Area
Assembly Adhesive
0,77 0,77 400 308 Operator 28,646 8.822,968
Machine Machine
Quality
Adhesive
Inspection 0,83 0,83 350 290,5 Operator 28,646 8.321,663
Machine
Machine
Quality
Hand
Inspection Packing Area 1,07 1,07 275 294,25 29,09215 8.560,365
Pallet
Machine
Packing Hand
Warehouse 1,25 1,25 275 343,75 29,09215 10.000,43
Area Pallet
Total 16,77 5.590,2 160.452,4
7. Penentuan Penataan Departemen dengan Metode From to Chart dan
Activity Relationship Chart
From to Chart atau FTC adalah sebuah grafik yang digunakan untuk
mengilustrasikan aliran material atau produk melalui berbagai tahap produksi
atau proses dalam suatu pabrik atau fasilitas manufaktur. Chart ini membantu
memvisualisasikan urutan langkah-langkah yang diperlukan untuk membuat
produk dari awal hingga selesai. Di dalam FTC memuat angka - angka yang
mewakili berat beban material, jarak, volume material yang dipindahkan atau
bidang-bidang lain yang masih temasuk faktornya (Wignjosoebroto S. , 2009).
Dengan menggunakan FTC, perusahaan manufaktur dapat meningkatkan
visibilitas terhadap proses produksi mereka, mengidentifikasi area - area
perbaikan potensial, dan meningkatkan efisiensi keseluruhan produksi. Selain
FTC, terdapat pula grafik yang digunakan untuk memahami hubungan antara
aktivitas dalam suatu aktivitas yang disebut dengan Activity Relationship
Chart atau ARC. Peta hubungan aktivitas atau Activity Relation Chart (ARC)
merupakan sebuah cara atau teknik sederhana di dalam merencanakan tata
letak fasilitas berdasarkan derajat hubungan aktivitas yang sering dinyatakan
di dalam sebuah penilaian kualitatif dan cenderung berdasarkan pertimbangan
– pertimbangan yang bersifat subjektif dari masing – masing fasilitas
(Wignjosoebroto S. , 1996). Activity Relationship Chart sering digunakan
dalam manajemen proyek, perencanaan operasional, dan pengembangan
proses bisnis untuk membantu pemangku kepentingan memahami dan
mengelola hubungan kompleks antara berbagai aktivitas atau tugas. Berikut
ini merupakan table FTC dan gambar ARC pada produksi sepatu olahraga:
Gambar 1.5 From to Chart (FTC)
Gambar 1.6 Activity Relationship Diagram (ARC)

Tabel 1.8 Keterangan Kode ARC

Kode Keterangan
A Absolutely Important
E Very Important
I Important
O Ordinary
U Unimportant
X Undesirable
8. Penentuan Tata Letak Secara Keseluruhan
Penentuan tata letak keseluruhan (overall layout) merupakan proses dalam
merencanakan dan menempatkan berbagai elemen, seperti mesin, pekerja, area
penyimpanan, dan fasilitas lainnya, ke dalam suatu fasilitas atau pabrik
dengan cara yang paling efisien. Tujuan dari penentuan tata letak keseluruhan
adalah untuk meningkatkan produktivitas, mengoptimalkan penggunaan
ruang, meminimalkan waktu perjalanan, dan menciptakan aliran kerja yang
efisien (Yefta, Johan, & Lusia, 2015). Beberapa langkah umum dalam
penentuan tata letak keseluruhan, seperti analisis proses, penempatan
peralatan, penataan ruang dan area kerja, optimalisasi aliran material, dan
evaluasi. Berikut ini merupakan gambar dari tata letak atau layout keseluruhan
untuk produksi sepatu olahraga:
Gambar 1.7 Tata Letak atau Layout Keseluruhan
DAFTAR PUSTAKA
Alfa, F., & Dedy, P. (2013). Analisis Perancangan Tata Letak Lantai Produksi
Divisi Welding untuk Meningkatan Kapasitas Produksi di PT. XX.
Apple, J. M. (1990). Tata Letak Pabrik dan Penanganan Bahan (Terjemahan
Mardiono Nurhayati, M.T.). Bandung: Penerbit Institut Teknologi
Bandung.
Groover, M. (2011). Automation, production systems, and computer-integrated
manufacturing. 3rd edition. New Jersey: Prentice Hall.
Kotler, P., & Armstor, G. (2022). Principles of Marketing. New Jersey: Pearson
Education.
Kotler, P., & Keller, K. (2016). Marketing Management. London: Pearson
Education.
Purnomo, H. (2004). Perencanaan & Perancangan Fasilitas. Yogyakarta:
Penerbit Graha Ilmu.
Rionaldo, Y., Alex, S., & Abu, B. (2014). Usulan Perancangan Tata Letak Fasilitas
Perusahaan Garmen CV. X dengan Menggunakan Metode Konvensional.
Wignjosoebroto, S. (1996). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan . Surabaya:
Penerbit Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
Wignjosoebroto, S. (2009). Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan.
Yogyakarta: Guna Widya.
Yefta, Y., Johan, R., & Lusia. (2015). Analisis Tata Letak Fasilitas dalam
Meminimasi Material Handling (Studi Kasus: Perusahaan Roti Matahari).

Anda mungkin juga menyukai