Anda di halaman 1dari 25

STUDI PROSES SUATU PRODUK

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Aplikasi Kewirausahaan

DISUSUN OLEH :

Kelompok 9

 Fitri Dwi Nirmanasari 202001500326


 Ria Yustika 202001500250
 Sandra 202001500285
 Rijaldi 202001500272

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat kepada kita semua sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah tentang STUDI PROSES SUATU PRODUK .
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
sumber sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Terlepas dari semua itu kami
menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dalam segi susunan kalimat maupun
tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik
dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah. Akhir kata kami berharap semoga
makalah tentang STUDI PROSES SUATU PRODUK dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca.

JAKARTA, 19 MEI 2023


PENULIS

KELOMPOK 9

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI........................................................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang.................................................................................................................... 1
1.2. Manfaat Masalah ............................................................................................................... 2
1.3. Rumusan Masalah .............................................................................................................. 3
1.4. Tujuan Masalah .................................................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................................... 4
2.1. Pengertian Studi Proses Produksi Suatu Produk.................................................................. 4
2.2 Menyiapkan Pelaksanaan Studi Proses Produksi Suatu Produk …….………………6
2.3. Melaksanakan Studi Bahan Baku, Bahan Pembantu, Produk, Produk Jadi ........................... 7
2.4. Melaksanakan Studi Proses Produk Suatu Produk............................................................. 10
2.5. Menganlisis Hasil Studi ..................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................. 19
3.1. Kesimpulan ...................................................................................................................... 19
3.2. Saran................................................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................ 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Proses produksi secara umum merupakan proses pengolahan bahan baku menjadi
produk jadi. Suatu proses dikatakan efisien dan efektif jika dalam proses tersebut tidak
menghasilkan pemborosan. Perusahaan dalam melakukan proses produksi tidak terlepas dari
pemborosan atau waste yang dapat merugikan perusahaan. Waste dapat didefinisikan sebagai
segala aktivitas kerja yang tidak memberikan nilai tambah (Soenaryo, Rispianda, & Yuniati,
2015).

Proses produksi merupakan kegiatan inti dari suatu perusahaan manufaktur. Dalam
proses produksi, suatu perusahaan dituntut untuk menghasilkan suatu produk berkualitas yang
sesuai dengan keinginan konsumen.Untuk mengadakan kegiatan produksi, maka harus tersedia
bahan baku yang baik dan sesuai dengan kebutuhan produksi perusahaan. Oleh karena itu
penentuan persediaan bahan baku secara efektif dan efisien merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam suatu proses produksi. Persaingan yang ketat antar produsen, terutama yang
memproduksi barang yang sama, mendorong perusahaan untuk bisa bersaing dengan memiliki
keunggulan kompetitif, terutama dalam pemenuhan permintaan pelanggan atau pemberian
pelayanan kepada pelanggan. Pemenuhan kebutuhan pelanggan secara tidak langsung
berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan dan laba perusahaan. Jika permintaan pelanggan
tidak terpenuhi, maka perusahaan akan kehilangan laba saat ini dan laba yang di masa yang
akan datang karena kehilangan pelanggan. Permintaan oleh pelanggan yang terjadi secara
fluktuatif menjadi salah satu masalah yang harus dihadapi oleh perusahaan. Kegiatan
perencanaan dan pengendalian diberlakukan khususnya untuk penyediaan bahan baku.
Perencanaan dan pengendalian dilakukan sedemikian rupa agar dapat melayani kebutuhan
bahan baku dengan tepat dan dengan biaya yang minimal. Selama ini perusahaan pada
umumnya melakukan perencanaan dan pengendalian bahan baku tidak berdasarkan metode
metode yang sudah ada, tetapi hanya berdasarkan dengan pengalaman pengalaman yang
sebelumnya.

Oleh sebab itu sering terjadi kelebihan atau penumpukan bahan baku maupun
kekurangan bahan baku yang dapat menyebabkan pembengkakan biaya. atau terjadi
kekurangan – kekurangan yang dapat menggangu atau menghambat proses produksi dalam
memenuhi permintaan konsumen. Dalam membantu pemecahan masalah diatas, khususnya

1
masalah perencanaan kebutuhan material bahan baku, telah dikembangkan system material
requirement planning (MRP). Dengan menerapkan sistem MRP tersebut diharapkan
pemenuhan kebutuhan material bahan baku dapat dilakuan secara tepat dan penentuan biaya
persediaannya dapat ditetapkan seoptimal mungkin.

Heryanto (1999 : 257) mendefinisikan MRP adalah suatu konsep dalam manajemen
produksi yang membahas bagaimana cara yang tepat dalam perencanaan kebutuhan material
dalam proses produksi, sehingga barang yang di butuhkan dapat tersedia sesuai dengan apa
yang di rencanakan. Moto dari MRP adalah memperoleh material yang tepat, dari sumber yang
tepat, untuk penempatan yang tepat, pada waktu yang tepat.

Menurut Yamit (2001), Material Requirement Planning (MRP) didefinisikan sebagai


suatu alat atau prosedur yang sistematis dalam penentuan kuantitas serta waktu dalam proses
pengendalian kebutuhan barang terhadap komponen-komponen permintaan yang saling
berkaitan (dependent demand items). Permintaan dependent adalah komponen barang akhir
seperti bahan mentah, komponen suku cadang dan sub perakitan dimana jumlah persedian yang
dibutuhkan tergantung (dependent) terhadap jumlah permintaan item barang akhir.

1.2. Manfaat Masalah

Apa saja manfaat yang didapatkan ketika seorang pengusaha atau calon pengusaha
melakukan studi ini?
• Membatasi Risiko Kerugian. Selain terjadi untung, bisnis juga ada dengan risiko
malapetaka. Selanjutnya, para visioner bisnis perlu merencanakan segala sesuatunya
dengan matang agar terhindar dari bahaya kemalangan ini. Dengan mengarahkan studi
kepraktisan ini, visioner bisnis dapat membatasi bahaya kemalangan yang dapat terjadi
dalam bisnis mereka. Terlepas dari apakah suatu bahaya dapat dikendalikan atau yang
bersifat liar.
• Bekerja dengan Perencanaan Bisnis. Saat memimpin ujian kelayakan bisnis, visioner
bisnis akan mendapatkan semua data yang terkait dengan bisnisnya, termasuk manfaat
dan kerugiannya. Dari hasil pengujian, visioner bisnis dapat merancang lebih banyak
tanpa masalah. Tidak hanya itu, para pebisnis juga dapat membuat pengaturan bisnis
yang dapat memberikan keuntungan bagi organisasi.
• Bekerja dengan Pelaksanaan Kerja. Pengaturan yang dibuat dengan tepat akan
mempermudah pelaksanaan sehingga perwakilan memiliki arah dan tetap pada tujuan.
Dengan begitu, strategi marketable dapat berjalan dengan pengaturannya.

2
• Bekerja dengan Pemantauan. Dengan pelaksanaan sesuai rencana yang telah
direncanakan bergantung pada pemeriksaan, maka pengawasan terhadap siklus bisnis
akan semakin berjalan tanpa kendala. Pengawasan ini dilakukan dengan tujuan agar
usaha tetap berjalan sesuai dengan pengaturannya.
• Kesederhanaan Kontrol. Hasil dari penelitian review dapat digunakan sebagai dasar
untuk melihat sudut pandang yang mungkin dapat membawa beberapa masalah dalam
metode bisnis. Dengan begitu, visioner bisnis pasti dapat mengelola dan
mengendalikan masalah ketika itu terjadi.

1.3. Rumusan Masalah

1. Apa saja pengertian Proses Produksi ?


2. Apa Saja Tujuan Proses Produksi ?
3. Bagaimana Jenis Proses Produksi ?
4. Bagaimana Tahapan Proses Produksi ?
5. Bagaimana Analisis Aspek Produksi ?
6. Bagaimana menyiapkan pelaksanaan studi proses produksi suatu produk?
7. Bagaimana melaksanakan studi bahan baku,bahan bantu,produk,bahan jadi?
8. Bagaimana studi proses produk suatu produk?
9. Bagaimana hasil studi ?

1.4. Tujuan Masalah

1. Untuk Mengetahui pengertian proses produksi


2. Untuk Mengetahui Tujuan Proses Produksi
3. Untuk Mengetahui Jenis Proses Produksi
4. Untuk Mengetahui Tahapan Proses Produksi
5. Untuk Mengetahui Analisis Aspek Produksi
6. Bagaimana menyiapkan pelaksanaan studi proses produksi suatu produk?
7. Bagaimana melaksanakan studi bahan baku,bahan bantu,produk,bahan jadi?
8. Bagaimana studi proses produk suatu produk?
9. Bagaimana hasil studi ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Studi Proses Produksi Suatu Produk

Studi proses suatu produk adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk mempelajari dan
menganalisis langkah-langkah yang terlibat dalam produksi produk tersebut. Tujuan dari studi
ini adalah untuk memahami secara mendalam bagaimana produk dibuat, mengidentifikasi area-
area perbaikan, dan meningkatkan efisiensi serta kualitas produksi.

Berikut adalah penjelasan lebih rinci mengenai studi proses suatu produk:

1. Tujuan Studi Proses: Studi ini bertujuan untuk memahami secara menyeluruh
bagaimana produk dibuat mulai dari awal hingga selesai. Anda akan menganalisis
urutan langkah-langkah yang diperlukan, bahan baku yang digunakan, peralatan yang
terlibat, dan teknik yang digunakan dalam proses produksi.
2. Identifikasi Langkah-Langkah Produksi: Studi proses melibatkan pengidentifikasian
dan dokumentasi semua langkah-langkah yang terlibat dalam produksi produk.
Langkah-langkah ini dapat mencakup pemilihan bahan baku, persiapan, pengolahan,
perakitan, pengujian, kemasan, dan distribusi produk.
3. Analisis Efisiensi: Selama studi, Anda akan menganalisis efisiensi dari setiap langkah
produksi. Hal ini meliputi evaluasi waktu yang dibutuhkan, tenaga kerja yang terlibat,
penggunaan peralatan, dan penggunaan bahan baku. Tujuan analisis ini adalah untuk
mengidentifikasi area-area di mana proses produksi dapat ditingkatkan agar lebih
efisien.
4. Identifikasi Tantangan dan Hambatan: Selama studi, Anda akan mengidentifikasi
tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam proses produksi. Ini bisa berupa masalah
dengan peralatan, kelangkaan bahan baku, ketergantungan pada pemasok eksternal,
atau kesalahan yang sering terjadi. Dengan mengidentifikasi tantangan ini, Anda dapat
mencari solusi untuk mengatasi atau mengurangi dampaknya.
5. Evaluasi Kualitas Produk: Studi proses juga melibatkan evaluasi kualitas produk yang
dihasilkan. Anda akan melihat setiap langkah produksi untuk memastikan bahwa
standar kualitas terpenuhi. Jika ada cacat atau masalah kualitas, Anda dapat menelusuri
penyebabnya dan mengidentifikasi perbaikan yang dapat dilakukan.
6. Rekomendasi Perbaikan: Berdasarkan analisis yang dilakukan selama studi, Anda akan
membuat rekomendasi perbaikan untuk meningkatkan proses produksi. Rekomendasi
ini dapat meliputi penggunaan teknologi baru, perubahan dalam urutan langkah-
langkah produksi, pengoptimalan penggunaan bahan baku, atau peningkatan pelatihan
tenaga kerja. Tujuan utamanya adalah untuk meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya
produksi, dan meningkatkan kualitas produk.
7. Pemantauan dan Evaluasi: Setelah perbaikan diterapkan, penting untuk melakukan
pemantauan dan evaluasi terhadap proses produksi yang baru. Amati apakah perubahan
yang dilakukan telah menghasilkan perbaikan yang diharapkan. Perhatikan indikator
kinerja seperti efisiensi waktu, pengurangan biaya, peningkatan kualitas produk, atau
peningkatan produktivitas. Jika ditemukan masalah baru atau kesempatan untuk lebih
meningkatkan proses, Anda dapat melakukan penyesuaian dan perbaikan lanjutan.

4
8. Dokumentasi dan Pelaporan: Selama studi proses, penting untuk mendokumentasikan
semua temuan, analisis, rekomendasi, dan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan.
Buat laporan yang jelas dan terstruktur untuk memaparkan hasil studi kepada pihak
yang terkait, seperti dosen, pengajar, atau tim manajemen. Laporan ini harus mencakup
ringkasan produk, langkah-langkah produksi, analisis data, temuan, rekomendasi, dan
kesimpulan.
9. Berkelanjutan dan Peningkatan: Studi proses produksi bukanlah kegiatan sekali jalan.
Penting untuk memahami bahwa proses produksi terus berkembang dan berubah seiring
waktu. Selalu berupaya untuk memonitor dan meningkatkan proses produksi secara
berkelanjutan. Terus cari inovasi dan peluang perbaikan baru yang dapat membantu
meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keberlanjutan produksi.

Studi proses suatu produk adalah suatu pendekatan yang sistematis untuk memahami dan
meningkatkan proses produksi. Dengan melakukan studi ini, Anda dapat mengidentifikasi
kelemahan dalam proses, mengoptimalkan penggunaan sumber daya, meningkatkan efisiensi,
meningkatkan kualitas produk, dan pada akhirnya, mencapai tujuan kewirausahaan Anda.

Pengertian Produksi

Produksi adalah salah satu tugas utama dari sebuah bisnis. Namun untuk
mencapai hasil akhir dari sebuah produksi, ada proses panjang yang dilakukan
perusahaan hingga akhirnya produk mereka sampai ke tangan konsumen.
Ketika sebuah perusahaan membuat suatu produk atau barang untuk dijual pada
konsumen, mereka akan menggunakan proses yang dikenal sebagai proses produksi.
Proses produksi adalah proses yang melibatkan langkah-langkah yang dimulai dari
tahap input pembuatan produk hingga tahap output saat produk dijual ke pelanggan.
Melalui proses produksi, akan menambah nilai dan kegunaan suatu barang di mata
konsumen. Proses produksi ini juga memungkinkan perusahaan untuk menjual produk
jadi dengan biaya lebih tinggi daripada nilai bahan baku yang digunakan.
Teknik manufaktur yang efisien juga akan memungkinkan produsen untuk
mengambil keuntungan dari skala ekonomi, dan memproduksi lebih banyak unit
dengan biaya lebih rendah. Dalam artikel kali ini, kami akan menjelaskan lebih lanjut
tentang proses produksi beserta tahapan dalam proses produksi.
Secara umum, proses produksi adalah kegiatan produksi yang menggabungkan dari
satu bagian ke bagian yang lain. Artinya, dalam setiap bagian terdapat tahapan yang
perlu dilalui baik itu berupa proses menjadi barang atau berbentuk jasa. Barang adalah
sesuatu yang mudah dipegang secara fisik dan ada jangka waktu. Sedangkan jasa,
sebaliknya. Tidak mampu dipegang secara fisik dan tidak memiliki jangka waktu.

5
Hasil dari proses produksi antara barang dan jasa memang berbeda. Namun,
tujuannya sama yaitu menjadikan sesuatu yang bernilai lebih dari sebelumnya. Selain
itu, bermanfaat tidak hanya untuk pebisnis melainkan pelanggan.

Tujuan Proses Produksi

Agar lebih memahaminya, ada beberapa tujuan dari proses produksi yang perlu Anda
ketahui yaitu:
 Memberikan value terhadap barang atau jasa.
 Mendapatkan keuntungan sehingga berdampak pada kelangsungan bisnis.
 Menggantikan barang atau jasa yang tidak bisa digunakan (rusak) atau
kadaluarsa.
 Memenuhi permintaan pasar, baik itu lingkup domestik maupun internasional.
 Menjaga keberlangsungan bisnis agar tetap survive.
Istilah proses produksi adalah pemrosesan bahan mentah atau bagian menjadi barang
jadi melalui penggunaan alat, tenaga manusia, mesin, dan pemrosesan kimia. Beberapa
tujuan dari proses produksi adalah sebagai berikut:
 Memenuhi kebutuhan manusia dengan cara memudahkan mereka mencapai
kesejahteraan dari ketersediaan barang dan jasa.
 Untuk menjaga kelangsungan hidup dari suatu perusahaan
 Memberikan nilai tambah dan juga manfaat pada suatu barang.
 Untuk memenuhi permintaan pasar, baik dari pasar domestik maupun
internasional.
 Memperoleh keuntungan agar perusahaan dapat mencapai tingkat kemakmuran
yang diinginkan.
 Menghasilkan barang ekspor untuk menambah sumber devisa negara.
 Merangsang tumbuhnya usaha produksi lain sehingga dapat mengurangi jumlah
pengangguran.
 Untuk mengganti produk yang rusak, kedaluwarsa, atau barang yang habis
karena pemakaian.

2.2 Menyiapkan Pelaksanaan Studi Proses Produksi Suatu Produk

Untuk mempersiapkan pelaksanaan studi proses produksi suatu produk dalam matakuliah APK
Kewirausahaan, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

6
1. Tentukan produk yang akan dipelajari proses produksinya. Pilih produk yang sesuai
dengan kepentingan dan tujuan Anda dalam bidang kewirausahaan.
2. Riset dan kumpulkan informasi terkait proses produksi produk tersebut. Cari sumber
informasi yang dapat memberikan pemahaman menyeluruh tentang langkah-langkah,
bahan baku, peralatan, dan teknik yang terlibat dalam produksi produk tersebut.
3. Buat rencana studi yang terperinci. Identifikasi tujuan Anda dalam studi ini dan
tentukan metode yang akan digunakan, seperti observasi langsung di pabrik,
wawancara dengan ahli industri, atau penelitian melalui literatur dan sumber online.
4. Jika memungkinkan, lakukan kunjungan langsung ke pabrik atau unit produksi yang
menghasilkan produk tersebut. Dalam kunjungan ini, amati dan dokumentasikan setiap
tahap produksi, identifikasi peralatan dan teknologi yang digunakan, dan catat
tantangan atau inovasi yang mungkin terjadi.
5. Analisis data dan informasi yang telah Anda kumpulkan. Identifikasi langkah-langkah
kunci dalam proses produksi, evaluasi efisiensi dan efektivitasnya, dan cari peluang
untuk meningkatkan kualitas, produktivitas, atau pengurangan biaya.
6. Buat laporan hasil studi proses produksi tersebut. Sertakan informasi yang relevan,
seperti gambaran umum produk, langkah-langkah produksi, analisis data, rekomendasi
perbaikan, dan kesimpulan.
7. Sampaikan laporan studi proses produksi tersebut dalam format yang sesuai dengan
tuntutan matakuliah. Pastikan laporan Anda jelas, terstruktur, dan dapat dipahami oleh
pembaca.
8. Siapkan presentasi yang ringkas untuk memaparkan temuan dan rekomendasi dari studi
Anda. Gunakan visualisasi yang tepat, seperti grafik atau diagram, untuk membantu
menjelaskan informasi dengan lebih baik.
9. Jangan lupa untuk melibatkan dosen atau pengajar dalam proses penilaian dan umpan
balik terhadap laporan dan presentasi Anda.

Dengan mengikuti langkah-langkah di atas, Anda akan dapat mempersiapkan dan


melaksanakan studi proses produksi pada produk yang dipilih dengan baik dalam matakuliah
APK Kewirausahaan.

2.3 Melaksanakan Studi Bahan Baku, Bahan Pembantu, Produk, Produk Jadi
Studi bahan baku, bahan pembantu, produk antara, dan produk jadi adalah
salah satu tahap penting dalam proses produksi. Studi ini bertujuan untuk memahami
sifat, karakteristik, dan kualitas dari bahan baku, bahan pembantu, produk antara, dan
produk jadi yang akan digunakan dalam proses produksi.
Berikut adalah penjelasan secara rinci mengenai studi bahan baku, bahan pembantu,
produk antara, dan produk jadi:
1. Studi Bahan Baku
Studi bahan baku adalah tahap awal dalam proses produksi. Pada tahap ini,
dilakukan analisis terhadap sifat dan karakteristik fisik, kimia, dan mikrobiologi
dari bahan baku yang akan digunakan dalam proses produksi. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa bahan baku yang digunakan memenuhi standar
kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan.

7
Analisis yang dilakukan pada studi bahan baku meliputi pengujian kadar air,
kadar gula, kadar lemak, kadar protein, kadar serat, pH, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga dilakukan pengujian terhadap kandungan mikroba dalam bahan
baku untuk memastikan bahwa tidak terdapat kontaminasi mikroba yang dapat
mengganggu kualitas produk jadi.
2. Studi Bahan Pembantu
Studi bahan pembantu adalah tahap analisis terhadap bahan-bahan yang
digunakan sebagai bahan tambahan dalam proses produksi. Bahan pembantu
dapat berupa bahan pengemulsi, bahan pengental, bahan pewarna, dan bahan
pengawet. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa bahan pembantu yang
digunakan aman untuk dikonsumsi dan tidak merusak kualitas produk jadi.
Analisis yang dilakukan pada studi bahan pembantu meliputi pengujian
terhadap sifat fisik dan kimia dari bahan pembantu seperti pH, viskositas, dan
kestabilan. Selain itu, juga dilakukan pengujian terhadap kandungan zat-zat
berbahaya yang mungkin terkandung dalam bahan pembantu.
3. Studi Produk Antara
Studi produk antara adalah tahap analisis terhadap produk yang dihasilkan
selama proses produksi dan belum menjadi produk jadi. Tujuannya adalah
untuk memastikan bahwa produk antara memenuhi standar kualitas dan
spesifikasi yang ditetapkan oleh perusahaan.
Analisis yang dilakukan pada studi produk antara meliputi pengujian terhadap
sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi dari produk antara. Selain itu, juga dilakukan
pengujian terhadap kandungan zat-zat berbahaya yang mungkin terkandung
dalam produk antara.
4. Studi Produk Jadi
Studi produk jadi adalah tahap analisis terhadap produk yang telah selesai
diproduksi dan siap untuk dipasarkan. Tujuannya adalah untuk memastikan
bahwa produk jadi memenuhi standar kualitas dan spesifikasi yang ditetapkan
oleh perusahaan serta aman untuk dikonsumsi oleh konsumen.
Analisis yang dilakukan pada studi produk jadi meliputi pengujian terhadap
sifat fisik, kimia, dan mikrobiologi dari produk jadi. Selain itu, juga dilakukan
pengujian terhadap kandungan zat-zat berbahaya yang mungkin terkandung
dalam produk jadi seperti residu pestisida, logam berat, dan sebagainya.

8
Pada tahap ini, juga dilakukan pengujian sensori terhadap produk jadi seperti
uji rasa, aroma, warna, dan tekstur untuk memastikan bahwa produk jadi
memiliki kualitas yang baik dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Dalam
keseluruhan tahap studi bahan baku, bahan pembantu, produk antara, dan
produk jadi, hasil dari analisis akan digunakan untuk menentukan kelayakan
penggunaan bahan baku dan bahan pembantu, menentukan parameter proses
produksi yang optimal, serta menentukan standar kualitas dan spesifikasi
produk jadi. Hasil dari studi ini juga akan menjadi dasar untuk melakukan
pengendalian kualitas dan pengawasan kualitas produk jadi selama proses
produksi.

Jenis Proses Produksi

Dalam jenis proses produksi terbagi menjadi empat jangka waktu yang di antaranya
adalah:
 Produksi dengan Jangka Pendek
Jenis proses yang satu ini tidak akan membutuhkan waktu lama. Bahkan, boleh
dikatakan produk, jika itu barang, adalah sesuatu yang instan. Contohnya adalah
makanan cepat saji, martabak, roti goreng, dan lainnya. Sehingga, konsumen pun bisa
dengan segera menikmati produk tersebut.
 Produksi dengan Jangka Panjang
Jenis proses dengan jangka panjang pasti membutuhkan waktu lama. Hal tersebut dapat
terlihat contoh seperti budidaya durian, kopi dan sejenisnya. Hitungannya tidak hanya
hari atau minggu melainkan bulan.
 Produksi secara Terus-Menerus
Jenis produksi yang dilakukan secara terus-menerus atau berkelanjutan. Sebab, selalu
dibutuhkan oleh manusia. Contohnya seperti produksi kertas, gula, karet, dan masih
banyak lainnya.
 Produksi secara Selingan
Untuk jenis yang satu ini adalah menggabungkan sesama barang jadi. Misal, seperti
produksi motor. Ada yang membuat rangkanya terlebih dahulu. Kemudian, ada yang
menyiapkan mesin, roda, dan sejenisnya. Setelahnya, menggabungkan rangka dengan
mesin sehingga menjadi barang jadi yaitu motor.

9
2.4 Melaksanakan Studi Proses Produk Suatu Produk

Untuk melaksanakan studi proses produksi suatu produk, berikut adalah langkah-langkah yang
dapat Anda ikuti:

1. Tentukan Tujuan Studi: Tentukan tujuan yang ingin dicapai melalui studi proses
produksi. Apakah Anda ingin meningkatkan efisiensi, mengidentifikasi area perbaikan,
meningkatkan kualitas produk, atau mencari peluang untuk mengurangi biaya
produksi? Menetapkan tujuan yang jelas akan membantu Anda fokus pada aspek-aspek
yang relevan selama studi.
2. Identifikasi Produk dan Proses: Pilih produk yang akan Anda studi dan identifikasi
proses produksinya. Pelajari komponen-komponen produk, langkah-langkah produksi,
serta bahan baku dan peralatan yang terlibat dalam proses tersebut. Dapatkan
pemahaman yang mendalam tentang bagaimana produk tersebut dibuat dari awal
hingga akhir.
3. Kumpulkan Data dan Informasi: Lakukan riset dan kumpulkan data dan informasi yang
diperlukan untuk mempelajari proses produksi produk tersebut. Sumber informasi
dapat mencakup dokumentasi internal perusahaan, panduan produsen, literatur teknis,
studi kasus sebelumnya, atau wawancara dengan ahli industri. Pastikan data yang Anda
kumpulkan cukup komprehensif untuk menggambarkan proses produksi secara
menyeluruh.
4. Observasi Langsung: Jika memungkinkan, lakukan observasi langsung di tempat
produksi. Amati dan dokumentasikan setiap langkah produksi, perhatikan alur kerja,
teknik yang digunakan, peralatan yang digunakan, serta keterlibatan tenaga kerja.
Observasi langsung akan memberikan wawasan yang lebih mendalam dan
memungkinkan Anda mengidentifikasi masalah atau tantangan yang mungkin tidak
terlihat dari data sekunder.
5. Identifikasi Masalah dan Tantangan: Analisis data dan informasi yang telah Anda
kumpulkan untuk mengidentifikasi masalah dan tantangan dalam proses produksi.
Perhatikan area-area di mana ada pemborosan waktu, tenaga kerja, bahan baku, atau
sumber daya lainnya. Catat masalah kualitas, kegagalan, atau hambatan yang sering
terjadi selama produksi.
6. Analisis Data: Lakukan analisis terhadap data yang telah dikumpulkan. Identifikasi
langkah-langkah produksi yang kritis, evaluasi efisiensi setiap langkah, dan cari
peluang untuk perbaikan atau pengoptimalan. Gunakan metode analisis yang sesuai,
seperti diagram aliran proses (flowchart), analisis nilai tambah (value stream analysis),
atau analisis waktu siklus.
7. Buat Rencana Perbaikan: Berdasarkan temuan dan analisis Anda, buat rencana
perbaikan yang konkrit dan terarah. Identifikasi tindakan yang dapat dilakukan untuk
meningkatkan efisiensi, mengurangi pemborosan, meningkatkan kualitas, atau
mengatasi masalah yang diidentifikasi. Tetapkan prioritas dan seimbangkan antara
peningkatan operasional dan hasil yang diharapkan.
8. Implementasikan Perbaikan: Terapkan rencana perbaikan yang telah Anda buat.
Koordinasikan dengan tim produksi atau pihak terkait untuk memperkenalkan
perubahan yang diperlukan. Pastikan semua orang yang terlibat memahami tujuan
perbaikan dan prosedur yang harus diikuti. Monitor pelaksanaan perubahan dan
pastikan adanya dukungan yang cukup untuk mengatasi tantangan yang mungkin
muncul selama proses implementasi.
9. Evaluasi dan Pemantauan: Setelah perubahan diimplementasikan, lakukan evaluasi dan
pemantauan untuk mengevaluasi dampak perbaikan yang dilakukan. Amati indikator
10
kinerja yang telah ditetapkan, seperti peningkatan efisiensi waktu, pengurangan biaya,
atau peningkatan kualitas. Jika ditemukan hasil yang positif, terus lanjutkan dengan
implementasi perbaikan pada tingkat yang lebih luas. Jika ada masalah yang muncul,
identifikasi penyebabnya dan cari solusi untuk mengatasi hambatan tersebut.
10. Dokumentasi dan Pelaporan: Dokumentasikan semua langkah yang telah Anda ambil
dalam studi proses produksi, termasuk perubahan yang telah diimplementasikan dan
hasil evaluasi. Buat laporan yang jelas dan terstruktur yang mencakup temuan, analisis,
rekomendasi, serta hasil dari implementasi perbaikan. Pastikan laporan Anda dapat
dipahami oleh pihak yang berkepentingan dan menjelaskan dengan jelas manfaat dari
perbaikan yang dilakukan.
11. Perbaikan Berkelanjutan: Studi proses produksi harus dianggap sebagai langkah awal
dalam perbaikan berkelanjutan. Proses produksi terus berkembang dan berubah seiring
waktu, sehingga penting untuk terus memantau dan mencari peluang untuk
meningkatkan efisiensi, kualitas, dan inovasi dalam produksi. Lakukan pemantauan
rutin, evaluasi periodik, dan terus ajukan saran perbaikan yang baru sesuai kebutuhan.

Dengan melaksanakan langkah-langkah di atas, Anda dapat melakukan studi proses produksi
yang efektif dan mengidentifikasi peluang perbaikan yang signifikan. Melalui peningkatan
proses produksi, Anda dapat meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan
kualitas, dan mengoptimalkan operasi keseluruhan untuk mencapai keberhasilan dalam bidang
kewirausahaan.

Ada beberapa tahapan dalam proses produksi yang perlu Anda ketahui yaitu:
 Konsep
Ide adalah hal penting sebelum memulai membuat sesuatu. Ide perlu dimatangkan dan
kemudian menjadi sebuah konsep. Ketika mampu merancang konsep dengan baik maka
proses menjadi barang atau jasa akan lebih mudah.
 Riset
Ketika selesai merancang konsep maka selanjutnya perlu melakukan riset. Nah, riset
bisa dimulai untuk mengetahui target pasar. Kemudian, melihat siapa saja yang menjadi
kompetitor. Tahu akan kelebihan dan kekurangan komputer. Yang penting juga adalah
bagaimana dengan kebutuhan pasar.
 Pengembangan Desain
Riset sudah selesai, Anda bisa berlanjut kepada pengembangan desain. Jika bisnis Anda
menyasar dalam bentuk barang, Anda perlu menguji desain tersebut. Ketahanan dan
tingkat kadaluarsa. Jika berupa jasa, Anda perlu mengetahui apakah harga yang Anda
putuskan sesuai dengan kehendak konsumen.
 Pengujian Desain
Nah, memasuki pengujian desain, Anda coba melempar ke pasar. Bagaimana
tanggapan konsumen terhadap produk Anda. Apakah banyak yang pro atau kontra?

11
Pengujian ini penting untuk mengukur seberapa penting kualitas produk bisnis kepada
konsumen.
 Perbaikan
Tidak ada proses produksi yang menanggalkan perbaikan. Setiap tahapan pasti akan
ada perbaikan. Dari pengujian desain, Anda akan mengetahui mana yang menjadi
kelemahan dari produk Anda. Apakah dari sisi desain, harga, promosi, atau kualitas
pelayanan.
 Produk Jadi
Setelah melakukan perbaikan, dan tentu saja evaluasi, Anda bersiap untuk melakukan
peluncuran produk jadi. Produk, baik itu barang maupun jasa, harus menyediakan
pemasaran yang baik dan efektif. Misal, memberikan harga promosi hingga batas waktu
tertentu atau 50 konsumen pertama akan mendapatkan harga khusus.
Secara umum, proses produksi ini dibagi menjadi empat tahap. Empat tahap
proses produksi adalah sebagai berikut:
 Perencanaan
Segala sesuatu yang kita lakukan membutuhkan perencanaan. Dari aktivitas spesifik
hingga keputusan untuk melakukan sesuatu yang besar dan berdampak pada hidup
Anda. Itulah mengapa, akan sangat membantu ketika Anda memiliki rencana dalam
tahap produksi agar produksi tidak kehilangan arah atau tujuannya, terutama jika Anda
berkecimpung di industri logistik. Proses perencanaan ini merupakan tahapan awal dan
yang menentukan dari beberapa hal dalam proses produksi. Seperti produk apa yang
akan dibuat, berapa banyak bahan baku yang akan digunakan, berapa biaya yang
dibutuhkan, dan berapa banyak tenaga kerja yang dibutuhkan agar bisa menjalankan
produksi. Setelah itu, perusahaan juga akan mendesain bentuk barang karena
perusahaan membutuhkan informasi dan pengetahuan tentang jenis barang yang akan
diproduksi, kebutuhannya, dan kemampuan perusahaan dalam melakukan kegiatan
produksi untuk membuat perencanaan yang baik.
 Penentuan Alur
Routing atau penentuan alur adalah suatu kegiatan untuk menentukan urutan kegiatan
dari proses produksi. Fokus pada tahap ini, mulai dari pengolahan awal bahan baku,
pembentukan, pemolesan, finishing, dan kontrol kualitas hingga distribusi barang-
barang manufaktur. Pada tahap ini, Anda harus menentukan alur produksi secara akurat
dan efisien agar berjalan sebagaimana mestinya.

12
 Penjadwalan
Proses produksi ini adalah kegiatan untuk menentukan kapan produksi harus dilakukan
setelah alur dibuat. Dalam pelaksanaannya, penjadwalan perlu mempertimbangkan jam
kerja pekerja dan lamanya setiap alur produksi. Dalam praktiknya, jadwal induk akan
dibuat pada tahap ini dan kemudian dibagi atau dipecah menjadi beberapa rencana yang
lebih detail.
 Perintah Memulai Produksi
Dispatching atau perintah untuk memulai produksi adalah kegiatan untuk menentukan
dan menetapkan proses pemberian perintah untuk memulai produksi setelah jadwal
produksi sudah ditetapkan. Dalam tahap ini, akan disertakan hasil dari tahapan-tahapan
sebelumnya. Mulai dari bahan baku, alur produksi, hingga waktu produksi. Jika tahap
ini dapat dilakukan dengan baik, Anda boleh percaya diri bahwa proses akan berhasil.

2. 5 Menganlisis Hasil Studi

Menganalisis hasil studi berarti mengkaji temuan, data, informasi, dan rekomendasi yang
diperoleh selama proses studi. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mendapatkan pemahaman
yang lebih mendalam tentang situasi yang diamati, mengidentifikasi pola, tren, dan korelasi,
serta mengambil kesimpulan yang relevan dari hasil studi tersebut.

Berikut adalah beberapa langkah dalam menganalisis hasil studi:

1. Evaluasi Temuan: Tinjau kembali temuan yang telah ditemukan selama studi.
Identifikasi masalah, tantangan, atau kelemahan yang diungkapkan dalam proses
produksi. Analisis data dan informasi yang terkumpul untuk mendapatkan pemahaman
yang jelas tentang situasi yang diamati.
2. Identifikasi Pola dan Tren: Carilah pola atau tren yang muncul dari data dan informasi
yang diperoleh. Identifikasi hubungan antara variabel-variabel yang diamati, seperti
hubungan antara langkah-langkah produksi dan kinerja produksi, atau korelasi antara
penggunaan peralatan dan efisiensi waktu. Pemahaman ini akan membantu Anda
mengidentifikasi penyebab akar masalah dan peluang untuk perbaikan.
3. Komparasi dengan Standar: Bandingkan temuan studi dengan standar yang telah
ditetapkan, baik itu standar industri, best practice, atau target yang telah ditetapkan
sebelumnya. Evaluasi sejauh mana proses produksi saat ini memenuhi standar yang
diinginkan atau apakah ada ruang untuk peningkatan.
4. Evaluasi Dampak dan Konsekuensi: Tinjau dampak dari masalah yang diidentifikasi
dan tantangan yang dihadapi dalam proses produksi. Evaluasi konsekuensi dari masalah
tersebut terhadap kualitas produk, biaya produksi, efisiensi, kepuasan pelanggan, atau
reputasi perusahaan. Hal ini akan membantu Anda memprioritaskan area yang perlu
diperbaiki dan memperkirakan manfaat yang dapat diperoleh dari perbaikan tersebut.
5. Kesimpulan dan Rekomendasi: Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, buat
kesimpulan yang menyimpulkan temuan dan analisis studi. Identifikasi kekuatan,
kelemahan, peluang, dan ancaman yang terkait dengan proses produksi. Kemudian,

13
buat rekomendasi yang spesifik dan praktis untuk meningkatkan proses produksi,
mengatasi masalah yang diidentifikasi, dan mengoptimalkan hasil yang diinginkan.
6. Komunikasikan Hasil: Sampaikan hasil analisis secara jelas dan terstruktur dalam
bentuk laporan atau presentasi kepada pihak yang terkait, seperti manajemen
perusahaan, tim produksi, atau pihak lain yang berkepentingan. Pastikan informasi
disajikan dengan cara yang mudah dipahami, dan sertakan argumen dan bukti yang
mendukung kesimpulan dan rekomendasi yang Anda berikan.

Menganalisis hasil studi memungkinkan Anda untuk menggali wawasan yang lebih dalam
tentang proses produksi, memahami penyebab masalah, dan mengidentifikasi langkah-langkah
perbaikan yang diperlukan

Dalam proses analisis aspek produksi ada beberapa aspek yang harus di perhatikan oleh
para pebisnis untuk mengetahui seperti apa kelayakan bisnis yang akan di terapkan oleh lpara
pebisnis tersebut. Beberapa unsur dari aspek produksi/operasi yang harus dianalisis yaitu,
mencakup hal-hal sebagai berikut :

1. Lokasi operasi.
Untuk organisasi, area yang paling penting dan produktif harus dipilih, baik untuk
organisasi yang sebenarnya maupun untuk kliennya. Misalnya, dekat penyedia, ke
pelanggan, ke metode transportasi, atau di tengah-tengah ketiganya. Begitu pula dengan
lahan usaha yang harus memikat agar pembeli tetap setia.
2. Volume operasi.
Volume operasi harus relevan untuk menunjukkan potensi dan meminta prakiraan
sehingga tidak ada batas yang berlebihan atau kekurangan. Volume kerja yang tidak
masuk akal akan menimbulkan masalah baru yang kemudian mempengaruhi biaya
barang dagangan yang dijual.
3. Mesin dan peralatan.
Mesin dan peralatan harus sesuai dengan pergantian acara yang inovatif saat ini dan
yang akan datang serta harus disesuaikan dengan area produksi agar tidak terjadi
overabundance limit.
4. Bahan baku dan bahan penolong.
Bahan baku dan bahan penolong serta sumber daya yang diperlukan harus cukup
tersedia. Persediaan tersebut harus sesuai dengan kebutuhan sehingga biaya bahan baku
menjadi efisien.
5. Tenaga kerja.
Berapa jumlah tenaga kerja diperlukan dan bagaimana memenuhi syarat. Jumlah dan
kemampuan perwakilan harus diubah sesuai dengan kebutuhan jam kerja, dan

14
kemampuan kemampuan pekerjaan untuk menyelesaikannya, sehingga lebih tepat,
cepat, dan praktis.
6. Tata letak.
Tata letak adalah tata ruang atau tata letak berbagai fasilitas operasi. Tata letak harus
tepat dan prosesnya praktis sehingga efisien.
 Analisis Dalam Strategi Produksi
 Pemilihan Strategi Produksi
Dalam pemenuhan kebutuhan pasar , kebutuhan dan keinginan konsumen, produsen
melakukan penelitian pasar dan pemasaran. Dari proses penelitian pasar dan
marketinginilah selanjutnya produsen akan menetapkan macam- macam produk yang
akan dibuatserta akan dilakukan pengkajian lebih lanjut yang berkaitan dengan aspek
lainnya.
 Pemilihan dan Perencanaan Produk.
Setelah penelitian pasar dan pemasaran dilakukan sehingga menghasilkan ide,gagasan
dan strategi yang selanjutnya akan dilakukan adalah mengkaji prioritas produkyang
akan diproduk yang dilakukan dengan beberapa tahapan atara lain:
 Penentuan ide produk dan seleksi. Dalam peentuan ide produk dan seleksi ini,
asek pasar dan emasaran yang telahmenghasilkan ide produk yang akan
diproduksi akan menilai apakah perusahaanmampu membuat produk yang telah
direncanakan dengan menggunakansemnber daya yang dimiliki oleh
perusahaan. Dan untuk menilai apakah produkyang direncanakan tersebt akan
menghasilkan keuntungan bagi perusahaan.
 Pebuatan Desain Produk Awal. Dalam membuat desain awal dari produk yang
akan diproduksi dibutuhkan pertibangan beberapa hal dalam desain produk
awal ini seperti manfaat produk yang akan dibuat, fungsi dari barang yang akan
diproduksi, desain dan estetika barang tersebut. Desain produk awal ini akan
dikembangkan lagi menjadi produk yang benar - benar akan diproduksi.
 Pembuatan Prototip dan Pengujian. Maksud dari prototip adalah produk yang
akan diperoduksi diawali denganmemproduksi produk percobaan terlebih
dahulu sebelum akhirnya memproduksiproduk yang akan diproduksi dan
dippasarkan secara besar-besaran. Pembuatan prototip ini dilakukan untuk
menilai apakah produk yang diproduksi tersebut memiliki nilai atau standar
yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkansebelum akhirnya dipasarkan

15
secara besar-besaran. Jika prototip tersebut masih belum memenuhi standar dan
akhirnya akan terciptalah desain produk akhir yang siap untuk di
implementasikan dan dipasarkan secara besar-besaran.
 Implementasi. Pada tahap ini, produk yang sudah diproduksi dan diawarkan
dipasaran dinilaiapakah produk tersebut dpat menghasilkan keuntungan bagi
perusahaan d masa yang akan dating.
 Perencanaan Kualitas.
Perusahaan harus membuat suatu standar atau tolak ukur kualitas dari produk yang
diproduksi. Tolak ukur kualitas produk terdiri dari beberapa dimensi sebagai berikut:
a) Produk Berupa Barang Dimensi dalam kualitas barang dapat dilakukan sebagai
berikut:
b) Performance adalah hal-hal yang berkaitan dengan aspek Fungsional suatu
barang karena aspek ini akan berpengaruh pada pertimbanganpelanggan ketika
akan membeli suat produk.
c) Features adalah aspek yang berguna untuk menambah fungsi dasaryang
berkaitan dengan pilihan produk dan pengembangan dariproduk tersebut.
d) Reliability adalah hal-hal yang berkaitan dengan kemungkinanbarang yang
dhasikan untuk menjalankan fungsinya dalam periodewaktu tertentu.
e) Confermance adalah hal-hal yang berkaitan dengan
f) kesesuaianbarang yang diproduksi dengan spesifikai yang telah ditetapkan oleh
perusahaan dan telah disesuaikan dengan keinginan dan kebutuhan pelanggan.
g) Durability adalah berkaitan dengan umur ekonomis dari barang di produksi
berupa daya tahan barang atau masa pakai dari barangyang dihasilkan.
h) Serviceability adalah berkaitan dengan kecepatan, kompetensi,kemudaan dan
akurasi dalam memberikan layanan untuk perbaikan barang.
i) Aesthetics adalah karakteristik yang berkaitan dengan hal- halestetika dengan
pertimbangan pribadi dan refleksi.
j) Fit and finish adalah berkaitan dengan perasaan pelanggan mengenaikeberadaan
produk yang berkualitas.
 Produk Jasa
Terdapat dimensi dalam menentukan kualitas jasa pada produk jasa
diantaranya:
 Reliability adalah kemampuan memberikan pelayanan dengan yang ditawarkan

16
 Responsiveness adalah respon dari karyawan untuk Membantu pelanggan dan
memberikan layanan
 Assurance adalah pengetahuan karyaean terhadap produk dengantepat,
perhatian, keopanan dalam membberi pelayanan dll.
 Dimensiadalah gabungan dari dimensi kompetensi, kesopanan dan kedibilitas.
 Emphaty adalah perhatian yang diberikan perusahaan kepada pelanggan seperti
kemudahan untuk menghubungi perusahaan,kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kebutuhan da keinginan pelanggan. Dimensi ini adalah gabungan
dimensi akses, komunikasidan pemahaman pada pelanggan.
 Tangibles adalah berkaitan dengan fasilitas fisik perusahaan sepertipenyediaan
tempat parkit, kebersihan dll.
 Analisis Dalam Desain Produksi
1) Pemilihan Teknologi.
Pemilihan teknologi ini berkaitan dengan pemilihan teknologi yang dilakukan
untukmenunjang produksi perusahaan sehingga standar yang diinginkan dapat dipenuhi
danmanfaat ekonomi dapat diraih.
2) Rencana Kapasitas Produksi.
Rencana kapasitas produksi dalam aspek teknik dan tekologi dipengaruhi oleh pilihan
sistem yang diterapkan, antara lain:
 Skala ekonomi Pada skala ekonomi ini kapasitas yang dipilih memiliki biaya
perunit paling rendahnamun waktu pengambilan modalnya berjangka pajang
yang akan berakibat produkmenjadi kurang fleksibel dalam rencana
penyesuaian dengan pelanggan.
 Focused facilities Focused facilities ini muncul karena dalam penerapan skala
ekonomi terdapatkelemahan sehingga dilengkapi pada sistem ini. Pada sistem
ini mempertahankan volumeproduksi yang tinggi dengan penyediaan produk
yang disesuaikan dengan kebutuhan.Dalam perencanaan kapasitas produksi ini
terdapat 2 strategi yaitu strategi ekspansi yang merupakan strategi yang bersifat
proaktif dan strategi wait and see yang dilakukan jikapermintaan produk sudah
benar-benar akan meningkat atau tidak meningkat.
3) Perencanaan Letak Pabrik.
Bagi perusahaan manufaktur, letak pabrik sangat penting untuk dipertimbangan karena
akan berpengaruh pada biaya operasional pabrik dan nantinya akan berpengaruh
terhadap harga di pasar yang tentunya akan mempengaruhi laba yang akan dihasilkan.
17
Faktor utama yang perlu diperhatikan dalam perencanaan letak pabrik ini dilihat dari
sudut pandang studi
kelayakan bisnis adalah letak konsumen potensial, letak bahan baku utama,sumber
tenaga kerja, fasilitas transportasi, sumber daya seperti air, tenaga listrik dll,fasilitas
untuk pabrik lingkungan masyarakat di sekitar pabrik dan peraturan pemerintah yang
berhubungan dengan kawasan. Bagi perusahaan jasa terdapat 2 macam lokasi fasilitas
jasa, pelanggan yang datang ke lokasi fasilitas jasa dan penyedia jasa yang mendatangi
konsumen. Penentu lokasi fasilitas jasa mempertimbangkan jangkauan pelanggan,
tempatparkir dan izin lokasi dari pihak yang berwenang.
4) Perencanaan Tata letak..
Bagi perusahaan manufaktur terdapat tempat yang perlu diatur tata letaknya
diantaranya adalah tata letak pabrik, tata letak kantor, dan tata letak gudang. Letak
darifasilitas harus dikaji agar poses produksi dapat dijalankan secara efektif dan efisien.
Tataletak bagi industri jasa sangat berpengaruh pada persepsi pelanggan atas kualitas
suatu jasa.

18
BAB III
PENUTUP
3.1.Kesimpulan

1. Studi proses produksi suatu produk adalah pendekatan sistematis untuk memahami dan
meningkatkan proses produksi. Melalui studi ini, tujuan utamanya adalah
mengidentifikasi kelemahan dalam proses, mengoptimalkan penggunaan sumber daya,
meningkatkan efisiensi, meningkatkan kualitas produk, dan mencapai tujuan
kewirausahaan.
2. Langkah-langkah dalam melaksanakan studi proses produksi meliputi: menetapkan
tujuan studi, mengidentifikasi produk dan proses, mengumpulkan data dan informasi,
melakukan observasi langsung, mengidentifikasi masalah dan tantangan, menganalisis
data, membuat rencana perbaikan, mengimplementasikan perbaikan, melakukan
evaluasi dan pemantauan, serta mendokumentasikan dan melaporkan hasil studi.
3. Analisis hasil studi melibatkan evaluasi temuan, identifikasi pola dan tren, komparasi
dengan standar, evaluasi dampak dan konsekuensi, serta penarikan kesimpulan dan
rekomendasi. Hasil analisis harus disampaikan secara jelas dan terstruktur kepada pihak
yang terkait untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang tepat dan
implementasi perbaikan yang diperlukan.
4. Dengan memahami dan melaksanakan studi proses produksi secara efektif, dapat
membantu pengusaha mengidentifikasi area perbaikan dalam proses produksi,
meningkatkan efisiensi, mengurangi biaya, meningkatkan kualitas, dan
mengoptimalkan operasi keseluruhan.

3.2. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat dan menambah
pengetahuan pembaca. Khusus teman-teman kelas X6C angkatan 2020. Akan tetapi
Makalah ini masih terdapat banyak kesalahan baik itu kesalahan dalam penulisan
dan kesalahan dalam pembahasan karena kurangnya pengetahuan penulis oleh
karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membanguan
terutama dari dosen pengampu Mata Kuliah Aplikasi Kewirausahaan ibu Nani Al-
Muin, M.A. M.A demi kesempurnaan makalah ini.

19
DAFTAR PUSTAKA

https://www.merdeka.com/jabar/proses-produksi-adalah-serangkaian-tahapan-
dalam-menghasilkan-produk-ini-ulasannya-kln.html
https://runsystem.id/id/blog/proses-produksi/
http://repository.unissula.ac.id/18936/6/BAB%20I_1.pdf
Carlina, M., & Pandoyo. (2020). Studi Kelayakan Bisnis Tour & Travel Pada
PT. Indoloka
Wisata Mandiri. Jurnal Ilmu Administrasi Publik Dan Bisnis, 1(2), 59-79.
Retrieved from http://edu-business.org/index.php/JIAPB/article/view/11
ChoeronawatiA. I., PrayitnoS. B., & Haeruddin. (2019). STUDI
KELAYAKAN BUDIDAYA TAMBAK DI
LAHAN PESISIR KABUPATEN PURWOREJO. Jurnal Ilmu Dan Teknologi
Kelautan
Tropis, 11(1), 191-204. https://doi.org/10.29244/jitkt.v11i1.22522
Gunadi, A., Zulfitria, Z., & Aswir, A. (2019). Studi Kelayakan Taman
Pendidikan Al – Qur’an Sebagai
Sumber Belajar Pendidikan Nonformal. Jurnal Iqra’ : Kajian Ilmu Pendidikan,
4(1), 71 - 86.
https://doi.org/10.25217/ji.v4i1.457
Irham Fahmi, dkk, Studi Kelayakan Bisnis, (Bandung: Alfabeta, 2010).
Jumingan, Studi Kelayakan Bisnis ( Teori dan Pembuatan Proposal Kelayakan
), Jakarta:
Bumi Aksara, 2011.
Kasmir dan Jakfar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Kencana, 2007), Edisi
ke-2.
Kristian, W., & Indrawan, F. (2019). Studi Kelayakan Bisnis dalam Rangka
Pendirian XX
Cafe. Jurnal Akuntansi, 11(2), 379-400.
https://doi.org/10.28932/jam.v11i2.1932
Husein Umar, Studi Kelayakan Bisnis, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama),
ed. 3 revisi, h.
Rofa, I., Meilani, A., Hasibu, N., Nasution, A., & Suhairi, S. (2021). Analisis
Aspek

20
Pemasaran Dalam Studi Kelayakan Bisnis. VISA: Journal of Vision and
Ideas, 1(2), 222-235. https://doi.org/10.47467/visa.v1i2.945
Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis, (Yogyakarta: Andi Offset, 2010).
Sunyoto Danang. 2014. Studi Kelayakan Bisnis. Yogyakarta: CAPS (Center of
Academic
Publising Sevice).
Lilis Sulastri. 2016. Studi Kelayakan Bisnis Untuk Wirausaha. LGM -
LaGood’s Publishing
Ibrahim, Yacob. 2009. Studi Kelayakan Bisnis. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Johan, Suwinto.
2011. Studi Kelayakan Pengembangan Bisnis. Yogyakarta: Graha

21

Anda mungkin juga menyukai