Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
( PKN )
‘’ PERAN PANCASILA DIERA GLOBALISASI ‘’

Disusun oleh : Richard Tuwo

TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN


SMK YADIKA MANADO
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebab
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kesehatan kepada saya, sehingga mampu
menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Peranan Pancasila Pada Era Globalisasi”.

Makalah ini disusun dengan harapan dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Saya mengucapkan
banyak terimakasih kepada segenap pembaca.

Apabila dalam makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, saya mohon
maaf karena sesungguhnya manusia itu pasti mempunyai salah. Hanya Maha Kuasa yang
paling sempurna, karena ilmu saya belum seberapa banyak. Karena itu saya sangat
menantikan saran dan kritik dari pembaca yang sifatnya membangun guna sempurnanya
makalah ini.

Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan
pengetahuan bagi siapa saja yang memerlukannya dimasa yang akan datang.

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................................................1
1.3 Tujuan..........................................................................................................................2
1.4 Manfaat........................................................................................................................2
BAB II...............................................................................................................................3
PEMBAHASAN................................................................................................................3
2.1 Pengertian Pancasila.....................................................................................................3
2.2 Pengertian Globalisasi..................................................................................................3
2.3 Makna Yang Terkandung Dalam Pancasila..................................................................4
2.4 Pancasila Sebagai Sumber Nilai...................................................................................4
2.5 Upaya Untuk Mendasari Nilai Pancasila......................................................................7
BAB III..............................................................................................................................9
PENUTUP.........................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................9
3.2 Saran............................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di era globalisasi ini peran Pancasila sangat penting untuk tetap menjaga
Eksistensi kepribadian bangsa Indonesia, karena dengan adanya globalisasi batasan-
Batasan diantara negara seakan tak terlihat, sehingga berbagai kebudayaan asing dapat
Masuk dengan mudah ke masyarakat. Hal ini dapat memberikan dampak positif dan
Negatif bagi bangsa indonesia, jika kita dapat memfilter dengan baik berbagai hal
Yang timbul dari dampak globalisasi tentunya globalisasi itu akan menjadi hal yang
Positif karena dapat menambah wawasan dan mempererat hubungan antar bangsa dan
Negara di dunia, sedangkan hal negatif dari dampak globalisasi dapat merusak moral
Bangsa dan eksistensi kebudayaan Indonesia.

Indonesia tidak dapat menghindari tantangan globalisasi, tetapi dengan menganut


Pancasila sebagai sebuah prinsip yang menuntun, Indonesia akan dapat
Mempertahankan eksistensi dan identitasnya. Memupuk semangat nasionalistik dalam
Benak generasi muda sejak masa kanak-kanaknya akan membuat mereka lebih
Tangguh terhadap pengaruh negatif dan dekadensi moral yang marak dalam era
Globalisasi. Jadi dengan memperkuat moral dan Etika melalui Pendidikan Pancasila,
Generasi Muda Indonesia lebih siap menghadapi globalisasi dan mempertahankan
Identitasnya diri Indonesia secara bersamaan.

1.2 Rumusan Masalah


Penulis sudah menyusun sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam
makalahini. Ada pula sebagian permasalahan yang hendak dibahas dalam makalah ini antara
lain :
1. Apa itu Pancasila?
2. Apa itu globalisasi?
3. Bagaimana peran Pancasila sebagai dasar Negara pada era globalisasi?
4. Mengapa diperlukan pendidikan Pancasila pada era globalisasi?
5. Bagaimana implementasi nilai-nilai Pancasila pada era globalisasi?

1
1.3 Tujuan
Bersumber dari rumusan masalah diatas, diperoleh tujuan sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian Pancasila.
2. Untuk mengetahui pengertian globalisasi.
3. Untuk mengetahui peranan Pancasila sebagai dasar Negara pada masa globalisasi.
4. Untuk mengetahui urgensi pendidikan Pancasila pada era globalisasi.
5. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai Pancasila pada era globalisasi.

1.4 Manfaat
Manfaat Penulisan Adapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menambah pengetahuan tentang pengertian Pancasila.
2. Menambah pengetahuan tentang pengertian globalisasi.
3. Mengetahui peranan Pancasila sebagai dasar Negara pada masa globalisasi.
4. Memahami urgensi pendidikan Pancasila pada era globalisasi.
5. Mengetahui implementasu nilai-nilai Pancasila pada era globalisasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Pancasila


Pengertian Pancasila Nama Pancasila terdiri dari dua kata sansekerta, yaitu “panca‟
yang artinya lima, dan “sila” yang artinya prinsip atau asas. Jadi, Pancasila adalah prinsip dan
pedoman hidup berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia. Pancasila memiliki
serangkaian nilai yakni ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan dalam
menjalani kehidupan bermasyarakat. Pancasila bukan hanya rumusan yang terbentuk secara
instan tanpa memiliki sumber yang kuat, melainkan pancasila adalah rumusan dasar negara
yang bersumber pada nilai–nilai moral kepribadian bangsa Indonesia, baik nilai agama, sosial
dan budaya yang telah melekat bersamaan dengan esksistensi bangsa Indonesia
Pancasila sebagai suatu nilai tidak begitu saja muncul dengan cepat tanpa memiliki
kekuatan yang serius karena Pancasila merupakan dasar negara yang diperoleh dari
keutamaan karakter negara Indonesia, baik sifat-sifat sosial maupun kemasyarakatan yang
telah dikaitkan dengan keberadaan negara Indonesia. Banyak perjuangan dari para pemimpin
bangsa di masa lalu dalam merumuskan Pancasila, mulai dari rapat BPUPKI pertama hingga
pembentukan panitia Sembilan. Pada tanggal 1 Juni 1945 dalam rapat pertama BPUPKI Ir.
Soekarno menyampaikan dalam pidatonya secara lisan tentang kemungkinan definisi hakiki
negara Indonesia. Kemudian, pada saat itu, beliau memperkenalkan nama “Pancasila”
sebagai dasar negara yang mengandung lima sila, menurut Soekarno, hal ini atas masukan
dari salah seorang sahabatnya, khususnya seseorang yang ahli bahasa.
Pancasila digali dari lapisan-lapisan latar belakang sejarah negara Indonesia dimana
setiap lapisan mengandung komponen sosial lainnya, jelas cenderung menjadi sertifikasi
bahwa dampak elemen sosial itu vital. Lebih lanjut dijelaskan, sangat berarti jika melihat
salah satu nilai pancasila yang paling tegas terkait, khususnya manfaat mengutamakan
kepentingan negara dibandingkan dengan diri sendiri, cinta tanah air, tanah air dan membina
rasa solidaritas untuk Negara.

2.2 Pengertian Globalisasi


Globalisasi adalah penyebaran dampak dari berbagai negara di dunia ini. Mulai dari
budaya, ilmu pengetahuan, dan pemahaman filosofis di masing-masing negara, mulai
merambah ke berbagai Negara – negara lainnya. Pada hakikatnya, pengertian globalisasi
sebenarnya belum mempunyai definisi yang tepat. Kecuali sekadar definisi kerja (working
definition), sehingga tergantung dari segi mana orang melihatnya. Globalisasi dilihat sebagai
suatu proses sosial, atau proses sejarah, atau proses alamiah yang akan menghantarkan
seluruh bangsa dan negara di dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan suatu tatanan
kehidupan yang terbaru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas
wilayah, ekonomi dan budaya masyarakat.
Pengertian Globalisasi menurut para ahli memiliki perbedaan pendapat dalam
mendefinisikan Globalisasi. Berikut beberapa pengertian Globalisasi menurut para ahli :
Dengan pluralisme dan multikulturalisme yang harus disatukan oleh “rasa bersama”
dalam idiom nation-state semangat nasionalisme yang menyertainya.

3
Pancasila yang sejak dahulu dicitakan sebagai dasar negara dan sudah sejak nenek
moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah seharusnya dijadikan pedoman bagi
bangsa Indonesia dalam kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Demikian juga
bagi generasi muda, Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di kalangan generasi muda
diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda mulai sadar dan
memahami fungsi Pancasila serta melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.

2.3 Makna Yang Terkandung Dalam Pancasila


Pancasila terdiri dari 5 (lima) sila, tertuang dalam pembukaan UUD 1945 Alinea IV
dan diperuntukkan sebagai dasar Negara Republik Indonesia. Pembukaan UUd 1945 tersebut
tidak secara eksplisit disebutkan kata Pancasila, namun sudah dikenal luas bahwa 5 sila yang
dimaksud adalah pancasila untuk dimaksudkan sebagai dasar Negara.
Pancasila sejak masa Orde Baru runtuh sampai sekarang ini dianggap sebelah mata
oleh masyarakat. Hal ini disebabkan karena penyimpangan yang dilakukan oleh pemerintah
dan telah melanggar nilai-nilai dari Pancasila. Penyimpangan terbesar dan yang paling sulit
untuk dibasmi adalah masalah KKN (Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme), masalah yang seolah-
olah sudah menjadi penyakit mendarah daging di Indonesia ini. KKN dilakukan karena
kurang adanya 6 rasa nasionalisme dalam bangsa Indonesia tersebut, dan tidak mengamalkan
Pancasila dengan baik dan benar. Bangsa yang baik juga harus dapat memisahkan antara
kepentingan pribadi dan golongan, dengan kepentingan bersama yakni kepentingan bersama
harus didahulukan. Tetapi dalam keseharian, sikap mengutamakan kepentingan bersama
sangat susah dan hampir dikatakan mustahil untuk dihapuskan karena masalah pribadi,
hubungan pertemanan, relasi, dan hubungan darah merupakan hubungan yang erat dan
bahkan dapat mengalahkan rasa nasionalisme terhadap bangsa Indonesia.
Seperti yang kita ketahui dalam argumentasi Soekarno mengenai dasar Negara dibuka
dengan suatu pernyataan, “ Apakah Weltancchauung (dasar dan filsafat hidup) kita, jikalau
kita mendirikan Indonesia merdeka?” Soekarno tidak menjawab pertanyaan ini dengan
singkat. Terlebih ia hendak mengutarakan pandangan bahwa dasar Negara Indonesia ini
haruslah ditemukan dalam lunuk jiwa bangsa Indonesia jauh sebelum bangsa ini merdeka.
Pancasila sebagai dasar (filsafah) negara mengandung makna bahwa nilai-nilai yang
tekandung dalam Pancasila menjadi dasar atau pedoman bagi penyelenggaraan berenegara.
Nilai-nilai Pancasila pada dasarnya adalah nilai-nilai filsafati yang sifatnya mendasar. Nilai
dasar Pancasila bersifat abstrak, normative dan nilai itu menjadi motivator kegiatan dalam
penyelenggaraan bernegara.

2.4 Pancasila Sebagai Sumber Nilai


Pancasila sebagai dasar negara berarti nilai-nilai Pancasila menjadi pedoman
normative bagi penyelenggaraan bernegara. Konsekuensi dari rumusan demikian berarti
seluruh pelaksanaan dan penyelenggaraan pemerintahan negara Indonesia termasuk peraturan
perundang-undangan merupakan pencerminan dari nilai-nilai pancasila. Penyelenggaraan
bernegara mengacu dan memiliki tolak ukur yaitu tidak boleh menympang dari nilai-nilai
ketuhanan, niali kemanusiaan, milai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan.
Di era sekarang, mengembalikan atau menegaskan kembali kedudukan Pancasila
sebagai dasar (filsah) Negara Indonesia merupakan suatu tuntutan penting oleh karena telah
banyak terjadi kesalahan penafsiran atas pancasila di masa lalu. Pengalaman sebelumnya

4
Menunjukkan adanya tafsir tunggal dan monolitik atas Pancasila. Oknum negara telah
menjadikan pancasila bukan sebagai system norma dan koridor bagaimana sebuah bangsa
dijalankan dan diarahkan, tetapi pancasilah telah direduksi sebagi alat kekuasaan untuk
mengendalikan semua elemen bangsa dengan dogmatisme ideologi.
Merujuk pada UU No. 40/2009 tentang Kepemudaan, generasi muda atau pemuda
didefinisikan sebagai “Warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan
dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) sampai 30 (tiga puluh) tahun”. Sementara
itu dalam konteks demografi dan antropologis, generasi muda dibagi ke dalam usia persiapan
masuk dunia kerja, atau usia produktif antara 15-40 tahun. Sementara dari sudut pandang
sosial budaya.
Generasi muda dari sudut pandang ini memiliki sifat majemuk dengan aneka ragam
etnis, agama, ekonomi, domisili, dan bahasa. Mereka memiliki ciri ekosistem kehidupan yang
terbagi ke dalam masyarakat nelayan, petani, pertambangan, perdagangan, perkantoran dan
sebagainya. Sedangkan pada Pasal 7 dan Pasal 8, pelayanan kepemudaan diarahkan untuk
menumbuhkan patriotisme, dinamika, budaya prestasi, dan semangat profesionalitas; dan
meningkatkan partisipasi dan peran aktif pemuda dalam membangun dirinya, masyarakat,
bangsa, dan negara.
Sedangkan pada Pasal 8, disebutkan bahwa strategi pelayanan kepemudaan adalah
bela negara; kompetisi dan apresiasi pemuda; peningkatan dan perluasan memperoleh
peluang kerja sesuai potensi dan keahlian yang dimiliki; dan pemberian kesempatan yang
sama untuk berekspresi, beraktivitas, dan berorganisasi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Peningkatan kapasitas dan kompetensi pemuda; pendampingan
pemuda; perluasan kesempatan memperoleh dan meningkatkan pendidikan serta
keterampilan; dan penyiapan kader pemuda dalam menjalankan fungsi advokasi dan mediasi
yang dibutuhkan lingkungannya.
Globalisasi diartikan suatu fenomena di mana batasan-batasan antar negara seakan
memudar karena terjadinya berbagai perkembangan di segala aspek kehidupan, khususnya di
bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Dengan terjadinya perkembangan berbagai aspek
kehidupan khususnya di bidang iptek maka manusia dapat pergi dan berpindah ke berbagai
negara dengan lebih mudah serta mendapatkan berbagai informasi yang ada dan yang terjadi
di dunia. Di era global ini banyak sekali budaya-budaya yang masuk di negara kita, dan kita
juga tidak akan bisa mengelak dari masuknya budaya-budaya negara lain. Yang terpenting
adalah bagaimana masyarakat Indonesia terutama generasi muda bisa menyaring budaya-
budaya asing dan bisa mengambil budaya yang baik dan menyaring yang buruk dan tidak
sesuai dengan nilai dan norma Pancasila.
Akhir-akhir ini mulai banyak dibicarakan atau dipertanyakan tentang wawasan
kebangsaan generasi muda. Pancasila yang diharapkan dapat memberikan peran dan
kontribusinya bukan hanya sekarang tapi juga yang akan datang menjadi aktor dan pelaku
dalam pembangunan nasional.
Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter nasionalisme
melalui tiga proses yaitu :
Atau moralitas dalam diri seseorang maka akan muncul jiwa semangat dan usaha
yang gigih untuk melakukan perbuatan yang positif di dalam masyarakat dan alam semesta,

5
serta dapat di implementasikan dalam wujud cinta damai, harmoni, serta toleransi (Ayu &
Trisiana, 2017 ). Nilai kemanusiaan sangat diperlukan sebab di era globalisasi saat ini banyak
sekali generasi muda yang tidak menghargai hak orang lain dan tidak menjalankan
kewajibannya sebagai generasi muda. Dengan demikian, jiwa generasi muda yang di landasi
dengan nilai kemanusiaan mampu membentuk perilaku positif seperti saling menghargai hak
dan kewajiban antar sesama, dimana adanya implementasi tersebut dapat membendung nilai
negatif dari globalisasi yang dapat menyebabkan degradasi moral.
Sila ketiga mengandung nilai persatuan dan kebangsaan, maknanya bangsa Indonesia
yang kaya akan keberagaman agama, suku, bahasa, daerah, dan budaya dapat dipersatukan.
Secara universal nilai yang terkandung dalam kode etik tersebut diantaranya yaitu:
(1) persatuan dan kesatuan seluruh rakyat Indonesia;
(2) rasa cinta dan bangga tehadap tanah air Indonesia;
(3) persatuan dan kesatuan yang berbentuk Bhineka Tunggal Ika (Suargana & Dewi, 2021).
Manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial merupakan kodrat manusia yang
bersifat monodualis.
Oleh karena itulah manusia memiliki keberagaman dan perbedaan antar individu, ras,
suku, agama, kelompok, maupun golongan. Sehingga konsekuensinya di negara Indonesia
terdiri dari keberagaman, namun dapat dipersatukan menjadi satu kesatuan dengan semboyan
“Bhineka Tunggal Ika” (Asmaroini, 2016). Globalisasi hadir dengan kecanggihan teknologi
informasi yang memudahkan segala aktivitas masyarakat khususnya generasi muda, akan
tetapi kebanyakan dari mereka terlalu menyibukkan diri dengan dunia maya sehingga lupa
dan bahkan tidak peduli akan lingkungan sekitarnya. Hal tersebut dapat membentuk generasi
muda yang bersifat individualistik yang dapat melunturkan jiwa nasionalisme bangsa. Oleh
kerana itu, dengan adanya nilai persatuan yang tertanam dalam jiwa generasi muda, maka
tentunya semangat nasionalisme pun juga terbentuk karena pada prinsipnya nasionalisme
ditandai dengan tindakan rela berkorban, serta menempatkan kepentingan bangsa demi
kesatuan dan persatuan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Sila keempat mengandung nilai kerakyatan, yang maknanya bahwa kerakyatan
mempunyai prinsip untuk membuat Indonesia bangkit dan menggali setiap potensi
masyarakat di era modern. Ini artinya bahwa, nilai kerakyatan mampu menuntun masyarakat
dan membuat masyarakat tabah dalam menguasai diri saat bangsa Iindonesia sedang
mengalami gejolak yang hebat dalam menciptakan pembaharuan dan perubahan demi
kemajuan bangsa. Selain itu juga, dalam sila keempat ini terkandung nilai permusyawaratan
dan perwakilan, yang mengandung makna bahwa manusia merupakan makhluk sosial yang
saling membutuhkan dan adanya sikap saling menghargai antar sesama untuk mencapai
tujuan bersama. Ini artinya, asas permusyawaratan dan perwakilan berlaku dalam setiap
pengambilan keputusan dan adanya kebebasan dalam menyuarakan pendapat namun tetap
mengikuti etika yang ada (Oentoro dalam Nafisah & Dewi, 2021). Berdasarkan uraian
tersebut menunjukan bahwa nilai kerakyatan, permusyawaratan, dan perwakilan perlu sekali
untuk ditanamkan dan dipertahankan dalam jiwa generasi muda, karena dengan demikian
ditengah arus globalisasi pun mereka dapat menghargai kebebasan orang lain dalam
menyuarakan pendapat dan menyampaikan suara dalam etika yang baik. Perlu diketahui
bahwa di era globalisasi saat ini banyak sekali generasi muda yang menyampaikan suaranya

6
dengan etika yang kurang baik di media sosial, oleh karena itulah peran dari nilai sila
keempat ini melengkapi peran dari sila yang lain.
Sila kelima mengandung nilai keadilan, yang maknanya bahwa seluruh rakyat
Indonesia berhak untuk mendapatkan perlakuan yang adil dalam semua aspek kehidupan.
Adil artinya yaitu menempatkan segala sesuatu sesuai dengan porsinya. Segala
sumber yang ada di Indonesia dipergunakan untuk mencapai kebahagiaan dan kemakmuran
yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia, dan juga untuk melindungi masyarakat yang
lemah (Asmaroini, 2016). Dari penjabaran ini dapat dilihat bahwa nilai keadilan yang
terkandung dalam Pancasila sangat penting untuk di implementasikan dalam jiwa generasi
muda untuk memupuk semangat nasionalisme di era globalisasi, karena dengan nilai keadilan
generasi muda bisa lebih bijak lagi dalam menempatkan segala sesuatu sesuai dengan
porsinya.
Generasi muda memiliki tugas yang fundamental, sikap dan perilaku generasi muda
mempengaruhi nasib bangsa Indonesia saat ini dan di masa mendatang. Sebab, generasi muda
adalah generasi penerus masa depan bangsa. Pengimplementasian nilai-nilai Pancasila dalam
setiap aktivitas generasi muda sangat penting untuk diterapkan agar jiwa dapat nasionalisme
tertanam dengan kuat. Oleh sebab itulah penanaman nilai-nilai Pancasila harus lebih
ditingkatkan dan harus dilakukan sesegera mungkin sejak dini, apalagi di tengah-tengah arus
globalisasi saat ini. Karena, globalisasi terjadi secara menyeluruh di segala penjuru dunia tak
terkecuali di Indonesia. Globalisasi tentunya membawa berbagai macam nilai dan budaya
dari luar baik itu negatif maupun positif. Nilai-nilai negatif dan budaya dari luar yang tidak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia dapat merongrong semangat nasionalisme pada
generasi muda. Maka dari itu, semangat nasionalisme yang mulai terkikis dapat ditumbuhkan
kembali melalui penanaman nilai-nilai Pancasila (Regiani & Dewi, 2021).

2.5 Upaya Untuk Mendasari Nilai Pancasila


Upaya paling mendasar yang dapat dilakukan untuk menanamkan nilai-nilai Pancasila
yaitu melalui pendidikan yang ada di Indonesia. Pendidikan tersebut dapat dimulai dari
tingkat pendidikan Sekolah Dasar (SD), pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) atau
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), hingga pada tingkat pendidikan Perguruan Tinggi.
Pendidikan merupakan awal dalam penanaman nilai-nilai Pancasila karena pendidikan
memiliki keterkaitan ikatan yang erat dengan Pancasila itu sendiri, khususnya Pendidikan
Pancasila dan Pendidikan Kewarganegaraan. Upaya selanjutnya yang dapat dilakukan yaitu
memupuk dan menumbuhkan rasa nasionalisme melalui kegiatan yang berkaitan dengan
kenasionalan contohnya saja seperti memperingati hari kemerdekaan Indonesia, hari sumpah
pemuda, hari Kartini, hari lahirnya Pancasila, hari sumpah pemuda, hari kebangkitan nasional
dan masih banyak lagi. Bagi generasi muda khususnya para pelajar dapat menanamkan rasa
nasionalismenya melalui belajar dengan bersungguh-sungguh sebagai salah satu kewajiban
yang paling utama, semangat dalam berkarya dan menghasilkan prestasi yang
membanggakan diberbagai bidang demi mengharumkan nama baik Indonesia, serta cinta dan
bangga menggunakan produk-produk dalam negeri sehingga tak hanya jiwa nasionalisme saja
yang meningkat, namun perputaran roda perekonomian Indonesiapun juga semakin maju.
Adapun upaya lain yang bisa dilakukan yaitu dengan membuat suatu karya yang bertemakan
cinta tanah air, kepahlawanan, dan lain sebagainya yang bersifat nasional sehingga dalam
proses pembuatan karya tersebut generasi muda akan teringat kembali dengan perjuangan

7
para pahlawan bangsa sebelumnya dan dengan demikian rasa nasionalisme dalam diri mereka
akan tertanam dan tumbuh di jiwa mereka (Regiani & Dewi, 2021 ).

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan dasar negara Indonesia sekaligus cita-cita bangsa dan pedoman
hidup bagi seluruh rakyat Indonesia yang memiliki nilai luhur dan makna tersendiri pada
setiap silanya, karena nilai-nilai yang terkandung pada setiap sila Pancasila diambil dari nilai
kehidupan masyarakat bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dahulu kala. Nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila memiliki arti yang sangat penting bagi bangsa Indonesia,
terutama dalam menanamkan jiwa nasionalisme generasi muda di era globalisasi, sebab
dengan adanya nilainilai Pancasila generasi muda Indonesia dapat bersikap dan bertindak
sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia. Namun, di era globalisasi saat ini banyak sekali
mayarakat Indonesia khususnya generasi muda yang mulai melupakan nilai-nilai pancasila
dalam kehidupannya. Sebab, globalisasi membawa beragam nilai baik itu positif maupun
negatif yang cenderung sulit untuk disaring oleh generasi muda karena mereka menganggap
bahwa budaya dari luar lebih modern dibanding budaya sendiri. Tentunya hal tersebut dapat
menyebabkan degradasi moral dan merongrong jiwa nasionalisme generasi muda.

3.2 Saran
Untuk itulah, diperlukan upaya untuk menumbuhkan kembali nilai-nilai luhur
pancasila sebagai dasar untuk menanamkan jiwa nasionalisme pada generasi muda Indonesia
di era globalisasi karena generasi muda merupakan masa depan bangsa dan tonggak penerus
perjuangan bangsa. Untuk menjadi Indonesia yang besar, bangsa Indonesia harus
menanamkan sikap nasionalisme sejak dini, sejak kecil, atau sejak masa sekolah dasar.
Indonesia masih perlu meningkatkan rasa nasionalisme dan cinta tanah air karena rasa
nasionalisme dan cinta tanah air sangat diperlukan untuk masa depan bangsa Indonesia yang
lebih baik di era globalisasi ini. Memupuk rasa nasionalisme generasi muda bisa dilakukan
sejak dini, sehingga lambat laun seiring dengan usia diharapkan rasa nasionalisme tetap
bertahan pada diri bangsa Indonesia. Bisa dimulai dari kelompok terdekat misalnya keluarga,
karena dari keluargalah rasa cinta tanah air bisa dilatih sejak dini.

9
DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi NilaiNilai Pancasila Bagi Siswa Di Era 33 Globalisasi.


Citizenship: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan, 4(2), 440-450.
Ayu, F. M., & Trisiana, A. (2017). Penguatan Pancasila Dalam Perbuatan (Alternatif Tindakan
Kuratif Di Era Globalisasi). Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 4(2), 14-18.
Nafisah, S., & Dewi, D. A. (2021). Nilai-Nilai Pancasila Untuk Meningkatkan Nasionalisme di Era
Global. Konstruksi Sosial: Jurnal Penelitian Ilmu Sosial, 1(10), 1-6.
Ramadhan, M., dkk. 2022. Peranan Pancasila di Era Globalisasi. Intelektiva, 4(3), 78-84.
Ratri, E., & Fatma U. 2022. Urgensi Pancasila dalam Menanamkan Jiwa Nasionalisme pada Generasi
Muda di Era Globalisasi. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan Kewarganegaraan ,
10(1), 25-33.
Regiani, E., & Dewi, D. A. (2021). Pudarnya Nilai-Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Masyarakat di
Era Globalisasi. Jurnal Kewarganegaraan, 5(1), 30-38.
Savitri, A. & Dini Anggraeni Dewi. 2021. Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan di Era
Globalisasi. Inventa: Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 5(2), 165- 177.
Suargana, L., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Dalam Wawasan
Kebangsaan di Era Globalisasi. Jurnal Global Citizen: Jurnal Ilmiah Kajian Pendidikan
Kewarganegaraan, 10(2), 49-58.

10

Anda mungkin juga menyukai