DAN KEWARGANEGARAAN
NIM : 200502229
S1 MANAJEMEN REGULER D
TA 2020/2021
Puji syukur kehadirat Allah SWT Yang Mahakuasa karena telah memberikan
kesempatan pada Saya untuk menyelesaikan makalah ini.Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah Saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Resume Materi Kuliah
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan tepat waktu.
Makalah Resume Materi Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
disusun guna memenuhi tugas dosen pada bidang mata kuliah di Universitas
Sumatera Utara.Selain itu,Saya juga berharap agar makalah ini dapat menambah
wawasan bagi pembaca.
Saya mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak selaku dosen
mata kuliah PPKn.Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan.
Saya menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………. 2
DAFTAR ISI………………………………………………………………………… 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang…………………………………………………………... 4
1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………….. 5
1.3 Tujuan Penulisan………………………………………………………… 6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengantar Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan……………….. 7
2.2 Sejarah Peradaban Bangsa Indonesia…………………………………… 11
2.3 Dasar Hukum Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Menjadi
Mata Kuliah Wajib di Seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia………….. 14
2.4 Pancasila Sebagai Dasar Negara…………………………………………. 21
2.5 Pancasila Sebagai Ideologi……………………………………………….. 26
2.6 Pancasila Sebagai Filsafat………………………………………………... 29
2.7 Pancasila Sebagai Sistem Etika…………………………………………... 32
2.8 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia………………….. 35
2.9 Hubungan Pancasila dan Agama dalam Menjaga Keberagaman dan Toleransi Serta
Peradaban…………………………………………………………………. 36
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………... 46
3.2 Saran……………………………………………………………………….. 46
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………… 47
BAB I
PENDAHULUAN
Kerajaan Hindu-Buddha.
Pada abad ke-4 hingga abad ke-7 di wilayah Jawa Barat terdapat kerajaan bercorak
Hindu-Buddha, yaitu Kerajaan Tarumanagara yang dilanjutkan dengan Kerajaan
Sunda sampai abad ke-16.Pada abad ke-7 hingga abad ke-14, kerajaan Buddha
Sriwijaya berkembang pesat di Sumatera. Penjelajah Tiongkok,I
Ching,mengunjungi ibu kota Sriwijaya,Palembang,sekitar tahun 670.Pada puncak
kejayaannya, Sriwijaya menguasai daerah sejauh Jawa Barat dan Semenanjung
Melayu. Abad ke-14 juga menjadi saksi bangkitnya sebuah kerajaan Hindu di Jawa
Timur, Majapahit.
Patih Majapahit antara tahun 1331 hingga 1364,Gajah Mada berhasil memperoleh
kekuasaan atas wilayah yang kini sebagian besarnya adalah Indonesia beserta
hampir seluruh Semenanjung Melayu.
Warisan dari masa Gajah Mada termasuk kodifikasi hukum dan dalam kebudayaan
Jawa, seperti yang terlihat dalam wiracarita Ramayana.
2.3 Dasar Hukum Mata Kuliah Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan Menjadi Mata Kuliah Wajib di
Seluruh Perguruan Tinggi di Indonesia.
Merupakan landasan kehidupan bernegara atau berbangsa yang mana setiap negara
memilki dasar negara sebagai dasar penyelengaraan negara tersebut.Fungsi dasar
negara yaitu dasar berdiri dan tegaknya suatu negara.dasar pergaulan antara rakyat
negara.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara mempunyai fungsi kedudukan sebagai
kaidah negara yang fundamental atau mendasar.Definisi fundamental yang
merujuk pada prinsip adalah pernyataan yang memiliki kebenaran umum atau
dasar realitas.Sehingga sifatnya tetap,kuat, dan tidak dapat diubah oleh siapapun
itu.
Dalam buku Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara (2012) karya Ronto,
mengubah Pancasila berati membubarkan Negara Kesatuan Republik
Indonesia(NKRI) yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945.
Pancasila sebagai dasar negara mempunyai makna sebagai berikut:
Etika Pancasila merupakan etika yang mendasarkan penilaian baik dan buruk pada
nilai-nilai Pancasila.Nilai itu adalah dalam hal Ketuhanan,nilai kemanusiaan,nilai
persatuan, nilai kerakyatan dan nilai keadilan.
Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar dalam
kehidupan manusia.
Etika merupakan hal yang sangat diperlukan dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara,karena dengan memiliki etika maka kita mampu
menjalankan kehidupan bernegara dengan baik sebagai masyarakat yang
mempunyai perilaku yang baik,kebiasaan hidup yang baik ini dianut dan
diwariskan dari satu generasi ke generasi yang lain.Dalam artian ini,etika sama
maknanya dengan moral.
Nilai-nilai Pancasila,meskipun merupakan kristalisasi nilai yang hidup dalam
realita sosial,keagamaan,maupun adat kebudayaan bangsa Indonesia,namun
sebenarnya juga nilai-nilai yang bersifat universal dapat diterima oleh siapa pun
dan kapan pun.Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai yang sangat mendasar
dalam kehidupan manusia.
Etika juga merupakan suatu pemikiran kritis dan mendasar tentang ajaran-ajaran
dan pandangan-pandangan moral.Etika adalah suatu ilmu yang membahas tentang
bagaimana dan mengapa kita mengikuti suatu ajaran moral tertentu,atau bagaimana
kita harus mengambil sikap yang bertanggung jawab berhadapan dengan berbagai
ajaran moral (Suseno, 1987).
Etika dibagi menjadi dua kelompok yaitu etika umum dan etika khusus.
Etika umum adalah etika yang berbicara mengenai kondisi-kondisi dasar
bagaimana manusia bertindak secara etis,bagaimana manusia mengambil
keputusan etis,teori-teori etika dan prinsip-prinsip moral dasar yang menjadi
pegangan bagi manusia dalam bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik atau
buruknya suatu tindakan. Etika umum dapat dianalogkan dengan ilmu
pengetahuan,yang membahas mengenai pengertian umum dan teori-teori.
Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan
manusia, sedangkan etika khusus membahas prinsip-prinsip itu dalam
hubungannya dengan berbagai aspek kehidupan manusia (Suseno, 1987).
Etika khusus merupakan penerapan prinsip-prinsip moral dasar dalam bidang
kehidupan yang khusus.Bagaimana mengambil keputusan dan bertindak dalam
bidang kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan,yang didasari oleh cara,
teori dan prinsip-prinsip moral dasar.Penerapannya dapat berupa bagaimana
mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang kehidupan dan kegiatan khusus
yang dilakukan,yang didasari oleh cara, teori dan prinsip-prinsip moral dasar.
Selain itu penerapannya juga dapat berupa bagaimana menilai prilaku diri dan
orang lain dalam bidang kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatarbelakangi oleh
kondisi yang memungkinkan.
Etika khusus dibagi menjadi dua bagian :
a. Etika Individu
Etika individu ini adalah etika yang berkaitan dengan kewajiban dan sikap manusia
terhadap dirinya sendiri, misalnya:
1) Memelihara kesehatan dan kesucian lahiriah dan batiniah.
2) Memelihara kerapian diri, kamar, tempat tingggal, dan lainnya.
3) Berlaku tenang
4) Meningkatkan ilmu pengetahuan.
5) Membina kedisiplinan ,dan lainnya.
b. Etika Sosial
Etika sosial adalah etika yang membahas tentang kewajiban,sikap dan pola
perilaku manusia sebagai anggota masyarakat pada umumnya.Dalam hal ini
menyangkut hubungan manusia dengan manusia,baik secara individu maupun
dalam kelembagaan (organisasi, profesi, keluarga, negara, dan lainnya).Etika sosial
yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut kode etika atau kode
etik.
Etika umum menjelaskan tentang kajian bagaimana manusia bertindak secra etis,
sedangkan etika khusus mengkaji tentang penerapan-penerapan prinsip-prinsip
moral dasar dalam bidang kehidupan yang khusus.Dalam etika umum,teori-teori
etika dan prinsip-prinsip moral dasar menjadi pegangan bagi manusia dalam
bertindak serta tolak ukur dalam menilai baik buruknya suatu tindakan.
Etika khusus menjelaskan prinsip-prinsip moral dasar tersebut diterapkan dalam
wujud bagaimana untuk mengambil keputusan dan bertindak dalam bidang
kehidupan dan kegiatan khusus yang dilakukan,yang didasari oleh cara,teori dan
prinsip-prinsip moral dasar,serta prinsip-prinsip moral dasar tersebut digunakan
untuk bagaimana menilai perilaku diri sendiri maupun perilaku orang lain dalam
berbagai kegiatan dan kehidupan khusus yang dilatar belakangi oleh kondisi yang
memungkinkan manusia untuk bertindak etis.
Di dalam etika Pancasila terkandung nilai-nilai ketuhanan,kemanusiaan,persatuan,
kerakyatan dan keadilan.Kelima nilai tersebut membentuk perilaku manusia
Indonesia dalam semua aspek kehidupannya.Pentingnya pancasila sebagai sistem
etika bagi bangsa Indonesia ialah menjadi rambu normatif untuk mengatur perilaku
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara di Indonesia.Dengan
demikian, pelanggaran dalam kehidupan bernegara,seperti korupsi
(penyalahgunaan kekuasaan) dapat diminimalkan.
2.8 Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia
Kenapa Pancasila sebagai Dasar Negara dan Pandangan Hidup Bangsa Perlu Kita
Pertahankan?
Pancasila sebagai dasar negara berarti menjadi pedoman dalam mengatur
kehidupan penyelenggaraan ketatanegaraan negara dalam berbagai bidang.
Pancasila telah ada dalam segala bentuk kehidupan rakyat
Indonesia.Kedududukan Pancasila sebagai dasar negara di dalamnya mengandung
makna sebagai ideologi nasional, cita-cita, dan tujuan negara.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa perlu kita
pertahankan.Karena jika tidak,maka bangsa Indonesia akan mudah terpecah belah
dan tidak memiliki tujuan dalam bernegara dan berbangsa.
Dalam buku Pendidikan Filsafat Pancasila dan Kewarganegaraan (2019) karya
Gianto, Pancasila adalah sebuah karya bersama bangsa Indonesia.
Pancasila tidak hanya milik satu golongan atau satu partai tertentu, tetapi
sebagaimana yang dikatakan Presiden Sukarno dalam pidatonya di pertemuan
Gerakan Pembela Pancasila di Istana Negara pada 17 Juni 1954.
"... Pancasila adalah dasar negara dan harus kita pertahankan sebagai dasar negara
jika tidak mau mengalami bahaya besar terpecahnya negara ini... jangan ada
sesuatu partai berkata Pancasila asasku. PNI ini tetaplah pada asas Marhaenisme,
olah karena itulah PNI mempertahankan Pancasila, tetapi jangan berkata PNI
berdasar pada Pancasila. Sebab jikalau dikatakan Pancasila adalah ideologi partai,
maka lalu partai-partai lain tidak mau...".
Sebelum Pancasila disahkan pada 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI), nilai-nilai kearifan lokal yang dimiliki Indonesia
telah menjadi pandangan hidup dalam kehidupan sehari-hari.
Nilai-nilai tersebut diangkat dan dirumuskan secara formal oleh para pendiri
negara untuk dijadikan sebagai dasar filsafat negara Indonesia.
Pancasila itu sendiri bersumber dari nilai-nilai kearifan lokal yang sudah hidup di
tengah-tengah masyarakat sejak dulu.Pola-pola yang sudah ada di tengah-tengah
masyarakat yang berbeda-beda memancarkan falsafah Pancasila.
2.9 Hubungan Pancasila dan Agama dalam Menjaga
Keberagaman dan Toleransi Serta Peradaban.
Titik temu antara Pancasila dan Agama bertumpu pada ajaran tentang cinta kasih.
Pancasila pada hakikatnya merupakan kristalisasi dari nilai-nilai agama yang
diyakini dan dijunjung tinggi oleh setiap orang beradab.
Pancasila, dapat menjadi orientasi,kerangka acuan untuk membangun budaya
kasih.
Dalam pelaksanaannya,cita-cita tersebut masih terkendala oleh beberapa hal,
antara lain belum semua mampu secara konsekuen memandang sesama warga
bangsa adalah saudara yang memiliki martabat dan hak-hak yang sama.
Ketidakmampuan sementara orang untuk berlaku adil, jujur, dan tulus dalam
mengusahakan kesejahteraan umum.
Semua Agama Mengajarkan Kebaikan dan Keharmonisan
Pada dasarnya semua agama yang ada bertujuan untuk menjaga harkat dan
martabat manusia dan bukan untuk konflik. Karena itu agama harus dikembalikan
ke substansi dan esensi yang sesungguhnya.
Semua pihak harus waspada dan berhati-hati, jangan karena mabuk agama atau
karena keterbatasan pengetahuan,atau kurang paham sehingga kerap melahirkan
fanatik yang berlebihan dan hanya menganggap agamanya yang paling benar dan
agama lain menjadi musuh dan penganut agama lain harus dihindari.Karena
fanatisme ini seringkali menggunakan cara kekerasan dan hal itu mengingkari
substansi ajaran agama.
Agama Kristen misalnya,umatnya mampu mengajarlan kasih kepada sesama,
demikian juga Islam yang identik dengan salam dan damai atau Rahmatan Lil
Alamin. Hindu dengan darma mengajarkan kebajikan bagi semua.
Agama bicara tentang hubungan umat yang dekat dengan Tuhan. Esensi yang tidak
kalah penting adalah menempatkan diri dalam lingkungan menyangkut hubungan
sesama.
Agama pasti mengajarkan jangan menipu,jangan bohong dan lainnya,semua sama
yang mengajarkan kebaikan,kebajikan dan hidup harmonis,sehingga bila di bumi
terjadi radikalisme itu terjadi karena ada kebodohan dan kemiskinan bukan
kebencian agama lain.
Agama pada intinya adalah mengajarkan ajaran yang menciptakan keharmonisan
yang seharusnya kita hidupkan, di dalamnya ada pendidikan yang mengajarkan
tidak ada perbedaan, karena sebenarnya kalau kita semua terdidik maka tidak ada
diskriminasi, kita terdiskriminasi karena kita tidak tahu.
Seluruh umat beragama harus memerangi banyak hal antara lain kebodohan,
keterbelakangan, dan kemiskinan.Kalau semua sejahtera semua pintar semua sehat,
pasti tidak akan ada yang mau ikut bom bunuh diri.
Bila ingin membuat Indonesia sejahtera yakni dengan berkontribusi positif bagi
Indonesia,artinya bila seluruh warga Indonesia bekerja maka kedamaian dan surga
akan hadir di bumi.Surga akan hadir tanpa perlu menuggu kita mati dengan cara
bom bunuh diri, itu yang harus diperjuangkan setiap agama, bukannya kita
mengharap surga hadir setelah kita mati.Surga harus hadir saat ini,musuh bangsa
Indonesia saat ini bukan etnis atau agama lain, tapi musuh kita adalah kebodohan,
kemiskinan ini yang harus kita lawan.
Untuk mewujudkan pluralisme, kebangsaan, dan kebhinekaan maka seluruh anak
bangsa harus banyak bergaul dan bekerja, dan kemudian kita berjuang
mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin.
Agama adalah cinta,tiada agama bagi mereka yang tidak memiliki cinta kasih,
cinta adalah asal. Jika tidak bisa beragama dengan cinta tetapi hanya dengan
kebencian,lebih baik meninggalkan agama.
Semua Agama membawa ajaran cinta, cinta Allah dan cinta sesama manusia serta
bahkan cinta terhadap makhluk-makhluk-Nya yang terkecil sekalipun.Tidak ada
manusia yang sama, apabila seseorang menjauhkan diri dari orang lain karena
perbedaan, kelak ia akan kehilangan semua sahabatnya dan kesepian dengan itu
hidupnya akan menjadi pahit dan kecemasannya akan berlipat ganda.
Sumber dari akal setelah percaya kepada Tuhan adalah menunjukkan kasih sayang
terhadap manusia.Tidak ada manusia yang bisa mengklaim kebenaran dirinya
sesuai kehendak Tuhan (mutlak).Manusia hanya terus berusaha mendekatkan
kepada kebenaran hakiki.Intinya kesempurnaan (kebenaran) masih terbuka luas
seiring perkembangan akal manusia sesuai zamannya.
Lebih baik kita menghabiskan waktu untuk berusaha memasukkan diri kita ke
surga daripada berusaha membuktikan bahwa orang lain akan masuk
neraka.Bersihkan hati kita agar selalu memperlakukan manusia dengan kasih
sayang, cinta dan kelembutan hati.Jangan kita jadikan diri kita laksana binatang
buas lalu menjadikan manusia sebagai mangsa.
Mereka itu sesungguhnya hanya satu di antara dua :
Saudaramu dalam iman yang se agama atau saudaramu sesama manusia ciptaan
dan makhluk Tuhan yang sangat sempurna.
Islam Memperkuat Pancasila Dalam Keberagaman dan Toleransi.
Harmonisasi agama sejatinya ada dalam konstitusi yang berlaku di Indonesia.
Dalam sejarah kelahiran Pancasila sangat kental nilai-nilai Islam amat erat
merasuk dalam rumusan Pancasila.
Ideologi negara ini tidak terlepas dari nilai-nilai ketuhanan.
Pancasila merupakan bentuk kompromi dari para pendiri bangsa.
Mereka hendak meletakkan berbagai ideologi yang berkembang untuk bisa
berdampingan dan tidak berhadapan.
Di dalam Pancasila, ada sosialisme, liberalisme atau humanisme, dan
agama.Agama merupakan faktor paling awal yang memengaruhi manusia daripada
akal. Atas dasar itu, agama lewat sila Ketuhanan Yang Maha Esa diletakkan
sebagai sila pertama.
Umat Islam ketika itu bisa mengakomodasi sila tersebut setelah berkorban dengan
menghapus tujuh kata dari Piagam Jakarta, “… dengan kewajiban menjalankan
syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya.”Pengorbanan itu demi mengakomodasi
aspirasi dari Indonesia timur yang didengarkan meski mereka
minoritas.Penghapusan tujuh kata itu tak membuat nilai-nilai Islam menjauhi lima
sila dari Pancasila.
Islam hadir bukan sebatas di sila pertama, “Ketuhanan Yang Maha Esa.”Islam
mengajarkan demokrasi juga keadilan sosial. Islam juga mengajarkan tentang
kemanusiaan.
Persatuan Indonesia itu kita diajarkan nilai-nilai ukhuwah Islamiyah dan ukhuwah
wathaniyah.Nlai-nilai ajaran Islam sejatinya sangat melekat dalam poin-poin
Pancasila.Tidak hanya itu,sejarah panjang yang mengiringi perjalanan lahir dan
terciptanya Pancasila sebagai perekat bangsa.
Kehadiran Pancasila merupakan sebuah kesepakatan bersama.Kesepakatan tersebut
berasal dari sejumlah elemen masyarakat yang beragama,yang memeluk
kepercayaan dan percaya kepada nilai-nilai ketuhanan.
Pancasila itu lahir atas dasar kesepakatan, kesepakatan ini berasal bukan hanya dari
kaum nasionalis, tapi juga para ulama dan kiai-kiai yang punya ilmu sangat
tinggi.Tidak ada sedikit pun unsur yang bisa dibentur-benturkan antara agama dan
Pancasila.Di dalam sila sila Pancasila tidak ada satu poin pun sila silanya yang
bertentangan dengan agama mana pun di Indonesia.
Dalam Islam,misalnya, poin-poin Pancasila mulai dari sila pertama hingga kelima
merupakan bagian dari ajaran-ajaran Islam.Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, hingga keadilan sosial itu adalah ajaran Islam.
Jadi,Pancasila itu sangat Islam sekali dan apabila seseorang menjalankan
Pancasila,sejatinya ia tengah menjalankan bagian-bagian dari ajaran Islam.
Harmonisasi agama sejatinya ada dalam konstitusi yang berlaku di Indonesia.
Norma konstitusi,menempatkan Allah dalam satu kepercayaan yang utuh.Hal itu
kemudian dijadikan sila pertama Pancasila, yakni “Ketuhanan Yang Maha
Esa”.“Maka, agama itu posisinya sangat penting dan menjadi yang pertama dalam
konstitusi.Konstitusi yang berlaku di Indonesia pun menjamin kebabasan warga
negara untuk beragama maupun beribadah sesuai dengan kepercayaannya masing-
masing.
Dalam Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 31 disebutkan, tujuan pendidikan
nasional yang dijalankan Indonesia adalah untuk meningkatkan keimanan,
ketakwaan, serta terwujudnya akhlak mulia bagi segenap warga negara yang
terdidik.Jika ditelisik dari sisi mana pun, tidak ada alasan yang dapat membenarkan
argumen bahwa agama dapat membunuh Pancasila.
Justru sebaliknya,nilai-nilai agama justru menguatkan Pancasila.
Islam adalah sebuah agama,sementara itu Pancasila adalah merupakan filsafat
hidup dalam berbangsa dan bernegara.
Oleh karena itu,dalam negara Pancasila,Islam bisa hidup dan berkembang,bahkan
sangat diperlukan.
Demikian pula, konsep Pancasila akan menjadi semakin jelas ketika
masyarakatnya menjalankan agamanya masing-masing.Mendasarkan pada konsep
Pancasila,negara berkepentingan menjadikan rakyatnya beragama.Itulah sebabnya
sekalipun negara ini bukan berdasarkan agama,tetapi menghendaki agar rakyatnya
menjalankan agamanya masing-masing.
Kualitas kebangsaan ini akan diukur diantaranya dari seberapa tinggi kualitas
keberagamaannya.
Sebagai bangsa yang menyatakan diri menganut Pancasila, maka seharusnya selalu
berusaha menjalankan agama sebaik-baiknya.Atas dasar pandangan tersebut maka
antara Pancasila dan Islam tidak perlu dihadap-hadapkan, dan apalagi diposisikan
sebagai dua hal yang kontras atau antagonistik.
Justru yang seharusnya dibangun adalah Pancasila memerlukan Islam,dan
demikian pula agama-agama lainnya seperti Hindu,Buddha,Kristen,Katholik dan
lainnya.Berbagai jenis agama tersebut itu, dengan menganut falsafah Pancasila
dalam berbangsa dan bernegara, maka memiliki keleluasaan untuk tumbuh dan
berkembang.Berbagai jenis agama diakui dan dipersialahkan kepada umatnya
menjalankan ajarannya masing-masing sebaik-baiknya.
Ketika negara memberikan peluang kepada semua agama untuk hidup dan
berkembang maka sebenarnya juga tidak berseberangan dengan keyakinan Islam.
Agama yang diturunkan di jazirah Arab dan atau yang dibawa oleh Nabi
Muhammad menyatakan tidak ada paksaan di dalam beragama.Maka artinya,
seseorang menjadi penganut Yahudi,Nasrani,Buddha,Hindu dan atau lainnya
adalah dipersilahkan oleh Islam.
Dalam Al Qur'an disebutkan secara jelas dengan kalimat bahwa 'la ikraha fiddien"
dan juga 'lakum diinukum waliyadien'.
Namun demikian,Islam memang merupakan agama dakwah.Umatnya
diperintahkan untuk menyeru atau mengajak kepada Islam.Akan tetapi,ajakan itu
tidak boleh dilakukan dengan cara memaksa.Seruan,berdakwah,atau
ajakan,hendaknya dilakukan dengan cara terbaik,bil hikmah,atau dengan cara
lembut dan bijak.
Keyakinan tentang sebuah kebaikan atau kebenaran,maka harus disampaikan
dengan cara yang terbaik,benar dan bijak pula.Bahkan dalam berdakwah atau
menyeru kepada orang lain,selain agar disampaikan dengan cara lembut,bijak atau
arif itu,maka juga dianjurkan supaya dijalankan melalui contoh atau uswah
hasanah.
Islam dipandang sebagai jalan menuju kebaikan, kemuliaan, keselamatan, dan
kebahagiaan.Mengajak ke jalan yang demikian itu seharusnya dilakukan dengan
pendekatan ketauladanan atau melalui contoh.
Seseorang yang menyeru kepada kebaikan,sementara dirinya sendiri tidak
menjalankannya, maka juga mendapatkan teguran keras.
Selain tidak ada paksaan dalam beragama, Islam mengenalkan konsep yang disebut
dengan hidayah, atau petunjuk.Hidayah itu hanya datang dari Tuhan.
Sesama manusia,bahkan seorang nabi sekalipun,hanya berperan sebagai pembawa
atau pemberi peringatan.Bahwa seseorang menjadi muslim atau menolaknya,
sebenarnya bukan menjadi urusan atau wewenang sesama manusia.
Tugas seorang muslim atau bahkan mubaligh hanyalah sekedar menyampaikan
atau memberi peringatan belaka.
Pemahaman yang demikian itu,dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang
menganut falsafah Pancasila,adalah amat tepat.Pancasila memberikan peluang
seluas-luasnya kepada rakyatnya menentukan keyakinannya masing-
masing.Semuanya dihormati dan dihargai serta diberi peluang untuk menjalankan
keyakinan atau agamanya itu.Namun hal yang sama sekali tidak diperbolehkan
adalah memaksa dan apalagi satu sama lain saling merendahkan dan bermusuhan.
Beberapa waktu lalu Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengungkapkan
unsur unsur radikalisme.Menurutnya,ada empat unsur, mulai sikap intoleran
hingga suka mengkafirkan orang lain.
Jadi ada empat unsur radikalisme yaitu,pertama,intoleran dengan orang lain yang
berbeda, mengingkari fakta sosiologis kebinekaan.Kedua,adanya konsep takfiri
yang mengkafir-kafirkan atau menyalahkan pihak lain di luar
kelompoknya.Ketiga,memaksakan kehendak dengan berbagai dalil,termasuk dalil
agama yang disalahtafsirkan dan keempat,cara-cara kekerasan atau verbalistik.
Di katakan Menteri Agama bahwa radikalisme diartikan sebuah pandangan yang
mendambakan perubahan secara total dan revolusioner dengan menjungkirbalikkan
nilai-nilai yang ada secara drastis melalui aksi-aksi teror dan kekerasan.
Menteri agama yang berasal dari Militer ini menyampaikan bahwa terdapat tiga hal
yang dapat menjadi kriteria hal tersebut.
Pertama,mereka merasa paling benar dan intoleran,tidak bisa menerima orang lain
yang berbeda identitas dan pendapat.Padahal Allah SWT menegaskan bahwa
ciptaannya dibuat dalam kondisi keberagamaan.
Kalau dalam agama Islam,dalam Alquran Surah Al-Hujurat ayat 13 Allah
berfirman :
“Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling
mengenal," kata Nya.
Fachrul mengatakan keberagaman atau kebinekaan dan pandangan adalah suatu
keniscayaan.Fachrul menyebut kebenaran yang hakiki hanya berada di tangan
Tuhan.
Kedua,mereka memaksakan kehendaknya dengan berbagai cara,menghalalkan cara
apa pun,bahkan memanipulasi agama untuk mencapai keinginan duniawinya.
Mereka yang radikal ini tak segan-segan menjustifikasi perilaku kriminalnya,
melukai, atau membunuh orang misalnya dengan penafsiran sekehendaknya
dengan ayat suci," ucap Fachrul.Menurutnya,hadirnya agama menjadikan manusia
akan menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dan menjaga kehidupan yang aman dan
damai. Bukan justru sebaliknya.
Ketiga,mereka yang radikal juga menggunakan cara-cara kekerasan, baik verbal
maupun tindakan, dalam mewujudkan apa yang diinginkannya.Mereka tak segan
melakukan ujaran kebencian atau menyampaikan berita bohong.Sebagian dari
mereka juga melakukan tindakan-tindakan kekerasan fisik,mempersekusi
kelompok lain,atau meledakkan diri di kerumunan orang banyak,kata Jenderal
Fachrul Razi.
Toleransi Beragama Dalam Pandangan Kristen
Sebagai manusia yang hidup di tengah-tengah dunia yang pluralistik / penuh
dengan keberagaman ini, orang Kristen mau tidak mau harus berjumpa,
berinteraksi, berurusan, berkaitan dengan orang-orang yang tidak seiman baik
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara maupun bermasyarakat.
Di negara Indonesia misalnya,mau tidak mau,suka tidak suka,orang Kristen hidup
berdampingan dengan orang-orang dari berbagai agama dan kepercayaan.Dalam
kondisi semacam ini adalah penting bagi orang Kristen untuk memikirkan
bagaimana relasinya dengan orang-orang berkepercayan lain.Jika tidak maka
semua itu berpotensi untuk mengakibatkan banyak gesekan,bentrokan,kekacauan,
bahkan kerusakan yang akan mengganggu ketentraman dan kedamaian hidup
bersama.
Pada saat Yesus hidup di dunia ini,dunia sementara dikuasai oleh imperium
Romawi.Itu jelas suatu negara yang tidak bersifat teokrasi.Dan karena itu Yesus
pun tidak melakukan Civil Law sebagaimana yang diperintahkan hukum Taurat.
Misalnya : Yesus tidak menghukum ahli Taurat yang mengajarkan ajaran sesat,
Yesus tidak menghukum mati orang-orang kafir yang Ia temui, Ia juga tidak
memerintahkan hukuman mati bagi perempuan yang kedapatan berzinah (Yohanes
8:5), padahal jelas Taurat memerintahkan itu (Imamat 20:10).
Kalau Ia melakukan semua itu jelas Ia menyalahi hukum Romawi saat itu yang
tidak bersifat teokrasi.Karena itu juga adalah salah jika hidup dalam negara yang
bersifat demokrasi tapi menerapkan hukum non toleransi beragama seperti negara
teokrasi Israel.
Dalam Ulangan 10:18-19 tertulis (17) “Sebab TUHAN, Allahmulah Allah segala
allah dan Tuhan segala tuhan, Allah yang besar, kuat dan dahsyat, yang tidak
memandang bulu ataupun menerima suap; (18) yang membela hak anak yatim dan
janda dan menunjukkan kasih-Nya kepada orang asing dengan memberikan
kepadanya makanan dan pakaian. (19) Sebab itu haruslah kamu menunjukkan
kasihmu kepada orang asing, sebab kamu pun dahulu adalah orang asing di tanah
Mesir.”
Terdapat kisah orang Samaria yang murah hati (Luk 10:29-37) dimana seorang
Samaria yang menolong orang yang dirampok para penjahat yang sangat besar
kemungkinan adalah orang Yahudi, seorang yang adalah musuh bangsanya
maupun agamanya.
Maka di sini jelas Tuhan Yesus mengajarkan bahwa di dalam hal menolong atau
berbuat baik kepada orang lain, perbedaan agama / kepercayaan tidak boleh
menjadi halangan.
Karena itu,selama masih ada kesempatan,marilah berbuat baik kepada semua
orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan seiman.
Dalam Galatia 6:10 mengatakan bahwa haruslah berbuat baik kepada semua orang
dan adanya kata-kata “terutama kepada kawan-kawan seiman” menunjukkan
bahwa kata-kata “semua orang” itu termasuk di dalamnya adalah orang-orang yang
tidak seiman.
Jadi,orang yang tidak seiman pun layak untuk mendapatkan perbuatan baik kita
sekalipun mereka bukanlah yang terutama.
Orang Kristen harus berpegang teguh pada iman eksklusifnya sekaligus hidup
bertoleransi dengan orang beragama lain.Lalu bagaimana kedua hal itu bisa
berjalan bersamaan dan tidak saling meniadakan ?
Di sinilah umat Kristiani harus kembali melihat bagaimana memahami toleransi
yang sesungguhnya, yang Alkitabiah.
Dasar-dasar Alkitabiah yang sudah dipaparkan pada bagian I menunjukkan bahwa
toleransi yang ditunjukkan pada orang lain / agama lain adalah suatu sikap
penghormatan dan penerimaan yang tulus terhadap iman / keyakinan orang lain
tetapi itu tidak berarti mengakui apa yang mereka katakan tentang kebenaran
apabila klaim itu bertentangan dengan klaim kebenaran Kristen.
Dalam Matius 5:45 tertulis “Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak
Bapamu yang di sorga,yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang
yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak
benar.”
Dalam ayat ini jelas bahwa Tuhan menerbitkan matahari bagi orang jahat.
Tapi apakah itu berarti Tuhan menyetujui kejahatannya?
Jelas tidak!
Orang jahatnya dikasihi tapi kejahatannya tidak disetujui atau bahkan kejahatannya
dibenci.Ia menurunkan hujan bagi orang tidak benar.Tapi apakah itu berarti Tuhan
menyetujui ketidakbenarannya? Jelas tidak!
Orang yang tidak benar itu dikasihi dengan pemberian hujan kepadanya tapi
ketidakbenarannya sama sekali tidak disetujui oleh Tuhan.
Jadi terlihat bahwa Tuhan bertoleransi kepada orangnya tapi tidak kepada
pandangan,pikiran dan perbuatannya.Umat Kristiani diajarkan untuk saling
menghargai, mengasihi sesama dan berbuat baik pada mereka serta menolong
mereka ketika dalam kesusahan, tapi menyetujui apa yang mereka pahami,
menerima apa yang mereka katakan sebagai kebenaran,apalagi menyesuaikan
ajaran agama Kristen dengan ajaran agama mereka sama sekali tidak dapat
dilakukan.
Kalau melakukan hal itu,itu bukanlah lagi toleransi namanya melainkan kompromi.
Alkitab menjadi sumber dasar bagi kehidupan umat Kristiani yang bertoleransi
dengan orang-orang beragama lain.
Dengan demikian,seorang Kristen haruslah orang yang bisa hidup bertoleransi dan
rukun dengan kelompok-kelompok lain yang berbeda keyakinan atau agama
dengannya bahkan harus berbuat baik kepada mereka.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pancasila merupakan falsafah dan dasar negara Republik Indonesia sebagai
pedoman bagi segala kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegarabagi
seluruh rakyat Indonesia.Pancasila terdiri atas lima sila yang mengandungnilai-
nilai di dalamnya.Pancasila adalah dasar negara Indonesia dan sudah sepatutnya
menjadi dasar kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh masyarakat
indonesia,nilai-nilai Pancasila merupakan cakupan dari nilai,norma,dan moral yang
harusnya mampu diamalkan oleh seluruh masyarakat Indonesia,sebab apabila
Bangsa Indonesia mampu mengamalkan nilai-nilai tersebut maka degradasi moral
dan kebiadaban masyarakat dapat diminimalisir,secara tidak langsung juga akan
mengurangi kriminalitas di Indonesia,meningkatkan keamanan dan kesejahteraan
bangsa Indonesia.
3.2 Saran
Diharapkan agar semua masyarakat dapat menerapkan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila tidak hanya sekedar mengetahui saja namun melaksanakannya
dalam kehidupan.Dan penerapan pendidikan karakter harus ditanamkan sejak dini
agar kelak nilai Pancasila akan melekat dalam karakter dan kepribadian tiap
individu dalam bermasyarakat agar senantiasa tercipta bangsa Indonesia yang
damai.
DAFTAR PUSTAKA
https://mahasiswa.yai.ac.id/v5/data_mhs/tugas/1913290002/09Tugas%20Makalah
%20PKN%20.pdf
https://www.simulasikredit.com/apa-itu-fundamental-ekonomi/
http://repo.iain-tulungagung.ac.id/4630/3/BAB%20II.pdf
https://saintif.com/nilai-nilai-pancasila/
https://brainly.co.id/tugas/8010037#:~:text=Nilai%20pancasila%20bersifat
%20objektif%20memiliki,kehidupan%20sehari%2Dhari%20bangsa
%20Indonesia.&text=Rumusan%20Pancasila%20memiliki%20arti%20yang,sifat
%20umum%20unversal%20serta%20abstrak.
https://saintif.com/ideologi-pancasila/#
https://binus.ac.id/character-building/2020/10/pancasila-sebagai-ideologi-negara/
http://perdanaregian.blogspot.com/2015/08/etika-umum-dan-etika-khusus.html