Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

Analisis Proses Pelaksanaan Pendidikan Pancasila Di


Perguruan Tinggi

Disusun Oleh:

Alfera Yuniar (Pend Dokter Gigi)

Dosen pengajar: Dr.Yenny Melia,m.pd

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
TAHUN AJARAN
2022/202
KATA PENGANTAR

Puji syukur selalu kita panjatkan kehadirat Illahi Rabbana Atas rahmat dan inayahnya,
sehingga saya bisa menyelesaikan tugas pembuatan makalah yang ber berjudul Analisis
Proses Pelaksanaan Pendidikan Pancasila Di Perguruan Tinggi.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahlimpahkan kepada jungjunan kita, Pemimpin


Umat utusan ALLAH SWT, yakni Nabi Muhammad SAW yang telah menjadikan Islam
sebagai agama kita hingga saat ini.
Adanya pembuatan tugas ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pendidikan
Pancasila. Dengan kemampuan yang minimal, kami berusaha semaksimal mungkin dalam
pembuatannya.
Meskipun tugas ini sudah terselesaikan, tidak sepenuhnya sempurna. Tetapi saya berharap
tugas ini dapat berguna bagi kita semua sekarang atau di masa depan dan menjadi
pengalaman yang berharga bagi kami semua dalam proses pembuatannya. Kritik dan saran
yang dapat membangun sangat saya harapkan.

Penulis

Padang, 9 November 2022

DAFTAR ISI
COVER TUGAS ……………………………………………………………………1
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………2
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………3
BAB I: PENDAHULUAN…………………………………………………………...4
A. LATAR BELAKANG MASALAH……...……………………………………..4
B. TUJUAN DAN MANFAAT………………...……………………………...…..4
BAB II: PEMBAHASAN………………………………………………………...….5
A. PERKENALAN DAN KONTRAK MATA KULIAH
B. PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH PERJUANGAN BANGSA
INDONESIA DAN PERUMUSAN LAHIRNYA
C. PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA

BAB III: PENUTUP…………..……………………………………………………12


A. KESIMPULAN………………..………………………………………………`12
B. SARAN…………………………………………………………………………12
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………13

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Di Era Reformasi ini Nasionalisme bangsa Indonesia mulai mengalami penurunan.
Mulai dari kurangnya kepeduliaan bangsa terhadap kebudayaan di tiap daerah atau kurangnya
minat rakyat Indonesia terhadap produk dalam negeri. Sehingga, banyak kebudayaan
Indonesia yang diklaim bangsa lain dan masuknya produk asing secara bebas hingga
mengalahkan distribusi produk dalam negeri.Hal ini bukan merupakan hal yang sepele, ini
patut untuk diperrhatikan dan dicari solusinya untuk peningkatan rasa Nasionalisme bangsa
ini.
Peningkatan rasa Nasionalisme bangsa ini patut diupayakan mulai dari usia dini.
Mulai dari Pendidikan Dasar, Menengah, hingga Perguruan Tinggi. Kenapa Pendidikan
setingkat Perguruan Tinggi masih perlu diterapkan Pendidikan Pancasia pula? Karena
Pendidikan Pancasila yang diterapkan pada tingkat itu lebih terarah untuk pengamalan ilmu
yang dimiliki tiap-tiap mahasiswa agar terorientasi dari Nasionlitas bangsa dan kepeduliaan
terhadap kemajuan bangsa.

B. Rumusan Masalah

Apa pentingnya pendidikan pancasila bagi mahasiswa?


1. Bagaimana Sejarah lahirnya Pancasila dan perumusannya?
2. Bagaimana Pancasila sebagai Falsafah hidup bangsa Indonesia? Bagaimana Pancasila
sebagai dasar hidup bangsa Indonesia?
3. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai system filsafat, sistematika dan Ideologi?
4. Bagaimana Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI?

C. Tujuan dan Manfaat

1.      Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Pancasila


2.      Untuk mengambil pengetahuan sekaligus untuk pengalaman.
3.      Untuk dapat memaknai dan mengamalkan arti dari pancasila sebagai tujuan
pembelajaran
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENTINGNYA PENDIDIKAN PANCASILA BAGI MAHASISWA


a. Pengertian Pendidikan Pancasila bagi Mahasiswa
Mata kuliah Pendidikan Pancasila merupakan mata kuliah wajib tempuh bagi seluruh
mahasiswa dengan bobot 2 sks. Mata kuliah ini dirancang untuk membekali mahasiswa
dengan pengetahuan tentang Pancasila baik sebagai dasar negara maupun sebagai pandangan
hidup bangsa serta membangun moral yang dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diharapkan
terwujud dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Materi yang akan
dibahas meliputi : landasan dan tujuan Pendidikan Pancasila, Pancasila dalam konteks sejarah
perjuangan bangsa Indonesia, Pancasila sebagai sistem filsafat, Pancasila sebagai etika
politik dan ideologi nasional, Pancasila dalam konteks ketatanegaraan RI dan Pancasila
sebagai paradigma kehidupan dalam bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

b. Tujuan Pendidikan Pancasila

Setelah mengikuti perkuliahan ini diharapkan mahasiswa mampu memahami,


menerapkan dan melaksanakan nilai-nilai luhur Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, sesuai hatinurani berdasarkan agamanya.
Dalam UU No 2 Tahun 1989 tentang sistem Pendidikan Nasional dan juga termuat
dalam SK Dirjen Dikti No 38/DIKTI/Kep/2002, dijelaskan bahwa tujuan Pendidikan
Pancasila mengarahkan perhatian pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan
yaitu perilaku yang mencerminkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa yang
terdiri atas berbagai golongan agama dan budaya.  Tujuan pendidikan diartikan sebagai
seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab pada kompetensi mahasiswa pada
bidang profesi masing-masing. Kompetensi pendidikan Pancasila adalah seperangkat
tindakan intelektual yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan peserta didik yang beragama
dengan sikab dan perilaku yang memiliki tanggung jawab sesuai dengan hati nuraninya,
mampu mengenali masalah hidup dan cara pemecahannya, mengenali perubahan dan
perkembangan ilmu pendididian, memiliki rasa persatuan yang tinggi. Melalui  pendidikan
Pancasila, warga nerara Republik Indonesia diharapkan mampu memahami, menganalisis,
dan mengimplememasikan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari dalam menjawab masalah
yang dihadapi oleh bangsa Indonesia secara berkesinambungan dan konsistan berdasarkan
cita-cita dan tujuan bangsa Indonesia.

c. Pentingnya Pendidikan Pancasila


Dampak yang cukup serius dalam manipulasi Pancasila  oleh para penguasa pada
masa lampau , sekarang ini banyak kalangan elit politik serta sebagian masyarakat
berangapan bahwa pancasila merupakan label politik  Orde Baru. Pandangan yang sinis sera
upaya melemahkan peranan ideologi Pancasila pada era reformasi sekarang ini akan sangat
berakibat fatal yaitu melemahnya kepercayaan rakyat terhadap ideologi Negara yang
mengancam persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang yang telah lama dibina, dipelihara
serta didambakan bangsa Indonesia sejak dahulu.
Bukti yang secara objektif dapat disaksikan adalah hasil reformasi yang telah
berjalan , tapi belum juga menunjukkan hasil yang dapat dinikmati oleh rakyat, nasionalisme
bangsa rapuh, martabat bangsa Indonesia dipandang rendah di masyarakat internasional.
Sekarang ini banyak para tokoh politik kurang memahami filsafat hidup serta
pandangan hidup bangsa kita  yaitu pancasila, namun bersikap seakan – akan memahaminya 
namun mereka salah dalam menerapkannya.
Oleh karena itu kiranya merupakan tugas berat kalangan intelektual sebagai generasi muda
penerus bangsa untuk mengembalikan kepercayaan rakyat yang keliru tersebut kearah cita-
cita bersama bagi bangsa Indonesia dalam hidup bernegara.

d. Landasan Pendidikan Pancasila

1.   Landasan Historis


Secara historis nilai-nilai yang terkandung dalam setiap sila Pancasila sebelum
dirumuskan dan disahkan menjadi dasar Negara Indonesia secara objektif histories telah
dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri. Asal mula nilai-nilai Pancasila digali dari bangsa
Indonesia sendiri atau bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasila. Beberapa dasar
pengesahannya antara lain :
• SK Dirjen Dikti 1985 : MKU (Agama dan Pancasila )
• SK Dirjen Dikti 1999 : MKDU (Agama, Pancasila, Alamiah Dasar dan Budaya
Dasar)
• SK Dirjen Dikti 2000 : MKPK (agama, pancasila dan pendidikan Kewiraan)
• SK Dirjen Dikti No 38 thn 2002 : MPK (Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila
dan Pendidikan Kewarganegaraan)

2.  Landasan Kultural


Nilai yang terkandungn dalam sila-sila pacasila bukanlah merupakan suatu hasil konseptual
seseorang saja melainkan hasil karya besar bangsa Indonesia sendiri, yang diangkat dari nilai
cultural yang dimiliki oleh bangsa Indonesia sendiri melalui proses refleksi filosofis para
pendiri negara. Contohnya seperti :
 Pancasila sebagai budaya bangsa
 Pancasila sebagai kepribadian

3.   Landasan Yuridis


Pendidikan Pancasila di pendidikan tinggi didasari oleh Undang-undang No. 20
Tahun 2003  tentang system pendidikan nasional. Mata kuliah Pancasila adalah mata kuliah
yang memdidik warga negara akan dasar filsafat negaranya. Seperti yang tertera dalam :
a. Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 alenia 4 (Mencerdaskan kehidupan bangsa)
b. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (1) dan (2)
1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan dan memilih pendidikan dan pengajaran
2) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem mengajaran nasional
yang diatur dengan undang-undang.

4.  Landasan Filofis


Pancasila adalah dasar filsafat negara dan pandangan filosofis bangsa Indonesia. Secara
filosofis negara berpersatuan dan berkerakyatan, konsekuensinya rakyat adalah merupakan
asal mula kekuasaan negara. Beberapa pendekatan filsafat antara lain :
• Pendekatan etika/ filsafat moral
• Pendekatan epistemologi/filsafat ilmu
• Pendekatan aksiologis/ filsafat nilai
• Pendekatan ontologis (karya tulis/sastra)
• Pendekatan antropologis (ilmu sosial yang mempelajari tentang budaya masyarakat
suatu etnis tertentu)
• Melalui Pendidikan Pancasila, warga negara Republik Indonesia diharapkan mampu
memahami, menganalisis dan menjawab masalah-masalah yang dihadapi oleh
masyarakat/bangsanya secara berkesinambungan dan konsisten dengan cita-cita dan
tujuan nasional dalam Pembukaan UUD 1945

B. SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA DAN PERUMUSANNYA


a. Sejarah perumusan Pancasila

Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi, terdapat usulan-
usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan
Indonesia .Keanggotaan badan ini dilantik pada tanggal 28 Mei 1945, dan mengadakan
sidang pertama pada tanggal 29 Mei s/d 1 Juni 1945. Dalam sidang pertama tersebut yang
dibicarakan khusus mengenai dasar negara untuk Indonesia merdeka nanti. Pada sidang
pertama tersebut 2 (dua) Tokoh membahas dan mengusulkan dasar negara yaitu Muhammad
Yamin dan Ir. Soekarno.
Tanggal 29 Mei 1945, Muhammad Yamin mengajukan usul mengenai calon dasar
negara secara lisan yang terdiri atas lima hal, yaitu :
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Selain secara lisan M. Yamin juga mengajukan usul secara tertulis yaitu :
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Persatuan Indonesia
3. Rasa Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab
4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/
Perwakilan
5. Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Kemudian pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno (Bung Karno) mengajukan usul mengenai
calon dasar negara yaitu :
1. Nasionalisme (Kebangsaan Indonesia)
2. Internasionalisme (Perikemanusiaan)
3. Mufakat atau Demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan yang Berkebudayaan
Kelima hal ini oleh Bung Karno diberi nama PANCASILA, lebih lanjut Bung Karno
mengemukakan bahwa kelima sila tersebut dapat diperas menjadi Trisila, yaitu:
1. Sosio nasionalisme
2. Sosio demokrasi
3.  Ketuhanan.
Selanjutnya oleh Bung Karno tiga hal tersebut masih bisa diperas lagi menjadi Ekasila
yaitu GOTONG ROYONG.
Selesai sidang pembahasan Dasar Negara, maka selanjutnya pada hari yang sama (1
Juni 1945) para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang
tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk dan memeriksanya serta melaporkan
kepada sidang pleno BPUPKI. Tiap-tiap anggota diberi kesempatan mengajukan usul secara
tertulis paling lambat sampai dengan tanggal 20 Juni 1945. 
Pada tanggal 22 Juni 1945 diadakan rapat gabungan antara Panitia Kecil, dengan para
anggota BPUPKI yang berdomisili di Jakarta. Hasil yang dicapai antara lain disetujui
dibentuknya sebuah Panitia Kecil Penyelidik Usul - usul/ Perumus Dasar Negara, yang terdiri
atas sembilan orang, yaitu: Ir. Soekarno, Drs. Muh. Hatta, Mr. A.A. Maramis, K.H. Wachid
Hasyim, Abdul Kahar Muzakkir, Abikusno Tjokrosujoso, H. Agus Salim, Mr. Ahmad
Subardjo dan Mr. Muh. Yamin. Panitia Kecil yang beranggotakan sembilan orang ini berhasil
merumuskan Mukadimah Hukum Dasar, yang kemudian dikenal dengan sebutan PIAGAM
JAKARTA.
Dalam sidang BPUPKI kedua, Tanggal 10 s/d 16 Juli 1945, hasil yang dicapai adalah
merumuskan rancangan Hukum Dasar. Tanggal 9 Agustus 1945 dibentuk Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dan pada Tanggal 15 Agustus 1945 Jepang menyerah tanpa
syarat kepada Sekutu, sejak saat itu Indonesia kosong dari kekuasaan. Keadaan tersebut
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh para pemimpin bangsa Indonesia, yaitu dengan
mem-Proklamasi-kan Kemerdekaan Indonesia, pada tanggal 17 Agustus 1945. Sehari setelah
proklamasi kemerdekaan PPKI mengadakan sidang, dengan acara utama :
1. Mengesahkan Rancangan Hukum Dasar dengan Preambulnya (Pembukaan)
2. Memilih Presiden dan Wakil Presiden.

b. Sejarah Pengesahan Pancasila

Untuk pengesahan Preambul, terjadi proses yang sangat panjang, sehingga sebelum
mengesahkan Preambul, Drs. Muhammad Hatta terlebih dahulu mengemukakan bahwa pada
tanggal 17 Agustus 1945 sore hari, sesaat setelah Proklamasi Kemerdekaan, ada utusan dari
Indonesia bagian Timur yang menemuinya. Intinya, rakyat Indonesia bagian Timur
mengusulkan agar pada alinea keempat preambul, di belakang kata KETUHANAN yang
berbunyi 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' dihapus.
Jika tidak maka rakyat Indonesia bagian Timur lebih baik memisahkan diri dari negara RI
yang baru saja diproklamasikan.
Usul ini oleh Muh. Hatta disampaikan kepada sidang pleno PPKI, khususnya kepada para
anggota tokoh-tokoh Islam, antara lain kepada Ki Bagus Hadikusumo, KH. Wakhid Hasyim
dan Teuku Muh. Hasan. Bung Hatta berusaha meyakinkan tokoh-tokoh Islam, demi persatuan
dan kesatuan bangsa. Oleh karena pendekatan yang terus-menerus dan demi persatuan dan
kesatuan, mengingat Indonesia baru saja merdeka, akhirnya tokoh-tokoh Islam itu merelakan
dicoretnya 'dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya' di
belakang kata Ketuhanan dan diganti dengan 'Yang Maha Esa', sehingga Preambule
(Pembukaan) UUD1945 disepakati sebagai berikut : 
- UNDANG-UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945
- PEMBUKAAN (Preambule)

1. KETUHANAN YANG MAHA ESA :


2. KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB :
3. PERSATUAN INDONESIA
4. KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH KEBIJAKSANAAN DALAM
PERMUSYAWARATAN/ PERWAKILAN
5. KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT INDONESIA

c. Lahirnya Pancasila

Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato


spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno
mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan; Internasionalisme; Mufakat, dasar
perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan; Ketuhanan. Nama Pancasila itu
diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
”Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan,
dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini
dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya
azas atau dasar, dan diatas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan
abadi.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa
dokumen penetapannya ialah:
 Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945

 Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945

 Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27


Desember 1949

 Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15


Agustus 1950

 Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit
Presiden 5 Juli 1959)

D. PANCASILA SEBAGAI FALSAFAH HIDUP BANGSA INDONESIA


Pancasila sebagai suatu system Filsafat artinya Pancasila terdiri dari 5 sila yang
hakikatnya merupakan sistem filsafat.
Sistem adalah suatu kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan, salingbekerjasama
untuk satu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan satu ksatuan yang utuh.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Jadi, pancasila sebagai Pedidikan bagi Perguruan Tinggi sangatlah penting.


Disamping mengasah dan mendalami pengetahuan kita tentang Pancasila dan sejarahnya.
Kita juga akan lebih memahaminya dalam sudut pengamalan ilmu kita untuk bangsa dan
Negara di masa mendatang.
B. Saran

Sebagai bangsa Indonesia yang telah memiliki pancasila sebagai ideologi Negara
hendaknya kita selalu melestarikan kebudayaan atau tradisi bangsa Indonesia untuk kita
wariskan kepada anak cucu kita. Menjadikan Pancasila sebagai orientasi ilmu pengetahuan
dan pendidikan selain dari agama adalah hal yang bermanfaat sebagai wujud nasionalisme
kita dan ibadah kita dalam pembelaan Negara.

DAFTAR PUSTAKA

Materi Pendidikan Pancasila Program Studi Farmasi Fak. Kesehatan Universitas


Darussalam Gontor semester 1 oleh Ust. Suyanto S. Ag
Wikipedia.co.id tentang Lahirnya Pancasila
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas, Rumusan-rumusan Pancasila
Jurnal dari berbagai sumber oleh Junaidi Farhan

Anda mungkin juga menyukai