Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

AKULTURASI PANCASILA DALAM

KEHIDUPAN BERBANGSA DAN BERNEGARA

Dosen Pengampu : Ariza umami,S.H.M.H

Disusun Oleh :

Maryana Lutfiah (22640003)

Lisa Septiana (22640006)

Resti Alia Fitri (22640011)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMADIYAH METRO 2022/2023

KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya kepada kami. Sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah tentang identitas nasional.

Makalah ini sudah kami susun secara maksimal dan mendapatkan bantuan
di berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak yang sudah berkontribusi
didalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua hal itu, kami menyadari sepenuhnya jika masih ada
kekurangan baik dalam segi susunan kalimat ataupun tata bahasanya. Oleh
karenanya, dengan tangan terbuka kami menerima segala bentuk saran dan kritik
dari pembaca supaya kami bisa memperbaiki makalah ini kedepannyaAkhir kata
kami berharap semoga tuliasan ini dapat memberi informasi yang berguna
bagipembacanya, terutama mahasiswanya, supaya kelas menjadi peribadi yang
beridentitas nasional,karena kita adalah penerus Bangsa Indonesia.

METRO, 06 OKTOBER 2022

PENYUSUN

DAFTAR ISI

ii
KATA PENGANTAR......................................................................................................i
DAFTAR ISI ....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................3
C. Tujuan .........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................4
A. Pengertian Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara..........................4
B. Faktor Penghambat Pancasila Sebagai Pandanga Bangsa Dan Negara......................6
1. Peroses Berbangsa Dan Bernegara Dalam Pancasila............................................7
2. Pengertian Bangsa Dan Negara............................................................................8
3. Nilai-Nilai Pancasila.............................................................................................9
4. Teori Kebudayaan Pancasila................................................................................11
5. Peristiwa Proses Berbangsa..................................................................................12
6. Peristiwa Proses Bernegara ..................................................................................13
C. Contoh Nilai-Nila Pancasila Dalam Berbangsa Dan Bernegara................................14
1. Contoh Nilai Ketuhanan........................................................................................14
2. Contoh Nilai Kemanusiaan ...................................................................................15
3. Contoh Nilai Persatuan .........................................................................................15
4. Contoh Nilai Kerakyatan. .....................................................................................16
5. Contoh Nilai Keadilan...........................................................................................16
BAB III PENUTUP...........................................................................................................18
A. KESIMPULAN ......................................................................................................18
B. SARAN....................................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai luhur yang tercermin dalam
sila sila Pancasila. Ketuhanan Yang Maha Esa yang terdapat pada sila pertama Pancasila
menunjukkan bahwa Bangsa Indonesia menempatkan Tuhan pada kedudukan yang paling tinggi
dan hal ini bukanlah suatu nilai yang tiba-tiba muncul.

Seperti yang kita ketahui Indonesia secara sejarah merupakan masyarakat yang telah
mengenal ajaran Tuhan, ini terlihat dimana berbagai agama telah menyebar luas sebelum
kemerdekaan Indonesia dikumandangkan oleh Soekarno. Budaya gotong-royong serta sikap
kekeluargaan masyarakat Indonesia mencerminkan betapa nilai kemanusiaan telah ada jauh
sebelum Pancasila dirumuskan.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai luhur. Nilai- nilai
pancasila menjadi sumber segala aturan baik aturan yang bersifat fomal maupun informal.
Pendidikan nasional merupakan aspek pokok harus berlandasakn pancasila. Pendidikan nasional
berdasarkan UU. No 20 tahun 2003 Pasal 3 menyebutkan: Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional diperlukan
strategi dan usaha serta dukungan dari segala aspek baik secara materi maupun fisikal.

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi pegangan warga dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila Pancasila tidak dapat dilepaskan
penerapannya dalam semua lini baik lingkungan sekitar maupun dalam keluarga.

1
Tak hanya itu, dalam bidang politik dan hukum, ekonomi, juga sosial budaya pun nilai-
nilai Pancasila tak bisa ditinggalkan. Nilai-nilai ini bahkan harus terus diwujudkan sebab
Pancasila sendiri dirumuskan dari nilai-nilai budaya bangsa yang luhur.

Perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik serta hukum ada pada lembaga-
lembaga negara yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah.

Dalam hal hak asasi manusia, demokrasi dan penerapan hukum di Indonesia, Pancasila
adalah standar yang harus jadi patokan dalam melaksanakannya. Semua demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang adil dan beradab serta tidak berat sebelah dalam menerapkan aturan-
aturan hukum yang ada di UU.

Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, juga sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, bahkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung hak asasi manusia. Yang Diatur
Dalam Beberapa Bidang Yaitu :

1. Bidang Ekonomi
Untuk menjalankan perekonomian negara, sistem yang digunakan diambil dari nilai-nilai
Pancasila. Landasan operasional diambil dari UUD 1945 pasal 33, yang menyebutkan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.

Selain itu, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara. Bahkan bumi dan air serta kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

2. Bidang Sosial Budaya


Perubahan dalam sistem nilai dan budaya pasti terus terjadi di sebuah negara.
Namun agar dapat terarah pada terwujudnya masyarakat yang Pancasilais, perubahan itu
harus dikembangkan sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada Pancasila.

2
Jadi walau sudah maju dan modern, tetapi nilai-nilai kesopanan, musyawarah, gotong
royong dan nilai luhur lainnya masih terus dipegang oleh warga negara Indonesia. Sehingga
derasnya budaya barat atau westernisasi tidak membuat orang Indonesia lupa pada
Pancasila.

Pasal 1 ayat (4) UU No. 2 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas UU No. 2 Tahun 2008
tentang Parpol, menyebutkan: “Pendidikan politik partai politik adalah proses pembelajaran
tentang hak, kewajiban dan tanggung jawab setiap warga negara dalam kehidupan berbangsa
dan bernegara”.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Pancasila ?
2. Ada Berapa Faktor Penghambat Dalam Pancasila ?
3. Apa Saja Contoh Nilai Ketuhanan Pada Sila Pertama Pancasila ?
4. Apa Saja Contoh Nilai Kemanusiaan Dalam Sila Kedua Pancasila ?
5. Apa Saja Contoh Nilai Persatuan Dalam Sila Ketiga Pancasila ?
6. Apa Saja Contoh Nilai Kerakyatan Dalam Sila Keempat Pancasila ?
7. Apa Saja Contoh Nilai Keadilan Dalam Sila Kelima Pancasila ?

C. Tujuan
1. Memahami Pengertian Dari Nilai Pancasila
2. Mengetahui Faktor Penghambat Dalam Pancasila
3. Mengetahui Contoh Nilai Ketuhanan Pada Sila Pertama Pancasila
4. Mangetahui Contoh Nilai Kemanusiaan Dalam Sila Kedua Pancasila
5. Mengetahui Contoh Nilai Persatuan Dalam Sila Ketiga Pancasila
6. Mengetahui Contoh Nilai Kerakyatan Dalam Sila Keempat Pancasila
7. Mengetahui Contoh Nilai Keadilan Dalam Sila Kelima Pancasila

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa Dan Bernegara

Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia menjadi pegangan warga dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lima sila Pancasila tidak dapat dilepaskan
penerapannya dalam semua lini baik lingkungan sekitar maupun dalam keluarga, Tak hanya itu,
dalam bidang politik dan hukum, ekonomi, juga sosial budaya pun nilai-nilai Pancasila tak bisa
ditinggalkan. Nilai-nilai ini bahkan harus terus diwujudkan sebab Pancasila sendiri dirumuskan
dari nilai-nilai budaya bangsa yang luhur. perwujudan nilai-nilai Pancasila dalam bidang politik
serta hukum ada pada lembaga-lembaga negara yang menjadi kepanjangan tangan pemerintah.

Dalam hal hak asasi manusia, demokrasi dan penerapan hukum di Indonesia, Pancasila
adalah standar yang harus jadi patokan dalam melaksanakannya. Semua demi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang adil dan beradab serta tidak berat sebelah dalam menerapkan aturan-
aturan hukum yang ada di UU.

Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, juga sila kedua Kemanusiaan yang Adil dan
Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan/Perwakilan, bahkan Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia adalah
bukti bahwa Indonesia merupakan negara yang menjunjung hak asasi manusia.

1. BIDANG EKONOMI

Untuk menjalankan perekonomian negara, sistem yang digunakan diambil dari nilai-nilai
Pancasila. Landasan operasional diambil dari UUD 1945 pasal 33, yang menyebutkan bahwa
perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar asas kekeluargaan.

Selain itu, cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup
orang banyak dikuasai oleh negara. Bahkan bumi dan air serta kekayaan alam yang terkandung
di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

4
2. BIDANG SOSIAL BUDAYA

Perubahan dalam sistem nilai dan budaya pasti terus terjadi di sebuah negara. Namun agar
dapat terarah pada terwujudnya masyarakat yang Pancasilais, perubahan itu harus
dikembangkan sesuai dengan nilai-nilai yang ada pada Pancasila. Jadi, walau sudah maju dan
modern, tetapi nilai-nilai kesopanan, musyawarah, gotong royong dan nilai luhur lainnya masih
terus dipegang oleh warga negara Indonesia. Sehingga derasnya budaya barat atau westernisasi
tidak membuat orang Indonesia lupa pada Pancasila.

3. PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA RI

Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara Pengertian pancasila sebagai dasar negara,
seperti dimaksud tersebut sesuai dengan bunyi pembukaan UUD RI Tahun 1945 Alinea IV
tersebut yang secara jelas menyatakan.“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu
pemerintahan negara indonesia yang melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh tumpah
darah indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa
dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial maka disusunlahkemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu Undang-
Undang Dasar Negara Indonesia yang berbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasarkan kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
Yang Adil dan Beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permussyawaratan perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat indonesia”.

Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur seluruh tatanan kehidupan
bangsa dan negara indonesia, artinya segala sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan
sistem ketatanegaraan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan
Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di Negara Republik
Indonesia harus bersumberkan kepada Pancasila1.

1
Dewantara, Agustinus.http://blog.unnes.ac.id

5
B. Faktor Penghambat Pancasila Sebagai Pandanga Bangsa Dan Negara

Faktor-faktor penghambat nilai-nilai Pancasila Apabila Indonesia Tanpa Adanya


Pancasila Kesetiaan, Nasionalisme, dan Patriotisme warga negara kepada bangsa dan
negaranya dapat diukur dalam bentuk kesetiaan mereka terhadap filsafat negaranya yang
secara formal diwujudkan dalam bentuk Perundang-Undangan (UUD 1945). Kesetiaan
tersebut tampak dalam sikap dan tindakan, menghayati, mengamalkan, dan mengamankan
peraturan Perundang-Undangan tersebut. Pancasila adalah sendi, asas, dasar atau peraturan
tingkah laku yang penting dan baik. Secara singkat dapat di uraikan bahwa kedudukan
Pancasila adalah sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Untuk mengatur pemerintahan dan penyelenggaraan Negara dan sebagai pandangan
hidup Bangsa Indonesia karena digunakan sebagai pedoman arah semua aktivitas hidup dan
dalam kehidupan di segala bidang dan semua tingkah laku serta tindak perbuatan warga
negara Indonesia harus dijiwai dan merupakan pancaran dari semua sila yang ada dalam
Pancasila. Kesetiaan tersebut akan semakin kokoh apabila mengakui dan meyakini
kebenaran, kebaikan dan keunggulan Pancasila sepanjang masa. Pancasila sebagai ideologi
Negara diharapkan mampu sebagai filter/penyaring untuk menyerap pengaruh perubahan
zaman di era globalisasi saat ini. Artinya Pancasila merupakan satu ideology yang di anut
oleh Negara atau pemerintah dan rakyat Indonesia secara keseluruhan, bukan milik atau
monopoli seseorang atau suatu golongan tertentu. Sebagai filsafat Negara yang merupakan
cita-cita bangsa Pancasila harus dilaksanakan atau diamalkan yang mewujudkan kenyataan

dalam penyelenggaraan hidup kenegaraan kebangsaan serta kemasyarakatan.

C. Peroses Berbangsa Dan Bernegara Dalam Pancasila

Proses Berbangsa dan Bernegara Dapat Terjadi Pada Saat Sebelum Kemerdekaan Yaitu2 :

 Masa sebelum kemerdekaan


Proses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih berorientasi
pada perjuangan dalam melawan penjajah. Dari tinjauan sejarah zaman  Sriwijaya pada abad

2
http://Ebook.pustaka.sumbarprov.go.id

6
VII dan Kerajaan Majapahit abad XIII telah ada upaya untuk menyatukan nusantara. Namun
para penguasa belum memiliki kemampuan yang cukup untuk mempertahankan kejayaan
yang telah dicapai yang menyebabkan kehancuran. Di samping itu kehancuran juga
disebabkan karena kerajaan tradisional tersebut belum memahami konsep kebangsaan dalam
arti luas.

Proses kehidupan berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak Sumpah Pemuda
dikumandangkan ke seluruh nusantara. Dalam periode selanjutnya secara nyata mulai
dipersiapkan kemerdekaan Indonesia pada masa pendudukan Jepang, yaitu dengan
dibentuknya Badan Penyelidik Usaha – usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia. Dan
puncaknya adalah ketika Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945.

 Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang


Proses berbangsa dan bernegara pada masa sekarang erat kaitannya dengan hakikat
pendidikan kewarganegaraan, yaitu upaya sadar dan terencana untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa bagi warga negara dengan menumbuhkan jati diri dan moral bangsa
sebagai landasan pelaksanaan hak dan kewajiban dalam bela negara, demi kelangsungan
kehidupan dan kejayaan bangsa dan negara.

Sehingga dengan mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi ilmu tentang tata


negara,menumbuhkan kepercayaan dan jati diri bangsa serta moral bangsa,maka takkan sulit
untuk menjaga kelangsungan kehidupan dan kejayaan Indonesia dalam proses berbangsa dan
bernegara. Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara, merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahakan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
Kesadaran terhadap sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari
bagaimana posisinya sekarang dan seperti apa jatidiri atau identitasnya serta apa yang
dilakukan ke depan. Penciptaan suatu identitas bersama berkisar pada perkembangan
keyakinan dan nilai – nilai yang dianut bersama yang dapat memberi suatu perasaan
solidaritas sosial pada suatu masyarakat suatu wilayah tertentu. Suatu identitas bersama
menunjukkan bahwa individu – individu tersebut setuju atas pendefinisian diri mereka yang

7
saling diakui, yakni suatu kesadaran mengenai perbedaan dengan orang lain, dan suatu
perasaan akan harga diri.

Kesimpulan yang dapat diambil dari paparan di atas adalah:

 Proses berbangsa dan bernegara pada masa sebelum kemerdekaan lebih mengacu pada
perjuangan melawan penjajah,sedangkan pada masa sekarang mengacu pada upaya bela
Negara melalui pendidikan,penciptaan identitas bersama,dan memiliki hubungan
internasional dengan Negara lain.
 Dalam upaya untuk memahami proses berbangsa dan bernegara,merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan kehidupan masyarakat.kesadaran terhadap
sejarah menjadi penting ketika suatu masyarakat mulai menyadari bagaimana posisnya
sekarang dan seperti apa jati dirinya atau identitasnya.
 Kerangka dasar proses berbangsa dan bernegara meliputi pancasila, UUD 1945
wawasan nusantara dan ketahanan nasional.

1. Pengertian Bangsa dan negara Menurut Para Ahli

a. Ernest Renan
Dalam buku berjudul What Is a Nation? Ernest Renan mendefinisikan bangsa sebagai
jiwa spirit spiritual. Satu jiwa terletak di masa lalu dan satu lagi terletak di masa sekarang.
Jiwa tersebut adalah kepemilikan bersama dari warisan memori di masa lalu dan jiwa yang
lainnya adalah persetujuan masa kini, keinginan untuk hidup bersama, dan melestarikan nilai
yang diwariskan.

Singkatnya, pengertian bangsa menurut Ernest Renan adalah sekelompok individu yang
memiliki ikatan batin atas sejarah di masa lalu dan memiliki keinginan untuk hidup bersama
di masa sekarang dan masa depan.

8
b. Otto Bauer
Dikutip dari buku yang berjudul The Question of Nationalities and Social Democracy,
pengertian bangsa menurut Otto Bauer adalah komunitas individu dengan karakteristik yang
relatif sama. Kesamaan karakteristik ini terbentuk karena adanya persamaan nasib. Dengan
begitu, satu bangsa akan berbeda dengan bangsa lainnya.

c. Hans Kohn
Pengertian bangsa lainnya datang dari Hans Kohn, seorang filsuf dan sejarawan asal
Amerika. Pengertian bangsa menurut Hans Kohn adalah hasil perjuangan sejarah manusia
yang tidak bisa dirumuskan secara pasti.
Hal tersebut dikarenakan adanya faktor objektif yang menjadi latar belakang dan ciri khas
suatu bangsa, seperti persamaan rasa tau keturunan, wilayah, bahasa, adat-istiadat, dan agama
atau keyakinan..

2. Nilai-Nilai Pancasila
 Nilai Ketuhanan

Pancasila sila pertama, "Ketuhanan Yang Maha Esa" mengandung nilai ketuhanan. Dikutip
dari seperti dikutip dari Pendidikan Kewarganegaraan: Kecakapan Berbangsa dan Bernegara
oleh Aa Nurdiaman, perwujudan nilai sila pertama Pancasila ini antara lain:

Meyakini adanya Tuhan Yang Maha Esa dengan sifat-sifatnya yang Mahasempurna.
Bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dengan cara menjalankan semua perintah-Nya,
sekaligus menjauhi segala larangan-Nya.
Saling menghormati dan menoleransi antar pemeluk agama yang berbeda-beda.
Menjaga kebebasan bersama menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan
masing-masing.3

3
Novita, Cicik.https://amp.tirto.id/mengenal-perwujudan-nilai-nilai-pancasila-dalam-berbagai-kehidupan-
ghUC#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16649556583997&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com

9
 Nilai Kemanusiaan

Sila kedua Pancasila, "Kemanusiaan yang adil dan beradab" mengandung nilai kemanusiaan,
yakni bangsa Indonesia diakui dan diperlakukan sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk
ciptaan Tuhan yang sama derajat, hak, dan kewajibannya tanpa membeda-bedakan berdasarkan
agama, suku, ras, atau keturunannya.

 Nilai Persatuan

Makna sila ketiga Pancasila "Persatuan Indonesia" adalah kebulatan utuh dari berbagai
aspek kehidupan, baik dari ideologi, politik, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan yang
terwujud dalam satu wadah bernama Indonesia. Nilai kesatuan dalam sila ketiga Pancasila dapat
diwujudkan sehari-hari lewat sikap dan perilaku:

1. Menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di


atas kepentingan pribadi dan golongan.
2. Menumbuhkan rasa cinta tanah air dan bangsa.
3. Menumbuhkan rasa rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
4. Mengakui keragaman suku dan budaya bangsa serta mendorongnya ke arah persatuan
dan kesatuan.

 Nilai Kerakyatan

Nilai Pancasila sila ke-4 adalah nilai kerakyatan, dengan manusia Indonesia memiliki
kedudukan, hak, dan kewajiban sama sebagai warga masyarakat dan warga negara. Berikut
penerapan nilai kerakyatan dalam Pancasila :

1. Mengakui kedaulatan negara ada di tangan rakyat.


2. Mengakui manusia Indonesia sebagai warga masyarakat dan warga negara punya
kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
3. Bermusyawarah untuk mencapai mufakat untuk hal-hal yang menyangkut kepentingan
bersama dengan diliputi semangat kekeluargaan.
4. Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat dari pada kepentingan pribadi atau
golongan.

10
5. Mengutamakan musyawarah dalam setiap pengambilan keputusan.

 Nilai Keadilan

Keadilan merupakan salah satu tujuan NKRI sebagai negara hukum. Untuk mencapainya,
nilai keadilan pada sila kelima Pancasila perlu diterapkan dalam kehidupan sehari-hari,
contohnya:

1. Berlaku adil pada semua orang sesuai hak dan kewajibannya.


2. Merawat keseimbangan hak dan kewajiban diri sendiri.
3. Menghormati hak-hak orang lain.
4. Memberikan pertolongan pada orang yang membutuhkan secara adil.
5. Mengembangkan perbuatan-perbuatan terpuji yang mencerminkan sikap dan suasana
kekeluargaan dan gotong royong.
6. Mendukung kemajuan dan pembangunan bangsa, baik material maupun spiritual.

3. Teori Kebudayaan Pancasila


Asal mula terbentuknya Pancasila bisa dipahami lewat empat teori, yakni kausa
materialis atau asal mula bahan, kausa formalis atau asal mula bentuk, kausa efisien atau
asal mula karya, serta kausa finalis atau asal mula tujuan.

Berikut empat teori asal mula pancasila beserta penjelasannya:

 Kausa materialis
Menurut Arianus Harefa dan Sodialman Daliwu dalam buku Teori Pendidikan
Pancasila yang Terintegrasi Pendidikan Anti Korupsi (2020), kausa materialis atau asal
mula bahan, berarti bangsa IndonesiaLebih spesifiknya, nilai kebiasaan, kebudayaan, adat
istiadat, serta agama dalam bangsa Indonesia dijadikan bahan dasar untuk penyusunan
Pancasila. Bisa dikatakan Pancasila berasal dari kepribadian serta pandangan hidup
bangsa Indonesia Kuasa formalis.

11
Disebut juga asal mula bentuk atau bangun. Artinya bagaimana Pancasila dirumuskan
atau disusun, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Kausa formalis
menjelaskan bagaimana awal mula Pancasila terbentuk atau terbangun.

Dalam hal ini, Ir. Soekarno dan Moh. Hatta, serta BPUPKI sangatlah berperan
besar. Ketiga pihak ini menjadi tokoh utama dalam perumusan serta pembahasan susunan
Pancasila, yang hingga saat ini terus digunakan bangsa Indonesia.

 Kausa efisien
Mengutip dari buku Pendidikan Pancasila (2010) karya Pandji Setijo, kausa
efisien disebut juga asal mula karya. Artinya bagaimana Pancasila dijadikan dasar
filsafat negara. Dalam hal ini, PPKI menjadi asal mula karya Pancasila.

PPKI sebagai pembentuk negara serta atas kuasa pembentuk negara, akhirnya
mengesahkan Pancasila menjadi dasar negara yang sah. Pengesahan ini dilakukan setelah
adanya pembahasan dalam sidang BPUPKI dan Panitia Sembilan.Kausa finalis
Disebut juga asal mula tujuan. Pancasila dirumuskan serta dibahas dalam sidang pendiri
negara. Tujuannya untuk menjadikan Pancasila sebagai dasar negara. Maka kausa finalis
dari terbentuknya Pancasila adalah sebagai dasar negara.

Ir. Soekarno, Moh. Hatta, anggota BPUPKI serta Panitia Sembilan merumuskan
Pancasila sebagai dasar negara sebelum disahkan. Bisa dikatakan para pendiri negara
tersebut merupakan kausa relasional karena merumuskan dasar filsafat negara Indonesia

4. Peristiwa Proses Berbangsa


proses berbangsa pada dasarnya dapat dilihat dari rangkaian peristiwa berikut:
1) Peristiwa kedukan bukit. Prasasti ini berbahasa melayu kuno dan berhuruf pallawa,
bertuliskan “marvuat vanua siddayatra subhiksa”, yang artinya kurang lebih adalah
menbentuk negara sriwijaya yang jaya, adil, makmur, sejahtera dan sentausa. Prasasti ini
berada di bukit siguntang dekat palembang yang bertarikh syaka 605 atau 683 masehi.

12
2) Kerajaan majapahit (1293-1525). Kalau sriwijaya sistem pemerintahannya dikenal
dengan sistem ke-datu-an, maka majapahit dikenal dengan sistem keprabuan. Kerajaan
ini berpusat di Jawa Timur dibawah pimpinan dinasti Rajasa, dan raja yang paling
terkenanl adalah Brawijaya. Majapahit mencapai keemasan pada pemerintahan Raja
Hayam Wuruk dengan Mahapatih Gadjah Mada yang terkenal dengan sumpah palapa.

3) Berdirinya oraganisasi massa bernama Budi Utomo oleh Sutomo pada tanggal 20
Mei 1908 yang menjadi pelopor berdirinya oraganisasi-oraganisasi pergerakan nasional
lain dibelakang hari. Dibelakang Sutomo ada dr. Wahidin Sudirohusodo yang selalu
mebangkitkan motivasi dan kesadaran berbangsa terutama kepada para mahasiswa
STOVIA (School Tot Opleiding Van Indische Artsen).

4) Sumpah pemuda yang diikrarkan oleh para pemuda pelopor persatuan bangsa
Indonesia dalam Kongres Pemuda di Jakarta pada 28 Oktober 1928. Ikrar tersebut
berbunyi:
1. Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa Indonesia.
2. Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertanah air yang satu, Tumpah Darah
Indonesia.
3. Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa Indonesia.

Faktor penting pembentukan suatu bangsa:

1) Adanya keinginan bersama untuk merdeka dan lepas dari penjajah


2) Adanya kesatuan wilayah dan tempat tinggal
3) Adanya cita-cita bersama untuk mencapai kemakmuran

5. Peristiwa Proses Bernegara


Peristiwa proses bernegara Dapat Didefinisikan Sebagai Berikut :
1) Pemerintah Jepang berjanji akan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia
pada tanggal 24 Agustus 1945. Janji itu diampaikan oleh Perdana menteri Jepang
Jenderal Kunaiki Koisu (penggangti Perdana Menteri Tojo) dalam Sidang Teikuku

13
Gikoi (Parlemen Jepang). Realisasi dari janji itu maka dibentuklah BPUPKI (Badan
Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 29 April 1945 dan
dilantik pada 28 Mei 1945 peristiwa ini yang menjadi tonggak awal proses Indonesia
menjadi Negara.

2) Pembentukan PPKI (Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia) setelah sebelumnya


memebubarkan BPUPKI pada 9 Agustus 1945. Badan yang mulanya buatan Jepang
untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia, setelah Jepang takluk pada sekutu
dan setelah diproklamirkan kemerdekaan Indonesia, maka badan ini mempunyai sifat
“Badan Nasional” yang mewakili seluruh bangsa Indonesia.

3) Proklamasi kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 dan penetapan Undang-


Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 pada sidang PPKI tanggal 18
Agustus 1945. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang terpenting karena merupakan
titik balik dari negara yang terjajah menjadi negara yang merdeka.

c) Faktor yang menjadi identitas proses berbangsa dan bernegara yaitu:


1) Primordial
2) Sakral
3) Tokoh
4) Bhineka Tunggal Ika
5) Sejarah
6) Perkembangan Ekonomi
7) Kelembagaan

B. Contoh Nilai-Nilai Pancasila Dalam Berbangsa Dan Bernegara


1. Contoh Nilai Ketuhanan
Sila Pancasila pertama berbunyi Ketuhanan yang Maha Esa. Makna sila pertama
Pancasila yaitu setiap warga negara bersikap berdasar sifat ketuhanan.4

4
Wahyudi, Ageng.http://agengwahyudi.blogspot.co.id/2015/10/proses-berbangsa-dan-bernegara.html

14
Contoh pengamalan sila ke-1 di rumah dan di sekolah yaitu:
1. Saling menghormati antar manusia.
2. Tidak memaksakan suatu agama pada orang lain.
3. Bekerjasama dan saling bantu di bidang sosial, ekonomi, dan keamanan lingkungan
tanpa pandang latar belakang agama.
4. Mengembangkan toleransi agama sejak dini.
5. Membina kerukunan hidup antar manusia.

2. Contoh Nilai Kemanusiaan


Sila Pancasila kedua berbunyi Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Makna sila
kedua Pancasila yaitu mengakui bahwa kedudukan setiap warga negara adalah sama.

Contoh sikap sila ke-2 yaitu:


1. Tidak membeda-bedakan manusia berdasarkan suku, agama, warna kulit, tingkat
ekonomi, maupun tingkat pendidikan.
2. Menjaga hal dan kewajiban diri sendiri dan orang sekitar.
3. Menyadari bahwa setiap manusia adalah ciptaan Sang Pencipta.
4. Tidak melakukan diskriminasi dengan orang-orang yang dijumpai baik di sekolah,
rumah, dan tempat lainnya.
5. Tidak melecehkan seseorang karena apapun.
6. Membela kebenaran dan keadilan.

3. Contoh Nilai Persatuan


Sila ketiga Pancasila berbunyi Persatuan Indonesia. Makna sila ketiga Pancasila
yaitu menyatunya bangsa Indonesia dari berbagai sendi kehidupan, yaitu politik, sosial,
budaya, ekonomi, pertahanan, dan keamanan. Tujuan persatuan Indonesia adalah
menumbuhkan rasa bersatu warga negara yang memiliki beragam adat dan budaya.

Contoh sikap sila ke-3 yaitu:


1. Cinta tanah air dan bangsa dengan membeli produk dalam negeri

15
2. Cinta tanah air dan bangsa dengan mengharumkan nama bangsa lewat prestasi di
berbagai bidang akademik dan non akademik
3. Tidak merendahkan suku adat dan budaya lain
4. Mengutamakan kerukunan bangsa Indonesia dibandingkan dengan kepentingan
kelompok, pribadi, dan golongan
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggungan serta membantu warga yang
berkesusahan.

4. Contoh Nilai Kerakyatan


Sila keempat Pancasila berbunyi Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan. Makna sila ke-4 Pancasila yaitu
bangsa Indonesia memiliki prinsip demokrasi dan kedaulatan rakyat.

Contoh sikap sila ke-4 yaitu:


1. Mengedepankan musyawarah, diskusi, atau bertukar pendapat untuk mencapai
mufakat atau kesepakatan dalam menyelesaikan masalah
2. Tidak memaksakan kehendak pada orang lain
3. Mengutamakan kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara, daripada kepentingan
pribadi
4. Ikut serta dalam pemilihan umum
5. Melaksanakan hasil keputusan yang berdasar musyawarah dengan niatan dan
perbuatan baik dan dengan rasa tanggung jawab.

5. Contoh Nilai Keadilan


Sila kelima Pancasila berbunyi Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Sila ke-5 Pancasila berhubungan dengan sikap adil dan menghormati hak asasi
manusia5.
Contoh sikap sila ke-5 yaitu:
1. Berbuat adil pada siapapun tanpa pilih kasih
2. Menghargai hasil karya orang lain

16
3. Tidak membedakan seseorang karena status dan kondisi ekonominya
4. Bersikap kekeluargaan
5. Tidak mengintimidasi orang dengan hak milik kita
6. Menghormati hak asasi orang lain beserta kewajibannya
7. Tidak menyusahkan orang lain untuk sama-sama hidup dengan layak6

6
Wulandari, Trisna.http://detik.com/tag/pancasila

17
BAB III
KESIMPULAN

A. KESIMPULAN

Kita Sebagai Bangsa Indonesia Harus Memahami Keanekaragaman Budaya Jangan


Dijadikan Sebagai Perbedaan, tetapi hendaknya Dijadikan Sebagai kekayaan Bangsa Indonesia.
Kita Selaku Bangsa Indonesia Mempunyai Kewajiban Untuk Selalu Melestarikan Kebudayaan
Yang Beraneka Ragam Tersebut, Wawasan Kita Akan Menjadikan Bangsa Ini Menjadi Bangsa
Yang Kaya Akan Kebudayaannya Itu Sendiri.

Maka Kita Akan Menjadi Bangsa Yang Mau Dan Mampu Menghargai Kekayaan Yang
Kita Miliki, Yang Berupa Keanekaragaman Kebudayaan Tersebut.

Sikap Saling Menghormati Sesama Manusia Perlu Dikembangkan Juga Tanpa Danya
Kesadaran Manusia Nilai-Nilai Kebudayaan Akan Pudar Begitu Saja Tanpa Melestarikannya
Kepada Penerus Berikutnya.

B. SARAN

Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali Kesalahan dan kekurangan dan
jauh dari sempurna. Dengan penulisan ini kami sadari banyak kekurangan , saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan makalah kami ini.

18
DAFTAR PUSTAKA

Dewantara, Agustinus.http://blog.unnes.ac.id

http://Ebook.pustaka.sumbarprov.go.id

Novita, Cicik.https://amp.tirto.id/mengenal-perwujudan-nilai-nilai-pancasila-dalam-berbagai-
kehidupan-ghUC#amp_tf=Dari%20%251%24s&aoh=16649556583997&referrer=https
%3A%2F%2Fwww.google.com

Wahyudi, Ageng.http://agengwahyudi.blogspot.co.id/2015/10/proses-berbangsa-dan-
bernegara.html

Wulandari, Trisna.http://detik.com/tag/pancasila

19
SUMBER BUKU

20

Anda mungkin juga menyukai