Anda di halaman 1dari 24

PENELITIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DAN PERUBAHAN IKLIM

MASYARAKAT PESISIR STABAT SUMATERA UTARA


LAPORAN MINI RISET
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Kesehatan Masyarakat Pesisir
Dosen Pengampu:
Khairani, SST, M.Kes

Disusun oleh:
Alya Suwayya (0801213377)
Annisa Humaira (0801212420)
Dea Rizki Anggraini (0801212403)
Fadhila Azzahra Pardosi (0801213322)
Nazla Dara Septia Panjaitan (0801212352)
Yulia Adinda Nasution (0801212416)

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUMATERA UTARA
MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Terimakasih kepada Dosen Pengampu mata
kuliah Kesehatan Masyarakat Pesisir, tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan ide-ide
dan waktunya.
Dan harapan kami semoga mini riset ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam mini riset ini,
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Medan, 14 November 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.. ............................................................. i


DAFTAR ISI .............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A.Masyarakat Pesisir dan Pencemaran Lingkungan.................. 3
B. Masyarakat Pesisir dan Perubahan iklim................................ 3
BAB III METODE PENELITIAN
Metode Penelitian……………………………………………... 7
BAB IV HASIL&PEMBAHASAN
Hasil Survey………………………………………………....... 8
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan………………………………………................ 15
B.Saran………………………………………........................... 15
DAFTAR PUSTAKA……………………………………...... 16

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Indonesia merupakan negara kepulauan yang mempunyai jumlah pulau sangat
banyak. Data SLHI 2013 yang dikeluarkan Kementerian Lingkungan hidup, jumlah
pulau di Indonesia 13.466 pulau dengan garis pantai sepanjang 80.791km.Indonesia
memiliki peluang sekaligus tantangan yang besar dalam mengembangkan dan
mengelola potensi sumber daya pesisir dan laut.Wilayah pesisir dan laut Indonesia
memiliki kekayaan alam yang sangat besar serta menyediakan jasa – jasa lingkungan
yang beragam, seperti minyak dan gas, mineral, perikanan, ekosistem terumbu karang
karang dan bakau,maupun pariwisata. maaf, Sumber daya diwilayah pesisir dan laut
Indonesia pada masa akhirnya belum mendapat perhatian serius sebagaimana
mestinya hal pembangunan di wilayah daratan.
Beberapa kasus pencemaran dan kerusakan lingkungan telah terjadi serta
pencurian sumber daya laut oleh pihak asing yang tidak terkendali. Kemiskinan di
pesisir juga banyak ditemukan.jumlah penduduk di wilayah pesisir perkotaan yang
semakin meningkat, ternyata mengakibatkan sumber daya di daratan semakin
terbatas, maka wilayah pesisir dan laut beserta sumber dayanya menjadi alternatif
pendukung pembangunan daerah maupun nasional yang strategi di masa mendatang.
pencemaran dan kerusakan lingkungan serta perubahan iklim memiliki dampak yang
serius atas sumber daya pesisir. Kenaikan muka air laut akibat perubahan iklim
merupakan masalah serius bagi masyarakat yang tinggal di wilayah pesisir. Naiknya
muka air laut dapat menyebabkan rendahnya daerah, banjir dan memengaruhi
pendapatan wilayah tersebut.
Hubungan dengan hal tersebut, maka upaya pengendalian pencemaran dan
kerusakan lingkungan yang mungkin timbul harus menjadi bagian dari kebijakan dan
langkah aksi pengelolaan lingkungan pada setiap sektor kegiatan pembangunan.
Disamping permasalahan tersebut di atas, juga terdapat masalah lain,yaitu sistem
manajemen yang belum terpadu. Pengelolaan pesisir saat ini masih banyak dilakukan
secara sektoral dan tidak ada keterpaduan antara pengelolaan daratan dan lautan.
Padahal sumber pencemaran dan kerusakan di wilayah pesisir berasal dari kegiatan
yang ada di daratan dan di lautan.

1
B. Rumusan Masalah
a. Apa saja kegiatan warga sekitar yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan?
b. Apa saja dampak dari pencemaran lingkungan bagi masyarakat pesisir?
c. Apa saja dampak yang terjadi pada perubahan iklim bagi masyarakat pesisir?
d. Bagaimana upaya masyarakat pesisir dalam mengurangi resiko pencemaran dan perubahan
iklim yang terjadi?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui penyebab dan pengaruh pencemaran lingkungan dan perubahan
iklim diwilayah pesisir.
2. Tujuan Khusus
Meningkatkan pengetahuan bagaimana keadaan lingkungan yang terjadi di wilayah
pesisir pantai,dan menambah wawasan untuk mengurangi resiko resiko terjadinya pencemaran
khususnya wilayah pesisir.Dan diharapkan terjadinya perubahan dan pelestarian dilingkungan
sekitar.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Masyarakat Pesisir dan Pencemaran Lingkungan


Masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang bertempat tinggal di daerah
pantai yang sebagian besar merupakan nelayan memiliki karakteristik yang berbeda
dengan masyarakat lainnya. Perbedaan ini dikarenakan keterkaitan erat dengan
karakteristik ekonomi wilayah, latar belakang budaya dan ketersediaan sarana dan
prasarana penunjang. Pada umumnya masyarakat pesisir memiliki budaya yang
berorientasi selaras dengan alam sehingga teknologi memanfaatkan sumberdaya alam
adalah teknologi adaptif dengan kondisi pesisir.
Masyarakat pesisir pada umumnya adalah berprofesi sebagai nelayan, di mana
nelayan didalam ensiklopedia Indonesia digolongkan sebagai pekerja, yaitu orang
yang secara aktif melakukan kegiatan menangkap ikan, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung sebagai mata pencahariannya (1983). Arti nelayan dalam buku
statistik perikanan Indonesia disebutkan nelayan adalah orang yang secara aktif
melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan/binatang air lainnya/tanaman
air (1995). Sedangkan menurut Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor :
Per.17/Men/2006 Nelayan adalah orang yang mata pencahariannya melakukan
penangkapan ikan. Pembudidaya ikan adalah orang yang mata pencahariannya
melakukan kegiatan budidaya ikan, baik di perairan tawar, payau maupun di perairan
pantai. Sedangkan Nelayan tradisional adalah nelayan yang menggantungkan seluruh
hidupnya dari kegiatan penangkapan ikan, dilakukan secara turun temurun dengan
menggunakan alat tangkap yang sederhana.
Pencemaran lingkungan pesisir dapat menyebabkan kerusakan lingkungan
pantai berupa abrasi pantai, kerusakan hutan bakau (mangrove), kerusakan terumbu
karang, penurunan sumber daya perikanan, kerusakan padang lamun dan sebagainya.
1. Pencemaran bersumber dari aktivitas di daratan (Land-based pollution)
Secara umum, kegiatan atau aktivitas di daratan yang berpotensi mencemari
lingkungan pesisir dan laut, antara lain adalah:
1) Penebangan hutan (deforestation)
2) Buangan limbah industri (disposal of industrial wastes)
3) Buangan limbah pertanian (disposal of agricultural wastes)
4) Buangan limbah cair domestik (sewege disposal)
5) Buangan limbah padat (solid waste disposal)
6) Konvensi lahan mangrove & lamun (mangrove swamp conversion)
7) Reklamasi di kawasan pesisir (reclamation)

2. Pencemaran bersumber aktivitas di laut (Sea-based pollution) Sedangkan,


kegiatan atau aktivitas di laut yang berpotensi mencemari lingkungan pesisir
dan laut antara lain adalah:
1) Pelayaran (shipping)
2) Dumping di laut (ocean dumping)
3) Pertambangann (mining)
4) Eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and exploitation)
5) Budidaya laut (marine culture)
6) Perikanan (fishing)

B. Masyarakat Pesisir dan Perubahan Iklim


Perubahan iklim berpotensi memberikan dampak pada berbagai aspek
kehidupan. Contohnya yaitu Ekosistem laut dan pesisir dan pantai memburuk.
Perubahan eko-sistem pesisir seperti terumbu karang, hutan bakau, sungai, ekosistem
lahan basah yang dapat mempengaruhi pariwisata, ketersediaan sumberdaya air tawar,
perikanan dan keaneka- ragaman hayati.
Wilayah pesisir merupakan wilayah yang paling terkena dampak dari adanya
perubahan iklim. Letak geografis wilayah pesisir menjadikan- nya sangat rentan
terhadap kejadian ekstrim seperti badai, topan tropis, dan naiknya permukaan laut.
Penurunan ekosistem pantai terutama daerah hutan bakau dan terumbu karang, akan
menimbulkan dampak yang serius terhadap masyarakat sekitarnya yang tergantung
pada ekosistem pesisir dan laut, yaitu untuk menangkap ikan maupun untuk keperluan
jasa pengakutan barang maupun penumpang. Kenaikan permukaan air laut dan
pemutihan terumbu karang akan berdampak terhadap produksi ikan dan udang.
Dampak dari perubahan iklim ini diperburuk dengan adanya pencemaran
lingkungan dan perusakan ekosistem pesisir dan laut oleh manusia. Rusaknya
ekosistem pesisir (mangrove, terumbu karang dan padang lamun) telah
mengakibatkan erosi dan degradasi pantai dan berkurangnya nilai keanekaragaman
hayati. Dampak kerusakan ekosistem laut tentu saja langsung atau tidak langsung
dapat mempengaruhi kegiatan ekonomi masyarakat nelayan. Gelombang tinggi
maupun cuaca tidak menentu berpengaruh pada aktivitas perahu-perahu penangkap
ikan. Perubahan iklim juga sudah mengganggu mata pencaharian di banyak pulau.
Gejala Perubahan Iklim yang Diketahui Nelayan
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa masyarakat Indonesia baik masyarakat
pedalaman maupun pesisir memiliki sistem pengetahuan lokal (local knowledge) yang
berkaitan dengan lingkungan termasuk pula iklim. Sistem pengetahuan masyarakat
atau sistem budaya masyarakat tersebut telah berlangsung secara turun temurun.
Demikian pula sistem pengetahuan lokal berkaitan dengan iklim yang digunakan
dalam pemanfaatan, pelestarian dan pengelolaan sumber daya laut oleh masyarakat
pesisir:
• Berkaitan dengan hujan, yaitu musim hujan biasanya mereka alami pada bulan
Oktober sampai dengan April, sedangkan musim kemarau bulan Mei sampai dengan
September.
•Perubahan iklim, berupa angin yang bertiup lebih kencang sehingga arus laut
menjadi kuat dan gelombang tinggi tersebut bisa dipahami.
4
1) Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kegiatan Ekonomi di laut
Perubahan Iklim yang dipahami masyarakat nelayan di desa pantai
gading yaitu musim hujan yang ekstrim. Terjadinya perubahan iklim,
sebagaimana dikemukakan oleh beberapa orang informan, berpengaruh pada
keberadaan sumberdaya laut, terutama jumlah tangkapan jenis ikan yang
masih menggunakan alat tangkap tradisional seperti bubu dan jaring.
Perubahan keberadaan sumber daya laut dan musim tanam tersebut,
tentunya sangat berdampak pada kegiatan matapencaharian masyarakat.
2) Dampak Perubahan Iklim Terhadap Kegiatan Ekonomi di Darat
Bukan hanya mata pencaharian di laut saja yang terkena dampak
perubahan iklim, yaitu hujan yang berkepanjangan, kegiatan mata pencaharian
di daratpun juga demikian. Jika saat musim hujan yang terus menerus setiap
hari,sebagian masyarakat di desa pantai gading bekerja seperti petani,Hal
tersebut antara lain disebabkan oleh iklim yang tidak menentu, kadang
kemarau berlangsung lebih lama dan tahun terakhir ini hujan berlangsung
lama dan curah hujan juga lebih tinggi, sehingga menyebabkan petani
kesulitan menentukan waktu tanam.
Laut merupakan sumber daya alam yang sangat besar dan potensial untuk
menghidupi kehidupan masyarakat di sekitar pantai. Di dalam laut tersimpan
cadangan pangan yang besar seperti ikan dan rumput laut. Sumberdaya yang lain
juga sangat besar tersimpan di dalam laut, seperti minyak lepas pantai, pasir besi,
serta potensi sumberdaya hayati yang luas. Selain menyimpan kekayaan yang besar,
laut juga memiliki fungsi sebagai jalur transportasi, pelabuhan, rekreasi, dan juga
pemanfaatan untuk industri yang lain.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki garis pantai yang panjang.
Indonesia merupakan negara maritim, dengan luas wilayah perairan 6.315.222
km2 dengan panjang garis pantai 99.093 km2 serta jumlah pulau 13.466 pulau yang
bernama dan ber koordinat. Laut merupakan bagian tidak terpisahkan dari
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Karena laut merupakan perekat
persatuan dari ribuan kepulauan Nusantara yang terbentang dari ujung Sumatera
sampai ke Irian.
Banyak penduduk yang sangat bergantung pada kekayaan laut Indonesia untuk
kehidupan mereka. penduduk tersebut dikenal dengan masyarakat pesisir. Masyarakat
pesisir adalah sekelompok warga yang tinggal di wilayah pesisir yang hidup bersama
dan memenuhi kebutuhan hidupnya dari sumber daya di wilayah pesisir.
Masyarakat yang hidup di kota- kota atau permukiman pesisir memiliki
karakteristik secara sosial ekonomis sangat terkait dengan sumber perekonomian
dari wilayah laut.
Pemanfaatan laut oleh masyarakat pesisir berbeda-beda antar wilayah pantai
satu dengan yang lain yang disesuaikan dengan tipologi pesisir. Dengan
memperhatikan profil fisik pesisir/pantai, maka tipe wilayah pantai berdasarkan
morfologi dan dinamika perairannya secara garis besar dapat diklasifikasikan ke
dalam lima jenis.
Adapun keterkaitan tipologi pesisir dengan pemanfaatannya adalah sebagai
berikut:
1. Pantai dengan Tipe-A pada umumnya dimanfaatkan untuk pembangunan
pelabuhan dengan tambahan fasilitas-fasilitas pelayanan jasa dan
perdagangan; kota tepian pantai (water front city); pengembangan
ekoturisme yang sesuai seperti ski air, naik perahu layar atau motor, dan
lainnya.
2. Pantai dengan Tipe-B pada umumnya dimanfaatkan untuk water front city;
kawasan industri; permukiman; ekoturisme; dapat pula dimanfaatkan untuk
pelabuhan, tetapi memerlukan dermaga yang panjang untuk menjangkau
kedalaman laut yang cukup untuk kapal bertambat; dan marikultur.
3. Pantai dengan Tipe-C umumnya dimanfaatkan untuk konservasi hutan bakau
atau hutan pantai, pengembangan ekoturisme berupa penikmatan
penjelajahan hutan konservasi dan melihat flora dan fauna; pengembangan
budidaya air payau di belakang jalur hijau; pengembangan permukiman di
belakang usaha budidaya, dan pengembangan budidaya laut.
4. Pantai dengan Tipe-D pada umumnya dimanfaatkan untuk budidaya air
payau; hutan rawa pantai; pengembangan ekoturisme penikmatan
penjelajahan hutan pantai dan melihat flora fauna langka; pengembangan
permukiman di belakang kegiatan ekoturisme.
5. Pantai dengan Tipe-E pada umumnya dimanfaatkan untuk pelabuhan tetapi
dengan rekayasa penahan air (break water) yang lebih panjang untuk membuat
kolam pelabuhan yang lebih luas; pengembangan ekoturisme memancing,
berselancar angin, naik perahu layar, dan lainnya; pengembangan
permukiman di belakang kegiatan ekoturisme.

6
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
a. Tempat : Desa Pantai Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat
b. Tanggal : 12 November 2022
c. Waktu : 12.00 – Selesai
B. Subjek Penelitian
Warga atau masyarakat pesisir desa pantai gading.
C. Instrument Penelitian
Instrument penelitian yang kami gunakan yaitu, mewawancarai warga atau
masyarakat pesisir.
D. Teknik Pengambilan Data
Pada penelitian kami kali ini, kami menggunakan Teknik kualitatif. Kami
mengumpulkan data secara langsung dari pemikiran narasumber tanpa ada pemaksaan
terhadap jawaban atau konsep tertentu. Pengumpulan data di lakukan secara observasi
dengan mewawancara satu persatu ke rumah warga.
E. Teknik Analisis Data
a) Mengumpulkan jawaban Atau pendapat Warga sekitar.
b) Mengumpulkan jawaban untuk menganalisa bagaimana dan apa dampak
yang terjadi pada Masyarakat sekitar.
c) Menganalisa jawaban Pendapat dari 10 informan.
d) Menyimpulkan hasil wawancara kedalam laporan.
BAB IV
HASIL & PEMBAHASAN

Untuk mencapai Tujuan dari Penelitian ini, kami mendatangi salah satu kabupaten
atau wilayah pesisir untuk melakukan penelitian agar jawaban yang diberikan dapat
mewakili pendapat dari sebagian besar masyarakat dengan mengedukasi secara
langsung ke kabupaten langkat agar dapat mengetahui lebih jauh mengenai
Pencemaran lingkungan dan perubahan iklim di wilayah masyarakat pesisir.
Dari hasil metode yang kami lakukan di Desa Pantai Gading,Kecamatan
Secanggang dan kabupaten langkat dengan jumlah 10 informan sebanyak 10 warga
kami mendapat hasil atau jawaban dari survey atau penelitian kami.
Narasumber 1
Penanya : “Boleh tau namanya siapa bang? “
Narasumber : “Muhammad Alwan kak”
Penanya : “Abang asli orang sini?”
Narasumber : “Iya kak.”
Penanya : “Jadi, menurut abang apa perilaku atau kegiatan masyarakat sekitar
yang menyebabkan lingkungan disini tercemar?”
Narasumber : “Ya, seperti buang sampah di laut gitu, masih banyak yang
buang sampah ke laut/sungai, jadi sering banjir juga.”
Penanya : “Cuaca akhir-akhir bagaimana ya bang?”
Narasumber : “Sering hujan.”
Penanya : “Jadi iklim disini mengikuti musimnya ya bang? “
Narasumber : “Iya kak.”
Penanya : “Kalau musim hujan gitu, apa nelayan ga susah cari ikan gitu? “
Narasumber : “Tergantung sih kak.”
Penanya : “Baik terima kasih banyak ya bang. “
Narasumber : ‘Sama-sama kak.”

Narasumber 2

Penanya : “Maaf sebelumnya nama bapak siapa pak?”


Narasumber : “Yumrik.”

8
Penanya : “Bapak nelayan disini?”
Narasumber : “Iya nelayan.”
Penanya : “Jadi kalau hujan pak, ada pengaruh ga sama pendapatan bapak?”
Narasumber : “Iya ada la, sehari bisa 100 ribu, kalau air nya putih/bening karena
hujan pengahasilan 50 ribu saja susah, karena ikan nya
dingin akibat air hujan.”
Penanya : “Apakah hanya musim hujan saja yang berpengaruh pak, atau musim
kemarau juga.”
Narasumber : “Kalau kemarau tidak. Selain hujan, limbah juga berpengaruh ke laut
.”Penanya : “Limbah nya dari mana pak?”
Narasumber : “Dari pabrik.”
Penanya : “Pabrik dekat dari sini pak?”
Narasumber : “Dekat, di dekat sungai semayang ini la. Kadang hitam sungai nya,
ikan sama kepiting pun payah.”
Penanya : “Baik pak, terima kasih banyak ya pak “
Narasumber : “Sama-sama.”

Narasumber 3

Penanya : “Kakak boleh tau namanya siapa? “


Narasumber : “Nama kakak Ema.”
Penanya : “Kakak asli orang sini? “
Narasumber : “Iya dek.”
Penanya : “Menurut kakak, apa perilaku masyarakat atau warga sekitar sini
yang bisa mengakibatkan pencemaran lingkungan?”
Narasumber : “Sampah dibakar, kadang ada yang ke sungai juga, kalau kakak
setuju nya dibakar karena kadang kasihan ngeliat yang cari makan di
laut ini, apa lagi sampah pampres.
Penanya : “Jadi permasalahan nya cuma pembuangan smpah sembarangan ya kak?”
Narasumber : “Dibilang sembarangan sih engga, karena disini ga ada tempat khusus
dari pemerintah , ga ada yang ngutip-ngutip sampah kaya di kota. Tapi
kalu ada yang ngutipin sampah, mungkin kami ada perhatian la untuk
masyarakat pesisir disini untuk menanggulangi sampah itu. Karena
kakak juga kasihan nengo orang yang nyari udang nyangkut sampah di
jaring nya, malahan banyakan sampah dari pada udang nya.”
Penanya : “Kalau penangkapan ikan atau hewan laut itu ada yang melakukan
pengeboman kak? “
Narasumber : “Engga, disini masih alami memakai jaring dan gala.”
Penanya : “Kalau untuk perubahan cuaca disini tu, apa mengikuti kaya misalnya
lagi musim hujan?”
Narasumber : “Iya, kaya sekarang ini musim hujan ni, banjir. Itu air sungai biasanya
warna nya ga putih , kalau musim hujan dia putih kayak susu, jadi
ikan-ikan itu dingin didalam, jadi orang dilaut ini ga bisa nangkap ikan
sama laut, harus jauh ke laut lepas sana barulah.”
Penanya : “Udah itu aja kak, Terima kasih ya kak.”
Narasumber : “Iya sama-sama.

Narasumber 4

Penanya : Selamat siang kak.


Narasumber : Iya siang.
Penanya : Boleh tau kak namanya siapa?
Narasumber : Mega
Penanya : Asli orang sini kak?
Narasumber : Iyaa
Penanya : Jadi kak, pencemaran apa yang biasa terjadi dilingkungan sekitar
sini?
Narasumber : Disini memang biasanya buang sampah ke sungai kami
Penanya : Menurut kakak, apa dampak yang terjadi jika hal tersebut dilakukan
terus menerus?
Narasumber : Ya kalau buang sampah ke sungai kadang nyangkut dia ke ambe itu,
jadi ga dapat udang la orang itu kan di laut.
Penanya : Lalu cuaca akhir-akhir ini bagaimana kak?
Narasumber : Hujan terus ga ada berhenti nya
Penanya : Apa dampak dari cuaca hujan ini kan?
Narasumber : Ya kadang banjir disini, ini juga baru surut dia. Tapi kalau air sungai
ga pernah naik .
Penanya : Menurut kakak, gimana cara warga-warga disini termasuk kakak bisa
menjaga lingkungan pesisir ini?
Narasumber : Cara nya ya jangan la hujan hahaha
Penanya : Hahaha Makasih ya kak
Narasumber : Iya iya.

Narasumber 5

Penanya : Nama ibu siapa?


Narasumber : Nama ibu Hafizah
Penanya : Ibu asli orang sini
Narasumber : Asli orang aceh tapi udah lama tinggal disini
Penanya : Kalo di lingkungan sekitar sini dari mana aja bu sumber pencemaran
lingkungan ini?
Narasumber : Dari sampah
Penanya : Sampah nya biasanya buang kemana bu?
Narasumber : Oh kami buang nya ke sungai
Penanya : Terus cuaca akhir-akhir ini gimana bu?
10
Narasumber : Hujan
Penanya : Baik, itu saja bu, terima kasih
Narasumber : Sama-sama.

Narasumber 6

Penanya : Izin bu namanya siapa?


Narasumber : Ibu Ayu
Penanya : Akhir-akhir ini cuaca disini bagaimana bu?
Narasumber : Hujan terus
Penanya : Jadi kalau hujan bu, ada pengaruh ga sama pendapatan disini?
Narasumber : Ada, ga bisa kita bergerak, hujan ajaa. Jadi kami nelayan ini
tergantung sama cuaca lah
Penanya : Kalo limbah pabrik itu ada juga bu?
Narasumber : Dulu, kalau sekarang udah engga memang sampai air nya hitam
selama 4 hari
Penanya : Penghasilan dari laut pun kurang ya bu?
Narasumber : Ya jelaslah penghasilan itu kurang kali, kalau dulu dapat 100 ribu
lebih, sekarang 50 ribu pun payah, bahasanya banyak hutang di kede
(warung) lah sama token kami. Kalau ada penghasilan didarat gini
lumayan lah dari pohon sawit, kalau ga ada gigit jari lah hahaha. Sangat
sulit lah masa-masa sekarang, ibu juga nangkap kepiting banyak yang
mati, ngapung. Modal 1 juta untung nya dapat 500 ribu.
Penanya : Berarti disini penghasilan nya cuma dari udang sama kepiting aja ya
bu?
Narasumber : Iyaa
Penanya : Kalau masalah sampah yang dibuang ke sungai masih ada bu?
Narasumber : Alhamdulillah, kalau sekarang sudah dibakar. Kasihan orang yang
nyari udang itu kan masuk sampah dia. Yang pasang ambe itu kasihan,
kalau pake jala itu dalam palu, posisi nya jadi sampah itu ga ngalir ke
situ. Jadi kalau sampah kami bakar lah sekarang.
Penanya : Hanya itu saja bu, makasih banyak ya bu
Narasumber : Iya sama-sama.

Narasumber 7

Penanya : Selamat siang bang


Narasumber : Sore
Penanya : Boleh tau siapa namanya?
Narasumber : Hakim
Penanya : Boleh minta waktunya bang?
Narasumber : Boleh
Penanya : Bang disini, Apa yang menyebabkan wilayah ini tercemar,menurut Abang?
Narasumber : Biasanya yang menjadi penyebab pencemaran di wilayah ini buang
sampah ke pantai aja sii, kalau cara penangkapan hewan laut,nelayan
masih memakai cara tradisional, dan secara legal
Penanya : Apakah perubahan iklim berpengaruh diwilayah pesisir ini? Jika
hujan bagaimana? Jika kemarau bagaimana dampaknya?
Narasumber : Perubahan iklim disini tentu memengaruhi pendapatan dan wilayah
ini,seperti jika hujan lebat atau terus menerus menyebabkan banjir, dan
para nelayan susah mencari ikan dikarenakan air nya putih,nah jika
kemarau akan terjadi kekeringan
Penanya : Nah terakhir ni bang, Apalah upaya dari abang sendiri ataupun warga
sini yang bisa mengurangi dampak yang merugikan dan mencemari
lingkungan wilayah pesisir kita ini?
Narasumber : Upaya yang bisa dilakukan, ya, cuma menjaga lingkungan saja
sih,terutama perihal membuang sampah, mungkin karena tidak ada
TPA jadi cukup dimaklumi,tapi harapannya semua warga bisa
menerapkan pembakaran sampah di halaman rumah bukan membuang
ke pantai
Penanya : Oke, segitu aja bang, makasih yaa
Narasumber : Sama-sama

Narasumber 8

Penanya : Selamat sore bu, boleh tau namanya


siapa?
Narasumber : Ibu Siti
Penanya : Bu boleh tanya tanya ga seputar lingkungan sekitar sini?
Narasumber : Boleh
Penanya : Perubahan iklim apa yang sedang terjadi disini Bu? Hujan atau
kemarau kah?
Narasumber : Cuaca disini ujan terus dek karna kan akhir" memang ujan aja gda
berhenti nya, kalo udah ujan gini dek nelayan pun jarang turun ke laut
trs air pun naik gitu tapi ga sampe banjir dek
Penanya : Dampaknya apa ya bu bagi warga disini?
Narasumber : Kalo ga turun ke laut ya ga ada penghasilan dek, karna kan
penghasilan kami cuma dari situ ga ada lagi makanya kami pening
kalo udah ujan aja
Penanya : Ohh sangat berdampak
bagi nelayan ya bu
Narasumber : Iya dek

12
Penanya : Kalo kegiatan yang bisa mengakibatkan pencemaran disini apa ya Bu??
Narasumber : Kalo pencemaran sampah ya paling masyarakat disini buang sampah ke
laut/ sungai semua dek ,paling adalah beberapa yang dibakar tapi
kebanyakan ke laut karna kan tinggl hanyut aja gitu tapi gitu la kalo Uda
banyak ya bauk dia kadang kan kaya ga hanyut gitu sampah nya
Penanya : Yauda bu, segitu aja, terima kasih banyak bu
Narasumber : Iya dek.

Narasumber 9

Penanya : Sebelumnya maaf mengganggu waktunya ibu. Selamat sore


Narasumber : Sore
Penanya : Boleh tau ibu siapa namanya?
Narasumber : Ibu Rani
Penanya : Boleh minta waktunya sebentar bu?
Narasumber : Boleh
Penanya : Biasanya disini apa yang menyebabkan wilayah ini tercemar,menurut ibu?
Narasumber : Biasanya yang menjadi penyebab pencemaran di wilayah pesisir ini
limbah pabrik industri yang terkadang mencemari wilayah pesisir ini,jadi
berdampak besar juga bagi nelayan yang mencari ikan/udang ,terkadang
juga sampah kiriman kalau sedang banjir,jadi banyak sampah sampah yg
memenuhi perairan
Penanya :Apakah perubahan iklim berpengaruh diwilayah pesisir ini?Jika hujan
bagaimana?Jika kemarau bagaimana dampaknya?
Narasumber : “Perubahan iklim disini ya jika musim hujan dan angin para nelayan
tidak bisa melaut, kalau bencana banjir pasang air laut (rob) secara
permanen kadang kadang masyarakat berpindah tempat tinggal ke wilayah
lain yang lebih tinggi dan aman musim kemarau ikan juga sulit didapat.”
Penanya : Menurut ibu Apalah upaya dari ibu sendiri ataupun warga sini yang bisa
mengurangi dampak yang merugikan dan mencemari lingkungan wilayah
pesisir kita ini?
Narasumber : Upaya yang bisa dilakukan menurut saya,menjaga kebersihan dengan
gak buang sampah di sekitar pesisirnya,harus disediakan tempat
pembuangan sampah, terus tidak membuang limbah pabrik, menurut saya
memberikan himbauan dengan spanduk di sekitar pantai mengenai
menjaga kebersihan di daerah ini juga penting
Penanya : Segitu saja bu, terima kasih bu
Narasumber : Iyaaa
Narasumber 10

Penanya : Selamat sore bu, boleh minta waktunya sebentar bu?


Narasumber : Boleh
Penanya : Boleh tau nama ibu siapa?
Narasumber : Ibu Tuti
Penanya : Cuaca disini akhir-akhir ini bagaimana bu?
Narasumber : Kalo untuk cuaca akhir" ini hujan dan seperti biasa keadaan disini
terkadang banjir dan air menjadi sangat kotor
Penanya : Lalu masyarakat pesisir disini biasanya membuang sampah dimana bu?
Narasumber : Di wilayah pesisir ini biasanya kami membuang sampah lamgsung ke
pesisir karna tidak adanya tempat pembuangan akhir, jadi nya biasanya
lingkungan pesisir ini tercemar karna adanya sampah tersebut dan bagi
para nelayan mungkin akan kesusahan untuk mencari ikan karna
tercemarnya pesisir disini
Penanya : Jadi bu kalau musim hujan gitu ngaruh ga sama pendapatan para nelayan
disini?
Narasumber : Udah paasti ngaruh dek, karena penghasilan disini hanya dari mencari
ikan, udang sama kepiting aja. Karena kalau musim hujan gitu warna
sungai nya jadi bening yang bikin ikan ikan nya pada dingin semua ga ada
yang makan umpan, mungkin kalau pakai gala bisa tapi ga banyak
Penanya : Baik bu itu saja, terima kasih bu
Narasumber : Iya dek.

14
BAB V
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Kesimpulan dari Penelitian di desa Pantai Gading diatas adalah pencemaran
lingkungan di desa ini bukan hal baru lagi bagi warga setempat, bahkan sudah menjadi
suatu hal yang wajar bagi mereka. Penyebab Pencemaran lingkungan wilayah pesisir Di
Desa Pantai Gading antara lain:
1. Membuang sampah dan limbah sampah ke sungai
2. Dan juga pencemaran yang diakibatkan oleh limbah pabrik yang ada di
lingkungan sekitar.
Dampak Perubahan iklim di Desa Pantai Gading,Kecematan secanggang, Kabupaten
Langkat.
1. Berdasarkan data yang saya dapatkan dalam hasil penelitian semua masyarakat
nelayan Desa Pantai Gading mengatakan bahwa perubahan iklim ini merupakan
fenomena yang memberikan dampak negatif terhadap kehidupan mereka.
2. Adanya perubahan iklim menyebabkan sebagian besar masyarakat nelayan yang
ada di Desa Pantai Gading tidak bisa sepenuhnya melakukan aktivitas mereka
sehari-hari untuk pergi melaut, sehingga mengakibatkan pendapatan para nelayan
khususnya di Desa Buhu Jaya menurun bahkan mengakibatkan adanya kerugian.
3. Sebagian besar para nelayan Desa Pantai Gading tidak memiliki pekerjaan
sampingan sehingga mereka dituntut untuk tetap pergi kelaut meskipun iklim
sangat ekstrim.
4. Dari tuntuntan pekerjaan mereka sebagai nelayan menyebabkan 15ebagian
masyarakat nelayan Pantai Gading sudah bisa beradaptasi dengan perubahan
iklim. Adaptasi ini terlihat pada penyesuaian alat tangkap dan lokasi penangkapan
ikan.

B. Saran
Jagalah selalu kebersihan agar lingkungan sekitar tetap asri,nyaman,dan Bersih
juga terhindar dari pencemaran terjadi dan dampak yang dapat merugikan kita.Karena
kerugian lingkungan (pramudyanto, 2014)yang tercemar itu sangat banyak dan tidak
mengutungkan.Jaga lingkunganmu maka kau akan menjaga nyawamu.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1996. Buku Panduan Penyusunan Amdal Kegiatan Pembangunan Di Wilayah
Pesisir dan Lautan, Badan Pengendalian Dampak Lingkungan, Jakarta.
Anugrah, P. (2015). Pengendalian pencemaran dan pemulihan kerusakan pesisir di
wilayah kota semarang.
Budi. (2015). Badan lingkungan hidup.
Cahyaningtyas, D. P. (2021, oktober 13). Dampak Perubahan Iklim Wilayah Pesisir.
Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Jawa Timur, 2010, Statistik Perikanan Jawa
Timur Tahun 2009.
Indrawasih, (ed). 2008. Distribusi, Pola, Akar Masalah dan Resolusinya: Penelusuran
Nelayan Pelintas Batas dan Konflik Antar Kelompok Nelayan
Kalalimbong, P. T. (2009). pengendalian kerusakan pesisir dan laut .
Pramudyanto, b. (2014). Pengendalian pencemaran diwilayah pesisir. jurnal teknologi, 6,
708-716.
Pieter Th Berhitu, Abraham, 2009.Studi Kerusakan Wilayah Pesisir Pantai Kec.
Nusaniwe Dan Kec. Sirimau dengan Analisis Fisik untuk Perencanaan
Tata Ruang Pesisir, (Jurnal TEKNOLOGI, Volume 6 Nomor 2, 2009)
Rachmansyah, M. F. (2015). Potensi Data dan Kerusakan pesisir. Jurnal Lingkar
Satria, Arif, 2009. Pesisir dan Laut untuk Rakyat, IPB Press,Bogor.
http://feb.unila.ac.id/wp-content/uploads/Bab-2-PERANAN-JURAGAN-TERHADAP-
KETERIKATAN-KEHIDUPAN-MASYARAKAT-NELAYAN-DI-PELABUHAN-
PERIKANAN-PANTAI-PPP-LEMPASING-KOTA-BANDAR-LAMPUNG.pdf

16
DOKUMENTASI NARASUMBER
18
DOKUMENTASI LINGKUNGAN PESISIR
20

Anda mungkin juga menyukai