Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MAKALAH

PENDIDIKAN PANCASILA
PENGAMALAN DAN PENERAPAN NILAI-NILAI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA, DAN BERNEGARA

Disusun Oleh:
NAMA : WA ODE AULYA RAHMI
NIM : A202201165
KELAS :H3

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIK


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
KENDARI
2022

KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Berkat limpah
karunia nikmatNya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Implementasi Nilai-
Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa, dan Bernegara” dengan lancar.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Pendidikan Pancasila.
Dalam proses penyusunannya tak lepas dari bantuan, arahan dan masukan dari berbagai
pihak. Untuk saya ucapkan banyak terima kasih atas segala partisipasinya dalam
menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan kekeliruan di dalam
penulisan makalah ini, baik dari segi tanda baca, tata bahasa maupun isi. Sehingga penulis
secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian apa yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Kendari, 22 November 2022

Penyusun

Daftar isi
i. Cover………………………………………………………….....................……
ii. Kata Pengantar………………...……………..………………….....………….
iii. Daftar Isi……………………………………………...…...................…………..
BAB I PENDAHULUAN…………………………………….................................................
A. Latar Belakang…………………………………………............................…….
B. Rumusan Masalah………………..................…………..................................…
C. Tujuan...........................………………………………….............................……
BAB II PEMBAHASAN…………………….....…………………….......................................
A. Kesehatan dalam pandangan Islam....................................................................
B. Upaya-upaya kesehatan menurut agama islam................................................
C. Hikmah kesehatan dalam pandangan islam.........................................................
BAB III PENUTUP………………………….......................…………....................................
A. Kesimpulan...............................................……………….........………..…….....
Daftar Pustaka……………………………………………...............................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara etimologi, Pancasila dalam bahasa Sansekerta (Bahasa Brahmana India), berasal
dari kata ‘Panca’ dan ‘Sila’. Panca berarti lima, sila atau syila yang artinya batu sendi
atau dasar. Kata sila juga berasal dari kata susila, yang berarti tingkah laku yang baik.
Jadi secara kebahasaan dapat disimpulkan bahwa Pancasila dapat berarti lima batu sendi
atau dasar. Atau dapat juga berarti lima tingkah laku yang baik (Kumawi basyir: 2013).

Secara terminologi, Pancasila digunakan oleh Bung Karno sejak sidang BPUPKI pada 1
Juni 1945 untuk memberi nama pada lima prinsip dasar negara. Eksistensi Pancasila tidak
dapat dipisahkan dari situasi menjelang lahirnya negara Indonesia merdeka pada 17
Agustus 1945. Setelah mengalami pergulatan pemikiran, para pendiri bangsa ini akhirnya
sepakat dengan lima pasal yang kemudian dijadikan sebagai landasan hidup dalam
berbangsa dan bernegara.

Pancasila adalah ideologi terbuka, yang bersifat khas dan orisinil. Kelima sila dalam
Pancasila ini memang bersifat universal sehingga dapat ditemukan dalam gagasan
berbagai masyarakat lain. Letak kekhasan dan orisinilitasnya yaitu sebagai falsafah dan
ideologi Negara. (Yolanda, dkk: 2019). Kedudukan Pancasila di negara Indonesia sudah
jelas, yakni sebagai dasar negara, pandangan hidup masyarakat Indonesia dalam segala
aspek kehidupan terutama dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara serta sebagai
ideologi nasional. Sebagai pandangan hidup berbangsa dan bernegara, tentu nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila merupakan hasil kristalisasi dan kebenarannya sudah
diakui sehingga menjadikan Pancasila sebagai pandangan hidup negara Indonesia. Tak
hanya itu, nilai yang menjadi pandangan hidup sepenuhnya harus senantiasa di
implementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut bertujuan agar makna yang
terkandung dalam Pancasila dapat dilaksanakan dengan sebaik mungkin.

Penerapan dan pengamalan terhadap nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila harus
dilaksanakan oleh segenap bangsa. Hal tesebut bertujuan agar terciptanya masyarakat
yang berbudi pekerti luhur dan memiliki sikap yang sesuai dengan nilai yang terkandung
dalam Pancasila. Namun dewasa ini, masyarakat Indonesia belum sepenuhnya
menghayati dan mengamalkan nilai tersebut. Hal ini dikarenakan masyarakat Indonesia
belum memahami sepenuhnya nilai-nilai kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara yang dirumuskan melalui Pancasila yang dijadikan sebagai dasar negara,
pandangan hidup, dan ideologi nasional dalam mencapai tujuan bangsa Indonesia.

Krisnamukti (2020) mengungkapkan, seluruh tatanan kehidupan bermasyarakat,


berbangsa, dan bernegara menggunakan Pancasila sebagai dasar moral atau norma dan
tolak ukur tentang baik buruk dan benar salahnya sikap, perbuatan dan tingkah laku
bangsa Indonesia. Oleh karena itu, memahami nilai yang terkandung dalam Pancasila
merupakan hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat Indonesia. Tak hanya dengan
memahami, namun seperti yang sudah diungkapkan sebelumnya, nilai tersebut juga harus
di amalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan begitu, tujuan hidup
bangsa dapat tercapai.
Penjelasan di atas sedikitnya sudah dapat mengungkapkan keadaan masyarakat Indonesia
yang belum memahami mengenai Pancasila itu sendiri dan pengamalan yang belum
terlaksanakan dengan baik. Dari permasalahan yang sudah dijelaskan tesebut, artikel ini
bertujuan untuk membahas mengenai implementasi nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Hal ini berguna agar masyarakat Indonesia
paham mengenai arti makna dari nilai Pancasila serta implementasinya. Sehingga,
masyarakat Indonesia dapat merealisasikan makna tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

B. Rumusan Masalah

1. Pengamalan nilai-nilai Pancasila (dimensi kehidupan bermasyarakat)


2. Pengamalan nilai-nilai pancasila (dimensi kehidupan dalam
berpenyelenggaraan negara dan pemerintahan)
3. Penerapan atau implikasi nilai-nilai pancasila dalam penyelenggaraan
pendidikan dan pelayanan kesehatan.

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam dimensi kehidupan
bermasyarakat.
2. Untuk mengetahui pengamalan nilai-nilai pancasila terhadap dimensi
kehidupan dalam berpenyelenggaraan negara dan pemerintahan.
3. Untuk mengetahui penerapan atau Implementasi nilai-nilai pancasila dalam
penyelenggaraan pendidikan dan pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Pengamalan nilai-nilai Pancasila dalam dimensi kehidupan bermasyarakat.

1. Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Sila Pertama (ketuhanan)

Nilai ini terkandung pada sila pertama Pancasila yang berbunyi, “Ketuhanan Yang Maha
Esa”. Nilai ketuhanan pada sila pertama tersebut mengandung dua nilai turunan, yaitu nilai
kepercayaan dan nilai ketakwaan. Nilai kepercayaan diwujudkan dalam bentuk keyakinan
dan pengakuan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam konteks kenegaraan, keyakinan tersebut diwujudkan dengan adanya enam agama yang
secara resmi diakui oleh pemerintah, yaitu Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha, dan
Konghucu. Sementara nilai ketakwaan bermakna kebebasan bagi setiap warga negara untuk
beribadah sesuai agama yang diyakininya tersebut. Hal ini sesuai amanah UUD 1945,
terutama Pasal 28E Ayat 1 yang berbunyi “Setiap warga negara bebas memeluk agama dan
beribadah sesuai agamanya.”

Sila pertama Pancasila yang berbunyi Ketuhanan Yang Maha Esa juga menjadi dasar negara
serta ideologi politik religius, yang menyatakan bahwa setiap kelompok agama tidak
memiliki alasan untuk membenturkan dasar negara nasional yang ada dengan keimanan yang
diyakini.

Untuk membantu memahami pengamalan nilai-nilai Pancasila sila ketuhanan tersebut,


terdapat butir-butir sila pertama sebagai penjelas bagi masyarakat. Menurut TAP MPR
Nomor I/MPR/2003, berikut ini adalah butir-butir pengamalan sila pertama Pancasila:

1. Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa
2. Manusia Indonesia percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan
beradab
3. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa
4. Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan
terhadap Tuhan Yang Maha Esa
5. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang
menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa
6. Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaannya masing-masing
7. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
kepada orang lain.
Dengan tuntunan butir-butir tersebut, masyarakat diharapkan makin mudah untuk melakukan
pengamalan nilai-nilai pancasila sila pertama dimanapun mereka berada.

Pengamalan nilai ketuhanan di masyarakat

 saling menghormati antar tetangga walaupun berbeda keyakinan.


 Memperkuat toleransi di antara para pemeluk agama dengan cara memberikan
kesempatan untuk menjalankan ibadah masing-masing
 Memperlakukan tetangga dengan baik, misalnya dengan saling berbagi oleh-oleh,
makanan, atau hadiah

2. Pengamalan Nilai Pancasila Sila ke-2 (Kemanusiaan)

Nilai ini termaksud dalam sila kedua Pancasila, “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”.
Adanya nilai tersebut mengandung makna bahwa kemanusiaan haruslah diutamakan dalam
aktivitas keseharian masyarakat Indonesia. Terlebih lagi negeri ini berdiri di atas berbagai
macam perbedaan, seperti yang tersurat dalam semboyan negara Indonesia, “Bhinneka
Tunggal Ika”.

Nilai kemanusiaan menjamin kita untuk memperlakukan sesama manusia dengan adil tanpa
membedakan suku, ras, golongan, dan agama. Selain itu, dengan nilai kemanusiaan, maka
HAM akan dijunjung tinggi. Dalam konteks negara, Indonesia juga menjamin seluruh warga
negaranya memiliki kesamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintahan. Jaminan ini
sebagaimana tercantum dalam Pasal 27 Ayat 1 UUD 1945.

Pasal tersebut berbunyi, “Segala warga negara bersamaan kedudukannya dalam hukum dan
pemerintahan, dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.”

Butir Pengamalan Sila Ke-2 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003


Nilai kemanusiaan juga menjamin setiap manusia memiliki persamaan derajat. Hal ini seperti
tercantum dalam makna sila kedua menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu
menghargai dan menghormati antar sesama manusia serta memiliki persamaan derajat.
Secara lebih mendetail, pengamalan nilai-nilai pancasila sila kedua dijabarkan dalam butir-
butir sesuai TAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:

1. Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya


sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa
2. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban asasi setiap manusia,
tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit, dan sebagainya
3. Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia
4. Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa salira
5. Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain
6. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan
7. Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan
8. Berani membela kebenaran serta keadilan
9. Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia
10. Mengembangkan sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
Berikut ini adalah pengamalan nilai-nilai pancasila dalam sila kedua Pancasila pada
kehidupan sehari-hari:

Pengamalan nilai kemanusiaan di masyarakat


a. Menghormati tetangga tanpa membedakan suku, agama, ras, dan golongan

b.Menjaga kerukunan antar tetangga

c. Menolong tetangga yang membutuhkan bantuan

d. Menjaga norma kesopanan di lingkungan tetangga

e. Melaksanakan kewajiban sesuai peraturan yang disepakati di lingkungan masyarakat,


misalnya, menjaga kebersihan lingkungan dengan ikut kerja bakti

f. Tidak main hakim sendiri

g. Mengambil keputusan untuk kepentingan masyarakat dengan jalan musyawarah.

3. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-3 (Nilai Persatuan)

Sila ketiga Pancasila, “Persatuan Indonesia”, mengandung nilai persatuan ini. Maknanya
adalah bahwa seluruh warga negara Indonesia harus bersatu tanpa memandang perbedaan
suku, bahasa, agama, dan latar belakang budaya lainnya.

Menurut Kementerian Pendidikan dan kebudayaan, nilai persatuan salah satunya dapat
diwujudkan dengan cara memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi. Nasionalisme sendiri
berarti rasa cinta terhadap tanah air Indonesia.

Butir Pengamalan Sila ke-3 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003

Lebih jelasnya, pengamalan nilai-nilai pancasila sila ketiga dijabarkan dalam butir-butir
sesuai TAP MPR Nomor I/MPR/2003, sebagai berikut:
1. Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan,
bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan.
2. Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara serta bangsa apabila
diperlukan.
3. Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
4. Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia
5. Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan pada kemerdekaan, perdamaian abadi,
serta keadilan sosial
6. Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika
7. Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.

Penerapan nilai persatuan di masyarakat

a. Saling bekerja sama dan menghormati antar tetangga tanpa membedakan suku,
agama, ras, dan golongan

b. Mengutamakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi atau keluarga

c. Tidak memaksakan keinginan kita kepada orang lain

d. Menjaga keamanan dan ketertiban dilingkungan masyarakat

e. Di tengah lingkungan yang majemuk dengan berbagai latar belakang budaya,


bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pergaulan.

4. Pengamalan Nilai Pancasila Sila Ke-4 (Nilai Kerakyatan)

Nilai kerakyatan terkandung pada sila keempat Pancasila, "Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan." Nilai tersebut
bermakna kekuasaan tertinggi ada di tangan rakyat.

Nilai kerakyatan terkait erat dengan pemerintahan di Indonesia yang menerapkan


sistem demokrasi, yaitu, pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
Selain nilai tersebut, sila keempat juga bermakna pengambilan keputusan dari
pendapat- pendapat yang berbeda diutamakan melalui mekanisme musyawarah.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pun membedah makna sila keempat


sebagai berikut:
• Kata hikmat kebijaksanaan diartikan sebagai penggunaan akal sehat dalam
melakukan segala sesuatu

• Permusyawaratan dimaknai sebagai musyawarah untuk mengambil keputusan dan


mencapai mufakat

· Perwakilan mengacu kepada sistem yang dianut, yaitu perwakilan rakyat.

Butir Pengamalan Sila Ke-4 dalam TAP MPR Nomor 1/MPR/2003 Pengamalan nilai-
nilai pancasila sila keempat dijabarkan dalam butir-butir sesuai TAP MPR Nomor
I/MPR/2003, sebagai berikut:

1. Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia orang lain
memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama

2. Tidak boleh memaksakan kehendak kepada

3. Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan


bersama

4. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan

5. Menghormati serta menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil
musyawarah

6. Dengan itikad baik serta rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil
keputusan musyawarah

7. Mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi serta golongan di


dalam musyawarah

8. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur

9. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada


Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai
kebenaran dan keadilan, serta mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bangsa
10. Memberi kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercaya untuk melaksanakan
pemusyawaratan.

Penerapan nilai kerakyatan di masyarakat

a. Mengikuti pemilihan kepala daerah, baik dari tingkat provinsi, kabupaten, hingga
RT dan RW

b. Aktif mengikuti kegiatan musyawarah warga dan memberikan pendapat

c. Melaksanakan keputusan hasil musyawarah.

5. Pengamalan Nilai-nilai Pancasila Sila Ke-5 Nilai Keadilan

Nilai keadilan tercermin dalam sila kelima Pancasila, "Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat
Indonesia." Makna nilai tersebut adalah setiap masyarakat Indonesia memiliki hak yang sama
untuk mendapatkan kesejahteraan.

Mewujudkan rakyat yang sejahtera tanpa kesenjangan ekonomi, sosial, budaya, juga politik,
merupakan tujuan dari bangsa Indonesia. Dengan demikian nilai keadilan dapat diwujudkan.
Nilai keadilan yang ada itu sendiri berbeda pada setiap pandangan seseorang.

Sementara itu, mewujudkan kemakmuran rakyat juga merupakan amanah dari Undang-
Undang Dasar 1945. Hal tersebut tersurat dalam Pasal 33 Ayat 3 yang berbunyi:

"Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan
dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat."

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menyatakan bahwa untuk mencapai keadilan sosial
maka seluruh masyarakat haruslah mendapatkan hak serta melaksanakan kewajibannya.

Butir Pengamalan Sila Ke-5 dalam TAP MPR Nomor I/MPR/2003

Untuk memandu pengamalan nilai-nilai pancasila sila keadilan, butir-butir sila kelima
Pancasila pun dirumuskan melalui TAP MPR Nomor I/MPR/2003 sebagai berikut:

1. Mengembangkan perbuatan yang luhur


2. Mengembangkan sikap adil terhadap yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan
dan kegotong royongan sesama

3. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

4. Menghormati hak orang lain

5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha- usaha yang orang lain bersifat pemerasan
terhadap

7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup
mewah

8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan
umum

9. Suka bekerja keras

10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan
kesejahteraan bersama

11. Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.

Penerapan nilai keadilan di lingkungan masyarakat:

a. Melaksanakan kewajiban dan mendapatkan hak sebagai warga masyarakat

b. Membantu tetangga yang membutuhkan tanpa melihat status sosial

c. Mengesampingkan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan masyarakat.

B. pengamalan nilai-nilai pancasila terhadap dimensi kehidupan dalam


berpenyelenggaraan negara dan pemerintahan.
Nilai Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya:

1. Pengakuan adanya causa prima (sebab pertama) yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
2. Menjamin penduduk untuk memeluk agama masing-masing dan beribadah menurut
agamanya.
3. Tidak memaksa warga negara untuk beragama, tetapi diwajibkan memeluk agama
sesuai hukum yang berlaku.
4. Atheisme dilarang hidup dan berkembang di Indonesia.
5. Menjamin berkembang dan tumbuh suburnya kehidupan beragama, toleransi
antarumat dan dalam beragama.
6. Negara memfasilitasi bagi tumbuh kembangnya agama dan iman warga dan menjadi
mediator ketika terjadi konflik antar agama

Nilai Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Berikut nilai-nilai penyelenggaraannya:

1. Menempatkan manusia sesuai dengan hakikatnya sebagai makhluk Tuhan karena


manusia mempunyai sifat universal.
2. Menjunjung tinggi kemerdekaan sebagai hak segala bangsa, hal ini juga bersifat
universal.
3. Mewujudkan keadilan dan peradaban yang tidak lemah. Hal ini berarti yang dituju
masyarakat Indonesia adalah keadilan dan peradaban yang tidak pasif. Perlu
pelurusan dan penegakan hukum yang kuat jika terjadi penyimpangan, karena
keadilan harus direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Nilai Sila Persatuan Indonesia

Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut:

1. Nasionalisme
2. Cinta bangsa dan tanah air
3. Menggalang persatuan dan kesatuan bangsa
4. Menghilangkan penonjolan kekuatan atau kekuasaan, keturunan, dan perbedaan
warna kulit.
5. Menumbuhkan rasa senasib dan sepenanggulangan.

Nilai Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan/Perwakilan

Nilai-nilai penyelenggaraannya sebagai berikut:

1. Hakikat sila ini adalah demokrasi. Demokrassi dalam arti umum, yaitu pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.
2. Permusyawaratan, artinya mengusahakan putusan bersama secara bulat, baru sesudah
itu diadakan tindakan bersama. Di sini terjadi simpul yang penting yaitu
mengusahakan outusan bersama secara bulat.
3. Dalam melakukan putusan diperlukan kejujuran bersama. Hal yang perlu diingat
bahwa keputusasn bersama dilakukan secara bulat sebagai konsekuensi adanya
kejujuran bersama.
4. Perbedaan secara umum demokrasi di negara barat dan di negara Indonesia, yaitu
terletak pada permusyawaratan rakyat.

Nilai Sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Beriku nilai-nilainya:

1. Kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat dalam arti dinamis dan berkelanjutan.
2. Seluruh kekayaan alam dan sebagainya dipergunakan bagi kebahagiaan bersama
menurut potensi masing-masing.
3. Melindungi yang lemah agar kelompok warga massyarakat dapat bekerja sesuai
dengan bidangnya.

C. Implementasi nilai-nilai pancasila dalam penyelenggaraan pendidikan dan kesehatan

 Implementasi Nilai Nilai Pancasila dalam Pendidikan

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia termasuk juga dasar pendikan di Indonesia.
Implementasi nilai-nilai sila pancasila dalam pendidikan antara lain sebagai berikut.

1. Implementasi sila Ketuhanan dalam pendidikan Di dalam suatu sekolah biasanya guru
mengajarkan mengenai pendidikan agama, Dari situ kita dapat memahami lebih dalam
mengenai sila ini. Melalui pembelajaran keagamaan seseorang hanya memiliki Tuhan yang
Esa. Dari pembelajaran keagamaan ini juga kita dapat lebih mendekatkan diri kita kepada
Tuhan kita. Seperti yang dijelaskan dalam Al-Qur'an surah Al-Kafirun yaitu untukmai
agamamu dan untukku agamaku. Untuk itu melalui pembelajaran ini kita belajar tentang
agama kita masing-masing agar kita dapat bertaqwa kepada Tuhan kita.

Selain melalui pembelajaran juga ada praktek langsung dalam kehidupan sehari-hari dimana
seorang guru mencontohkan pada muridnya bagaimana cara beribadah kepada Tuhan kita.
Namun bukan hanya sekedar contoh namun guru mengajak secara langsung kegiatan
praktiknya kepada murid-muridnya.

Selain itu implikasi sila tersebut dalam pendidikan di sekolah adalah tersedianya fasilitas
tempat beribadah yang kebanyakan adalah tempat beribadah untuk umat Islam yang setiap
hari digunakan untuk shalat.

2. Implikasi sila kemanusiaan dalam pendidikan Implementasi nilai kemanusiaan dalam


pendidikan ini adalah pemerintah megusahakan pendidikan di Indonesia dengan tanpa adanya
kekerasan dalam pembelajarannya. Termasuk juga kekerasaan saat penerimaan murid baru
yang biasanya terjadi masa orientasi sekolah yang sering diwarnai dengan kekerasaan.
Sekarang kebanyakan sekolah-sekolah melarang hal yang demikian.

Di sekolah biasanya tidak hanya diajarkan mengenai materi pengetahuan saja namun juga
diajarkan bagaimana saling tolong menolong dengan teman kita. Selain itu dalam suatu
pembelajaran seorang guru harus memperhatikan nilai kemanusiaan, yaitu dengan tidak
menggunakan kekerasan dan menghargai muridnya. Seorang guru dilarang menggunakan
kekerasan pada muridnya saat pengajaran.

Implementasi sila kemanusiaan dalam pendidikan juga dilakukan oleh murid- muridnya.
Seorang murid kini diajarkan oleh gurunya dalam pengaplikasian nilai-nilai pancasila bahkan
sejak anak duduk di bangku SD. Pengajaran nilai kemanusiaan ini dapat membiasakan anak
untuk memiliki rasa kemanusiaan terhadap sesama manusia lainnya.

Dengan pengajaran yang demikian maka anak akan tergugah hatinya untuk mencintai
sesamanya. Hal ini terlihat dengan perwujudan dari anak yang mau peduli dengan temannya,
membantu temannya yang membutuhkan, menjenguk temannya yang sakit, saling
menyayangi dengan temannya, dan lain sebagainya.

Dari contoh yang sederhana demikian, maka kelak anak tersebut akan memiliki jiwa
kemanusiaan yang nantinya akan bermanfaat bagi orang lain. Selain itu, ia tidak akan
menjadi pribad yang egois yang hanya mementingkan diri sendiri, namun ia akan
memperhatikan dan ikut merasakan kesusahan orang lain, terutama temannya sendiri.

3. Implikasi sila persatuan dalam pendidikan

Implementasi sila persatuan dalam pendidikan di Indonesia ini terwujud melalui tujuan
pendidikan yang sama yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa. Dimana kurikulum yang
disusun oleh pemerintahlah yang menyamakan sistem pendidikan di Indonesia. Dengan
adanya alat pemersatu pendidikan tersebut maka diharapkan tujuan pendidikan dapat tercapai
dengan mudah.

Di sekolah, sekolah tidak mengajarkan persaingan pada setiap muridnya, namun sekolah
mengajarkan muridnya untuk bekerja sama dan mengajarkan untuk selalu tetap kompak
walaupun ada perbedaan dintara mereka. Perbedaan diantara mereka akan mengantarkan
mereka dalam kerukunan jika mereka saling menghargai dan saling bersatu satu dan yang
lainnya.

Implikasi sila persatuan dalam pendidikan ini terwujud juga dengan adanya upacara yang
dapat mempersatukan mereka. Selain itu kegiatan-kegiatan di sekolah yang melatih mereka
untuk saling bersatu juga akan mengajarkan mereka tentang makna persatuan. Contoh
kegiatan yang diadakan sekolah tersebut adalah saat kegiatan pramuka, lomba-lomba saat
class meeting, pertukaran pelajar antar sekolah, perayaan ulang tahun sekolah, kemudian
dalam ekstrakurikuler juga dapat mengajarkan siswa tentang pentingnya bekerja sama dan
bersatu dalam pembentukan kegiatan serta acara yang diadakan agar berjalan sukses. Dari
ekstrakurikuler tersebut juga siswa diajarkan untuk bersatu agar ekskul tersebut dapat
berjalan lancar dan sukses.

Selain penerapan dari siswanya, guru beserta staff sekolah yang lainnya juga harus bekerja
sama agar membentuk siswa yang unggul serta mencintai tanah aimya. Agar kelak setelah
dewasa nanti siswa diharapkan bekerja sama dengan orang lain dalam menghadapi
persaingan dan masalah yang akan timbul dalam kehidupan nantinya. Selain itu penerapan
nilai persatuan ini terwujud dengan adanya Persatuan Guru Republik Indonesia yang
disingkat PGRI.

4. Implikasi sila kerakyatan dalam pendidikan

Implementasi sila kerakyatan tersebut dalam pendidikan adalah dimana adanya usulan-usulan
pendidikan dari sekolah-sekolah kepada pemerintah untuk memajukan sistem pendidikan di
Indonesia. Melalui usulan dari sekolah-sekolah tersebut jika disetujui oleh pemerintah maka
diharapkan sekolah mampu menjalankan pembelajaran guna mencerdaskan kehidupan bangsa
sesuai apa yang telah dicita-citakan bangsa Indonesia.

Implementasi yang demikian terwujud melalui permusyawarahan yang dilakukan oleh guru-
guru di sekolah. Kemudian perwakilan dari guru di sekolah tersebut bermusyawarah dengan
sekolah lain dan seterusnya yang kemudian perwakilan dari beberapa sekolah tersebut
bermusyawarah dengan menteri pendidikan dan pihak lain yang terkait untuk membentuk
suatu kurikulum dan kebijakan pendidikan yang nantinya digunakan untuk kepentingan dan
kesuksesan pendidikan di Indonesia.

Sedangkan implementasi kerakyatan bagi murid dalam pendidikan ini adalah dimana terdapat
contoh sederhana. Contoh tersebut adalah dimana anak diajarkan untuk bertanya kepada
gurunya apa yang tidak ia pahami Selain itu anak juga diperbolehkan untuk menanggapi apa
yang diajarkan oleh guru

Pendidikan sekarang ini bukanlah pendidikan yang hanya ketika seorang guni mengajarkan
kepada muridnya tentang suatu materi yang kemudian murid menerima begitu saja apa yang
diberikan oleh gurunya. Namun pendidikan yang sekarang ini adalah dimana seorang murid
berhak menerima atau menyanggah, serta mengemukakan pendapatnya. Karena sekarang
biasanya murid lebih pintar dari guru, dan pengetahuan yang diterima siswa bukan hanya dari
guru semata. Saat ini guru bukanlah figur yang selalu benar, karena guru juga seorang
manusia biasa yang dapat juga berbuat salah.

5. Implikasi sila keadilan dalam pendidikan Implikasi sila keadilan dalam pendidikan dari
segi pemerintah adalah dimana pemerintah memberikan bantuan operasional yang sama
kepada setiap sekolah sesuai dengan jenjang pendidikannya masing-masing. Pemerintah
memberikan bantuan yang sama rata dan adil agar sekolah dapat melengkapi sarana dan
prasarana serta fasilitas yang kurang guna kesejahteraan sekolah.
Di sekolah juga sekarang sekolah tidak membedakan muridnya dari kalangan yang tidak
mampu atau mampu. Sekolah menerima murid baru sesuai dengan persyaratan yang telah
ditetapkan sebelumnya, bukan karena uang sumbangan yang lebih besar dari yang lainnya
seorang murid diterima. Apabila seorang murid memenuhi persyaratan yang telah ditentukan
namun ia kurang mampu, maka sekolah akan membantu murid tersebut agar tetap dapat
melanjutkan sekolah.

Kini di sekolah-sekolah juga dilengkapi dengan ruang BK dimana setiap siswa yang
bermasalah baik akademik, biaya atau lainnya boleh meminta bantuan kepada sekolah. Hal
ini menunjukkan betapa sekolah mencoba berlaku adil kepada setiap muridnya. Implikasi sila
tersebut dalam pendidikan bagi muridnya sendiri adalah, dimana tidak hanya seorang murid
yang tidak memilih-milih teman, dia mau berteman dengan siapa saja dan berlaku adil kepada
semua temannya.

 Implementasi Nilai Nilai Pancasila dalam Pelayanan Kesehatan

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

 Manusia Indonesia percaya dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan
agama dan kepercayaan masing-masing berdasarkan kemanusiaan yang adil dan
beradab.
 Saling menghormati antara tenaga kesehatan dan masyarakat sehingga terbina
kerukunan hidup antar agama.
 Tidak membeda bedakan pelayanan yang dberikan kepada masyarakat
walaupunterdapat perbedaan agama.

2. Kemanusian yang adil dan beradab

 Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan kewajiban azasi antara
manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha
Esa.
 Tidak semena mena saat sedang memberikan pelayanan kesehatan.
 Sebagai tenaga kesehatan harus selalu membela kebenaran yang ada dan juga
keadilan yang harus selalu diterapkan.

3. Persatuan indonesia

 Menempatkan persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas


kepentingan pribadi atau golongan.
 Sebagai tenaga kesehatan harus rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
 Meningkatkan pelayanan kesehatan yang lebih baik demi persatuan dan kesatuan
bangsa.

4. Kerakyataan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan


perwakilan

 Warga masyarakat mempunyai kedudukan, hak dan kewajiban yang sama dengan
mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
 Saat memutuskan solusi atas sebuah masalah kesehatan yang serius harus
dimusyawarahkan dengan berbagai pihak.
 Putusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan
Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat martabat manusia serta nilai nilai
kebenaran dan keadilan dengan mengutamakan persatuan demi kepentingan bersama.

5. Keadilan bagi seluruh rakyat indonesia


 Mengembangkan sikap dan perbuatan yang uhur yang mencerminkan sikap dan
suasana kekeluargaan dan gotong royong.
 Bersikap adil dalam memberikan pelayanan.
 Bersama sama berusaha mewujudkan kemajuan kesehatan nasional untuk Indonesia
yang sehat.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Dari uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa pendidikan merupakan satu aspek penting
untuk membangun bangsa. Hampir semua bangsa menempatkan pembangunan
pendidikan sebagai prioritas utama dalam Program Pembangunan Nasional. Sumber daya
manusia yang bermutu yang merupakan Produk Pendidikan dan merupakan kunci
keberhasilan suatu Negara.

Oleh sebab itu pendidikan sangat diharuskan sekali karena memberikan peranan yang
sangat penting baik itu untuk diri sendiri, oang lain ataupun Negara. Untuk diri sendiri
keuntungan yang didapat adalah ilmu, untuk orang lain kita bias mengajarkan ilmu yang
kita ketahui kepada orang yang masih awam dan untuk Negara jika kita pintar maka kita
akan mengangkat nama baik Negara kita di dunia internasional.

Pancasila sebagai pedoman pelaksanaan pembaharuan sistem pendidikan memiliki


peranan yang sangat penting yaitu diharapkan mampu mendukung upaya mewujudkan
kualitas masyarakat Indonesia yang maju dan mampu menghadapi perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Daftar Pustaka

Rukiyati, M.Hum., dkk, 2008. Pendidikan Pancasila. Yogyakarta: UNY press

http://sarmagkadek.blogspot.com/2010/08/peranan-pancasila-dalam-kehidupan.html

https://www-gramedia-com.cdn.ampproject.org/v/s/www.gramedia.com/literasi/pengamalan-
nilai-nilai-pancasila/amp/?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&usqp=mq331AQKKAFQArABIIACAw%3D
%3D#aoh=16692725514390&referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&amp_tf=Dari
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Fwww.gramedia.com%2Fliterasi
%2Fpengamalan-nilai-nilai-pancasila%2F

Anda mungkin juga menyukai