Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

Diferensiasi Produk

Makalah Ini Dipresentasikan


Pada Mata Kuliah: Industri Ekonomi
Dosen Pengampu: Raden Hebat, SE., MM

DISUSUN OLEH :

Kelompok 9 :
1. (221610322)
2. Saza Padilah (221610307)
3. M. Raykal Arnando (221610320)

Kelas : 4 ESY B

FAKHULTAS EKONOMI BISNIS ISLAM


PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NUSANTARA BATANG HARI
TAHUN AKADEMIK
2024

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehinggga kami dapat menjelaskan makalah ini guna
memenuhi tugas kelompok unntuk mata kuliah pembelajaran Industri Ekonomi dengan judul
Diferensiasi Produk
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah memenuhi tugas pada bidang studi Industri
Ekonomi dosen mata kuliah kuliah Raden Hebat, SE., MM pembelajaran Industri Ekonomi selain itu,
makalah ini juga bertujun untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh sempurna dikarenakan terbatasnya
pengalaman yang kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta
masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan.

Muara Bulian, Maret 2024


Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.......................................................................................................................iii
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................................4
B. Rumusan Masalah..............................................................................................4
C. Tujuan Penulisan................................................................................................5
PEMBAHASAN
A. .....................................................6
B. .............................................................................................................................7
C. ............................................8
D. .............................................................................................................................14
E. .............................................................................................................................14
F. ..........................................15

PENUTUP
A. Kesimpulan.........................................................................................................17
B. Saran..................................................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Persaingan pasar yang tidak dapat terelakkan diera modern ini membuat Perusahaan
yang akan menjual produknya yang berupa barang dan jasa harus mampu memenuhi apa
yang dibutuhkan dan diinginkan oleh para konsumennya, sehingga bisa memberikan nilai
yang lebih baik dari pada pesaingnya. Perusahaan harus mencoba mempengaruhi konsumen
dengan segala cara agar konsumen bersedia membeli produk yang ditawarkannya. pada
umumnya konsumen yang menolak hari ini belum tentu akan menolak pada hari berikutnya,
akibatnya timbul persaingan dalam menawarkan produk-produk yang berkualitas dengan
harga yang mampu bersaing di pasaran. Pertumbuhan ekonomi yang semakin pesat di
berbagai daerah serta perubahan pada lingkungan yang semakin lama bertambah
meningkat, membuat kebutuhan masyarakat terhadap barang dan jasa akan terus
meningkat.
Dalam hal ini akan membawa pengaruh terhadap perilaku mereka dalam memilih
barang yang akan dibeli atau yang mereka anggap sesuai dan benar-benar dapat memenuhi
kebutuhan dan keinginan mereka. Sehingga mengharuskan perusahan selalu memantau dan
menyesuaikan diri dengan pasar agar tidak tertinggal dan masih diterima oleh pasar.
Hal ini akan membuat perusahaan harus selalu berfikir kreatif dalam merancang dan
menentukan strategi pemasaran produknya agar bisa bersaing dan sesuai dengan keinginan
dari konsumen serta agar dapat mengantisipasi segala macam ancaman dan perubahan yang
akan terjadi. Pemasaran dalam dunia bisnis merupakan inti dari segala kegiatankegiatan
perusahan yang dilakukan untuk bertahan dan berkembang serta untuk mendapatkan
keuntungan atau laba. Dalam pengambilan dan penetapan strategi pemasaran yang akan
dijalankan, perusahan terlebih dahulu harus melihat situasi dan kondisi pasar dari produknya
serta kedudukan maupun posisi perusahan dalam memasarkan produknya di pasar.
Sehingga akan mudah bagi perusahanan untuk menentukan tujuan dan sasaran yang
diharapkan.
Tujuan dari pemasaran sendiri ialah untuk menarik pelanggan baru dengan
menciptakan suatu produk yang sesuai dengan keinginan konsumen, menjanjikan nilai
superior, menetapkan harga menarik, mendistribusikan produk dengan mudah,
mempromosikan secara efektif serta mempertahankan pelanggan yang sudah ada dengan
tetap memegang prinsip kepuasan pelanggan. 1 Fungsi dan peran dari pemasaran saat ini
tidak hanya menyampaikan produk atau jasa hingga ke tangan konsumen, tetapi juga
bagaimana produk atau jasa tersebut dapat memberikan kepuasan kepada pelanggan secara
berkelanjutan, sehingga keuntungan perusahaan dapat diperoleh dengan terjadinya
pembelian yang berulang. Salah satu strategi yang bisa diterapkan untuk memperoleh posisi
di pasar sekaligus untuk mempertahankannya ialah dengan menggunakan strategi
diferensiasi produk.
Diferensiasi produk ialah menciptakan suatu produk atau citra produk yang cukup
berbeda dengan produk-produk yang telah beredar dengan maksud untuk menarik
konsumen dan juga merupakan strategi yang dilakukan oleh perusahaan dalam
menghasilkan dan memasarkan produk yang berbeda dari tawaran pesaing. Perbedaan yang
diciptakan memiliki keunggulan nilai dan manfaat yang lebih untuk memenuhi kebutuhan
konsumen.
Strategi diferensiasi produk ini biasanya digunakan oleh perusahaan agar konsumen
dapat memperoleh kepuasan. Kepuasan dari konsumen membuat perusahaan akan
1
Budi Rahayu Tanama Putri, Manajemen Pemasaran (Denpasar: Universitas Udayana,2017),
mendapatkan pelanggan yang berjumlah banyak. Salah satu faktor dari kepuasan konsumen
ialah faktor emosional. Kepuasan emosional konsumen biasanya bukan hanya didapatkan
dari kualitas produk saja akan tetapi juga dari nilai sosial yang membuat konsumen menjadi
puas dan kinerja produk yang melebihi dari harapan konsumen

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan Pengertian Deferensi Produk ?
2. Jelaskan Tujuan Diferensiasi Produk?
3. Jelaskan Indikator Diferensiasi Produk?
4. Jelaskan Pengertian Kepercayaan Pelanggan?
5. Jelaskan Indikator Kepercayaan Pelanggan?
6. Jelaskan Pengertian Keputusan Pembelian?
7. Jelaskan Proses Keputusan Pembelian?

C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui Pengertian Deferensi Produk ?
2. Mengetahui Tujuan Diferensiasi Produk?
3. Mengetahui Indikator Diferensiasi Produk?
4. Mengetahui Pengertian Kepercayaan Pelanggan?
5. Mengetahui Indikator Kepercayaan Pelanggan?
6. Mengetahui Pengertian Keputusan Pembelian?
7. Mengetahui Proses Keputusan Pembelian?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Diferensiasi Produk

Differensiasi produk suatu proses pembedaan suatu produk atau jasa untuk
membuatnya lebih menarik dengan kualitas yang sama dengan sebelumnya terhadap suatu
pasar sasaran tertentu. Diferensiasi produk menurut Sudiryono (2016:214) adalah kegiatan
memodifikasi produk agar menjadi lebih menarik. Diferensiasi memerlukan penelitian pasar
yang cukup serius agar bias benar-benar berbeda, juga diperlukan pengetahuan tentang produk
pesaing. Diferensiasi produk menurut Kotler dan Keller (2009:188) adalah keputusan konsumen
mengenai preferensi merek-merek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Diferensiasi produk
dilakukan agar perusaahaan tidak hanya menciptakan suatu produk yang sifatnya generic
(umum) saja, melainkan menciptakan suatu keunikan yang mempunyai ciri khas tersendiridari
perusahaantersebut yang bertujuan untuk menarik minat konsumen supaya merasakan
kepuasan atas produk yang telah digunakannya dan loyal terhadap perusahaan penjual
produknya.

B. Tujuan Diferensiasi Produk


Menurut Sudiryono (2014:214) tujuan dari strategi diferensiasi adalah
mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang dituju. Jika
pasar melihat produk memiliki perbedaan disbanding produk pesaing. Diferensiasi produk yang
berhasil akan mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti
karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya.

C. Indikator Diferensiasi Produk

Menurut Kotler (2009:8) indikator diferensiasi produk terdiri antara lain :

1. Bentuk (Form) Bentuk (Form) Produk dapat didiferensiasikan berdasarkan bentuk atau
ukuran, model atau struktur fisik produk.

2. Fitur (Feature) Fitur (Feature) Produk yang ditawarkan mempunyai fitur atau keistimewaan
yang berbeda-beda dan melengkapi fungsi dasar produk. Upaya untuk menjadi yang pertama
dalam mengenalkan fitur baru yang dianggap berharga merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk bersaing.

3. Kualitas Kinerja (Performance Quality) Kualitas Kinerja (Performance Quality) Kinerja produk
dapat diartikan sebagai level karakteristik dasar produk. Semakin bermutu produk maka
semakin tinggi level karakteristiknya. Kinerja produk yang lebih unggul memberikan dampak
pembelian ulang yang lebih banyak, kesetiaan pelanggan, dan kesan yang positif dari pelanggan.

4. Kesesuaian (Conformance Quality) Kesesuaian (Conformance Quality) Pembeli mengharapkan


produk memiliki mutu kesesuaian dengan standart atau spesifikasi yang tinggi. Mutu kesesuaian
adalah tingkat kesesuaian dan pemenuhan semua unit yang diproduksi terhadap spesifikasi
sasaran yang dijanjikan.

5. Daya Tahan (Durability) Pembeli mengharapkan beberapa produk mempunyai daya tahan
yang normal dan atau berat. Produk yang mempunyai keunggulan pada daya tahan akan lebih
menarik perhatian pelanggan untuk membayar lebih pada produk yang diharapkannya.

6. Keandalan (Reability) Keandalan (Reability) Pembeli juga akan membayar lebih untuk
mendapatkan produk yang mempunyai keandalan. Keandalan adalah ukuran probabilitas bahwa
produk tertentu tidak akan rusak atau gagal dalam periode waktu tertentu.

7. Mudah Diperbaiki (Repairability) Pembeli memilih produk yang mudah diperbaiki, yaitu
ukuran kemudahan untuk memperbaiki produk ketika rusak atau gagal. Pelanggan tertarik pada
jenis produk yang mudah diperbaiki juga karena alasan efisiensi waktu dan biaya apabila bisa
diperbaiki sendiri.

8. Gaya (Style) Menggambarkan penampilan dan perasaan yang ditimbulkan oleh produk bagi
pembeli. Gaya memberikan pengaruh pada pelanggan dengan menampilkan keunikan dan
performance pada produk untuk menarik minat beli pelanggan.

9. Rancangan (Design) Rancangan menjadi salah satu potensi cara yang paling ampuh untuk
mendiferensiasikan dan memposisikan produk dan jasa perusahaan. Rancangan juga merupakan
faktor yang akan sering menjadi keunggulan perusahaan, yaitu sebagai totalitas fitur yang
mempengaruhi penampilan dan fungsi produk tertentu yang disyaratkan oleh pelanggan.
Parameter rancangan adalah semua mutu bentuk, fitur, kinerja, kesesuaian, daya tahan,
keandalan, kemudahan diperbaiki, dan gaya.

D. Pengertian Kepercayaan Pelanggan

Kepercayaan adalah suatu sikap yang muncul dan di bangun oleh dua belah pihak yang
mempunyai keterikatan satu sama lain yang akan menciptakan citra yang positif di pandangan
konsumen. Citra yang positif akan meningkatkan dan menunjang kepercayaan pelanggan
terhadap suatu usaha. Sehingga dengan adanya rasa percaya, maka konsumen akan melakukan
pembelian pada usaha tersebut. Menurut Mamang dan Sopiah (2013:201) defenisi kepercayaan
konsumen adalah kekuatan pengetahuan yang dimiliki oleh konsumen dan semua kesimpulan
yang dibuat konsumen bahwa produk mempunyai objek, atribut, dan manfaat. Menurut kotler
dan keller (2009) mengatakan bahwaa tugas perusahaan adalah menciptakan kepercayaan
pelanggan. Untuk mampu mendapatkan kepercayaan dari pelanggan, sebuah perusahaan harus
mampu menerapkan konsep pemasaran yang berorientasi pada pada pelanggan dan
menenkankan bahwa pembeli adalah raja yang harus dilayani dan terpuaskan. Hal ini berarti jika
konsumen merasa puas akan suatu produk, baik dalam pelayanan maupun penggunaan produk
maa konsumen tersebut dapat dikatakan sudah percaya akan produk tersebut. Disamping itu,
loyalitas pelanggan juga merupakan indikasi kepercayaan pelanggan terhadap suatu produk
yang di yakini akan memberikan hasil positif bagi dirinya. Ini merupakan keyakinan bahwa pihak
lain akan berprilaku sesuai etika sosial dan terdapat keyakinan bahwa pihak lain akan yang
dipercaya akan memenuhi komitmen.

E. Indikator Kepercayaan Pelanggan

Indikator kepercayaan yang Sukma Abdurrahman Adi (2012:34) adalah sebagai berikut: 1.
Jaminan Kepuasan Jaminan kepuasan atas produk atau jasa yang akan dia terima dan uang yag
telah dibayarakan, 2. Perhatian Pemrosesan secara sadar sejumlah kecil informasi dari sejumlah
besar informasi yang tersedia. Informasi didapatkan dari penginderaan, ingatan maupun proses
kognitif lainnya. 3. Keterus-terangan. Keterus terangan merupakan hal yang mengacu pada
karakter, moral dan berkonotasi atribut positif seperti berintegrasi pada kejujuran.

F. Pengertian Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian akan menentukan proses dalam menentukan pembelian yang dilakukan
konsumen dalam memutuskan apa, kapan, dimana, dan bagaimana melakukan pembelian.
Menurut Herlina dan Gede (2018:64) keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan
penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam
memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan,
pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan tingkah
laku setelah pembelian. Menurut Kotler (2002) dalam Widagdo (2011:4) keputusan adalah
sebuah proses pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri dari pengenalan masalah,mencari
informasi, beberapa penilaian alternatif, membuat keputusan membeli dan perilaku setelah
membeli yang dilalui konsumen. Menurut Deavaj (2013) dalam jurnal Lydia dan Gede (2018 : 64)
keputusan pembelian secara online dipengaruhi oleh efisiensi untuk pencarian (waktunya cepat,
mudah dalam penggunaan, dan usaha pencarian mudah), value (harga bersaing dan kualitas
baik), interaksi (informasi, keamanan, load time, dan navigasi).

G. Proses Keputusan Pembelian

Setiadi (2003) dalam Sangadji dan Sopiah (2013 : 121) mendefinisikan bahwa inti dari
pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan
pengetahuan untuk mengevaluasi dua perilaku alternatif atau lebih, dan memilih salah satu di
antaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan yang disajikan secara
kognitif sebagai keinginana berperilaku. Dari penjelasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
semua perilaku sengaja dilandaskan pada keinginan yang dihasilkan ketika konsumen secara
sadar memilih salah satu di antara tindakan alternatif yang ada. Menurut Kotler dan Keller
(2013:184-190) tahap evaluasi alternatif dan keputusan pembelian minat membeli awal yang
mengukur kecenderungan pelanggan untuk melakukan suatu tindakan tertentu terhadap
produk secara keseluruhan. Ada lima tahap proses keputusan pembelian.

Tahapan secara berurutan mengenai proses keputusan pembelian yang dilakukan oleh
konsumen yang terdiri atas:

1. Pengenalan masalah Proses pembelian dimulai ketika pembeli menyadari suatu masalah atau
kebutuhan yang dipicu oleh rangsangan internal atau eksternal. Rangsangan internal misalnya
dorongan memenuhi rasa lapar, haus yang mencapai ambang batas tertentu. Sedangkan
rangsangan eksternal misalnya seseorang melewati toko kue dan melihat roti yang segar dan
hangat sehingga terangsang rasa laparnya.

2. Pencarian Informasi Konsumen yang teransang kebutuhannya akan terdorong untuk mencari
informasi yang lebih banyak. Sumber informasi konsumen yaitu : a) Sumber pribadi : Keluarga,
teman, tetangga dan kenalan. b) Sumber Komersial : iklan, wiraniaga, agen, kemasan dan
penjualan. c) Sumber publik : media ma ussa dan organisasi penilai konsumen. d) Sumber
pengalaman : penanganan, pemeriksaan dan menggunakan produk.

3. Evaluasi alternatif Konsumen memiliki sikap beragam dalam memandang atribut yang relevan
dan penting menurut manfaat yang mereka cari. Kumpulan keyakinan atas merek tertentu
membentuk citra merek, yang disaring melalui dampak persepsi selektif, distorsi selektif dan
ingatan selektif.

4. Keputusan Pembelian Dalam tahap evaluasi, para konsumen membentuk preferensi atas
merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan. Faktor sikap orang lain dan situasi yang tidak
dapat diantisipasi yang dapat mengubah niat pembelian termasuk faktor-faktor penghambat
pembelian.

5. Perilaku pasca pembelian Para pemasar harus memantau kepuasan pasca pembelian,
tindakan pasca pembelian dan pemakaian produk pasca pembelian, yang tujuan utamanya
adalah agar konsumen melakukan pembelian ulang
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Diferensiasi produk dilakukan agar perusaahaan tidak hanya menciptakan suatu


produk yang sifatnya generic (umum) saja, melainkan menciptakan suatu keunikan yang
mempunyai ciri khas tersendiridari perusahaantersebut yang bertujuan untuk menarik minat
konsumen supaya merasakan kepuasan atas produk yang telah digunakannya dan loyal
terhadap perusahaan penjual produknya tujuan dari strategi diferensiasi adalah
mengembangkan positioning yang tepat sesuai keinginan konsumen potensial yang dituju. Jika
pasar melihat produk memiliki perbedaan disbanding produk pesaing. Diferensiasi produk yang
berhasil akan mampu mengalihkan basis persaingan dari harga ke faktor lain, seperti
karakteristik produk, strategi distribusi atau variabel-variabel promotif lainnya.

B. Saran

Anda mungkin juga menyukai