Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

ANEMIA

NAMA KELOMPOK IV :

1. KHOLID AHLUN NAZAR


2. SELIA GINA RISTANTI
3. SELLY CORNELLYA
4. SHOFI INAYAH PUTRI
5. SITI INTAN SHOLEKHAH
6. SUKMA WATI
7. TRI FENNY PUTRI NINGRUM
8. WELANDA MARTALIA
9. WULAN PRATIWI
10. ZAKIA
11. DEWI NATIA

YAYASAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

AKADEMI KEPERAWATAN DHARMA WACANA METRO

TAHUN AJARAN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kami mengucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa,


karena atas izinNya Kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan judul“Asuhan
Keperawatan pada Ny..... Dengan diagnosa ; Anemia” ini merupakan salah
satu pokok bahasan dalam mata kuliah Keperawatan Medikal Bedah I. Semoga
dengan adanya laporan ini dapat menambah pengetahuan dan bisa
mengaplikasikannya.
Dalam menyelesaikan laporan kasus ini penulis banyak menemui
hambatan maupun rintangan, namun berkat bantuan dan bimbingan dari
berbagai pihak, Penulis dapat menyelesaikan kasus ini.
Untuk itu penulis pada kesempatan ini mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Jenderal Ahmad Yani
Kota Metro. dr. Trestyawaty, Sp.OG
2. Direktur Akper Dharma Wacana Metro Ibu Ludiana,
SKM.,S.Kep., M.Kes,
3. Pembimbing yang selalu memberikan sarannya dan
bimbingannya. Ibu Anik Inayati, Ns., M.Kep dan Tri Kesuma
Dewi, Ns., M.Kep,
4. Semua pihak yang telah membantu menyusun makalah ini.
Kami menyadari dalam penulisan laporan ini, masih banyak
kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu, Kami sangat mengharapkan
masukan berupa kritik dan saran yang sifatnya membangun

Metro, 23 Maret 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL

KATA PENGANTAR................................................................................ i

DAFTAR ISI.............................................................................................. ii

DAFTAR GAMBAR

KonsepTeori .............................................................................................. 4
1. Konsep penyakit................................................................................. 4
A. Anatomi......................................................................................... 4
B. Definisi.......................................................................................... 5
C. Etiologi.......................................................................................... 5
D. Patofisiologi................................................................................ 10
E. Manifestasi klinis (tanda dan gejala)........................................... 11
F. Komplikasi.................................................................................. 12
G. Penatalaksanaan.......................................................................... 12
2. Asuhan keperawatan secara teori.................................................... 14
A. Pengkajian................................................................................... 14
B. Diagnosa keperawatan yang muncul.......................................... 18
C. Rencana keperawatan.................................................................. 18
DAFTAR PUSTAKA

iii
KONSEP TEORI

1. KONSEP PENYAKIT

A. ANATOMI

Sistem peredaran darah dibagi menjadi sistem cardiovaskular, yang


terdiri dari jantung, pembuluh darah, darah, dan sistem limfatik. Pembuluh
darah membentuk jaringan pipa yang
memungkinkan darah mengalir dari jantung
ke seluruh sel-sel hidup tubuh dan
kemudian kembali ke jantung. Arteri
membawa darah dari jantung, sementara
vena darah kembali ke jantung. Arteri dan
vena yang terus-menerus dengan satu sama
lain melalui pembuluh darah yang lebih
kecil. Arteri cabang ekstensif untuk
membentuk jaringan progresif pembuluh
kecil yang disebut dengan arteriol.
Sebaliknya, Vena yang berukuran kecil
disebut venula (Graff,2009). Pembuluh
darah utama terdiri dari trunkus pulmonalis,
trunkus aorta dan cabang-cabangnya, vena
kava superior, inferior dan cabang-cabangnya (Gray,2008).
Menurut Van de Graff (2009), divisi utama dari aliran darah adalah
sirkulasi paru dan sirkulasi sistemik. Sirkulasi paru termasuk pembuluh darah
yang mengangkut darah ke paru-paru untuk pertukaran gas dan kemudian
kembali ke jantung. Ini terdiri dari ventrikel kanan yang memompa darah,
trunkus pulmonalis dengan valva pulmonalis, arteri pulmonalis yang
mengangkut darah terdeoksigenasi ke paru-paru, kapiler paru dalam setiap
paru-paru, vena pulmonalis yang transportasi oksigen darah kembali ke
jantung, dan atrium kiri yang menerima darah dari vena pulmonalis. Sirkulasi

4
sistemik melibatkan semua bagian dari tubuh yang bukan merupakan
bagiandari sirkulasi paru-paru. Itu termasuk atrium kanan, ventrikel kiri, aorta
dengan valva aorta, semua cabang aorta, semua kapiler selain yang di paru-
paru yang terlibat dengan pertukaran gas. Atrium kanan menerima semua vena
yang kembalinya darah oksigen dari pembuluh darah sistemik.

B. DEFINISI

Anemia merupakan keadaan di mana masa eritrosit dan/atau masa


hemoglobin yang beredar tidak memenuhi fungsinya untuk menyediakan
oksigen bagi jaringan tubuh. Secara laboratoris, anemia dijabarkan sebagai
penurunan kadar hemoglobin serta hitung eritrosit dan hematokrit di bawah
normal. (Wiwik Handayani dan Andi Sulistyo Haribowo,2012)

Anemia adalah suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari


normal. Anemia merefleksikan jumlah eritrosit yang kurang dari normal di
dalam sirkulasi. Akibatnya, jumlah oksigen yang dihantarkan ke jaringan tubuh
juga berkurang. Anemia bukan merupakan kondisi penyakit khusus melainkan
suatu tanda adanya gangguan yang mendasari. (Brunner & Suddarth,2020)

Anemia merupakan kondisi klinis akibat kurangnya suolai sel darah


merah sehat, volume sel darah merah, dan/ atau jumlah hemoglobin. (Joyce M.
Black Jane Hokanson Hawks,2014)

C. ETIOLOGI
Berdasarkan klasifikasi anemia menurut (Wiwik Handayani dan Andi
Sulistyo Haribowo, 2012)

1. Anemia Aplastik
Anemia aplastik merupakan anemia yang diseratai dengan
pansitopenia pada darah tepi yang disebabkan oleh kelainan primer pada

5
sumsum tulang dalam bentuk aplasia atau hipoplasia tanpa adanya infiltrasi,
supresi, atau pendesakan sumsung tulang.
Berikut ini adalah berbagai faktor yang menjadi etiologi anemia
aplastik :
a. Faktor Genetik
Kelompok ini sering dinamakan anemia aplastikkonstitusiona dan
sebagian besar daripadanya diturunkan menurut hukum Mendel.
Pembagian kelompok pada faktor ini adalah sebagai berikut;
1) Anemia Fanconi
2) Dikeratosis bawaan
3) Anemia aplastikkonstitusional tanpa kelainan kulit/ tulang.
4) Sindrom aplastik parsial: Sindrom Blackfand-Diamond,
Trombositopenia bawaan, Agranulositosis bawaan.

b. Obat Obatan dan Bahan Kimia


Anemia aplastik dapat terjadi atas dasar hipersensitivitas atau dosis obat
berlebiha. Obat yang sering menyebabkan anemia aplastik adalah
kloramfenikol. Sedangkan bahan kimia yang terkenal dapat
menyebabkan anemia aplastik adalah senyawa benzen.

c. Infeksi
Infeksi dapat menyebabkan anemia aplastik sementara atau permanen.

1) Sementara; Mononukleosisinfeksiosa, Tuberkulosis, Influenza,


Bruselosis, Dengue.
2) Permanen
Penyebab yang terkenal ialah virus hepatitis tipe non-A dan non-B.
Virus ini dapat menyebabkan anemia. Umumnya anemia aplastik
pasca-hepatitis ini mempunyai prognosis yang buruk.

d. Iradiasi
Hal ini terjadi pada pengobatan penyakit keganasan dengan sinar
X.Peningkatan dosis penyinaran sekali waktu akan menyebabkan

6
terjadinya pansitopenia. Bila penyinaran dihentikan sel-sel akan
berproliferasi kembali. Iradiasi dapat menyebabkan anemia aplastik berat
atau ringan.

e. Kelainan Imunologis
Zat anti terhadap sel-sel hematopoietic dan lingkungan mikro dapat
menyebabkan aplastik.

f. Idiopatik
Sebagian besar (50-70%) penyebab anemia aplastik tidak diketahui atau
bersifat idiopatik.

g. Anemia Aplastik pada Keadaan atau Penyakit Lain


Seperti leukimia akut, hemoglobinuria nokturnal paroksismal, dan
kehamilan di mana semua keadaan tersebut dapat menyebabkan
terjadinya pansitopenia.

2. Anemia Defisiensi Besi


Anemia defisiensi besi adalah anemia yang timbul akibat kosongnya
cadangan besi tubuh, sehingga penyediaan besi untuk eritropoesis berkurang
yang pada akhirnya pembentukan hemoglobin berkurang. Anemia jenis ini
merupakan anemia yang sering dijumpai, terutama di negara tropis.

Anemia defisiensi besi dapat disebabkan oleh rendahnya masukan besi


gangguan absorpsi serta kehilangan besi akibat pendarahan menahun.

a. Kehilangan besi sebagai akibat pendarahan menahun yang dapat berasal


dari:
1) Saluran cerna ->akibat dari tukak peptik kanker lambung kanker kolon
diverticulosis hemoroid dan infeksi cacing tambang.
2) Saluran genitalia wanita ->menoragi atau metroragi.
3) Saluran kemih ->hematuria.
4) Saluran napas ->hemoptoe.

7
b. Faktor nutrisi -> akibat kurangnya jumlah besi total dalam makanan atau
kualitas besi yang tidak baik (makanan banyak mengandung serat rendah
vitamin C dan rendah daging).
c. Kebutuhan besi meningkat -> seperti pada prematuritas anak dalam masa
pertumbuhan dan kehamilan.
d. Gangguan absorbsi besi -> gastrektomi, kolitis kronis.

3. Anemia Megaloblastik
Anemia Megaloblastik adalah anemia yang khas ditandai oleh adanya
sel megaloblast dalam sumsum tulang. Sel megaloblast adalah sel prekursor
eritrosit dengan bentuk sel yang besar disertai adanya kes, dimana maturasi
sitoplasma normal tetapi inti besar dengan susunan kromosom yang longgar.
Penyebab anemia megaloblastik adalah sebagai berikut:
a. Defisiensi vitamin B12
1) Asupan kurang: pada vegetarian
2) Malabsopsi
a) Dewasa: anemia pernisiosa, gastrektomi total/parsial, penyakit
Crohn's, parasit, limfoma usus halus, obat-obatan (neomisin,
etanol, KCL).
b) Anak-anak anemia pernisiosa, gangguan sekresi, faktor intrinsik
lambung, dan gangguan reseptor kobalamin di Ileum.
3) Gangguan metabolisme seluler: defisiensi enzim, abnormalitas protein
pembawa kobalamin (defisiensi transcobalamin), dan paparan nitrit
oksida yang berlangsung lama.
b. Defisensi asam folat
1) Asupan kurang
a) Gangguan nutrisi: alkoholisme, bayi prematur, orang tua,
hemodialysis, dan anoreksia nervosa.
b) Malabsorpsi gastrektomi parsial reseksi usus halus penyakit
Crohn’skloderma dan obat antikonvulsan.

8
2) Peningkatan kebutuhan kehamilan anemia hemolitik, keganasan,
hipertiroidisme, serta eritropoesisyang tidak efektif (anemia pernisiosa
anemia sideroblastik leukemia anemia hemolitik).
3) Gangguan metabolisme folat alkoholisme defisiensi enzim.
4) Penurunan cadangan folat di hati alkoholisme sirosis non alcoholic
dan hepatoma.
c. Gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat.
d. Gangguan sintesis DNA yang merupakan akibat dari proses berikut ini
a) Defisiensi enzim kongenital.
b) Didapat setelah pemberian obat atau sitostatik tertentu.
4. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan oleh proses
hemolisis, yaitu pemecahan eritrosit dalam pembuluh darah sebelum
waktunya.
Anemia hemolitik dapat disebabkan antara lain oleh:
a. Anemia sel Sabit.
b. Malaria.
c. Penyakit hemolitik pada bayi baru lahir; danReaksi transfuse
5. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit merupakan suatu gangguan resesif otosom yang
disebabkan oleh pewarisan dua salinan gen hemoglobin defektif, satu buah
dari masing – masing orang tua. Hemoglobin yang cacat itu disebut
hemoglobin S ( Hbs ), menjadi kaku dan membentuk konfigurasi seperti
sabit apabila terpajan oksigen berkadar rendah.
Ada beberapa faktor yang dianggap sebagai perangsang terbentuknya sel
Sabit yaitu stres fisik, demam, dan trauma

9
D. PATOFISIOLOGI

Hemoglobin rendah
Kurang

Anemia

Gangguan
Gastrointestinal Perfusi
SSP
Jaringan
Kurangnya pasokan
oksigen ke jaringan
Penurunan
kerja GI
Reaksi antar
Saraf
Hipoksia berkurang
Perstaltik Kerja Lambung
menurun menurun
Mekanisme Aerob Pusing

Makanan Asam Lambung


sulit dicerna meningkat
Asam Laktat

h. ATP berkurang
Konstipasi Anoreksia Mual

Kelelahan Energi untuk


Perubahan Nutrisi
membentuk antibodi
kurang dari kebutuhan
berkurang

Intoleransi
aktivitas
Resiko Infeksi

( M. Black Joice, & Jane Hokanson Hawks. 2014 )

10
E. MANIFESTASI KLINIS
Tanda dan gejala anemias menurut
1. Lelah karena hipoksia karena oksigen yang tersedia untuk jaringan
tubuh kurang
2. Kelemahan karena hipoksia
3. Muka pucat karena oksigen yang tersedia untuk jaringan permukaan
kurang
4. Takikardia karena tubuh mencoba mengimbangi ketersediaan oksigen
yang kurang dengan berdetak lebih cepat untuk meningkatkan
persediaan darah
5. Desisan sistolik karena naiknya turbulensi aliran darah
6. Dyspnea atau pemendekan napas karena hipoksia sebab tubuh
berusaha mendapatkan lebih banyak oksigen
7. Angina karena otot jantung tidak mendapatkan cukup oksigen
8. Sakit kepala karena hipoksia
9. Kepala terasa ringan karena hipoksia
10. Tulang sakit karena naiknya erythropoiesis sebab tubuh berusaha
menyembuhkan anemia
11. Penyakit kuning (jaundice) dalam anemia hemolitik karena naiknya
tingkat bilirubin sebab sel darah merah rusak
12. Lelah karena hipoksemia
13. Lemah karena hipoksia jaringan
14. Pucat karena kurangnyaa oksigen yang mencapai jaringan superficial
karena anemia
15. Infeksi terkait dengan produksi sel darah putih rendah,menyebabkan
berkurangnya kemampuan untuk melawan infeksi
16. Memar(Ecchymosis),dan pendarahan subkutan (sc) kecil (petechiae)
terkait penurunan keping darah, mengubah kemampuan pembekuan
darah
17. Pendarahan dari membran mukosa (saluran GI,mulut,hidung,vagina)

11
18. Lemah karena anemia dan hipoksia jaringan
19. Pucat karena jumlah oksigen yang mencapai jaringan pembukaan
kurang
20. Lelah karena anemia dan hipoksemia
21. Koilonychia-lekuk kuku yang tipis naik keatas kebagian
pinggirnya,juga disebut kuku sendok
22. Takikardia dan tachypnea pada saat olahraga keras karena naiknya
permintaan oksigen
23. Pucat karena anemia
24. Lemah dan lelah karena anemia
25. Perasaan geli di tangan dan kaki-"stocking-glove paresthesia"- terkait
dengan demielinasi bilateral dari tulang dorsal dan lateral saraf tulang
belakang
26. Indera getar dan posisi berkurang
27. Keseimbangan buruk terkait dengan efek pada fungsi otak
28. Dementia tampak kemudian dalam proses penyakit
29. Glossitis atrofik-lidah merah
30. Mual dapat mengarah kepada anoreksia dan turunnya berat badan
31. Rambut berwarna abu-abu
F. KOMPLIKASI
Komplikasi anemia menurut (Wiwik Handayani dan Andi Sulistyo
Haribowo, 2012) adalah:

1. Gagal jantung akibat anemia berat


2. Kematian akibat infeksi dan perdarahan apabila sel-sel lain ikut
terkena
3. infeksi, hipoksia, iskemia, episode trombosis, stroke, gagal ginjal,
serta priapismus (nyeri abnormal dan ereksi penis terus-menerus).

G. PENATALAKSANAAN
Menurut penatalaksanaan anemia dilakukan berdasarkan klasifikasi
berikut adalah

12
1. Anemia Aplastik
a. Penatalaksanaan medis
1) Mereka yang berusia kurang dari 60 tahun, sehat, dan
menemukan donor kompatibel dapat disembuhkan dengan
transplantasi sumsum tulang (BMT) atau dengan
transplantasi sel induk darah Perifer (PBSCT).
2) Pada orang lain, penyakit ini dapat ditangani dengan terapi
imunosupresif, yang umumnya menggunakan kombinasi
globulin antitimosit (ATG) dan siklosporin atau androgen.
3) Terapi suportif memainkan peran penting dalam
penataksanaan anemia Aplastik. setiap agens yang
mengganggu dihentikan. Pasien didukung oleh transfusi
paket sel darah merah (PRBC) dan trombosit sesuai
kebutuhan.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Kaji pasien secara cermat untuk melihat tanda-tanda infeksi
dan perdarahan, karena pasien anemia Aplastik rentan
terkena masalah yang berkaitan dengan defisiensi eritrosit,
leukosit, dan trombosit.
2) Pantau efek samping terapi, terutama reaksi hipersensitif
pada saat memberikan globulin anti mosit (ATG).
3) Jika pasien memerlukan terapi siklosporin jangka panjang,
pantau efek jangka panjangnya, termasuk disfungsi ginjal
atau hati, hipertensi, pruritus, gangguan visual, Tremor dan
kanker kulit.
4) Kaji setiap resep baru secara cermat untuk melihat interaksi
obat,karena metabolisme globulin antitimosit berubah oleh
banyak obat-obat lain.
5) Pastikan bahwa pasien memahami pentingnya untuk tidak
menghentikan terapi imunosupresif mereka secara mendadak.

13
2. Anemia Megaloblastic
a. Penatalaksanaan Medis
1) Tingkatkan asupan asam folat dalam diet
pasien dan berikan 1 MG asam folat setiap
hari
2)

2. Penatalaksanaa Keperawatan

3. ASUHAN KEPERAWATAN SECARA TEORI


A. Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tanggal dan MRS, nomor registrasi, dan diagnosa
medis.
2. Keluhan utama
Biasanya klien datang ke rumah sakit dengan keluhan pucat, kelelahan,
kelemahan, pusing
3. Data riwayat sekarang
a. Riwayat kesehatan sekarang
Klien pucat, kelemahan, sesak napas sampai adanya gejala gelisah,
diaphoresis, takikardi dan penurunan kesadaran.
b. Riwayat penyakit dahulu
1) Adanya penyakit anemia sebelumnya, riwayat imunisasi
2) Adanya riwayat trauma, pendarahan
3) Adanya riwayat demam tinggi

14
4) Adanya riwayat penyakit ISPA
c. Riwayat penyakit keluarga
1) Riwayat anemia dalam keluarga
2) Riwayat penyakit-penyakit seperti: kanker, jantung, hepatitis, DM,
asma, penyakit-penyakit infeksi saluran pernapasan.
d. Riwayat psikososial dan spiritual
4. Aktivitas sehari-hari
a. Aktivitas / istirahat
Gejala: keletihan, kelemahan, malaise umum. Kehilangan
produktivitas, penurunan semangat untuk bekerja. Toleransi terhadap
latihan rendah. Kebutuhan untuk tidur dan istirahat lebih banyak.

Tanda: takikardi/takipnea, dispnea pada bekerja atau istirahat.


Letargi menarik diri, apatis, lesu, dan kurang tertarik pada sekitarnya.
Kelemahan otot dan penurunan kekuatan. Ataksia, tubuh tidak tegak,
bahu menurun, postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda tanda lain
yang menunjukkan keletihan.

b. Sirkulasi
Gejala: riwayat kehilangan darah kronis misalnya: perdarahan GI
kronis, menstruasi berat (DB), angina, CHF (akibat kerja jantung
berlebihan). Riwayat endokarditis infektif kronis, palpitasi (takikardi
kompensasi).

Tanda: tekanan darah mengalami peningkatan sistolik dengan


diastolik stabil dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural.
Distrimia: abnormalis EKG misalnya depresi segmen ST dan
pendataran atau depresi gelombang. Bunyi jantung: murmur sitolik
(DB). Ekstermitas (warna): pucat pada kulit dan memran mukosa
(konjungtiva, mulut, faring, bibir) dan dasar kuku. Skelra: biru atau
putih seperti mutiara (DB). Pengisian kapiler melambat (penurunan
aliran darah ke perifer dan vasokontriksi kompensasi). Kuku: mudah

15
patah, berbentuk seperti sendok (koikologikia) (DB). Rambut: kering,
mudah putus, menipis, tumbuh uban secara premature (AP).

c. Integritas ego
Tanda: keyakinan agama/budaya mempengaruhi pilihan
pengobatan misalnya menolak transufe darah.Gejala: depresi

d. Eleminasi
Gejala: riwayat piclonefritis, gagal ginjal, flatulen, sindrom
malabsorpsi (DB), hematemasis, feses dengan darah segar, melena,
diare atau konstipasi, penurunan haluaran urine.Tanda: distensi
abdomen

e. Makanan/cairan
Penurunan masukan diet, masukan diet protein hewani
rendah/masukan produk sereal tinggi (DB). Nyeri mulut atau lidah,
kesulitan menelan (ulkus pada faring), mual/muntah, dyspepsia,
anoreksia, adanya penurunan berat badan.

f. Neurosensori
Gejala: sakit kepala, beredenyut, pusing, vertigo, tinnitus, ketidak
mampuan berkonsentrasi, insomnia, penuruna penglihatan dan adanya
bayangan pada mata, kelemahan, keseimbangan buruk, kaki goyah.

Tanda: peka rangsangan, gelisah, depresi, cenderung tidur, apatis.


Mental: tak mampu berespon, lambat dan dangkal. Oftalmik:
hemoragis retina (aplastik, AP). Epitaksis: perdarahan dari lubang-
lubang (aplastik). Gangguan koordinasi, ataksia, penurunan rasa getar,
dan posisi, tanda romberg positif, paralysis (AP).

g. Nyeri/kenyamanan
Gejala: nyeri abdomesn samaran, sakit kepala (DB)

16
h. Pernapasan
Gejala: riwayat TB abses paru, napas pendek pada istirahat dan
aktivitas.Tanda: takipnea, ortopnea, dan dispnea

i. Seksulitas
Gejala: perubahan aliran menstruasi, misalnya menoragia atau
amenore (DB). Hilang libido (pria dan wanita ), imppoten.Tanda:
serviks dan dinding vagina pucat.

5. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum: keadaan tampak lemah sampai sakit berat
b. Kesadaran: composmentis, kooperatif sampai terjadinya penurunan
tigkat kesadaran apatis, somnolen, spoor, coma
c. Tanda-tanda vital
TD: tekanan darah menurun ( 90-100/60-70 mmHg)
Nadi: frekuensi nadi meningkat, kuat sampai lemah (N: 60-
100x/menit)
Suhu: biasa meningkat atau menurun (36,5-37,2)
RR: meningkat (20-30x/menit)

d. Kulit
Kulit teraba dingin, keringat berlebihan, pucat, terdapat perdarahan
dibawah kulit.

e. Kepala
Biasanya bentuk dalam batas normal

f. Mata
Kelainan bentuk tidak ada, konjungtiva anemis, sklera anikterik,
terdapat perdarahan sub konjungtiva , keadaan pupil, palpebra, reflek
cahaya biasanya tidak ada kelainan.

17
g. Hidung
Keadaan/bentuk, mukosa hidung, cairan yang keluar dari hidung,
fungsi penciuman biasanya tidak ada kelainan.

h. Telinga
Bentuk, fungsi pendengaran tidak ada kelainan

i. Mulut
Bentuk, mukosa kering, perdarahan gusi, lidah kering, bibir pecah-
pecah atau perdarahan.

j. Leher
Terdapat pembesaran kelenjar getah bening, thyroid lebih membesar,
tidak ada distensi vena jugularis.

k. Thoraks
1.) Inspeksi : Pergerakan dada, biasanya pernapasan cepat irama
tidak teratur
2.) Palpasi: fremitus yang meninggi,tidak terdapat nyeri tekan dan
benjolan
3.) Perkusi: suara sonor
4.) Auskultasi: suara napas vesikuler atau ronchi,wheezing.

l. Abdomen
1.) Inspeksi: Cekung, pembesaran hati
2.) Auskultasi: bising usus normal dan juga biasanya dibawah normal
3.) biasanya juga meningkat.
4.) Palpasi: tidak terdapat nyeri
5.) Perkusi: suara tympani
m. Ekstrermitas
Terjadi kelemahan umumnya, nyeri ekstrermitas, tonus otot kurang,
akral dingin

18
B. Diagnosa keperawatan
1. perfusi perifer tidak efektif berhubungan dengan penurunan konsentrasi
hemoglobin
2. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin
3. Konstipasi berhubungan dengan kelemahan otot abdomen
4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan

C. Perencanaan Keperawatan

No Dx. Tujuan dan Kriteria Intervensi Rasional


. Keperawatan Hasil
1. perfusi Setelah dilakukan Perawatan sirkulasi a. Untuk mengetahui
perifer tidak tindakan a. Identifikasi faktor apa risiko gangguan
efektif keperawatan selama risiko gangguan sirkulasi
berhubungan 3x24 jam diharapkan sirkulasi b. Agar tidak terjadinya
dengan perfusi perifer b. Lakukan infeksi
penurunan meningkat pencegahan infeksi c. Untuk meningkatkan
konsentrasi Dengan kriteria hasil c. Anjurkan kebugaran tubuh
hemoglobin a. Warna kulit pucat berolahraga rutin
b. Tekanan darah
sistolik
c. Tekanan darah
diastolik
d. Turgor kulit
2. Resiko Setelah dilakukan Pencegahan infeksi a. Untuk mengetahui
infeksi tindakan a. Monitor tanda dan tanda dan gejala
berhubungan keperawatan selama gejala infeksi infeksi
dengan 3x24 jam diharapkan lokal dan b. Untuk mencegah
penurunan tingkat infeksi sistematik penularan infeksi
hemoglobin menurun dengan b. Cuci tangan c. Untuk memenuhi
kriteria hasil sebelum dan kebutuhan asupan
a. Nafsu makan sesudah kontak nutrisi

19
meningkat dengan pasien dan
b. Nyeri menurun lingkungan pasien
c. Kultur darah c. Anjurkan
membaik meningkatkan
asupan nutrisi
3. Konstipasi Setelah dilakukan Manajemen eleminasi a. Untuk mengetahui
berhubungan tindakan fekal tanda dan gejala diare,
dengan keperawatan selama a. Monitor tanda dan konstipasi, atau
kelemahan 3x24 jam diharapkan gejala diare, impaksi
otot abdomen eleminasi fekal konstipasi, atau b. Agarmemperlancar
membaik dengan impaksi pencernaan
kriteria hasil b. Sediakan makanan c. Agar klien
a. Distensi abdomen tinggi serat mengetahui jenis
b. Nyeri abdomen c. Jelaskan jenis makanan yang bisa
c. Kram abdomen makanan yang meningkatkan
d. Peristaltik usus membantu keteraturan peristaltik
meningkatkan usus.
keteraturan
peristaltik usus
4. Intoleransi Setelah dilakukan Manajemen energi a. Untuk mengetahui
aktivitas tindakan a. Monitor kelelahan apa penyebab
berhubungan keperawatan 3x24 fisik dan emosional kelelahan
dengan jam diharapkan b. Sediakan b. Agar klien bisa
kelemahan toleransi aktivitas lingkungan nyaman merasakan nyaman
meningkat dengan dan rendah stimulus dan tidak mudah stres
kriteria hasil c. Ajarkan strategi c. Agar klien bisa
a. Keluhan lelah koping untuk mengetahui cara apa
b. Perasaan lemah mengurangi saja untuk
c. Tekanan darah kelelahan mengurangi kelelahan
d. Frekuensi napas

20
DAFTAR PUSTAKA

Handayani Wiwik, Andi Sulistyo Haribowo. 2012. Asuhan Keperawatan pada


Klien dengan Gangguan Sistem Hematologi. Jakarta: Salemba Medika.

Smeltzer, S. C., Barr, B, G., Hinkle, J., & Cheever, K.H. (2010). Brunner and
suddarth's textbook of medicalsugical nursing (12th ed.). Philadelphia:
Lippincott Williams & Wilkins.

M. Black Joice, & Jane Hokanson Hawks. (2014). Keperawatan Medikal Bedah
(Edisi 8). Singapore: Elsevier

E.Doenges Marllynn,dkk.(2012).Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta:Buku


Kedokteran

21

Anda mungkin juga menyukai