Anda di halaman 1dari 11

Nama : Ardianus Jose Wasa

Npm : 1740301018

Dosen Pengampuh : Dr.Ir.Djaya Bakri,M.T

PENDAHULUAN

Jalan raya merupakan prasarana transportasi darat yang memegang prasarana yang sangat penting
dalam sekor perhubungan, terutama untuk kesinambungan distribusi barang dan jasa. Keberadaan jalan
raya sangatdperlukan laju pertumbuhan ekonomi dan pengembangan suatu wilayah.Perencanaan jalan
raya ini bertujuan untuk merencanakan infrastruktur yaitu jalanraya yang aman, efisien pelayanan arus
lalu lintas dan memaksimalkan rasiotingkat penggunaan biaya/pelaksanaan.

Perencanaa geometrik jalan raya adalah bagian dari perancanaan jalan dimana geometrik atau
dimensi nyata jalan beserta bagian-bagianyayangdisesuaikan dengan tuntutan serta sifr-sifat lalu lintas.
Melalui perencanaangeometrik jalan raya ini perencana berusaha menciptakan suatu hubungan yang baik
antara ruang dan waktu sehubungan dengan kendaraan yang bersangkutansehingga dapat menghasilkan
efisiensi keamanan serta kenyamana yang optimaldalam pertimbangan ekonomi yang paling layak.

Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintasdari suatu tempat ketempat
yang lain. arti lintasan disini adalah sebagai tana yangdiperkeras atau jalan tanpa perkerasan, sedangkan
lalu lintas adalah semua bendadan mahkluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan, manusia
ataupunhewan.
BAB 1
PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR JALAN
1.1 Latar Belakang
Pembangunan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Peran pemerintah sebagai
mobilisator pembangunan sangat strategis dalam mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat serta
pertumbuhan ekonomi negaranya.Pembangunan infrastruktur juga merupakan salah satu komponen
penting yang akan menentukan keberhasilan pembangunan suatu bangsa agar tidak menjadi necropolis
city. Infrastruktur dapat mencakup berbagai hal diantaranya jalan, jembatan, terminal, bandara, stasiun,
sarana dan prasarana pendidikan, penerangan umum dan lain sebagainya yang dapat mendukung
tercapainya kehidupan yang layak bagi masyarakat.
Kurangnya infrastruktur dapat mengakibatkan gangguan dalam segala aspek termasuk dalam
aspek ekonomi. Yang penting untuk di ingat adalah jika tidak ada infrastruktur jalan maka tidak akan ada
mobilitas sosial dan juga pertukaran dalam hal ekonomi karena terhambat oleh ketiadaan jalan yang baik
dan memadai. Pembangunan dalam hal infrastruktur dianggap mampu menyediakan lapangan pekerjaan.
Pertumbuhan kapital dapat dipengaruhi oleh ketersediaan infrastruktur pendukung baik kawasan industri,
pelabuhan, pasar dan juga perguruan tinggi yang dapat mendorong adanya pengetahuan dan penemuan
baru dalam bidang sains sehingga menjadi terobosan baru dan dapat diterapkan dalam kegiatan sehari-
hari oleh pelaku industri.

A. Pengaruh Infrastruktur Jalan Tehadap Kehidupan Sosial


Terdapat banyak pengaruh yang ditimbulkan akibat adanya pembangunan infrastruktur
jalan antara lain memberikan kemudahan dalam pertukaran, perjalanan dan pelayanan
masyarakat. Selain itu terdapat manfaat lain yaitu:
a) Pengangkutan menciptakan persatuan dan kesatuan yang semakin kuat serta
meniadakan isolasi.
b) Pengangkutan menyebabkan pelayanan kepada masyarakat dapat dikembangkan atau
diperluas dengan merata pada setiap bagian wilayah suatu negara.
c) Keamanan negara terhadap serangan dari luar negeri yang tidak dikehendaki mungkin
sekali tergantung pada pengangkutan yang efisien yang memudahkan mobilitas segala
daya (kemampuan dan ketahanan) nasional, serta serta memungkinkan
perpindahanpasukan-pasukan perang selama masa perang.
d) Sistem pengangkutan yang mungkin efisien memungkinkan negara memindahkan dan
pengangkut penduduk dari daerah yang mengalami bencana ke tempat yang lebih
aman.

B. Pengaruh Infrastruktur Jalan Terhadap Ekonomi


Teori pertumbuhan baru mencoba menjelaskan pentingnya infrastruktur dalam
mendorong perekonomian bangsa. Dimana teori ini memasukkan infrastruktur sebagai input yang
mempengaruhi output serta menjadi sumber untuk meningkatkan batas-batas kemajuan teknologi.
Eksternalitas infrastruktur ternyata dapat mempengaruhi kegiatan produksi dengan memberikan
eksesibilitas, kemudahan dan kemungkinan kegiatan produksi menjadi semakin produktif lagi.
Dalam pembangunan infrastruktur jalan di kota Semarang pun memiliki dampak positif yaitu
sebagai berikut:

a. Memperlancar arus distribusi barang atau jasa dari Semarang ke kota-kota lain di pulau
Jawa atau luar jawa
b. Memperlancar kegiatan ekonomi dan menjadikan komunikasi bisnis bisa lebih efektif
antar pulau dari pulau Jawa dan Pulau lainnya di luar jawa
c. Aktivitas manusia dari satu daerah ke daerah lain dapat berjalan dengan lebih cepat
karena manusia menginginkan waktu yang efektif dan efisien.
d. Memicu pemerataan pembangunan di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya
e. Membuka lapangan pekerjaan baru bagi pedagang kaki lima untuk berdagang di sepanjang
jalan

Selain dampak positif kita juga dapat mengetahui beberapa dampak negatifnya diantaranya
sebagai berikut:

a. Trotoar terkadang menjadi beralih fungsi menjadi tempat untuk berdagang


b. Jalan menjadi macet karena banyak yang parkir sembaranagan untuk membeli jajan di
pinggir jalan
c. Adanya persaingan anatara toko besar dan pedagang kecil

 Ada juga beberapa faktor pendorong kebutuhan infrastruktur, antara lain:


 Pertumbuhan penduduk
Adanya pertambahan penduduk menyebabkan meningkatnya permintaan kebutuhan
masyarakat. Terutama untuk kebutuhan pokok, antara lain makanan, pakaian, dan perumahan.
Maka dari itu pemenuhan sarana prasarana sangat diperlukan sebagai penunjang kebutuhan
masyarakat.
 Urbanisasi
Tingginya angka urbanisasi masuk ke kota menyebabkan meningkatnya kebutuhan
infrastruktur sebagai penunjang kehidupan masyarakat menjadi lebih baik. Contoh-contoh
infrastruktur tersebut antara lain: transportasi, telekomunikasi, energi, perumahan,fasilitas umum,
dsb.
 Bencana alam
Munculnya bencana alam seperti banjir, tanah longsor, air rob, gempa bumi, dll merupakan
salah satu faktor pendorong pembangunan infrastruktur. Pembangunan akan infrastruktur sangat
diperlukan saat terjadinya bencana alam karena berfungsi sebagai alat pertolongan atau sebagai
pengganti infrastruktur yang rusak akibat bencana alam tersebut,.
BAB II
FUNGSI DAN KLASIFIKASI JALAN BERDASARKAN PERATURAN UU
DI INDONESIA

 Berdasarkan UU RI No 38 Tahun 2004 tentang Jalan


Jalan adalah prasarana transportasi darat yang meliputi segala bagian jalan, termasuk bangunan
pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah,
di atas permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali
jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel;

 Sedang berdasarkan UU RI No 22 Tahun 2009 tentang Lalu lintas dan Angkutan Jalan yang
diundangkan setelah UU No 38 mendefinisikan
Jalan adalah seluruh bagian jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang
diperuntukkan bagi Lalu lintas umum, yang berada pada permukaan tanah, di atas permukaan tanah, di
bawah permukaaan tanah dan/atau air, serta di atas permukaan air, kecuali jalan rel dan jalan kabel.
Prasarana lalu lintas dan angkutan jalan adalah ruang lalu lintas, terminal dan perlengkapan jalan
yang meliputi marka, rambu, alat pemberi isyarat lalu lintas, alat pengendali dan pengaman pengguna
jalan, alat pengawasan dan pengamanan jalan serta fasilitas pendukung. Sistem jaringan jalan terdiri atas
sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringan jalan sekunder. Sistem jaringan jalan primer merupakan
sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua
wilayah di tingkat nasional,
dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan, dan sistem
jaringan jalan sekunder merupakan sistem jaringan jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan
jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.

Yang mana pengelompokkan dan peranannya adalah sebagai berikut :


1) Jalan arteri, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri
perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya
guna. Jalan arteri dibagi menjadi jalan arteri primer dan arteri sekunder. Jalan ini menghubungkan
kota jenjang kesatu terletak berdampingan atau menghubungkan kota jenjang ke satu dengan kota
jenjang kedua.
2) Jalan kolektor, adalah jalan umum yang berfungsi melayani angkutan pengumpul atau pembagi
dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan ini terdiri dari jalan kolektor primer dan jalan kolektor sekunder. Jalan ini menghubungkan
kota jenjang kedua dengan kota jenjang kedua atau kota jenjang kedua dengan kota jenjang
ketiga.
3) Jalan lokal, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan
ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan lokal menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil atau kota jenjang kedua dengan
persil, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang
dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota dibawah dengan kota jenjang ketiga
sampai persil. Jalan lokal dapat dibagi menjadi jalan lokal primer dan jalan lokal sekunder.
4) Jalan lingkungan, adalah merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan lingkungan
dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah. Jalan lingkungan meliputi
jalan lingkungan primer dan jalan lingkungan sekunder. Jalan lingkungan primer merupakan jalan
lingkungan dalam skala wilayah tingkat lingkungan seperti di kawasan perdesaan di wilayah
kabupaten, sedangkan jalan lingkungan sekunder merupakan jalan lingkungan dalam skala
perkotaan seperti di lingkungan perumahan, perdagangan, dan pariwisata di kawasan perkotaan.

Pengaturan kelas jalan berdasarkan spesifikasi penyediaan prasarana jalan dikelompokkan sebagai
berikut :
1) Jalan bebas hambatan (freeway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus yang memberikan
pelayanan menerus/tidak terputus dengan pengendalian jalan masuk secara penuh, dan tanpa
adanya persimpangan sebidang, serta dilengkapi dengan pagar ruang milik jalan, paling sedikit 2
(dua) lajur setiap arah dan dilengkapi dengan median;
2) Jalan raya (highway) adalah jalan umum untuk lalu lintas menerus dengan pengendalian jalan
masuk secara terbatas dan dilengkapi dengan median, paling sedikit 2 (dua) lajur setiap arah;
3) Jalan sedang (road) adalah jalan umum dengan lalu lintas jarak sedang dengan pengendalian jalan
masuk tidak dibatasi, paling sedikit 2 (dua) lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 7
(tujuh) meter;
4) Jalan kecil (street) adalah jalan umum untuk melayani lalu lintas setempat, paling sedikit 2 (dua)
lajur untuk 2 (dua) arah dengan lebar paling sedikit 5,5 (lima setengah) meter.

 Klasifikasi jalan.
Jalan menurut UU 38 tahun 2004 adalah sebagai berikut :
Ø Pengelompokan Jalan
Pasal 6
a. Jalan sesuai dengan peruntukannya terdiri atas jalan umum dan jalan khusus.
b. Jalan umum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikelompokkan menurut sistem,fungsi, status,
dan kelas.
c. Jalan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan diperuntukkan bagi lalulintas umum
dalam rangka distribusi barang dan jasa yang dibutuhkan.
d. Ketentuan lebih lanjut mengenai jalan khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (3)diatur dalam
peraturan pemerintah.
Pasal 7
Sistem jaringan jalan terdiri atas sistem jaringan jalan primer dan sistem jaringanjalan sekunder.
a. Sistem jaringan jalan primer sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan system jaringan
jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah
di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-
pusat kegiatan.
b. Sistem jaringan jalan sekunder sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan sistem jaringan
jalan dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan
perkotaan.
c. Ketentuan lebih lanjut mengenai sistem jaringan jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat
(2), dan ayat (3) diatur dalam peraturan pemerintah.
Pasal 8
a. Jalan umum menurut fungsinya dikelompokkan ke dalam jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal,
dan jalan lingkungan.
b. Jalan arteri sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan utama dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan ratarata tinggi, dan jumlah jalan
masuk dibatasi secara berdaya guna.
c. Jalan kolektor sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan pengumpul atau pembagi dengan ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-
rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
d. Jalan lokal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi.
e. Jalan lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jalan umum yang berfungsi
melayani angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
f. Ketentuan lebih lanjut mengenai jalan arteri, jalan kolektor, jalan lokal, dan jalan lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur dalam peraturan
pemerintah.
prototype konstruksi jalanan

a) Batu Pinggir
Batu pinggir atau batu penyangga dimaksud untuk menjaga supaya pinggiran lapisan batu yang dihampar
sebagai Lapisan Telford dapat tertahan dengan baik. Batu Pinggir (batu penyangga) dipasang sepanjang
pinggiran Lapisan Telford memanjang jalan disebelah kiri dan kanan dengan ukuran lebih tebal dari
lapisan batu belah pokok (minimal 1.5 kalinya ), atau 20-25 Cm.
b) Pasir
Pasir yang digunakan sebagai dasar ( bantalan) untuk meletakkan batu belah adalah pasir bersih, pasir laut
atau pasir urug yang baik dan tidak mengandung lempung, bebas dari akar, rumput, sampah atau kotoran
lainnya. Lapisan pasir ini merupakan dasar untuk meletakkan batu belah dengan tegak. Pasir ini harus
mempunyai ukuran 95% < 4,.75 Cm. Tebal lapisan pasir adalah 10-15 Cm padat.
c) Aspal
Aspal merupakan material utama pada konstruksi lapis perkerasan lentur (flexible pavement) jalan raya,
yang berfungsi sebagai campuran bahan pengikat agregat, karena mempunyai daya lekat yang kuat,
mempunyai sifat adhesif, kedap air dan mudah dikerjakan.
BAB III
Komposisi Penampang Melintang
Penampang melintang jalan terdiri atas bagian-bagian.

1) Jalur lalu lintas;


2) Median dan jalur tepian (kalau ada);
4) Jalur pejalan kaki;

Jalan Mulawarman jika kita lihat dari segi UU No 38 Tahun 2004 dapat kita kategorikan
sebagai jalan lokal, karena jalan tersebut merupakan jalan umum yang berfungsi melayani
angkutan setempat dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah
jalan masuk tidak dibatasi. Jalan lokal menghubungkan kota jenjang kesatu dengan persil atau
kota jenjang kedua dengan persil, kota jenjang ketiga dengan kota jenjang ketiga, kota jenjang
ketiga dengan kota jenjang dibawahnya, kota jenjang ketiga dengan persil atau kota .Jalan
Mulawarman merupakan jalan milik negara di mana panjang jalannya sekitar 5 km.

Sesuai dengan Pasal 2 UU No.38 Tahun 2004 tentang jalan bahwa dalam penyelenggaraan jalan harus
memenuhi tujuh azas, yaitu

1) Asas manfaat, jalan harus dapat memberikan nilai tambah baik untuk setiap pemangku
kepentingan maupun untuk kesejahteraan rakyat
2) Asas keamanan, agar jalan memenuhi persyaratan teknik, kondisi, dan administrasi
3) Asas keserasian dengan lingkungan, agar jalan selaras dengan sector lain, seimbang dengan
wilayah, tidak merusak lingkungan
4) Asas keadilan, agar penggunaan jalan diperlakukan sama untuk semua pihak, tidak
mengarahkan keuntungan kepada pihak tertentu
5) Asas transparansi, agar proses pembangunan jalan terbuka untuk diketahui masyarakat,
akuntabel dan dapat dipertanggung jawabkan
6) Asas keberdayagunaan, agar pemanfaatan sumber daya dan ruang jalan dilakukan secara
optimal, dan pencapaian hasil sesuai dengan sasaran
7) Asas kebersamaan dan kemitraan, agar penyelenggaraan jalan harus melibatkan para
pemangku kepentingan, atas dasar hubungan kerja yang harmonis, setara, timbal balik, dan
sinergis.
BAB VI
PENUTUP

I. Kesimpulan
perkembangan jaman semakin modern yang menuntut untuk memajukan pembangunan
dan integrasi nasional, maka perlu adanya sistem yang memujudkan pembangunan nasional. Lalu
Lintas dan Angkutan Jalan sebagai bagian sistem transportasi nasional yang berperan
mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran berlalu lintas dan Angkutan
Jalan dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi dan pengembangan wilayah. Dalam
rangka mewujudkan sistem transportasi perlu sarana dan prasarana. Kendaraan sebagai sarana
transportasi sangat berperan penting dan di dukung dengan prasarana yang memenuhi yaitu jalan.
jalan yang dapat berfungsi sebagai penghubung antar desa/kelurahan atau ke lokasi
pemasaran, atau berfungsi sebagai penghubung hunian/perumahan, serta juga berfungsi sebagai
penghubung desa/kelurahan ke pusat kegiatan yang lebih tinggi tingkatannya
(kecamatan/kab/kota).

Anda mungkin juga menyukai