SISTEM PRODUKSI
Disusun Oleh:
Kelompok Kaizen
Danisthio Panji Ramadhan 121190118
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia- Nya,
kami dapat menyelesaikan Laporan Tugas Besar Sistem Produksi. Adapun tema
dari laporan ini, yaitu “Rancang Desain Perbaikan dari Permasalahan
Teridentifikasi, Standarisasi Perbaikan, dan Sistem Operabilitas” dan tujuan kami
dalam menyelesaikan laporan ini adalah sebagai salah satu syarat memenuhi tugas
mata kuliah Sistem Produksi tahun ajaran 2022/2023 di Institut Teknologi
Sumatera. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen mata
kuliah Sistem Produksi yang telah memberikan tugas laporan ini terhadap kami.
Kami menyadari bahwa masih terdapat kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
laporan ini sehingga kritik dan saran sangat diperlukan agar kedepannya kami dapat
membuat laporan lebih baik lagi dan bermanfaat.
i
DAFTAR ISI
ii
3.5.7 Engaging the Top Management to the System ............................. 14
3.5.8 Endorsing the Partners .................................................................. 15
3.5.9 Evaluating the System .................................................................... 16
3.5.10 Maintaning the System and Carrying-Out Continous Improvement
16
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. 18
4.1 Kesimpulan ........................................................................................... 18
4.2 Saran ...................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 20
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian tugas besar sistem produksi ini, yaitu:
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
waktu terus berkembang sesuai kebutuhan dan tantangan yang dihadapi oleh
suatu perusahaan atau organisasi. Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan
dapat dilakukan dengan metode CSI (Customer Satisfaction Index). CSI akan
didapatkan indeks kepuasan pelanggan. Jika indeks kepuasan pelanggan yang
diperoleh kurang dari 100% maka perlu dilakukan perbaikan. Perbaikan dapa
dilakukan menggunakan pendekatan IPA (Importance Performance Analysis)
(Kotler, 2009).
4
strategi membutuhkan suatu metode yang mampu mengakomodir setiap
permasalahan pada suatu perusahaan. Beberapa pendekatan penyusunan strategi,
yaitu melakukan pelatihan kerja, pengisian kuesioner sebagai survei, 7E-1M, dan
8E-1M.
5
memiliki waktu yang padat. Oleh karena itu, perlu memasukkan
manejemen 5S dalam setiap jadwalnya.
Mutu
Salah satu indikator sebuah hasil pekerjaan adalah kualitas mengenai hasil
benda kerja.Kualitas hasil benda kerja akan dipengaruhi oleh alat/mesin
yang digunakan ketika melakukan pengerjaan.
Macet
Pada beberapa perusahaan manufaktur atau perakitan terdapat suatu
istilah sindrom senin pagi. Sindrom ini maksudnya adalah suatu kondisi
dimana karyawan lupa terhadap apa yang harus dilakukan setelah
menjalani hari libur.
2.3.1 Klasifikasi Konsep 5S
Seiri (Pemilahan)
Seiri mempunyai arti memilih barang yang masih digunakan dengan
barang yang sudah tidak dapat digunakan dan membuang barang
yang sudah tidak digunakan.
Seiton (Penataan)
Seiton atau penataan mempunyai arti menyimpan barang sesuai
dengan lokasinya sehingga mempermudah dalam proses pencarian
dan pengembalian barang. Makadari itu, proses ini diharapkan dapat
menghilangkan pemborosan waktu.
Seiso (Pembersihan)
Seiso artinya suatu proses untuk melakukan pembersihan lingkungan
kerja denganlangkah menghilangkan sampah, kotoran, dan benda
asing untuk memperoleh tempat kerja bersih.
Seiketsu (Pemantapan)
Seiketsu atau pemantapan mempunyai arti melakukan
pemeliharaan terhadap barang yang ada dengan baik, teratur, dan
dilakukan secara terus menerus dan berkesinambungan dalam
keadaan yang rapi dan bersih
Shitsuke (Pembiasaan)
Shitsuke berarti melakukan sesuatu yang menurutnya sulit secara
6
berlulang sehingga menjadi sebuah kebiasaan.
2.4 Konsep 9E-1M
Sistem Operabilitas 9E-1M merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk
menjamin dan meningkatkan efektivitas keberhasilan implementasi program.
Sistem operabilitas 9E-1M dapat digunakan pada berbagai macam program
seperti ergonomi, pemasaran, kualitas jasa, dan rekayasa sistem kerja. Kajian
sistem operabilitas 9E-1M antara lain mengenai mekanisme berjalannya
program, hal yang harus dilakukan jika terdapat penyimpangan, cara menjaring
ide perbaikan dari para pelaksana untuk perbaikan berkelanjutan, peran dan
kontribusi dari pimpinan puncak, dan tindakan yang harus dilakukan mitra
kerja. Sistem operabilitas 9E-1M terdiri dari sepuluh elemen yang diuraikan
sebagai berikut.
Ears-Up
Ears-Up merupakan tahap awal pada sistem operabilitas 9E-1M yang
dilakukan dengan observasi lapangan, baik berdiskusi maupun wawancara
dengan pihak-pihak yang terlibat dalam program mengenai masalah yang
terjadi. Ears-Up digunakan untuk mendeskripsikan kondisi aktual, estimasi
penyebab, alternatif solusi, dan pakar terkait. Program atau masalah yang
terjadi merupakan permasalahan yang sedang dialami atau permasalahan
yang berpotensi akan terjadi. Tujuan utama dalam tahap ini adalah untuk
mengetahui masalah yang menjadikan sebuah program tidak berjalan secara
efektif dan mengetahui keinginan pimpinan. Tahap ini juga digunakan untuk
mengumpulkan data mengenai apa yang diharapkan dan berkaitan dengan
program atau masalah yang terjadi. Berdasarkan pengertian ears-up di atas
terdapat dua cara dalam mengetahui masalah yang terjadi dan cara
mengumpulkan data mengenai masalah tersebut, yaitu observasi dan
wawancara.
Engineering
Engineering merupakan suatu kegiatan perbaikan menggunakan prinsip-
prinsip engineering. Elemen engineering ini dilakukan perancangan
berdasarkan pemahaman terhadap elemen pertama, yaitu ears-up.
Perancangan yang dilakukan dengan sistem rinci yang mampu
7
menanggulangi masalah yang ada dengan solusi terpilih pada elemen
pertama .
8
sesuai dengan tujuan/cara/nilai perusahaan. Keterlibatan pimpinan ini dapat
ditunjukkan dengan cara mengikuti rapat terkait perbaikanyang akan/sedang
dilakukan atau melakukan sidak.
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
2
Proses bisnis UMKM Fruits Hut di atas menjelaskan tentang hubungan
antara dua entitas yang saling berhubungan, yaitu penjual dan pembeli. Entitas
penjual sebagai entitas yang menjual fruits hut tersebut, kemudian penjual akan
membuat produk tersebut ketika customer melakukan pemesanan. Entitas
pembeli sebagai entitas yang akan melakukan pemesanan fruits hut. Proses
bisnis berakhir dengan customer menerima pesanan.
Man Material
Sistem UMKM
Fruits Hut
memiliki
pelayanan kurang
efektif
Method
3
pelayanan yang kurang efektif dan efisien di mana tingkat kebersihan pada
stasiun kerja serta produk yang dihasilkan kurang memuaskan pelanggan
serta kelalaian dari tenaga kerja yang seringkali memberikan pesanan yang
tidak sesuai sehingga membuat pelanggan merasa dirugikan.
4
Berdasarkan tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa blender, mesin press,
chiller, pisau, gelas takar, scoop dan cup merupakan perlengkapan yang
wajib ada pada stasiun kerja Fruits Hut, di mana jumlah dari seluruh
perlengkapan tersebut sudah aktual dan ideal atau sesuai dengan yang
dibutuhkan kecuali gelas takar dan cup. Dua perlengkapan tersebut
jumlahnya masih kurang ideal artinya masih dapat dikurangi atau ditambah
jumlahnya sesuai dengan kebutuhan.
3.4.1 Ringkas
Ringkas merupakan kegiatan membedakan antara yang diperlukan dan
yang tidak diperlukan serta membuang yang tidak diperlukan di tempat
kerja dengan tujuan segala barang yang ada di lokasi kerja hanya barang
yang benar-benar dibutuhkan dalam aktivitas kerja sehingga tidak
mengganggu proses kerja pada stasiun kerja yang ada.
5
Gambar 5 Form Identifikasi Ringkas
3.4.2 Rapi
Rapi merupakan segala sesuatu diletakkan sesuai posisi yang ditetapkan
dengan tujuan memudahkan tenaga kerja dalam mencari serta
menggunakan segala keperluan yang ada pada stasiun kerja sehingga
siap digunakan pada saat diperlukan.
6
Gambar 6 Form Identifikasi Rapih
3.4.3 Resik
Resik adalah menjaga lingkungan kerja dan seluruh item dalam keadaan
baik dan bersih. Resik berarti menjaga agar tempat kerja bersih dan rapi,
serta melakukan pemeriksaan untuk mengetahui kondisi tempat kerja
dan barang dalam keadaan baik dan pada tempatnya.
7
Gambar 7 Form Identifikasi Resik
3.4.4 Rawat
Rawat adalah membuat suatu standar/kondisi yang mendukung untuk
memelihara ketiga komponen 5R, yaitu Ringkas (Seiri), Rapi (Seiton),
dan Resik (Seiso). Rawat berarti memelihara lingkungan yang sudah
bersih dan rapi sepanjang waktu dengan membuat standar prosedur
yang diketahui dan dipahami semua orang.
8
Gambar 8 Form Identifikasi Rawat
3.4.5 Rajin
Rajin dapat diartikan sebagai upaya pembiasaan dalam kegiatan
produksi. Artinya, semua kegiatan 4S yang telah dilakukan mungkin
tidak bertahan lama bahkan mungkin tidak akan pernah terlaksana.
Rajin atau Shitsuke ini merupakan akuntabilitas manajemen melatih
orang agar mengikuti peraturan perawatan ruang kerjanya. Berdasarkan
dari penelitian yang telah dilakukan, pengelola UMKM FruitsHut
sudah memahami konsep shitsuke ini karena sudah melakukan
pekerjaannya dengan benar dan sesuai dengan prosedur kerja yang
berlaku. Kegiatan produksi yang dilakukan berjalan dengan seharusnya
dan tidak melakukan apa yang dapat mengurangi kualitas dari hasil
produk.
9
3.5 Sistem Operabilitas dalam Implementasi (9E-1M)
Sistem Operabilitas 9E-1M merupakan sebuah sistem yang dibuat untuk
menjamin dan meningkatkan efektivitas keberhasilan implementasi program.
Sistem operabilitas 9E-1M dapat digunakan pada berbagai macam program
seperti ergonomi, pemasaran, kualitas jasa, dan rekayasa sistem kerja.
Berdasarkan 9E-1M yang telah dipelajari, kami menerapkan sistem
operabilitas ini menggunakan konsep 9E-1M sebagai berikut.
3.5.1 Ears Up
1. Deskripsi kondisi aktual UMKM Fruits Hut
10
d) Membuat sistem kualitas yang ketat dan jelas untuk memastikan
bahwa Fruits Hut yang dihasilkan memenuhi standar kualitas yang
telah ditetapkan.
e) Melakukan pemeriksaan secara berkala pada hasil produksi.
3.5.2 Engineering
Tahap ini merupakan tahap selanjutnya dalam sistem operasi 9E-1M. Tahap
ini juga merupakan tahapan pembuatan kebijakan. Tahapan dapat dilakukan
dengan:
11
dari setiap caranya baik secara langsung maupun tidak langsung. Sosialisasi
secara langsung merupakan sosialisasi yang melakukan interaksi langsung
kepada individu maupun kelompok, sedangkan sosialisasi tidak langsung
merupakan sosialisasi yang menggunakan media sebagai perantara seperti
poster, spanduk, brosur, radio dll. Sosialisasi secara tidak langsung harus
dirancang dengan menarik dan informatif sehingga dapat menarik rasa
ketertarikan pada tiap individu dan kelompok yang melihatnya. Menurut
Krisnara (2018) poster digunakan untuk mencapai tujuan sebagai berikut.
1. Sasaran pengawasan
Sasaran pengawasan pada UMKM ini adalah Kualitas Produk serta
tenaga kerja yang ada pada UMKM ini.
2. Waktu pelaksanaan
Setiap harinya harus selalu dilakukkan penegakkan hukum, agar semua
kegiatan yang ada pada UMKM berjalan sesuai dengan SOP yang
berlaku.
3. Cara pengawasan
Dalam mengontrol kualitas produk dari usaha Fruits Hut agar dapat
dikonsumsi oleh konsumen dengan baik dan aman, setiap hari pihak
penjual mengecek kualitas dan kuantitas bahan baku dalam pembuatan
Fruits Hut yang ada sehingga konsumen tidak mendapatkan produk
12
yang tidak layak jual. Selain mengontrol kualitas produk, pekerja yang
ada juga harus selalu diawasi.
4. Kemungkinan penyimpangan
Kemungkinan penyimpangan yang ada yaitu pihak penjual tidak
mengontrol produk dan tidak sesuai dengan sop yang telah ada
sehingga, kualitas dan kuantitas produk tidak terkontrol.
5. Tindak lanjut pelanggaran.
Tindak lanjut pelanggaran pada Fruits Hut yaitu penurunan kualitas
produk, sehingga pelanggan dapat menurun dan pendapatannya juga
akan menurun.
6. Ukuran keberhasilan Kualitas produk yang meningkat sehingga
pendapatannya pun meningkat.
1. Sasaran pemberdayaan
Tenaga kerja yang ada pada UMKM Fruits Hut merupakan sasaran
pemberdayaan yang harus diberikan kesempatan untuk berkembang.
2. Cara pemberdayaan
Pemberdayaan bagi para pekerja dapat dilakukan dengan memberikan
pelatihan serta pendidikan yang tepat terkait bidang pekerjaannya demi
meningkatkan kemampuan mereka.
3. Penanggung jawab
Penanggung jawab dari pemberdayaan pekerja ini akan dipegang oleh
pemilik outlet UMKM Fruits Hut.
13
4. Waktu pelaksanaan
Untuk waktu pemberdayaan, baiknya dilakukan pelatihan selama satu
bulan sebelum ditetapkannya menjadi pekerja tetap. Hal ini bertujuan
untuk memastikan bahwa pekerja tersebut benar-benar siap dan mampu
untuk bekerja pada bagiannya
5. Ukuran keberhasilan Ukuran keberhasilan dari hal ini adalah kesiapan
pekerja dalam menjalankan tugasnya, hal ini pasti akan berpengaruh
pada kepuasan pelanggan sehingga pendapatan pun akan meningkat.
1. Penanggung jawab
Penanggung jawab dalam menentukan peran dan tugas pimpinan adalah
pihak UMKM tersebut.
2. Peran dan tugas pimpinan
Pihak kepala franchise bertugas merencanakan, menggerakkan, dan
mengawasi setiap aktivitas dalam organisasi.
3. Waktu pelaksanaan
Dalam menentukan peran dan tugas pimpinan untuk menjaga kebijakan-
kebijakan yang telah disepakati sebaiknya dilakukan sebelum outlet
tersebut dibuka.
14
akan direncanakan serta pimpinan dapat melakukan pengontrolan setiap
minggunya ke UMKM Fruits Hut.
2. Waktu pelaksanaan
Waktu pelaksanaan terkait perbaikan dilakukan setiap 1 minggu sekali
agar sesuai dengan tujuan perusahaan.
3. Ukuran keberhasilan
Ukuran keberhasilan dari standarisasi yang telah ditentukan, yaitu
kualitas produk yang meningkat sehingga pendapatannya pun
meningkat.
15
3.5.9 Evaluating the System
Mengevaluasi sistem adalah proses menilai dan mengukur kinerja suatu
sistem untuk menentukan efektivitasnya. Proses ini melibatkan analisis
input, output, proses, dan hasil sistem untuk menentukan apakah memenuhi
tujuan yang dirancang untuk dicapai. Ini juga melibatkan membuat
perbandingan dengan sistem serupa, mengidentifikasi area perbaikan, dan
membuat rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas sistem.
Tahap Evaluating The System terdiri dari:
1. Sasaran evaluasi
Evaluasi ini diperuntukkan untuk seluruh sistem yang ada di dalam
UMKM FruitsHut ini.
2. Penanggung Jawab
Penanggung jawab evaluasi ini akan dipegang oleh pemilik outlet
UMKM FruitsHut ini.
3. Cara Evaluasi
Evaluasi dapat dilakukan dengan menentukan metrik evaluasi yang
akan digunakan untuk mengukur keberhasilan sistem,
mengumpulkan data atau informasi yang relevan sebagai
pembanding. Selanjutnya, dengan cara membandingkan antara
kegiatan yang telah direncanakan sebelumnya dengan kegiatan yang
berhasil dilakukan.
4. Waktu Pelaksanaan
Evaluasi harus secara rutin dilakukan dengan waktu yang telah
ditentukan, mungkin dalam hitungan minggu, bulan, atau bahkan
hitungan tahun tergantung kebijakan masing-masing.
16
masalah apapun yang muncul di sistem. Ini juga melibatkan memastikan
bahwa semua komponen sistem dipelihara, dipantau, dan diuji dengan
benar. Tujuan dari proses ini adalah untuk memastikan bahwa sistem
berjalan lancar dan efisien dan untuk meningkatkan efisiensi dari waktu ke
waktu. Tahap Maintaining The System and Carrying-Out Continuous
Improvement terdiri dari:
1. Sasaran perawatan
Sasaran perawatan dari sistem produksi FruitsHut pada UMKM ini
adalah alat dan bahan yang digunakan pada UMKM FruitsHut
seperti, Blender,chiller,mesin press, pisau, scoop, gelas takar, frozen
fruits, es batu, dan lain-lain.
2. Cara Perawatan
Cara perawatan alat dan bahan yang ada pada UMKM FruitsHut
yaitu dengan melakukan inspeksi, rekayasa, produksi, administrasi,
dan pemeliharaan agar alat dan bahan yang digunakan tetap terjaga
kualitasnya
3. Penanggung Jawab
Pihak yang bertanggung jawab atas pemeliharaan sistem yang ada
pada UMKM FruitsHut adalah pemilik franchise tersebut.
4. Waktu pelaksanaan
Kegiatan pemeliharaan serta perbaikan pada sistem yang ada pada
UMKM FruitsHut dilakukan secara rutin dilakukan sebelum
membuka outlet.
17
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat kami ambil dari sistem produksi ini adalah sebagai
berikut.
1. Rancangan design perbaikan sistem produksi pada UMKM FruitsHut
yaitu memperbaiki proses bisnis yang ada, seperti menambah alat yang
digunakan pada pembuatan FruitsHut agar penjual dapat membuat Jus
lebih efektif dan efisien.
2. Standarisasi perbaikan yang dipakai pada UMKM FruitsHut
menggunakan konsep 5R, yaitu ringkas, rapi, resik, rawat, dan rajin.
Dengan menggunakan konsep ini penjual dapat lebih mudah untuk
mengimplementasikan pada UMKM FruitsHut.
3. Sistem operabilitas yang dipakai yaitu 9E-1M, di mana terdapat Ears
Up yang didalamnya berisi deskripsi kondisi aktual, estimasi penyebab
dan alternatif solusi. Setelah itu, Engineering, Educating the people,
Enforcing The Law, Empowering The People, Enabling The System,
Engaging The Top Management To The Sistem, Endorsing the
Partners, Evaluating The Sistem, dan Maintaining The Sistem And
Carrying-Out Continuous Improvement. Dengan menggunakan sistem
operabilitas 9E1M dapat meningkatkan efektivitas keberhasilan
implementasi pada UMKM FruitsHut.
4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada sistem produksi ini adalah sebagai berikut.
18
2. Setelah melakukan penelitian ini, diharapkan dapat melalukan analisis
lebih kritis terhadap sistem produksi yang berkaitan sehingga
mempermudah dalam melakukan pembuatan laporan dan
mengimplementasikan kegiatan perbaikan.
19
DAFTAR PUSTAKA
20