Disusun Oleh
Fitri Handayani (J1A120023)
Fitriani (J1A120024)
Fitriani Purwanti (J1A120025)
Hardianti Hamid (J1A120026)
Hasniar (J1A120027)
Hikma Sri Nurwidiarni (J1A120028)
Imelia Anugrah Paretta Galla (J1A120029)
Indah (J1A120030)
Indah Maulia Putri (J1A120031)
Indah Sri Putri (J1A120032)
Puji syukur kami ucapkan atas kehadhirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan keluasan waktu dan kesehatan kepada kami untuk dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah “Pengantar Ilmu Pesisir dan Kepulauan”.
Jenis tugas yang diberikan adalah membuat makalah tentang “Potensi
Keanekaragaman Hayati dan Non Hayati Laut”. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang telah membantu dalam
pembuatan makalah ini dan berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai data
dan fakta pada makalah ini.
Penulis
ii
DFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
A. Kesimpulan .......................................................................................... 19
B. Saran .................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 21
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara Kepulauan yang
memiliki banyak potensi sumber daya alam. Sebagian besar wilayah
Indonesia merupakan perairan yang sangat besar dibandingkan dengan
wilayah daratan. Potensi tersebut menempatkan Indonesia sebagai negara
yang dikaruniai sumber daya kelautan yang besar, termasuk kekayaan
keanekaragaman hayati dan non hayati kelautan terbesar.
Indonesia merupakan negara yang memiliki sumber daya kelautan yang
melimpah, baik berupa potensi hayati maupun non hayati. Potensi hayati
memiliki sumber daya alam hayati laut yang potensial seperti terumbu
karang. Berdasarkan hasil penelitian pada tahun 1998, luas terumbu karang
Indonesia adalah 42.000 km^2 atau 16,5 % dari luasan terubu karang dunia
yaitu seluas 255.300km^2 dengan 70 genera dan 450 spesies. Terumbu
karang dan segala kehidupan yang terdapat di dalamnya merupakan salah satu
kekayaan alam yang bernilai tinggi.
Menurut Sawyer (1992) dalam Dahuri (2003) bahwa terumbu karang
diidentifikasi sebagai sumber daya yang memiliki nilai konservasi yang tinggi
karena memiliki keanekaragaman biologis yang tinggi, keindahan, dan
menyediakan cadangan palsma nutfah. Kewenangan pengelolahan sumber
daya alam non hayati di perairan Indonesia sangat bervariasi, memerlukan
suatu politik kebijakan dan peraturan – peraturan yang menjadi landasan bagi
negara untuk mengelola wilayah laut tersebut. Pemberian kebijakan dan
pengaturan pengelolahan sumber daya alam non hayati supaya tidak terjadi
konflik batas kewenangan pengelolahan konservasi, serta adanya kepastian
hukum bagi para stakeholder atau pemangku kepentingan dalam melakukan
kegiatannya di wilayah laut. Dalam hal ini butuh adanya dari berbagai pihak
untuk menjaga dan melestarikan potensi alam tersebut.
1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka
permasalahan yang akan dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud keanekaragaman hayati dan non hayati ?
2. Apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman hayati dan non
hayati laut?
3. Apa saja faktor yang mempengaruhi potensi keanekaragaman hayati dan
non hayati laut?
4. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk menjaga kelestarian potensi
keanekaragaman hayati dan non hayati laut?
C. Tujuan
Sesuai dengan rumusan masalah, maka tujuan dari makalah ini adalah
untuk menjawab permasalahan yang ditemukan yaitu:
1. Untuk mengetahui pengertian keanekaragaman hayati dan non hayati
2. Untuk mengetahui apa saja potensi yang dimiliki oleh keanekaragaman
hayati dan non hayati laut.
3. Untuk mengetahu apa saja faktor yang mempengaruhi potensi
keanekaragaman hayati dan non hayati laut.
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan dalam melestarikan potensi
keanekaragaman hayati dan non hayati laut.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Keanekaragaman
Keanekaragaman adalah semua kumpulan benda yang bermacam-
macam, baik ukuran, warna, bentuk, tekstur, dan sebagainya. Pada
keanekaragaman yang ada dibumi dikelompokkan menjadi dua jenis yaitu:
1. Keanekaragaman Hayati
Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah
pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara
ilmiah dapat dikelompokan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu
mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan dan organisme serta ekosistem
dan proses – proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan
bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi keanekaragaman bentuk
kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Istilah keanekaragaman
biologis (Biological diversity) pertama kali digunakan oleh J.Arthur
Harris pada Makalahnya yang berjudul “The Variabel Desert”.
Pernyataan dasar bahwa wilayah tersebut memiliki flora dan fauna yang
kaya akan genius dan spesies serta keragaman asal geografis atau afinitas
yang sepenuhnya tidak memadai sebagai deskripsi keanekaragaman
biologis yang sebenarnya. Saat itulah istilah biodiversitas telah
digunakan secara luas.
Keanekaragaman mahluk hidup bersifat tidak tetap atau tidak
stabil. Hal ini disebabkan oleh campur tangan manusia terhadap
lingkungan yang dapat mempengaruhi keanekaragaman. Penurunan
keanekaragaman mahluk hidup dapat terjadi secara alami dan campur
tangan manusia. Pada percampur tangan manusia berperan besar dalam
penurunan keanekaragaman mahluk hidup, baik itu yang disadari
maupun tidak disadari.
3
2. Keanekaragaman non Hayati
Keanekaragaman non hayati adalah suatu istilah pembahasan yang
mencangkup tentang sumber daya alam anorganik atau abiotik,berasal
dari unsur-unsur fisik atau benda mati. Dimana segalah sesuatu yang
yang sumber daya alamnya itu disediahkan langsung oleh alam untuk
kebutuhan dan kesehjateraan umat manusia.
B. Jenis-jenis Keanekaragaman
1. Keanekaragaman hayati laut
Perbedaan yang terdapat diantara mahluk hidup dalam satu spesies
disebut variasi. Adanya variasi menyebabkan keanekaragaman mahluk
hidup atau keanekaragaman hayati. Keanekaragaman mahluk hidup
terlihat dengan adanya berbagai variasi bentuk, penampilan, jumlah, dan
sifat lainya yang terlihat pada tingkat yang berbeda. Berdasarkan
pengertiannya, keanekaragaman hayati dapat dibedakan menjadi tiga
macam variasi yaitu:
a. Keanekaragaman tingkat gen
Keanekaragaman tingkat gen adalah suatu tingkat variasi yang
terjadi akibat susunan gen yang Menyebabkan tidak ada induvidu yang
sama persis dan Memunculkan variasi antar individu dalam spesies.
Contoh: Ikan Nila
4
Perbedaan warna pada gambar diatas menyebabkan sifat yang tidak
tampak (genotipe) dan sifat yang tampa (fenotipe) pada setiap mahluk
hidup menjadi berbeda. Keanekaragaman sifat genetik pada suatu
mahkluk hidup dikendalikan oleh gen – gen yang ada di dalam
kromosom yang dimilikinya. Kromosom tersebut didapatkan dari kedua
induknya melalui pewarisan sifat. Variasi mahluk hidup dapat terjadi
akibat perkawinan sehingga susunan gen keturunanya berbeda dengan
susunan gen induknya. Selain itu, variasi mahluk hidup dapat pula
terjadi karena interaksi gen dengan lingkungannya.
c. Keanekaragaman ekosistem
Keanekaragaman ekosistem adalah suatu interaksi antara
komunitas dan lingkungan abiotiknya pada suatu tempat dan waktu
tertentu. Ekosistem dapat terbentuk disebabkan adanya berbagai
kelompok spesies yang dapat menyesuaikan diri dengan
lingkungannya, setelah itu saling mempengaruhi antar spesies dengan
spesies dan spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidup, semisal
suhu, air, udara, tanah, cahaya matahari, kelembaban dan mineral.
5
Ekosistem berbeda dengan lainnya sesuai dengan spesies
pembentuknya. Terdapat beberapa ekosistem, yaitu ekosistem sungai,
ekosistem rawa, ekosistem terumbu karang, ekosistem laut dalam,
ekosistem padang lumut, ekosistem mangrove, ekosistem danau,
ekosistem pantai pasir dan lain – lain.
Selain ekosistem alami tersebut terdapat juga ekosistem buatan
manusia, yaitu agro ekosistem seperti sawah, kebun dan ladang.
Hanya saja agroekosistem memiliki tingkat keanekaragaman spesies
yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem alamiah, tetapi
mempunyai tingkat keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.
Contoh :
6
2. Keanekaragaman non hayati
berdasarkan sifat dan pulih atau tidaknya sumber daya alam
digolongkan atas 3 kelompok, yaitu:
a) Sumber daya alam yang tidak pulih ,yaitu sumber daya alam yang
tidak dapat diperbaharui.sumber daya alam golongan ini akan
menjadi habis bila dimanfaatkan secara terus menerus .contoh
sumber daya ala mini antara lain minyak,gas bumi,bahan tambang
dan batuan.karena sifatnya yang tidak dapat diperbahari,pemanfaatan
sumber daya alam golongan iniharus hemat sesuai dengan
kebutuhan.
b) Sumber daya alam yang pulih ,yaitu sumber daya alam yang dapat
diperbaharui.sumber daya alam golongan ini keberadaannya dapat di
usahakan kembali oleh manusia.contoh sumber daya alam ini antara
lain air,angin,cuaca,gelombang laut,sinar matahari dan bulan.
c) Sumber daya alam yang mempunyai sifat gabungan,yaitu sumber
daya alam yang sebarannya dapat diperbaharui bila proses
pemulihannya dijalankan.namun,menjadi tidak dapat dimanfaatkan
lagi apabila sumber daya alam itu rusak dan tidak dapat atau sulit
untuk dipulihkan.contoh sumber daya ala mini yaitu tanah.
C. Potensi-potensi keanekaragaman
a) Potensi terumbu karang
Terumbu karang merupakan suatu ekosistem bawah laut yang
terdiri dari kumpulan binatang karang yang membentuk struktur kalsium
karbonat atau batu kapur. Menurut sifatnya terumbu karang terdiri atas
Karang hermatipik, terumbu karang jenis ini hanya tersebar didaerah
tropis dengan paparan sinar matahari sepanjang tahun.
Karang ahermatipik, jenis karang yang mampu hidup diperairan laut
dalam dan tidakmemperoleh sinar matahari. Sebarannya cukup luas
dan hamper diseluruh dunia
7
b) Potensi perikanan
Potensi perikanan adalah suatu kegiatan perekonomian yang
memanfaatkan sumber daya alam perikanan dengan menggunakan ilmu
pengetahuan dan teknologi untuk kesejahteraan manusia dengan
mengoptimalisasi dan memelihara produktivitas sumber daya alam dan
kelestarian lingkungan.
c) Potensi hutan mangrove
Potensi hutan mangrove adalah hutan yang berada didaerah tepi
pantai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut, sehingga lantai
hutannya selalu tergenang air. Menurut Steenis (1978) mangrove adalah
vegetasi hutan yang tumbuh diantara garis pasang surut. Nyambakke
(1988) bahwa hutan mangrove adalah sebutan umum yang digunakan
untuk menggambarkan suatu komutas pantai tropis yang didominasi oleh
beberapa spesies pohon khas atau semak-semak yang mempunyai
kemampuan untuk tumbuh dalam perairan asin.
8
nilai ekonomi tinggi dan penangkapan ikan dengan bahan kimia maupun
listrik.
Dengan semakin majunya teknologi,tentunya berdampak pada
kemajuan pemikiran manusia. Hal tersebut menyebabkan manusia ingin
mengembangkan berbagai sector yang terdapat dapam kehidupan. Untuk
memenuhi keinginan tersebut, tentunya manusia melakukan berbagai aktifitas
atau kegiatan. Namun terkadang manusia lupa bahwa berbagai kegiatan yang
dilakukan tersebut berdampak terhadap lingkungannya. Dampak tersebut
tidak hanya terhadap unsur – unsur abiotik namun juga terhadap unsur –
unsur biotik. Dengan kata lain, banyak kegiatan manusia yang dapat
mengganggu kelestarian dari keanekaragaman hayati yang ada. Beberapa
penyebab penurunan keanekaragaman hayati yang berasal dari kegiatan
manusia diantaranya :
A. Perusakan habitat
9
c. Pencemaran lingkungan
Selain perusakan habitan dan penggunaan bahan kian secara
berlebihan, pencemaran lingkungan juga dapat merusak keanekaragaman
hayati yang ada. Bahan pencemar atau polutan dari limbah pabrik atau
limbah rumah tangga dapat mencemari dan membunuh mahluk hidup
penyusun keanekaragaman hayati. Selain itu, perubahan akan
mempengaruhi penyebaran dan ketahanan mahluk hidup. Akumulasi
pencemaran seperti DDT, Dioxin dan lain – lain di dalam perairan telah
mengakibatkan kematian berbagai polusi mamalia laut.
Tidak ada daerah yang terlalu panas dan daerah yang terlalu dingin.
Hanya saja, akibat ulah manusia, alam laut mulai mengalami kerusakan.
Kerusakan tersebut akibat manusia yang membuang limbah sembarangan ke
laut. Selain itu tumpahan minyak ke laut akibat kegiatan pengeboran minyak
lepas pantai, juga merusak alam di laut. Nelayan dengan memakai pukat
harimau dan bom menyebabkan keseimbangan ekosistem di laut menjadi
terancam. Keseimbangan ekosistem penting untuk dijaga. Karena ekosistem
yang seimbang sama saja dengan melesarikan alam. Cara melestarikan alam
laut dapat dilakukan dengan berbagai cara berikut:
10
2. Melakukan daur ulang limbah industri dan pabrik sebelum dibuang
melalui aliran air, laut, atau udara.
3. Tidak merusak terumbu karang sebagai habitat berbagai biota laut. Cara
melestarikan terumbu karang dapat dilihat pada artikel cara transplantasi
terumbu karang
4. Tidak mengambil bagian bagian karang sebagai cindera mata atau bahan
bangunan
5. Tidak menggunakan bom ikan, racun, dan pukat harimau dalam
menangkap ikan
6. Tidak melakukan perburuan liar
7. .Mengurangi pencemaran tanah, air dan udara
8. Bersama dengan pemerintah, melakukan penanaman bakau atau
mangrove di pesisir pantai untuk melindungi pantai dari abrasi
Sedangkan pemerintah dapat membantu pelestarian laut dan biota laut
didalamnya dengan cara:
11
BAB III
PEMBAHASAN
b) Potensi perikanan
Sektor perikanan, potensi perikanan Indonesia secara keseluruhan
mencapai 65 juta ton, terdiri 7,3 juta ton pada sektor perikanan tangkap
khususnya ikan-ikan pelagis dan 57,7 juta ton pada sektor perikanan budidaya
(Kusuma, 2004). Sektor budidaya biota laut yang di budidaya seperti ikan
belanak, ikan kakap putih, udang, kepiting bakau, dan teripang. Tingkat
makanan berupa laminarin, selulose, dan algin. Selain bahan-bahan tadi,
ganggang merah dan cokelat banyak mengandung yodium.
12
c) Potensi hutan mangrove
Indonesia mempunyai mempunyai salah satu hutan mangrove yang
terluas di dunia yaitu sekitar 4,25 juta ha sebelum tahun 1969. Luas ekosistem
mangrove di Indonesia mencapai 75% dari total mangrove di Asia Tenggara,
atau sekitar 27% dari luas mangrove di dunia. Kekhasan ekosistem mangrove
Indonesia adalah memiliki keragaman jenis yang tertinggi di dunia. mangrove
merupakan sumberdaya alam yang dapat dipulihkan (renewable resources
atau flow resources) yang mempunyai manfaat ganda (manfaat ekonomis dan
ekologis). Manfaat ekonomis diantaranya terdiri atas hasil berupa kayu (kayu
bakar, arang, kayu konstruksi, dan lain-lain) dan hasil bukan kayu (hasil
hutan ikutan dan pariwisata).
Manfaat ekologis, yang terdiri atas berbagai fungsi lindungan baik
bagi lingkungan ekosistem daratan dan lautan maupun habitat berbagai jenis
fauna, di antaranya: sebagai proteksi dari abrasi atau erosi, gelombang atau
angin kencang, tsunami, pengendali intrusi air laut, habitat berbagai jenis
fauna, sebagai tempat mencari makan, memijah dan berkembang biak
berbagai jenis ikan dan udang, pembangun lahan melalui proses sedimentasi,
pengontrol penyakit malaria, memelihara kualitas air, penyerap CO2 dan
penghasil O2 yang relatif tinggi dibanding tipe hutan lain
13
1. Kasus rusaknya terumbu karang di Muna dan Buton
14
Kelautan sangat terbatas, sementara wilayah perairan laut cukup luas
.Selain aktivitas penangkapan ikan yang tidak ramah lingkungan,
penyebab lain dari kerusakan itu adalah digunakannya terumbu karang
sebagai bahan baku pembuatan rumah oleh warga pesisir. "Hampir seluruh
wilayah pesisir di dua kabupaten itu terdapat pemukiman etnis masyarakat
Bajo, yang membuat pemukiman di wilayah perairan dengan menimbun
laut menggunakan batu karang.
Terkait dengan hal tersebut, pihak DKP telah melakukan langkah-
langkah mengantisipasi maraknya penggunaan jaring katrol. Pihaknya
terus berupaya melakukan sosialisasi dengan berbagai pihak sambil
memberikan bantuan alat tangkap yang ramah lingkungan.
Selain itu, pihak DKP juga telah melakukan komunikasi dengan
pihak keamanan dan membentuk tim pengawasan yang dipelopori oleh
masyarakat sekitar.
2. Abrasi akibat penambangan pasir laut di Takalar
15
dengan garis pantai.Penyebabnya ialah aktivitas penambangan pasir secara
besar-besaran.
Sebagai solusi sementara, masyarakat setempat hanya
mengandalkan karung berisi pasir untuk menahan terjangan ombak.
Disamping itu, pihak dari desa Aeng Batu Batu, Kabupaten Takalar telah
melaporkan ke Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)
kabupaten Takalar dan telah dialokasikan anggaran untuk membeli
bronjong penahan abrasi yang menunggu dipasang.
16
f. Melibatkan masyarakat pesisir secara langsung dalam upaya
melestarikan lingkungan air terumbu karang
g. Menetapkan kontrol pesisir dan laut masing-masing daerah di bawah
Kantor kelautan dan perikanan.
h. Sering mengendalikan kondisi perairan terumbu karang.
i. Aktif dalam menjaga dan mempertahankan perairan laut, khususnya
terumbu karang.
j. Menyediakan konseling fungsi ekologis tetangga terumbu karang
sehingga orang diharapkan menyadari pentingnya terumbu karang.
k. Memberikan sanksi yang cukup tegas dan berat bagi masyarakat untuk
melanggar peraturan tentang konservasi dan perusakan terumbu
karang.
Tindak pidana karena melanggar Pasal 73 ayat (1) huruf a jo UU
Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil dan Penerapan Ketentuan Pidana Terhadap Pelaku Destruction
Kejahatan Ekosistem Terumbu Karang yang tepat dan sesuai dengan
rumusan dalam Pasal 73 ayat (1) huruf a jo UU Nomor 27 Tahun 2007
tentang Daerah Pengelolaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Dengan pidana
penjara selama 2 (dua) tahun, dan denda Rp.2,000,000,000.00 (dua miliar
rupiah).
17
3. Hukum tentang konservasi hayati dan ekosistemnya
UU No 5 tahun 1990 Tentang konservasi keanekaragaman Hayati
dan Ekosistemnya
1. Pasal 1 ayat (2) UU menyatakan jika “ Konvervasi SDA hayati adalah
pengelolahan sumber daya alam hayati yang pemanfaatannya dilakukan
secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediannya dengan
tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan
nilainya”.
2. Pasal 1 ayat (3) “ ekosistem SDA hayati adalah sistem hubungan timbal
balik antara unsur dalam alam, baik hayati maupun non hayati yang saling
tergantung berpangaruh dan mempengaruhi
18
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil tinjauan pustaka serta pembahasan yang diambil dari rumusan
masalah makalah diatas maka penulis dapat menyimpulkan:
19
sama tetapi lingkungan berbeda, sifat yang tampak menjadi berbeda.
Sedangkan faktor pada non hayati yaitu Bencana alam, seperti banjir,
gunung meletus, gempa bumi, dan tsunami,
4. Upaya yang harus dilakukan untuk menjaga kelestarian keanekaragaman
hayati dan non hayati yaitu :
Menjaga kebersihan pantai dan laut dengan tidak membuang sampah
di laut
Melakukan daur ulang limbah industri dan pabrik sebelum dibuang
melalui aliran air, laut, atau udara.
Tidak merusak terumbu karang sebagai habitat berbagai biota laut.
Cara melestarikan terumbu karang dapat dilihat pada artikel cara
transplantasi terumbu karang
Tidak mengambil bagian bagian karang sebagai cindera mata atau
bahan bangunan
Tidak menggunakan bom ikan, racun, dan pukat harimau dalam
menangkap ikan
Tidak melakukan perburuan liar
B. Saran
Didalam kehidupan didunia ini terdapat berbagai jenis keanekaragaman
baik hewan maupun tumbuhan. Untuk mencegah kepunahan maka diperlukan
usaha bersama antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya untuk
melestarikannya, dan memberikan sanksi yang tegas kepada oknum-oknum
yang bertanggung jawab atas perusakan tersebut.
20
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 1998. Potensi dan Penyebaran Sumber Daya Ikan Laut di Perairan
Indonesia. Komisi Nasional Pengkajian Stok Sumber Daya Ikan Laut, Jakarta.
21