KELOMPOK 5
KELAS A
1. ASRIANTI (J1A120008)
2. ASWANTUN HASANAH (J1A120009)
3. FITRI HANDAYANI (J1A120023)
4. FITRIANI PURWANTI (J1A120025)
5. HARDIANTI HAMID (J1A120026)
6. LINDA TRIUTAMI (J1A120041)
7. MONICA PUSPITA SARI (J1A120045)
8. RAHMANIAR (J1A120063)
9. RAHMIN (J1A120064)
Puji syukur kami ucapkan atas kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan keluasan waktu dan kesehatan kepada kami untuk dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “Dasar Kesehatan Lingkungan”. Jenis tugas
yang diberikan adalah membuat makalah terkait tentang “Pencemaran
Lingkungan Pesisir dan Dampaknya”. Kami juga ingin mengucapkan terima
kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini dan
berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data dan fakta pada makalah ini.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun yang menjadi tujuan dari makalah ini adalah:
1. untuk mengetahui Defenisi dari Pencemaran Lingkungan pesisir
2. untuk mengetahui bentuk pencemaran lingkungan pesisir
3. untuk mengetahui Dampak yang di timbulkan dari Pencemaran Lingkungan
pesisir
4. untuk mengetahui Bentuk Kebijaksanaan Pengendalian Pencemaran dan
Kerusakan Lingkungan Pesisir
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
alam, prasarana dan lainnya. Hal–hal ini mengakibatkan timbulnya masalah
baru seperti:
a. Erosi Pantai, yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota, yang
berupa mundurnya garis pantai yang disebabkan oleh gelombang, arus,
kegiatan manusia seperti penebangan hutan bakau, pengambilan karang
pantai penambangan pasir, pembangunan pelabuhan atau bangunan pantai
lainnya.
b. Sedimentasi, Tanah timbul yang menyebabkan majunya garis pantai
majunya garis pantai disatu pihak dapat dikatakan menguntungkan karena
timbulnya lahan baru, sementara dipihak lain menyebabkan tersumbatnya
muara sungai dan saluran drainase yang mengakibatkan banjir dan
genangan. Proses sedimentasi dan erosi sangat tergantung pada sedimen
dasar dan pengaruh hidrodinamika gelombang dan arus. Transport sedimen
secara fisik dipengaruhi oleh interaksi antara pasang surut, angin, arus,
gelombang, jenis dan ukuran sedimen serta adanya bangunan di daerah
pantai. Karakteristik sedimen yang meliputi bentuk ukuran partikel dan
distribusinya, serta spesifik gravity sangat penting untuk diketahui karena
berpengaruh terhadap proses pengendapan/kecepatan jatuhnya partikel
sedimen setelah terapung.
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi untuk
pengembangan wisata bahari dan pelayaran. Namun masih banyak wisata
bahari yang belum dikembangkan secara professional. Keanekaragaman flora
dan fauna di wilayah pesisir dan laut dapat dijual sebagai obyek wisata. Potensi
wisata bahari yang dapat dikembangkan antara lain: wisata pantai, menyelam
dll. Jasa transportasi laut juga belum dikembangkan secara optimal. Pihak
asing masih menguasi jasa pelayaran di Indonesia.
Permasalahan dalam pengelolaan wilayah pesisir di Indonesia pada
dasarnya adalah masalah pengelolaan dan masalah teknis yang bersumber dari
daratan dan lautan. Pengelolaan pesisir belum dilaksanakan secara terpadu,
namun masih sektoral. Dalam pelaksanaan program tidak didasarkan pada
rencana strategis pengelolaan wilayah pesisir yang disusun dengan melibatkan
4
semua stakeholder atau sudah ada rencana strategisnya namun pelaksanaan
program atau proyeknya tidak berdasarkan pada rencana strategis yang telah
dibuat tersebut. Koordinasi yang belum baik juga merupakan salah satu
kendala, beberapa daerah belum membentuk Tim Teknis Pengelolaan Wilayah
Pesisir Secara Terpadu, sehingga koordinator atau leading sector yang
menangani pengelolaan pesisir dan laut ini tidak jelas.
1) partisipasi,
2) penegakan hukum,
3) transparansi,
4) kesetaraan,
5) daya tanggap,
6) wawasan ke depan,
7) akuntabilitas,
8) pengawasan,
9) efisien dan efektif,
10) profesionalisme.
5
Adanya kelemahan pengelolaan ini, mengakibatkan pengelolaan pesisir
sampai batas 12 mill belum dapat dilakukan secara optimal. Potensi pariwisata,
sumberdaya perikanan, mineral dan lain-lainnya belum digarap secara terpadu
untuk menaikkan pendapatan daerah maupun pendapatan masyarakat pesisir.
Dilain pihak, mutu lingkungan pesisir dan laut makin menurun dari tahun ke
tahun. Selain masalah pengelolaan seperti tersebut di atas, masalah teknis yang
muncul adalah menurunnya kualitas wilayah pesisir dan laut yang diakibatkan
oleh kegiatan yang ada di daratan dan di lautan. Pencemaran Laut adalah
masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh kegiatan manusia sehingga
kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan
laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu dan/atau fungsinya. Dalam perspektif
global, pencemaran lingkungan pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh limbah
buangan kegiatan atau aktifitas di daratan (land-based pollution), maupun
kegiatan atau aktivitas di lautan (sea-based pollution). Kontaminasi lingkungan
laut akibat pencemaran dapat dibagi atas kontaminasi secara fisik dan secara
kimiawi.
6
2. Dumping di laut (ocean dumping)
3. Pertambangann (mining)
4. Eksplorasi dan eksploitasi minyak (oil exploration and exploitation)
5. Budidaya laut (marine culture)
6. Perikanan (fishing)
7
industri dan pembakaran bahan baker fosil ke perairan dan atmosfer, serta
pelepasan sedimentasi logam dari lumpur aktif secara langsung.
Ciri-Ciri Pencemaran Pesisir dan Pantai. Adanya limbah idustri di sungai
yang meresap ke tanah. Terdapat banyak sampah-sampah di daerah pesisir dan
pantai. Sampah yang bersifat organic maupun nonorganik juga dibuang ke laut
melalui sistem DAS.Terjadinya perubahan kondisi alam menjadi lingkungan
buatan dengan dibangunnya beberapa fasilitas penunjang yang diperluka.
Adanya pencemaran limbah minyak yang terjadi di pantai baik yang di sengaja
maupun yang tidak disengaja. Rusaknya hutan mangrove di daerah pesisir
pantai. Hancurnya organisme yang membuat laut menjadi semakin tidak subur.
Selain hal-hal di atas, dengan semakin besar dan banyaknya aktivitas
perekonomian yang dilakukan di wilayah pesisir dan lautan, seringkali pula
menimbulkan pengaruh dalam pengelolaan sumber daya dan lingkungan
wilayah pesisir misalnya (Dahuri 2001):
1. Perkapalan dan transportasi: tumpahan minyak, air ballast limbah padat
dan kecelakaan.
2. Pengilangan minyak dan gas: tumpahan minyak, pembongkaran bahan
pencemar, konversi kawasan pesisir.
3. Perikanan: overfishing, destruksi habitat, pencemaran pesisir, pemasaran
dan distribusi, modal dan tenaga/ keahlian
4. Budidaya perairan: ekstensifikasi dan konversi mangrove.
5. Kehutanan: penebangan dan konversi hutan.
6. Pertambangan: penambangan pasir dan terumbu karang
7. Industri: reklamasi dan pengerukan tanah.
8. Pariwisata: pembangaunan infrastruktur dan pencemaran. Beberapa
kegiatan manusia yang dapat menyebabkan pencemaran pesisir dan pantai
adalah sebagai berikut:
9. Penambangan karang dengan atau tanpa bahan peledak, Penangkapan ikan
menggunakan racun sianida dan bahan peledak.
10. Penambatan jangkar perahu.
11. Pembuangan sampah rumah tangga
8
12. Pembukaan lahan untuk pertanian, pengembangan kota dan industri,
penebangan kayu dan penambangan di daerah aliran sungai (DAS)
mengakibatkan terjadinya pencemaran dan perobahan lingkungan wilayah
pesisir.
13. Pembukaan hutan mangrove untuk kepentingan pemukiman,
pembangunan infrastuktur dan perikanan tambak dapat mengakibatkan
erosi pantai.
14. Sumber pencemaran pesisir dan pantai dapat dikelompokkan menjadi 6
bagian yaitu:
a. Industri,
b. Limbah cair pemukiman (sewage),
c. Limbah cair perkotaan (urban stormwater),
d. Pertambangan,
e. Pelayaran (shipping)
9
Sebuah kenyataan yang pahit melihat rekor garis pantai kita yang
terpanjang kedua di dunia harus bersanding dengan rekor kerusakan yang
mencapai 20 persen. Tanpa perlu mencari kambing hitam, sepertinya kita
bersama harus mulai menanamkan kesadaran akan arti pentingnya garis pantai
yang kita punyai sehingga kita tergerak untuk menjaganya.
10
Sedangkan mengenai kebijaksanaan nasional lingkungan hidup mengacu
pada nilai-nilai dasar dalam pelestarian lingkungan, yaitu sebagai berikut:
11
7. Lingkungan Hidup mengamanatkan pengelolaan lingkungan hidup
dilaksanakan secara terpadu.
12
provinsi untuk kabupaten/kota. Adanya kewenangan yang diberikan
kepada pemerintah daerah sampai 12 mil, maka kegiatan pemantauan,
pengawasan pengendalian, evaluasi dan pelaporan di wilayah pesisir dapat
dilakukan secara rutin dan berkesinambungan. Pada Pasal 18 Ayat (3) Undang-
undang tentang Pemerintahan Daerah, dinyatakan bahwa kewenangan Daerah
di wilayah laut termasuk penegakan hukum terhadap peraturan yang
dikeluarkan oleh daerah atau yang dilimpahkan kewenangannya oleh
pemerintah. Hal ini memungkinkan Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan pengelolaan pesisir dan laut, sehingga
pemahaman atas konvensi internasional yang telah diratifikasi oleh Pemerintah
Indonesia menjadi sangat penting agar tidak terjadi kerancuan hukum. Adanya
wewenang melakukan penegakan hukum di wilayah laut juga dapat mendorong
diadakannya Penyidik Pegawai Negeri Sipil Lingkungan Hidup, sehingga
langkah penegakan hukum dapat lebih lancar.
13
pembuatan perencanaan program maupun dalam implementasi Program
Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Laut yang dikemas
dalam Program Pantai dan Laut Lestari. Upaya-upaya yang perlu dilakukan
dalam mengintegrasikan program tersebut dalam pengelolaan lingkungan
maupun pembangunan (Djajadiningrat, Surna T., 2001) adalah sebagai berikut:
14
2. Meneruskan peningkatan kemampuan kelembagaan untuk pengembangan
terpadu sumberdaya pesisir dan lautan.
3. Mendorong dan mendidik para perencana dan pengambil keputusan dalam
pembuatan dan pemakaian basis informasi yang cocok untuk meningkatkan
proses perencanaan dan pengambilan keputusan dan membantu
pengembangan sumberdaya pesisir dan lautan yang berkesinambungan.
4. Melanjutkan kerjasama antar daerah dan di tingkat internasional tentang
pengelolaan berkesinambungan sumberdaya pesisir dan lautan.
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan yang diambil dari rumusan masalah makalah
diatas maka penulis dapat menyimpulkan:
1. Pencemaran Laut adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup,
zat, energi, dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan laut oleh
kegiatan manusia sehingga kualitasnya turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan baku mutu
dan/atau fungsinya
2. Bentuk-bentuk dari pencemaran lingkungan di pesisir disebabkan
beberapa factor, diantaranya: industri, limbah cair pemukiman (sewage),
limbah cair perkotaan (urban stormwater), pertambangan, pelayaran
(shipping). Beberapa contoh pencemaran laut yang terjadi di Indonesia
seperti penangkapan ikan dengan cara pengeboman, peluruhan potasium
yang dilakukan nelayan asal dalam maupun luar negeri yang selalu
meninggalkan kerusakan dan pencemaran di lautan Indonesia, serta
pencemaran minyak dan pembuangan limbah berbahaya jenis lainnya
Erosi Pantai, yang merusak kawasan pemukiman dan prasarana kota yang
disebabkan oleh gelombang, arus, kegiatan manusia. Dan sedimentasi,
Tanah timbul yang menyebabkan majunya garis pantai majunya garis
pantai yang dapat mengakibatkan banjir dan genangan.
3. Dampak dari pencemaran lingkungan dapat membahayakan kehidupan
biota dan lingkungan laut, tetapi juga dapat membahayakan kesehatan
manusia atau bahkan menyebabkan kematian, mengurangi atau merusak
nilai estetika lingkungan pesisir dan lautan dan menimbulkan kerugian
secara sosial ekonomi.
4. Bentuk kebijakan yang diagendakan untuk mengantisipasi pencemaran
dan kerusakan lingkungan wilayah pesisir pantai yaitu: (1) konservasi
keanekaragaman hayati; (2) pengembangan bioteknologi; dan (3)
pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan lautan. Serta dalam peran
16
pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi pencemaran yang terjadi
di wilayah pesisir pantai.
3.2 saran
1. Perlu kesadaran semua pihak untuk turut menangani pencemaran
lingkungan. Pemerintah melalui kebijakan dan aturan harus mampu
mengatur industi dalam pengolahan limbah baik cair, kayu dan udara. Pihak
industri pun harus menyadari peranan pencemarannya yang sangat besar
sehingga harus mau membangun pengolahan limbah. Masyarakat pun harus
mempunyai peranan yang sangat besar dalam pengolahan limbah rumah
tangga dan lingkungan sekitar sehingga kelestarian lingkungan baik, udara,
tanah maupun air dapat terjaga dengan baik.
2. Untuk menantisipasi terjadinya kerusakan lingkungan diperluan kesadaran
masyarakat tentang dampak kerusakan lingkungan, adanya penegakan
hukum pada masyarakat yang sewenang-wenang merusak lingkungan, serta
kerjasama dengan pihak yang terlibat
17
DAFTAR PUSTAKA
18