Anda di halaman 1dari 66

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Teknologi saat ini semakin berkembang dan serba modern. Hal tersebut

dibuktikan dengan terciptanya berbagai macam mesin dan fasilitas produksi, terutama

di bidang perindustrian. Setiap jenis produksi membutuhan fasilitas-fasilitas berupa

bangunan serta peralatan atau mesin-mesin yang mendukung proses produksi barang

dan jasa. Selain itu, peralatan atau mesin dapat meringankan beban kerja,

meningkatkan keselamatan kerja dan memaksimuman kapasitas produksi sesuai

dengan yang direncanakan.

Seperti halnya di Indonesia saat ini berjalan dengan cepat dan semakin

canggih. Sehingga dapat dirasakan dalam berbagai kegiatan dan kehidupan sehari-

hari, khususnya dalam bidang industri rumahan. Perubahan teknologi yang digunakan

dapat menimbulkan perubahan dari komponen input serta output yang dihasilkan.

Dengan semakin meningkatnya kebutuhan produktivitas dan penggunaan teknologi

yang tinggi berupa mesin serta fasilitas produksi maka kebutuhan akan fungsi

pemeliharaan semakin bertambah besar.1

Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan maka indusri rumahaan

menginginkan usahanya terus berkembang agar dapat mencapai sasaran dan tujuan

yang telah ditetapkan, salah satu yang harus diperhatikan adalah masalah

pemeliharaan mesin dan peralatan.

1
Muhammad Arizki Zainul Ramadhan, Penentuan Interval Waktu Preventive Maintenance
Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM)
II, Skripsi, Universitas Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, 2018, h.1.

1
2

Mesin dan peralatan merupakan salah satu alat produksi yang mempunyai

peran yang sangat penting dalam prokduktivitas suatu organisasi atau perusahaan,

dimana suatu produktivitas sangat bergantung pada mesin dan peralatan.

Pemeliharaan peralatan adalah suatu kegiatan untuk menjaga atau memelihara

fasilitas dan peralatan pabrik serta mengadakan perbaikan atau penggantian yang

diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai

dengan yang direncanakan.2

Kegiatan pemeliharaan peralatan mempunyai peranan sangat penting dalam

kelangsungan proses kegiatan produksi agar tetap stabil. Selain itu, kegiatan

pemeliharaan peralatan dapat membantu meminimalkan biaya pengeluaran serta

dapat mengantisipasi kerugian yang kemungkinan dapat terjadi di masa yang akan

datang yang diakibatkan oleh kerusakan peralatan.3

Pemeliharaan yang baik tentu akan menghasilkan kerja mesin dan peralatan

akan baik pula, kegiatan pemeliharaan yang kurang baik akan menghasilkan kerja

mesin dan peralatan yang kurang baik pula. Dengan melakukan kegiatan

pemeliharaan yang baik akan menghasilkan mesin–mesin dan peralatan yang dapat

dipakai dalam jangka waktu yang relatif lama, dan kegiatan atau proses produksi

berjalan tanpa hambatan karena mesin dan peralatan jarang rusak. Juga dengan

pemeliharaan yang baik akan memperkecil kerusakan besar serta biaya pemeliharaan

yang tinggi akan dapat ditekan sekecil mungkin disebabkan terhindarnya kerusakan

besar atau kerusakan total.

2
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia, 2008), h.95.
3
Yusrul Fata, Analisis Perawatan Mesin Dengan Metode Reliability Centered Maintenance
(RCM) Dan Maintenance Value Stream Map (MVSM) Di CV. Bonjor Jaya, Universitas Islam Negeri
Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2018, h.1.
3

Sedangkan pemeliharaan yang kurang baik tentu akan menghasilkan kerja

mesin dan peralatan yang tidak baik. Kerja mesin dan peralatan yang tidak baik

seperti mesin atau peralatan akan cepat rusak, sehingga tingkat kegunaannya akan

cepat pula menurun. Dengan tidak berjalannya mesin dan peralatan produksi secara

efektif karena seringnya terjadi kerusakan akibat pemeliharaan mesin dan peralatan

yang kurang baik menyebabkan semakin tingginya biaya yang dikeluarkan.

Peningkatan produktivitas adalah kegiatan yang mentransformasikan masukan

(input) menjadi keluaran (output), tercakup semua aktivitas atau kegiatan yang

menghasilkan barang dan jasa, serta kegiatan-kegiatan lain yang mendukung atau

menunjang usaha dalam menghasilkan suatu produk secara efetif dan efisien.4

Laris Manis adalah sebuah industri rumahan yang memproduksi kerupuk.

Adapun pokok permasalahan yang ada pada industri rumahan tersebut khususnya

terkait mengenani pemeliharaan peralatan dengan adanya kerusakan peralatan

produksi kerupuk yang disebabkan oleh kebersihan yang kurang terjaga pada

peralatan produksi. Apabila kebersihan kurang terjaga dengan baik, maka tentu

mengakibatkan peralatan produksi menjadi kotor. Apabila kotoran pada peralatan

produksi dibiarkan begitu saja, maka tentu akan mengakibatkan peralatan produksi

menjadi karatan. Apabila karatan pada peralatan produksi semakin bertambah

banyak, tentu akan mengakibatkan kondisi peralatan produksi tidak dalam keadaan

siap atau layak pakai. Dimana hal tersebut dapat menghambat proses produksi yang

diakibatkan oleh kinerja peralatan yang kurang optimal, sehingga produk kerupuk

yang diproduksi menjadi kurang efektif dan efisien.

4
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.11.
4

Hal tersebut juga dapat berdampak pada kesehatan tubuh bagi yang

mengkomsumsi kerupuk tersebut yang diakibatkan oleh peralatan produksi yang

kurang terjaga kebersihannya dengan baik. Serta dapat merusak citra atau nama baik

industri rumahan tersebut, apabila sewaktu-waktu konsumen mendapati kerupuk yang

dikomsumsi tidak dalam keadaan layak komsumsi.

Selain itu, yang menjadi masalah terkait pemeliharaan peralatan produksi

yaitu masih kurangnya jumlah peralatan produksi yang disebabkan oleh kurangnya

biaya untuk menambah peralatan produksi. Dimana hal tersebut dapat berdampak

negatif pada proses pelaksanaan produksi usaha kerupuk Laris Manis. Apabila jumlah

peralatan produksi yang digunakan masih kurang maka akan mengurangi atau bahkan

tidak adanya ketersediaan cadangan peralatan produksi kerupuk. Tentunya hal

tersebut dapat menghambat proses produksi apabila sewaktu-waktu terjadi

kemacetan/kerusakan peralatan produksi, sedangkan tidak ada cadangan peralatan

produksi yang tersedia.

Efektivitas dan efisiensi dalam proses produksi usaha kerupuk diperlukan

pemeliharaan peralatan produksi berupa melakukan pembersihan peralatan setiap kali

peralatan terlihat kotor serta pemberian pelumas berupa minyak pada peralatan

produksi agar dapat meminimalisir pengeluaran atas kerusakan atau kerugian yang

kemugkinan dapat terjadi pada peralatan produksi, dengan begitu industri rumahan

tersebut dapat memproduksi kerupuk sesuai target tertentu atau bahkan dapat

melebihi target produksi yang telah ditentukan. Untuk mengetahui frekuensi besarnya

anggaran biaya dan realisasi biaya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 1.1
5

Anggaran Dan Realisasi Biaya Pemeliharaan Peralatan/Mesin Pada Usaha


Kerupuk Laris Manis tahun 2009-2018

Anggaran Biaya Realisasi Biaya Persentase Selisih


Tahun Pemeliharaan Pemeliharaan Biaya
Pemeliharaan
2009 1.300.000 1.400.000 1,07%
2010 1.300.000 1.500.000 1,15%
2011 1.400.000 1.600.000 1,14%
2012 1.400.000 1.700.000 1,21%
2013 1.700.000 1.800.000 1,05%
2014 1.700.000 1.900.000 1,11%
2015 2.000.000 2.200.000 1,1%
2016 2.000.000 2.300.000 1,15%
2017 2.300.000 2.600.000 1,13%
2018 2.700.000 5.500.000 2,03%

Sumber : Laris Manis Bajoe

Berdasarkan tabel di atas dapat kita lihat perkembangan dari anggaran biaya
maintenance dari tahun 2009-2018. Anggaran biaya maintenance nampak selalu
meningkat dari tahun-ketahun. Khusunya pada tahun 2018 mengalami peningkatan
anggaran biaya maintenance ini terjadi cukup tajam, tetapi pencapaian biaya
pemeliharan minimum semakin menurun. Dimana Pada tahun 2018 anggaran biaya
maintenance sebesar Rp.2.700.000 sedangkan realisasi biayanya sebasar
Rp.5.500.000 dengan persentase pencapaian anggaran biaya 2,03 %.
Realisasi biaya pemeliharaan yang selalu meningkat dari anggaran yang
ditetapkan dalam jangka panjang akan menimbulkan dampak negatif bagi
perusahaan. Dalam menjalankan proses produksi kerupuk sebaikmya pemilik usaha
dan semua karyawan usaha kerupuk Laris Manis harus bekerja sama agar mencapai
hasil produksi yang maksimal, mesin/peralatan dapat terpelihara dengan baik dan
tahan lama, serta realisasi biaya pemeliharaan dapat diperkecil. Sehingga dapat
meningkatkan produktivitas usaha kerupuk dengan biaya pemeliharaan yang
minimum. Apabila industri rumahan tersebut dapat melakukan pemeliharaan
6

peralatan/mesin produksi dengan baik dan tepat, tentu dapat meningkatkan


produktivitas usaha kerupuk tersebut, sehingga dapat memenuhi kebutuhan konsumen
dengan baik.
Apabila kebutuhan konsumen dapat terpenuhi dengan baik, pihak konsumen
tentu akan melakukan pembelian secara berulang-ulang atau dengan kata lain menjadi
pelanggan setia. Apabla hal positif tersebut terjadi secara terus-menerus, tentunya
pihak industri rumahan tersebut dapat memperoleh keuntungan secara maksimum,
serta dapat meningkatkan jumlah pendapatan serta kesejahteraan pihak karyawan dan
pemilik usaha kerupuk Laris Manis.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada. Maka, penulis dapat merumuskan pokok

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana bentuk pelaksanaan pemeliharaan peralatan pada usaha kerupuk

Laris Manis?

2. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan pemeliharaan

peralatan usaha kerupuk Laris Manis?

C. Defenisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kasalahan persepsi dalam memaknai judul draf

ini, maka perlu dikemukakan pengertian terhadap beberapa istilah kunci yang

terdapat dalam judul, yaitu:

Pemeliharaan peralatan merupakan upaya yang dilakukan dalam pemeliharaan

peralatan agar dapat mengantisipasi kerusakan pada peralatan sehingga proses

produksi tetap stabil dan dapat memenuhi kebutuhan konsumen dengan baik.
7

Meningkatkan produktivitas merupakan segala bentuk usaha dalam

meningkatkan produksi suatu barang atau jasa dengan mengubah nilai tambah berupa

masukan (input) menjadi keluaran (output) secara efektif dan efisien.

Berdasarkan penjelasan dari kedua pengertian di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa pemeliharaan peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha

merupakan hal yang begitu penting dalam menjaga stabilitas proses produksi agar

tetap terjaga dengan baik sesuai dengan apa yang diinginkan oleh pihak industri

rumahan, melalui pelaksanaan pemeliharaan peralatan produksi yang tepat. Dengan

demikian dapat memproduksi barang atau jasa secara efektif dan efisien.

D. Tujuan dan Kegunaan

Adapun tujuan dan kegunaan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan pemeliharaan peralatan pada usaha

kerupuk Laris Manis.

b. Untuk mengetahui kendala-kendala apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaan

pemeliharaan peralatan usaha kerupuk Laris Manis.

2. Kegunaan Penelitian

Sebagaimana tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, penulis sangat

berharap penulisan ini dapat berguna. Adapun kegunaan dari penelitian ini dapat

dikemukakan menjadi dua sisi, yaitu:


8

a. Secara teoritis, penelitian ini dapat memberikan kontribusi pada pengembangan

teori, terutama kajian manajemen operasi dan produksi mengenai pemeliharaan

peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk. Selain itu juga

dapat dijadikan acuan bagi peneliti selanjutnya.

b. Secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan pemahaman mengenai

pemeliharaan peralatan dalam meningkatan produktivitas usaha yang dapat

dijadikan pedoman oleh pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaanya.

Khususnya bagi para praktisi dalam hal ini yaitu pelaku bisnis seperti pemilik

usaha dalam berproduksi. Dapat meningkatkan fungsi manajemen dalam hal

pemeliharaan peralatan produksi yang tepat. Selain itu, dapat dijadikan acuan

dan masukan untuk meningkatkan kinerja, agar mampu memproduksi barang

atau jasa secara efektif dan efisien.

E. Tinjauan Pustaka

Salah satu syarat yang harus dipenuhi seorang peneliti untuk menunjukkan

keaslian suatu penelitian yang dilakukan yaitu menegaskan perbedaannya dengan

hasil-hasil penelitian sebelumnya yang sejenis dengan penelitian yang dilakukan.

Oleh karena itu, merupakan keharusan bagi peneliti untuk melakukan penelusuran

terhadap hasil-hasil penelitian terdahulu yang sejenis dengan penelitian yang

dilakukan untuk menunjukkan hasil orisinilitas penelitian dan bukan plagiarism.

Adapun hasil penelusuran terkait hasil-hasil penelitian terdahulu yang sejenis dengan

penelitian yang akan dilakukan ini, antara lain:


9

Tabel 1.2

Tinjauan Pustaka

No Hasil Penelitian Terdahulu Tentang Pemeliharaan Peralatan Dalam

Meningkatkan Produktivitas Usaha

1. Nama : Muhammad Arizki Zainul Ramadhan

Institusi : Fakultas Teknik Program Studi Teknik Industri

Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Judul : Penentuan Interval Waktu Preventive

Maintenance Pada Nail Making Machine

Dengan Menggunakan Metode Reliability

Centered Maintenance (RCM) II (Studi Kasus

Pada PT.Surabaya Wire)

Tahun : 2018

Lokasi : Sidoarjo

Pokok Masalah : Kerusakan mesin produksi paku atau dengan

kata lain nail making machine, hal tersebut

dapat mengakibatkan jam berhenti (downtime)

dan delay pada proses produksi yang

mengakibatkan kinerja mesin menjadi kurang

efektif dan efisien.

Jenis Penelitian : Kuantitaif

Hasil : Kegiatan yang harus dilakukan untuk

Penelitian mengurangi terjadinya kerusakan pada mesin


10

paku untuk komponen side shaft (stang metal)

dengan jenis kerusakan sambungan stang metal

patah perlu adanya kegiatan perawatan dengan

scheduled discard task, untuk jenis kerusakan

beban wire feeder aus perlu adanya kegiatan

perawatan dengan scheduled restoration task,

jenis kerusakan sayap metal longgar perlu

adanya kegiatan perawatan dengan scheduled

restoration task. Untuk komponen crank shaft

(metal jalan) dengan jenis kerusakan bearing

longgar perlu adanya kegiatan perawatan

dengan scheduled discard task, untuk jenis

kerusakan sambungan lengan patah perlu

adanya kegiatan perawatan dengan scheduled

discard task, jenis kerusakan pelumas bearing

habis perlu adanya kegiatan perawatan dengan

scheduled restoration task. Untuk komponen

electric motor dengan jenis kerusakan panas

atau overheating perlu adanya kegiatan

perawatan dengan scheduled restoration task.

2. Nama : Yusrul Fata

Institusi : Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Judul : Analisis Perawatan Mesin Dengan Metode

Reliability Centered Maintenance (RCM) Dan


11

Maintenance Value Stream Map (MVSM) Di

CV.Bonjor Jaya

Tahun : 2018

Lokasi : Yogyakarta

Pokok Masalah : Mengalami downtime selama 11 jam dalam

kurung waktu mulai dari april 2017 hingga

oktober 2017.

Jenis Penelitian : Kuantitaif

Hasil Penelitian : Peningkatan presentase efisiensi perawatan

menggunakan pendekatan MVSM pada

komponen kritis yang merupakan hasil dari

current state map dan future state map.

3. Nama : Dede Sudrajat

Institusi : Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik

Unirversitas Negeri Semarang

Judul : Pengaruh Preventive Maintenance Terhadap

Hasil Produksi Pada Proses Produksi Mesin Di

Area Line D PT.Triangle Motorindo

Tahun : 2016

Lokasi : Semarang

Pokok Masalah : Mengalami kegagalan fungsi yang

menyebabkan proses produksi terhenti.

Jenis Penelitian : Kuantitatif

Hasil Penelitian : Maintenance department perlu mengadakan


12

sosialisasi kegiatan Total Productive

Maintenance (TPM) kesemua lapisan

perusahaan yang bertujuan untuk mendukung

penuh seluruh kegiatan proses produksi,

sehingga para karyawan khususnya karyawan

area line d dapat menggunakan mesin-mesin

produksi secara lebih safety karena sudah

dibekali dengan pemahaman yang tinggi dan

skill tentang mesin. Memaksimalkan kegiatan

TPM bagi para teknisi maintenance dan

karyawan produksi area line d dengan harapan

dapat saling membantu dalam penanganan dan

mencegah kerusakan yang sewaktu-waktu dapat

terjadi pada mesin-mesin produksi area line d.

Kegiatan preventive maintenance yang telah

dilakukan perlu diimbangi dengan adanya

pencatatan secara administrasi yang baik,

sehingga baik secara teknis dan administrasi

dapat berjalan secara lengkap.

Berdasarkan penelitian terdahulu di atas dapat disimpulkan bahwa sama-sama

membahas mengenani pemeliharaan peralatan, serta memiliki perbedaan dalam

pelaksanaan penelitian. Di antaranya yaitu penelitian yang dilakukan oleh

Muhammad Arizki Zainul Ramadhan dengan judul Penentuan Interval Waktu


13

Preventive Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Metode

Reliability Centered Maintenance (RCM) II (Studi Kasus Pada PT.Surabaya Wire),

dimana fokus penelitiannya membahas mengenai penentuan interval waktu

preventive maintenance pada nail making machine dengan menggunakan metode

reliability centered maintenance. Sedangkan peneltian yang dilakukan oleh Yusrul

Fata dengan judul Analisis Perawatan Mesin Dengan Metode Reliability Centered

Maintenance (RCM) Dan Maintenance Value Stream Map (MVSM) Di CV.Bonjor

Jaya, dimana fokus penelitiannya membahas mengenai perawatan mesin dengan

meggunakan metode reliability centered maintenance (RCM) dan maintenance value

stream map (MVSM). Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Dede Sudrajat

dengan judul Pengaruh Preventive Maintenance Terhadap Hasil Produksi Pada

Proses Produksi Mesin Di Area Line D PT.Triangle Motorindo, dimana fokus

penelitiannya membahas mengenai adanya pengaruh preventive maintenance

terhadap hasil produksi pada proses produksi mesin.

Adapun penelitian yang akan saya teliti dengan judul Analisis Pemeliharaan

Peralatan Dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha Kerupuk (Studi Pada Laris

Manis Bajoe Kabupaten Bone), dimana fokus penelitiannya membahas mengenai

pemeliharaan peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk.

F. Kerangka Pikir

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka pada bagian

ini diuraikan kerangka berpikir yang dijadikan landasan berpikir dalam penelitian.

Hal ini perlu dikemukakan karena berfungsi mengarahkan penulis untuk memperoleh

data dan informasi yang diperlukan guna memecahkan masalah penelitian secara

ilmiah. Adapaun kerangka pikir yang dimaksud adalah sebagai berikut:


14

Kerangka Pikir

Gambar 1.1

Usaha Kerupuk Laris


Manis Bajoe

Bentuk Pelaksanaan Kendala-kendala Pelaksanaan


Pemeliharaan Peralatan Pemeliharaan Peralatan

a. Peralatan a. Peralatan
b. Pemeliharaan b. Pemeliharaan
c. Produktivitas c. Produktivitas

Peningkatan Produktivitas Usaha Kerupuk

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan bahwa Laris Manis merupakan

industri rumahan yang mengolah produk makanan ringan berupa kerupuk. Adapun

uraian dari kerangka pikir yang digunakan pada penelitian ini, yakni peneliti ingin

mengetahui bentuk pelaksanaan pemeliharaan peralatan pada industri rumahan

tersebut yang terdiri dari beberapa indikator, yaitu peralatan produksi, pemeliharaan

peralatan, dan produktivitas usaha.

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui kendala-kendala yang dihadapi dalam

pelaksanaan pemeliharaan peralatan pada industri rumahan tersebut yang terdiri dari

beberapa indikator, yaitu peralatan produksi, pemeliharaan peralatan, dan

produktivitas usaha. Kemudian peneliti ingin mengetahui bagaiamana pemeliharaan

peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk Laris Manis. Serta dapat

dijadikan pedoman sehingga dapat meningkatkan fungsi manajemen pemeliharaan


15

peralatan/mesin untuk dapat dijadikan acuan dan masukan untuk meningkatkan

kinerja, agar mampu memproduksi barang atau jasa secara efektif dan efisien.

G. Metode Penelitian

Dalam setiap karya tulis ilmiah pada prinsipnya selalu ditopang beberapa

metode, baik dalam pengumpulan data maupun dalam pengolahannya seperti halnya

dalam penulisan penelitian ini, penulis mempergunakan beberapa metode, yaitu:

1. Jenis Penelitian Dan Pendekatan Penelitian

a. Jenis Penelitian

Penelitian kualitatif adalah metode peneliatian berlandaskan pada

filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang

alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah

sebagai intrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secra

purposive dan snowball, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif atau kualitatif, dan hasil penelitian lebih

menekankan makna dari pada generalisasi.5

Menurut Sugiono masalah dalam penelitian kualitatif bersifat

sementara, tentatif, dan berkembang atau berganti setelah peneliti berada di

lapangan. Sedangkan menurut Flick, penelitian kualitatif adalah keterkaitan

spesifik pada studi hubungan sosial yang berhubungan dengan fakta dari

pliralisasi dunia kehidupan.6

5
Sugiono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R&D (Bandung:
Alfabeta, 2012) h.14.
6
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek, Ed.I (Cet.IV; Jakarta: Bumi
Aksara, 2016) h.81.
16

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kualitatif (qualitative research) yakni suatu penelitian yang ditujukan untuk

mendeskripsikan dan menganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial,

sikap, kepercayaan, persepsi, pemikiran orang secara individual maupun

kelompok.7 Data kualitatif adalah memaparkan data dan memberikan

gambaran penjelasan secara teoritik yang didasarkan pada masalah yang

diteliti yang ada dilapangan serta mengeksplorasikan ke dalam bentuk

laporan.

Penulis juga memaparkan data dalam bentuk angka-angka, kemudian

angka-angka perhitungan dari rekapitulasi hasil penelitian tersebut akan

dideskripsikan ke dalam data kualitatif, sehingga memudahkan penulis untuk

mengambil kesimpulan. Data tersebut adalah pernyataan mengenai

pemeliharaan peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk

Laris Manis.

b. Pendekatan Penelitian

Pendekatan keilmuan merupakan penelitian yang terdiri dari

penelitian pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian teknik,

penelitian biologi, penelitian pertanian, penelitian ekonomi, penelitian

kedokteran, penelitian hukum dan sebagainya.8 Pendekatan merupakan proses

perbuatan, cara mendekati, usaha dalam rangka aktivitas peneliti untuk

mengadakan hubungan dengan orang yang diteliti.

7
Ariesto Hadi Sutopo dan Adrianus Arief, Terampil Mengolah Data Kualitatif, Ed.I (Cet.I;
Jakarta: Kencana, 2010), h.1.
8
Muhammad Teguh, Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikasi, Ed.I (Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2005) h.13.
17

Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan

keilmuan. Pendekatan keilmuan yang dimaksud adalah pendekatan ilmu

kemasyarakatan di bidang ekonomi khususnya bidang manajemen operasi dan

produksi.

2. Lokasi Penelitian

Tempat penelitian ini berlokasi di Laris Manis yang terletak di Jalan

Taqwa Kelurahan Bajoe Kecamatan Tanete Riattang Timur Kabupaten Bone

Provinsi Sulawesi Selatan.

3. Subyek dan Obyek Penelitian

a. Subyek penelitian adalah pelaku; orang, tempat, atau benda dalam

rangka pembuntutan sebagai sasaran9. Subyek dalam penenlitian ini

adalah semua pihak yang terlibat pada usaha kerupuk Laris Manis,

yakni di antaranya pemilik usaha, karyawan, tempat produksi dan

peralatan produksi yang melakukan kerja sama dan beroperasi pada

industri rumahan tersebut.

b. Obyek penelitian adalah benda, hal dan sebagainya yang dijadikan

sasaran untuk diteliti.10 Obyek penenlitian merupakan elemen baik

barang atau organisasi yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang

lebih terarah. Adapun obyek dalam penelitian ini adalah pemeliharaan

peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk Laris

Manis.

9
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa
Indonesia (Cet.3; Jakarta: Balai Pustaka, 2005), h.1095.
10
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Kamus Besar Bahasa
Indonesia, h.793.
18

4. Data dan Sumber Data

Data adalah bahan keterangan tentang sesuatu objek penelitian yang

diperoleh di lokasi penelitian.11 Pengumpulan data dilakukan untuk

memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan

penelitian. Dalam penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data

pimer.

Data primer adalah langsung diperoleh dari sumber data pertama di

lokasi penelitian atau objek penelitian.12 Data Primer adalah sumber data

langsung yang langsung memberikan data kepada pengumpul data.13

Menggunakan data primer bermanfaat karena data yang diperoleh dari sumber

pertama dimana sebuah data dihasilkan maka akan lebih jelas serta terpercaya.

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari wawancara terhadap

pemilik usaha serta karyawan usaha industri rumahan Laris Manis. Dimana

hasil wawancara diperoleh dari instrument penelitian (pedoman wawancara)

berupa pertanyaan-pertanyaan seputar pembahasan penelitian mengenai

pemeliharaan peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk.

5. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh

peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan data agar kegiatan tersebut

menjadi sistematis dan dipermudah.14 Pemilihan jenis instrumen penelitian

11
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi, ekonomi dan kebijakan publik
serta ilmu-ilmu sosial lainnya (Jakarta: DKU Print, 2005), Ed.V, h.129.
12
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi, h.132.
13
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, h.193.
Riduan, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan, dan Penelitian Pemula (Cet.V;
14

Bandung: Alfabeta, 2008), h.69.


19

sangat tergantung pada jenis metode pengumpulan data yang digunakan.

Berikut merupakan instrumen penelitian dalam panelitian ini.

Instrumen Penelitian

Tabel 1.3

VARIABEL INDIKATOR OBJEK

Jenis peralatan/mesin

Bentuk pemeliharaan
Pemeliharaan
peralatan
peralatan
Waktu pemeliharaan

Biaya pemeliharaan Usaha Kerupuk Laris

Jumlah produksi Manis Bajoe

Hasil produksi
Meningkatkan
Upaya pelaksanaan
produktivitas usaha
pemeliharaan dalam

meningkatkan produktivitas

Instrumen penelitian di atas dikembangkan lagi dalam bentuk

pedoman wawancara, karena metode pengumpulan data yang digunakan lebih

menekankan pada proses wawancara secara mendalam terhadap narasumber

untuk memperoleh informasi mengenai pemeliharaan peralatan dalam

meningkatkan produktivitas usaha kerupuk Laris Manis.


20

6. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Dokumentasi

Dokumentasi menurut Irawan, sebagaimana yang dikutip oleh

Sukandarrumidi dalam bukunya, ialah teknik pengumpulan data yang

ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan, buku,

laporan kerja, arsip-arsip laporan keuangan, gambar, foto, video dan lain

sebagainya.15

Dokumentasi dalam penelitian ini yaitu berupa foto dan rekaman

suara yang diperoleh secara langsung dari lokasi penenlitian usaha

kerupuk Laris Manis dengan menggunakan telepon genggam

(handphone).

b. Observasi

Observasi atau pengamatan adalah kegiatan keseharian manusia

dengan menggunakan panca indra mata sebagai alat bantu utamanya selain

panca indra lainnya seperti telinga, penciuman, mulut, dan kulit. Oleh

karena itu, observasi adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan

pengamatannya melalui hasil kerja panca indra mata serta dibantu dengan

panca indra lainnya16

Observasi dalam penelitian ini yaitu peneliti telah melihat secara

langsung tempat produksi, produk peroduk yang dibuat serta

15
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian (Cet.4; Yogyakarta: Gajah Mada University Press,
2012), h.100-101.
16
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi, h.143.
21

menghuimpun berbagai macam data atau keterangan yang berkaitan

dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan secara sistematis

mengenai pemeliharaan peralatan dalam meningkatkan produktivitas

usaha kerupuk Laris Manis

c. Wawancara

Wawancara atau interviu adalah sebuah proses memperoleh

keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil

bertatap muka antara pewawancara dengan responden atau orang yang

diwawancarai, dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide)

wawancara.17

Wawancara dalam penenlitian ini yaitu peneliti mewawancarai

secara langsung pemilik usaha dan karyawan mengenai pemeliharaan

peralatan dalam meningkatkan produktivitas usaha kerupuk Laris Manis

dengan cara melakukan perekaman suara menggunakan telepon genggam

(handphone) saat proses wawancara berlangsung.

7. Teknik Analisis Data

Menurut Spradley analisis data adalah pencarian atau pelacakan pola-

pola. Analisis data kualitatif adalah pengujain sistematik dari sesuatu untuk

menetapkan bagian-bagiannya, hubungan antarkajian, dan hubungannya

terhadap keseluruhannya. Menurut Mantja, semua analisis data kualitatif akan

mencakup penulusuran data, melalui catatan-catatan (pengamatan lapangan)

untuk menemukan pola-pola budaya yang dikaji oleh peneliti.

17
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif komunikasi, h.136.
22

Sementara itu, Bogdan & Biklen menyatakan bahwa analisis data

adalah proses pencarian dan pengaturan secara sistematik hasil wawancara,

catatan-catatan, dan bahan-bahan yang dikumpulkan untuk meningkatkan

pemahaman terhadap semua hal yang dikumpulkan dan memungkinkan

menyajikan apa yang ditemukan.18

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum

memasuki lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan.

Penelitian kualitatif adalah salah satu prosedur penelitian yang menghasilkan

data deskriptif berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang yang diamati.

Dalam menganalisis data-data yang telah dikumpulkan maka diperlukan alat

analisis. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis deskriptif (descriptive analysis).

Burhan Bungin menjelaskan bahwa penelitian sosial menggunakan

format deskriptif bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai

kondisi, berbagai situasi atau berbagai fenomena yang timbul di masyarakat

yang menjadi objek penelitian, dan berupaya menarik realitas itu ke

permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi, situasi atau

fenomena tertentu.19

Penelitian deskriptif sesuai karakteristiknya memiliki langkah-langkah

tertentu dalam pelaksanaannya, langkah-langkah ini sebagai berikut: diawali

dengan adanya masalah, menentukan jenis informasi yang diperlukan,

18
Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek, h.210.
19
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi: Format-Format Kauantitatif dan
Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik, Komunikasi, Manajeman, dan Pemasaran.. Ed.1
(Cet.1; Jakarta: Kencana, 2013), h.48.
23

menentukan prosedur pengumpulan data melaui obeservasi atau pengamatan,

pengolahan informasi atau data, dan menarik kesimpulan penelitian.20

Adapun prosedur pengumpulan data melalui observasi antara lain:

Mempelajari perilaku responden, proses kerja, resiko yang terjadi dalam

kegiatan sehari-hari atau situasi yang diamati sebagai sumber data.

20
Juliansyah Noor, Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah (Cet.4;
Jakarta: Kencana, 2014), h.35.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Peralatan

1. Pengertian Peralatan

Peralatan merupakan suatu fasilitas yang mutlak diperlukan

perusahaan dalam berproduksi. Dengan menggunakan peralatan, maka

perusahaan dapat menekan tingkat kegagalan produksinya, dapat

meningkatkan standar kualitasnya, dapat mencapai ketepatan waktu dalam

menyelesaikan produknya sesuai dengan permintaan pelanggan dan

penggunaan sumber bahan baku akan lebih efisien karena dapat lebih

terkontrol penggunaannya.

Mesin dan peralatan merupakan salah satu alat produksi yang

mempunyai peran yang sangat penting dalam prokduktivitas suatu organisasi

atau perusahaan, dimana suatu produktivitas sangat bergantung pada mesin

dan peralatan.

Adapun pengertian mesin menurut pendapat Sofjan Assauri, mesin

adalah suatu peralatan yang digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang

dipergunakan untuk membantu manusia dalam mengerjakan produk atau

bagian-bagian produk tertentu.21

21
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.111.
25

2. Jenis-Jenis Peralatan

Peralatan memiliki jenis-jenis yang berbeda, peralatan dapat

diklasifikasikan menjadi dua jenis, yaitu:22

a. Peralatan yang bersifat umum atau serba guna (general purpose machine).

Peralatan yang serba guna merupakan suatu peralatan yang dibuat untuk

mengerjakan pekerjaan-pekerjaan tertentu untuk berbagai jenis barang

atau produk serta bagian dari produk (part). Ciri-ciri mesin yang serba

guna (general purpose machine), yaitu:

1) Peralatan ini dibuat dengan bentuk standar dan selalu atas dasar untuk

pasar (ready stock) dan bukan atas dasar pesanan.

2) Peralatan ini memproduksi dalam volume yang besar, maka harganya

relative lebih murah. Sehingga investasi dalam peralatan ini lebih

murah.

3) Penggunaan peralatan sangat fleksibel dan variasinya banyak.

4) Diperlukan kegiatan pemeriksaan atau inspeksi atas apa yang

dikerjakan pada peralatan serba guna ini.

5) Biaya operasi produksi lebih mahal.

6) Biaya pemeliharaan peralatan serbaguna ini lebih murah, karena

bentuk peralatan serba guna ini standar.

7) Peralatan ini tidak mudah ketinggalan jaman.

b. Peralatan yang bersifat khusus (special purpose machine) peralatan yang

bersifat khusus adalah peralatan yang direncanakan dan dibuat untuk

mengerjakan satu atau beberapa jenis kegiatan yang sama.

22
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.112.
26

1) Peralatan ini dibuat atas dasar pesanan dan dalam jumlah atau volume

yang kecil. Oleh karena harga peralatan ini biasanya relatif lebih

mahal, sehingga investasi dalam mesin ini menjadi lebih mahal.

2) Peralatan bersifat khusus ini biasanya agak otomatis, sehingga

pekerjaannya lebih cepat dan biasanya dipergunakan dalam pabrik

yang menghasilkan produknya dalam jumlah yang besar.

3) Biaya pemeliharaan dari peralatan ini lebih mahal dari peralatan serba

guna.

4) Biaya produksi per unit relatif lebih rendah.

5) Peralatan ini mudah ketinggalan zaman.

B. Pemeliharaan Peralatan

1. Pengertian Pemeliharaan Peralatan

Pemeliharaan (maintenance) secara umum merupakan berbagai

tindakan teknis yang dilakukan agar peralatan dapat bekerja sesuai dengan

fungsinya. Dengan kata lain peralatan atau mesin yang ada harus selalu siap

digunakan, sehingga kelangsungan produksi tetap terjaga.

Pemeliharaan merupakan salah satu kegiatan yang cukup memegang

peranan penting di dalam suatu perusahaan atau pabrik, dan sama pentingnya

dengan aktivitas lainnya seperti pengadaan dan pengawasan persediaan bahan

baku yang ke semuanya ditujukan untuk menjamin agar mesin–mesin

produksi senantiasa dapat dioperasikan dengan baik dalam rangka proses

menghasilkan barang. Berikut beberapa definisi mengenai pengertian

pemeliharaan peralatan, di antaranya:


27

a. Pemeliharaan (maintenance) adalah semua aktivitas termasuk menjaga

system peralatan atau mesin agar dapat melaksanakan pekerjaan.23

b. Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk menjaga atau memelihara

fasilitas dan peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian

atau penggantian yang diperlukan agar terdapat suatu keadaan operasi

produksi yang memuaskan sesuai dengan yang direncanakan.

2. Tujuan Pemeliharaan Peralatan

Ada beberapa tujuan dari pemeliharaan (maintenance) adalah sebagai

berikut:

a. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana

produksi.

b. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhan oleh produk itu sendiri.

c. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpanan di luar batas.

d. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan

melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien

keselurahannya.

e. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan

keselamatan pekerja.

f. Mengadakan atau kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya

dari suatu perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau retrun of infestment

yang sebaik mungkin dari total biaya terendah.

23
Manahan P.Tampubolon, Manajemen Oprasional (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004), Edisi
Pertama, h.247.
28

Menurut pendapat lain tujuan dari kegiatan pemeliharaan dalam

perusahaan meliputi:

a. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang

dibutuhkan oleh produk itu sendiri.

b. Untuk mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan

menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan dalam waktu yang

ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investor

tersebut.

c. Maintenance perusahaan dimaksudkan untuk menekan serendah mungkin

anggaran biaya produksi perusahaan.

d. Dalam penggunaan maintenance diharapkan tidak membahayakan para

pekerja

e. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi-fungsi lainnya dari

suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan,

yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin

dengan total biaya yang rendah.

Sebelum pemeliharaan atau mesin dilakukan maka perlu diadakan

pemeriksaan terlebih dahulu terhadap mesin naupun terhadap hasil produk

suatu mesin. Jelas bahwa produk dan jasa harus diperiksa untuk

menyingkirkan unit-unit yang bermutu rendah.

Para pemeriksa dalam departemen produksi melapor kepada kepala

pemeriksa dan melapor kepada manajer pabrik. Jadi dalam hal pemeriksaan

yang teratur pihak pimpinan tidak terlibat secara langsung.


29

Berdasarkan beberapa kutipan yang dikemukakan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan kegiatan pemeliharaan adalah untuk menjamin

kelancaran penggunaan alat-alat yang dioperasikan karena dengan adanya

pemeliharaan yang efekti, efisien, kemungkinan-kemungkinan kemacetan

yang disebabkan tidak baiknya peralatan yang digunakan.

Selanjutnya, untuk melaksanakan pemeliharaan yang efektif dan

efisien maka kegiatan pemeliharaan ini perlu direncanakan dengan baik agar

hasil yang dicapai sangat memuaskan atau dapat memberikan jaminan yang

cukup aman bagi kelancaran proses produksi.

Serta tujuan pemeliharaan (maintenance) adalah untuk memudahkan

penggunaan secara optimal peralatan modal melalaui kegiatan seperti

penggantian, perbaikan, service dan modifikasi dari komponen atau peralatan

yang telah ditentukan sampai sejauh mana kegiatan operasi tersebut masih

tetap bermanfaat.24

3. Keuntungan Adanya Pemeliharaan Peralatan

Suatu perencanaan produksi dapat gagal apabila ada bagian peralatan

yang rusak atau tidak dapat beroperasi. Oleh karena itu, perencanaan

pemeliharaan peralatan (maintenance) merupakan salah satu kegiatan penting

dalam operasi perusahaan. Kegiatan pemeliharaan terhadap peralatan produksi

adalah sebagai alat kontrol atau pengendali dalam menjaga proses penggunaan

peralatan, baik kondisi, jumlah, waktu, dalam keadaan tetap baik menghindari

kemacetan-kemacetan yang timbul akibat dari adanya kerusakan, sehingga

24
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.95.
30

peralatan produksi dalam hal ini peralatan dapat berjalan dengan lancar dan

efetif.

Adapun keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh dengan adanya

pemeliharaan yang baik dari peralatan yang ada dalam suatu perusahaan,

adalah sebagai berikut:

a. Mesin dan peralatan priduksi yang ada dalam perusahaan yang

bersangkutan akan dipergunakan dalam jangka waktu yang panjang.

b. Pelaksanaan proses produksi dalam perusahan yang bersangkutan berjalan

dengan lancar.

c. Dapat menghindarkan diri atau dapat menekan sekecil mungkin terjadinya

kerusakan-kerusakan berat pada peralatan selama proses produksi

berjalan.

d. Peralatan produksi yang dapat berjalan dengan stabil dan baik, maka

pengendalian proses harus dapat dilaksanakan dengan baik pula.

e. Dapat dihindarkannya kerusakan-kerusakan total dari peralatan produksi

yang digunakan.

f. Apabila peralatan produksi dapat berfungsi dengan baik, maka tujuan dari

pemeliharaan telah tercapai.

4. Jenis-Jenis Pemeliharaan Peralatan

Kegiatan pemeliharaan peralatan yang dilakukan dalam suatu

perusahaan dapat diklasifkasikan menjadi dua jenis pemeliharaan, yakni

sebagai berikut:25

a. Preventive Maintenance

25
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.134.
31

Semua fasilitas yang mendapat pemeliharaan preventive akan terjamin

kelancaran kerjanya dan selalu dipersiapkan untuk proses produksi setiap saat,

sehingga dapat memungikinkan pembuatan suatu rencana dan jadwal

pemeliharaan yang sangat cermat dan rencana produksi lebih tepat.

Preventive maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak

terduga dan menemukan kondisi atau keadaan yang dapat menyebabkan

fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu yang digunakan dalam

proses produksi.26

Preventive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan atau

perawatan untuk mencegah terjadinya kerusakan yang tidak terduga, yang

menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu digunakan

dalam proses produksi.27

Secara umum pemeliharaan preventive yang dilakukan oleh

perusahaan adalah sebagai berikut:

1) Routine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang

dilakukan secara rutin.

2) Periodi maintenance adalah kegiatan pemeliharaan yang dilakukan dalam

jangka waktu tertentu.

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa melalui preventive

maintenance akan menjamin kelancaran kerja dan peralatan yang diusahakan

26
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.96.
27
Manahan P.Tampubolon, Manajemen Oprasional, h.250.
32

dalam keadaan keadaan siap pakai untuk setiap proses produksi yaitu dengan

melakukan inspeksi pemeliharaan fasilitas secara rutin pada saat tertentu.28

b. Breakdown Maintenance

Breakdown maintenance merupakan kegiatan perbaikan atau reparasi.

Kebijakan untuk melakukan pemeliharaan korektif saja tanpa pemeliharaan

preventive akan menimbulkan akibat yang dapat menghambat atau

memacetkan kegiatan produksi apabila terjadi suatu kerusakan yang tiba-tiba

pada fasilitas produksi yang digunakan.

Breakdown maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan

yang dilakukan setelah terjadinya suatu kerusakan atau kelainan pada fasilitas

dan peralatan sehingga, tidak dapat berfungsi dengan baik.29

Breakdown maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang

dilakukan setelah terjadinya kerusakan atau kelainan pada fasilitas dan

peralatan sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.30

Jadi dapat disimpulkan bahwa breakdown maintenance dilakukan

pada saat peralatan tersebut telah rusak akibat tidak adanya preventive

maintenance ataupun telah dilakukannya preventive maintenance, tetapi pada

suatu waktu fasilitas tersebut tetap rusak. Kegiatan pemeliharaan ini hanya

menunggu sampai kerusakan terjadi, baru kemudian diperbaiki.

5. Kegiatan Pemeliharaan Peralatan

28
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.96.
29
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.97.
30
Manahan P.Tampubolon, Manajemen Oprasional, h.251.
33

Berikut merupakan kegiatan pemeliharaan peralatan di suatu

perusahaan, yakni meliputi:

a. Inpeksi (inspection)

Kegiatan inspeksi merupakan kegiatan pemeriksaan atau

pengecekan yang dilakukan secara rutin terhadap fasilitas atau peralatan

produksi dan membuat laporan-laporan dari hasil pengecekan tersebut.

Maksud dari pengecekan tersebut adalah untuk menjamin kelancaran

proses produksi. Laporan hasil inspeksi yang dibuat adalah bagian

pemeliharaan ini sangat penting bagi pimpinan perusahaan sebagai bahan

pertimbangan pengambilan keputusan.

b. Kegiatan teknik (engineering)

Kegiatan teknik merupakan kegiatan percobaan atas yang baru

dibeli, kegiatan pengembangan peralatan yang perlu diganti, dan

penelitian terhadap kemungkinan pengembangan tersebut termasuk di

dalamnya penyelidikan sebab-sebab terjadinya kerusakan pada peralatan

tertentu dan cara untuk memperbaikinya. Oleh karena itu, kegiatan teknik

sangat diperlukan dengan mengadakan perbaikan tertentu terhadap

komponen dari peralatan agar dapat berfungsi kembali.

c. Kegiatan produksi (production)

Kegiatan produksi merupakan kegiatan memperbaiki dan

mereparasi peralatan. Kegiatan ini dimaksudkan agar kegiatan perusahaan

dapat berjalan lancar, dan untuk itu diperlukan usaha-usaha perbaikan

segera jika terdapat kerusakan pada peralatan.

d. Kegiatan administrasi (clerical work)


34

Pekerjaan administrasi merupakan kegiatan administrasi dari

pekerjaan pemeliharaan yang menjamin adanya catatan-catatan mengenai

kegiatan atau kejadian-kejadian penting dari bagian pemeliharaan.

Misalnya beberapa komponen yang dibutuhkan, laporan tentang apa yang

telah dikerjakan, waktu dilakukannya inspeksi dan perbaikan, serta

lamanya perbaikan tersebut dan komponen yang tersedia di bagian

pemeliharaan.

e. Pemeliharaan bangunan (hause keeping)

Kegiatan pemeliharaan bangunan merupakan kegiatan untuk

menjaga agar bangunan gedung tetap terpelihara dan terjamin

kebersihannya. Jadi kegiatan ini meliputi pembersihan dan perbaikan

gedung, pembersihan halaman dan kegiatan pemeliharaan peralatan lain

yang tidak termasuk dalam kegiatan terknik dan produksi dari bagian

pemeliharaan.31

C. Produktivitas

1. Pengertian Produktivitas

Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik barang atau jasa dengan masuknya yang sebenarnya.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi

barang-barang atau jasa. Sedangkan menurut L. Greenberg medefinisikan

produktivitas sebagai perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu

tertentu dibagi totalitas masukan selama priode tersebut.32

31
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.140.
32
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana (Cet.VIII; Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.12.
35

Produktivitas adalah suatu konsep yang bersifat universal yang

bertujuan untuk menyediakan lebih banyak barang atau jasa untuk lebih

banyak manusia dengan menggunakan riil yang semakin sedikit.

Pada dasarnya produktivitas adalah ukuran atau indeks yang mengukur

output berupa barang dan jasa relative terhadap input, yang terdiri dari tenaga

kerja, bahan, energi dan sumber daya lainnya, yang dipergunkan untuk

menghasilkan produk. Secara sedeharna dapat dikatakan bahwa produktivitas

adalah rasio dari output terhadap input.

Perlu pula disadari bahwa untuk kepentingan tertentu produktivitas

diukur dengan pola output jam tenaga kerja. Dalam hal ini produktivitas

merupakan seluruh tindakan yang dapat memberikan kemungkinan makin

dekatnya organisasi kearah tujuan dan sasarannya. Sehingga dengan demikian

dapatlah dinyatakan bahwa produktivitas menjadi ukuran yang penting.

Dalam menentukan keberhasilan suatu organisasi, mencapai tujuan dan

sasarannya.

Pernyataan itu didasarkan pada proses penciptaan barang dan jasa,

sebenarnya membutuhkan perubahan atau transformasi sumber-sumber daya

menjadi produk berupa barang dan jasa. Terjadinya operasi produksi yang

lebih efisien adalah karena semakin lebih efisiennya perubahan atau

transformasi. Dengan demikian, operasi produksi akan menjadi oebih

produktif adalah karena semakin lebih besarnya nilai yang ditambahkan untuk

barang dan jasa yang dihasilkan.

Seperti diketahui, bahwa produktivitas adalah rasio output berupa

barang dan jasa, dibagi dengan input yang terdiri dari sumber daya, seperti
36

tenaga kerja dan modal. Tugas dari manajer operasi ditekankan pada upaya

meningkatkan rasio output terhadap input dengan meningkatkan produktivitas

maka ini berarti dapat meningkatkan efisiensi.

Peningkatan produktivitas dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu

dengan mengurangi input sambil menjaga output tetap, atau dengan

meningkatkan hasil atau output, sambil menjaga input tetap. Dalam istilah

ekonomi, inpu yang terdiri dari antara lain tenaga kerja, modal, dan

manajemen, diintegrasikan ke dalam suatu sistem operasi produksi.

Manajemen menciptakan sistem operasi, yang menjalankan pengkonversian

input menjadi output.

Produktivitas merupakan aktivitas yang penting dalam organisasi

karena tenaga kerja membuat tata susunan yang efektif dalam suatu kelompok

kerja dalam perusahaan baik pemerintah maupun lembaga lainnya.

Produktivitas tenaga kerja bagian pemeliharaan biasanya akan

ditentukan dari motivasi kerjanya yang diberikan oleh pimpinan perusahaan

disamping keterampilan yang telah dimiliki oleh para karyawan yang

bersangkutan.

Penerimaan tenaga kerja pada bagian pemeliharaan biasanya dilakukan

secara lebih efektif dengan persyaratan keterampilan atau kecakapan yang

sesuai dengan kebutuhan perusahaan merupakan sarana utama. Oleh karena

itu diasumsikan keterampilan berpengaruh secara tidak langsung terhadap

produktivitas tenaga kerja bagian pemeliharaan. Sedangkan pemberian

motivasi kerja sangat berpengaruh terhadap produktivitas dan tergantung

kepada lingkungan dan manjerial pimpinan perusahaan.


37

Berdasaarkan keterangan mengenai produktivitas yang dikemukakan

di atas maka dapat disimpulkan bahwa dalam meningkatkan produktivitas

tenaga kerja bagian pemeliharaan diperlukan adanya suatu pendidikan khusus

dan latihan-latihan yang berkaitan dengan pemeliharaan.

2. Fakto-Faktor Produktivitas

Adapun faktor-faktor produktivitas secara umum, semua faktor ini

dipandang sebagai sub-sistem untuk menunjukkan dimana potensi

produktivitas dan cadangannya disimpan.

Marilah kita pertimbangan faktor-faktor tersebut, yakni sebagai

berikut:

a. Manusia

1) Tingkat keahlian.

2) Latar belakang kebudayaan dan pendidikan.

3) Kemampuan sikap.

4) Minat.

5) Struktur pekerjaan, keahlian dan umur (kadang-kadang jenis

kelamin) dari calon pekerja.

6) Modal.

a) Modal tetap (mesin, gedung, alat-alat volume dan strukturnya).

b) Teknologi R dan D (Reseacrh dan development = Litbang).

c) Bahan baku (volume dan standard).

b. Metode atau proses

1) Tata ruang tugas.

2) Penangan bahan baku penolong dan mesin.


38

3) Perencanaan dan pengawasan produksi.

4) Pemeliharaan melalui pencegahan.

5) Teknologi yang memakai cara alternative.

6) Lingkungan organisasi (internal).

c. Produksi

1) Kuantitas.

2) Kualitas.

3) Ruang produksi.

4) Sturuktur campuran.

5) Spesialisasi produksi.

d. Lingkaran organisasi (internal)

1) Organisasi dan perencanaan.

2) Sistem manajemen.

3) Kondisi kerja (fisik).

4) Iklim kerja.

5) Tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan.

6) Sistem intensif.

7) Kebijakan personalia.

8) Gaya kepemimpinan.

9) Ukuran perusahaan (ekonomi skala).

e. Lingkungan Negara (eksternal)

1) Kondisi ekonomi dan perdaganagan.

2) Struktur sosial dan politik.

3) Struktur industri.
39

4) Tujuan pengembangan jangka panjang.

5) Pengakuan atau pengesahan.

6) Kebijakan ekonomi pemerintah (perpajakan dan lain-lain).

7) Kebijakan tenaga kerja.

8) Kebijakan R dan D (penelitian dan pengembagan).

9) Kebijakan energi.

10) Kebijakan pendidikan dan latihan.

11) Kondisi iklim dan geografis.

12) Kebijakan pelindungan lingkungan.

f. Lingkungan internasional maupun regional

1) Kondisi perdagangan dunia.

2) Masalah-masalah perdaganagan internasional.

3) NMK, investasi, usaha bersama.

4) Spesialisasi internasional.

5) Kebijakan migrasi tenaga kerja.

6) Fasilitas latihan internasional (regional).

7) Bantuan internasional.

8) Standar tenaga kerja dan teknik internasional.

g. Umpan balik

Dalam pengertian umum umpan balik adalah informasi yang

ada pada hubungan timbal balik masukan (input) dan hasil (output)

dalam perusahaan antara perusahaan, anatara perusahaan dengan ruang


40

lingkup negara (internasional) dengan perkataan lain umpan balik

menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan kualitas

produksi (hasil) berapa banyak yang mau dibayarkan untuk masukan-

masukan utamanya (tenaga kerja dan modal) dimana masyarakat

menawarkan pada perusahaan.33

D. Pemeliharaan Peralatan Dalam Meningkatkan Produktivitas Usaha

Dalam perusahaan industri, pemeliharaan sangatlah diperlukan agar peralatan

produksi dapat bekerja seoptimal mungkin dan proses produksi dapat dilaksanakan

sesuai dengan jadwal. Kegiatan pemeliharaan hendaknya dilaksanakan pada saat yang

tidak mengganggu jadwal kerja.

Untuk menjaga kegiatan pemeiharaan yang dikerjakan, maka perlu

mengambil langkah-langkah sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelatihan atau training bagi maintenance-man.

2. Menggunakan preventive maintenance, karena dengan cara ini fasilitas

produksi dapat bertahan lama.

3. Mengadakan cadangan di dalam sistem produksi yang merupakan critical

unit.

4. Mengadakan suatu desain khusus yang dapat memperbaharui dan

memperpanjang waktu hidup dari mesin yang digunakan.

5. Mengadakan persediaan cadangan tiap tingkatan produksi sehingga terdapat

keadaan yang tidak tergantung antara tiap tingkatan.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa peranan kegiatan pemeliharaan

peralatan sangat mendukung peningkatan produktivitas usaha. Dengan melakukan

33
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana (Cet.VIII; Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.56-58.
41

kegiatan pemeliharaan seperti yang telah disebutkan di atas, maka diharapkan tercipta

sistem produksi yang sesuai sehingga perusahan dapat menekan biaya pengeluaran

dan memperoleh laba dari hasil proses produksi.

E. Pemeliharaan Peralatan Atau Mesin Dalam Pandangan Islam

Syariat islam adalah aturan yang ditetapkan oleh Allah SWT, yang meliputi

hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan muslim dengan saudaranya sesama

muslim, muslim dengan sesama manusia (bukan muslim), hubungan manusia dengan

alam sekitarnya dan hubungannya kepada setiap yang bernyawa.

Hal ini menunjukkan islam adalah agama yang sempurna, dan yang mengatur

segala aspek problematika kehidupan. Allah SWT menurunkan Al-Qur’an sebagai

hidayah atau pedoman buat umat manusia, agar manusia dapat membedakan mana

yang baik dan mana yang tidak baik, tujuannya adalah untuk kemaslahatan manusia

itu sendiri.

Orang yang berpegang teguh kepada aturan Allah SWT, tidak akan

mendapatkan sesuatu kerugian, tetapi justru mendapatkan sesuatu keuntungan.

Pemeliharaan yang sebesar-besarnya buat semua pihak memperoleh suatu keberkatan.

Orang yang berpegang teguh pada syariat islam, mereka akan terpelihara dan terjaga

dari suatu kekeliruan ataupun sutu kebatilan.

Namun dalam al-qur’an dan hadist tidak semua persoalan (maddah)

dijelaskan secara jelas (Shorih) dan terperinci. Masih banyak peluang agar umat

manusia nalarnya dalam menginterpretasikan fenomena kehidupan ini, agar dapat

dikembalikan kepada ruh, jiwa al-qur’an dan hadist atau dengan jalan menganalogkan

(Qiyasaskan) pada persoalan yang sudah ada dasar hukumnya.


42

Dalam islam hal yang sangat mendasar untuk memberikan perlindungan dan

pemeliharaan terhadap hak pribadi maupun kolektif, merupakan kewajiban, yang

melaksanakan kewajiban adalah sesuatu yang berpahala, dan yang membiarkan

sesuatu itu rusak atau dibiarkan percuma adalah sesuatu yang berdosa.

Skripsi ini membahas mengenai pemeliharan mesin/peralatan produksi dalam

meningkatkan produktivitas usaha kerupuk Laris Manis. al-qur’an dan hadist tidak

menjelaskan secara langsung ataupun terbuka, karena pada masa al-qur’an ini

diturunkan persoalan tentang pemeliharaan mesin dan peralatan produksi pada saat

itu belum ada. Oleh sebab itu, dasar untuk menetapkan masalah ini adalah dengan

jalan ijtihadiayal, yaitu dengan cara mengqiyaskan kepada persoalan yang telah diatur

oleh al-qur’an dan hadist. Allah seringkali menjelaskan bahwa Dia tidak menyukai

orang-orang yang berbuat kerusakan.

Firman Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 11 yang berbunyi:

ِ ْ‫ُمصْ لِحُونَ نَحْ نُ إِنَّ َما قَالُوا اأْل َر‬


َ ِ‫ض فِي تُ ْف ِسدُوا اَل لَهُ ْم ق‬
‫يل َوإِ َذا‬
Artinya : Dan bila dikatakan kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di

muka bumi”. mereka menjawab: “Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan

perbaikan.” (Q.S Al-Baqarah : 11)

Menurut pandangan islam, firman Allah dalam ayat al-qur’an di atas berbicara

tentang kerusakan bumi dan larangan berbuat kerusakan di muka bumi. Kerusakan-

kerusakan di bumi tersebut mencakup banyak hal, tidak hanya kerusakan alam, tetapi

juga kerusakan moral. Tujuan dari hukum di atas adalah untuk memelihara dan

melindungi dari kemusnahan yang dimiliki.

Kemudian Allah SWT juga juga dalam firman-Nya menjelaskan secara umum

dalam surat Ar-Ruum ayat 41 yang berbunyi :


43

َ ‫ت بِ َما َو ْالبَحْ ِر ْالبَرِّ فِي ْالفَ َسا ُد‬


‫ظهَ َر‬ ْ َ‫اس أَ ْي ِدي َك َسب‬ َ ‫يَرْ ِجعُونَ لَ َعلَّهُ ْم َع ِملُوا الَّ ِذي بَع‬
ِ َّ‫ْض لِيُ ِذيقَهُ ْم الن‬
Artinya : Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan

tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat)

perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). (Q.S Ar-Ruum : 41)

Kesimpulan dari ayat-ayat di atas bahwa Allah tidak menyukai kerusakan

yang dibuat oleh manusia dalam segala hal. Justru Allah telah memerintahkan

manusia untuk menghindari kerusakan dan mengutamakan pemeliharaan dan

perdamaian di muka bumi. Allah selalu memberikan kabar gembira untuk orang-

orang yang melakukan amal shaleh.

Khususnya dengan pemeliharaan mesin dan peralatan produksi pada usaha

kerupuk Laris Manis, yang menjadi pokok pembahasan skripsi penulis. Diwajibkan

pada badan pengelola merencanakan dan menjalankan tugas-tugas sesuai dengan

undang-undang yang berlaku serta melaksanakan kewajibannya, guna kelangsungan

kemaslahatan untuk semua pihak, maka tugas pemeliharaan adalah menjadi suatu

kewajiban.

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Perusahaan

1. Profil Perusahaan
44

Usaha Laris Manis didirikan pada tahun 2008, dimana pada saat itu usaha

Laris Manis hanya memproduksi dan menjual produk makanan berupa jalang kote

dan kue donat. Namun seiring dengan berkembangnya usaha rumahan tersebut,

Ibu Fatmawati sebagai pemilik usaha Laris Manis melakukan pengembangan

usaha dengan menambahkan jenis produk kerupuk pada usahanya berupa kerupuk

bawang, kerupuk kajompi, dan kerupuk kacang sembunyi yang berbahan baku

utama tepung terigu, Ibu Fatmawati menjalankan usaha tersebut sebagai sumber

pendapatan dan yang dapat memberikan keuntungan serta memberikan peluang

kerja kepada para ibu rumah tangga.

Hasil penjualan produk kue yang dijalankan selama 2 tahun, beliau mulai

mengembangkan usahannya pada tahun 2011 dengan membuat produk kerupuk

yang berbahan dasar tepung terigu. Bersamaan dengan berkembangnya usaha

yang beliau jalankan, usaha Laris Manis memperoleh izin usaha, pelatihan-

pelatihan khusus dalam pelaksaan pemeliharaan peralatan atau mesin produksi,

serta pendataan dari pihak tertentu untuk memperoleh bantuan berupa peralatan

apa saja yang dibutuhkan dalam proses produksi. Beliau mulai mempromosikan

produknya ke tetangga, kerabat, teman terdekat, bahkan beliau juga

mempromosikan usaha kerupuknya di beberapa toko di Kabupaten Bone.

Mengenai pemeliharaan peralatan produksi, usaha kerupuk Laris Manis

menggunakan dua metode, yakni pemeliharaan peralatan/mesin yang dilakukan


44
untuk mencegah atau menekan kemungkinan terjadinya kerusakan (preventive

maintenance) dan pemeliharaan berupa perbaikan/penggantian yang dilakukan

setelah terjadinya kerusakan pada peralatan/mesin (breakdown maintenance).


45

Untuk mengetahui frekuensi biaya pemeliharaan peralatan dan jumlah rata-rata

pendapatan dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.1
Realisasi Biaya Pemeliharaan Peralatan/Mesin Dan Jumlah Pendapatan Pada
Usaha Kerupuk Laris Manis tahun 2009-20018

Preventive Breakdown Jumlah


Tahun Maintenance Maintenance Pendapatan

2009 400.000 1.000.000 6.300.000


2010 500.000 1.000.000 6.300.000
2011 200.000 1.400.000 6.300.000
2012 300.000 1.400.000 6.300.000
2013 200.000 1.600.000 6.300.000
2014 300.000 1.600.000 6.300.000
2015 200.000 2.000.000 6.300.000
2016 300.000 2.000.000 6.300.000
2017 200.000 2.400.000 6.300.000
2018 300.000 5.200.000 6.300.000

Sumber : Laris Manis Bajoe

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan, bahwa tiap tahunnya biaya

breakdown maintenance mengalami peningkatan yang cukup tajam, khususnya

dalam 2 tahun terakhir yakni tahun 2017-2018. Hal tersebut disebabkan oleh

penambahan mesin giling adonan kerupuk bertenaga listrik yang tentunya

menambah biaya breakdown maintenance serta mengurangi jumlah pendapatan

yang diperoleh pada usaha kerupuk Laris Manis, yang disebabkan oleh

penggantian pememeliharaan peralatan yang kurang maksimal sehingga

terjadinya kerusakan pada peralatan produksi.

2. Struktur Organisasi
46

Struktur organisasi merupakan gambaran yang skematis yang ditunjukkan

oleh garis-garis menurut kedudukan atau jenjang yang telah ditentukan, sehingga

dengan adanya struktur organisasi ini dapat mencerminkan adanya hubungan antara

tugas, fungsi, wewenang dan tanggung jawab masing-masing orang atau bagian

dalam organisasi. Agar diperoleh pengertian yang sama mengenai struktur organisasi

perusahaan, sebaiknya terlebih dahulu dilihat pengertian organisasi itu sendiri.

Pengorganisasian adalah tindakan mengusahakan hubungan-hubungan

kelakuan yang efektif antara orang-orang sehingga mereka dapat bekerja sama secara

efisien dan dengan demikian memperoleh kepuasan pribadi dalam hal ini

melaksanakan tugas-tugas tertentu, landasan tertentu, lingkungan tertentu guna

mencapai tujuan tertentu. Dari pengertian tersebut dapat kita simpulkan bahwa

organisasi adalah kumpulan manusia yang bekerja sama atas pembagian tugas dan

wewenang dan antara bagian-bagian tersebut melakukan kegiatannya masing-masing

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh organisasi.

Perencanaan struktur organisasi sangatlah penting artinya bagi suatu

perusahaan, karena setiap perusahaan tentunya ingin melakukan setiap pekerjaan

secara efektif dan efesien. Untuk itu diperlukan manajemen yang baik yang mampu

menempatkan struktur organisasi yang dapat dijadikan pedoman kerja dalam

menentukan tugas bagi anggota-anggota organisasinya.

Home industry atau insdustri rumahan adalah suatu organisasi yang terdiri

dari sekelompok orang yang terorganisasi dalam proses pencapaian tujuan.

Semakin berkembang dan majunya suatu perusahaan maka persoalan di dalamnya

akan semakin kompleks dengan demikian pimpinan suatu perusahaan secara


47

individu tidak mungkin lagi melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap

keseluruhan kegiatan perusahaan tersebut.

Tujuan utama untuk membentuk struktur organisasi antara lain agar

pemilik usaha dapat dengan mudah mengawasi kayawan-karyawannya dalam

mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan oleh industri tersebut, oleh karena

itu struktur organisasi ini sangat penting pada setiap usaha yang bergerak di

bidang jasa, dagang maupun industri. Dalam rangka menunjang kelancaran

pelaksanaan aktivitas usaha, maka home industri Laris Manis telah menyusun

suatu struktur organisasi.

Struktur Organisasi

Gambar 3.1

Pemilik Usaha
Fatmawati

Bagian Administrasi Bagian Produksi Bagian Pemasaran


dan Keuangan
1. Haisah Hasmy
Maseintan 2. Rosni
3. Hastang
4. Faradillah

B. Dekskripsi Data Hasil Penelitian

1. Bentuk pelaksanaan pemeliharaan peralatan pada usaha kerupuk Laris

Manis.
48

Untuk mengetahui bentuk pelaksanaan pemeliharaan peralatan pada

usaha kerupuk Laris Manis. Peneliti melakukan penguraian melalui beberapa

referensi yakni berupa buku, pengamatan langsung dan wawanacara di lokasi

penelitian, setelah membaca beberapa buku yang relevan dengan penelitian ini

dapat diperoleh bentuk strategi pelaksanaan pemeliharaan peralatan melalui

beberapa indikator, seperti peralatan, pemeliharaan, dan produktivitas usaha

kerupuk Laris Manis.

a. Peralatan

Peralatan yang dimaksud di sini adalah jenis peralatan apa saja yang

digunakan dan seberapa penting penggunaan peralatan bagi usaha kerupuk

Laris Manis. Berikut merupakan pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah

mengenai hal tersebut.


“Kalo alat/mesin yang dipake di sini de anu, kayak mesin penggiling
adonan kerupuk, ketuang, panguttu, komporo gas, sanru bessi, sanru aju,
sanru pelastik, pallangga makkere-kere, piso, goncing, pajjennangeng sibawa
paddoko pelastik. Kalo mesin penggiling yang biasa dipake de ada dua, mesin
penggiling yang pake tenaga sendiri, sama mesin penggiling yang pake tenaga
listrik de. Terus kalo yang dipake anu kemasannya masih pake pajjennangeng
ki de, kah belum adapi mesin pres kemasan kerupukku de. Terus kalo soal
seberapa penting peralatan bagi kami, oh jelas penting sekali de untuk
jalannya ini usaha kerupuk.”
Terjemahan teks : “Kalau alat/mesin yang dipakai di sini de, seperti

mesin penggiling adonan kerupuk, baskom, wajang, kompor gas, sendok besi,

sendok kayu, sendok pelastik, talenan, pisau, gunting, lilin dengan

pembungkus pelastik. Kalau mesin penggiling yang biasa dipakai de ada dua,

mesin penggiling yang pakai tenaga sendiri, sama mesin penggiling yang

pakai tenaga listrik de. Terus kalau yang dipakai untuk kemasannya masih

pakai lilin de, karena belum ada mesin pres kemasan kerupuk de. Terus kalau
49

soal seberapa penting peralatan bagi kami, oh jelas sangat penting de untuk

jalannya usaha kerupuk ini.”34

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan, bahwa dalam

proses produksi usaha kerupuk Laris Manis, peralatan yang sering digunakan

berupa mesin penggiling adonan kerupuk baik yang menggunakan tenaga

manual maupun tenaga listrik, baskom, wajang, kompor gas, pengaduk berupa

sendok besih, sendok kayu, sendok pelastik, talenan, pisau, gunting, lilin

sebagai pengganti mesin pres kemasan kerupuk dan kemasan berupa pelastik.

Bagi Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah, penggunaan peralatan sangatlah penting

bagi keberlangsungan usaha kerupuk Laris Manis, penggunaan peralatan ini

sangat penting bagi keberlangsungan usaha kerupuk Laris Manis. Tanpa

peralatan tentu proses produksi tidak dapat terlaksana sesuai dengan harapan.

Jadi itulah tadi beberapa jenis peralatan/mesin yang digunakan untuk

menunjang proses produksi kerupuk.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat penggunaan peralatan dapat

membantu jalannya proses produksi kerupuk Laris Manis. Terkait dengan

pentingnya penggunaan peralatan tergantung pada jumlah pesanan yang

diterima, berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal

tersebut.
“Biasanya de, alat/mesin yang dipake itu tergantung sama jumlah
pesanan yang masuk, kalo di hari-hari biasa kadang 4 kilo sampai 6 kilo
tepung terigu, terus itu alat/mesinnya biasa dipake 6 sampai 8 jam dalam
sehari de. Kalo mau lebaran orang de, biasa sampai 10 kilo tepung terigu tiap
hari de, terus itu alat/mesinnya biasa dipake 6 sampai 8 jam dalam sehari de.
Biasanya kalo mau bikin kerupuk mulaimi sudah sholat subuh orang de.”

Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
34

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
50

Terjemahan teks : “Biasanya de, alat/mesin yang dipakai itu

tergantung sama jumlah pesanan yang masuk, kalau di hari-hari biasa kadang

4 kilo sampai 6 kilo tepung terigu, terus itu alat/mesinnya biasa dipakai 6

sampai 8 jam dalam sehari de. Kalau mau lebaran orang de, biasa sampai 10

kilo tepung terigu tiap hari de, terus itu alat/mesinnya biasa dipakai 6 sampai

8 jam dalam sehari de. Biasanya kalau mau buat kerupuk mulai sudah sholat

subuh orang de.”35

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan, bahwa

penggunaan peralatan tergantung dari banyaknya pesanan yang diterima,

semakin banyak penggunaan bahan baku maka waktu pengerjannya juga

semakin lama. penggunaan peralatan tergantung pada jumlah pesanan yang

diterima, dimana di hari biasa terkadang 4 kg sampai 6 kg tepung terigu

dengan lama penggunaan peralatan antara 6 sampai 8 jam sehari, sedangkan

setiap mendekati hari lebaran penggunaan tepung bisa sampai 10 kg perhari,

dengan waktu pengerjaan hingga 12 jam perhari, pembuatan kerupuk dimulai

setalah shalat subuh.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat penggunaan peralatan dalam

waktu yang cukup lama secara terus-menerus, dapat membuat peralatan/mesin

yang digunakan mengalami penyusutan atau penurunan fungsi. Maka dari itu

diperlukan suatu pemeliharaan peralatan yang lebih tepat agar peralatan yang

digunakan bisa tetap awet atau tahan lama.

Adapun teori yang mendukung mengenai hasil wawancara tersebut

yakni menurut pendapat Sofjan Assauri, mesin adalah suatu peralatan yang

Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
35

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
51

digerakan oleh suatu kekuatan atau tenaga yang dipergunakan untuk

membantu manusia dalam mengerjakan produk atau bagian-bagian produk

tertentu.36

b. Pemeliharaan

Pemeliharaan yang dimaksud di sini yaitu pentingnya pemeliharaan

peralatan serta keuntungan yang didapatkan dengan adanya pemeliharaan

peralatan, berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal

tersebut.

“Soal pentingnya itu pemeliharaan peralatan de, tidak diragukan lagi,


kah kalo tidak dirawat itu peralatan dan dibiarkan saja kotor dan tidak
dibersihkan, pastimi cepat rusak itu peralatan/mesin, baru tidak bisa juga
dipake kalo dalam keadaan kotor kah pasti tidak baik untuk kesehatannya
pembeliku de. Terus kalo keuntungan yang didapat kalo dirawat itu
peralatan/mesin dengan rutin de, bersih terus itu peralatan de, tidak cepat juga
karatan, terus bisa dipake dalam waktu yang lama de.”

Terjemahan teks : “Soal pentingnya itu pemeliharaan peralatan de,

tidak diragukan lagi, karena kalau tidak dirawat itu peralatan dan dibiarkan

saja kotor dan tidak dibersihkan, pasti cepat rusak itu peralatan/mesin, baru

tidak bisa juga dipake kalau dalam keadaan kotor karena pasti tidak baik

untuk kesehatannya pembeliku de. Terus kalau keuntungan yang didapat

kalau dirawat itu peralatan/mesin dengan rutin de, bersih terus itu peralatan

de, tidak cepat juga karatan, terus bisa dipakai dalam waktu yang lama de.”37

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan, bahwa

pemeliharaan peralatan sangat penting dilakukan agar peralatan produksi tetap

36
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.111.
Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
37

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
52

terpelihara dengan baik, sehingga selalu siap digunakan pada saat diperlukan.

Kegiatan ini merupakan usaha yang mutlak dilakukan, karena jika tidak, akan

mengakibatkan peralatan menjadi cepat rusak dan akhirnya mengganggu

proses produksi serta dapat berdampak buruk pada kesehatan kosumen usaha

Kerupuk Laris Manis. Adapun keuntungan yang didapatkan dalam

pemeliharaan peralatan yakni kemampuan memproduksi dapat memenuhi

kebutuhan sesuai dengan rencana produksi, Menjaga kualitas peralatan pada

tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhan oleh produk itu

sendiri, serta menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan

keselamatan pekerja.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat kegiatan pemeliharaan

peralatan memang suatu usaha yang mutlak dilakukan, untuk menghindari

kerusakan yang akhirnya mengganggu proses produksi serta keselamatan

pekerja usaha kerupuk Laris Manis. Terkait bentuk pemeliharaan peralatan

produksi kerupuk, berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah

mengenai hal tersebut.


“Biasanya itu alat/mesin dirawat pake anu de, kayak penggiling
adonan pake kuas-kuas sibawa pallullu-lullu, sibawa ditarongeng minynya,
supaya itu mesin de bagus dipake terus tidak cepat makkara. Terus kalo alat-
alat yang lain kayak katuang sibawa panguttu dibissaini lettu mapaccing.
Terus kalo itu komporo de dilullu-lullui kalo pura dipake. Intinya de, itu
alat/mesin kalo sudah semuami dipake, langsung semua dibersihkan de.”
Terjemahan teks : “Biasanya itu alat/mesin dirawat pakai begini de,

seperti penggiling adonan pakai kuas sama lap, sama diberikan minyak,

supaya itu mesin de bagus dipakai terus tidak cepat berkarat. Terus kalo alat-

alat yang lain seperti baskom sama wajang dicuci hingga bersih. Terus kalau
53

itu kompor de dilap kalau sudah dipakai. Intinya de, itu alat/mesin kalau

sudah semua dipakai, langsung semua dibersihkan de.”38

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat sisimpulka, bahwa bentuk

pemeliharaan peralatan dilakukan sesuai standar kebersihan, pemeliharaan

yang rutin akan melancarkan proses produksi pembuatan kerupuk pada Laris

Manis. Dimana bentuk pemeliharaan peralatan berupa pembersihan mesin

penggiling menggunakan kuas dan lap khusus, serta menggunakan minyak

agar mesin tidak cepat berkarat dan mudah saat digunakan. Selebihnya

peralatan yang lain dibersihkan seperti baskom dan wajang dengan cara dicuci

dan kompor dilap setelah pemakaian. Pada intinya setiap selesai

menggunakan peralatan/mesin produksi kerupuk, semua langsung

dibersihkan.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat pemeliharaan peralatan yang

dilakukan untuk memudahkan penggunaan peralatan produksi secara optimal

terlihat masih kurang, karena peralatan yang digunakan tampak kurang layak

atau belum siap digunakan disebabkan oleh faktor kebersihannya belum

optimal. Jadi diharapkan bagi pihak usaha kerupuk Laris Manis agar

pemeliharaan peralatan bisa lebih ditingkan lagi.

Adapun teori yang mendukung mengenai hasil wawancara tersebut,

yakni melalui preventive maintenance akan menjamin kelancaran kerja dan

peralatan yang diusahakan dalam keadaan keadaan siap pakai untuk setiap

Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
38

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
54

proses produksi yaitu dengan melakukan inspeksi pemeliharaan fasilitas

secara rutin pada saat tertentu.39

c. Produktivitas

Produktivitas yang dimaksud di sini, yaitu upaya yang dilakukan

dalam mengatur pemeliharaan peralatan agar usaha kerupuk Laris Manis

dapat berproduksi dengan efektif dan efisien, berikut pernyataan Ibu

Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal tersebut.


“Supaya bisa ki lancar bikin kerupuk de, itu alat/mesin diusahakan
memangmi dibersihkan kalo sudah dipake de, biar besoknya bisa langsung
dipake de, jadi kali begitu toh tidak neganggu ji proses bikin kerupuk de.
Terus de setiap sudah sama sebelum dipake itu alat/mesin, dicek memangmi
de, kah sempat ada masalah atau apa de, yang bisa ganggui nanti proses
produksi kerupuk de. Kah itu yang ditakutkan de, jangan sampai ada masalah
pas sementara dipakei de, entah itu nabuat celaka ki atau apa de. Intinya de
dipersiapkan memangmi semuanya supaya lancar itu proses bikin kerupuk ki
de.”
Terjemahan teks : “agar bisa lancar buat kerupuk de, itu alat/mesin

diusahakan memang dibersihkan kalau sudah dipakai de, biar besoknya bisa

langsung dipakai de, jadi kalau begitu tidak terganggu proses buat kerupuk de.

Terus de setiap sudah sama sebelum dipakai itu alat/mesin, dicek dulu de,
karena barangkali ada masalah atau apa de, yang bisa mengganggu nanti

proses produksi kerupuk de. Karena itu yang ditakutkan de, jangan sampai ada

masalah pada saat sementara dipakai de, entah itu nabuat celaka orang atau

apa de. Intinya de dipersiapkan memang semuanya supaya lancar itu proses

pembuatan kerupuk de.”40

39
Sofjan Assauri, Manajemen Produksi Dan Operasi, h.96.
Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
40

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
55

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan, bahwa

agar proses produksi kerupuk dapat berjalan lancar, pihak Laris Manis

berupaya agar peralatan/mesin dapat selalu dalam keadaan bersih, agar tidak

mengganggu proses produksi kerupuk. Selain itu juga, pihak Laris Manis

berupaya agar peralatan/mesin selalu dalam keadaan aman untuk digunakan

agar tidak membahayakan para pekerja. Pada intinya pihak Laris Manis

berupaya sebaik mungkin mempersiapkan peralatan produksi kerupuk agar

tidak mengganggu proses produksi kerupuk. Kelancaran suatu proses

produksi bergantung pada kesiapan peralatan produksi, serta meperhatikan

keamanan peralatan produksi dapat menjamin keselamatan pihak pekerja

Laris Manis. Dengan begitu proses produksi kerupuk dapat terlaksana dengan

efektif dan efisien.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat pemeliharaan sangatlah

diperlukan agar peralatan produksi dapat bekerja seoptimal mungkin dan

proses produksi dapat dilaksanakan sesuai dengan jadwal pemeliharaan yang

ditentukan. Kegiatan pemeliharaan hendaknya dilaksanakan pada saat yang

tidak mengganggu jadwal kerja. Terkait kegiatan pemeliharaan peralatan

berpengaruh terhadap produktivitas usaha kerupuk Laris Manis, berikut

pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal tersebut.


“Oh kalo soal itu de, menurutku berpengaruh kah karna adanya itu
perawatan alat/mesin de, bisa nabantu ka lancarkan usaha kerupukku de.
Terus kalo kecil itu biayanya dipake merawat mesin/alat de, tidak
nakurangimi lagi keuntungan yang ku dapat de, dengan begitu bisama de
tabungi penghasilan yang ku dapat de, jadi bisami juga ku pake untuk bangun
rumah dan sebagainya de.”
Terjemahan teks : “Oh kalau soal itu de, menurutku berpengaruh

karena adanya itu perawatan alat/mesin de, bisa membantu kelancar usaha
56

kerupukku de. Terus kalau kecil itu biayanya dipakai merawat mesin/alat de,

tidak mengurangi lagi keuntungan yang ku dapat de, dengan begitu bisa de

tabung penghasilan yang ku dapat de, jadi bisa juga ku pakai untuk bangun

rumah dan sebagainya de.”41

Berdasarkan hasil wawancara di atas maka dapat disimpulkan bahwa

peranan kegiatan pemeliharaan sangat mendukung kelancaran proses

produksi. Serta dapat mengurangi pengeluaran biaya pemeliharaan peralatan.

Dimana kegiatan pemeliharaan peralatan dapat berpengaruh terhadap

produktivitas usaha, ketika pemeliharaan peralatannya terjaga dengan baik,

pasti proses produksinya juga lancar. Dan apabila penggunaan biaya

pemeliharaan peralatannya rendah, maka dapat mengurangi pengeluaran biaya

pemeliharaan peralatan serta meningkatkan jumlah pendapatan usaha kerupuk

Laris Manis.

Melakukan kegiatan pemeliharaan seperti yang telah disebutkan di

atas, maka penulis melihat hal tersebut diharapkan dapat tercipta sistem

produksi yang sesuai sehingga perusahan dapat menekan biaya pengeluaran

pemeliharaan peralatan dan memperoleh laba dari hasil proses produksi

kerupuk Laris Manis secara optimal.

Adapun teori yang mendukung mengenai hasil wawancara tersebut,

yakni produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara hasil

nyata maupun fisik barang atau jasa dengan masuknya yang sebenarnya.

Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi

barang-barang atau jasa.

Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
41

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
57

Sedangkan menurut L. Greenberg medefinisikan produktivitas sebagai

perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas

masukan selama priode tersebut.42

2. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pemeliharaan

peralatan usaha kerupuk Laris Manis.

a. Peralatan

Kendala-kendala yang dihadapi pada peralatan produksi. Terkait

dengan hal tersebut, yang terjadi pada peralatan produksi usaha kerupuk Laris

Manis, berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal

tersebut.
“Anu de kendalanya, masih kurang alat/mesin yang dipake bikin
kerupuk. Jadi itu kayak kerupuk kajompi, kerupuk kacang sembunyi, sama
kerupuk bawang de, bergantian dibikin kah tidak cukup alat/mesin bisa dipake
dek. Jadi agak lama dibikin itu kerupuk de.”
Terjemahan teks : “begini de kendalanya, masih kurang alat/mesin

yang dipakai buat kerupuk. Jadi itu seperti kerupuk kajompi, kerupuk kacang

sembunyi, sama kerupuk bawang de, bergantian dibuat karena tidak cukup

alat/mesin bisa dipakai dek. Jadi agak lama dibuat itu kerupuk de.”43
Berdasarkan pernyataan di atas yang dikemukakan oleh Ibu Fatmawati

dan Ibu Haisah, mengenai kendala-kendala yang terjadi pada peralatan

produksi mengenai ketersediaan peralatan produksi belum memadai sehingga

penggunaan peralatan produksi yang digunakan sama, sehingga penggunaan

peralatan produksi kerupuk digunakan secara berkala. Maka dari itu peralatan

42
Muchdarsyah Sinungan, Produktivitas Apa Dan Bagaimana (Cet.VIII; Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.12.
Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
43

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
58

digunakan secara bergantian dan tentunya memakan waktu yang cukup lama

dalam proses produksi.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat hal tersebut dapat membuat

penggunaan peralatan produksi lama, dan hal tersebut dapat membuat

peralatan produksi yang lama-kelamaan fungsinya akan mengalami

penurunan, dan apabila hal tersebut terjadi secara terus menerus tanpa

memperhatikan kemampuan produksi peralatan tersebut tentu dapat

mengakibatkan peralatan produksi mengalami gagal fungsi atau dengan kata

lain rusak.

Maka dari itu usaha kerupuk Laris Manis membutuhkan tambahan

peralatan produksi yang memadai agar proses produksi kerupuk dapat

terlaksana secara efektif dan efisien. Terkait dengan hal yang dilakukan

apabila peralatan produksi mengalami penurunan fungsi serta kegagalan

fungsi, berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal

tersebut.
“Anu de, kalo ada alat/mesin yang suka macet-macet dibawai ke orang
untuk diperbaiki ataukah ku panggilkan orang untuk perbaikan ka itu
alat/mesinku de. Tapi kalo rusak totalmi, ndag bisami diperbaiki de, terpaksa
kasian ku ganti yang baru de.”
Terjemahan teks : “begini de, kalau ada alat/mesin yang suka macet-

macet dibawah ke orang untuk diperbaiki atau ku panggilkan orang untuk

perbaiki itu alat/mesinku de. Tapi kalau rusak total, tidak bisa diperbaiki de,

terpaksa ku ganti yang baru de.”44

Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
44

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
59

Berdasarkan pernyataan di atas, mengenai hal yang dilakukan apabila

peralatan produksi mengalami penurunan fungsi serta kegagalan fungsi, yakni

dengan melakukan perbaikan atau penggantian peralatan produksi.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat hal tersebut dapat menghambat

kegiatan proses produksi kerupuk, dan tentunya hal tersebut bisa menurunkan

tingkat produktivitas kerupuk Laris Manis. Sehingga industri rumahan

tersebut menjadi kurang produktif.

b. Pemeliharaan

Kendala-kendala yang dihadapi pada pemeliharaan peralatan produksi.

Terkait dengan hal tersebut, yang terjadi pada pelaksanaan pemeliharaan

peralatan usaha kerupuk Laris Manis, berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan

Ibu Haisah mengenai hal tersebut.


“Anu de, itu kalo dirawat itu alat/mesin kerupuk belum terlalu bagus
prosesnya de jadi pas bikin kerupuk ki kadang masih ada masalah de. Sampai
biasami itu alat/mesin cepat macet-macet de, gara-gara lama sekali dipake de.
Mau itu mesin/alat yang pake tenaga orang de, ataupun pake tenaga listrik de.
Terus anu juga de, caranya itu alat/mesin dibersihkan tidak terlalu bagus de,
jadi biasami itu alat/mesin tidak terlalu bersih de. Na kalo begitu toh de, biasa
cepat nakesih berkarat itu alat/mesin de.”
Terjemahan teks : “begini de, itu kalau dirawat itu alat/mesin kerupuk

belum terlalu bagus prosesnya de jadi pada saat buat kerupuk orang terkadang

masih ada masalah de. Sampai biasa itu alat/mesin cepat macet-macet de,

gara-gara terlalu lama dipakai de. Baik itu mesin/alat yang pakai tenaga orang

de, ataupun pakai tenaga listrik de. Terus begini juga de, secara itu alat/mesin

dibersihkan tidak terlalu bagus de, jadi biasa itu alat/mesin tidak terlalu bersih

de. Jadi kalau begitu de, biasa cepat jadi berkarat itu alat/mesin de.”45

Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
45

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
60

Berdasarkan pernyataan di atas, mengenai proses pemeliharaan

peralatan produksi memang masih kurang tepat atau kurang maksimal,

sehingga peralatan produksi yang digunakan daya gunanya menurun bahkan

sampai mengalami kerusakan total apabila sudah tidak dapat diperbaiki lagi.

Dimana proses pelaksanaan pemeliharaan peralatan produksi masih kurang

maksimal, sehingga dapat mengakibatkan penurunan fungsi serta kegagalan

fungsi yang disebabkan oleh beberapa fator, yakni penggunaan peralatan

poduksi kerupuk yang terlalu lama tanpa memperhatian kemampuan daya

guna peralatan produksi, seperti pada peralatan produksi berupa mesin giling

adonan manual serta mesin giling adonan yang bertenaga listrik, serta proses

pembersihan peralatan produksi yang masih kurang maksimal, sehingga dapat

membuat peralatan produksi kurang besih sehingga menyebabkan mesin atau

peralatan produksi kerupuk cepat karatan atau bakan rusak.

Mengenai hal tersebut, penulis melihat agar kedepannya diharapkan

bagi pihak pemilik serta karyawan usaha kerupuk Laris Manis lebih

memperhatikan soal kebersihan serta pengunaan peralatan peralatan produksi

yang tepat. Sehingga dapat meminimalisir atau menekan kemungkinan

terjadinya kerusakan pada peralatan produksi. Serta dapat meminimalisir

terjadinya kecelakaan bagi para pekerja pada saat proses produksi

berlangsung.

c. Produktivitas

Kendala-kendala yang dihadapi pada produktivitas, terkait dengan hal

tesebut, yang terjadi pada tingkat produtivitas mengenai peralatan produksi


61

mengalami kerusakan, apakah dapat menghambat pelaksanaan proses

produksi. Berikut pernyataan Ibu Fatmawati dan Ibu Haisah mengenai hal

tersebut.
“Kayak yang dijelaskan tadi de sebelumnya kalo itu alat/ mesin ada
masalahnya de, bisa-bisa naganggu ki kalo mau ki bikin kerupuk de. Apalagi
kalo itu alat/mesin sampai rusak de, pastimi butuh ki lagi biaya untuk kesih
baik ki atau ganti yang baru de. Masih untung kalo ada ji siap uang de, kalo
tidak ada, tidak bisa mki beli alat/mesin yang baru de, pastimi tidak bisa ki
bikin kerupuk de.”
Terjemahan teks : “seperti yang dijelaskan tadi de sebelumnya kalau

itu alat/ mesin ada masalahnya de, bisa-bisa mengganggu kalau mau dibuat

kerupuk de. Apalagi kalau itu alat/mesin sampai rusak de, pasti butuh lagi

biaya untuk memperbaiki atau mengganti yang baru de. Masih untung kalau

ada siap uang de, kalau tidak ada, tidak bisa beli alat/mesin yang baru de, pasti

tidak bisa buat kerupuk de.”46

Berdasarkan pernyataan di atas, mengenai peralatan yang mengalami

kerusakan dapat mengambat proses produktivitas kerupuk, hal tersebut dapat

mengakibatkan pelaksanaan produksi kerupuk menjadi tidak efektif dan

efisien. Seperti yang dijelaskan sebelumnya mengenai peralatan produksi

yang mengalami penurunan fungsi atau kegagalan fungsi, tentu dapat

menghambat proses produksi kerupuk Laris Manis. Terlebih jika peralatan

produksi mengalami kerusakan total yang tidak dapat diperbaiki lagi, tentu

membutuhkan dana untuk membeli peralatan produksi yang baru. Masih

untung jika modal untuk membeli peralatan produksi yang baru tersedia, jika

tidak tentu pelaksanaan proses produksi dapat tertunda dan tentunya

menjadikan usaha kerupuk tidak produktif.


Fatmawati Dan Haisah, Pemilik Dan Karyawan Usaha Laris Manis, Jl. Taqwa, Kel. Bajoe,
46

Kab. Bone, Wawancara Pada Rabu 2 Oktober 2019 Pukul 15:30-16:30 WITA.
62

Mengenai hal tersebut, penulis melihat diharapkan agar kedepannya

dapat lebih memperhatikan ketersediaan peralatan produksi serta

pemeliharaan peralatan produksi yang lebih ditingkatkan agar tujuan

meningkatkan produktivitas usaha kerupuk Laris Manis dapat segera tercapai

dengan baik serta dapat mensejahterakan semua pihak, baik pemilik usaha

maupun para karyawan usaha kerupuk Laris Manis.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pemaparan hasil dan pembahasan di bab sebelumnya, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut;

1. Bentuk pemeliharaan peralatan pada usaha kerupuk Laris Manis dilakukan

melalui beberapa indikator yaitu peralatan, pemeliharaan, dan produktivitas.

Indikator peralatan mempunyai peran yang sangat penting dalam

keberlangsungan usaha kerupuk, meningkatkan standar kualitas produk

kerupuk dan meningkatkan efektivitas dan efisiensi saat memproduksi

kerupuk. Indikator pemeliharaan peralatan juga sangat penting dilakukan

rutin setelah peralatan/mesin digunakan untuk menghidari kerusakan agar

peralatan/mesin produksi bertahan lama, dan selalu dalam keaadan siap

untuk digunakan. Indikator produktivitas, terlaksananya indikator peralatan

dan pemeliharaan sangat mendukung kelancaran proses produksi, dapat

menekan biaya pemeliharaan peralatan sehingga dapat memaksimalkan

produksi kerupuk, dapat menambah penghasilan usaha kerupuk, serta dapat

mengsejahterakan semua pihak yang telibat pada usaha kerupuk Laris

Manis.

2. Kendala dalam pemeliharaan peralatan dapat dilihat dari indikator

peralatan, pemeliharaan, dan produktivitas. Kendala indikator peralatan

yakni kurangnya ketersediaan peralatan/mesin sehingga dalam proses

produksi memakan waktu yang cukup lama yang mengakibatkan tingkat


64

produktivitas usaha kerupuk menurun. Kendala indikator pemeliharaan,

kurangnya pemahaman pemeliharaan peralatan/mesin dan kurang

maksimalnya saat pelaksanaan pemeliharaan peralatan/mesin, sehingga hal

ini dapat menimbulkan kemungkinan terjadinya kerusakan pada peralatan

usaha kerupuk. Kendala indikator produktivitas, ketika peralatan mengalami

kerusakan ini akan mengakibatkan produktivitas usaha menjadi turun dan

tidak efektif, dan mengakibatkan menurunnya laba usaha yang diperoleh.

B. Implikasi

1. Bagi pihak home industri Laris Manis diharapkan; pertama, menambah

jumlah peralatan usaha untuk memproduksi, yang berguna untuk

memaksimalkan waktu saat memproduksi serta meningkatkan produktivitas

usaha kerupuk. kedua, lebih memperhatikan jenis peralatan/mesin produksi,

sehingga jika terjadi kerusakan pada peralatan agar segera diperbaiki/service,

hal tersebut agar tingkat produktivitas usaha kerupuk selalu berjalan dengan

efektif dan efisien.

2. Bagi pihak peneliti selanjutnya, penelitian yang dilakukan oleh peneliti

mengenai analisis pemeliharaan peralatan dalam meningkatkan produktivitas

usaha kerupuk, ini merupakan bagian dari konsep produksi, dengan melihat

hasil penelitian ini maka dianjurkan bagi peneliti selanjutnya untuk meneliti

analisis penentuan harga jual dalam meningkatkan produktivitas dan laba

usaha.
DAFTAR RUJUKAN

Assauri, Sofjan. Manajemen Produksi Dan Operasi. Jakarta: Lembaga Penerbit


Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2008.

Bugin, Burhan. Metodologi Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan


Kebijakan Publik Sert Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: DKU Print,
2005.

Bungin, Burhan. Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi: Format-Format


Kauantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan Publik,
Komunikasi, Manajeman, dan Pemasaran. Ed.1, Cet.1; Jakarta: Kencana,
2013.

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktek Ed.I, Cet.IV;
Jakarta: Bumi Aksara, 2016.

Hadi Sutopo, Ariesto dan Adrianus Arief. Terampil Mengolah Data Kualitatif, Ed.I,
Cet.I; Jakarta: Kencana, 2010.

Martono, Nanang. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data
Sekunder, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Noor, Juliansyah. Metodologi Penelitian: Skripsi, Tesis, Disertasi dan Karya Ilmiah,
Cet.4; Jakarta: Kencana, 2014.

Sinungan, Muchdarsyah. Produktivitas Apa Dan Bagaimana, Cet.VIII; Jakarta: Bumi


Aksara, 2009.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis, Cet.10; Bandung: CV Alfabeta, 2007.

Sugiyono. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Cet.16; Jakarta: Alfabeta, 2012.

Suharyadi dan Purwanto S.K. Statistika Untuk Ekonomi dan Keuangan Modern,
Jakarta: Salemba Empat, 2013.

Supardi. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis, Cet.1; Yogyakarta: UII Press,
2005.

Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian, Cet.4; Yogyakarta: Gajah Mada University


Press, 2012.

Tampubolon, P.Manahan. Manajemen Oprasional Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004.

Tanjung, Hendri Dan Abrista Devi. Metodologi Penenlitian Ekonomi Islam, CetI;
Jakarta: Gramata Publishing, 2013.
66

Teguh, Muhammad. Metodologi Penelitian Ekonomi Teori dan Aplikas, Ed.I,


Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2005.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar
Bahasa Indonesia, Cet.3; Jakarta: Balai Pustaka, 2005.

Yusrul Fata, Analisis Perawatan Mesin Dengan Metode Reliability Centered


Maintenance (RCM) Dan Maintenance Value Stream Map (MVSM) Di
CV. Bonjor Jaya, Sripsi, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga,
Yogyakarta, 2018.

Zainul Ramadhan, Muhammad Arizki. Penentuan Interval Waktu Preventive


Maintenance Pada Nail Making Machine Dengan Menggunakan Metode
Reliability Centered Maintenance (RCM) II, Skripsi, Universitas
Muhammadiyah Sidoarjo, Sidoarjo, 2018.

Anda mungkin juga menyukai