OLEH :
MULIYATI (J1A122270)
KENDARI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah
Ilmu Pesisir dan Kepulauan yang berjudul “Definisi dan Batasan Wilayah
Pesisir dan Kepulauan” ini tepat pada waktunya.
Tak lupa juga saya mengucapkan terima kasih kepada bapak Dr. Suhadi
SKM. M.kes. selaku dosen mata kuliah Ilmu Pesisir dan Kepulauan yang
telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan
wawasan penulis sesuai dengan bidang studi yang sedang ditekuni.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Individu mata kuliah Ilmu Pesisir dan Kepulauan. Selain itu makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Potensi dan Adaptasi
Bencana Wilayah Pesisir dan Kepulauan.
Saya menyadari makalah yang saya buat ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan senantiasa saya
terima untuk perbaikan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................
Kesimpulan .................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Wilayah pesisir sebagai daerah peralihan antara ekosistem darat dan laut
memiliki karakteristik fisik, biologi, sosial, dan ekonomi yang unik dan layak
pesisir merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang memiliki peran
lingkungan.
Luas area mangrove di wilayah pesisir Kota Semarang sebesar 84,47 ha, dengan
Kota Semarang telah mengalami penurunan dari 1,044,21 ha pada tahun 2005
penurunan dari 615,40 ton pada tahun 2005 menjadi 456,80 pada tahun 2008
maka diperlukan sebuah upaya pengelolaan wilayah pesisir yang salah satunya
dengan mengembangkan potensi sumber daya alam yang ada pada ekosistem
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
lautan yaitu batas kearah daratan meliputi wilayah-wilayah yang tergenang air
maupun yang tidak tergenang air yang masih terpengaruh oleh proses laut
seperti pasang surut, angin laut, dan intrusi garam. Sementara batas kearah
Kay dan Alder (1999) menyatakan bahwa pesisir merupakan wilayah yang unik,
laut, ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun
terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut,
angin laut, dan perembesan air asin; sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang
terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang
pencemaran.
dan karakteristik utama dari kawasan ini. Definisi wilayah pesisir bisa berbeda-
sebagai wilayah peralihan antara ekosistem daratan dan laut yang ditentukan
oleh 12 mil batas wilayah ke arah perairan dan batas kabupaten/kota kearah
suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan Ada beberapa definisi
sebagai berikut: "Sampai sekarang belum ada definisi wilayah pesisir yang
adalah suatu wilayah peralihan antara daratan dan lautan Apabila ditinjau
dari garis pantai (coastal), maka suatu wilayah pesisir memiliki dua macam
batas (boundaries), yaitu batas yang sejajar garis pantai (longshore) dan
batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (cross-shore) (Dahuri, 2001:6)"
kawasan laut dan darat yang saling mempengaruhi dan dipengaruhi satu
pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang
masih dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan
bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses-proses alami yang terjadi di
darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan
Tropis").
2. Pesisir merupakan kawasan yang kaya akan sumber daya alam, baik
proses kelautan seperti pasang surut dan intrusi air laut dan kawasan laut yang
pencemaran.
dari kecamatan atau kabupaten atau kota yang mempunyai wilayah laut dan
ke arah laut sejauh 12 mil dari garis pantai untuk propinsi atau sepertiganya
untuk kabupaten atau kota. Pendekatan dari segi perencanaan, wilayah pesisir
pada penanganan suatu masalah yang akan dikelola secara bertanggung jawab
Lingkungan perairan laut secara singkat dapat kita bagi menjadi 2 (dua) bagian
utama, yakni:
Pelagik
(Pelagic) Bagian ini dapat dibagi secara horisontal maupun vertikal. Secara
Batas antara kedua bagian tersebut di laut tidak begitu jelas, tetapi biasanya
ditentukan batas neritik hanya sampai pada kedalaman 200 meter, meskipun
kandungan lumpur, dan lain Jain. Secara vertikal bagian pelagik dapat dibagi
disebut sebagai photik zone. Umumnya pada lapisan epipelagik lebih banyak
Semakin dalam lapisan perairan, semakin sedikit sinar matahari yang masuk
kedalam kolom air laut, sehingga dikenal adanya zona Disphotik dan zona
fitoplankton, rumput laut, dan ganggang laut serta kegiatan kegiatan lain dari
biota laut. Sehingga pada zona tersebut dapat dilihat keragaman komunitas
yang tebih kompleks, lebih banyak variasinya serta lebih 'semarak' dan
menarik dari pada komunitas biota yang hidup pada lapisan disphotik ataupun
aphotik.
Tebal tipisnya zona photik sangat tergantung pada beberapa faktor, antara lain
menunjukkan jarak penetrasi cahaya matahari ke dalam kolom air laut yang
masih bisa dilihat oleh mata kita yang berada di atas permukaan air laut.
Bentik
datang/pergi.
20 meter.
Eu-lithoral Bagian dasar pemiran dihitung mulai dari garis surut
meter.
Posisi letak palung laut (trench) biasanya terletak tidak jauh dari lengkung
gelombang besar secara mendadak dalam kurun waktu relatif singkat yang
Daerah pinggir laut atau wilayah darat yang berbatasan langsung dengan
bagian laut disebut sebagai pantai. Pantai juga bisa didefinisikan sebagai
wilayah pertemuan antara daratan dan lautan. Lebih lanjut pengertian "pesisir"
2. Dari segi laut, Pesisir adalah wilayah laut sampai wilayah darat yang
Dalam literatur barat sering ditemui istilah Coast dan Shore yang biasa
Coast: adalah wilayah pantai yang kering atau disebut sebagai pesisir.
Shore: adalah wilayah pantai yang basah termasuk daerah pasang surut.
Pantai pasir
Pantai berbatu
Bentuk dan tipe pantai seperti tersebut di atas, dapat menentukan jenis
vegetasi yang tumbuh di areal tersebut. Sebagai contoh misalnya pada pantai
pasir dapat dijumpai jenis-jenis tanaman menjalar ipomoea pes caprae serta
Spin ifex littoreus (rumput lari). Pada areal pantai pasir lumpur terutama di
wilayah teluk dengan perairan relatif lebih tenang, bisa dijumpai formasi
mangrove terutama dari jenis Rhizophora sp. Sedangkan pada pantai pasir
Zona dapat diartikan sebagai daerah atau wilayah, untuk itu zona atau wilayah
1. Zona Lithoral
Zona "Lithoral", adalah wilayah pantai atau pesisir atau "shore". Di wilayah ini
pada saat air pasang tergenang air dan pada saat air laut surut berubah
menjadi daratan. Oleh karena itu wilayah ini sering disebut juga wilayah
pasang surut. Zona litoral merupakan perbatasan atau pertemuan antara batas
daratan dengan batas laut. Dimana terdapat pasang tertinggi dan pasang
terendah. Zona ini paling banyak dipengaruhi oleh zona daratan karena
letaknya yang memang berbatasan langsung. Zona ini terletak di antara pasang
rendah dan batas tertinggi yang dicapai oleh gelombang. Beberapa Lingkungan
Zona ini merupakan Bagian laut yang terdekat dengan kehidupan daratan atau
biasa juga disebut dengan perairan dangkal yaitu wilayah laut yang dekat
dengan tepi pantai. Zona ini mendapat limpahan cahaya matahari yang
berkecukupan. Kehidupan di zona ini sangat beragam dan tempat yang paling
disukai oleh ikan-ikan. Zona litoral juga merupakan zona yang berupa daratan
saat air surut dan menjadi lautan saat air pasang. Karena itu, luas zona ini
sangat dipengaruhi oleh ketinggian air pasang. Zona ini sering disebut sebagai
pesisir pantai yang terdiri dari pasir pantai dan pecahan rumah-rumah karang.
Banyak potensi yang terdapat di zona litoral ini, seperti vegetasi ganggang yang
hidup sebagai bentos, teripang, binatang laut, udang, kepiting, cacing laut, dan
tanaman bakau atau mangrove. Selain sumber daya yang bersifat biotik, secara
abiotik zona ini memiliki energi pasang surut dimana pasang surut air laut
Dalam sehari bisa terjadi hingga dua kali siklus pasang surut. Oleh karena
waktu siklus bisa diperkirakan (kurang lebih setiap 12,5 jam sekali), suplai
ombak.
Zona litoral ini letaknya berbatasan dengan ekosistem darat, laut, dan daerah
pasang surut. Zona litoral dipengaruhi oleh siklus harian pasang surut laut.
melekat erat di substrat keras. Daerah paling atas pantai hanya terendam saat
Daerah ini dihuni oleh beberapa jenis ganggang, moluska, dan remis yang
menjadi konsumsi bagi kepiting dan burung pantai. Daerah tengah pantai
terendam saat pasang tinggi dan pasang rendah. Daerah ini dihuni oleh
ganggang, porifera, anemon laut, remis dan kerang, siput herbivora dan
karnivora, kepiting, landak laut, bintang laut, dan ikan-ikan kecil. Daerah pantai
terdalam terendam saat air pasang maupun surut. Daerah ini dihuni oleh
beragam invertebrata dan ikan serta rumput laut. Komunitas tumbuhan
berturut-turut dari daerah pasang surut ke arah darat dibedakan sebagai
berikut.
Formasi baringtonia
Estuari
Estuari (muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari
sering dipagari oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam.
Salinitas air berubah secara bertahap mulai dari daerah air tawar ke laut.
Salinitas ini juga dipengaruhi oleh siklus harian dengan pasang surut aimya.
Nutrien dari sungai memperkaya estuari.
Komunitas tumbuhan yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam,
ganggang. dan fitoplankton. Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing,
kerang, kepiting, dan ikan. Bahkan ada beberapa invertebrata laut dan ikan
laut yang menjadikan estuari sebagai tempat kawin atau bermigrasi untuk
menuju habitat air tawar. Estuari juga merupakan tempat mencari makan bagi
vertebrata semi air, yaitu unggas air.
Estuari adalah suatu perairan semi tertutup yang terdapat di hilir sungai dan
masih berhubungan dengan laut, sehingga memungkinkan terjadinya
percampuran air laut dan air tawar dari sungai atau Drainase yang berasal dari
muara sungai, teluk, rawa pasang surut. Bentuk estuaria bervariasi dan sangat
bergantung pada besar kecilnya air sungai, kisaran pasang surut, dan bentuk
garis pantai.
1. Hewan
Spesies endemik (seluruh hidupnya tinggal di estuaria) seperti
berbagai macam kerang dan kepiting serta berbagai macam ikan
Spesies yang tinggal di estuaria untuk sementara seperti larva,
beberapa spesies udang dan ikan yang setelah dewasa berimigrasi
kelaut.
Spesies ikan yang menggunakan estuaria sebagai jalur imigrasi
dari laut ke sungai dan sebaliknya seperti sidat dan ikan salmon.
2. Tumbuhan
Tumbuhan Lamun (sea grass)
Algae makro (sea weeds) yang tumbuh di dasar perairan.
Algae mikro yang hidup sebagai plankton nabati atau hidup
melekat pada daun lamun.
Sedangkan untuk klasifikasi dari Karakteristik estuaria itu sendiri, antara lain
mencakup:
Merupakan sumber zat hara dan bahan organik bagi bagian estuari yang
jauh dari garis pantai maupun yang berdekatan denganya, lewat sirkulasi
pasang surut (tidal circulation).
Menyediakan habitat bagi sejumlah spesies ikan yang ekonomis penting
sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makan (feeding ground).
Memenuhi kebutuhan bermacam spesies ikan dan udang yang hidup
dilepas pantai, tetapi bermigrasi keperairan dangkal dan berlindung
untuk memproduksi dan/atau sebagai tempat tumbuh besarnya spesies
tersebut.
Sebagai potensi produksi makanan laut di estuaria yang sedikit banyak
didiamkan dalam keadaan alami. Kijing yang bernilai komersial (Rangia
cuncata) memproduksi 2900 kg daging per ha dan 13.900 kg cangkang
per ha pada perairan tertentu di texas.
Sebagai tempat budidaya tiram dengan rakit seperti diterapkan di
jepang, dapat meningkatkan lima sampai sepuluh kali dari panen yang
diperoleh populasi liar. Sehingga dapat menghasilkan makanan
berprotein sebanyak 2.000 kkal per m setiap tahun.
Selain itu, zona litoral yang merupakan pertemuan antara daratan dengan
lautan yaitu dapat dijadikan sebagai kegiatan pariwisata dimana banyak yang
menggunakan pantai sebagai kegiatan wisata dengan melakukan aktivitas
seperti berjemur di tepi pantai. bermain pasir, dan kegiatan lainnya. Selain
untuk kegiatan wisata yaitu wisata bahari, zona litoral dapat dimanfaatkan
sebagai tambak - tambak baik untuk tambak ikan dan vegetasi laut lainnya,
maupun sebagai tambak garam yang sumber utamanya adalah air laut.
Pemanfaatan zona ini dapat pula sebagai dermaga atau pelabuhan bagi kapal
kapal sebagai lalu lintas bagi kegiatan perikanan di laut lepas.
Akan tetapi, zona ini sangat rentan dengan pencemaran yang dilakukan oleh
manusia -manusia yang tinggal di daratan. Hal ini dikarenakan zona ini
merupakan pertemuan antara zona daratan dengan zona perairan. Banyak
terjadi pencemaran air laut dan lingkungannya dengan limbah yang dibuang
oleh manusia ke laut melalui aliran sungai. Penurunan kualitas lingkungan di
zona ini akan berdampak bagi kelangsungan hidup vegetasinya yang mana bila
tidak sesuai lagi seperti tempat hidupnya maka akan sulit beradaptasi dan bisa
jadi tidak bisa hidup.
2. Zona Meritic
Zona "Meritic" (wilayah laut dangkal), yaitu dari batas wilayah pasang surut
hingga kedalaman 150 m. Pada zona ini masih dapat ditembus oleh sinar
matahari sehingga wilayah ini paling banyak terdapat berbagai jenis kehidupan
baik hewan maupun tumbuhan-tumbuhan, contoh Jaut Jawa, Laut Natuna,
Selat Malaka dan laut-laut disekitar kepulauan Riau.
3. Zona Bathyal
Zona Bathyal (wilayah laut dalam), adalah wilayah laut yang memiliki
kedalaman antara 150 hingga 1800 meter. Wilayah ini tidak dapat ditembus
sinar matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang
terdapat di zona meritic. Zona ini memiliki kedalaman 200-2500 meter dengan
kondisi yang tidak lebih baik bagi kehidupan vegetasi laut seperti di zona
neritik
Zona ini kurang mendapat cakaya matahari sampai ke dasar laut seperti di
Zona Neritik. Sehingga kehidupan vegetasi laut jarang Kehidupan laut di zona
bathial ini banyak dihuni oleh ikan-ikan dengan ukuran yang cukup besar yang
memiliki daya jelajah yang luas seperti ikan hiu, paus, lumba-lumba, ikan
marlin, dan ikan-ikan Jain.
Tipe utama dari zona bathial ini yaitu memiliki sedimennya berupa lempung
biru, lempung gelap dengan butiran halus dan dengan kandungan karbonatan
kurang dari 30%. Butiran mineral terestrialnya melimpah. Variasi lempung
relatif berupa calcareous muda. Wilayah ini tidak dapat ditembus sinar
matahari, oleh karena itu kehidupan organismenya tidak sebanyak yang
terdapat di zona meritic.
Di zona ini masih banyak terdapat jenis ikan dan hewan laut lainnya, namun
sudah jarang ditemukan tanaman-tanaman laut. Daerah ini rawan terjadi
gempa baik vulkanik yang disebabkan oleh gunung api bawah laut, maupun
gempa tektonik yang terjadi karena pergeseran lempengan bumi. Gempa
gempa tersebut akan menimbulkan gelombang tsunami yang akan mengarah
ke daratan.
Zona ini dapat dimanfaatkan sebagai sebagai wisata pemancingan laut melalui
kapal kapal laut. Selain itu juga sebagai daerah tangkapan ikan sebagai bahan
konsumsi. Ikan-ikan ini berada di dekat permukaan yang mana lebih banyak
cahaya mahatari masuk dibandingkan zona yang lebih dalam lagi.
d. Zona Abysal
Zona Abysal (wilayah laut sangat dalam), yaitu wilayah laut yang memiliki
kedalaman lebih dari 1800 m. Di wilayah ini suhunya sangat dingin dan tidak
ada tumbuh-tumbuhan, jenis hewan yang hidup di wilayah ini sangat terbatas.
Zona ini memiliki kedalaman rata-rata lebih dari 1800 meter dimana kehidupan
vegetasi laut sulit ditemukan di zona ini. Hal ini karena tidak terdapatnya
produsen makanan sehingga sulit bagi ikan-ikan dan hewan laut lainnya untuk
bertahan hidup. Zona ini sendiri tidak terjangkau oleh cahaya matahari,
sehingga memiliki kondisi yang gelap dan dingin. Sama halnya dengan zona
bathial daerah ini juga rawan terjadinya gempa vulkanik dan tektonik yang
berdampak pada terjadinya tsunami.
Tipe utama dari endapannya berbeda dengan tipe endapan pada zona abisal
pelagic dengan campuran dari butiran mineral terestrial yang berukuran lanau
atau pasir halus bergradasi. Tipe utama lainnya dari endapannya berupa
lempung merah, lutite dengan butir halus yang mengandung material
karbonatan kurang dari 30%. Radiolaria dan diatome ooze dengansiliceous
skeleton atau frustules yang melimpah. Globigerina ooze dengan kandungan
karbonatan lebih dari 30%. Sebagian besar berupa foraminifera planktonic.
Luasan lingkungan pengendapan ini tidak kurang dari 250 x 104 km2. Pada
zona ini, tekanan air sangat tinggi dengan suhu yang sangat rendah. Di zona ini
hanya sedikit jenis ikan dan hewan laut, dan tidak ditemukan tanaman
tanaman laut. Pada bagian laut ini binatang laut memiliki sistem tubuh yang
mampu beradaptasi dengan lingkungan yang ekstrim.
Secara sosial, wilayah peisisr dihuni tidak kurang dari 110 jiwa atau 60%
dari penduduk indonesia yang bertempat tinggal dalam radius 50 km
dari garis pantai. Dapat dikatakan bahwa wilayah ini merupakan cikal
bakal perkembangan urbanisasi Indonesia pada masa yang akan datang.
Secara administrative kurang lebih 42 daerah kota dan 181 daerah
kabupaten berada di pesisir, dimana dengan adanya otonomi daerah
masing-masing daerah otonomi tersebut memiliki kewenangan yang
lebih luas dalam pengelolaan dan pemanfaatan wilayah pesisir.
Secara fisik terdapat pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi yang
tersebar mulai dari sabang sampai merauke, dimana di dalamnya
terkandung berbagai asset sosial dan ekonomi yang memiliki nilai
ekonomi dan financial yang sangat besar. d. Secara ekonomi, hasil
sumberdaya laut dan pesisir telah memberikan kontribusi terhadap
pembentukan PDB nasional.
Wilayah laut dan pesisir di Indonesia memiliki peluang untuk menjadi
produsen (exporter) sekaligus simpul transportasi laut di wilayah asia
pasifik.
Wilayah laut dan pesisir kaya akan beberapa sumberdaya pesisir yang
potensial dikembangkan lebih lanjut meliputi pertambangan, perikanan,
pariwisata bahari, dan keanekaragaman hayati yang sangat tinggi
sebagai daya tarik bagi pengembangan kegiatan" ecotourism".
Secara politik dan hankam, wilayah laut dan pesisir merupakan kawasan
perbatasan antar-Negara maupun antara daerah yang sensitive dan
memiliki implikasi terhadap pertahanan dan keamanan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI).
Apabila ditinjau dari garis pantai (coastline), maka suatu wilayah pesisir
memiliki dua macam batas (boundaries) yaitu batas yang sejajar garis pantai
(longshore) dan batas yang tegak lurus terhadap garis pantai (crossshore).
Belum ada ukuran baku mengenai batas ke arah darat dan ke arah laut dari
wilayah pesisir. Namun, berdasarkan ukuran yang telah diimplementasikan
dalam pengelolaan wilayah pesisir di beberapa negara. dapat dirangkum
sebagai berikut:
1. Batas wilayah pesisir ke arah darat pada umumnya adalah jarak secara
arbitrater dari rata-rata pasang tinggi (Mean Hight Tide), dan batas ke
arah laut umumnya adalah sesuai dengan batas jurisdiksi provinsi
2. Untuk kepentingan pengelolaan, batas ke arah darat dari suatu wilayah
pesisir dapat ditetapkan sebanyak dua macam, yaitu batas untuk wilayah
perencanaan (planning zone) dan batas untuk wilayah pengaturan
(regulation zone) atau pengelolaan keseharian (day-to-day
management). Wilayah perencanaan sebaiknya meliputi seluruh daerah
daratan (hulu) apabila terdapat kegiatan manusia (pembangunan) yang
dapat menimbulkan dampak secara nyata (significant) terhadap
lingkungan dan sumberdaya pesisir. Oleh karena itu, batas wilayah
pesisir ke arah darat utuk kepentingan perencanaan (planning zone)
dapat sangat jauh ke arah hulu. Jika suatu program pegelolaan wilayah
pesisir menetapkan dua batasan wilayah pengelolaannya (wilayah
perencanaan dan wilayah pengaturan), maka wilayah perencanaan
selalu lebih luas danpada wilayah pengaturan Dalam pengelolaan
wilayah sehari-hari, pemerintah (pihak pengelola) memilki kewenangan
penuh untuk mengeluarkan atau menolak izin kegiatan pembangunan.
Sementara itu, kewenangan semacam ini di luar batas wilayah
pengaturan (regulation zone) sehingga menjadi tanggung jawab bersama
antara instansi pengelolaan wilayah pesisir dalam regulation zone
dengan instansi yang mengelola daerah hulu atau laut lepas.
3. Batas ke arah darat dari suatu wilayah pesisir dapat berubah. Contohnya
negara bagian California yang pada tahun 1972 menetapkan batas
wilayah pesisirnya.
4. sejauh 1.000 meter dari garsi rata-rata pasang tinggi, kemudian sejak
1977 batas tersebut menjadi batas arbitrater yang bergantung pada isu
pengelolaan.
BAB III
PENITUP
KESIMPULAN
wilayah pesisir sebagai daerah pertemuan antara darat dan laut, ke arah darat wilayah
pesisir meliputi bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih
dipengaruhi sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin;
sedangkan ke arah laut wilayah pesisir mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi
oleh proses-proses alami yang terjadi di darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar,
maupun yang disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti penggundulan hutan
dan pencemaran.
Daerah pesisir memiliki daya tarik dan potensi ekonomi yang tinggi. Oleh karena itu,
berbagai pihak berlomba-lomba untuk memanfaatkan dan mengelola daerah pesisir.
Maraknya aktivitas yang dilakukan menjadikan ekosistem pesisir rentan terhadap
kerusakan dan perusakan yang terjadi. Permasalahan yang terjadi disebabkan oleh dua
faktor, yaitu faktor alam berupa bencana alam dan faktor antropogenik. Kerusakan yang
dilakukan akibat ulah manusia dapat bersumber dari darat maupun laut. Sumber
kerusakan yang berasal dari darat berupa limbah industri, limbah rumah tangga dan
limbah pertanian. Sedangkan kerusakan yang berasal dari laut berupa pengerukan
sedimen dan pembuangan material hasil pengerukan serta tumpahan minyak. Dampak
negatif yang ditimbulkan tidak hanya merugikan lingkungan dan biota yang ada tetapi
juga dapat membahayakan manusia itu sendiri. Penanggulangan atas permasalahan
pesisir yang terjadi perlu dilakukan. Hal ini dapat dilakukan dengan kegiatan mitigasi,
kegiatan preventif/pencegahan dan kegiatan pemulihan.Pesisir merupakan kawasan
yang kaya akan sumber daya alam, baik yang terdapat di ruang daratan maupun ruang
lautan, yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan manusia.
DAFTAR PUSTAKA
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/04/pengertian-definisi-wilayahpesisir.html#-text-
Wilayah pesisir diartikan sebagai 2520wilayah angin2620laut262C dan intrusi garam.
https://studiobtimbulsloko.wordpress.com/2013/07/14/pengertian-wilayah pesisir
https://www.google.com/search?q=Kusumastanto,
+T+2005+PengelolaanDaerahAliran+Sungai262C+Pesisir+dan+Lautan+Terpadu&oq=Kusumastanto,
+T.
+2005+PengelolaanDaerah+Aliran+Sungai262C+Pesisir+dan+LautanTerpadu&ags=chrome..69157.50
251019&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://chesvasalindeho.blogspot.com/2016/11/makalah-tentang-wilayah-pantaidan.html