Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

MANAJEMEN OPERASIONAL
“DESIGN OF GOODS AND SERVICES”

Dosen Pengampu:
RIO JONNES MARTAHAN MARPAUNG S.E., M.M

Disusun oleh:
HARIATI PRATIWI (2202110192)
NOVRITA RAHMA SARI (2102111563)
SYAKIRA SYAFIA A’IZZA (2202110692)
ULVIA NUR’AINI (2202110379)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam memenuhi persyaratan
dalam mata kuliah Manajemen Operasional yang diampu oleh bapak Rio Jonnes
Martahan Marpaung S.E., M.M yang kami hormati.

Tema makalah ini adalah Design of goods and services. Topik ini sangat
relevan dengan kehidupan sehari-hari, mengingat pentingnya terhadap perusahaan
untuk masa depan. Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang desain produk dan jasa. Kami juga berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber informasi yang
berguna bagi pembaca.

Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Pekanbaru, 16 Oktober 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II .................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN .................................................................................................... 3

2.1 Proses Pemilihan Produk ............................................................................... 3

2.2 Menghasilkan Produk Baru ........................................................................... 5

2.2.1 Siklus Kehidupan Produk ....................................................................... 6

2.2.2 Proses Menghasilkan Produk Baru ......................................................... 8

2.2.3 Perencanaan Produk Baru ....................................................................... 9

2.2.4 Proses Pengembangan Produk ...............................................................11

2.3 Permasalahan Desain Produk ...................................................................... 13

2.4 Persaingan Berdasarkan Waktu ................................................................... 14

2.5 Desain Jasa .................................................................................................. 15

BAB III ................................................................................................................. 19

PENUTUP ............................................................................................................ 19

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 19

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Produk adalah barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual oleh
perusahaan kepada konsumennya. Agar barang dan jasa dapat dinikmati atau
diperoleh oleh konsumen, maka diperlukan desain produk dan pemrosesan
produk tersebut dalam proses industri. Proses industri harus dipandang sebagai
suatu siklus yang berupaya secara terus-menerus atau berkesinambungan
(continous improvement) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Siklus
proses produksi dimulai dari riset pasar untuk mengetahui kebutuhan
konsumen. Selanjutnya dari riset pasar diperlukan perancangan produk dan
perancangan proses produksi. Perancangan produk atau dapat dikatakan sebagai
desain produk juga membawa konsekuensi pada perancangan proses
produksinya sehingga diperlukan mesin-mesin dan sparepart atau suku cadang
mesin agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar.

Desain produk dan jasa merupakan salah strategi yang sangat


penting dalam operasional persahaan. Hal ini karena desain produk dan jasa
sangat berhubungan erat dengan kepuasan konsumen. Dengan adanya desain
produk dan jasa dapat meningkatkan kepuasan dan penilaian konsumen
terhadap produk dan jasa yang diproduksi perusahaan Menggunakan strategi
desain produk dan jasa masyarakat tidak hanya mendapatkan sisi manfaat dari
sebuah produk tetapi juga mendapatkan nilai estetika atau keindahan dari
sebuah produk dan jasa.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pemilihan produk dan jasa?


2. Bagaimana menghasilkan produk baru?
3. Apa saja permasalahan desain produk?
4. Apa itu persaingan berdasarkan waktu?
5. Apa itu desain jasa?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui proses pemilihan produk dan jasa


2. Mengetahui cara menghasilkan produk baru
3. Mengetahui apa saja permasalahan desain produk
4. Mengetahui strategi persaingan berdasarkan waktu
5. Mengetahui definisi desain jasa

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Pemilihan Produk

Pemilihan produk atau jasa adalah proses menentukan pilihan


produk atau jasa untuk dapat ditawarkan kepada pelanggan atau klien. Sebagian
besar produk memiliki siklus hidup yang terbatas dan bahkan dapat diprediksi,
maka perusahaan harus terus mencari produk baru. Poduk baru untuk dirancang,
dikembangkan, dan dibawa ke pasar. Manajer operasi menekankan komunikasi
yang kuat antara pelanggan, produk, proses, dan pemasok yang menghasilkan
tingkat keberhasilan yang tinggi untuk produk baru. Pentingnya produk baru
tidak dapat diremehkan, karenaperusahaan menghasilkan sebagian besar
penjualan mereka dari produk yang berusia kurang dari 5 tahun.

Kebutuhan akan produk baru adalah menjadi alasan dalam


pengembangan produk agar penjualan produk yang tinggi akan terus berlanjut
dengan terus berinovasi dan penambahan dan penyempurnaan produk tersebut.
Meskipun upaya terus-menerus untuk memperkenalkan produk baru yang
layak, banyak produk baru yang tidak berhasil. Pemilihan produk, pendefinisian
produk, dan desain produk sering dilakukan ratusan kali untuk setiap produk
yang sukses secara finansial. DuPont memperkirakan dibutuhkan sejumlah 250
ide untuk dapat menghasilkan satu ide produk yang dapat dipasarkan ke
pelanggan. Manajer operasi dan organisasi Perusahaan mereka membangun
budaya untuk menerima risiko dan mentolerir kegagalan dari produk yang
dipasarkan. Mereka belajar mengakomodasi gagasan produk baru dalam jumlah
besar sambil mempertahankan aktivitas produksi yang sudah menjadi
komitmen mereka.

Produk-produk dalam siklus hidup produk yang dilahirkan dapat


mengalami hidup dan mati dan bisa dikesampingkan oleh masyarakat yag
berubah. Hal ini mungkin sangat membantu dalam memikirkan siklus hidup

3
produk yang dibagi menjadi empat fase. Tahapan siklus produk tersebut adalah
pengenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan.

1. Fase Pengenalan
Karena produk dalam tahap pengenalan dan masih disesuaikan
untuk pasar, seperti juga teknik produksinya, mereka mungkin memerlukan
pengeluaran lain-lain untuk penelitian, pengembangan produk, modifikasi
dan peningkatan proses, dan pengembangan pemasok. Misalnya saja saat
iPhone pertama kali diperkenalkan, fitur-fiturnya diinginkan oleh publik
masih ditentukan. Pada saat yang sama, manajer operasi juga masih
mencari-cari teknik yang terbaik dalam pembuatan produk.

2. Fase pertumbuhan
Dalam fase pertumbuhan, desain produk mulai stabil, dan prakiraan
kebutuhan kapasitas yang mengakomodasi peningkatan permintaan produk
yang mungkin diperlukan.

3. Fase kematangan
Pada saat suatu produk pada fase matang, persaingan sudah mapan.
Volume produksi sudah tinggi dan produksi yang inovatif mungkin dapat
sesuai. Peningkatan pengendalian biaya, pengurangan opsi, dan pengupasan
lini produk mungkin efektif atau diperlukan untuk dapat profitabilitas dan
pangsa pasar yang bagus.

4
4. Fase penurunan
Manajemen mungkin harus tegas dengan produk yang hidupnya
siklus sudah berakhir. Produk yang sekarat biasanya adalah produk yang
buruk untuk menginvestasikan sumber daya dan manajerial. Kecuali jika
produk yang sekarat memberikan kontribusi yang unik bagi reputasi
perusahaan atau lini produknya atau dapat dijual dengan kontribusi yang
sangat tinggi, maka produksi produk tersebut harus dihentikan.Manajer
operasi yang efektif akan memilih item-item yang menunjukkan produk
menjanjikan.
Analisis produk berdasarkan nilai mencantumkan produk dalam
urutan menurun dari kontribusi keuntungan masing-masing produk kepada
perusahaan. Ini juga mencantumkan total kontribusi keuntungan tahunan dari
produk. Kontribusi produk yang rendah pada basis tertentu mungkin terlihat
berbeda dengan produk mewakili sebagian besar penjualan perusahaan yang
signifikanLaporan produk berdasarkan nilai memungkinkan manajemen
mengevaluasi kemungkinan strategi untuk setiap produk. Hal ini mungkin
termasuk meningkatkan arus kas dengan kontribusi dalam meningkatkan
harga penjualan atau menurunkan biaya, meningkatkan penetrasi pasar
dengan meningkatkan kualitas atau mengurangi biaya proses produksi.

2.2 Menghasilkan Produk Baru

Dalam industri yang bersifat berubah cepat, pengenalan produk baru


merupakan suatu cara hidup, dan pendekatan yang sangat canggih telah
dikembangkan untuk memperkenalkan produk-produk baru. Operasi
mempunyai posisi sebagai penerima akhir dari pengenala produk baru. Pada
saat yang sama, produ baru dibatasi oleh adany operasi dan teknologi. Sehingga
sangat penting untuk mengerti proses desain produk baru dan interaksinya
dengan operasi.

5
2.2.1 Siklus Kehidupan Produk
Produk diciptakan, kemudian dimanfaatkan sesudah itu usang
dan dibuang, digantikan dengan yang baru. Produk, sama halnya
dengan mahluk lain yang diciptakan, akan berakhir dengan kematian.
Sebelum produk lama mati biasanya didahului munculnya generasi
produk baru. Sejak produk diperkenalkan, kemudian digunakan,
hingga dirasakan tidak memiliki manfaat lagi oleh konsumen disebut
tahapan –tahapan kehidupan produk (product life cycle). Menurut
Kosasih (2009:58), secara garis besar siklus kehidupan produk dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu:

a) Tahapan perkenalan (Introduction)


b) Tahapan pertumbuhan (Growth)
c) Tahapan kejenuhan (Maturity)
d) Tahapan penurunan (Decline) Siklus kehidupan produk digambarkan
sebagai berikut:

Tahap perkenalan adalah tahap awal dari kehidupan produk.


Pada tahap ini produk belum dikenal oleh masyarakat sehingga
perusahaan harus memperkenalkannya secara intensif melalui iklan
serta promosi lainnya. Pisau cukur merk Goal dan alat tulis bulpoint
merk Bic misalnya, memperkenalkan produknya secara besar-besaran
tahun 1970 an pada hal produknya belum ada di pasaran karena
masih dalam proses produksi. Dalam fase ini biaya yang dikeluarkan

6
sangat besar, bukan saja untuk memperkenalkan dan promosi tetapi
juga untuk biaya lainnya seperti penelitian, pengembangan produk
dan kegiatan lainnya. Karena penjualan masih sedikit karena belum
dikenal oleh masyarakat, pengeluaran biaya menjadi lebih besar
dibanding dengan penerimaan perusahaan. Pada tahap ini perusahaan
masih dalam kondisi merugi.

Dalam tahap pertumbuhan, produk sudah dikenal dan


manfaatnya sudah dirasakan oleh masyarakat. Ini merupakan hasil
kerja keras dari bagian pemasaran dalam mempromosikan produk
perusahaan dan kerja keras dari bagian produksi dalam mendesain
produk dan mengolahnya sehingga manfaatnya dirasakan oleh
masyarakat. Penjualan meningkat dengan pesat sehingga terjadi
over demand. Perusahaan terus meningkatkan kapasitasnya menjadi
maksimum (maximum capa city) untuk memenuhi permintaan. Posisi
penerimaan perusahaan melampaui biaya-biaya operasional yang
dikeluarkannya. Kondisi ini menarik perhatian para pesaing dan
memancing pemain baru untuk memasuki pasar, karena itu harus
diperhatikan oleh perusahaan masuknya pendatang baru. Kalau halini
terjadi pertumbuhan akan terhenti.

Dalam tahap kejenuhan, permintaan masyarakat akan


produk mencapai titik puncaknya. Kejenuhan ini timbul karena
masuknya para pesaing atau pendatang baru ke pasar sehingga
suppy sama dengan demand. Selain itu produk baru yang memiliki
fungsi yang sama tetapi memiliki kualitas lebih unggul mulai
diperkenalkan. Masyarakat sudah bosan dengan produk lama, dan
mencoba merasakan manfaat produkbaru. Misalnya handphone, mobil,
komputer dan produk lain yang terdesak oleh produk yang sama dan
memiliki model baru. Pada kondisi ini penjualan cenderung menurun.
Upaya yang bisa dilakukan adalah dengan meningkatkan
efisiensi agar biaya operasional rendah. Selain itu perusahaan
harus mempersiapkan produk baru untuk meningkatkan penjualan
dan menggatikan produk lama. Dalam tahap kejenuhan permintaan

7
masyarakat atas produk terus menurun karena perhatian pasar telah
berpindah kepada produk lain. Dengan kata lain, demand sudah
sangat menurun. Produk yang lama dirasakan sudah tidak
menguntungkan lagi bagi konsumen dilihat dari sisi kualitas dan
biayanya. Misalnya, televisi hitam putih diganti oleh televisi
berwarna, komputer SMX diganti oleh Pentium yang memiliki
kapasitas dan penampilan yang lebih menarik, mobil lama diganti
oleh mobil yang penampilannya lebih menarik dan lain sebagainya.

2.2.2 Proses Menghasilkan Produk Baru


Menghasilkan produk baru dalam desain produk dan jasa serta
manajemen operasional adalah proses yang kompleks dan melibatkan
berbagai langkah. Berikut adalah hal yang dapat memahami proses
tersebut

a) Pengidentifikasian Peluang Produk Baru: Analisis pasar dan tren


konsumen. Mengidentifikasi kebutuhan dan masalah yang dapat
diselesaikan oleh produk atau jasa baru. Menganalisis pesaing dan
produk serupa yang sudah ada di pasar.
b) Perencanaan Produk dan Jasa Baru: Menentukan tujuan dan visi
produk atau jasa. Membuat rencana bisnis yang mencakup analisis
biaya, proyeksi pendapatan, dan jadwal pengembangan. Menentukan
sumber daya yang diperlukan untuk pengembangan.
c) Pengembangan Produk dan Jasa: Desain produk atau jasa baru,
termasuk fitur-fitur, spesifikasi, dan aspek estetika. Prototyping dan
pengujian produk untuk memastikan kualitas dan kinerja yang baik.
Pengembangan proses produksi atau penyediaan jasa yang efisien.
d) Manajemen Operasional: Perencanaan kapasitas produksi atau
layanan yang sesuai dengan permintaan. Manajemen rantai pasokan
untuk memastikan pasokan bahan baku yang cukup. Manajemen
kualitas untuk memastikan produk atau jasa memenuhi standar.

8
e) Pemasaran dan Promosi: Pengembangan strategi pemasaran untuk
mencapai target pasar. Peluncuran produk atau jasa baru dengan
promosi yang efektif. Pelatihan tim penjualan untuk memahami
produk atau jasa dan menjualnya kepada pelanggan.
f) Evaluasi dan Umpan Balik: Memantau kinerja produk atau jasa baru.
Menerima umpan balik dari pelanggan dan membuat perbaikan jika
diperlukan. Evaluasi keberhasilan produk atau jasa berdasarkan
metrik yang telah ditetapkan.
g) Pengelolaan Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko dalam
pengembangan dan operasionalisasi produk atau jasa baru.
Mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko dan
mengelola dampak jika risiko terjadi.
h) Inovasi Berkelanjutan: Terus mengembangkan produk dan jasa baru
untuk tetap bersaing di pasar. Memantau tren dan perubahan dalam
kebutuhan pelanggan.

Menghasilkan produk atau jasa baru memerlukan kerja keras,


kerjasama antardepartemen, dan pemahaman yang mendalam tentang
pasar dan proses operasional. Manajemen operasional yang baik adalah
kunci keberhasilan dalam menghadirkan produk atau jasa baru ke pasar.

2.2.3 Perencanaan Produk Baru


Perencanaan produk baru biasanyan ditempuh dengan dua
bentuk pokok melalui:

a) Pengembangan produk baru intern.


b) Dalam menjalankan produk baru intern dilakukan dengan
membentuk organisasi penelitian dan pengembangan sendiri.
c) Pengembangan produk baru dengan kontrak.
d) Dengan menyewa jasa peneliti atau biro pengembangan produk yang
independen untuk menyiapkan segalanya mengenai produk tertentu
yang dikehendaki perusahaan.

9
Pengembangan suatu produk baru didefinisikan sebagai
transformasi suatu peluang pasar menjadi suatu produk yang merupakan
hasil integrasi semua asumsi asumsi pasar dan kemampuan teknologi
yang di miliki (Khrisnan dan Ulrich dalam Yan dan makinde (2011)).
Artinya, dalam mengembangkan suatu produk baru tidak akan lepas dari
peluang pasar produk itu sendiri dan kemampuan serta kompetensi yang
dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan produk tersebut secara
efektif dan efisien. Booz, Allen dan Hamilton dalam Rudiyanto (1993)
menandai adanya enam golongan produk baru:

a) Produk baru bagi dunia Produk ini menciptakan pasar yang baru sama
sekali
b) Lini produk baru Dengan produk ini, perusahaan untuk pertama
kalinya memasuki pasar yang sudah ada
c) Tambahan pada lini produk yang sudah ada Produk yang menambah
lini produk yang sudah ada di perusahaan
d) Revisi atas produk yang sudah ada Produk baru dengan daya kerja
atau kegunaan yang disempurnakan atau dengan nilai yang lebih
tinggi dan mengganti produk yang sudah ada
e) Penempatan kembali (re-positioning) Produk yang sudah ada
dipasarkan pada pasar baru atau segmen baru.
f) Penekanan biaya Produk yang daya kerja dan kegunaannya sama
dengan yang sudah ada namun dengan biaya yang lebih rendah.

Selain itu, Cheng-Wen Lee (2009) mengemukakan bahwa ada


pengaruh persepsi pelanggan dalam merumuskan strategi positioning
produk terhadap produk pesaing sedangkan Yamaji dan Amasaka (2009)
mengemukakan dalam penelitiannya bahwa perlunya pemberdayaan 10
pengetahuan dan keinginan pelanggan dalam mendesain atau
mengembangkan suatu produk.

10
2.2.4 Proses Pengembangan Produk
Proses pengembangan produk umum merupakan langkah-
langkah dasar yang diperlukan untuk mendesain sebuah produk.
Proses ini merepresentasikan urutan dasar dari langkah-langkah
atau aktivitas-aktivitas yang diterapkan perusahaan untuk menyusun,
mendesain dan menjual produk kepasar. Sebagian besar tugas ini lebih
banyak melibatkan aktivitas intelektual dari pada fisik. Beberapa
perusahaan menetapkan dan melaksanakan proses pengembangan
yang tepat dan terperinci, sedangkan perusahaan lain bahkan tidak
dapat mendeskripsikan proses mereka. Setiap organisasi menerapkan
proses yang berbeda dengan organisasi lainnya.

Sebuah strategi produk yang efektif menghubungkan


keputusan produk dengan arus kas, dinamika pasar, siklus hidup
produk dan kemampuan organisasi (Bary Render, 2006;212). Sebuah
perusahaan harus mempunyai dana untuk mengembangkan produk,
memahami perubahan yang terus menerus terjadi di pasar,
mempunyai potensi yang diperlukan dan juga sumber daya. Sistem
pengembangan produk tidak hanya menentukan keberhasilan produk
tetapi juga masa depan perusahaan.

Pengembangan produk dapat dilakukan apabila perusahaan


dapat menciptakan segmen pasar yang baru, serta kebutuhan yang
berkaitan dengan sumber daya yang tersedia. Sistem pengembangan
produk baru sangat berguna sebagai cara untuk mencapai kesuksesan
perusahaan ke masa depan.

Langkah-langkah dalam pengembangan produk (Kosasih,


2009;63):

a) Pemilihan produk
b) Rancangan awal
c) Konstruksi prototype
d) Testing
e) Final desain

11
Ada beberapa alasan mengapa pemilihan produk harus
dilakukan. Pertama, alasan pertimbangan pemasaran, kedua, alasan
keuangan, ketiga, alasan teknis. Berdasarkan ketiga pertimbangan
tersebut, pemilihan produk harus menjawab pertanyaan berikut:

a) Harga jual produk, apakah konsumen mau menerimanya?


b) Kualitas produk, apakah perusahaan mampu membuatnya?
c) Volume penjualan, apakah di atas break even?
d) Kemampuan teknik, apakah teknologi yang dimiliki mampu
mengolahnya?
e) Daya saing, bagaimana kondisi daya saing produk perusahaan
dibanding produk pesaing?
f) Strategi korporasi, apakah produk sesuai dengan strategi korporasi?

Pemasaran harus menjadi pertimbangan utama karena


kemampuan produk yang akan dibuat pada akhirnya akan diuji di
pasar. Di sisi lain pasar merupakan kumpulan konsumen yang
memiliki berbagai keinginan yang tidak mungkin seluruhnya dipenuhi
oleh perusahaan. Perusahaan harus memfokuskan diri pada pembuatan
produk yang bisa memuaskan keinginan konsumen pada segmen
tertentu. Segmen ini bisa berdasarkan geografi, demografi, psikograpi
atau berdasarkan perilaku seperti tanggapannya terhadap merek
tertentu. Pertimbangan keuangan harus didasarkan pada biaya-
biaya yang bakal timbul dan revenue yang diharapkan.

Kemampuan teknis berarti ketrampilan karyawan dan


teknologi dalam membuat produk. Suatu ide mungkin memiliki
prospek pemasaran yang bagus, tetapi prospek itu memerlukan
persyaratan kualitas produk tertentu. Kualitas ini merupakan hasil
kemampuan teknis. Apabila peralatan yang dimiliki tidak memadai,
ada dua kemungkinan yang harus ditempuh yaitu mengganti peralatan
atau membatalkan ide. Bila peralatan diganti harus diikuti oleh
pelatihan tenaga kerjanya. Bila pilihan produk telah ditetapkan,
rancangan telah ditentukan, prototype telah dipilih, maka spesifikasi

12
produk disusun untuk menentukan jumlah dan jenis bahan yang
dibutuhkan. Selanjutnya testing harus dilakukan untuk sampai pada
desain akhir. Testing ini diperlukan karena pasar pada hakikatnya
mengharapkan agar produk tidak memiliki cacat. Selain itu testing
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang terlewatkan
dalam perencanaannya.

2.3 Permasalahan Desain Produk

a) Desain yang Tangguh


Dalam mendesain yang tangguh berarti suatu produk dirancang
sedemikian rupa sehingga ada sedikit variasi pada produk atau perakitan
tidak berdampak banyak pada produk akhir. Desain yang dapat diproduksi
perlu menyesuaikan dengan persyaratan yang sudah ditentukan, bahkan
dengan adanya kondisi proses produksi yang tidak sempurna, perlu
mendapat perhatian yang serius. Ketidakseriusan dalam menyajikan desain
yang tangguh, akan memicu permasalahan bagi perusahaan.
b) Desain Modular
Desain moduler merupakan sebuah desain ketika bagian atau
komponen dari suatu produk dibagi-bagi menjadi modul-modul yang dapat
dipertukarkan dan diganti dengan mudah. Kemudahan itu juga berdampak
pada ketidakstabilan dan kosistensi sebuah Perusahaan
c) Computer-Aided Design

Computer-aided design adalah penggunaan komputer secara


interaktif untuk mengembangkan dan mendokumentasikan produk.
Dokumentasi desain produk diperlukan ketika perusahaan akan
memproduksi ulang suatu barang. Sebaliknya, desain tidak
terdokumentasikan, sehingga perusahaan akan menemukan kesulitan,
terutama dalam hal standar, bentuk, model, ukuran, dan sejenisnya. Apabila
hal itu terjadi akan berdampak pada hasil produk yang tidak terstandar.

13
d) Computer-Aided Manufacturing

Computer-aided manufacturing adalah penggunaan teknologi


informasi untuk mengendalikan mesin. Adapun manfaatnya adalah kualitas
produk menjadi semakin baik, waktu desain yang lebih singkat,
pengurangan biaya produksi, ketersediaan basis data, memunculkan
kemampuan baru. Tidak berfungsinya computer-aided manufacturing
berarti tidak terkendalinya suatu desain ataupun produk. Apabila hal itu
terjadi, kualitas produk tidak akan terjamin. Keterjaminan sebuah produk
menjadi tanggung jawab perusahaan. Produk tidak terjamin berdampak
negatif terhadap perkembangan perusahaan.

e) Teknologi Virtual Reality

Bentuk komunikasi visual digunakan sebagai pengganti dari benda


aslinya, tetapi masih memungkinkan pengguna untuk meresponsnya secara
interaktif. Dengan perkembangan teknologi saat ini, perusahaan yang baik
perlu mengikuti perkembangan teknologi. Sebaliknya, sebuah perusahaan
tidak dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi yang
menjadi pemicu dari ketertinggalan.

2.4 Persaingan Berdasarkan Waktu

Seiring dengan siklus produk yang memendek dan kebutuhan


pengembangan produk lebih cepat sehingga menjadi meningkat ditambah lagi
saat produk baru yang menggunakan teknologi baru dan canggih, pengeluaran
dan resiko juga menjadi meningkat. Disinilah diperlukan peran manajer yang
memiliki seni pengembangan produk secara bertahap akan memenangkan
kompetisi antara pengembangan produk yang lebih lambat. Mereka lah
mendapatkan keunggulan bersaing, konsep inilah yang disebut persaingan
berdasarkan waktu.

Dapat disimpulkan persaingan berdasarkan waktu yaitu persaingan


yang dipengaruhi oleh waktu, mengembangkan produk dengan cepat, dan
melemparkannya ke pasar. Karena persaingan berdasarkan waktu sangat

14
penting dibandingkan pengembangan produk baru dari awal sejumlah strategi
lain. Pada saat ini telah diperkenalkan tiga strategi pengembangan eksternal
yang sering digunakan perusahaan besar. Adapun tiga strategi tersebut adalah
sebagai berikut:

a) Membeli Teknologi dengan Cara Mengakuisisi Perusahaan


Microsoft dan Cisco Systems merupakan contoh perusahaan
berteknologi canggih yang sering mempercepat pengembangan mereka
dengan mengakuisisi perusahaan yang telah mengembangkan teknologi
yang sesuai dengan misi mereka. Permasalahan yang muncul kemudian
adalah menyesuaikan organisasi yang diakuisisi, termasuk teknologinya,
lini produknya, dan budayanya ke dalam perusahaan pengakuisisi, alih-alih
permasalahan pengembangan produk.
b) Usaha Patungan
Perusahaan yang membentuk kepemilikan bersama untuk
menghadirkan produk baru atau menguasai pasar baru.
c) Aliansi
Perjanjian kerja sama yang menjadikan beberapa perusahaan tetap
independent, tetapi dapat mencapai strategi yang sesuai dengan misi
masing-masin

2.5 Desain Jasa

Selain terdapat produk berupa barang, terdapat pula produk yang


tidak nyata, yaitu jasa. Yang termasuk dalam industri jasa adalah perbankan,
keuangan, asuransi, transportasi, dan komunikasi. Merancang jasa merupakan
tantangan karena umunya memiliki karakteristik yang unik. Satu alasan
mengapa perbaikan produktivitas dalam jasa begitu rendah yaitu karena baik
desain dan pengantaran produk jasa memasukkan adanya interaksi pelanggan.
Saat pelanggan berpartisipasi dalam proses desain, pemasok jasa mungkin
mempunyai daftar menu jasa dimana pelanggan dapat memilih pilihannya.
Dalam hal ini, pelanggan dapat berpartisipasi dalam desain jasa.

15
a) Analisis jaringan Rantai Proses (PCN)
Analisis jaringan rantai proses (process-chan-network-PCN),
dikembangkan oleh Profesor Scot Sampson, memusatkan pada cara dimana
proses dapat di desain untuk mengoptimalkan interaksi antara perusahaan
dan pelanggannya.

Suatu rantai proses (process chain) adalah urutan langkah yang


menyempurnakan kegiatan, misalnya ketika membangun sebuah rumah,
melengkapi SPT. Partisipan sebuah proses bisa jadi produsen, penyedia jasa,
atau konsumen. Jaringan tersebut dibangun oleh partisipan. Masing-masing
partisipan memiliki sebuah domain proses yang mencakup kumpulan
kegiatan yang mereka kendalikan. Domain dan interaksi antara dua
partisipan dalam diagram PCN. Kegiatannya sendiri diatur menjadi tiga
wilayah proses untuk masing-masing partisipan.

1) Wilayah interaksi langsung mencakup langkah-langkah proses yang


melibatkan interaksi antarpartisipan. Misalnya, misalnya seorang
pembeli roti berinteraksi langsung dengan pekerja dari toko roti.
2) Wilayah interaksi pengganti (subtitusi) mencakup langkah-langkah
proses dimana satu partisipan berperan dalam sember daya partisipan
lain. Misalnya, sebagai informasi material, atau teknologi mereka. Hal
ini terjadi ketika pemasok roti membuat roti didapur restoran atau,
sebaliknya, ketika pelanggan memiliki akses ke bahan-bahan prasmanan
dan menyusun roti sendiri. Dalam interaksi pengganti, interaksi langsung
terbatas.
3) Wilayah pemrosesan independen mencakup langkah-langkah di mana
pemasok roti / pelanggan roti berperan dalam sumber daya di mana
mereka memiliki kendali maksimum. Sebagian besar pruduksi make-to-
stock ada dalam wilayah ini. Serupa halnya, roti yang dibuat dirumah
pada sisi kanan, dalam domain pemrosesan independen pelanggan.

Ketiga wilayah pemrosesan memiliki isu-isu operasi yang serupa-


kendali kualitas, lokasi, dan tata letak fasilitas, desain pekerjaan, persediaan
dan sebagainya-namun, cara yang tepat untuk menangani isu berbeda untuk

16
masing-masing wilayah. Operasi jasa hanya ada dalam area interaksi
langsung dan pengganti.

Dari perspektif manajer operasi, aspek yang bernilai dari analisis


PCN adalah wawasan untuk membantu penentuan posisi (positioning) dan
proses desain yang dapat mencapai tujuan strategis. Operasi sebuah
perusahaan adalah strategi di mana mereka dapat mengidentifikasikan jenis
bisnis apa yang sedang dijalani perusahaan dan rencana nilai apa yang
diinginkan untuk disajikan pada pelanggan. Biasanya masing-masing
wilayah proses menggambarkan strategi operasional yang unik.

Perusahaan yang ingin mencapai ekonomi skala yang tinggi atau


memiliki kendali yang lebih besar dalam kegiatan operasional mereka
mungkin harus memosisikan ke arah wilayah pemrosesan independen bagi
domain proses mereka. Perusahaan yang ingin memberikan penawaran nilai
yang memfokuskan lebih ke arah domain proses pelanggan. Analisis PCN
dapat diterapkan dalam jenis pengaturan bisnis yang luas.

b) Penambahan Efisien Jasa

Produktivitas jasa terkenal rendah, sebagian karena keterlibatan


pelanggan dalam desain atau penyampaian jasa, atau keduanya. Hal ini
memperumit tantangan desain produk. Berikut cara untuk meningkatkan
efisiensi jasa dan, diantaranya:

1) Membatasi opsi, karena pelanggan dapat berpartisipasi dalam


pendesainan jasa, spesifikasi desain dapat berbentuk apa saja dari
sebuah menu, hingga daftar opsi, hingga deskripsi verbal. Namun,
dengan menyediakan sebuah daftar opsi atau sejumlah foto, ambiguitas
dapat dikurangi. Resulusi awal dari definisi produk dapat membantu
efisiensi serta membantu pemenuhan ekspektasi pelanggan.
2) Menunda kustomisasi, mendesain produk sehingga kustomisasi ditunda
selama mungkin dalam proses adalah hal yang mungkin. Seperti halnya
cara salon kecantikan beropras, meskipun sampo dan condition telah

17
dilakukan dengan cara yang standar oleh pekeja yang bergaji rendah,
warna dan model (kustomisasi) dilakukan kemudian.
3) Modularisasi, memodularkan jasa sehingga kustomisasi ada dalam
bentuk perubahan modul. Strategi ini memungkinkan jasa “yang
beragam” didesain sebagai entitas modulat yang standar. Seperti desain
modular memungkinkan anda untuk membeli high fudelity sound
system dengan hanya fitur-fitur yang anda inginkan.
4) Otomatisasi, membagi jasa menjadi bagian-bagian kecil dan
mengidentifikasi bagianbagian tesebut yang memberikan masing-
masingnya otomatisasi. Misalnya, dengan mengisolasi kegiatan
pengecekan saldo ATM, bank telah sangat efektif dalam mendesain
produk yang meningkatkan jasa pelanggan sekaligus mengurangi biaya.
5) Momen kebenaran interaksi pelanggan yang tinggi berarti bahwa dalam
industri jasa terdapat momen kebenaran ketika hubungan antara
penyediaan dan pelanggan sangat penting. Pada momen tersebut,
kepuasan pelanggan atas jasa didefinisikan. Momen tersebut dapat
sesederhana sebuah senyuman dari barista Starbuck atau mendapatkan
fokus petugas kasir pada anda dari pada berbicara dengan kasir di konter
sebelah.

c) Dokumen untuk Jasa

Karena interaksi pelanggan yang tinggi pada hampir semua industri


jasa, dokumen untuk memindahkan produk menjadi produksi berbeda
dengan yang digunakan pada operasi pembuatan barang. Dokumentasi pada
jasa sering berbentuk perintah kerja yang eksplisit yang merinci apa yang
akan terjadi pada moment of truth. Contohnya, terlepas dari seberapa baik
sebuah produk bank dalam simpanan, deposito, pinjaman, hipotek, dan
lainnya, jika moment of truth tidak dilakukan dengan baik, maka produk
mungkin tidak diterima dengan baik.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Desain produk dan jasa merupakan proses pendahuluan secara kreatif


terhadap barang yang diproduksi secara masal. Tujuan utama desain produk
yaitu memberikan kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen merupakan
tingkat perasaan konsumen setelah membandingkan antara apa yang dia terima
dan harapannya. Kepuasan konsumen dapat diperoleh dengan memberikan
kualitas produk yang baik, kualitas pelayanan yang sesuai. harga produk yang
relatif murah dll. Dalam membuat strategi desain terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhinya seperti biaya kualitas, time-to-market, kepuasan konsumen,
dan keunggulan kompetitif Siklus kehidupan produk dimulai dari produk
diciptakan, dimanfaatkan, setelah usang produk dibuang dan digantikan dengan
yang baru.
Pada desain untuk kustomisasi massal, perusahaan lebih menyukai
standarisasi karena produk dapat diproduksi dalam jumlah yang besar dan dapat
menghemat biaya produksi terutama pada biaya tetap. Rebilitas merupakan
kemampuan suatu produk untuk memenuhi fungsinya dalam kondisi tertentu
yang disyaratkan yaitu dalam kondisi penggunaan normal. Mendesain jasa
secara cepat bertujuan mengurangi keluhan konsumen agar dapat diantisipasi
secara maksimal oleh perusahaan. Strategi proses merupakan strategi
pertansformasian dari input menjadi output Stategi proses disusun agar
perusahaan bisa memproduksi produknya sesuai dengan keinginan konsumen
yang dinamis, untuk kemudian dijalankan dengan sistem transformasi yang
efektif dan efisien Dalam sistem operasi terdapat empat strategi proses yaitu
proses produksi secara terputus-putus, proses produksi kontinu, proses produksi
berulang dan proses produksi massa

19
DAFTAR PUSTAKA

Diem, D. A. (2017). Analisis Strategi Desain Produk dan Jasa.

Kosasih, S. (2009). Manajemen Operasi Iternasional. Jakarta: Mitra Wacana


Media.

Sihombing, S., & Sitanggang, D. (2018). Analisis Desain Produk dan Jasa. Jurnal
Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi.

Sitio, V. S. (2020). Modul Mananjemen Oprasional.

20

Anda mungkin juga menyukai