Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKOLOGI PESISIR

KARAKTERISTIK STRUKTUR DAN DINAMIKA EKOSISTEM


PESISIR DAN LAUT

OLEH :
CICI CLARDIAN PAJI JEARA
(1906050012)

PROGRAM STUDI BIOLOGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan kasih
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Karakteristik
wilayah pesisir ”
Penyusunan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah dari dosen
pengampuh mata kuliah ekologi pesisir sekaligus menjadi sarana untuk mahasiswa
mempelajari mengenai karakteristik wilayah pesisir Indonesia.
Penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan yang membangun dari semua pihak demi penyempurnaan makalah
ini. Sekian dan terima kasih, selamat membaca.

Kupang, September 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman judul ................................................................................................................... 1


Kata pengantar .................................................................................................................. 2
Daftar isi............................................................................................................................ 3
Bab 1 Pendahuluan .......................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ...................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................ 4
C. Tujuan Penulisan ................................................................................................... 5
Bab 2 Pembahasan ............................................................................................................ 6
A. Pengertian Wilayah Pesisir ................................................................................... 7
B. Karakteristik Wilayah Pesisir ............................................................................... 8
1. Karakteristik Fisik Lingkungan ...................................................................... 8
2. Karakteristik Ekosistem Pesisir ...................................................................... 9
3. Karakteristik Sosial, Ekonomi dan Budaya .................................................. 10
Bab 3 Penutup ................................................................................................................. 11
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 11
B. Saran ................................................................................................................... 11
Daftar Pustaka ................................................................................................................. 12

3
BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kawasan Pesisir dikatakan sebagai kawasan yang paling strategis di dunia.
Mengapa?Karena sebagian besar aktivitas perekonomian dan pembangunan berpusat
di wilayah pesisir. Walaupun demikian, kawasan ini rentan terhadap gangguan atau
ancaman yang terjadi secara alamiah, akibat aktivitas manusia, maupun kombinasi dari
keduanya. Alasannya sederhana, wilayah pesisir secara ekologis memiliki keterkaitan
yang erat dengan ekosistem yang ada di darat maupun di laut, sehingga perubahan yang
terjadi di darat atau di laut, lambat atau cepat akan mempengaruhi wilayah pesisir.
Pembangunan merupakan fundamental dan mutlak dilakukan oleh setiap
Negara. Potensi sumberdaya ; Manusia, Alam, dan Teknologi dibutuhkan untuk
mewujudkan suatu pembangunan yang berkualitas. Indonesia sebagai Negara Maritim
terbesar di dunia dengan potensi kekayaan alam pesisir dan laut yang begitu besar dan
tersebar di sepanjang 95.181 km pada 17.508 pulau dalam bingkai 3,1 juta km2 lautan.
Potensi sumberdaya perikanan dan kelautan yang unik, beragam dan tinggi sangat
potensial untuk dimanfaatkan dan dijadikan sebagai modal dasar pembangunan bangsa.
Wilayah Pesisir dan lautan pada dasarnya terkenal dengan kekayaaan dan
keanekaragaman sumber daya alamnya, baik sumber daya yang dapat pulih ( seperti
perikanan, Hutan Mangrove, dan Terumbu Karang ) maupun sumber daya yang tidak
dapat pulih ( seperti Minyak Bumi dan Gas serta Mineral atau bahan tambang lainnya).
Seperti yang kita ketahui saat ini semakin meningkatnya kegiatan pembangunan dan
jumlah penduduk serta semakin menipisnya sumber daya alam di daratan, maka sumber
daya kelautan saat ini menjadi tumpuan harapan bagi kesinambungan pembangunan
ekonomi nasional pada masa mendatang khususnya bagi negara – negara yang memiliki
sebagian besar wilayahnya adalah pesisir pantai.
Dari faktor – faktor dia atas dapat menyebabkan pola pembangunan sumber
daya pesisir dan lautan bersifat tidak optimal dan berkelanjutan sehingga perencanaan
dan pelaksaan pembangunan sumber daya pesisir dan lautan yang selama ini dijalankan
masih secara sektoral dan terpilah – pilah. Sehingga diperlukannya suatu peran yang
strategis dalam pembangunan nasional dalam menanggulangi kecenderungan yang
mengancam kapasitas berkelanjutan ( Sustanaible Capicity ).
B. RUMUSAN MASALAH
4
1. Bagaimana pengertian wilayah pesisir ?
2. Bagaimana karakteristik lingkungan fisik wilayah pesisir?
3. Bagaimana karakteristik ekosistem pesisir?
4. Bagaimana karakteristik ekonomi, sosial dan budidaya?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk mengetahui pengertian wilayah pesisir.
2. Untuk mengetahui Bagaimana karakteristik lingkungan fisik wilayah pesisir.
3. Untuk mengetahui Bagaimana karakteristik ekosistem pesisir.
4. Untuk mengetahui Bagaimana karakteristik ekonomi, sosial dan budidaya.

5
BAB II PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN WILAYAH PESISIR


Penjelasan umum mengenai kawasan pesisir yang meliputi definisi dan
karakteristik wilayah merupakan hal yang sangat penting, hal ini bertujuan agar
pemahaman mengenai wilayah pesisir dapat dimengerti dan merupakan awal
pemahaman dari studi ini. Pengertian teniang pesisir sampai saat ini masiti menjadi
suatu pembicaraan, terutama penjelasan tentang ruang lingkup wilayah pesisir yang
secara batasan wilayah masih belum jeias. Berikut ini adalah defmisi dari beberapa
sumber mengenai wilayah pesisir.

Gambar 1. Wilayah pesisir


Sorenson dan Mc Creary dalam Clark (1996: 1) dalam Baun (2008) ” The part
of the land affected by it’s proximity to the land… any area in which processes
depending on the interaction between land and sea are most intense”. Diartikan bahwa
daerah pesisir atau zona pesisir adalah daerah intervensi atau daerah transisi yang
merupakan bagian daratan yang dipengaruhi oleh kedekatarmya dengan daratan,
dimana prosesnya bergantung pada interaksi antara daratan dan lautan.
Ketchum dalam Kay dan Alder (1999: 2) dalam Baun (2008) “The band of dry
land adjancent ocean space (water dan submerged land) in wich terrestrial processes
and land uses directly affect oceanic processes and uses, and vice versa”. Diartikan
bahwa wilayah pesisir adalah wilayah yang merupakan tanda atau batasan wilayah
daratan dan wilayah perairan yang mana proses kegiatan atau aktivitas bumi dan
penggunaan lahan masih mempengaruhi proses dan fungsi kelautan.
Pengertian wilayah pesisir menurut kesepakatan terakhir internasional adalah
merupakan wilayah peralihan antara laut dan daratan, ke arah daral mencakup daerah

6
yang masih terkena pengaruh percikan air laut atau pasang surut, dan ke arah laut
meliputi daerah paparan benua (continental shelf) (Beatley et al, dalam Dahuri, dkk,
2001: 9).
Menurut Suprihayono (2007: 14) wilayah pesisir adalah wilayah pertemuan
antara daratan dan laut ke arah darat wilayah pesisir meliputi bagian daratan, baik
kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang
surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipengamhi oleh proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan karena kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Pengertian wilayah pesisir menurut Soegiarto (Dahuri, dkk, 2001: 9) yang juga
merupakan pengertian wilayah pesisir yang dianut di Indonesia adalah daerah
pertemuan antara darat dan laut, dimana wilayah pesisir ke arah darat meliputi daratan,
baik kering maupun terendam air yang masih dipengaruhi sifat- sifat laut seperti pasang
surut, angin laut dan perembesan air asin, sedangkan ke arah laut wilayah pesisir
mencakup bagian laut yang masih dipenganahi oleh proses-proses alami yang teijadi di
darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar maupun yang hutan dan pencemaran
disebabkan oleh kegiatan manusia di darat seperti pengundulan
Dari pengertian-pengertian di atas dapat di tarik suatu kesimpulan bahwa
wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik karena merupakan icmpat percampuran
antara daratan dan lautan, hal ini berpengaruh terhadap kondisi fisik dimana pada
umumnya daerah yang berada di sekitar laut memiliki kontur yang relatif datar. Adanya
kondisi seperti ini sangat mendukung bagi wilayah pesisir dijadikan daerah yang
potensial dalam pengembangan wilayah keseluruhan. Hal ini menunjukan garis batas
nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir hanyalah garis khayalan yang
letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat. Di daerah pesisir yang landai
dengan sungai besar, garis batas ini dapat berada jauh dari garis pantai. Sebaliknya di
tempat yang berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam, wilayah
pesisimya akan sempit. Menurut UU No. 27 Tahun 2007 Tentang batasan wilayah
pesisir, kearah daratan mencakup wilayah administrasi daratan dan kearah perairan laut
sejauh 12 (dua belas) mil laut diukur dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau kearah
perairan kepulauan.
B. KARAKTERISTIK WILAYAH PESISIR
1. Karakteristik Fisik Lingkungan
7
Karateristik pantai secara geomorfologi menurut Hantoro (2004) adalah:
• Pantai curam singkapan batuan, Jenis pantai ini umumnya ditemukan di pesisir
yang menghadap ke laut lepas dan merupakan bagian jalur tunjaman/tumbukan,
berupa pantai curam singkapan batu volkanik, terobosan, malihan atau sedimen.
• Pantai landai atau dataran, Pesisir datar hingga landai menempati bagian
mintakat kraton stabil atau cekungan belakang. Pembentukan pantai
dikendalikan oleh proses eksogen cuaca.
• Pantai dataran endapan lumpur, Estuari lebar menandai muara dengan tutupan
tebal bakau. Bagian pesisir dalam ditandai dataran rawa atau lahan basah.
Sedimentasi kuat terjadi di perairan bila di hulu mengalami erosi. Degradasi
pantai atau pembentukan delta sangat lazim. Kompaksi sedimen diiringi
penurunan permukaan tanah, sementara air tanah tawar sulit ditemukan.
• Pantai dengan bukit atau paparan pasir, Pantai menghadap perairan
bergelombang dan angin kuat dengan asupan sedimen sungai cukup, umumnya
membentuk rataan dan perbukitan pasir.
• Pantai lurus dan panjang dari pesisir datar, Pantai tepian samudra dengan agitasi
kuat gelombang serta memiliki sejumlah muara kecil berjajar padanya dengan
asupan sedimen, dapat membentuk garis lurus dan panjang pantai beipasir.
• Pantai dataran tebing karang, Bentang pantai ini ditemukan di berbagai mintakat
berbeda, yaitu di jalur tumbukan/tunjaman, jalur volkanik, pulau-pulau sisa
tinggian di paparan tepi kontinen, jalur busur luar atau jalur tektonik geser.
Terjalnya tebing pantai dan kuatnya agitasi gelombang meniadakan peluang
temmbu karang tumbuh, demikian halnya dengan bakau. Tutupan tumbuhan
masih mampu tumbuh di lapukan batuan, terutama di kawasan dengan curah
hujan memadai.
• Pantai erosi, Jenis pantai seperti ini terdapat dibeberapa tempat yang
menghadap perairan dengan agitasi gelombang kuat.
• Pantai akresi, Proses akresi terjadi di pesisir yang menerima asupan sedimen
lebih dari jumlah yang kemudian dierosi oleh laut. Akresi pantai oleh sedimen
halus sering diikuti tumbuhnya bakau yang berfungsi kemudian sebagai penguat
endapan baru dari erosi atau longsor.
2. Karakteristik Ekosistem Pesisir
Karateristik pantai secara geomorfologi menurut Hantoro (2004) adalah:

8
• Pantai curam singkapan batuan, Jenis pantai ini umumnya ditemukan di pesisir
yang menghadap ke laut lepas dan merupakan bagian jalur tunjaman/tumbukan,
berupa pantai curam singkapan batu volkanik, terobosan, malihan atau sedimen.
• Pantai landai atau dataran, Pesisir datar hingga landai menempati bagian
mintakat kraton stabil atau cekungan belakang. Pembentukan pantai
dikendalikan oleh proses eksogen cuaca.
• Pantai dataran endapan lumpur, Estuari lebar menandai muara dengan tutupan
tebal bakau. Bagian pesisir dalam ditandai dataran rawa atau lahan basah.
Sedimentasi kuat terjadi di perairan bila di hulu mengalami erosi. Degradasi
pantai atau pembentukan delta sangat lazim. Kompaksi sedimen diiringi
penurunan permukaan tanah, sementara air tanah tawar sulit ditemukan.
• Pantai dengan bukit atau paparan pasir, Pantai menghadap perairan
bergelombang dan angin kuat dengan asupan sedimen sungai cukup, umumnya
membentuk rataan dan perbukitan pasir.
• Pantai lurus dan panjang dari pesisir datar, Pantai tepian samudra dengan agitasi
kuat gelombang serta memiliki sejumlah muara kecil berjajar padanya dengan
asupan sedimen, dapat membentuk garis lurus dan panjang pantai beipasir.
• Pantai dataran tebing karang, Bentang pantai ini ditemukan di berbagai mintakat
berbeda, yaitu di jalur tumbukan/tunjaman, jalur volkanik, pulau-pulau sisa
tinggian di paparan tepi kontinen, jalur busur luar atau jalur tektonik geser.
Terjalnya tebing pantai dan kuatnya agitasi gelombang meniadakan peluang
temmbu karang tumbuh, demikian halnya dengan bakau. Tutupan tumbuhan
masih mampu tumbuh di lapukan batuan, terutama di kawasan dengan curah
hujan memadai.
• Pantai erosi, Jenis pantai seperti ini terdapat dibeberapa tempat yang
menghadap perairan dengan agitasi gelombang kuat.
• Pantai akresi, Proses akresi terjadi di pesisir yang menerima asupan sedimen
lebih dari jumlah yang kemudian dierosi oleh laut. Akresi pantai oleh sedimen
halus sering diikuti tumbuhnya bakau yang berfungsi kemudian sebagai penguat
endapan baru dari erosi atau longsor.
3. Karakteristik Sosial, Ekonomi dan Budaya
Adapun karakteristik wilayah pesisr dari segi sosial, ekonomi dan budaya adalah
sebagai berikut :
• Memiliki keunggulan lokasi yang dapat nicnjadi pusat pcrUimbuhan ekonomi;
9
• Penduduk mempunyai kegiatan sosial-ekonomi yang berorientasi ke air dan
darat;
• Rata-rata penduduk golongan ekonomi lemah, dengan latar belakang
pendidikan relatif terbatas
• Pengetahuan akan lingkungan sehat cenderung masih kurang, terjadi kebiasaan
‘tidak sadar lingkungan’ serta cenderung kurang memperhatikan bahaya dan
resiko.
• Terdapat peninggalan sejarah/budaya seperti museum baliari, dan sebagainya.
• Terdapat masyarakat yang seeara tradisi terbiasa hidup (bahkan tidak dapat
dipisahkan) di atas air, seperti masyarakat Bajo. Terdapat pula budaya/tradisi
pemanfaatan perairan sebagai sarana transportasi ulama.
• Merupakan kawasan terbuka (akses langsung), sehingga rawan terhadap
keamanan, seperti penyelundupan, penyusupan (masalah pertaiianan dan
keamanan) dan sebagainya.

10
BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik karena merupakan icmpat
percampuran antara daratan dan lautan, hal ini berpengaruh terhadap kondisi fisik
dimana pada umumnya daerah yang berada di sekitar laut memiliki kontur yang relatif
datar. Adanya kondisi seperti ini sangat mendukung bagi wilayah pesisir dijadikan
daerah yang potensial dalam pengembangan wilayah keseluruhan. Hal ini menunjukan
garis batas nyata wilayah pesisir tidak ada. Batas wilayah pesisir hanyalah garis
khayalan yang letaknya ditentukan oleh kondisi dan situasi setempat. Di daerah pesisir
yang landai dengan sungai besar, garis batas ini dapat berada jauh dari garis pantai.
Sebaliknya di tempat yang berpantai curam dan langsung berbatasan dengan laut dalam,
wilayah pesisimya akan sempit.
B. SARAN
Mahasiswa perlu melakukan praktikum mengenai pengamatan wilayah pesisir untuk
mengetahui lebih dalam tentang karakteristik wilayah pesisir dan laut di sekitar.

11
DAFTAR PUSTAKA

Cicin-Sain and R.W.Knecht. 1988. Integrated Coastal and Marine Management. Island Pres,
Washington DC.

Pres, Washington DC. R., J Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya
Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu, PT.Pradnya Paramita, Jakarta.

Dahuri,R. 1999. Pengelolaan Wilayah Pesisir dalam Kontek Pengembangan Kota Pantai dan
Kawasan Pantai Secara Berkelanjutan. Makalah disampaikan dalam Seminar
Nasional Kemaritiman, Jakarta

Kay, R. And J. Alder. 1999. Coastal Planning and Management. E & FN Spon. London.

12

Anda mungkin juga menyukai