Anda di halaman 1dari 31

TUGAS MAKALAH

KARAKTERISTIK SUMBERDAYA PESISIR DAN KEPULAUA

Dosen: Dr.Suhadi,SKM.,M.Kes.

Disusun oleh:
NAMA : Novi Damayanti
NIM : J1A122274
KELAS : E

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikanrahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami bisa menyelesaikan Makalahini.Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada nabi Muhammad SawMakalah ini berisikan tentang
KARAKTERISTIK SUMBERDAYA PESISIR DAN KEPULAUAN
Diharapkan Makalah ini dapatmemberikan informasi dan menambah wawasan kepada kita semuaKami
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karenaitu kritik dan saran dari semua pihak
yang bersifat membangun selalu kami harapkandemi kesempurnaan makalah ini.Akhir kata, kami
sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini
dari awal sampai akhir. Semoga AllahSWT senantiasa meridhai segala usaha kita.

DAFTAR ISI
Kata pengantar……………………………………………………………………………………………...
Daftar isi……………………………………………………………………………………………………..

BAB I PENDAHULUAN

A .LATAR BELAKANG …………………………………………………………………………


B.RUMUSAN MASALAH………………………………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Karakteristik sumberdaya Wilayah Pesisir………………………………

B. Kawasan Konservasi …………………………………………………………………………...

C. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat ……………………………………...

D. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sumber Daya Alam …………………………………..

E.Arahan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Wilayah Pesisir diKecamatan Jerowaru Kabupaten


Lombok Timur……………………………………………………………………….

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan……………………………………………………………………………………

B.Daftar pustaka…………………………………………………………………………………..

BAB I
PENDAHULUAN
A .LATAR BELAKANG
Karakteristik wilayah pesisir dipengaruhi oleh wilayah pesisir yang merupakan wilayah
peralihan antara darat dan laut yang bagian lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan,
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas
lautan seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sumberdaya pesisir dan laut saat
ini telah mengalami kerentanan yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan banyak pihak yang
memanfaatkan kawasan tersebut tanpa mempertimbangkan aspek konservasi, malah
pemanfaatannya cenderung bersifat merusak, dengan bertambahnya jumlah penduduk di
kawasan pesisir berakibat bertambahnya degradasi dan konversi lahan menjadi kawasan
pemukiman. Berbagai cara dilakukan manusia untuk memanfaatkan sumberdaya pesisir dan laut
tanpa batas antara lain dengan mengambil kekayaan laut, memanfaatkan sumberdaya hayati,
serta membangun bisnis jasa lingkungan misanya adanya tempat-tempat wisata bahari. Potensi
Sumberdaya pesisir dan laut di Kabupaten Indramayu tergolong sangat besar misalnya dari
sektor perikanan laut Indramayu memiliki potensi terbesar di Jawa Barat, dan masyarakat pesisir
Indramayu banyak yang memiliki mata pencaharian sebagai nelayan yang memanfaatkan
kekayaan laut untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dari segi konservasi di Indramayu
banyak terdapat kawasan-kawasan yang dijadikan tempat konservasi hutan mangrove yang
bertujuan untuk melindungi pantai dari ancaman abrasi. Dari sektor pariwisata, daerah pesisir
Indramayu juga ada beberapa tempat untuk bisnis objek wisata antara lain, Pantai Eretan, Pantai
Tirtamaya, Pantai Song Indah, dan Pulau Biawak.

B.RUMUSAN MASALAH
1. Apa Tinjauan Umum Karakteristik sumberdaya Wilayah Pesisir?
2. Macam-macam Kawasan Konservasi?

3.Apa Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat?

4.Apa Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sumber Daya Alam?

5. Arahan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Wilayah Pesisir diKecamatan Jerowaru Kabupaten


Lombok Timur ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Tinjauan Umum Karakteristik sumberdaya Wilayah Pesisir


a) Pengertian Pencemaran dan Pengrusakan
Pencemaran laut diartikan dengan masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat, energi,
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan
baku mutu dan/atau fungsinya.

Hal ini berarti bahwa, perlu ditetapkan baku mutu air laut yang berfungsi sebagai tolak ukur
untuk menentukan telah terjadinya permasalahan pencemaran ekosistem dan sumber daya hayati
laut. Selain itu juga sangat berguna bagi penentuan status mutu laut. Karena sangat erat
kaitannya antara tingkat pencemaran laut dengan status mutu laut itu sendiri.

Perusakan laut adalah tindakan yang menimbulkan perubahan langsung dan/atau tidak
langsung terhadap sifat fisik dan/atau hayatinya yang melampaui kriteria baku kerusakan laut.
Hal ini berarti bahwa perlu ditetapkan kriteria baku kerusakan laut yang berfugsi sebagai tolak
ukur untuk menentukan tingkat kerusakan laut. Selain itu juga sangat berguna bagi penentuan
status mutu laut. Karena sangat erat kaitannya antara tingkat kerusakan laut dengan status mutu
laut itu sendiri.

Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan


Hidup menetapkan bahwa sasaran pengelolaan lingkungan hidup adalah tercapainya
keselarasan,keserasian dan keseimbangan antara manusia dan lingkungan hidup dengan
mempertimbangkan generasi kini dan yang akan datang serta terkendalinya pemanfaatan sumber
daya secara bijaksana.

Pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut mengacu kepada sasaran tersebut sehingga
pola kegiatannya terarah dan selaras dengan tetap mempertimbangkan hak dan kewajiban serta
peran masyarakat. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan
Hidup juga menyebutkan “hak setiap anggota masyarakat atas lingkungan hidup yang baik dan
sehat yang diikuti dengan kewajiban untuk memelihara dan melestarikan fungsi lingkungan hidup,
sehingga setiap orang mempunyai peran yang jelas tentang hak dan kewajibannya didalam upaya
pengendalian pencemaran dan/atau perusakan laut”.

Mengacu kepada Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan Undang-Undang


Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan. Perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari
praproduksi, produksi, pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam suatu
sistem bisnis perikanan.

b) Pengertian Wilayah Pesisir

Sesuai kesepakatan umum di dunia bahwa wilayah pesisir adalah daerah pertemuan antara
darat dan laut, ke arah darat meliputi daratan baik kering maupun terendam air yang masih
dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang surut, angin laut dan perembesan air asin.
Kearahlaut mencakup bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses alami yang terjadi di darat
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan kegiatan manusia seperti
pertanian dan pencemaran (Abdullah marlang, 2015).

Dalam dahuri (2013) wilayah pesisir diartikan sebagai suatu wilayah perairan antara daratan
dan lautan dimana ke arah darat adalah jarak secara arbiter dan rata-rata pasang tertinggi dan
batas ke arah laut adalah yurisdiksi wilayah propinsi atau state di suatu Negara.

Kawasan pesisir merupakan wilayah peralihan antara daratan dan perairan laut. Secara
fisiologi didefinisikan sebagai wilayah antara garis pantai hingga kearah daratan yang masih
dipengaruhi pasang surut air laut, dengan lebar yang ditentukan oleh kelandaian pantai dan
dasarlaut, serta dibentuk oleh endapan lempeng hingga pasir yang bersifat lepas dan kadang
materinya berupa kerikil.

Adapun cakupan horizontal wilayah pesisir dibatasi oleh dua garis hipotetik. Pertama,
kearah darat wilayah ini mencakup daerah-daerah dimana proses-proses oseanografi (angin laut,
pasang-surut, pengaruh air laut dan lain-lain) yang masih dapat dirasakan pengaruhnya. Kedua,
kearah laut daerah-daerah dimana akibat proses-psoses yang terjadi di darat (sedimentasi, arus
sungai, pengaruh air tawar, dan lain-lain), maupun yang disebabkan karena kegiatan manusia di
darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran (Dahuri, 2013).
Karakteristik-karakteristik itulah Supriharyono (2010), menyatakan bahwa secara alamiah
wilayah ini sering disebut sebagai wilayah jebakan nutrient (nutrient trap). Akan tetapi, jika
wilayah ini terjadi perusakan lingkungan secara masif karena pencemaran maka wilayah ini
disebut juga sebagai wilayah jebakan cemaran (pollutants trap).

c) Potensi Sumberdaya Wilayah/Alam Pesisir

Menurut Clark (2010), wilayah pesisir memiliki arti strategis karena merupakan wilayah
peralihan (interface) antara ekosistem darat dan laut, serta memiliki potensi sumberdaya alam
dan jasa-jasa lingkungan yang sangat kaya. Kekayaan ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi
berbagai pihak untuk memanfaatkan sumber dayanya dan mendorong berbagai instansi untuk
meregulasi pemanfaatannya.

Dalam Dahuri (2009) diartikan bahwa sumberdaya pesisir adalah sumberdaya alam, sumber
daya binaan/buatan dan jasa-jasa lingkungan yang terdapat di dalam wilayah pesisir. Potensi
sumberdaya pesisir secara umum dibagi atas empat kelompok yakni (1) sumber daya yang dapat
pulih (renewable resources), (2) sumber daya tidak dapat pulih (unrenewable resources), (3)
energi lautan dan (4) jasa-jasa lingkungan kelautan (environmental services).

Sumber daya yang dapat pulih terdiri dari berbagai jenis ikan, udang, rumput laut, padang
lamun, mangrove, terumbu karang termasuk kegiatan budidaya pantai dan budidaya laut (marine
culture). Ketersedian lahan pesisir merupakan salah satu potensi yang dapat dikembangkan untuk
kegiatan perikanan.

Demikian juga dengan wilayah perairan pantainya dapat dikembangkan untuk berbagai
kegiatan budidaya terutama budidaya laut. Sumber daya tidak dapat pulih meliputi mineral,
bahan tambang/galian, minyak bumi dan gas.Sumberdaya energi terdiri dari OTEC (Ocean
Thermal Energy Convertion), pasang surut, gelombang dan sebagainya.Sedangkan yang
termasuk jasa-jasa lingkungan kelautan adalah pariwisata dan perhubungan laut.
B. Kawasan Konservasi

a) Definisi Kawasan Konservasi

Konservasi adalah pengelolaan penggunaan manusia atas biosfer sehingga dapat


menghasilkan manfaat berkelanjutan terbesar pada generasi sekarang, sementara memelihara
potensinya untuk memenuhi kebutuhan dan aspirasi generasi-generasi masa depan (Abdullah
marlang, 2015).

Konservasi dalam defenisi ini mencakup pelestarian, pemeliharaan, pemanfaatan


berkelanjutan, pemulihan dan peningkatan mutu lingkungan alamiah.Dimaksudkan agar supaya
ekosistem dan sumberdaya dapat berperan secara optimal dan berkelanjutan maka diperlukan
upaya-upaya perlindungan dari berbagai ancaman degradasi, kehancuran dan kepunahan yang
dapat ditimbulkan dari berbagai aktivitas pemanfaatan baik secara langsung maupun tidak
langsung.

Konservasi sumber daya ikan adalah upaya perlindungan, pelestarian, dan pemanfaatan
sumber daya ikan, termasuk ekosistem, jenis, dan genetik untuk menjamin keberadaan,
ketersediaan, dan kesinambungannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai
dan keanekaragaman sumber daya ikan.

Dalam konsep perencanaan tata ruang pesisir dan pulau-pulau kecil, menurut Keputusan
Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 34 tahun 2002 bahwa wilayah pesisir yang sangat
dinamik tapi rentan terhadap perubahan yang terjadi, harus dibagi kedalam beberapa zonasi

pengelolaan yakni :

1. Zona Preservasi/Zona Inti

Merupakan area yang memiliki nilai konservasi tinggi yang sangat rentan terhadap gangguan
dari luar sehingga diupayakan intervensi manusia di dalamnya seminimal mungkin. Dalam

pengelolaannya, zona ini harus mendapat perlindungan yang maksimum.

2. Zona Konservasi

Merupakan zona perlindungan yang di dalamnya terdapat satuatau lebih zona inti.Zona ini dapat
dimanfaatkan secara sangat terbatas, yang didasarkan atas pengaturan yang ketat.
3. Zona Penyangga

Merupakan zona transisi antara zona konservasi dengan zona pemanfaatan. Pada zona ini
dapat diberlakukan pengaturan disinsetif bagi pemanfaatan ruang.

4. Zona Pemanfaatan (kawasan budidaya)

Pemanfaatan zona ini secara intensif dapat dilakukan, namunpertimbangan daya dukung
lingkungan tetap merupakan persyaratan utama. Pada zona ini terdapat juga area-area yang
merupakan zona perlindungan setempat.

5. Zona Tertentu Pada Kawasan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil

Merupakan kawasan khusus yang diperuntukkan terutama bagi kegiatan pertahanan dan
militer. Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah
Pesisir dan Pulau-pulau Kecil pasal 28 konservasi wilayah pesisir dan pulaupulau kecil
diselenggarakan untuk :

1. Menjaga kelestarian ekosistem pesisir dan pulau-pulau kecil;

2. Melindungi alur migrasi ikan dan biota laut lain;

3. Melindungi habitat biota laut;

4. Melindungi situs budaya tradisional.

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 pasal 1 ayat 21 tentang Penataan
Ruang, pengertian kawasan lindung adalah kawasan yangditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan sumber daya
buatan.

Kawasan yang termasuk dalam kawasan lindung adalah kawasan hutan lindung, kawasan
bergambut, kawasan resapan air, sempadan pantai, sempadan sungai, kawasan sekitar
danau/waduk, kawasan sekitar mata air, kawasan suaka alam, kawasan pantai berhutan bakau,
taman nasional,taman wisata alam dan kawasan rawan bencana alam.
Penangkapan ikan adalah kegiatan untuk memperoleh ikan di perairan yang tidak dalam
keadaan dibudidayakan dengan alat atau cara apa pun, termasuk kegiatan yang menggunakan
kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah, dan/atau
mengawetkan.

Pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk memelihara, membesarkan, dan/atau membiakkan


ikan serta memanen hasilnya dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang
menggunakan kapal untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani,
mengolah, dan/atau mengawetkannya.

Dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam
Hayati dan Ekosistemnya, definisi yang sering dipakai adalah:

1. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Pengelolaan sumberdaya alam hayati yang pemanfaatannya dengan tetap memelihara dan
meningkatkan kualitas keanekaragaman serta nilainya.

2. Ekosistem Sumber Daya Alam Hayati

Sistem hubungan timbal balik antara berbagai komponen dalam alam, baik hayati maupun non
hayati yang saling tergantung dan saling mempengaruhi.

3. Taman Nasional

Kawasan pelestarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang
dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya,

pariwisata dan rekreasi.

Cagar alam merupakan kawasan untuk melindungi alam dan menjagaproses alami dalam
kondisi yang tidak terganggu dengan maksud untuk memperoleh contoh-contoh ekologis yang
mewakili lingkungan alami sehingga dapat dimanfaatkan bagi keperluan studi ilmiah,
pemantauan lingkungan dan pemeliharaan sumber daya plasma nuftah

dalam keadaa dinamis dan berevolusi (Supriharyono, 2010).

Pengertian diatas akan menjamin pengelolaan sumber daya alam


yang dilakukan dalam kawasan yang dilindungi tidak akan menyimpang

dari asas konservasi seperti:

1. Terpeliharanya kondisi secara terus menerus, contoh: wilayah alami yang mempunyai nilai
penting yang dapat dianggap mewakili;

2. Terjaganya keanekaragaman biologi dan fisik;

3. Tetap lestarinya plasma nutfah;

4. Keseimbangan ekosistem baik di dalam maupun diluar lingkungan kawasan.

b) Kawasan Konservasi

Berdasarkan Pasal 2 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tujuan dari kawasan konservasi
adalah untuk mendapatkan bentuk penataan ruang dan arah pengelolaan kawasan konservasi
yang optimal sehingga dapat meningkatkan fungsi dari kawasan lindung itu sendiri serta
untukmencegah timbulnya kerusakan lingkungan. Sedangkan tentang tujuan kawasan konservasi
yaitu antara lain (Anggoro 2010) :

1. Mewujudkan pengelolaan kawasan secara berkelanjutan;


2. Mengurangi ancaman kerusakan kawasan serta seluruh penghuninya dari bencana alam;
3. Memelihara proses dan fungsi ekologis penting dengan sistem pendukung kehidupan;
4. Menjaga dan mengendalikan keanekaragaman hayati yang ada agar tetap seimbang, harmonis
dan tidak hancur/punah.

Sasaran dan manfaat yang diharapkan dari kawasan lindung adalah :

1. Meningkatkan fungsi lindung terhadap tanah, air iklim, tumbuhan dan satwa serta nilai sejarah
dan budaya bangsa;

2.Mempertahankan keanekaragaman tumbuhan, satwa, tipe ekosistem

dan keunikan alam

3..Mempunyai manfaat dan fungsi dalam perencanaan wilayah;


4. Dapat diambil sebagai suatu peluang untuk pengelolaan pembangunan

ekonomi;

5. Dapat membantu untuk penyelesaikan konflik berbagai pihak terutama


6. pengaturan hak pengelolaan lahan, perairan dan sumber daya alam yang ada.

Adapun dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 Pasal

6 Ayat 1 Konservasi Ekosistem dilakukan melalui kegiatan :

1. Perlindungan habitat dan populasi ikan;

2. Rehabilitasi habitat dan populasi ikan;

3. Penelitian dan pengembangan;

4. Pemanfaatan sumber daya ikan dan jasa lingkungan;

5. Pengembangan sosial ekonomi masyarakat;

6. Pengawasan dan pengendalian;

7. Monitoring dan evaluasi.

Berdasarkan pedoman Penetapan Kawasan Konservasi Laut Daerah (2003), daerah


perlindungan lautmempunyai tujuan :

1. Menyediakan sumber daya perikanan laut bagi masyarakat adat/lokal untuk kegiatan
pemanfaatan yang didasarkan pada praktek-praktek pemanfaatan secara tradisional yang
sesuaidengan prinsip-prinsip kelestarian;

2. Melindungi produktivitas, keragaman genetik dan species ikan melalui perlindungan habitat dan
praktek penangkapan secara lestari oleh masyarakat;

3. Mendorong praktek-praktek pemanfaatan sumber daya alam secara arif dan bijaksana.

Adapun untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dengan tujuan untuk meyakinkan kepada
masyarakat pantai khususnya nelayan akan manfaat jangka panjang dari perlindungan kawasan
yaitu manfaat berkelanjutan yang dihasilkan oleh usaha perlindungan kawasan.
Oleh karena itu peran serta masyarakat harus dilibatkan pada identifikasi, perancangan dan
pelaksanaan berbagai kemungkinan manfaat yang dapat diperoleh dari usaha perlindungan
kawasan konservasi (Supriharyono, 2010).

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 Pasal46 Ayat 1 tentang
Konservasi Sumber Daya Ikan, bahwa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang
pentingnya konservasi sumber daya ikan dilakukan dengan pembinaan masyarakat.

C. Pengelolaan Sumber Daya Alam Berbasis Masyarakat

Pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat merupakan pengelolaan yang dilakukan
oleh masyarakat bersama-sama dengan pemerintah setempat. Pengelolaan sumber daya alam
berbasis masyarakat bertujuan untuk melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan
perencanaan dan pelaksanaan suatu pengelolaan sumber daya alam (Dahuri, 2009).

Masyarakat mempunyai kemampuan untuk memperbaiki kualitas hidupnya dengan sendiri


sehingga yang diperlukan hanyalah dukungan untuk mengelola sumber daya alam dan lebih
menyadarkan masyarakat dalam memanfaatkan sumber daya alam untuk memenuhi
kebutuhanannya.

Dalam pelaksanaan suatu kegiatan dukungan pemerintah memegang peranan penting dalam
memberikan pengarahan, bantuan teknis serta pengambilan keputusan sehingga sangat penting
untuk melibatkan masyarakat dan pemerintah secara bersama-sama dalam pengeloaan suatu
kawasan pesisir.

Pengelolaan sumber daya alam pesisir berbasis masyarakat dapat didefinisikan sebagai suatu
proses pemberian wewenang, tanggung jawab, dan kesempatan kepada masyarakat untuk
mengelola sumber dayanya sendiri dengan terlebih dahulu mendefinisikan kebutuhan, keinginan,
tujuan serta aspirasinya (Anggoro, 2012).

Pengelolaan ini menyangkut juga pemberian tanggung jawab kepada masyarakat sehingga
mereka dapat mengambil keputusan yang pada akhirnya menentukan dan berpengaruh pada
kesejahteraan hidup mereka.

D. Pemberdayaan Masyarakat Melalui Sumber Daya Alam


Menurut Hardjasoemantri (2012) pemberdayaan nelayan secarastruktural maupun kultural
perlu dipahami adanya keunikan karakteristik sosial nelayan yang tentunya menuntut adanya
pendekatan yang unik pula. Meski demikian ada benang merah prinsip-prinsip penting
pemberdayaan yang digunakan untuk seluruh konteks komunitas nelayan antara lain :

1). Prinsip tujuan,

2). Prinsip pengetahuan dan penguatan nilai lokal,

3). Prinsip keberlanjutan (sustainability),

4). Prinsip ketepatan kelompok sasaran dan,

5). Prinsip keseteraan jender.

Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan potensi masyarakat agar mampu


meningkatkan kualitas hidup yang lebih baik bagiseluruh warga masyarakat melalui kegiatan-
kegiatan swadaya. Untuk mencapai tujuan ini, faktor peningkatan kualitas sumber daya manusia
melalui berbagai pendidikan formal dan non formal perlu mendapat prioritas. Memberdayakan
masyarakat bertujuan mendidik masyarakat agar mampu membantu diri mereka sendiri.

Sebagaimana dikatakan Kusnadi (2011) tujuan yang akan dicapai melalui usaha
pemberdayaan masyarakat adalah masyarakat yang mandiri, berswadaya, mampu mengadopsi
dan memiliki pola pikir yang kosmopolitan. Untuk menciptakan partisipasi atau peran serta
masyarakat yang bersifat

interaktif dan swakarsa dibutuhkan syarat dan kondisi tertentu yaitu :

1. Adanya masyarakat yang berdaya sehingga dapat berfungsi secara sosial, ekonomi bahkan
politik;

2.Adanya dialog yang setara antara seluruh stakeholder baik lembaga pemerintah maupun
masyarakat sejak persiapan, pelaksanaan maupun pengendalian seluruh kegiatan;

3. Adanya kejelasan kewajiban, hak dan tanggung jawab seluruh stakeholders. Kemampuan
masyarakat untuk mewujudkan dan mempengaruhi arah serta pelaksanaan suatu program
ditentukan dengan mengandalkan power yang dimilikinya sehingga pemberdayaan
(empowerment) merupakan jiwa partisipasi yang sifatnya aktif dan kreatif.
Selama ini pemberdayaan merupakan the missing ingredient dalam mewujudkan partisipasi
masyarakat yang aktif dan kreatif.secara sederhana pemberdayaan mengacu kepada kemampuan
masyarakat untuk mendapatkan dan memanfaatkan akses dan kontrol atas sumber-sumber hidup
yang penting.

Upaya masyarakat untuk melibatkan diri dalam proses pembangunan melalui power yang
dimilikinya merupakan bagian dari pembangunan manusia (personal/human development).
Pembangunan manusia Merupakan proses pembentukan pengakuan diri (self-respect), percaya
diri (self-confident) dan kemandirian (self-reliance) dapat bekerjasama dan toleran terhadap
sesamanya dengan menyadari potensi yang dimilikinya. hal ini dapat terwujud dengan menimba
ilmu dan ketrampilan baru, serta aktif berpartisipasi didalam pembangunan ekonomi, sosial dan
politik dam komunitas mereka.

E.Arahan Pengelolaan Potensi Sumberdaya Wilayah Pesisir diKecamatan Jerowaru


Kabupaten Lombok Timur

Tujuan dari studi adalah merumuskan arahan pengelolaapotensi sumberdaya wilayah pesisir,
dilihat berdasarkan karakteristik yang dimiliki secara optimum yang mencakup sumberdaya
pesisir dan sumberdayadaratan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat yang
berkelanjutan,

melalui:

1. Penentuan zona wilayah pesisir dan darat untuk mengidentifikasi arahan fungsi-fungsi
kegiatan dan potensial untuk dikembangkan.

2. Perumusan struktur tata ruang optimal yang mempertimbangkan aspek kualitas dan distribusi
pusat-pusat pelayanan serta keterkaitan antar pusatpusat yang dimaksud.

3. Peningkatan fungsi dan kondisi factor-faktor pendukung kegiatan utama pada wilayah pesisir
dan daratan.

Adapun manfaat dari studi ini adalah sebagai berikut:

Memperbaiki kualitas hidup masyarakat diwilayah studi yang tergantung padasumberdaya alam
pesisir dan daratan dengan pemanfaatan dan pengelolaasecara optimal sumberdaya alam
tersebut.
Menata keseimbangan antara kepentingan masyarakat, dunia usaha, danpemerintah dalam
pemanfaatan sumberdaya alam diwilayah studi.

Menjadi masukan-masukan pada pihak-pihak yang terkait dalam rangkapengelolaan


sumberdaya alam pesisir dan daratan diwilayah studi.

Metode yang digunakan dalam analisis pengelolaan potensi sumberdayawilayah pesisir yaitu:

1. Metode analisis kualitatif, yang akan membahas kondisi dan karakteristisumberdaya pesisir
diwilayah studi yang terdiri dari analisis aspekoseonografi dan kondisi biologis perairan.

2. Analisis fisik dasar dan kesesuaian lahan, dengan menggunakan metodeanalisis overlay, yaitu
metode yang menggunakan proses tumpang tindihantara peta fisik yang bertujuan untuk
mengidentifikasi kesesuaian lahan suatu kawasan berdasarkan kondisi fisik kawasan tersebut.

3. Analisis Perekonomian, metode yang digunakan dalam analisis ini adalahmetode analisis
Location Quotient (LQ), Metode analisis Shift Share, Macro Screening, SWOT, Micro
Screening (menentukan prioritas pengembangan komodita)

Adapun karakteristik sumberdaya pesisir dan kepulauan:

Wilayah Kabupaten Sukabumi secara astronomis berada pada posisi 60

57’–7025’ Lintang Selatan dan 106049’–107000’ Bujur Timur, dengan batasbatas wilayah
secara administratif di sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bogor, Samudera
Indonesia(Samudera Hindia) di sebelah Selatan, Kabupaten Cianjur di sebelah Timur, sedangkan
di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lebak dan Samudera Indonesia (Samudera
Hindia). Teluk Palabuhanratu sendiri merupakan salah satu potensi wilayah pesisir dan laut yang

dimiliki oleh kabupaten ini.

Secara administrasi, di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi terdapat 9(sembilan) kecamatan


yang merupakan kecamatan pesisir, yaitu Kec.Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu, Simpenan,
Ciemas, Ciracap, Surade, Cibitung dan Tegal Buleud. Adapun kecamatan yang secara
administrasi berbatasan dengan Teluk Palabuhanratu diantaranya terdiri dari 4 (empat)
kecamatan, yaitu Kec.Cisolok, Cikakak, Palabuhanratu dan Simpenan.

A.Potensi Sumberdaya Alam


1.Geomorfologi dan Geologi Lingkungan Pantai

Fisiografi wilayah Jawa Barat menurut VanBemmelen (1949) terbagikedalam 4 zona yaitu
zona Jakarta, zona Bogor, zona Bandung dan Zona pegunungan selatan. Zona Jakarta meliputi
Pantai Utara Jawa Barat mulai dari Serang hingga Cirebon, Zona Bogor meliputi pantai Barat
Pandeglang; Zona Bandung meliputi Pantai Barat Pandeglang ke arah selatan hingga Pantai
Pelabuhan Ratu (wilayah pegunungan Bayah); serta Zona pegunungan selatan meliputi semua
pantai selatan Jawa Barat.

Tipe pantai di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi yang meliputi Pantai Karang Buleud di
sebelah timur hingga di Muara Cibareno. Di sebelah Barat umumnya adalah pantai karang,
pantai berbatu, dan pantai berpasir dengan panjang pantai 130,860 km.

Satuan morfologi penyusun pantai Sukabumi terdiri dari perbukitan dan dataran. Perbukitan
merupakan ciri utama pantai selatan dengan pantai terjal dan perbukitan bergelombang dengan
kemiringan mencapai 40 % dan disusun oleh sedimen tua. Sedangkan satuan morfologi dataran
berkembang disekitar muara sungai dengan susunan terdiri atas pasir dan kerikil yang berasal
dari endapan limpahan banjir. Wilayah pantai mulai dari Tegal Buleud hingga Ujung Genteng
batuan geologinya merupakan Endapan permukaan berupa aluvium seperti lempung, lanau,
kerikil dan kerakal. Khusus di sekitar Ujung Genteng batuannyaberupa gamping terumbu koral
yang mengandung bongkah andesit dan kuarsa. Sedangkan sekitar Cimandiri hingga Cisolok
berupa endapan sedimen breksigunung api.

Karena geomorfologi pantai berupa pantai terjal dengan batuan sedimen tua, maka pantai
Sukabumi relatif tidak berpotensi terjadinya abrasi pantai. Sedangkan proses sedimentasi akibat
erosi di lahan atas terjadi di sekitar muarasungai besar seperti Cimandiri. Proses sedimentasi
yang besar terjadi selamamusim penghujan.

2.Sumberdaya Geologi

Sumberdaya geologi pantai Barat dan Selatan Jawa Barat umumnya adalahbahan galian
golongan C berupa batu pecah, Bentonit, kerakal, kerikil, pasir, lignit dan pasir besi. Di
Kabupaten Pandeglang endapan pasir pantai mencapailuas 70.000.000 m2 dengan ketebalan rata-
rata 3 meter atau memiliki cadangan 210.000.000 m3. Sedangkan sumberdaya geologi pantai
utara umumnya adalah bahan galian golongan C berupa pasir halus sampai pasir kasar, lempung,
endapanpasir dan lempung. Endapan pasir terutama dijumpai dari bekas alur sungai purba, yang
dapat dipakai sebagai bahan bangunan. Di beberapa tempat lempung dataran banjir dipergunakan
juga sebagai bahan pembuat batu bata.

3.Proses Geologi

Pantai Barat dan Selatan Jawa Barat merupakan daerah patahan paparan Sunda juga sebagai
daerah tektonik aktif Selat Sunda. Pergeseran patahan geologi ini dapat menyebabkan gempa.
Selain itu gempa bumi juga dapat terjadi akibat letusan gunung api Di Selat Sunda yaitu gunung
Krakatau yang memiliki potensi terjadinya gempa bumi dan tsunami.

Berbeda dengan Pantai Barat dan Selatan, Pantai Utara Jawa Barat relatif tidak berpotensi
terhadap kejadian gempa bumi dan tsunami. Proses geologi yangterjadi di Pantai Utara adalah
sedimentasi dan abrasi. Sedimentasi terutamaterjadi di muara-muara sungai sedangkan abrasi
terjadi di beberapa lokasi pantai yang tidak memiliki zona penyangga seperti area mangrove.
Proses sedimentasidan abrasi dipengaruhi pula oleh sistem arus laut. Sebagai contoh di pesisir
Kabupaten Indramayu , pada musim barat ( angin bertiup dari arah barat ke timur) abrasi terjadi
di pantai barat indramayu dan material hasil abrasi diendapkan dipantai timur. Sebaliknya pada
musim timur ( angin bertiup dari arah timur ke barat) abrasi terjadi di pantai timur dan material
hasil abrasi diendapkan di pantai barat.

.4. Oseanografi

Karakteristik umum oseanografi pantai Selatan Jawa Barat adalah kondisi samudera
Indonesia, dengan ciri berombak besar, batimetri laut dalam dan tinggigelombang dapat
mencapai lebih dari 3 meter. Keadaan arus pada perairandipengaruhi oleh pasang surut, angin,
densitas serta pengaruh masukan air dari muara sungai. Arus pantai selatan Jawa pada bulan
Pebruari sampai Juni bergerakke arah timur dan bulan Juli hingga Januari bergerak ke arah
barat. Pada bulan Pebruari arus pantai mencapai 75 cm/detik kemudian melemah hingga
kecepatan50 cm/detik selama April hingga Juni, Pada bulan Agustus arus pantai berganti arah ke
Barat dengan kecepatan 75 cm/detik kemudian menurun hingga kecepatan 50 cm/detik sampai
bulan Oktober.
Menurut Pariwono et.al (1988) Salinitas di perairan Pelabuhan Ratu berkisar antara 32,33 o

/oo-35,96 o/oo dengan tingkat tertinggi terjadi pada bulan Agustus, September, dan Oktober dan
terendah terjadi bulan Mei, Juni dan Juli. Kisaran suhu pada perairan Pelabuhan Ratu berkisar
antara 27C–30oC (Sugiarto dan Birowo , 1975). Tinggi Gelombang di Pelabuhan Ratu dapat
berkisar antara 1–3 meter (Pariwono et. al., 1988).

Kondisi kualitas air perairan laut di Kabupaten Sukabumi, tergolong bagus yang tercermin
dari penampakan air yang bening dan kecerahan (cahaya matahari yang dapat menembus
perairan mencapai 6–7 meter), meskipun demikian di beberapa muara sungai besar perairannya
terlihat coklat terutama pada musim hujan.

.5. Klimatologi

Kondisi iklim tropis di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi dipengaruhi oleh musim angin
barat yang bertiup dari timur ke barat, dan musim angin timur yang bertiup dari barat ke timur.
Musim angin barat bertiup dari bulan Desember sampai bulan Maret, sedangkan musim angin
timur berlangsung antara bulan Juni sampai bulan September. Curah hujan tahunan di kawasan
Pelabuhan Ratu dan sekitarnya berkisar antara 2.500–3.500 mm/tahun dan hari hujan antara 110–
170 hari/tahun.

6. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan di wilayah pesisir kabupaten Sukabumi bervariasi mulai dari daerah
pertanian dan perkebunan, pelabuhan perikanan, kawasan wisatapantai, pemukiman dan daerah
konservasi. Daerah pertanian dan perkebunan terdapat di lahan atas (up land) sekitar Pelabuhan
Ratu, Ciemas, Cisolok dan Surade. Di Pelabuhan Ratu terdapat beragam penggunaan lahan yakni
Pelabuhan Perikanan Nusantara, Pemukiman, daerah Wisata di sekitar Citepus, dan Karang
Hawu serta daerah konservasi di desa Citarik dan Citepus. Kawasan wisata pantailainnya
terdapat di pantai Pangumbahan. Di pantai Pangumbahan Cikepuh ini pula terdapat daerah
konservasi sebagai tempat penyu bertelur dengan luas 8.127 hektar.

7. Daerah Aliran Sungai

Sungai-sungai yang berada di Kabupaten-Kabupaten daerah selatan Jawa Barat sebagian besar
bermuara di Samudera Indonesia, sedangkan di Sungai di Kabupaten Pandeglang ada yang
bermuara ke Sumudera Indonesia dan Selata Sunda. Sementara untuk sungai-sungai di wilayah
kabupaten-kabupaten yang berada di pesisir utara Jawa Barat bermuara ke Laut Jawa. Potensi
DAS yangberpengaruh di kawasan pesisir adalah sebagai pembawa unsur hara ke ekosistem laut
disamping juga sebagai pembawa bahan pencemar organik yang berasal dari kawasan pertanian
dan perkebunan serta bahan pencemar limbah industri di sepanjang DAS.

Sungai-sungai yang mengalir di Kabupaten Sukabumi bermuara di pantai Selatan tepatnya di


Samudera Indonesia. Sungai besar yang mengalir diKabupaten Sukabumi diantaranya adalah
sungai Cimandiri dan sungai Citarik. Disungai ini telah dimanfaatkan sebagai ajang olah raga
alur jeram

8. Sumberdaya Hayati

a. Ekosistem Vegetasi

Terrestrial Vegetasi pantai yang terdapat di Teluk Palabuhanratu diantaranya adalah Pandanus
sp., Bambusa sp., Stercoelia foetida, dan Terminalia catappa. Vegetasi ini menyebar mulai
dari Pangumbahan sampai muara Sungai Cibareno.

b. Ekosistem Mangrove

Hutan Mangrove di wilayah pesisir Kabupaten Sukabumi terdapat di sekitar Cikepuh


Pangumbahan. Jenis Mangrove yang ditemukan adalah Rhizophora sp, Bruguiera sp,
Sonneratia alba, Avicenia sp, Callophylum inophylum, Nypa fructicans, Baringtonia asiatica
c. Ekosistem Rumput Laut

Ekosistem rumput laut sebenarnya banyak terdapat di pantai Ujung Genteng Kecamatan
Surade,

dimana masyarakat di sana banyak memungut rumput laut itu untuk kemudian dijual. Namun
demikian, di beberapa spot pantai Teluk Palabuhanratu juga terdapat sekelompok ekosistem
ini. Adapun jenis rumput lautnya adalah E. Spinosum dan Gracilari

d. Ekosistem Terumbu Karang

Ekosistem terumbu karang di pesisir Sukabumi yang ditemukan di sekitar Ujung Genteng
termasuk jenis karang tepi dengan kondisi yang umumnya sudah rusak dengan tutupan karang
kurang dari 10%. Jenis karang antara lain adalah karang otak dan karang meja. Sedangkan
untuk wilayah Teluk Palabuhanratu sendiri belum banyak didapatkan informasi tentang
keberadaan ekosistem terumbu karang. Namun demikian, diduga beberapa jenis

e.Biota Pesisir dan Laut

1. Potensi Ikan Ekonomis Penting

Potensi Lestari perikanan laut Jawa Barat berdasarkan kurun waktu 1988–1998 menurut data dari Dinas
Perikanan Jawa Barat mencapai 237.350.595,97 kg /tahun, dengan tingkat pemanfaatan pada tahun
1997 sebesar 72,86 % (Tabel 1). Dengan demikian masih terdapat peluang pemanfaatan sebesar 27.14
%. Potensi terbesar terdapat di Kabupaten Indramayu yakni sebesar 83.764.691,83 kg/tahun, kemudian
diikuti oleh Kabupaten Pandeglang sebesar 32.285.708,85 kg/tahun. Sedangkan potensi terkecil
terdapat di Kabupaten Cianjur sebesar 87.836,24 kg/tahun.
Apabila perairan laut Jawa Barat dikatagorikan kedalam tiga kawasan yakni Utara dan Selatan Jawa
Barat serta Selat Sunda (Tabel 2), maka potensi perikanan pantai utara memiliki nilai terbesar yaitu
192.900.593,96 kg/tahun,kemudian pantai selatan sebesar 35.744.293,16 kg/tahun dan Selat Sunda
sebesar 32.285.708,85 kg/tahun.

Potensi perikanan di Kabupaten Sukabumi berdasarkan jumlah ikan yang didaratkan di Pelabuhan
Pendaratan Ikan (PPI) yang terdapat di 5 kecamatan, yaitu Ciemas, Ciracap, Surade, Pelabuhan Ratu dan
Cisolok. Menurut data DinasPerikanan Propinsi Jawa Barat dan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB
(1999), Potensi Sumberdaya (MSY) Kabupaten Sukabumi adalah sebesar 9.019.585,01 kg/tahun, dengan
tingkat pemanfaatan dari tahun 1988-1997 sebesar 80,02 %. Berdasarkan data dinas Perikanan
Kabupaten Sukabumi, Jumlah ikan dan nilainya yang dilelang di kecamatan tersebut pada tahun 1998
mencapai 2.070.124 ton senilai Rp. 3.359.991.000,-. Prosentasi terbesar dihasilkan dari Pelabuhan Ratu
yakni sebesar 1.415.690 ton senilai 2.187.205.000,-. Hal ini didisebabkan di Pelabuhan Ratu terdapat
pelabuhan Nusantara yang memiliki fasilitas lengkap dan dapat menampung kapal-kapal yang
beroperasi di sekitar Pelabuhan Ratu, dan perairan teritorial Indonesia.

Jenis ikan yang dominan tertangkap di kawasan perairan Sukabumi adalah jenis-jenis: Cakalang

(Katsuanus pelamis), Cucut gergaji (Pritis cuspidiatus), cucut martil (Sphyrna blochii), Layang
(Decapterussp.), Layaran (Istiophorus orientalis),Setuhuk (Makairasp.), Layur (Trichiurus sp.), Peperek
(Ceiognathussp.), Tembang (Sardinella sp), Tongkol ( Auxis thazard), Tuna (Thunnus sp.).

Kapal perikanan yang beroperasi di sekitar perairan Teluk Pelabuhan Ratu dan mendaratkan kapalnya
di Pelabuhan Nusantara Pelabuhan Ratu pada tahun 1997 mencapai 406 buah dengan perincian kapal
motor 116 buah dan kapal motortempel 290 buah. Alat tangkap yang digunakan berupa: Gill Net, Rawai,
payang, Rampus, Pancing, Bagan, dan Purse Seine.

Distribusi hasil produksi perikanan laut Kabupaten Sukabumi meliputikota Bandung, Bogor, Jakarta
dan Sukabumi. Bentuk produk hasil perikanan dapat berupa ikan segar, ikan asin, ikan pindang.

2. Penyu Laut
Terdapat 7 (tujuh) jenis penyu yang ada di alam, 6 (enam) diantaranya hidup diperairan
Indonesia, antara lain : Penyu Belimbing (Leatherback turtle/Dermochelys coriache), Penyu
Hijau (Green Turtle /Chelonia mydas), Penyu Sisik (Hawksbill Turtle /Eretmochelys imbricata),
Penyu Tempayan (Loggerhead Turtle /Caretta caretta), Penyu Lekang (Olive ridley Turtle
/Lepidochelys

olivacea), dan Penyu Pipih (Flatback turtle /Natator depresus).

Penyebaran penyu loggerhead ditemukan tersebar di seluruh Indonesia. Penyu hijau


makanrumput laut di laut dangkal, hawksbill makan invertebrata laut di terumbu karang, olive
ridley makan kepiting dan udang di laut dangkal, loggerhead makan crustacea dan moluska, dan
leatherback makan ubur-ubur dan invertebrata plankton lainnya di laut dalam. Sementara itu,
penyu yang bertelur di pantai selatan Jawa Barat sebagian besar adalah Penyu Hijau yang juga
merupakan satwa yang dilindungi. Salah satu ciri dari kawasan tempat bertelur penyu tersebut
adalah adanya vegetasipandan di pantai, kemungkinan besar perteluran penyu di pantai yang
ditumbuhi vegetasi pandan ini merupakan strategi perlindungan bagi telur penyu. Oleh karena
itu, pengambilan daun pandan oleh masyarakat yang digunakan sebagai bahan baku anyaman
merupakan gangguan bagi perteluran penyu hijau tersebut.

Tempat bertelur penyu jenis Chelonia mydas (Green Turtle) di Pesisir Jawa Barat bagian
Selatan ditemukan di Pantai Ujung Genteng, Sukabumi. DiPantai Ujung Genteng ditemukan juga
tempat perburuan penyu jenis Chelonia mydas dan tempat bertelur dan pengumpulan telur penyu
jenis Eretmochelys imbricata (Hawksbill Turtle). Selain itu tempat penyu bertelur ditemukan
juga di muara Cikaso Kec.Tegalbuleud, Pangumbahan, Kec. Ciracap, Sukabumi dengan jumlah
800 ekor (tahun 1999) dimana terjadi penurunan jumlah penyu yang menetas dibandingkan
dengan tahun sebelumnya. Dan di Cikepuh jumlah penyu yang menetas adalah 300 ekor pada
tahun 1999.

3. Moluska dan Teripang

Jenis-jenis moluska berdasarkan data produksi statistik perikanan Indonesia hasil tangkapan
moluska terdiri dari beberapa jenis, yaitu jenis kerangkerangan antara lain tiram (Oyester),
simping (Scallops), remis (Hard clams), kerang darah (Blood cochier) dan cumi-cumi antara lain
cumi-cumi (scuid), sotong (cattle fish) dan gurita (octopus).
Jenis kerang-kerangan terdapat di hampir semua perairan di Indonesiayang berlumpur,
demikian juga halnya cumi-cumi. Jenis moluska ini termasuk jenis komoditas yang secara
komersial mempunyaii nilai tinggi dan mudah ditangkap sehingga cenderung mudah
mengalamipadat tangkap. Untuk menghindari hal tersebut perlu dilakukan pengelolaan
pemanfaatan sumberdaya dengan baik. Salah satu langkah penting pengelolaan sumberdaya ikan
adalah dengan menetapkan besarnya potensi ikan.

Teripang merupakan salah satu sumberdaya ikan yang mempunyai niai ekonomis penting dan
cukup potensial untuk dikembangkan. Sebagai komoditiekspor, teripang merupakan penghasil
devisa yang tidak kecil, bahkan perkembangannya setiap tahun cenderung meningkat baik dari
segi volumemaupun nilainya. Ada sekitar 60 jenis teripang namun yang diperdagangkan hanya
15 jenis, sementara yang mempunyai nilai ekonomis penting sekitar 5 jenis. Jenis teripang yang
banyak di konsumsi adalah marga Holothuria dan Thehonala stichopus.

Spesies Moluska dan Teripang yang ditemukan di Indonesia antara lain : Kerang/Tridacnidae
(Clams), Susu bundar/Trochus niloticud (EcommercialTrochus), Turbo Marmoratus (Greesnall),
Kerang mutiara/Pinetada spp (Pearl Olysters), Pectinidae (Scallops), Lucinidae (Clams and
Cockies), Kepala kambing/Cassis cornuta (Hornet Heimetsheil), Kepiting Mangrove/Scylla
serrata (Magrove crab and other spesies), Udang karang/Palinuriade (Spiny Lobsters),
Teripang/Holothuriodea (Sea cucumbers) dan Cypraecassis ruta (Cumeohelmetshell).

Jenis yang ditemukan di Pantai Jawa Barat bagian Selatan adalahteripang/Holothuriodea (Sea
cucumbers). Dimana tempat berkembangnya ditemukan di sekitar Pangandaran, Ciamis dan di
Kabupaten Sukabumi. Selain itu di Kecamatan Cimerak juga ditemukan jenis Susu
bundar/Trochus niloticus (Ecommercial Trochus) dan Udang Karang/Palinuriade (Spring
Lobsters).

4. Sidat

Jenis sidat yang ada di Indonesia adalah Anguilla bicolor, A. marmorata, A australis dan A
borneensis, dimana sidat yang banyak dikenal adalah jenis sidat Abicolor. Sidat ini hidup dewasa
di perairan tawar di sungai – sungai. Sidat ini dapat ditemukan di S. Ciwulan dan S. Cilangla,
Kec. Cipatujah, S. Cimedang diKec. Cikalong (Tasikmalaya), S.Cibalong dan S. Sancang
(Garut) dan di Sinar Laut (Cianjur). Sedangkan untuk bertelur, mereka memerlukan ekosistem
laut yang dalam. Sesudah telur menetas larva sidat (anak sidat) masuk ke perairan air tawar
melalui estuarine.

Pada waktu migrasi inilah banyak dilakukan penangkapan larva sidat untuk dikonsumsi
masyarakat, sedang untuk penangkapan sidat dewasa dilakukan di sungai–sungai. Sampai saat
ini belum ada yang membudidayakan sidattersebut padahal sidat memiliki nilai ekonomis yang
tinggi. Untuk meningkatkanpendapatan masyarakat larva sidat yang ditangkap dapat digunakan
sebagai benih untuk budidaya. Karena informasi mengenai budidaya sidat ini masih kurang,
maka perlu dilakukan penelitian–penelitian, sehingga waktu disebarluaskan ke masyarakat
informasi budidaya sidat sudah lengkap.

6. Ikan Hias

Perairan pantai merupakan tempat yang baik untuk pertumbuhan karang, dan daerah karang
merupakan tempat hidup bagi sebagian besar ikan hias laut.Perairan Indonesia terletak di daerah
khatulistiwa dan merupakan daerah pertemuan antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia.
Hal ini menyebabkan wilayah laut Indonesia menjadi kedung dan ladang atau penghasil ikan hias
laut yang kaya raya. Kvalvagnaes (1980) memperkirakan bahwa perairan Indonesia merupakan
daerah terkaya akan jenis-jenis ikan hias lautnya dibandingkan dengan beberapa negara
penghasil ikan hias lainnya seperti Puerto Rico, Hawaii, Singapura, Philipina, Thailand,
Srilangka, Kenya dan Ethiopia. Indonesia sendiri memiliki lebih dari 253 jenis ikan hias laut.

Beberapa kelompok ikan hias laut yang terdapat di perairan Indonesia

adalah:

(1).Suku Chaetodontidae (ikan kepe-kepe) Ikan yang termasuk suku ini mempunyai bentuk
tubuh Pipih serta lebar, sehingga gerakannya meliukliuk mirip kepet (sirip) ikan besar
lainnya.

(2)Suku Pamacantidae (ikan Enjiel) Secara umum suku ikan ini di sebutangelfish, dikarenakan
bentuknya yang indah.

(3)Suku Balistidae (ikan Pakol) Ikan ini juga dikenal dengan nama Trigerfish, hal ini
dikarenakan bila ikan ini masuk ke karang, segera akan meregangkan duri punggungnya
yang pertama, maka duri itu terkunci sehingga tidak dapat ditutup lagi, kecuali bila duri
punggung yang kedua, yang merupakan pelatuk bisa ditekan.

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Karakteristik wilayah pesisir dipengaruhi oleh wilayah pesisir yang merupakan wilayah
peralihan antara darat dan laut yang bagian lautnya masih dipengaruhi oleh aktivitas daratan,
seperti sedimentasi dan aliran air tawar, dan bagian daratannya masih dipengaruhi oleh aktivitas
lautan seperti pasang surut, angin laut, dan perembesan air asin. Sumberdaya pesisir dan laut saat
ini telah mengalami kerentanan yang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan banyak pihak yang
memanfaatkan kawasan tersebut tanpa mempertimbangkan aspek konservasi, malah
pemanfaatannya cenderung bersifat merusak, dengan bertambahnya jumlah penduduk di
kawasan pesisir berakibat bertambahnya degradasi dan konversi lahan menjadi kawasan
pemukiman.
DAFTAR PUSTAKA

https://pustaka.ut.ac.id/lib/wp-content/uploads/pdfmk/MMPI510402-M1.pdf

http://eprints.umm.ac.id/37759/3/jiptummpp-gdl-maksyarefe-49992-3-babii.pdf

http://eprints.umm.ac.id/37759/3/jiptummpp-gdl-maksyarefe-49992-3-babii.pdf

https://images.app.goo.gl/69vDGvszU8smgMpV8

https://www.google.com/imgres?imgurl=https%3A%2F%2Fmedia.sciencephoto.com
%2Fe6%2F00%2F01%2F95%2Fe6000195-800px-wm.jpg&imgrefurl=https%3A%2F
%2Fwww.sciencephoto.com%2Fmedia%2F175700%2Fview%2Fmangrove-trees-rhizophora-sp-
&tbnid=fuD2jzs8Bw21XM&vet=1&docid=I4ne9rAR3uuShM&w=800&h=534&hl=in-
ID&source=sh%2Fx%2Fim

https://images.app.goo.gl/iR3ALQPp11tc4NCR7

https://images.app.goo.gl/TBHHMGexEJSzdaes5

https://images.app.goo.gl/U1ffkFHJRwb2CvQUA

Anda mungkin juga menyukai