MANAJEMEN OPERASIONAL
“DESIGN OF GOODS AND SERVICES”
Dosen Pengampu:
RIO JONNES MARTAHAN MARPAUNG S.E., M.M
Disusun oleh:
HARIATI PRATIWI (2202110192)
NOVRITA RAHMA SARI (2102111563)
SYAKIRA SYAFIA A’IZZA (2202110692)
ULVIA NUR’AINI (2202110379)
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas akhir dalam memenuhi persyaratan
dalam mata kuliah Manajemen Operasional yang diampu oleh bapak Rio Jonnes
Martahan Marpaung S.E., M.M yang kami hormati.
Tema makalah ini adalah Design of goods and services. Topik ini sangat
relevan dengan kehidupan sehari-hari, mengingat pentingnya terhadap perusahaan
untuk masa depan. Melalui makalah ini, kami berharap dapat memberikan
pemahaman yang lebih baik tentang desain produk dan jasa. Kami juga berharap
makalah ini dapat memberikan manfaat dan menjadi sumber informasi yang
berguna bagi pembaca.
Kami ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II .................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .................................................................................................... 3
PENUTUP ............................................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Produk adalah barang dan jasa yang dihasilkan dan dijual oleh
perusahaan kepada konsumennya. Agar barang dan jasa dapat dinikmati atau
diperoleh oleh konsumen, maka diperlukan desain produk dan pemrosesan
produk tersebut dalam proses industri. Proses industri harus dipandang sebagai
suatu siklus yang berupaya secara terus-menerus atau berkesinambungan
(continous improvement) untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Siklus
proses produksi dimulai dari riset pasar untuk mengetahui kebutuhan
konsumen. Selanjutnya dari riset pasar diperlukan perancangan produk dan
perancangan proses produksi. Perancangan produk atau dapat dikatakan sebagai
desain produk juga membawa konsekuensi pada perancangan proses
produksinya sehingga diperlukan mesin-mesin dan sparepart atau suku cadang
mesin agar proses produksi dapat berjalan dengan baik dan lancar.
1
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
produk yang dibagi menjadi empat fase. Tahapan siklus produk tersebut adalah
pengenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan.
1. Fase Pengenalan
Karena produk dalam tahap pengenalan dan masih disesuaikan
untuk pasar, seperti juga teknik produksinya, mereka mungkin memerlukan
pengeluaran lain-lain untuk penelitian, pengembangan produk, modifikasi
dan peningkatan proses, dan pengembangan pemasok. Misalnya saja saat
iPhone pertama kali diperkenalkan, fitur-fiturnya diinginkan oleh publik
masih ditentukan. Pada saat yang sama, manajer operasi juga masih
mencari-cari teknik yang terbaik dalam pembuatan produk.
2. Fase pertumbuhan
Dalam fase pertumbuhan, desain produk mulai stabil, dan prakiraan
kebutuhan kapasitas yang mengakomodasi peningkatan permintaan produk
yang mungkin diperlukan.
3. Fase kematangan
Pada saat suatu produk pada fase matang, persaingan sudah mapan.
Volume produksi sudah tinggi dan produksi yang inovatif mungkin dapat
sesuai. Peningkatan pengendalian biaya, pengurangan opsi, dan pengupasan
lini produk mungkin efektif atau diperlukan untuk dapat profitabilitas dan
pangsa pasar yang bagus.
4
4. Fase penurunan
Manajemen mungkin harus tegas dengan produk yang hidupnya
siklus sudah berakhir. Produk yang sekarat biasanya adalah produk yang
buruk untuk menginvestasikan sumber daya dan manajerial. Kecuali jika
produk yang sekarat memberikan kontribusi yang unik bagi reputasi
perusahaan atau lini produknya atau dapat dijual dengan kontribusi yang
sangat tinggi, maka produksi produk tersebut harus dihentikan.Manajer
operasi yang efektif akan memilih item-item yang menunjukkan produk
menjanjikan.
Analisis produk berdasarkan nilai mencantumkan produk dalam
urutan menurun dari kontribusi keuntungan masing-masing produk kepada
perusahaan. Ini juga mencantumkan total kontribusi keuntungan tahunan dari
produk. Kontribusi produk yang rendah pada basis tertentu mungkin terlihat
berbeda dengan produk mewakili sebagian besar penjualan perusahaan yang
signifikanLaporan produk berdasarkan nilai memungkinkan manajemen
mengevaluasi kemungkinan strategi untuk setiap produk. Hal ini mungkin
termasuk meningkatkan arus kas dengan kontribusi dalam meningkatkan
harga penjualan atau menurunkan biaya, meningkatkan penetrasi pasar
dengan meningkatkan kualitas atau mengurangi biaya proses produksi.
5
2.2.1 Siklus Kehidupan Produk
Produk diciptakan, kemudian dimanfaatkan sesudah itu usang
dan dibuang, digantikan dengan yang baru. Produk, sama halnya
dengan mahluk lain yang diciptakan, akan berakhir dengan kematian.
Sebelum produk lama mati biasanya didahului munculnya generasi
produk baru. Sejak produk diperkenalkan, kemudian digunakan,
hingga dirasakan tidak memiliki manfaat lagi oleh konsumen disebut
tahapan –tahapan kehidupan produk (product life cycle). Menurut
Kosasih (2009:58), secara garis besar siklus kehidupan produk dibagi
menjadi empat tahapan, yaitu:
6
sangat besar, bukan saja untuk memperkenalkan dan promosi tetapi
juga untuk biaya lainnya seperti penelitian, pengembangan produk
dan kegiatan lainnya. Karena penjualan masih sedikit karena belum
dikenal oleh masyarakat, pengeluaran biaya menjadi lebih besar
dibanding dengan penerimaan perusahaan. Pada tahap ini perusahaan
masih dalam kondisi merugi.
7
masyarakat atas produk terus menurun karena perhatian pasar telah
berpindah kepada produk lain. Dengan kata lain, demand sudah
sangat menurun. Produk yang lama dirasakan sudah tidak
menguntungkan lagi bagi konsumen dilihat dari sisi kualitas dan
biayanya. Misalnya, televisi hitam putih diganti oleh televisi
berwarna, komputer SMX diganti oleh Pentium yang memiliki
kapasitas dan penampilan yang lebih menarik, mobil lama diganti
oleh mobil yang penampilannya lebih menarik dan lain sebagainya.
8
e) Pemasaran dan Promosi: Pengembangan strategi pemasaran untuk
mencapai target pasar. Peluncuran produk atau jasa baru dengan
promosi yang efektif. Pelatihan tim penjualan untuk memahami
produk atau jasa dan menjualnya kepada pelanggan.
f) Evaluasi dan Umpan Balik: Memantau kinerja produk atau jasa baru.
Menerima umpan balik dari pelanggan dan membuat perbaikan jika
diperlukan. Evaluasi keberhasilan produk atau jasa berdasarkan
metrik yang telah ditetapkan.
g) Pengelolaan Risiko: Mengidentifikasi potensi risiko dalam
pengembangan dan operasionalisasi produk atau jasa baru.
Mengambil langkah-langkah untuk meminimalkan risiko dan
mengelola dampak jika risiko terjadi.
h) Inovasi Berkelanjutan: Terus mengembangkan produk dan jasa baru
untuk tetap bersaing di pasar. Memantau tren dan perubahan dalam
kebutuhan pelanggan.
9
Pengembangan suatu produk baru didefinisikan sebagai
transformasi suatu peluang pasar menjadi suatu produk yang merupakan
hasil integrasi semua asumsi asumsi pasar dan kemampuan teknologi
yang di miliki (Khrisnan dan Ulrich dalam Yan dan makinde (2011)).
Artinya, dalam mengembangkan suatu produk baru tidak akan lepas dari
peluang pasar produk itu sendiri dan kemampuan serta kompetensi yang
dimiliki oleh perusahaan dalam mengembangkan produk tersebut secara
efektif dan efisien. Booz, Allen dan Hamilton dalam Rudiyanto (1993)
menandai adanya enam golongan produk baru:
a) Produk baru bagi dunia Produk ini menciptakan pasar yang baru sama
sekali
b) Lini produk baru Dengan produk ini, perusahaan untuk pertama
kalinya memasuki pasar yang sudah ada
c) Tambahan pada lini produk yang sudah ada Produk yang menambah
lini produk yang sudah ada di perusahaan
d) Revisi atas produk yang sudah ada Produk baru dengan daya kerja
atau kegunaan yang disempurnakan atau dengan nilai yang lebih
tinggi dan mengganti produk yang sudah ada
e) Penempatan kembali (re-positioning) Produk yang sudah ada
dipasarkan pada pasar baru atau segmen baru.
f) Penekanan biaya Produk yang daya kerja dan kegunaannya sama
dengan yang sudah ada namun dengan biaya yang lebih rendah.
10
2.2.4 Proses Pengembangan Produk
Proses pengembangan produk umum merupakan langkah-
langkah dasar yang diperlukan untuk mendesain sebuah produk.
Proses ini merepresentasikan urutan dasar dari langkah-langkah
atau aktivitas-aktivitas yang diterapkan perusahaan untuk menyusun,
mendesain dan menjual produk kepasar. Sebagian besar tugas ini lebih
banyak melibatkan aktivitas intelektual dari pada fisik. Beberapa
perusahaan menetapkan dan melaksanakan proses pengembangan
yang tepat dan terperinci, sedangkan perusahaan lain bahkan tidak
dapat mendeskripsikan proses mereka. Setiap organisasi menerapkan
proses yang berbeda dengan organisasi lainnya.
a) Pemilihan produk
b) Rancangan awal
c) Konstruksi prototype
d) Testing
e) Final desain
11
Ada beberapa alasan mengapa pemilihan produk harus
dilakukan. Pertama, alasan pertimbangan pemasaran, kedua, alasan
keuangan, ketiga, alasan teknis. Berdasarkan ketiga pertimbangan
tersebut, pemilihan produk harus menjawab pertanyaan berikut:
12
produk disusun untuk menentukan jumlah dan jenis bahan yang
dibutuhkan. Selanjutnya testing harus dilakukan untuk sampai pada
desain akhir. Testing ini diperlukan karena pasar pada hakikatnya
mengharapkan agar produk tidak memiliki cacat. Selain itu testing
dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya bagian yang terlewatkan
dalam perencanaannya.
13
d) Computer-Aided Manufacturing
14
penting dibandingkan pengembangan produk baru dari awal sejumlah strategi
lain. Pada saat ini telah diperkenalkan tiga strategi pengembangan eksternal
yang sering digunakan perusahaan besar. Adapun tiga strategi tersebut adalah
sebagai berikut:
15
a) Analisis jaringan Rantai Proses (PCN)
Analisis jaringan rantai proses (process-chan-network-PCN),
dikembangkan oleh Profesor Scot Sampson, memusatkan pada cara dimana
proses dapat di desain untuk mengoptimalkan interaksi antara perusahaan
dan pelanggannya.
16
masing-masing wilayah. Operasi jasa hanya ada dalam area interaksi
langsung dan pengganti.
17
dilakukan dengan cara yang standar oleh pekeja yang bergaji rendah,
warna dan model (kustomisasi) dilakukan kemudian.
3) Modularisasi, memodularkan jasa sehingga kustomisasi ada dalam
bentuk perubahan modul. Strategi ini memungkinkan jasa “yang
beragam” didesain sebagai entitas modulat yang standar. Seperti desain
modular memungkinkan anda untuk membeli high fudelity sound
system dengan hanya fitur-fitur yang anda inginkan.
4) Otomatisasi, membagi jasa menjadi bagian-bagian kecil dan
mengidentifikasi bagianbagian tesebut yang memberikan masing-
masingnya otomatisasi. Misalnya, dengan mengisolasi kegiatan
pengecekan saldo ATM, bank telah sangat efektif dalam mendesain
produk yang meningkatkan jasa pelanggan sekaligus mengurangi biaya.
5) Momen kebenaran interaksi pelanggan yang tinggi berarti bahwa dalam
industri jasa terdapat momen kebenaran ketika hubungan antara
penyediaan dan pelanggan sangat penting. Pada momen tersebut,
kepuasan pelanggan atas jasa didefinisikan. Momen tersebut dapat
sesederhana sebuah senyuman dari barista Starbuck atau mendapatkan
fokus petugas kasir pada anda dari pada berbicara dengan kasir di konter
sebelah.
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
19
DAFTAR PUSTAKA
Sihombing, S., & Sitanggang, D. (2018). Analisis Desain Produk dan Jasa. Jurnal
Riset Akuntansi dan Komputerisasi Akuntansi.
20