KEBIJAKAN PRODUKSI
Disusun oleh:
TAHUN 2023-2023
KATA PENGATAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.
Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk
maupun pedoman bagi pembaca dan Mahasiswa khususnya.
Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Makalah ini saya akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang
saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya harapkan kepada para pembaca
untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk
kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAPTAR ISI
COVER............................................................................................................i
KATA PENGANTAR.....................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................16
3.2 Saran………………………………………………………………......…16
A. Latar Belakang
Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya baik perusahaan yang
bergerak dalam bidang jasa maupun barang mempunyai tujuan yang sama yaitu
memperoleh keuntungan. Selain itu perusahaan juga ingin memberikan kepuasan
kepada konsumen atas produk yang yang dihasilkannya, karena kepuasan
konsumen menjadi tolak ukur dari keberhasilan perusahaan dalam menghasilkan
produk yang berkualitas, dan yang diinginkan oleh konsumen.
Dalam mencapai strategi pemasaran yang tepat dan terbaik untuk
diterapkan, salah satunya perusahaan dapat melihat dari faktor bauran pemasaran.
Hal tersebut penting karena bauran pemasaran merupakan salah satu pokok
pertimbangan konsumen dalam melakukan keputusan pembelian suatu produk.
Jika perusahaan tidak peka terhadap apa yang dibutuhkan oleh konsumen, maka
dapat dipastikan bahwa perusahaan akan kehilangan banyak kesempatan untuk
menjaring konsumen dan produk yang ditawarkan akan sia-sia.
Strategi pemasaran merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan
dimana strategi pemasaran merupakan suatu cara mencapai tujuan dari sebuah
perusahaan. Hal ini juga didukung oleh pendapat Swastha “Strategi adalah
serangkaian rancangan besar yang menggambarkan bagaimana sebuah perusahaan
harus beroperasi untuk mencapai tujuannya.” Sehingga dalam menjalankan usaha
kecil khususnya diperlukan adanya pengembangan melalui strategi pemasarannya.
Karena pada saat kondisi kritis justru usaha kecillah yang mampu memberikan
pertumbuhan terhadap pendapatan masyarakat. Pemasaran Menurut W.Y.Stanton
pemasaran adalah sesuatu yang meliputi seluruh sistem yang berhubungan dengan
tujuan untuk merencanakan dan menentukan harga sampai dengan
mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang bisa memuaskan
kebutuhan pembeli aktual maupun potensial. Berdasarkan definisi di atas, proses
pemasaran dimulai dari menemukan apa yang diinginkan oleh konsumen.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yakni:
1. Pengertian konsep produk
2. Klasifikasi produk
3. Bauran produk
4. Pengembangan produk
C. Tujuan Penulisan
Dari rumusan masalah diatas, dapat diketahui bahwa tujuan dari penulisan
makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep produk
2. Untuk mengetahui jenis dan klasifikasi produk
3. Untuk mengetahui bauran produk
4. Untuk mengetahui pengembangan produk
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep produk
konsep produk (product concept) adalah salah satu filosofi
pemasaran yang menekankan bahwa konsumen akan menyukai produk-
produk yang menawarkan kualitas, kinerja, dan fitur terbaik. Oleh karena itu,
perusahaan harus mencurahkan energinya untuk membuat perbaikan produk
yang berkelanjutan. Istilah ini juga merujuk pada versi terperinci dari ide
produk baru yang memenuhi keinginan dan kebutuhan fungsional, sosial,
psikologis konsumen. Sebagai elemen bauran kreatif yang digunakan oleh
pengiklan untuk mengembangkan strategi periklanan, ini adalah bundel nilai
produk yang diberikan pengiklan kepada konsumen.
sebagai konsep pemasaran orientasi ini menyatakan bahwa konsumen akan
menyukai produk-produk yang menawarkan kualitas, kinerja, atau fitur
inovatif paling banyak. Manajemen yang fokus pada konsep ini berkonsentrasi
untuk membuat produk yang unggul dan meningkatkannya dari waktu ke
waktu. Mereka beranggapan bahwa pembeli mengagumi produk yang dibuat
dengan baik.
Namun, mereka terkadang terjebak dan mungkin melakukan kesalahan
karena percaya bahwa produk yang lebih baik dengan sendirinya akan
mengarahkan orang membeli produk mereka. Padahal kualitas yang baik
belum tentu sukses jika ini tidak didukung dengan harga, distribusi, iklan, dan
penjualan yang tepat.
kualitas, fitur, dan kinerja yang lebih baik. Alasan mengapa konsep produk
menjadi penting adalah karena Anda harus memenuhi permintaan dan keinginan
pelanggan dengan memberikan produk terbaik. Penjualan, pemasaran, dan
distribusi juga merupakan faktor penting dalam konsep produk. Salah satu fungsi
utama pemasaran adalah mencapai pertukaran yang diinginkan dengan bantuan
pasar sasaran. Pertanyaannya adalah filosofi pemasaran apa yang harus diikuti
untuk merampingkan tujuan yang diinginkan.
B. Klasifikasi produk
Menurut Kotler (2000:45l), produk dapat diklasifikasikan menjadi
beberapa kelompok:
a. Berdasarkan wujudnya
Produk berdasarkan wujudnya dapat diklasifikasikan kedalam dua
kelompok utama, yaitu:
Barang. Barang merupakan produk yang berwujud fisik, sehingga bisa dilihat,
diraba atau disentuh, dirasa, dipegang, disimpan, dipindahkan, dan perlakuan fisik
lainnya.
Jasa. Jasa merupakan aktivitas, manfaat dan kepuasan yang ditawarkan
untuk dijual (dikonsumsi pihak lain). Seperti halnya bengkel reparasi, salon
kecantikan, hotel dan sebagainya.
b. Berdasarkan daya tahan
Produk berdasarkan aspek daya tahan dapat dikelompokkan menjadi dua,
yaitu
Barang tidak tahan lama (nondurable goods). Barang tidak tahan lama adalah
barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali
pemakaian. Dengan kata lain, umur ekonomisnya dalam kondisi pemakaian
normal kurang dari satu tahun. Contohnya: sabun, pasta gigi, minuman kaleng,
dan sebagainya.
Barang tahan lama (durable goods). Barang tahan lama merupakan barang
berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian (umur
ekonomisnya untuk pemakaian normal adalah satu tahun lebih). Contohnya:
lemari es, mesin cuci, pakaian dan lain-lain.
Produk juga dapat diklasifikasikan berdasarkan konsumennya dan untuk apa
produk tersebut dikonsumsi. Berdasarkan kriteria ini Fandy Tjiptono (1999:98-
101) mengklasifikasikan produk menjadi:
a. Barang Konsumen
Barang Konsumen adalah barang yang dikonsumsi untuk kepentingan
konsumen akhir (individu atau rumah tangga), dan bukan untuk kepentingan
bisnis, barang konsumen dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
1. Convenience Goods merupakan barang yang pada umumnya memiliki
frekuensi pembelian yang tinggi (sering dibeli), dibutuhkan dalam waktu segera
dan memerlukan usaha yang minimum dalam perbandingan dan pembelianya.
2. Shooping Goods adalah barang yang proses pemilihan dan pembelianya,
dibandingkan oleh konsumen diantara berbagai alternatif yang tersedia. Kriteria
pembanding meliputi harga, kualitas, dan model masing-masing. Contohnya: alat
rumah tangga, pakaian, dan kosmetik.
3. Speciality goods adalah barang yang memiliki karakteristik atau identifikasi
merek yang unik dimana sekelompok konsumen bersedia melakukan usaha
khusus untuk membelinya. Umumnya jenis barang ini terdiri atas barang-barang
mewah, dengan merek dan model yang spesifik, seperti mobil jaguar dan pakaian
desain terkenal.
4. Unsought goods adalah barang yang tidak diketahui oleh onsumen atau
kalaupun sudah diketahui oleh konsumen, konsumen belum tentu tertarik untuk
membelinya. Contohnya: batu nisan, ensiklopedi, dan tanah pekuburan.
b. Barang industri
Barang industri adalah barang yang di konsumsi oleh industriawan
(konsumen antara atau konsumen bisnis). Barang industri digunakan untuk
keperluan selain di konsumsi langsung yaitu: untuk diolah menjadi barang lain
atau untuk dijual kembali. Barang industri dapat dibagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
1. Material and part, merupakan barang yang seluruhnya atau sepenuhnya
masuk ke dalam produk jadi. Kelompok ini dibagi menjadi dua kelas yaitu bahan
baku serta bahan jadi dan suku cadang.
2. Capital Items, merupakan barang tahan lama (long Lasting) yang memberi
kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola produk jadi.
3. Supplies and service, merupakan barang yang tidak tahan lama serta jasa yang
memberi kemudahan dalam mengembangkan atau mengelola keseluruhan produk
jadi.
Tingkatan Produk
Produk dapat dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu :
1. Manfaat dasar dari suatu produk yang ditawarkan kepada konsumen.
2. Bentuk dasar dari suatu produk yang dapat dirasakan oleh panca indera.
3. Serangkaian atribut-atribut produk dan kondisi-kondisi yang diharapkan oleh
pembeli pada saat membeli suatu produk.
4. Sesuatu yang membedakan antara produk yang ditawarkan oleh badan usaha
dengan produk yang ditawarkan oleh pesaing.
5. Semua argumentasi dan perubahan bentuk yang dialami oleh suatu produk
dimasa datang.
1. People (orang)
2. Process (proses)
3. Physical evidence (bukti fisik)
Mari kita pelajari lebih dalam siklus produk dan menentukan enam fase
produk. Semuanya dapat membantu Anda berhasil meluncurkan produk
berikutnya.
Target pasar: Target pasar adalah profil konsumen yang menjadi dasar
pembuatan produk Anda. Profil konsumen harus diidentifikasi di awal
untuk membuat konsep produk terkait target pasar.
Produk yang ada: Saat memiliki konsep produk baru, ada baiknya
mengevaluasi portofolio produk yang ada. Apakah sudah ada produk yang
memecahkan masalah serupa? Jika ya, apakah konsep baru tersebut cukup
berbeda untuk dijalankan? Menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dapat
memastikan keberhasilan konsep yang baru.
Fungsi: Meskipun belum memerlukan laporan terperinci tentang fungsi
produk, Anda harus memiliki gambaran umumnya. Pertimbangkan
tampilan dan nuansa produk serta alasan seseorang tertarik membelinya.
Analisis SWOT:Menganalisis kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman
produk di awal proses dapat membantu membangun versi terbaik dari
konsep baru produk Anda. Analisis ini memastikan produk berbeda dari
pesaing dan mengatasi kesenjangan pasar.
Metode SCAMPER: Untuk menyempurnakan ide, gunakan metode curah
pendapat seperti SCAMPER yang melibatkan substitusi, penggabungan,
adaptasi, modifikasi, penggunaan lain, eliminasi, atau penataan ulang
konsep produk.
Setelah ide-ide ini ditentukan, inilah saatnya mulai membangun produk standar
yang layak (MVP) dengan prototipe awal.
3. Pembuatan prototipe
Selama tahap pembuatan prototipe, tim akan secara intensif meriset dan
mendokumentasikan produk dengan membuat rencana bisnis yang lebih detail dan
menyusun produk.
Prototipe tahap awal ini bisa sesederhana gambar atau render komputer
yang lebih kompleks terkait desain awal. Prototipe ini membantu mengidentifikasi
area risiko sebelum membuat produk.
Riset risiko pasar: Potensi risiko apa pun yang terkait dengan manufaktur
produk harus dianalisis sebelum produk fisik dibuat. Ini akan mencegah
kegagalan peluncuran produk. Riset ini juga memastikan Anda
mengomunikasikan risiko kepada tim dengan mendokumentasikannya
dalam daftar risiko.
Strategi pengembangan: Selanjutnya, Anda dapat mulai mengerjakan
rencana pengembangan. Dengan kata lain, pahami cara menetapkan tugas
dan linimasa tugas-tugas ini. Salah satu cara merencanakan tugas dan
memperkirakan linimasa adalah menggunakan metode jalur kritis.
Analisis kelayakan: Langkah selanjutnya dalam proses ini adalah
mengevaluasi strategi produk berdasarkan kelayakan. Tentukan apakah
beban kerja dan perkiraan linimasa dapat dicapai. Jika tidak, sesuaikan
tanggal dan minta bantuan dari pemangku kepentingan tambahan.
MVP: Hasil akhir dari tahap pembuatan prototipe adalah produk standar
yang layak. Anggap MVP sebagai produk dengan fitur yang diperlukan
untuk peluncuran dan cukup untuk menjalankan fungsinya. Misalnya,
sepeda MVP memiliki rangka, roda, dan sadel, tetapi tanpa keranjang atau
bel. Membuat MVP dapat membantu tim menjalankan peluncuran produk
lebih cepat daripada membangun semua fitur yang diinginkan yang bisa
memperlambat linimasa peluncuran. Fitur yang diinginkan dapat
ditambahkan saat bandwidth tersedia nanti.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Apabila ada saran dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya,
karena kami adalah hamba Allah yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
DAFTAR PUSTAKA
http://ammarawirausaha.blogspot.com/2011/03/sistem-distribusi-barang.html;
http://id.shvoong.com/business-management/entrepreneurship/1947335-saluran-
dan-jaringan- distribusi/;