“Selumit Pantai”
Kelompok 2:
ITA (17.403010.05)
YOGA JUANDICHA Y. (17.403010.06)
BESSE MUTIARA (17.403010.23)
SUTIKA SURYA INDAH P. (17.403010.01)
KHAIRINI MEGA ASTUTI (17.403010.29)
RAHMAT (17.403010.13)
TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
2019
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan Laporan Pengembangan Wilayah Pesisir
Selumit Pantai.
Terima kasih saya ucapkan kepada Eko Prihartanto,S.T,M.T yang telah membantu kami
baik secara moral maupun materi. Terima kasih juga saya ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan tugas ini tepat
waktu.
Kami menyadari, bahwa laporan Pengembangan Wilayah Pesisir Selumit Pantai yang
kami buat ini masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun
dari semua pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang.
Semoga laporan Pengembangan Wilayah Pesisir Selumit Pantai ini bisa menambah
wawasan para pembaca dan bisa bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu
pengetahuan.
Kelompok 2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
Tujuan diadakannya observasi wilayah pesisir:
a) Untuk mengetahui pola pemukiman yang ada di wilayah pesisir Selumit Pantai.
b) Untuk mengetahui perkembangan wilayah pesisir Selumit Pantai berdasarkan
infrastrukturnya.
c) Untuk mengetahui apakah wilayah pesisir Selumit Pantai memiliki perkembangan dengan
baik.
BAB II
METODOLOGI OBSERSAVASI
Observasi wilayah pesisir kami laksanakan pada hari Jumat tanggal 04 Oktober 2019,
bertempat di RT 28 Kelurahan Selumit Pantai, Kecamatan Tarakan Tengah, Kota Tarakan.
Peralatan yang digunakan dalam observasi pengembangan wilayah pesisir di Selumit Pantai
adalah :
a) Kamera (handphope)
b) Formulir kuisioner
c) Alat tulis
d) Meteran
2.3 Metodologi
Metodologi observasi yang kami gunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan
menggunakan metode analisis tetangga. Teknik pengumpulan data yaitu angket, observasi,
pengukuran dan dokumentasi.
BAB III
Letak Kelurahan selumit pantai di daerah pesisir laut dengan ketinggian wilayah
kelurahan dari permukaan laut 1, 75 m dpl, dengan suhu minimum 28 oC dan maksimum 40 oC
memiliki curah hujan 2,819 mm/hh.
Dan memiliki luas wilayah 3,200 Km2 . yang terbagi dari luas permukiman penduduk
2,84 km2 , dan daerah perkantoran 0,10923 km2 , serta luas prasarana umum lainnya 0, 500 km2
. Adapun jarak kantor kelurahan dengan kelurahan yang terjauh 5 km, dan dengan jarak ke kota 6
km.
mempunyai perbatasan antara lain, di sebelah barat berbatasan dengan laut, di sebelah
timur berbatasan dengan kelurahan selumit, di sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan
sebengkok, dan di sebelah utara berbatasan dengan kelurahan karang rejo.
Permukiman merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia (kebutuhan primer) yang
harus terpenuhi agar manusia dapat sejahtera dan hidup layak sesuai dengan derajat
kemanusiaannya. Permukiman sebenarnya merupakan kebutuhan perorangan (individu) namun
dapat berkembang menjadi kebutuhan bersama jika manusia berkeluarga dan bermasyarakat.
Selain sebagai makhluk individu manusia juga sebagai makhluk sosial maka manusia tidak hidup
sendirisendiri akan tetapi hidup bersama dan membentuk kelompok-kelompok, demikian pula
halnya dengan rumah tempat tinggalnya akan dibangun secara bersama-sama sehingga
berkelompok atau tersebar dalam suatu wilayah, dilengkapi dengan prasarana dan sarana yang
diperlukan penghuninya, selanjutnya disebut dengan permukiman (settlement). Dalam dimensi
permukiman, secara harfiah pola permukiman dapat diartikan sebagai susunan (model) tempat
tinggal suatu daerah. Model dari pengertian- pengertian permukiman mencakup didalamnya
susunan dari pada persebaran permukiman.
Menurut hasil observasi yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pola persebaran
pemukiman di wilayah pesisir Kelurahan Selumit Pantai Kecamatan Tarakan Tengah Kota
Tarakan yaitu berpola mengelompok. Dikarenakan antar rumah masyarakatnya rata-rata
mempunyai jarak kurang dari 1 meter. Faktor utama yang mempengaruhi pola persebaran
pemukiman di wilayah pesisir Selumit Pantai adalah karena sebagian besar mata pencaharian
masyarakatnya adalah seorang nelayan.
Infrastruktur adalah semua struktur dan fasilitas dasar, baik fisik maupun sosial (misalnya
bangunan, jalan, dan pasokan listrik) yang diperlukan untuk operasional kegiatan masyarakat
atau perusahaan.
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan pada wilayah pesisir Selumit Pantai hasil
analisis tingkat perkembangan wilayah berdasarkan kelengkapan infrastruktur wilayah
menunjukkan bahwa kelurahan Selumit Pantai mempunyai tingkat perkembangan wilayah yang
cukup rendah. Hal ini dikarenakan infrastruktur atau srana dan prasarana yang ada tidak cukup
lengkap. Adapun sarana dan prasarana yang ada di wilayah Pesisir Selumit Pantai adalah jalan
(jembatan), posyandu balita dan lansia, TPA (Tempat Pendidikan Agama), persediaan air untuk
bencana kebakaran dan tempat wisata (Taman Barokah).
Sebenarnya terdapat banyak infrastruktur atau sarana dan prasarana yang ada di wilayah
pesisir Selumit pantai, namun tidak di pergunakan atau dimanfaatkan dengan baik. Contoh
infrastruktur yang tidak dimanfaatkan dengan baik adalah bangunan posyandu lama yang sudah
tidak dirawat yang seharusnya masih bisa untuk dimanfaatkan, dan terdapat peti peti besar untuk
pembuangan air kotor yang sekarang tidak dimanfaatkan dengan baik.
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) merupakan wujud dari upaya pemerintah untuk
menyelaraskan aspek fisik lahan dengan aspek sosial ekonomi. Namun demikian, kompleksitas
permasalahan sosial ekonomi masyarakat dan upaya meningkatan Pendapat Asli Daerah (PAD)
seringkali melahirkan kebijakan-kebijakan baru yang kurang memperhatikan aspek fisik lahan
sehingga dapat mengganggu keseimbangan ekosistem. Hal ini dapat mengakibatkan timbulnya
bencana seperti degradasi lahan, banjir, tanah longsor dan sebagainya yang dapat merugikan
generasi sekarang maupun yang akan datang.
Namun, dari segi ekonomi perkembangan wilayah pesisir Selumit Pantai ini dapat
dikatakan berkembang dikarenakan pendapatan rata rata masyarakatnya berkisar 2 juta lebih
perbulan. Dari hasil wawancara kami terhadap salah satu masyarakat, nelayan yang hanya ikut
mencari ikan dengan orang lain (anggota) bisa mendapatkan 2-3 juta perbulan dan nelayan yang
mempunyai kapal sendiri untuk mencari ikan bisa mendapatkan lebih dari 5 juta perbulan.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Sebenarnya terdapat banyak infrastruktur atau sarana dan prasarana yang ada di wilayah
pesisir Selumit pantai, namun tidak di pergunakan atau dimanfaatkan dengan baik. Contoh
infrastruktur yang tidak dimanfaatkan dengan baik adalah bangunan posyandu lama yang sudah
tidak dirawat yang seharusnya masih bisa untuk dimanfaatkan, dan terdapat peti peti besar untuk
pembuangan air kotor yang sekarang tidak dimanfaatkan dengan baik.
Perkembangan wilayahnya dapat dikatakan berkembang dari segi ekonomi dan sosial,
namun kurang berkembang dari segi pembangunan fasilitas. Adapun dilihat dari uraian 3.3
diatas, pembangunan fasilitas tergolong minim, dan hanya diadakan pembangunan apabila terjadi
bencana seperti kebakaran. Jadi penataan ruang di wilayah pesisir Selumit Pantai dapat dikatakan
belum baik.
Namun, dari segi ekonomi perkembangan wilayah pesisir Selumit Pantai ini dapat
dikatakan berkembang dikarenakan pendapatan rata rata masyarakatnya berkisar 2 juta lebih
perbulan.
LAMPIRAN
Kuisioner warga
No. rumah / RT :
2. Dokumentasi
Saat wawancara
Pola persebaran
Infrastruktur yang masih dimanfaatkan dengan baik
Infrastruktur yang tidak dimanfaatkan dengan baik