Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

URGENSI PENDIDIKAN PANCASILA BAGI GENERASI MUDA

Di susun oleh :

Nama : Faiq Nasihatul Imam Prabowo


NIM : P1337420322113
Kelas : 1 Reguler B
Dosen Pengampu : Dr. Moh Taufik MH

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG


PRODI DIII KEPERAWATAN PEKALONGAN
TA 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Urugensi Pendidikan Pancasila
Bagi Generasi Muda ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini
adalah untuk memenuhi tugas Dr. Moh Taufik MH dan pada mata kuliah Pancasila. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan bagi para pembaca dan penulis.
Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini. Saya menyadari, makalah yang
saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Pekalongan, 05 September 2022

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................................................2
BAB I............................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...........................................................................................................................................4
1.1. Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
1.3. Tujuan..........................................................................................................................................5
BAB II...........................................................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................................6
2.1. Konsep Pendidikan Pancasila......................................................................................................6
2.2. Pengertian Pancasila dari Historis dan Terminologis.................................................................8
2.3. Pengaruh Pendidikan Pancasila Terhadap Berbagai Masalah di Indonesia...............................9
BAB III........................................................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Derasnya arus globalisasi dan teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di era idustri
4.0 tidak hanya menimbulkan dampak positif, akan tetapi juga dapat memicu dampak yang
negatif.. Namun, di sisi lain dapat menebar keresahan masyarakat. Media yang awal
kemunculannya hanya berfungsi satu arah, kini dengan kecanggihannya dapat berfungsi
multi-arah. Siapa saja dapat menjadi pelopor, penyimak, distributor, maupun hanya sekedar
penikmat. Luasnya jangkauan media canggih dan kemampuannya sebagai wadah umpan
balik serta tanggapan telah menjadi trend tersendiri yang mampu merubah gaya hidup
masyarakat , termasuk ideologi.Pancasila di era industry 4.0 saat ini harus dikembalikan
fungsinya menjadi dasar falsafah negara, pandangan hidup, ideologi nasional, dan juga
pemersatu (ligatur) dalam nafas kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti halnya yang
diyakini Presiden Ir Sukarno (1958) terhadap pentingnya Pancasila sebagai alat pemersatu
yang mampu menghilangkan berbagai penyakit bangsa serta menjadi alat perjuangan bangsa
Indonesia dari masa ke masa.Dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman pokok dalam
pergaulan di dunia maya melalui internalisasi nilai-nilai luhurnya. Maka, Pancasila akan
menjadi ideologi tangguh. Bangsa Indonesia juga tak akan dengan mudahnya terprovokasi
oleh tindakan radikalisme, malah justru akan berusaha sekuat tenaga memberantas tindakan
radikalisme atau terorisme, baik di dunia nyata maupun maya. Hal ini dapat diupayakan
melalui pendidikan literasi media berbasis Pancasila.Melalui pendidikan literasi berbasis
Pancasila dalam keluarga, orang tua harus bisa menjadi kontrol bagi anak-anaknya dalam
berselancar mengakses internet maupun media sosial lainnya. memberi pemahaman kepada
mereka antara konten yang baik dan yang kurang baik. Nilai-nilai luhur Pancasila juga
dipahami melalui situs website yang baik di internet. Pendidikan ramah anak dan anti-
kekerasan juga perlu ditanamkan sejak dini pada anak.Sementara itu, pendidikan literasi di
sekolah bisa dilakukan dengan cara menggencarkan budaya literasi media berwawasan
Pancasila dan juga gerakan sadar-nasionalisme yang terwujud nyata. Mapel seperti
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) tidak hanya dipelajari saja, akan tetapi
juga diaktualisasikan dan diinternalisasikan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk dalam
pergaulan atau berselancar di dunia maya melalui internet.
1.2. Rumusan Masalah
 Menelusuri konsep dan urgensi pendidikan pancasila?
 Apa saja sumber historis, sosiologias, politis pendidikan pancasila?
 Bagaimana pengaruh pendidikan Pancasila terhadap berbagai masalah yeng terjadi di
Indonesia saat ini?

1.
1.1.
1.2.
1.3. Tujuan
 Untuk mengetahui konsep dan urgensi pendidikan pancasila
 Untuk Menggali sumber historis, sosiologias, politis pendidikan pancasila
 Mengetahui pengaruh pendidikan Pancasila terhadap berbagai masalah yang terjadi di
Indonesia
BAB II

PEMBAHASAN

1.
2.
2.1. Konsep Pendidikan Pancasila
Pancasila adalah dasar ideologi-ideologi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari
dua kata dari Sanskerta: Panca berarti lima dan Sila berarti prinsip atau asas. Pancasila
merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh
rakyat Indonesia.Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha
Esa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada alinea ke-4 Preambule
(Pembukaan) Undang-Undang Dasar 1945. Meskipun terjadi perubahan kandungan dan
urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama
masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari
lahirnya Pancasila.Dalam tinjauan pedagogik, Pendidikan Pancasila merupakan bidang
kajian keilmuan, program kurikuler, dan aktivitas sosial-kultural yang bersifat
multidimensional. Sifat multi dimensional ini menyebabkan Pendidikan Pancasila dapat
disikapi sebagai:pendidikan nilai dan moral, pendidikan kemasyarakatan, pendidikan
kebangsaan,pendidikan kewarganegaraan, pendidikan politik, pendidikan hukum dan hak
asasi manusia, serta pendidikan demokrasi.

Di Indonesia, arah pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan dan Pancasila


tidak boleh keluar dari landasan ideologi Pancasila, landasan konstitusional Undang-
UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan landasan operasional
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Selain itu,
tidak boleh juga keluar dari koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan
filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini yang menyebabkan secara terminologi untuk
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia digunakan istilah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang mempunyai misi sebagai pendidikan nilai dan moral Pancasila,
penyadaran akan norma dan konstitusi UUD Negara Republik IndonesiaI Tahun 1945,
pengembangan komitmen terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan
penghayatan terhadap filosofi Bhinneka Tunggal Ika. Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan dimaksudkan sebagai upaya membentuk peserta didik menjadi
manusia yang memiliki rasa kebangsaan dan cinta tanah air yang dijiwai oleh nilai-nilai
Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, semangat
Bhinneka Tunggal Ika, dan komitmen Negara Kesatuan Republik Indonesia.Oleh karena
itu, secara umum pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan di sekolah
adalah upaya mengembangkan kualitas warga Negara secara utuh dalam berbagai aspek
sebagai berikut:

1. .Kemelekwacanaan sebagai warga negara (civic literacy), yakni pemahaman peserta


didik sebagai warga negara tentang hak dan kewajiban warga negara dalam
kehidupan demokrasi konstitusional Indonesia serta menyesuaikan perilakunya
dengan pemahaman dan kesadaran itu.
2. Komunikasi sosial kultural kewarganegaraan (civic engagement), yakni kemauan dan
kemampuan peserta didik sebagai warga negara untuk melibatkan diri dalam
komunikasi sosial-kultural sesuai dengan hak dan kewajibannya.
 Urgensi Pendidikan Pancasila
Urgensi Pendidikan Pancasila. Pancasila adalah jati diri bangsa Indonesia, sebagai
falsafah, ideologi, dan alat pemersatu bangsa Indonesia. Pancasila merupakan pandangan
hidup, dasar negara, dan pemersatu bangsa Indonesia yang majemuk.Mata kuliah
Pendidikan Pancasila diberikan karena adanya kesadaran akan perlunya pendidikan yang
berkesinambungan mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Diharapkan,
dengan pemahaman yang semakin mendalam akan nilai-nilai Pancasila, generasi muda
dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari,Pendidikan Pancasila juga
diberikan karena fakta kemerosotan penghayatan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
sehari-hari, baik individual maupun kolektif sebagai bangsa.
Dengan kata lain, mata kuliah ini dihidupkan karena adanya kesenjangan antara
kata/pengetahuan dan perbuatan/tingkah laku. Kemerosotan penghayatan nilai-nilai
Pancasila dapat disaksikan di semua bidang kehidupan, dari semua kelas sosial, dan di
hampir semua profesi. Fakta paling jelas adalah korupsi yang dilakukan di semua lini,
mulai dari pejabat pemerintah maupun institusi pemerintah dan swasta.Selain kasus
korupsi, patut disebutkan beberapa gejala yang mencerminkan kemerosotan penghayatan
nilai-nilai Pancasila, seperti kerusuhan dan sengketa berlatarbelakang SARA, kekerasan
dalam rumah tangga, kesenjangan ekonomi, ketakmampuan golongan rendah untuk
masuk jenjang sekolah dasar hingga perguruan tinggi, berbagai macam dan tingkat
kriminalitas, diskriminasi perempuan, dan UU dan peraturan daerah yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila, sekedar menyebut beberapa contoh.
Sistem ekonomi Indonesia yang dalam Pancasila dan UUD 1945 dikenal sebagai
demokrasi ekonomi berlandaskan gotong royong, pada praktiknya lebih condong ke
sistem ekonomi liberal yang makin memarginalkan kelas bawah. Kesenjangan ekonomi
tampak dengan jelas karena dalam sistem liberal seperti ini hanya orang-orang kaya yang
tambah kaya, sebaliknya orang miskin makin terpuruk. Kekayaan tanah tumpah darah
Indonesia yang sebetulnya dikelola untuk kesejahteraan rakyat dikuasai oleh pihak asing
dan konco-konconya orang-orang kaya.
Pendidikan Pancasila diberikan karena kesadaran akan semakin derasnya arus
ideology asing, khususnya kapitalisme dan neoliberalisme, yang berkat sayap raksasa
globalisasi menggempur seluruh pelosok Indonesia tanpa henti. Materialisme, hedonism,
konsumtivisme, serta gaya hidup yang dibentuknya telah dan sedang menerjang sudut-
sudut terpencil Indonesia
UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang diejawantahkan
dalam PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan menetapkan
kurikulum tingkat Satuan Perguruan Tinggi wajib memuat mata kuliah pendidikan
agama, pendidikan kewarganegaraan, dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris.
Pendidikan kewarganegaraan memuat pendidikan Pancasila sebagai landasan pengenalan
mahasiswa terhadap ideologi negara.Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) kemudian,
dalam SK No.43/DIKTI/Kep/2006 memutuskan tentang rambu-rmbu Pelaksanan
Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi, termasuk di
dalamnya Pendidikan Pancasila.
1.
2.
2.1.
2.2. Pengertian Pancasila dari Historis dan Terminologis
 Pengertian Pancasila Dari Historis
Perumusan Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia tidak terlepas dari
sejarah perjuangan para pahlawan bangsa Indonesia untuk merenggut kemerdekaan. Pada
masa pendudukan Jepang tahun 1942, berawal bangsa Indonesia menyambut baik
kedatangan Jepang. Rupanya kedatangan Jepang tidak mengubah nasib bangsa ke arah
yang lebih baik, bahkan sebaliknya, ternyata lebih tragis dari pada pemerintah Hindia
Belanda. Maka di daerah-daerah muncul perlawanan terhadap Jepang Pada tahun 1943
posisi Jepang semakin genting karena menghadapi gempuran tentara Sekutu.
Di samping itu, mereka juga melawan perlawanan di setiap daerah. Kondisi
semacam ini merupakan keuntungan bagi bangsa Indonesia untuk menindak Jepang agar
mau memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia. Desakan tersebut ternyata
mendapatkan respon dari pemerintah Jepang. Pada tanggal 7 September 1944 Perdana
Menteri Koyso menjanjikan kemerdekaan nanti di kemudian hari. Untuk meyakinkan
bangsa Indonesia terhadap janji tersebut dibentuklah BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha-
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) atau Dokuritsu Zyunbi Tyoshakai pada 1
Maret 1945. Anggota BPUPKI ini terdiri dari 60 anggota berasal dari Indonesia, 4
anggota keturunan Cina, satu anggota keturunan Belanda dan satu anggota dari keturunan
Arab. Dalam salah satu sidang BPUPKI, tepatnya tanggal 1 Joni 1945, telah diadakan
perbincangan yang menyinggung dasar negara Indonesia.
Proses Perumusan Pancasila didasari dalam sidang BPUPKI I dr. Radjiman
Widyadiningrat, tiga orang pembicara yaitu Muhammad Yamin, Soepomo dan Soekarno.
Tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno memberi nama Pancasila yang artinya 5 dasar pada
pidatonya dan tanggal 17 Agustus 1945 memproklamasikan kemerdekaan, 18 Agustus
dimana tercantum isi rumusan 5 prinsip dasar negara yang diberi nama Pancasila, Dari
itulah sebutan Pancasila menjadi B. Indonesia dan istilah umum.
 Pengertian Pancasila Dari Terminologis
Proklamasi kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945 itu telah mengeluarkan negara
Republik Indonesia. Untuk melengkapi instrumen-instrumen perlengkapan negara
sebagaimana mestinya negara-negara yang merdeka, maka Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) segera melangsungkan sidang. Dalam sidangnya tanggal
18 Agustus 1945 telah berhasil mengesahkan UUD negara Republik Indonesia yang
dikenal dengan UUD 1945. Adapun UUD 1945 terdiri atas dua bagian yaitu Pembukaan
UUD 1945 dan pasal-pasal UUD 1945 yang berisi 37 pasal, 1 Aturan-Aturan Peralihan
yang terdiri atas 4 pasal dan 1 Aturan Tambahan terdiri atas 2 ayat.

2.3. Pengaruh Pendidikan Pancasila Terhadap Berbagai Masalah di Indonesia


Pendidikan Pancasila tidak hanya merupakan sebuah teori yang dipelajari dari
tingkat Sekolah Dasar hingga ke Perguruan Tinggi saja, melainkan diperlukan
pengamalannya pada kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat dan berbangsa.
Banyaknya masalah yang terjadi di Indonesia sedikit banyak berpengaruh terhadap
pemahaman seseorang pada Pendidikan Pancasila yang telah dipelajari. Berikut beberapa
masalah yang seringkali terjadi di Indonesia :
 Kasus Sara yang Merajalela
Indonesia adalah negara dengan suku bangsa, agama, dan budaya yang beragam.
Dilingkungan tempat tinggal kita, mungkit telah memiliki rasa toleransi yang tinggi
terhadap perbedaan-perbadaan tersebut. Tapi, dibeberapa tempat masih banyak yang
tidak dapat menerima adanya perbedaan dan melakukan diskriminasi terhadap kaum
minoritas. Sebut saja beberapa masalah yang terjadi belakangan ini terkait sara seperti,
penolakan pemimpin yang memiliki agama yang berbeda dengan mayoritas
penduduknya, pembakaran tempat ibadah, terorisme, pertikaian antar suku, saling ejek
agama dimedia sosial, dan masih banyak lagi. Kita sebagai bangsa Indonesia harusnya
dpat menyadari persamaan latar belakang, tujuan, dan nasib. Sehingga dapat tercipta rasa
persatuan yang kuat.
 Korupsi
Seperti yang sudah kita ketahui, Indonesia merupakan salah satu negara yang
terkenal dimata dunia karena tingginya tingkat korupsi yang terjadi. Korupsi tidak hanya
dilakukan oleh pejabat kelas atas didaerah pusat saja, tapi juga oleh pejabat didaerah
kecil. Hal ini menyebabkan kerugian negara yang amat besar yang menyengsarakan
rakyat dan menimbulkan berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, kesenjangan sosial,
kualitas pendidikan yang rendah, tingkat kriminalitas yang tinggi, pengangguran, dan
banyaknya daerah tertinggal yang tidak mendapat fasilitas yang layak.
 Penegakan Hukum yang Lemah
Indonesia merupakan negara hukum. Namun, seperti kasus yang sudah-sudah,
kebanyakan dari mereka yang dihukum adalah rakyat kecil. Ini dikarenakan hukum di
Indonesia yang tidak adil, yang lancip terhadap rakyat kecil, tumpul kepada masyarakat
kelas atas. Hukum seringkali disalahgunakan oleh para praktisi hukum yang dapat disuap,
sehingga rakyat kecil yang tidak mempunyai uang, tidak dapat berbuat apa-apa, dan
pasrah untuk dihukum bersalah.
1.
2.
2.1.
2.2.
2.3.

BAB III

PENUTUP
3.
3.1. Kesimpulan
Pancasila memiliki nilai-nilai luhur yang dapat dijadikan pedoman hidup dalam
berbangsa dan bernegara, Penanaman dan penerapan nilai-nilai pancasila sangat penting
dan diperlukan untuk membentuk kepribadian generasi bangsa yang berkarakter dan
bermoral serta mampu bersaing dalam segala bidang.Pendidikan pancasila sangat
dibutuhkan dalam berbagai kalangan untuk mewujudkan suatu bangsa dan Negara yang
mampu membanggakan pancasila sebagai landasan utama dalam kehidupan berbangsaan
bernegara pada khususnya. Oleh karena itu Pancasila dapat sebagai acuan proses
pembelajaran dalam menjawab segala tantangan yang ada.

3.2. Saran
Pemerintah sebaiknya menjalankan program terpadu untuk lebih mengefisienkan
pembelajaran Pendidikan Pancasila ini. Pendidikan Pancasila dinilai masih kurang,
dengan pembelajaran yang hanya diadakan satu kali dalam seminggu. Sebaiknya
pembelajaran ebih diefektifkan lagi. Masyarakat juga harus lebih berpartisipasi dalam
pelaksanaan Pendidikan Pancasila, harus dapat memahami dan mempraktekan dalam
kehidupan sehari-hari bukan hanya menjadi sebatas teori didalam kelas saja. Kita
sebagai masyarakat juga harus mendukung setiap upaya dari pemerintah dalam
mengatasi setiap permasalahan di negeri ini. Sehingga dapat tercipta Indonesia yang
lebih baik kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/41588141/MAKALAH_PENTINGNYA_PENDIDIKAN_PANCASI
%20LA_BAGI_MAHASISWA_OLEH_FARHAN_ARDIAN

https://www.academia.edu/43751223/
MAKALAH_PANCASILA_konsepsi_urgensi_dan_pentingnya_pancasila

Anda mungkin juga menyukai