Anda di halaman 1dari 28

TUGAS MAKALAH KELOMPOK MATA KULIAH

PENDIDIDKAN PANCASILA
KELAS 38

PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

Disusun oleh:
Erly Hakimah Iftikhariyah 220210104002
Zafirah 220210104021
Suci Nafiatus Sadea 220210104025
Desi Ummi Rusdiana 220210104055

MATA KULIAH WAJIB KURIKULUM (MKWK)


LEMBAGA PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN DAN PENJAMINAN MUTU
(LP3M)
PUSAT PENGEMBANGAN KARAKTER DAN IDEOLOGI KEBANGSAAN
(P3KIK)
UNIVERSITAS JEMBER
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Seluruh Alam yakni Allah
SWT yang telah memberikan rahmat serta hidayahnya sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas kelompok yang berjudul “Pancasila Sebagai Dasar Negara” tanpa
ada kendala dan tepat waktu. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Azdkiyak selaku dosen pengampu pada mata
kuliah “Pendidikan Pancasila” yang telah memberi tugas ini kepada kami. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah berkontribusi dalam
pembatan makalah ini.
Makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sebagai penulis
sangat berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan dan pengalaman untuk
pembaca. Kami juga berharap pembaca dapat menerapkan bahkan mengamalkan nilai-
nilai yang terkandung dalam makalah ini. Makalah ini berisi tentang pancasila sebagai
dasar negara, argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai ideologi
negara, dan esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara.

Jember, 19 November 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ............................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3
1.3. Tujuan dan Manfaat...................................................................................... 3
1.4. Sistematika Penulisan ................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 4
2.1. Deskripsi Pancasila ...................................................................................... 4
2.2. Deskripsi Pancasila Sebagai Dasar ............................................................... 6
BAB III ISI DAN PEMBAHASAN ........................................................................ 8
3.1. Membangun Argumen Tentang Dinamika Dan Tantangan Pancasila Sebagai
Sebagai Dasar Negara ................................................................................. 8
3.2. Mendeskripsikan Esensi Dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar ............... 10
BAB IV PENUTUP .............................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 16
LAMPIRAN ........................................................................................................... 1

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu Negara yang memiliki nilai dan prinsip tersendiri
bagi keberlangsungan kehidupan bernegara yang tentunya nilai ini pastinya berbeda
dengan negara lainnya. hal inilah yang menjadi identitas khusus dari Indeonesia yaitu
pancasial yang menjadikannya dasar negara. Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
di pilih karena pancasila sebagai identitas, sebagai asas persatuan Indonesia serta
pancasila juga di jadikan ideologi bangsa. alat pemersatu bagi bangsa Indonesia yaitu
pancasila yang dijadikan dasar negara serta pandangan hidup bangsa Indonesia.
pancasila mengandung konsep dasar dari cita-cita negara. sebagai pandangan hidup
setiap butir dari pancasila terkandung nilai-nilai positif. pancasila serta nilai yang
terkandung didalamnya sangat di junjung tinggi karena pada pancasila sebagai
pndangan hidup bangsa dan melekat pada budaya masyarakat itu sendiri. pancasila
juga sangat di perlukan untuk menjaga eksistensi dari bangsa Indonesia, karena
terdapat nilai- nilai luhur di dalam sila-sila pancasila yang sesuai dengan kepribadian
bangsa Indonesia. (Safitri & Dewi, 2021)
Di era industry menuju 5.0 pancasila saat ini harus tetap menjadi dasar negara,
pandangan hidup, ideology nasional dan juga pemersatu dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara, dimana Pancasila sendiri harus mengembalikan fungsinya. Ir Soekarno
juga menyakini bahwa Pancasila sangat penting guna mempersatukan bangsa
Indonesia. Pancasila sebagai ideology bangsa dan sebgai pedoman dalam pergaulan
masyarakat Indonesia dalam bersikap baik berinteraksi secara langsung maupun dari
sosial media, dimana nilai-nilai yang terkandung di dalam pancasila serta nilai-nilai
luhurnya. Dengan adanya Pancasila bangsa Indonesia juga tidak akan mudah terkena
dampak dari radikalisme, dan dengan Pancasila akan memudahkan kita untuk
memberantas radikalisme dan terorisme baik secara langsung maupun dari sosial
media. Hal ini dapat di usahakan atau di upayakan melalui literais media yang berbasis
Pancasila serta penerapan nilai-nilai dari Pancasila kedalam kehidupan sehari-hari.
Melalui pendidikan Pancasila yang berbasis literasi ataupun melalui proses
belajat dan pembelajaran dapat memberikan pemahaman kepada mereka antara konten

1
yan baik maupun yang kurang baik. Tetapi banyak atau ada beberapa dari masyarakat
bangsa Indonesia yang lemah akan pentingnya pendidikan Pancasila. Pembentukan
karakterpun ikut melemah seiring mereka yang belum memahami arti penting
Pancasila sebagai dasar negara, seperti para generasi muda di zaman sekarang yang
hanya mementingkan diri sendiri atau individualism tanpa adanya gotong royong dan
musyawarah dalam menyelesaikan masalah. Apalagi masyarakat hanya sibuk
membenahi hal-hal yang besifat negatif khususnya di media sosial yang marak terjadi.
Untuk itu Pancasila sebagai dasar negara serta pandangan hidup bernegara harus
mengakar kuat nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Kita sebagai generasi
muda yang harus memiliki nilai-nilai Pancasila untuk pandangan hidup kita.
Penerapan pancasila sebagai dasar negara memberikan pemahaman kepada
bangsa Indonesia bahawa pancasila merupakan dasar negara. Negara pancasila adalah
sebuah negara untuk mempertahankan dan mengembangkan tujuan serta melindungi
hak-hak seluruh warga negara Indonesia, agar seluruh rakyat Indonesia dapat
mengembangkan dirinya serta mewujudkan dan memajukan kesejahteraan kehidupan
bangsa. Implementasi pancasila dapat dijadikan sebagai media dan alat komunikasi
yang efektif, untuk menghasilkan ide-ide dalam pelaksanaa pancasila dalam
kehidupan dan kepemimpinan masyarakat dan patriotisme. tujuan dan strategi sangat
penting untuk pencapaian dan perubahan dalam kehidupan ssat ini yang berpengaruh
kuat pada perkembangan nilai-nilai demokrasi serta prinsip-prinsip yang berkelanjutan
(Handayani & Dewi, 2021)
Pancasila yang berkedudukan sebagai dasar negara Indonesia memiliki definisi
yang menyatakan bahwa Pancasila di jadikan sunber nilai, noran serta kaidah bagi
segala peraturan hukum serta perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara secara huku memiliki kekuatan untuk mengikat warga
dengan aturan yang telah di cantumkan, artinya ketentuan peraturan tersebut mengenai
pembuatan segala peraturan dan hukum tersebut bersumber dari pancasila. Tidak ada
satu peraturanpun atau huku di indonesai yang bertentangan dengan
Pancasila.peraturan huku di Indonesai sangat berkaitan dengan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila.
Pada makalah ini di harapkan mahasiswa dpat mengetahui konsep hakikat dari
pentingnya pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan kita sebagai generasi muda

2
mengikuti zaman dengan terus menerapkan nilai-nilai yang terkandung dari pancasila.
Pancasila harus selalu menjadi tujuan dari cita-cita negara dengan berlandaskan
pancasila di harapkan ketingkatan kemakmuran di Indonesia menjadi lebih sejahtera.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana Cara Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila sebagai Dasar Negara ?
1.2.2 Bagaimana Cara Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila sebagai Dasar
Negara ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui argumen tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai
dasar negara
1.3.2 Untuk mengetahui esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar negara
1.4 Sistematikal Penulisan
Sistematika penulisan dapat dipahami dengan menjelaskan kembali mengenai
struktur makalah ini yang berisikan sebagai berikut: Bab satu memuat pendahuluan
yang berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan sistematikal penulisan.
Bab dua memuat tinjauan Pustaka yang mendiskusikan mengenai deskripsi
dari materi selanjutnya yang akan dibahas. Selanjutnya pada Bab tiga memuat
pembahasan yang menjelaskan tentang argumen tentang dinamika dan tantangan
pancasila sebagai ideologi negara dan esensi dan urgensi pancasila sebagai dasar
negara.

3
BAB lII
TINJAUAN lPUSTAKA

2.1 Deskripsi Pancasila


Pancasila memiliki proses perkembangan, dilihat dan ditinjau dari segi bahasa,
ataupun sudut sejarahnya istilah Pancasila telah menjadi istilah resmi sebagai nama
Dasar Filsafat Negara Republik Indonesia. Perkataan kata “Pancasila” mulanya oleh
masyarakat India yang beragama Buddha, Pancasila diartikan sebagai lima larangan
(aturan) atau dikenal dengan “five moral prin- ciples”. Ketika masuknya ajaran agama
Buddha di Indonesia, menjadikan ajaran Buddha tersebut tercermin dalam istilah
Pancasila yang mempengaruhi khazanah kesusasteraan nenek moyang Indonesia. Kata
dan istilah Pancasila bisa dijelaskan secara terminologis dan etimologis. Istilah
Pancasila berasal dari bahasa Sansekerta dari India/Bahasa kasta Brahmana, jika
dijelaskan secara etimologis. Mr. Mohammad Yamin, berpendapat jika istilah
Pancasila di dalam bahasa Sansekerta terdiri atas dua kata yaitu “Panca” dan “Syila”,
mempunyai dua macam arti, kata “panca” memiliki arti “lima”. Kata “Syila” dengan
penglafalan i biasa (pendek), memiliki arti batu sendi, dasar atau alas. Arti kata “Syila”
dengan penglafalan huruf i panjang yaitu aturan tingkah laku yang baik. Istilah
Pancasila jika dengan i biasa (pendek) dapat diartikan sebagai berbatu sendi, alas atau
dasar yang lima. Sedangkan arti Pancasila dengan penggunaan huruf i panjang yaitu
lima peraturan tingkah laku yang baik dan penting. Kata Pancasila secara harfiah
dalam bahasa Indonesia juga bahasa Jawa “Susila” bermakna perbuatan, kelakuan, ada
yang baik, serta sopan santun (Ishaq,2021).
Ir. Soekarno mengartikan jika Pancasila merupakan isi dari jiwa bangsa
Indonesia yang telah turun-temurun, jadi Pancasila diartikan bukan hanya sebagai
falsafah negara, namun lebih luas dan mendalam yaitu falsafah dari Bangsa Indonesia
itu sendiri. Notonegoro mengemukakan Pancasila ialah dasar falsafah dan ideologi
negara Indonesia yang mampu menjadi pandangan hidup bangsa, sebagai pemersatu,
pedoman pertahan bangsa serta lambang pemersatu dan kesatuan. Menurut panitia
lima (perumus Pancasila), Pancasila merupakan lima asas yang memuat ideologi
negara. Sila-sila dari Pancasila adalah suatu kesatuan yang tidak bisa disahkan satu
sama lainnya, antar sila memiliki hubungan yang erat, berangkat dan tidak dapat

4
berdiri sendiri (Gesmi dan Hendri, 2018).
Pengertian Pancasila secara terminologi, peristiwa pada tanggal 1 Juni 1945
pada sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI), yang dikemukakan secara lisan oleh bapak Ir. Soekarno dengan nama
“Pancasila” lima dasar pedoman bangsa dan negara. Penglafalan dan penamaan kata
Pancasila oleh Ir. Soekarno diperoleh dari Mr. Muhammad Yamin sebagai orang yang
ahli bahasa yang membisikkannya ketika duduk di sebelah Soekarno. Acara sidang
BPUPKI tersebut secara terminologi perkataan Pancasila dijadikan sebagai nama
Dasar Negara Republik Indonesia (Ishaq,2021). Ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan dan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan sila-sila Pancasila yang tercantum dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alinea ke empat (Gesmi dan Hendri, 2018).
Pancasila secara umum bagi bangsa dan negara Indonesia memiliki beberapa
fungsi, yaitu yang pertama Pancasila digunakan sebagai panduan hidup bangsa
Indonesia, bermakna jika sila-sila dari Pancasila tersebut dapat digunakan sebagai
panduan dalam menata dan menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Kedua, Pancasila dijadikan sebagai sumber segala sumber
hukum Indonesia. Ketiga, Pancasila sebagai perjanjian Luhur yaitu Pancasila memiliki
makna perjanjian Luhur sebab pembentukan Pancasila disesuaikan dengan
kesepakatan bersama. Keempat, Pancasila merupakan falsafah hidup bangsa Indonesia
karena dalam sila-sila Pancasila juga mengandung makna lain “nalues”yang dipatuhi
dan diyakini, sehingga dijadikan sebagai arah pengembangan kehidupan. Sedangkan
secara pokok Pancasila berfungsi sebagai pandangan hidup bangsa dan juga sebagai
dasar negara Indonesia (Gesmi dan Hendri, 2018). Susunan sila-sila dalam Pancasila
secara sistematis hierarki, mengandung nilai-nilai kerohanian. Nilai kerohanian
tersebut terkandung nilai yang lengkap serta harmonis, baik dalam nilai kebenaran,
nilai aestetika, nilai religius (agama), nilai moral (ethis), nilai vital dan nilai materil
(Ishaq, 2021).

2.2 Deskripsi Pancasila Sebagai Dasar Negara


Pancasila memiliki fungsi pokok yaitu Pancasila sebagai pandangan hidup

5
bangsa dan Pancasila sebagai dasar negara. Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa
memiliki arti jika Pancasila dapat memberikan petunjuk bagi bangsa dan negara untuk
mencapai kebahagian dan kesejahteraan bagi masyarakat yang memiliki
keanekaragaman. Berfungsi sebagai pandangan hidup Pancasila sendiri memiliki tiga
fungsi dalam kehidupan bangsa, yang pertama Pancasila dapat mempererat,
memelihara serta mengukuhkan persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia Karena nilai
dalam Pancasila tidak hanya merupakan teori dan ide, namun Pancasila mengandung
nilai-nilai yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Hakikatnya Pancasila dirumuskan bagi
seluruh lapisan dan golongan masyarakat, bangsa dan negara Indonesia. Kedua,
Pancasila sebagai pembimbing dan memberi arah tujuan bangsa. Pancasila menjadi
sumber motivasi juga memberikan cita-cita dan tekad untuk mencapai cita-cita bangsa.
Pengalaman Pancasila menggerakkan bangsa melakukan pembangunan nasional.
Ketiga, Pancasila dapat menyoroti kenyataan serta mengkritik dalam upaya
perwujudan cita-cita, karena Pancasila menjadi tolak ukur melakukan kritik terhadap
keadaan dan situasi bangsa dan negara (Gesmi dan Hendri, 2018).
Fungsi pokok Pancasila yang kedua yaitu Pancasila sebagai Dasar Negara yang
memiliki makna Pancasila merupakan sumber dari seluruh sumber hukum yang
berlaku sehingga digunakan sebagai dasar untuk mengatur jalannya negara. Sebagai
sumber hukum Pancasila adalah asas kerohanian atas peraturan perundang-undangan
Indonesia, dijabarkan dalam empat pokok pikiran yaitu, Negara melindungi bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, negara mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas
kerakyatan dan permusyawaratan perwakilan dan negara berdasarkan atas ketuhanan
yang maha esa, berdasarkan dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Pancasila
sebagai dasar negara didasarkan pada undang-undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, Pancasila dapat mewujudkan cita-cita bagi hukum dasar
negara, Pancasila didalamnya mengandung norma-norma, serta menjadi sumber dari
undang-undang di Indonesia (Gesmi dan Hendri, 2018).
Pancasila sebagai dasar negara telah disepakati dari diproklamasikannya
kemerdekaan Indonesia. Berbangsa harus berdasarkan pada Pancasila, yang sudah
jelas tercantum dalam pembukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
(Rahayu, 2017). Pancasila sebagai Dasar Negara memiliki fungsi-fungsi yaitu,

6
Pancasila sebagai jiwa bangsa, Pancasila sebagai pedoman hidup dalam mengambil
keputusan dan dalam menghadapi masalah, Pancasila dijadikan sebagai kepribadian
bangsa Indonesia, Pancasila dijadikan sebagai sumber hukum dan Pancasila sebagai
cita-cita bangsa dan negara (Gesmi dan Hendri, 2018). Aturan pembentukan
perundang-undangan dijelaskan bahwa Pancasila merupakan sumber dari segala
sumber hukum UU No. 10 Tahun 2004. Pancasila melahirkan dan menjadi landasan
sumber hukum yang ada di Indonesia, seluruh dinamika kehidupan kebangsaan,
kenegaraan dan kemasyarakatan lahir dan bersumber dari Pancasila, dijadikan sebagai
acuan atau rujukan dalam kehidupan (Rahayu, 2017).
Pancasila dijadikan sebagai dasar negara Kesatuan Republik Indonesia karena
telah memenuhi syarat sebagai dasar negara yaitu, Pancasila mempunyai potensi
menampung keadaan masyarakat Indonesia yang beraneka ragam dalam banyak hal,
suku, agama, budaya, bahasa, ras, golongan yang dibuktikan dengan adanya sila
kemanusia yang adil dan beradab. Pancasila menjamin keutuhan Indonesia, Pancasila
memberikan jaminan akan terlaksananya demokrasi serta menjamin hak-hak setiap
rakyatnya sesuai dengan sikap keempat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan. Pancasila mengandung nilai
ketuhanan, memberikan kebebasan beragama pada setiap individu. Pancasila
memberikan jaminan kehidupan masyarakat yang adil dan sejahtera sesuai dengan
sikap kelima Pancasila (Gesmi dan Hendri, 2018).

7
BAB III

PEMBAHASAN DAN ISI


3.1 Membangun Argumen Tentang Dinamika dan Tantangan Pancasila Sebagai
Ideologi Negara
Pancasila yang terkenal akan ideologi terbuka dalam arti bahwa Pancasila
merupakan ideologi yang bisa mengikuti alur perkembangan zaman yaitu bersifat
dinamis dimana termasuk system pemikiran terbuka dan termasuk hasil konsensus
masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu Pancasila disebut dengan dasar negara yang
telah terwujud dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara secara
menyeluruh. Pancasila mengandung nilai-nilai dan cita-cita yang digali dari kekayaan,
rohani, moral, budaya masyarakat dan bangsa Indonesia sendiri. Pancasila juga
menjadi consensus politik yang sangat luar biasa., para pendiri negara mampu
mengakomodasi semua kepentingan yang terdapat pada ideologi Pancasila dan mampu
memilih jalan tengah antara dua opsi ekstrem yaitu negara sekulerdan negara agama.
Dasar negara yang telah ditentukan dan ditetapkan menjadi pilihan yang sesuai bagi
karakter bangsa yang akan menjadi karakter bangsa religious (Muslimin, 2016).
Menurut Fadilah (2019) saat ini perkembangan zaman dipenuhi persaingan
yang sangat ketat sehingga Pancasila harus selalu diamalkan dalam setiap kehidupan
masyarakat, agar fungsi dari pancasila tidak hanya menjadi symbol tetapi juga
diterapkan. Perumusan Pancasila dalam sejarah sangatlah panjang prosesnya yang
dibentuk oleh para pendiri negara, apabila kita sebagai masyarakat Indonesia tidak
menjalankan amanat para pendiri negara maka pengorbanan tersebut akan terbuang
sia-sia sebagaimana yang tertulis pada pembukaan UUD 1945 alenia ke empat. Inti
dari tulisan tersebut adalah diharapkan Pancasila dapat dijadikan sebagai pedoman
hidup bagi kehidupan manusia dalam berbagai lingkup kehidupan. Selain itu,
Pancasila dijadikan sebagai pedoman diberbagai aspek kehidupan, baik dari aspek
ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Sehingga penerapat pedoman tersebut dapat
menjadi acuan antara benar dan salah juga dapat menjadi harapan yang dicita-citakan
bangsa agar dapat terlaksana. Oleh karena itu kita daoat membangun aprgumen tentang
dinamika dan tantangan pancasila sebagai ideologi negara.
Pertama, Argumen tentang dinamika pancasila sebagai ideologi negara.

8
Dinamika Pancasila sebagai ideologi nasional dalam sejarah bangsa Indonesia
menunjukkan adanya pasang surut dalam implementasi nilai-nilai Pancasila. Saat
masa pemerintahan Presiden Soekarno yang mana diketahui bahwa Ir. Soekarno
menjadi salah satu perumus pencasila bahkan sebagai pemberi nama untu dasar negara.
Hal ini Soekarno menjadikan faham akan kedudukan Pancasila sebagai ideologi
negara. Namun pada masa pemerintahannya, ideologi Pancasila mengalami pasang
surut ketika bercampur dengan ideologi konsep komunis Nasakom. Ketika masuk pada
masa pemerintahan Presiden Soeharto Pancasila ditempatkan pada posisi yang sangat
kuat dalam TAP MPR No. II/1978 P-4 tentang sosialisasi. Saat era Suharto itu juga,
ideologi Pancasila menjadi satu-satunya dasar dari semua organisasi politik (Orpol)
dan organisasi sosial (Ormas). Masuknya era reformasi, Pancasila sebagai ideologi
mengalami pasang surut yang ditandai oleh beberapa factor antara lain; keengganan
penyelenggara negara untuk membahas Pancasila, bahkan berujung pada
dikeluarkannya Pancasila dari kurikulum nasional, meskipun kemudian kesadaran
para pimpinan lembaga negara tentang pentingnya pendidikan pancasila di perguruan
tinggi semakin meningkat (Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan
Kementerian Riset, Teknologi, 2016).
Kedua, Argumen tentang tantangan terhadap pancasila sebagai ideologi
negara. Sebagai ideologi bangsa dan negara Indonesia, Pancasila pada hakekatnya
bukan hanya hasil pemikiran seseorang atau sekelompok orang sebagaimana yang
terdapat pada ideologi-ideologi lain di dunia, tetapi Pancasila tumbuh dari nilai-nilai.
dari adat istiadat, nilai budaya dan nilai religi yang terkandung dalam visi bangsa
Indonesia sebelum terbentuknya negara, dengan kata lain unsur-unsur yang menjadi
bahan (materi) pancasila tidak lain digali dari pandangan hidup bangsa Indonesia
sendiri, maka bangsa ini menjadi sebab materialistik (asal usul material) Pancasila
(Kaelan dan Zubaidi dalam Asmaroini, 2016). Ideologi nasional dan ideologi bangsa
dapat dinyatakan menjadi suatu pemikiran mendalam yang diyakini akan
kebenarannya oleh suatu negara sebagai pemersatu gerak Langkah suatu kelompok,
golongan, dan partai agar menyatu, menyelaraskan diri secara efektif Ideologi negara
dan ideologi nasional dapat dikatakan sebagai suatu pemikiran mendalam yang
diyakini kebenarannya oleh rakyat, menyatukan gerakan kelompok, kelompok dan
partai untuk menyatukan, menyelaraskan diri secara efektif dalam kehidupan politik,

9
perilaku politik, dan tujuan politik suatu negara yang berusaha mewujudkan tujuan
nasional Indonesia berdasarkan kepentingan nasional negara tersebut (Asmaroini,
2016).
Tantangan terhadap Pancasila sebagai ideologi negara dipengaruhi oleh faktor
eksternal dan internal. Faktor eksternal adalah; Pertarungan ideologi antara negara
adidaya antara Amerika Serikat dan Uni Soviet pada tahun 1945-1990 yang berakhir
dengan runtuhnya Uni Soviet, menyisakan Amerika Serikat sebagai satu-satunya
negara adidaya., Menguatnya masalah budaya global yang ditandai dengan masuknya
berbagai ideologi asing dalam kehidupan berbangsa dan bernegara berkat keterbukaan
informasi., Meningkatnya kebutuhan dunia sebagai akibat pertumbuhan dan
perkembangan ideologi yang mengarah pada eksploitasi sumber daya alam yang
mematikan yang berampak khusus terjadinya kerusakan lingkungan, seperti banjir,
kebakaran hutan. Selain itu terdapat faktor internal meliputi; Pergantian pemerintahan
yang berkuasa menyebabkan kebijakan politik yang berorientasi pada kepentingan
golongan atau partai, sehingga ideologi Pancasila sering diabaikan dan
Penyalahgunaan kekuasaan (korupsi) menyebabkan rendahnya kepercayaan
masyarakat terhadap pemerintahan yang berkuasa, sehingga kuatnya keyakinan
terhadap ideologi (Putra, 2013).
3.2 Mendeskripsikan Esensi dan Urgensi Pancasila Sebagai Dasar Negara
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi ini dibagi
menjadi empat pokok pembahasan, yaitu: urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa; sumber historis, sosiologis, dan politik tentang
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia; esensi dan urgensi pendidikan
kewarganegaraan untuk masa depan. Pencapaian cita-cita nasional harus didukung
oleh kemampuan penduduk Indonesia yang profesional dan berkualitas moral
kebangsaan yang terwujud dalam sikap dan perilaku cinta tanah air dan yakin akan
perjuangan menuju cita-cita nasional. Sikap perilaku warga negara yang cinta tanah
air dan sadar hak dan kewajiban, salah satunya upaya dalam pendidikan
kewarganegaraan yang merupakan bagian integral supaya membangun sumber daya
manusia.
Saat ini materi pendidikan kewarganegaraan sering diabaikan dalam proses
pembelajaran. Meskipun pendidikan kewarganegaraan masih sangat penting dan

10
sangat dibutuhkan untuk belajar di pendidikan tinggi. Untuk menunjukkan semangat
nasionalis mahasiswa, pendidikan kewarganegaraan sangat berguna bagi bangsa. Cinta
untuk tanah air adalah apa yang masih perlu disampaikan kepada penerus bangsa.
Selanjutnya pasca revormasi semua warga negara merasakan betapa rapuhnya
nasionalisme Indonesia. Banyak anak Indonesia mengembangkan organisasi non-
pemerintah, tetapi dalam kenyataannya loyalitas kepada kekuatan internasional lebih
kuat atau bahkan transnasional, sehingga dukungan internasional sangat dominan.
Akibatnya, masalah nasional, terutama yang terkait dengan kesatuan dan persatuan
belum diperhitungkan, dan rasa nasionalisme telah berkurang. Semakin hari dunia
globalisasi yang terus tumbuh, maka semakin marak sifat nasionalisme yang dimiliki
orang Indonesia semakin berkurang, terutama kita mahasiswa adalah penerus bangsa
masa depan. Era sekarang ada banyak siswa yang lebih bangga menggunakan produk,
hasil atau pekerjaan dari negara lain. Sangat disayangkan ketika ada orang yang kurang
percaya diri di Indonesia, dan sebaliknya, orang tersebut bangga dengan produk negara
lain. Sedikitnya pengertian kewarganegaraan adalah kenyataan pahit yang kita lihat di
era reformasi saat ini. Banyak elemen dan kelompok orang mengembangkan potensi
mereka, tetapi sering kali mengarah pada gerakan separatis yang mengganggu
stabilitas dan kesatuan bangsa Indonesia.
Pendidikan Kewarganegaraan, sebelumnya dikenal sebagai Pendidikan
Kewiraan, yaitu bahan kuliah untuk memahami persatuan dan kesatuan, untuk
kesadaran warga negara di negara Indonesia, yang mencakup filosofi Pancasila
sebagai filosofi bangsa dan negara, identitas nasional, demokrasi Indonesia, negara
dan konstitusi, aturan hukum, Geopolitik Indonesia, hak-hak warga negara dan
tanggung jawab di negara, dan pendidikan pertahanan negara sesuai dengan keputusan
Dirjen DIKTI No. 43/DIKTI/Kep/2006. Ketika mengembangkan materi perkuliahan,
tentu saja dioerlukan kemampuan kepribadian dan kemampuan intelektual
dikembangkan di bidang politik, hukum, masyarakat, filsafat dan budaya. Materi
tersebut juga membahas masalah demokrasi, hak asasi manusia, sosial, budaya,
ekonomi, pertahanan dan keamanan. Materi yang dikembangkan disajikan secara
obyektif dan ilmiah serta tanpa unsur pengajaran. Mahasiswa adalah bibit unggul
bangsa yang akan menjadi pemimpin dunia di masa depan. Oleh karena itu, diperlukan
pelatihan moral dan akademik yang mendukung sosok pribadi seorang mahasiswa.

11
Kepribadian mahasiswa akan tumbuh dari waktu ke waktu dan melalui proses
peningkatan, pembekalan, penentuan dan pemutusan akhir prinsip-prinsip diri.
Negara, komunitas masa depan, membutuhkan pengetahuan yang cukup untuk
mendukung pembentukan negara.
Pendidikan kewarganegaraan sangat penting. Dalam konteks Indonesia,
pendidikan kewarganegaraan mencakup, antara lain, pruralisme, yaitu sikap
menghargai perbedaan, pembelajaran kolaboratif, dan kreativitas. Pendidikan
mengajarkan nilai-nilai kewarganegaraan dalam konteks identitas nasional. Seperti
yang ditunjukkan oleh salah seorang penasihat universitas, masyarakat yang egois
akan muncul tanpa pendidikan kewarganegaraan yang memadai. Tanpa
menyampaikan nilai-nilai kewarganegaraan, keragaman yang ada menjadi penjara dan
neraka dalam arti sumber konflik. Pendidikan memainkan peran penting dalam
kurikulumnya dan terkait dengan strategi budaya.
Inti dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk membekali dan
memberdayakan mahasiswa dengan pengetahuan dasar dan keterampilan hubungan
antara warga negara Indonesia yang Pancasilais dan negara serta sesama warga negara.
Mahasiswa diharapkan dapat menerapkan nilai-nilai ini dalam kehidupan sehari-hari,
memiliki kepribadian yang kuat, berpikir kritis, rasional, etis, estetika dan dinamis,
berpikiran terbuka, demokratis, dan beradab dengan pengetahuan dasar. Berdasarkan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan
nasional dan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pendidikan Tnggi Departemen
Pendidikan Nasional Nomor 43/DIKTI/Kep/2006 tentang Rambu- rambu Pelaksanaan
Kelompok Mata Kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan dan
Pendidikan Bahasa Indonesia. Menurut peraturan ini, semua fakultas dan jurusan dari
semua universitas di Indonesia harus ditentukan. Dengan penyempurnaan kurikulum
pengembangan kepribadian, pendidikan kewarganegaraan berbasis Pancasila.
Misi Pendidikan Kewarganegaraan dalam pendidikan tinggi bertujuan untuk
membantu siswa memperkuat kepribadian mereka sehingga mereka dapat secara
konsisten menerapkan nilai-nilai dasar Pancasila, perasaan bangga dan cinta tanah air
dalam penguasaan, penerapan dan pengembangan sains, teknologi, dan seni. Tanggung
jawab dan moralitas. Oleh karena itu, kompetensi yang diharapkan dari Pendidikan
Kewarganegaraan adalah bahwa mahasiswa menjadi ilmuwan dan profesional yang

12
memiliki rasa bangga dan cinta terhadap negara, demokratis dan beradab, dan menjadi
warga negara yang memiliki daya saing dan disiplin serta secara aktif membangun satu
kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai pancasila. Itulah pentingnya kursus
pendidikan kewarganegaraan bahwa kita, sebagai calon penerus bangsa, harus mampu
membela bangsa kita sendiri. Tidak dipengaruhi oleh budaya lain dan tidak jatuh ke
hal-hal negatif. Oleh karena itu, melalui Pendidikan Kewarganegaraan adalah bahwa
siswa menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa bangga dan cinta terhadap
negara, demokratis dan beradab, dan menjadi warga negara yang memiliki daya saing
dan disiplin serta secara aktif membangun satu kehidupan yang damai berdasarkan
sistem nilai pancasila.
Esensi Pancasila sebagai Dasar Negara Sebagaimana dipahami bahwa
Pancasila secara legal formal telah diterima dan ditetapkan menjadi dasar dan ideologi
negara Indonesia sejak 18 Agustus 1945. Penerimaan Pancasila sebagai dasar negara
merupakan milik bersama akan memudahkan semua pemangku kepentingan bangsa
dalam membangun negara berdasarkan asas-asas konstitusional. Mahfud MD (2009:
16-17) menegaskan bahwa penerimaan Pancasila sebagai dasar negara membawa
konsekuensi diterima dan berlakunya kaidah-kaidah penuntun dalam pembuatan
kebijaksanaannegara, terutama dalam politik hukum nasional. Lebih lanjut, Mahfud
MD menyatakan bahwa dari Pancasila dasar negara itulah lahir kurang- kekurangan 4
kaidah penuntun dalam pembuatan politik hukum atau kebijakan negara lainnya, yaitu
meliputi: Pertama Kebijakan umum dan politik hukum harus tetap menjaga integrasi
atau keutuhan bangsa, baik secara ideologi maupun secara teritori. Kedua Kebijakan
umum dan politik hukum harus didasarkan pada upaya membangun demokrasi
(kedaulatan rakyat) dan nomokrasi (negara hukum) sekaligus. Ketiga Kebijakan
umum dan politik hukum harus didasarkan pada upaya membangun keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia, Indonesia bukanlah penganut liberalisme, melainkan
secara ideologis menganut prismatika antara individualisme dan kolektivisme dengan
titik berat pada kesejahteraan umum dan keadilan sosial. Keempat Kebijakan umum
dan politik hukum harus didasarkan pada prinsip toleransi beragama yang
berkeadaban. Indonesia bukan negara agama sehingga tidak boleh melahirkan
kebijakan atau politik hukum yang berdasar atau didominasi oleh satu agama tertentu
atas nama apapun, tetapi Indonesia juga bukan negara sekuler yang agama hampa

13
sehingga setiap kebijakan atau politik hukumnya harus dijiwai oleh ajaran berbagai
agama yang bertujuan mulia bagi kemanusiaan.
Pancasila sebagai dasar negara menurut pasal 2 Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 12 Tahun 2011 tentang pembentukan Peraturan Perundang-
undangan, merupakan sumber dari segala sumber hukum negara. Di sisi lain, pada
penjelasan pasal 2 tersebut dinyatakan bahwa pancasila sebagai dasar dan ideologi
negara serta sekaligus dasar filosofis negara sehingga setiap materi muatan peraturan
perundang-undangan tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Pancasilaa adalah substansi esensial yang mendapatkan kedudukan
yuridis formal dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945. Oleh karena itu, rumusan Pancasila sebagai dasar negara adalah
sebagaimana terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Perumusan Pancasila yang menyimpang dari pembukaan
secara jelas merupakan perubahan secara tidak sah atas Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kedudukan Pancasila sebagai dasar
negara dapat dirinci yang meliputi: Pertama Pancasila sebagai dasar negara adalah
sumber dari segala sumber tertib hukum Indonesia. Dengan demikian, Pancasila
merupakan asas kerohanian hukum Indonesia yang dalam Pembukaan Undang-
Undang Negara Republik Indonesia dijelmakan lebih lanjut ke dalam empat pokok
pikiran. Kedua Meliputi suasana kebatinan (Geislichenhintergrund) dari UUD 1945.
Ketiga Mewujudkan cita-cita hukum bagi dasar negara (baik hukum dasar tertulis
maupun tidak tertulis). Keempat Mengandung norma yang mengharuskan UUD
mengandung isi yang wajib pemerintah dan lain-lain penyelenggara negara (termasuk
penyelenggara partai dan golongan fungsional) memegang teguh cita-cita moral rakyat
yang luhur. Kelima Merupakan sumber semangat abadi UUD 1945 bagi
penyelenggaraan negara, para pelaksana pemerintahan.
Hal tersebut dapat dipahami karena semangat tersebut penting bagi
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara karena masyarakat tanpa henti tumbuh dan
berkembang berikut dengan perkembangan zaman dan dinamika masyarakat (Kaelan,
2000: 198--199) Rumusan Pancasila secara imperatif harus dilaksanakan oleh rakyat
Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap sila Pancasila merupakan
satu kesatuan yang integral, yang saling mengandaikan dan saling mengunci.

14
Ketuhanan dijunjung tinggi dalam kehidupan bernegara, tetapi diletakkan dalam
konteks negara kekeluargaan yang egaliter, yang mengatasi paham perseorangan dan
golongan, selaras dengan visi kemanusiaan. yang adil dan beradab. persekusi
kebangsaan, demokrasi permusyawaratan yang tertekan mufakat, serta keadilan sosial
bagi seluruh rakyatyat Indonesia. Urgensi Pancasila sebagai Dasar Negara Soekarno
melukiskan urgensi Pancasila bagi bangsa Indonesia secara ringkas tetapi sayang,
sebagai berikut: Pancasila adalah Weltanschauung, satu dasar falsafah, pancasila
adalah satu alat pemersatu bangsa yang juga bangsa, perjuangan melawan
imperialisme, perjuangan mencapai kemerdekaan, perjuangan sesuatu bangsa yang
membawa corak sendiri-sendiri. Tidak ada dua bangsa yang bisa berjuangnya sama.
Tiap-tiap bangsa mempunyai cara perjuangan sendiri, mempunyai karakteristiknya
sendiri. Oleh karena itu, pada hakikatnya bangsa sebagai individu mempunyai
kepribadian itu sendiri.
Kepribadian yang terwujud dalam pelbagai hal, dalam kenyataannya, dalam
perekonomiannya, dalam wataknya, dan lain-lain sebagainya. Untuk memahami
urgensi Pancasila sebagai dasar negara, dapat menggunakan dua pendekatan, yaitu
kelembagaan (kelembagaan) dan sumber daya manusia (personal atau sumber daya
manusia). Pendekatan kelembagaan yaitu membentuk dan menyelenggarakan negara
yang bersumber pada nilai-nilai Pancasila sehingga negara Indonesia memenuhi
unsur-unsur sebagai negara modern, yang menjamin terwujudnya tujuan negara atau
memenuhi kepentingan nasional (nasional kepentingan), yang bermuara pada
terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur. Sementara, manusia sumber daya
terletak pada dua aspek, yaitu orang-orang yang memegang jabatan dalam
pemerintahan (aparatur negara) yang melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara murni
dan konsekuen di dalam pemenuhan tugas dan tanggung jawabnya sehingga rumusan
kebijakan negara akan menghasilkan kebijakan yang mengejawantahkan kepentingan
rakyat. Demikian pulabegitu juga pada tahap implementasi yang harus selalu
memperhatikan prinsip-prinsip Bagus governance, antara lain transparan, akuntabel,
dan fairness sehingga terhindar dari KKN (Korupsi, Kolusi dan Nepotisme); dan warga
negara yang berkiprah dalam bidang bisnis. harus menjadikan Pancasila sebagai
sumber nilai-nilai etika bisnis yang menghindarkan warga negara melakukan free fight
liberalism, tidak terjadi monopoli dan monopsoni; serta warga negara yang bergerak

15
dalam bidang organisasi kemasyarakatan dan bidang politik (infrastruktur politik).
Dalam kehidupan kemasyarakatan, baik dalam bidang sosial maupun bidang politik
seyogyanya nilai-nilai Pancasila selalu dijadikan kaidah penuntun. Dengan demikian,
pancasila akan menjadi fatsoen atau etika. politik yang mengarahkan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam suasana kehidupan yang harmonis.
Kedudukan Pancasila sebagai sumber dari sumber hukum sudah selayaknya menjadi
ruh dari berbagai peraturan yang ada di Indonesia. Pembukaan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang ditegaskan dalam alinea keempat
terdapat kata "berdasarkan" yang berarti, pancasila merupakan dasar negara.

16
BAB IV
PENUTUP
Pancasila yang terkenal akan ideologi terbuka dalam arti bahwa Pancasila
merupakan ideologi yang bisa mengikuti alur perkembangan zaman yaitu bersifat
dinamis dimana termasuk system pemikiran terbuka dan termasuk hasil konsensus
masyarakat itu sendiri. Oleh sebab itu Pancasila disebut dengan dasar negara yang
telah terwujud dalam berbagai aspek kehidupan berbangsa dan bernegara secara
menyeluruh. Pancasila mengandung nilai-nilai dan cita-cita yang digali dari kekayaan,
rohani, moral, budaya masyarakat dan bangsa Indonesia sendiri. Pancasila juga
menjadi consensus politik yang sangat luar biasa., para pendiri negara mampu
mengakomodasi semua kepentingan yang terdapat pada ideologi Pancasila dan mampu
memilih jalan tengah antara dua opsi ekstrem yaitu negara sekulerdan negara agama.
Dasar negara yang telah ditentukan dan ditetapkan menjadi pilihan yang sesuai bagi
karakter bangsa yang akan menjadi karakter bangsa religious (Muslimin, 2016)
Pancasila dijadikan sebagai pedoman diberbagai aspek kehidupan, baik dari
aspek ekonomi, sosial, budaya dan sebagainya. Sehingga penerapat pedoman tersebut
dapat menjadi acuan antara benar dan salah juga dapat menjadi harapan yang dicita-
citakan bangsa agar dapat terlaksana. Oleh karena itu kita daoat membangun aprgumen
tentang dinamika dan tantangan pancasila sebagai ideologi negara. Argumen tersebut
dapat mencakup yang pertama yaitu Argumen tentang dinamika pancasila sebagai
ideologi negara dan yang kedua yaitu Argumen tentang tantangan terhadap pancasila
sebagai ideologi negara.
Urgensi Pendidikan Kewarganegaraan pada Perguruan Tinggi ini dibagi
menjadi empat pokok pembahasan, yaitu: urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam
pencerdasan kehidupan bangsa; sumber historis, sosiologis, dan politik tentang
pendidikan kewarganegaraan di Indonesia; esensi dan urgensi pendidikan
kewarganegaraan untuk masa depan. Pencapaian cita-cita nasional harus didukung
oleh kemampuan penduduk Indonesia yang profesional dan berkualitas moral
kebangsaan yang terwujud dalam sikap dan perilaku cinta tanah air dan yakin akan
perjuangan menuju cita-cita nasional.

17
DAFTAR PUSTAKA

Asmaroini, A. P. (2016). Implementasi Nilai-Nilai Pancasila Bagi Siswa Di Era


Globalisasi. Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan, 4(2), 440.
https://doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1076
Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset, Teknologi,
dan P. T. R. I. (2016). Pendidikan pendidikan pancasila pancasila. In
Pendidikan pancasila. file:///C:/Users/asus/Downloads/Pendidikan
Pancasila/TOPIK 4 PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT.pdf
Handayani, P. A., & Dewi, D. A. (2021). Implementasi Pancasila Sebagai Dasar
Negara. Jurnal Kewarganegaraan, 6-12.
Ismail,. Hartati, S. (2020). Pendidikan Kewarganegaraan. CV Penerbit Qiara Media.
1-16.
Fadilah, N. (2019). Tantangan Dan Penguatan Ideologi Pancasila Dalam Menghadapi
Era Revolusi Industri 4.0. Journal of Digital Education, Communication, and
Arts (Deca), 2(02), 66–78. https://doi.org/10.30871/deca.v2i02.1546
Muslimin, H. (2016). Tantangan Terhadap Pancasila Sebagai Ideologi Dan Dasar
Negara Pasca Reformasi. Jurnal Cakrawala Hukum, 7(1), 30–38.
https://doi.org/10.26905/idjch.v7i1.1791
Putra, yovanda dwi. (2013). Membangun Argumen tentang Dinamika dan Tantangan
Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Journal of Chemical Information and
Modeling, 53(9), 1689–1699.
Rusmiati, N. M., et al. (2021). Urgensi Nilai Pancasila Pada Generasi Millenial.
Jurnal Edukasi Nonformal 2(1): 2715-2634.
Safitri, A. O., & Dewi, D. A. (2021). Pancasila Sebagai Dasar Negara dan
Implementasinya dalam Berbagai Bidang. Journal of Education, Psychology,
and Counseling, 88-94.

18
LAMPIRAN

19
20
21
22
23
24
Lampiran 3

Hasil Notulensi Presentasi Kelompok 11


Mata Kuliah Wajib Kurikulum (MKWK)
Pendidikan Pancasila
Pertemuan ke-3

Mata Kuliah : PENDIDIKAN PANCASILA


Kelas : 38
Hari/Tanggal : Selasa/ 27-03-2023
Pukul : 12:25 – 13:45

Penyaji/presentator :
1. Hasna Kamila (222310101109)
2. Nabila Achmad A. (222310101110)
3. Laylatul Qamariyah (222310101104)
Moderator : Suci Nafiatus Sadea (220210104025)
Notulen :
1. Erly Hakimah Iftikhariyah (220210104002)
2. Zafirah (220210104021)
Judul Materi : Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dengan topik pembahasan :
1. Konsep, tujuan dan urgensi pancasila sebagai dasar negara
2. Alasan diperlukannya kajian pancasila sebagai dasar negara
3. Sumber historis, sosiologis, dan politis pancasila sebagai dasar negara

25

Anda mungkin juga menyukai