Hakekat dan Tantangan KWN Untuk Masa Depan Bangsa, Negara dan
Konstitusi Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945 dan Konstitusionalitas
Per UU dibawah UUD 1945
DISUSUN OLEH :
Kelompok 6
2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
telah memberikan kekuatan dan kemampuan sehingga makalah ini bisa selesai
tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penyusunan makalah paper ini adalah
untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewewarganegaraan Dan Anti
Korupsi Yang Membahas Mengenai Hakekat Dan Tantangan KWN Untuk
Masa Depan Bangsa, Negara Dan Konstitusi Nilai, Norma Konstitusional Dan
Konstitusionalitas Per UU Dibawah UUD 1945.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah paper ini. Saya sadar
makalah paper ini belum sempurna dan memerlukan berbagai perbaikan, oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun sangat dibutuhkan.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
dan semua pihak.
Penyusun
I
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………….... I
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………. II
II
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Kewarganegaraan atau dalam kurikulum 2013 disebut dengan
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan salah satu disiplin ilmu
sosial. Telah menjadi rahasia umum bahwa ilmu sosial sifatnya relatif dan tidak
seperti ilmu alam yang sifatnya mutlak. Hal ini menjadikan pendidikan
kewarganegaraan dapat saja digoyahkan setiap saat karena tidak memiliki
keajegan seperti halnya ilmu eksak.
1
dengan perubahan isi PKn yang lebih memperjelas akar keilmuan yakni politik,
hukum dan moral.
Pada kurikulum 2013 yang baru saja disahkan akhir tahun 2013 lalu, nama
pendidikan kewarganegaraan diganti lagi dengan Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan (PPKn). Dalam kurikulum tersebut penekan tentang sikap
(afeksi) begitu ditonjolkan. Persoalanya sekarang adalah bagaimana menemukan
pendekatan yang terbaik untuk menyampaikan berbagai konsep PKn agar siswa
dapat menggunakan dan mengingat lebih lama konsep tersebut. Bagaimana
membuka wawasan berfikir dan beragam dari seluruh siswa agar konsep yang
dipelajarinya dapat dikaitkan dengan kehidupan nyata. Inilah tantangan PKn
kedepannya. Seiring dengan perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan itu
sendiri diharapkan akan semakin meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kewaganegaraan dan warga negara sehingga dapat semakin memperbaiki moral
bangsa ini.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat kewarganegaan untuk masa depan bangsa?
2. Pengertian negara dan konstitusi menurut para ahli?
3. Apa perbedaaan norma dan kostitusi?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Pendidikan seperti ini pada dasarnya merupakan komitmen moral
yang kuat terhadap kemanusiaan global. Namun perlu diperhatikan bahwa
pendidikan kewarganegaraan global harus menggambarkan moralitas
kemanusiaan yang universal ditunjukan untuk kesejahteraan masyarakat
manusia, tanpa mengambil nilai lokal Negara itu sendiri sebagai dasar kehidupan
bernegara. Dalam proses ini secara implisit dicermati bahwa pendidikan
kewarganegaraan berbasis karakter Pancasila (role building) tidak bisa berdiri
sendiri. Untuk mencapai tujuan ini, pendidikan kewarganegaraan tidak bisa
sendirian, tetapi harus bisa bekerjasama dengan mata pelajaran lain, seperti mata
pelajaran agama. Disini mata pelajaran PKn menjadi landasan dan motivasi dari
setiap kegiatan dan kegiatan yang ada, dan pendidik menjadi pengawas dan
pengajar dalam pelaksanaanya. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa
dalam era globalisasi, urgensi pendidikan kewarganegaraan bagi bangsa
merupakan model pengembangan kewarganegaraan global dan berstandar global
yang berakar pada budaya dan bangsa. Namun, sekarang pendidikan
kewarganegaraan tidak hanya harus dianggap sebagai mata pelajaran, tetapi juga
harus dianggap sebagai kegiatan pendidikan yang komprehensif.
B. Negara dan Konstitusi, Nilai dan Norma Konstitusional UUD RI 1945 dan
Konstitusionalitas per UU dibawah UUD 1945
4
• Menurut Prof. Dr. Djokosoetono, SH. yang mendefinisikan sebuah negara
sebagai organisasi manusia maupun kumpulan individu yang berada di bawah
sebuah pemerintahan yang sama.
• Menurut Prof. Farid S., negara merupakan sebuah wilayah merdeka yang sudah
mendapatkan pengakuan dari negara lain serta memiliki sebuah kedaulatan.
• Menurut G. Pringgodigdo, SH. yang mendefinisikan negara sebagai sebuah
organisasi kekuasaan maupun organisasi kewibawaan yang harus persyaratan
berupa berbagai unsur tertentu.
• Menurut Dr. Wirjono Prodjodikoro, SH., negara merupakan sebuah organisasi
yang berada di atas kelompok maupun beberapa kelompok individu yang
mendiami suatu wilayah atau teritori tertentu bersama dan mengakui adanya
sebuah pemerintahan yang bertugas untuk mengurus tata tertib serta
keselamatan sebuah kelompok maupun beberapa kelompok individu yang ada.
• Pengertian negara menurut Gettel, negara merupakan sebuah komunitas
berbagai oknum yang secara permanen mendiami suatu wilayah tertentu,
menuntut secara sah akan kemerdekaan diri dari pihak luar serta memiliki
sebuah organisasi pemerintah serta hukum yang berjalan secara menyeluruh di
dalam sebuah lingkungan.
• Dalam An Introduction to Politics (1951), Roger H. Soltau mengemukakan
definisi negara adalah sebuah agen maupun kewenangan yang mengatur
maupun mengendalikan segala persoalan bersama atas nama masyarakat di
dalamnya.
• Menurut Harold J. Laski dalam The State in Theory and Practice (1947),
definisi negara merupakan sebuah masyarakat yang diintegrasikan karena
memiliki wewenang yang sifatnya memaksa.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, kata negara dapat
diartikan kedalam dua hal. Yang pertama, negara adalah sebuah organisasi yang
berapa pada suatu wilayah dan memiliki kekuasaan tertinggi secara sah serta
ditaati oleh masyarakat di dalamnya. Yang kedua, sebuah negara dapat
5
disimpulkan sebagai kelompok sosial yang mendiami sebuah wilayah maupun
daerah tertentu yang berada di bawah lembaga politik maupun pemerintah yang
efektif, memiliki kesatuan politik, berdaulat yang memiliki tujuan nasional yang
ingin dicapai oleh suatu wilayah tersebut.
6
negara. Di mana yang dipersiapkan sebelum maupun sesudah negara yang
bersangkutan berdiri.
1.Konstitusi
Ada banyak pengertian konstitusi, namun secara umum istilah konstitusi ini
berasal dari bahas Prancis yaitu constituer, dalam bahasa Belanda disebut
constitutie, bahasa Inggris constitution, bahasa Jerman konstitution dan bahasa
Latin constitutio, constituere. Artinya membentuk suatu negara atau menyusun
suatu negara (Dewi Ratna, 2016). Selanjutnya konstitusi mempunyai dua arti, yaitu
secara luas dan secara sempit. Konstitusi secara luas adalah keseluruhan dari
semua ketentuanketentuan dasar atau hukum dasar. Sedangkan arti konstitusi
secara sempit merupakan piagam dasar atau undang-undang dasar suatu negara
atau dikenal dengan istilah loi contitutionalle yang berarti suatu dokumen lengkap
tentang aturan dasar negara.
(1) sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi
yang ada di dalam negara.
(2) sebagai bentuk negara.
(3) sebagai faktor integrasi.
(4) sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam negara.
8
Dalam pengertian relatif, konstitusi dibagi menjadi 2 pengertian yaitu:
(1) sebagai tuntutan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh
penguasa dan konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil
(konstitusi dapat berupa tertulis) dan
(2) dalam arti materiil, konstitusi yang dilihat dari segi isinya. Selain itu ada
juga istilah konstitusi dalam arti positif yaitu sebagai sebuah keputusan
politik yang tertinggi sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan
kenegaraan. Dan konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat
adanya jaminan atas hak asasi serta perlindungannya.
9
membuat sesuatu agar berdiri. Jadi konstitusi berarti menetapkan secara bersama
(Internet. Wikipedia. 2018).
2. Norma
Untuk memahami apa itu norma, maka berikut ini disajikan beberpa
pengertian tentang norma. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),
norma adalah aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam
masyarakat, dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah laku yang
sesuai dan diterima oleh setiap warga masyarakat. Dalam pengertian lain, namun
memiliki esensi yang sama, norma diartikan sebagai kebiasaan warga masyarakat
yang telah menjadi suatu aturan yang mengikat. Kebiasaan-kebiasaan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat, yang secara terusmenerus, turun-temurun,
dipelihara, dilakukan,ditaati dan dilesatarikan agar tetap ada, serta dipergunakan
sebagai kontrol sosial dalam segenap sikap dan tindakan warga masyarakat. Bila
terjadi pelanggaran atau penyimpangan, maka aka nada sanksi terhadap
pelanggaran norma.
10
2009). Dalam kehidupan bermasyarakat manusia memerlukan aturan-aturan
tertentu karena tidak semua orang bisa berbuat sesuka hatinya dan menurut
kehendak masing-masing. Jika keinginan seseorang dipaksakan terhadap orang
lain, akan terjadi benturan dengan keinginan pihak lain. Untuk mencapai
keteraturan dan kenyamanan dalam kebersamaan dan hidup bersama, maka
manusia melakukan konsensus tentang hal yang boleh dilakukan, yang sebaiknya
dilakukan, dan yang tidak boleh dilakukan (larangan) dalam kehidupan
bermasyarakat. Konsensus itulah pada akhirnya akan yang menjadi suatu embrio
tentang eksistensi norma. Sebagai pedoman yang diaati dan dilaksanakan oleh
manusia dalam kehidupan dan berinteraksi sosial di dalam lingkungan
masyarakatnya.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara etimologis, pendidikan kewarganegaraan berasal dari
kata"pendidikan" dan "kewarganegaraan". pendidikan yang berarti usaha sadar
danterencana dalam mewujudkan proses pembelajaran agar peserta didik bisa
aktifuntuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya,
sedangkankewarganegaraan adalah segala hal yang berhubungan dengan warga
negara. Secara yuridis pendidikan kewarganegaraan dimaksudkan
untukmembentuk peserta didik agar memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah
air. Secara terminologis pendidikan kewarganegaraan adalah program
pendidikan yang berintikan demokrasi politik, dan diperluas dengansumber-
sumber lain; contohnya seperti pengaruh positif dari pendidikan sekolah,
masyarakat, dan orang tua. Negara perlu menyelenggarakan pendidikan
kewarganegaraankarena setiap generasi itu adalah orang baru yang harus
mendapat pengetahuan, termasuk sikap/nilai maupun keterampilan agarmereka
mampu menjadi warga negara yang memiliki karakter yang baik dan juga
cerdas untuk hidup dalam kehidupan bermasyarakat. Secara historis, PKn di
Indonesia awalnya diselenggarakan oleh organisasi pergerakan dengan tujuan
untuk membangun rasa kebangsaan dan cita-citaIndonesia merdeka.
Pendidikan kewarganegaraan senantiasa menghadapi dinamika
perubahandalam sistem ketatanegaraan dan pemerintahan serta tantangan
kehidupan berbangsa dan bernegara.
B. Saran
Pemahaman secara etimologis pendidikan kewarganegaraan penting
ddipahami, karena dengan kajian tersebut dapat memberi penjelasan, perbedaan
antara konstitusi dan norma. Di lain sisi, pengetahuan tantang konstitusi perlu
12
dipahami, oleh berbagai pihak agar tidak salah dalam menganalisis penggunaan
metode yang tidak tepat.
13
DAFTAR PUSTAKA
Sumber buku :
Samsuri. 2006. “Pembentukan Warga Negara Demokratis Dalam Pembelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan” Jurnal Pemikiran dan Penelitian Kewarganegraan: PKn
Progresif, Vol. 1, No. 1: Jurusan PKn, FKIP Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Wahab, A. A, Sapriya, 2007. Teori dan Landasan Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung :
UPI Press
Sumber Internet:
Brainly. (2018, Oktober 15). Deskripsi tentang Esensi dan Urgensi PKn untukmasa depan.
Brainly:https://brainly.co.id/tugas/18356418
Kemahasiswaan, D. J. (2016). Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta:Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi.Leman. (2018, Mei
19).Urgensi dan Esensi Pendidikan Pancasila untuk masadepan
Wordpress:https://leman2311.wordpress.com/2018/05/19/urgensi-dan-esensi-pendidikan-
pancasila-bagi-masa-depan/.
14