Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PRODUK

DISUSUN OLEH:

SUSANTI

20510024

MANAJEMEN

STAMI/PBI

MURNI SADAR

2022
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang selalu
memberikan kekuatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas Mata
Kuliah Manajemen Operasional ini. Penulisan Tugas ini dibuat sebagai Tugas Semester 4.
Adapun judul Tugas yang dibuat oleh penulis adalah “Perencanaan dan Perancangan Jasa
Produk”.
Dalam penulisan Tugas ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan serta dukungan dari
berbagai pihak kepada penulis. Oleh sebab itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan ucapan Terima Kasih yang tulus kepada:
1. Selaku Dosen Pengajar yang telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam
mengerjakan Tugas ini.
2. Yang teristimewa kedua orang tua dan keluarga penulis yang telah banyak
memberikan dukungan, bimbingan, serta doa restu yang tak terhingga, sehingga
penulis dapat menyelesaikan Tugas ini.
3. Teman-teman setingkat yang juga mengambil mata kuliah ini, yang telah memberi
semangat kepada saya dalam menyelesaikan Tugas ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas ini masih terdapat banyak kekurangan dan
keterbatasan. Oleh sebab itu, jika terdapat kekurangan dan ketidaksempurnaan pada Tugas
ini, saran, kritikan dan masukan untuk kesempurnaan Tugas ini akan sangat bermanfaat di
masa yang akan datang. Semoga Tugas ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai
tambahan informasi bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pematangsiantar, 7 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah.....................................................................................................1

1.2. Tujuan Penulisan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................................3

2.1. Pengertian Rancangan Produk...........................................................................................3

2.2. Proses Perencanaan Produk...............................................................................................5

2.3. Karakteristik Perencanaan Produksi.................................................................................9

2.4. Langkah-Langkah Perencanaan Produksi......................................................................10

2.5. Menetapkan Skala Produksi.............................................................................................13

BAB III PENUTUP...........................................................................................................................18

3.1. Kesimpulan.........................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................iii

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang bergerak dalam
bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu memperoleh
keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan kepada konsumen atas
produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan konsumen menjadi tolak ukur dari
keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan produk yang berkualitas, dan yang
diinginkan oleh konsumen.Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik
untuk diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran.
Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok
pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk. Jika
perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka dapat
dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk menjaring
konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan dimana
strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah perusahaan. Hal ini
juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah serangkaian rancanganbesar yang
menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.”
Sehingga dalam menjalankan usaha kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan
melalui strategi pemasarannya. Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah
yang mampu memberikan pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran
Menurut W.Y.Stanton pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang
berhubungan dengan tujuan untuk merencanakan produk dan menentukan harga sampai
dengan mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses
pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen
Dalam perencanaan suatu produk, perancangan dan desain yang baik sangat
diperlukan untuk menghasilkan suatu produk yang memiliki kualitas yang dapat memenuhi
standar dan spesifikasi produk yang diinginkan. Pada aplikasinya, desain produk adalah suatu
faktor penentu yang signifikan, kurang sempurnanya suatu hasil produk dapat disebabkan

1
oleh desain yang kurang memenuhi spesifikasi perancangannya. Namun dengan adanya
perancangan dan desain maka kekurangan yang terdapat pada suatu produk akan dapat
disimulasikan dan dianalisa dapat dimodifikasi dari gambar atau desain dari produk tersebut
sebelum produk diproses.
Desain produk yang baik harus memenuhi tiga aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.
Selanjutnya aspek-aspek tadi dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam desain, yaitu
desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas korosi, biaya
rendah, serta waktu yang tepat. Untuk iktu dalam mendesain suatu produk harus
memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna
mengetahui secara rinci tantang fungsi produk dapat dilakukan dengan beberapa metode
pendekatan, mulai dari metode yang sederhana hingga yang rumit.

1.2. Tujuan Penulisan


Pada penulisan makalah ini, tentunya mempunyai tujuan sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengertian rancangan produk
2. Mahasiswa mengetahui jenis dan jumlah produk yang akan diproduksi
3. Mahasiswa mengetahui strategi pengenalan dan pengembangan produk baru

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Rancangan Produk


Perencanaan produk adalah proses menciptakan ide produk dan menindaklanjuti sampai
produk diperkenalkan ke pasar. Selain itu, perusahaan harus memiliki strategi cadangan
apabila produk gagal dalam pemasarannya. Termasuk diantaranya ekstensi produk atau
perbaikan, distribusi, perubahan harga dan promosi. Kesuksesan ekonomi suatu perusahaan
manufaktur tergantung kepada kemampuan untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan,
kemudian secara cepat menciptakan produk yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut dengan
biaya yang rendah. Hal ini bukan merupakan tanggung jawab bagian pemasaran, bagian
manufaktur,atau bagian desain saja, melainkan merupakan tanggung jawab yang melibatkan
banyak fungsi yang ada di perusahaan. Metode pengembangan produk berdasarkan kepada
permintaan atau persyaratan serta spesifikasi produk oleh customer adalah metode yang
cukup baik, karena dengan berbasis keinginan customer maka kemungkinan produk tersebut
tidak diterima oleh customer menjadi lebih kecil. Dari sudut pandang investor pada
perusahaan yang berorientasi laba, usaha pengembangan produk dikatakan sukses jika produk
dapat diproduksi dan dijual dengan menghasilkan laba.Namun laba seringkali sulit untuk
dinilai secara cepat dan langsung.
Terdapat 5 dimensi spesifik yang berhubungan dengan laba dan biasa digunakan untuk
menilai kinerja usaha pengembangan produk, yaitu:
1. Kualitas Produk
Seberapa baik produk yang dihasilkan dari upaya pengembangan dan dapat memuaskan
kebutuhan pelanggan. Kualitas produk pada akhirnya akan mempengaruhi pangsa pasar
dan menentukan harga yang ingin dibayar oleh pelanggan.
2. Biaya Produk
Biaya untuk modal peralatan dan alat bantu serta biaya produksi setiap unit disebut biaya
manufaktur dari produk. Biaya produk menentukan berapa besar laba yang dihasilkan
oleh perusahaan pada volume penjualan dan harga penjualan tertentu.
3. Waktu Pengembangan Produk
Waktu pengembangan akan menentukan kemampuan perusahaan dalam berkompetisi,
menunjukkan daya tanggap perusahaan terhadap perubahan teknologi dan pada akhirnya

3
akan menentukan kecepatan perusahaan untuk menerima pengembalian ekonomis dari
usaha yang dilakukan tim pengembangan.
4. Biaya Pengembangan
Biaya pengembangan biasanya merupakan salah satu komponen yang penting dari
investasi yang dibutuhkan untuk mencapai profit.
5. Kapabilitas Pengembangan
Kapabilitas pengembangan merupakan aset yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengembangkan produk dengan lebih efektif dan ekonomis dimasa yang akan datang.
Perancangan dan pembuatan suatu produk baik yang baru atau yang sudah ada
merupakan bagian yang sangat besar dari semua kegiatan teknik yang telah ada. Kegiatan ini
didapat dari persepsi tentang kebutuhan manusia, kemudian disusul oleh penciptaan suatu
konsep produk, perancangan produk, pengembangan dan penyempurnaan produk, dan
diakhiri dengan pembuatan dan pendistribusian produk tersebut.
Di dalam suatu produk yang akan dikembangkan, tiap – tiap elemen suatu produk
mempunyai fungsi – fungsi sendiri. Diantara fungsi – fungsi satu dengan yang lain terkadang
ada saling terkait, sehingga suatu fungsi komponen akan menentukan fungsi komponen
lainnya.
Secara umum penentuan fungsi produk dapat dicari dengan dua langkah, yaitu:
1. Identifikasi dan penyusunan fungsi produk.
2. Pengelompokan fungsi produk.
Proses adalah merupakan urutan langkah-langkah pengubahan sekumpulan input
menjadi sekumpulan output.Proses Pengembangan produk adalah langkah-langkah atau
kegiatan-kegiatan di mana suatu perusahaan berusaha untuk menyusun , merancang, dan
mengkomersialkan suatu produk. Pengembangan produk adalah kegiatan interdisiplin yang
membutuhkan kontribusi hamper semua bagian di perusahaan, namun ada 3 bagian yang
memegang peranan penting, yaitu:
1. Marketing
Fungsi marketing menjadi jembatan antara perusahaan dan pelanggan. Marketing
mengidentifikasi peluang sebuah produk, segmentasi pasar, dan identifikasi kebutuhan
pelanggan. Marketing juga menentukan target harga, memimpin peluncuran dan promosi
produk.
2. Design

4
Fungsi desain memainkan peranan utama dalam menentukan bentuk fisik produk. Fungsi
ini termasuk engineering design (mechanical, electrical, software, dll) dan industrial
design (aesthetics, ergonomics, user interface, dll)

3. Manufaktur
Fungsi manufactur bertanggungjawab untuk mendesain dan mengoperasikan sistem
produksi untuk memproduksi produk. Temasuk dalam fungsi ini adalah purchasing,
distribution, dan instalasi.
Proses perencanaan produk dilakukan sebelum suatu proyek pengembangan produk
secara formal disetujui, sumber daya yang penting dipakai dan sebelum tim pengembang
yang lebih besar dibentuk. Perencanaan produk merupakan suatu kejadian yang
mempertimbangkan portofolio suatu proyek, sehingga suatu organisasi dapat mengikuti dan
menetukan bagian apa dari proyek yang akan diikuti selama periode tertentu. Kegiatan
perencanaan produk menjamin bahwa proyek pengembangan produk mendukung strategi
bisnis perusahaan yang lebih luas dan menentukan:
 Proyek-proyek pengembangan produk apa yang akan dilakukan.
 Kombinasi pengembangan produk (produk baru, produk platform, atau produk
turunan).
 Keterkaitan antar proyek dalam suatu portofolio.
 Waktu dan urutan proyek.
Setiap proyek terpilih dilengkapi dengan tim pengembang produk. Tim ini harus
mengetahui misi proyek sebelum dimulai pengembangan. Misi setiap proyek seharusnya
memuat:
1. Segmen pasar yang dapat dipertimbangkan untuk merancang dan mengembangkan
produk.
2. Teknologi yang digunakan.
3. Target proyek secara finansial.
4. Anggaran dan deadline proyek.

2.2. Proses Perencanaan Produk


Proses perencanaan mempertimbangkan peluang-peluang pengembangan produk, yang
diidentifikasi oleh banyak sumber, mencakup usulan bagian pemasaran, penelitian,
pelanggan, tim pengembangan produk dan analisis keunggulan para pesaing. Rencana produk

5
perlu diperbarui secara berkala agar dapat mengakomodasi perubahan dan perkembangan
yang ada. Untuk mengembangkan suatu rencana produk dan pernyataan misi proyek perlu 5
(lima) tahapan proses:

1. Mengidentifikasi peluang
Peluang-peluang melibatkan beberapa dari 4 (empat) tipe proyek pengembangan
produk, yaitu:
a. Produk baru
b. dari produk yang sudah ada
c. Perbaikan produk yang sudah ada
d. Produk yang pada dasarnya baru
Identifikasi peluang dapat dilakukan dengan cara:
a. Keluhan pelanggan terhadap produk sejenis yang sudah ada
b. Analisa keunggulan dan kelemahan produk pesaing
c. Usulan pelanggan yang dikumpulkan secara otomatis
d. Pertimbangan implikasi terhaadap adanya kecenderungan dalam gaya idup,
demografi dan teknologi untuk kategori yang produk ada dan peluang-peluang
kategori produk baru
2. Mengevaluasi dan Memprioritaskan Proyek
Empat perspektif dasar yang berguna dalam mengevaluasi dan memprioritaskan
peluang-peluang bagi produk baru dalam kategori produk yang sudah ada adalah:
a. Strategi bersaing
Strategi bersaing perusahaan merupakan sebuah pendekatan pasar dan produk
yang mendasar dengan memperhatikan para pesaing. Strategi ini digunakan
untuk memilih peluang. Pada umumnya perusahaan melakukan diskusi pada
tingkat manajemen merupakan sebuah kompetensi strategi dan membantu
dalam bersaing. Beberapa strategi yang mungkin untuk diterapkan:
i. Kepemimpinan yang berbasis pada teknologi
ii. Kepemimpinan berbasis efisiensi biaya
iii. Fokus pelanggan
iv. Produk tiruan
b. Segmentasi pasar

6
Pembagian pasar ke dalam segmen-segmen memungkinkan perusahaan untuk
mempertimbangkan tindakan-tindakan pesaing dan kekuatan produk
perusahaan sekarang berdasarkan kelompok pelanggan yang jelas. Pemetaan
produk-produk pesaing dan milik sendiri dalam segmen-segmen akan
membantu perusahaan dalam memperkirakan peluang produk yang
menyebabkan kelemahan lini produknya dan dan yang memanfaatkan
kelemahan dari penawaran pesaing.
c. Perkembangan teknologi
Dalam bisnis yang sifatnya intensif teknologi, keputusan perencanaanyang
utama adalah penentuan waktu untuk menggunakan teknologi dasar yang baru
dalam lini produk.
d. Perencanaan platform produk
Platform produk merupakan sekumpulan aset yang dibagi dalam sekumpulan
produk. Platform yang efektif dapat memungkinkan variasi turunan produk
untuk dirancang lebih cepat dan mudah, yang setiap produk memberikan ciri-
ciri dan fungsi-fungsi yang diinginkan oleh pasar utama. Keputusan mengenai
platform produk sangat berkaitan dengan usaha pengembangan produk dari
perusahaan dan untuk memutuskan mengenai teknologi mana yang akan
digunakan untuk produk baru. Satu teknik untuk mengkoordinasikan
pengembangan teknologi dengan perencanaan produk adalah peta jalur
teknologi. Peta jalur teknologi merupakan cara untuk menunjukkan
ketersediaan yang diharapkan dan masa depan penggunaan berbagai teknologi
yang relevan untuk produk yang dipertimbangkan.
e. Evaluasi peluang produk baru secara fundamental
Beberapa kriteria untuk mengevaluasi peluang produk baru secara
fundamental adalah:
i. Ukuran pasar (unit/tahun x harga rata-rata)
ii. Tingkat pertumbuhan pasar (persen per tahun)
iii. Intensitas persaingan (jumlah pesaing dan kekuatannya)
iv. Pengetahuan perusahaan mengenai pasar
v. Pengetahuan perusahaan mengenai teknologi
vi. Kesesuaian dengan produk perusahaan lain.
vii. Kesesuaian dengan kemampuan perusahaan.
viii. Menyeimbangkan portofolio proyek pengembangan

7
Metode penyeimbang portofolio akan melibatkan pemetaan portofolio sesuai
dengan dimensi-dimensi yang berguna, sehingga manajer akan mempertimbangkan
implikasi dari keputusan perencanaan. Pendekatan pemetaan yang dikemukakan
Cooper et al (1998) melibatkan dimensi seperti resiko teknis, pengembalian finansial,
daya tarik pasar dan sebagainya.
3. Pengalokasian Sumber Daya dan Perencanaan Waktu
Beberapa pengelakokasi sumber dana dan perencanaan waktu yakni sebagai berikut :
a. Pengelolaan sumber daya
Perencanaan agregat akan membantu perusahaan dalam penggunaan sumber daya
secara efisien dengan mengambil proyek-proyek yang beralasan untuk
diselesaikan berdasarkan sumber daya yang dianggarkan.
b. Penentuan waktu proyek
Penentuan waktu dan urutan proyek harus mempertimbangkan faktor-faktor:
i. Penentuan waktu pengenalan produk
ii. Kesiapan teknologi
iii. Kesiapan pasar
iv. Persaingan dalam penawaran produk.
4. Penyelesaian Perancangan Proyek Pendahuluan
Tahap ini dilakukan setelah proyek disetujui, tetapi sebelum sumber daya
penting digunakan. Kegiatan ini melibatkan tim fungsional silang yang disebut tim
inti. Pada poin ini pernyataan kesempatan yang lebih sesegera mungkin ditulis
kembali sebagai suatu pernyataan visi produk. Sasaran yang terdefinisi dalam
pernyataan visi produk kadang sangatlah umum. Untuk memberikan petunjuk yang
jelas bagi organisasi pengembangan produk, biasanya tim memformulasikan suatu
definisi yang lebih detail dari pasar target dan asumsi-asumsi yang mendasari
operasional tim pengembangan. Keputusan-keputusan mengenai hal ini akan terdapat
dalam suatu pernyataan misi.
a. Pernyataan misi
Pernyataan misi mencakup:
i. Uraian produk ringkas, mencakup manfaat produk utama untuk
pelanggan namun menghindari penggunaan konsep produk secara
spesifik
ii. Sasaran utama bisnis, mencakup waktu, biaya dan kualitas

8
iii. Pasar target untuk produk, mengidentifikasi pasar utama dan pasar
kedua yang perlu dipertimbangkan dalam suatu pengembangan
iv. Asumsi dan batasan, untuk mengarahkan usaha pengembangan
v. Stakeholder, untuk menjamin bahwa banyak permasalahan
pengembangan ditujukan untuk mendaftar secara eksplisit seluruh
stakeholder dari produk. Daftar stakeholder dimulai dari pengguna
akhir dan pelanggan eksternal yang membuat keputusan-keputusan
tentang produk. Daftar stakeholder menyediakan suatu bayangan bagi
tim untuk mempertimbangakn kebutuhan setiap konsumen.
b. Asumsi dan Batasan
Asumsi dan batasan diperlukan agar pengembangan teknis dari produk lebih
terarah. Permasalahan yang perlu dipertimbangkan dalam menyatakan asumsi
dan batasan:
i. Manufaktur, mempertimbangkan kemampuan, kapasitas, dan batasan
operasional manufaktur
ii. Pelayanan, pelayanan pelanggan dan pendapatan pelayanan sangat
menentukan keberhasilan perusahaan, sehingga perusahaan perlu
menyatakan sasaran strategis untuk tingkat-tingkat kualitas pelayanan
iii. Lingkungan, sasarannya adalah bahwa seluruh komponen akan
dimanufaktur kembali atau didaur ulang atau keduanya Sehingga
seharusnya tidak ada komponen yang dibuang pelanggan.
c. Penentuan staf dan kegiatan perencanaan proyek pendahuluan lain.

5. Merefleksikan hasil dengan proses


Langkah terakhir dari perencanaan dan proses strategi, tim seharusnya
menanyakan beberapa pertanyaan untuk memperlirakan kualitas hasil dan proses.
Karena pernyataan misi merupakan pegangan untuk tim pengembangan, suatu reality
check harus dilakukan sebelum melalui proses pengembangan. Langkah awal ini
merupakan waktu untuk perbaikan.

2.3. Karakteristik Perencanaan Produksi


Agar perusahaan lebih fokus terhadap seluruh tingkat produksi, maka perencanaan
produksi dapat diklasifikasikan dalam kelompok produk atau famili (agregat). Mengingat

9
satuan unit yang dipakai dalam perencanaan produksi sangat bervariasi, bergantung dari jenis
produk seperti : ton, liter, kubik, jam mesin atau jam orang. Jika satuan unit sudah ditetapkan,
maka faktor konversi harus ditetapkan sebagai alat komunikasi dengan deperatemen lainnya
(seperti departemen pemasaran dan akuntansi). Selanjutnya satuan unit harus dikonversikan
dalam bentuk satuan rupiah. Disamping itu, satuan unit juga sangat diperlukan untuk
menterjemahkan perencanaan produksi ke jadwal produksi induk produksi.
Perencanaan produksi mempunyai waktu perencanaan yang cukup panjang; biasanya 5
tahun. Rencana ini digunakan untuk perencanaan sumber daya seperti penambahan karyawan
atau pengadaan alat produksi.
Proses peramalan dapat memberikan informasi mengenai besarnya permintaan produk
untuk menunjang penyusunan rencana produksi. Dengan demikian, jastifikasi permintaan
produk dari hasil peramalan dapat disesuaikan dengan kapasitas produksi yang dimiliki. Pada
dasarnya perencanaan produksi adalah upaya menjabarkan hasil peramalan menjadi rencana
produksi yang layak dilakukan dalam bentuk jadwal rencana produksi.

2.4. Langkah-Langkah Perencanaan Produksi


Dari penelitian yang dilakukan baik terhadap proses produksi maupun terhadap produk
yang dihasilkan, langkah selanjutnya adalah tindak-lanjut penelitian dan pengembangan
dengan tahapan:
a. Mencari gagasan, yaitu tahapan dalam mencari gagasan-gagaan baru dalam rangka
pengembangan produk. Gagasan ini dapat berasal dari pasar/konsumen,teknologi
yang ada atau digunakan dan dari pihak ketiga atau para ahli.
b. Seleksi produk, yaitu tahapan untuk memilih gagasan-gagasan yang masuk atau
yang terbaik berkaitan dengan pengembangan produk, sehingga gagasan yang
dimanfaatkan adalah gagasan-gagasan yang tidak akan mengakibatkan perusahaan
mengalami kerugian.
Ada tiga alat yang digunakan untuk menguji pengembangan gagasan, yaitu:
i. Kelayakan finansial
Jika dari hasil perhitungan dengan metode Project Value Indeks, kelayakan
finansial mencukupi maka perusahaan harus segera mengembangkan
produknya/ merevisi produknya agar fungsi yang disampaikan dapat lebih
baik lagi.
ii. Kesesuaian operasi

10
iii. Khusus bagian perusahaan yang telah berproduksi, suatu gagasan yang
memiliki kelayakan finansial bukan berarti dapat langsung dikembangkan.
Apabila operasi dari produk yang akan dikembangkan berbeda dengan produk
yang sudah ada, akan berdampak pada aspek lain, misalnya akan mengubah
layout, menambah biaya dan sebagainya. Oleh karena, itu pengembangan
suatu gagasan tidak hanya ditentukan oleh kelayakan financial melainkan pula
ole kesesuaian operasi.
iv. Potensi pasar
v. Pengembangan suatu gagasan mengenai produk harus ditentukan pula oleh
potensi pasar dari produk tersebut. Oleh karena bila potensi pasarnya belum
jelas maka pengembangan produk tersebut perl dipertimbangkan kembali
sampai potensi pasarnya jelas tahu menguntungkan perusahaan.
Untuk kepentingan pengembangan produk tersebut, maka harus diperhatikan
beberapa faktor, antara lain:
i. Persaingan. Apakah perusahaan pesaing juga telah melakukan pengembangan
produknya? Kalau ya, bagaimana bentuk pengembangan produknya?
ii. Persediaan bahan, baik bahan baku maupun bahan penolong. Apakah bahan
baku dan bahan penolong tersedia dalam jumlah yang cukup untuk jangka
panjang atau justru sebaliknya?
iii. Kualitas produksi yang dinginkan. Apakah perusahaan akanmempertahankan
kualitas produk ataukah akan ada perbaikan kualitas?
iv. Resiko teknik. Apakah dengan pengembangan produk yang direncanakan
berakibat pada proses secara teknis, misalnya perlunya mesin atau peralatan
yang baru atau tenaga ahli yang baru?
v. Volume penjualan yang diharapkan. Apakah dengan pengembangan produk
dapat meningkatkan volume penjualan atau apakah perusahaan sudah pas
dengan volume penjualan yang telah dicapai?
vi. Strategi perusahaan. Apakah perusahaan telah siap dengan strategi tertentu
dalam upaya pengembagan produk dan mempromosikannya, dalam bentuk
yang bagaimana?
Faktor-faktor di atas harus mendapat perhatian dari pihak perusahaan, agar rencana
pengembangan produk benar-benar mendatangkan keuntungan sesuai yang
diharapkan dan bukan sebaliknya yang justru berakibat perusahaan mengalami
kerugian. Dengan demikian, pengembangan produk harus dilakukan dengan

11
pertimbangan dan perhitungan rasional-ekonomis (motif ekonomis), bukan hanya
sekedar didorong oleh keinginan agar dianggap sebagai perusahaan yang maju atau
karena faktor prestise (motif psikologis).
c. Desain produk pendahuluan, bahwa sebelum ditetapkan desain produk/jasa yang
akan dikembangkan ada beberapa hal yang harus dilakukan perusahaan/wirausaha
yaitu:
i. Penentuan bentuk serta fungsi produk bar yang akan diproduksi
ii. Pemilihan bahan yang akan digunakan dengan mempertimbangkan:
1) Kebutuhan jenis (spesifikasi) produk atau bagian dari produk
2) Harga dari bahan yang akan digunakan
3) Biaya pemrosesan bahan atau biaya proses produksi.
iii. Kesempatan diversifikasi
Yaitu peluang untuk menambah atau memperbanyak jenis produk yang akan
dihasilkan. Misalnya:
 Dari hanya menghasilkan produk jasa angkutan, ditambah dengan produk
jasa cuci mobil/motor.
 Dari hanya menghasilkan mesin pemotong rumput, ditambah dengan
menghasilkan pula mesin penggiling rumput untuk makanan ternak. Dan
sebagainya.
Bila telah diputuskan produk mana yang akan dikembangkan atau dihasilkan, maka
tahap berikutnya adalah membuat desain produk pendahuluan, yaitu desain dari
produk-produk yang terpilih untuk dikembangkan atau diproduksi. Desain produk
pendahuluan yang kemudian dikembangkan ke dalam prototype-nya diperlukan agar
sebelum produk tersebut diproduksi, selain benar-benar sudah memenuhi standar yang
ditetapkan (baik standar bahan maupun standar kualitas), juga harus sesuai dengan
permintaan pasar/konsumen.
Ada tiga faktor yang harus dicantumkan dalam desain produk pendahuluan ini, yaitu:
a. frekuensi kerusakan komponen (reability)
b. kemudahan untuk pemeliharaan dan perbaikan (maintainability)
c. umur produk
d. Pengujian, yaitu dimaksudkan untuk menguji apakah produk layak dikembangkan
atau tidak, baik dilihat dari potensi pasar atau konsumen maupun secara teknik dari
produk tersebut.

12
e. Desain akhir, bahwa apabila hasil pengujian produk tersebut layak untuk
dikembangkan, maka dibuatlah disain akhir. Bila dari pengujian ada perbaikan-
perbaikan, maka sebelum diproduksi, perlu dibuat prototype baru untuk diuji
kembali sampai produk tersebut lols uji secara teknik maupun potensi pasar.

2.5. Menetapkan Skala Produksi


Apabila telah ditetapkan jenis produk yang akan dihasilkan, maka langkah selanjutnya
adalah menetapkan skala produksi, yaitu meliputi:
a. Penetapan waktu, yaitu kapan kegiatan proses produksi akan dilakukan
b. Penetapan kuantitas produk, yaitu berupa jumlah (volume) produk yang akan
dihasilkan
c. Menghitung keperluan biaya, yaitu berapa besar jumlah biaya yang dibutuhkan
d. Penetapan jumlah tenaga kerja yang diperkerjakan
e. Penetapan peralatan apa saja yang akan digunakan.
f. Penetapan persediaan bahan baku yang optimal yang sesuai dengan kebutuhan.
Dalam implementasinya, perencanaan produksi setidaknya memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Tahap-tahap penetapan skala produksi
Ada beberapa tahapan yang harus dilakukan dalam menetapkan skala produksi, yaitu:
i. Routing, yaitu tahap menetapkan dan menentukan urutan-urutan proses
produksi dari hahan baku sampai menjadi barang jadi, termasuk di dalam
tahap ini adalah penyusunan alat-alat/fasilitas yang diperlukan dalam proses
produksi.
ii. Scheduling, yaitu tahap menetapkan dan menentukan jadwal kegiatan operasi
proses produksi, sebagai satu kesatuan dari keseluruhan kegiatan produksi.
iii. Dispaching, yaitu tahap menetapkan dan menentukan proses pemberian
perintah untuk mulai melakukan kegiatan proses produksi sesuai dengan
routing dan scheduling.
iv. Follow-up, yaitu tahap menetapkan dan menentukan berbagai kegiatan agar
tidak terjadi penundaan dan mengkoordinasi seluruh perencanaan kegiatan
proses produksi.
b. Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam menetapkan skala produksi
Dalam menetapkan skala produksi, seorang wirausaha atau manajer produksi harus

13
memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:
i. Skala produksi harus sesuai dengan tujuan perusahaan atau tujuan usaha,
artinya jangan sampai tujuan perusahaan harus diubah disesuaikan dengan
skala produksi yang terlanjur telah ditetapkan.
ii. Memperhatikan prinsip praktis dan kesederhanaan, artinya skala produksi
harus mudah dilaksanakan oleh siapa pun dan bersifat sederhana.
iii. Skala usaha bermanfaat dalam memberikan analisis dan klasifikasi mengenai
kegiatan proses produksi.
c. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam skala produksi.
Dalam menetapkan skala produksi, perusahaan harus mempertimbangkan faktor-
faktor berikut:
i. Sifat proses produksi
Telah diuraikan sebelumnya mengenai perencanaan produksi. Apabila
berbicara mengenai perencanaan produksi, maka sekaligus juga membicarakan
masalah pemilihan proses produksi, yaitu pemilihan proses produksi antara
proses produksi atas dasar pesanan (job order) dan produksi massal (mass
production).
1) Produksi atas dasar pesanan (job order)
Jika perusahaan menggunakan proses produksi atas dasar pesanan, maka
baik spesifikasi (jenis) maupun jumlah (kuantitas) produk didasarkan atas
pesanan yang masuk sesuai dengan permintaan pihak pemesan. Produksi
atas dasar pesanan memiliki ciri utama:
 Produk tidak dijual secara bebas di pasar (given market) Produk
hanya diproduksi dalam jumlah terbatas atau sejumlah pesanan,
sehingga tidak dijual secara bebas di pasar-pasar
 Perusahaan tidak perlu mengadakan persediaan (zero inventory)
Karena memproduksi sebanyak yang dipesan, maka jumlah produksi
selalu habis terjual. Oleh karena itu, perusahaan tidak perlu memiliki
persediaan, perusahaan baru akan memproduksi bila ada pesanan dari
pelanggan/ konsumen.
2) Produksi massa (mass production)
Jika perusahaan menggunakan proses produksi massa, maka baik jenis
maupun jumlah produksi tidak didasarkan atas pesanan, melainkan atas

14
apa yang diputuskan perusahaan. Biasanya didasarkan atas pertimbangan
volume produksi dan volume penjualan sebelumnya atau atas dasar
pertimbangan pihak-pihak tertentu (misalnya tenaga penjual, manajemen
perusahaan, ekspert atau pihak lainnya). Produksi massa memiliki ciri
utama:
 Produk dihasilkan dalam jumlah besar (produksi besar-besaran)
 Tujuan produksi adalah untuk menguasai pasar
 Produk dijual di pasar bebas (free market)
 Variasi produk kecil
 Harus ada persediaan untuk memenuhi permintaan pada masa tunggu
(lead time)
Keputusan untuk memilih apakah perusahaan akan melakukan proses produksi
pesanan atau produksi massa, sangat tergantung pada kemungkinan keuntungan yang
akan diraih perusahaan, khususnya dilihat dari penguasaan pasar. Untuk memilih
proses produksi massa, maka perusahaan terlebih dahulu perlu melakukan analisis
pasar tentang situasi dan kondisi pasar khususnya untuk melihat pesaing. Hal ini
diperlukan untuk menyusun peramalan penjualan, yaitu perkiraan tentang penjualan
barang hasil produksi pada masa yang akan datang.
Perusahaan dapat memilih salah satu atau kombinasi dari kedua proses produksi
tersebut, yaitu disamping menjalankan proses produksi massa pada suatu lini produk
tertentu perusahaan juga menerima pesanan khusus (job order) untuk lini produk
lainnya, khususnya bagi perusahaan yang telah lama berkiprah atau telah memiliki
pengalaman produksi dan penjualan. Sedangkan, bagi perusahaan yang baru atau
wirausaha baru melakukan produksi atas dasar pesanan masih sulit dilakukan karena
belum dikenal. Contoh persoalan sebuah perusahaan memproduksi secara massal
kemeja pria dewasa dengan ukuran umum S, M, dan L. Namun, perusahaan juga
memproduksi kemeja atas dasar pesanan, misalnya kemeja dengan desain khusus
sesuai permintaan konsumen, kemeja dengan ukuran extra, dan sebagainya.

d. Jenis dan mutu produk yang akan diproduksi


Perusahaan perlu mempertimbangkan jenis dan mutu produk yang akan diproduksi,
yaitu:
i. Sifat produk, apakah termasuk barang habis pakai (undurable goods) atau

15
apakah barang than lama (durable goods)
ii. Kegunaan produk, apakah termasuk barang konsumsi (consumer's goods) atau
barang produksi (producer's goods)
iii. Pembiayaan, apakah produk tersebut tergantung pada biaya satuan atau biaya
total
iv. Sifat permintaan, apakah produk tersebut diproduksi atas permintaan musiman
atau rutin.
e. Pola/Kebijakan Produksi
Pola produksi menyangkut masalah mengenai pendistribusian produksi untuk masa
produksi tertentu (biasanya satu tahun) ke dalam periode yang lebih kecil (misalnya
tengah tahunan, triwulan atau bulanan). Pola produksi diperlukan perusahaan yang
sering kali mengalami fluktuasi penjualan produk yang berakibat berfluktuasinya
persediaan awal dan persediaan akhir produk. Ada tiga macam pola/kebijakan
produksi yang dikenal, yaitu:
i. Pola produksi konstan
Pola yang dimaksud yaitu distribusi produk dari tahunan ke bulanan yang relatif
sama besar (konstan) setiap bulannya. Dengan pola seperti ini, maka akan
terdapat atau terjadi persediaan. Dengan adanya persediaan, maka kekurangan
dan kelebihan penjualan akan diseimbangkan oleh kelebihan dan kekurangan
persediaan yang dimiliki. Contoh, Jumlah produksi setiap bulan sebanyak 1.500
unit. Misalnya, Bulan Juni terjual sebanyak 1.350 unit, berarti perusahaan
memiliki persediaan sebanyak 150 unit. Bulan Juli perusahaan mampu menjual
sebanyak 1.600 unit, padahal perusahaan hanya memproduksi sebanyak 1.500
unit. Kekurangan barang produksi ditutupi atau diseimbangkan dari persediaan
bulan sebelumnya (150 unit), berarti perusahaan mash memiliki persediaan
sebanyak 50 unit. Dan seterusnya, kekurangan atau kelebihan barang penjualan
diseimbangkan oleh kelebihan atau kekurangan persediaan, kecuali untuk
keadaan tertentu, misalnya saat terjadi permintaan besar-besaran.
ii. Pola produksi bergelombang
Pola yang dimaksud yaitu distribusi produk tahunan ke bulanan, dengan jumlah
produksi dari bulan ke bulan tidak sama bear tergantung pada besar kecilnya
penjualan. Dengan pola produksi demikian, maka di samping jumlah produk
yang diproduksi akan naik turun, juga berakibat pada kondisi persediaan relatif
stabil. Bila penjualan naik maka produksi akan naik pula. Sedangkan, bila

16
penjualan turn maka produksi akan turun pula. Misal, jumlah produksi suatu
perusahaan sebanyak 1.500 unit dengan persediaan sebanyak 100 unit. Bulan
Juni diperkirakan penjualan sebanyak 1.800 unit, maka perusahaan akan
memproduksi sebanyak 1.800 unit. Bulan Juli diperkirakan penjualan sebanyak
1.600 unit, maka perusahaan akan memproduksi sebanyak 1.600 unit. Dengan
demikian, maka persediaan akan relatif stabil = 100 unit.
iii. Pola produksi moderat
Yaitu distrubusi produk tahunan ke bulanan, dengan jumlah produksi dan
persediaan yang berubah-ubah tergantung pada nai turunnya penjualan. Artinya,
naik turunnya penjualan akan berakibat langsung pada naik turunnya baik
produksi maupun persediaan. Misalnya, jumlah produksi suatu perusahaan
sebanyak 1.500 unit dengan persediaan sebanyak 100 unit. Bulan Juni produksi
sebanyak 1.600 unit dan penjualan sebanyak 1.400 unit, maka persediaan
menjadi 300 unit. (1.600 + 100 - 1.400 = 300 unit). Bulan Juli produksi
sebanyak 1.300 unit dan penjualan sebanyak 1.000 unit, maka persediaan
menjadi 600 unit. (1.300 + 300 - 1.000 = 600 unit). Dan seterusnya, seperti itu.
Jumlah produksi dan persediaan tidak stabil atau berfluktuasi seiring dengan
fluktuasi penjualan.
Dari ketiga pola atau kebijakan produksi di atas, kebijakan atau pola produksi konstan
memiliki keunggulan karena pola produksi konstan atau stabil in memiliki 3
keuntungan, yaitu:
i. Penggunaan fasilitas pabrik yang lebih baik
a. Mengurangi kapasitas yang diperlukan untuk musim ramai
b. Menghindari kapasitas menganggur pada sat musim sepi
ii. Stabilitas tenaga kerja
a. Memperbaiki moral dan meningkatkan efisiensi tenaga kerja
b. Mengurangi perputaran tenaga kerja
c. Menarik tenaga kerja yang lebih terampil dan berpengalaman
iii. Pembelian bahan baku yang lebih ekonomis sebagai akibat:
a. Mengurangi biaya latihan tenaga kerja baru
b. Tersedianya bahan baku secara merata
c. Diperolehnya potongan pembelian
d. Kebutuhan modal yang merata
e. Penyederhanaan masalah penyimpanan

17
f. Mengurangi risiko persediaan.

18
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Dalam konsep pemasaran modern banyak perusahaan yang mengacu pada bauran
pemasaran di dalam merancang program pemasarannya. Bauran pemasaran yang terdiri dari
produk, harga, promosi dan saluran distribusi mempunyai peranan yang sangat penting guna
mensukseskan program pemasaran dari suatu perusahaan. Dengan melakukan perencanaan
terhadap empat bauran pemasaran diharapkan perusahaan dapat merumuskan program
pemasaran yang tepat bag produk yang akan ditawarkan kepada konsumen.
Perencanaan produk yang dihasilkan oleh perusahaan harus benar- benar sesuai
dengan kebutuhan konsumen. Selain itu, produk yang dihasilkan harus mencerminkan
kualitas yang baik. Hal tersebut agar sesuai dengan tujuan perusahaan yang mana produk
yang dihasilkan dapat diterima dan sesuai dengan kebutuhan konsumen dan dapat
memuaskan konsumen. Karena produk merupakan titik sentral dari kegiatan pemasaran,
keberhasilan suatu perusahaan dapat diketahui dari respon yang ditunjukkan ole konsumen.
Pada situasi persaingan dan perubahan yang bergerak begitu cepat ini perusahaan
ditekan oleh faktor-aktor eksternal seperti perubahan teknologi, ekonomi, sosial kultural dan
pasar. Di sisi lain, secara internal perusahaan menghadapi perubahan organisasi yang tak
kalah peliknya, seperti masalah budaya perusahaan, struktur, karyawan, pemegang saham.
Dalam situasi seperti in konsep pemasaran tidak lagi cukup hanya berbicara tentang
penjualan, periklanan atau bahkan konsep bauran pemasaran 4P (product, place, pricing, dan
promotion). Pemasaran harus dilihat sebagai suatu konsep bisnis strategi (strategic business
concept). Artinya pemasaran tidak lagi sekadar marketing saja, melainkan harus
diintegrasikan dengan strategi perusahaan secara keseluruhan.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alex S. Nitisemito, Marketing, Ghalia Indonesia, Jakarta, 1984;


Basu Swastha D.H. [dan] Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Liberty Yogyakarta,
1990;
Barry Berman [and] Joel R.Evans, Retail Management. A Strategic Approach, Prentice Hall,
New Jersey, 1998;
Dilworth, James B. 1992. Operations Management: Design, Planning, and Control for
Manufacturing and Services. McGraw Hill.
Fogarty, Hoffmann, dan Stonebroker. 1989. Production and Operations management
SouthWestern Publishing.
Manahan P.Tampubolon, 2004, Manajemen Operasional, Jakarta: Ghalia Indonesia
Manullang, 1971, Dasar-Dasar Manajemen, CV Amanlaham, Medan
Murdifin Haming dan Mahfud Nurjamuddin. 2011, Manajemen Produksi Modern, Bumi
Aksara edisi kedua.
http://lestachi.blogspot.com/2013/04/perencanaan-dan-perancangan-produk.html
http://file2shared.wordpress.com/perencanaan-produk/

iii

Anda mungkin juga menyukai