Anda di halaman 1dari 16

Mata Kuliah : Sanitasi Kawasan Pesisir

Dosen : Hidayat, SKM., M.Kes

MAKALAH

KERUSAKAN EKOSISTEM LAUT AKIBAT PENCEMARAN

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK IV
AULIAH NATASHA SALIM (PO714221171004) FIRDAYANTI (PO714221171016)

SUCI SAFITRI SYAM (PO714221171008) AFRIANITA (PO714221171030)

A. NURSALSABILA A.P (PO714221171012) FITRAYANTO GAFFAR (PO714221171034)

TAUFIK HIDAYAT (PO714221171020) HIKMAH AMALIYA (PO714221171038)

APRILIA KARAENG M (PO714221171025) AGUSTIN VITHA (PO714221171042)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
JURUSAN KESAHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI D-IV
TK.II-A
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT.
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga “Makalah Kerusakan Ekosistem
Laut Akibat Pencemaran” ini bisa disusun dan diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu.

Tersusunya makalah ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu melalui kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih
kami kepada Bapak Hidayat, SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah Sanitasi
Kawasan Pesisir yang telah membantu dan membimbing kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
adanya kritik dan saran dari berbagai pihak agar makalah ini lebih baik dan
bermanfaat.

Makassar, 3 Mei 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI ........................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 2
C. Tujuan ............................................................................................................ 2
D. Manfaat ......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Kerusakan Ekosistem Laut ............................................................. 3
B. Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut .......................................................... 4
C. Ancaman Ekosistem Laut Indonesia ............................................................. 7
D. Cara Mengatasi Perusakan Ekosistem Laut ................................................. 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................ 11
B. Saran ........................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki ribuan pulau
besar maupun kecil yang dipisahkan oleh lautan. Indonesia juga diapit oleh dua
samudra, yaitu samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Memiliki wilayah perairan
yang luas membuat Indonesia menjadi negara yang kaya akan sumber daya laut.
Banyak jenis ikan dan terumbu karang yang hidup di setiap perairan laut
Indonesia. Perairan yang hangat dan arus yang tidak terlalu besar menjadikan
perairan Indonesia banyak dihuni oleh ikan dan tumbuhan laut yang beragam.
Banyak pula ikan dari luar wilayah perairan Indonesia bermigrasi ke perairan
Indonesia pada musim-musim tertentu untuk mencari makan dan berkembang
biak. Hal ini juga yang membuat perairan Indonesia memiliki jenis ikan yang
beragam. Di wilayah pesisir banyak warga yang berprofesi sebagai nelayan,
pengepul ikan, pembuat jaring untuk mengkap ikan, pembuat bom ikan, dan
masih banyak lagi profesi yang ada.
Nelayan di beberapa wilayah di Indonesia yang tidak bijak dalam
menangkap ikan. Mereka menggunakan cara yang bisa mematikan semua ikan
dari ikan kecil sampai ikan besar dengan menggunakan bom ikan. Cara tersebut
dianggap lebih praktis, namun akibat yang ditimbulkan sangat merugikan bagi
ikan, terumbu karang dan juga bagi mereka sendiri. Kurangnya perhatian nelayan
akan ekosistem laut dapat mempengaruhi menurunnya sumber daya yang ada.
Berdasarkan permasalahan tersebut, dalam makalah ini akan dibahas
lebih lanjut mengenai kerusakan ekosistem laut di Indonesia seperti pengertian,
penyebab, dan cara mengatasinya. Diharapkan dengan adanya makalah ini penulis
maupun pembaca dapat menambah pengetahuan tentang pentingnya menjaga
kelestarian sumber daya laut yang ada serta mampu mengatasi dan meminimalisir
pencemaran yang dapat berakibat pada rusaknya ekosistem laut.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan diatas,
maka penulis merumuskan masalah yaitu bagaimana cara mengatasi atau
meminimalisir pencemaran yang dapat menyebabkan rusaknya ekosistem laut.

C. Tujuan
Tujuan umum dari penulisan makalah ini antara lain ialah agar dapat
mengatasi dan meminimalisir aktivitas yang merusak ekosistem laut. Sedangkan
tujuan khususnya antara lain yaitu:
1. Mengetahui pengertian kerusakan ekosistem laut
2. Mengetahui penyebab dari rusaknya ekosistem laut di Indonesia
3. Mengetahui ancaman ekosistem laut Indonesia
4. Mengetahui cara mengatasi atau meminimalisir kerusakan ekosistem laut

D. Manfaat
1. Dapat mengetahui pengertian kerusakan ekosistem laut
2. Dapat mengetahu penyebab dari rusaknya ekosistem laut
3. Dapat mengetahui ancaman ekosistem laut Indonesia
4. Dapat mengetahui cara mengatasi atau meminimalisir kerusakan ekosistem
laut

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian kerusakan ekosistem laut


Perusakan ekosistem laut adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang melampuai
kriteria baku kerusakan laut. Hal ini berarti bahwa perlu ditetapkan kriteria baku
kerusakan laut yang berfungsi sebagai tolak ukur untuk menentukan tingkat
kerusakan laut. Selain itu juga sangat berguna bagi penentuan status mutu laut.
Karena sangat erat kaitannya antara tingkat kerusakan laut dengan status mutu
laut itu sendiri.
Sebagian besar wilayah Republik Indonesia berupa perairan laut yang
letaknya sangat strategis. Perairan laut Indonesia selain dimanfaatkan sebagai
sarana perhubungan laut lokal maupun internasional, juga memiliki sumber daya
laut yang sangat kaya dan penting, antara lain sumber daya perikanan, terumbu
karang, padang lamun, mangrove dan pada daerah pesisir dapat dimanfaatkan
sebagai obyek wisata yang menarik. Laut juga mempunyai arti penting bagi
kehidupan makhluk hidup seperti manusia, juga ikan, tumbuh-tumbuhan dan
biota laut lainnya. Hal ini menunjukkan bahwa sektor kelautan mempunyai
potensi yang sangat besar untuk dapat ikut mendorong pembangunan di masa kini
maupun masa depan. Oleh karena itu, laut yang merupakan salah satu sumber
daya alam, sangat perlu untuk dilindungi. Hal ini berarti pemanfaatannya harus
dilakukan dengan bijaksana dengan memperhitungkan kepentingan generasi
sekarang dan yang akan datang. Agar laut dapat bermanfaat secara berkelanjutan
dengan tingkat mutu yang diinginkan.

3
B. Penyebab Kerusakan Ekosistem Laut
1. Pencemaran oleh Minyak
Saat ini industri minyak dunia telah berkembang pesat, sehingga
kecelakaan kecelakaan yang mengakibatkan tercecernya minyak dilautan
hampirtidak bias dielakkan.Kapal tanker mengangkut minyak mentah dalam
jumlah besar tiap tahun. Apabila terjadi pencemaran miyak dilautan, ini akan
mengakibatkan minyak mengapung diatas permukaan laut yang akhirnya
terbawa arus dan terbawa ke pantai.
Pencemaran minyak mempunyai pengaruh luas terhadap hewan dan
tumbuh tumbuhan yang hidup disuatu daerah. Minyak yang mengapung
berbahaya bagi kehidupan burung laut yang suka berenang diatas permukaan
air. Tubuh burung akan tertutup minyak. Untuk membersihkannya, mereka
menjilatinya. Akibatnya mereka banyak minum minyak dan mencemari diri
sendiri. Selain itu, mangrove dan daerah air payau juga rusak.
Mikroorganisme yang terkena pencemaran akan segera menghancurkan ikatan
organik minyak, sehingga banyak daerah pantai yang terkena ceceran minyak
secara berat telah bersih kembali hanya dalam waktu 1 atau 2 tahun.
2. Pencemaran oleh Logam Berat
Logam berat ialah benda padat atau cair yang mempunyai berat 5 gram
atau lebih untuk setiap cm3, sedangkan logam yang beratnya kurang dari 5
gram adalah logam ringan. Logam berat, seperti merkuri (Hg), timbal (Pb),
arsenik (As), kadmium (Cd), kromium (Cr), seng (Zn), dan nikel (Ni),
merupakan salah satu bentuk materi anorganik yang sering menimbulkan
berbagai permasalahan yang cukup serius pada perairan.
Penyebab terjadinya pencemaran logam berat pada perairan biasanya
berasal dari masukan air yang terkontaminasi oleh limbah buangan industri
dan pertambangan. Logam berat memiliki densitas yang lebih dari 5
gram/cm3 dan logam berat bersifat tahan urai. Sifat tahan urai inilah yang
menyebabkan logam berat semakin terakumulasi di dalam perairan. Logam

4
berat yang berada di dalam air dapat masuk ke dalam tubuh manusia, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Logam berat di dalam air dapat
masuk secara langsung ke dalam tubuh manusia apabila air yang mengandung
logam berat diminum, sedangkan secara tidak langsung apabila memakan
bahan makanan yang berasal dari air tersebut. Di dalam tubuh manusia, logam
berat juga dapat terakumulasi dan menimbulkan berbagai bahaya terhadap
kesehatan.
3. Pencemaran Akibat Sampah
Plastik telah menjadi masalah global. Sampah plastik yang dibuang,
terapung dan terendap di lautan. 80% (delapan puluh persen) dari sampah di
laut adalah plastik, sebuah komponen yang telah dengan cepat terakumulasi
sejak akhir Perang Dunia II. Massa plastik di lautan diperkirakan yang
menumpuk hingga seratus juta metrik ton.
Plastik dan turunan lain dari limbah plastik yang terdapat di laut
berbahaya untuk satwa liar dan perikanan. Organisme perairan dapat terancam
akibat terbelit, sesak napas, maupun termakan. Jaring ikan yang terbuat dari
bahan plastik, kadang dibiarkan atau hilang di laut. Jaring ini dikenal sebagai
hantu jala sangat membahayakan lumba-lumba, penyu, hiu, dugong, burung
laut, kepiting, dan makhluk lainnya. Plastik yang membelit membatasi
gerakan, menyebabkan luka dan infeksi, dan menghalangi hewan yang perlu
untuk kembali ke permukaan untuk bernapas.
Sampah yang mengandung kotoran minyak juga dibuang kelaut
melalui sistem daerah aliran sungai (DAS). Sampah-sampah ini kemungkinan
mengandung logam berat dengan konsentrasi yang tinggi. Tetapi umumnya
mereka kaya akan bahan-bahan organik, sehingga akan memperkaya
kandungan zat-zat makanan pada suatu daerah yang tercemar yang membuat
kondisi lingkungan menjadi lebih baik bagi pertumbuhan mikroorganisme.
Aktifitas pernafasan dari organisme ini membuat makin menipisnya
kandungan oksigen khususnya pada daerah estuarin. Hal tersebut akan

5
berpengaruh besar pada kehidupan tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup
di daerah tersebut. Pada keadaan yang paling ekstrim, jumlah spesies yang ada
didaerah itu akan berkurang secara drastis dan dapat mengakibatkan bagian
dasar dari estuarin kehabisan oksigen. Sehingga mikrofauna yang dapat hidup
disitu hanya dari golongan cacing saja. Jenis-jenis sampah kebanyakan
termasuk golongan yang mudah hancur dengan cepat, sehingga pencemaran
yang disebabkannya tidak merupakan suatu masalah besar diperairan terbuka.
4. Pecemaran oleh Pestisida
Kerusakan yang disebabkan oleh pestisida adalah bersifat akumulatif.
Mereka sengaja ditebarkan ke dalam suatu lingkungan dengan tujuan untuk
mengontrol hama tanaman atau organism-organisme lain yang tidak
diinginkan. Idealnya pestisida ini harus mempunyai spesifikasi yang tinggi
yaitu dapat membunuh organism-organisme yang tidak dikehendaki tanpa
merusak hewan lainnya, tetapi pada kenyataannya pestisida bisa membunuh
biota air yang ada di laut.
Beberapa pestisida yang dipakai kebanyakan berasal dari suatu grup
bahan kimia yang disebut Organochloride. DDT termasuk dalam grup ini.
Pestisida jenis ini termasuk golongan yang mempunyai ikatan molekul
yang sangat kuat dimana molekul-molekul ini kemungkinan dapat bertahan di
alam sampai beberapa tahun sejak mereka mulai dipergunakan. Hal itu sangat
berbahaya karena dengan digunakannya golongan ini secara terus menerus
akan membuat mereka menumpuk di lingkungan dan akhirnya mencapai suatu
tingkatan yang tidak dapat ditolerir lagi dan berbahaya bagi organism yang
hidup didaerah tersebut.
Hewan biasanya menyimpan organochloride di dalam tubuh mereka.
Beberapa organisme air termasuk ikan dan udang ternyata menumpuk bahan
kimia didalam jaringan tubuhnya. Ketika pestisida masuk ke dalam ekosistem
laut, mereka segera diserap ke dalam jaring makanan di laut. Dalam jarring
makanan, pestisida ini dapat menyebabkan mutasi, serta penyakit, yang dapat

6
berbahaya bagi hewan laut , seluruh penyusun rantai makanan termasuk
manusia.
5. Pencemaran akibat peningkatan keasaman
Dewasa ini sangat banyak kegiatan manusia yang menyebabkan polusi
udara, tanah dan air, yang disebabkan oleh limbah pabrik, industri, asap
kendaraan, dan banyak lagi. Salah satu contoh adalah semakin banyak karbon
dioksida memasuki atmosfer bumi, maka karbondioksida yang kita hasilkan
sehari-hari dapat menyebabkan hujan asam dan juga meningkatkan kadar
keasaman laut menjadi lebih asam. Potensi peningkatan keasaman laut dapat
mempengaruhi kemampuan karang dan hewan bercangkang lainnya untuk
membentuk cangkang atau rangka.
Perubahan iklim juga akan berdampak buruk pada ekosistem di lautan.
Jika air laut semakin memanas, maka akan terjadi peningkatan keasaman laut,
dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan
keasaman in menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional
Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri.
Jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfer sebetulnya mengubah
keasaman laut, dan membuat lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja
seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan
perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan
sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah
barangkali terjadi, nemun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu
tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami.

C. Ancaman Ekosistem Laut Indonesia


1. Buruknya kondisi terumbu karang Indonesia
Keberadaan terumbu karang memberikan ketersediaan makanan bagi
beragam jenis mahluk laut. Selain itu terumbu karang juga dapat membantu
mengurangi abrasi dan kerusakan pantai.

7
Namun menurut data LIPI 2012, hanya 5,3% terumbu karang
Indonesia yang tergolong sangat baik. Sisanya 27,18% berada dalam kondisi
baik, 37,25% dalam kondisi cukup, dan 30,45% berada dalam kondisi buruk.
2. Jumlah hutan mangrove yang terus berkurang
Menurut laporan FAO pada tahun 2007, Indonesia memiliki ekosistem
mangrove terbesar di dunia. Dengan 48 spesies mangrove yang ada, Indonesia
menjadi pusat dari keanekaragaman hayati mangrove dunia.
Akan tetapi sejak tahun 1982 hingga tahun 2000 Indonesia telah
kehilangan lebih dari setengah hutan mangrove nya, dari 4,2 juta hektar
menjadi hanya 2 juta hektar.
3. Peningkatan sedimentasi
Kegiatan ekstraksi sumberdaya tak terbarukan membawa dampak
buruk bagi ekosistem laut. Aktivitas pertambangan meningkatkan sedimentasi
dan menurunkan tingkat penetrasi cahaya yang diperlukan oleh mahluk laut.
Tingginya tingkat sedimentasi dapat menyebabkan matinya komunitas karang.
4. Krisis Ikan
Indonesia merupakan produsen perikanan terbesar ketiga di dunia,
setelah Tiongkok dan Peru. Akan tetapi saat produksi perikanan Indonesia
meningkat, kita mengalami ancaman akibat krisis ganda dari memburuknya
ekosistem kelautan. Gejala tersebut mulai dapat dirasakan untuk beberapa
komoditas penting seperti pelagis besar, pelagis kecil, udang, dan ikan
demersal. Selain itu kelangkaan juga dapat terlihat dari mengecilnya ukuran
ikan dan turunnya jumlah tangkapan.
Kelangkaan ikan ini membawa dampak yang besar bagi nelayan kecil
yang menggantungkan hidup sehari-harinya pada ikan karena mereka harus
mengeluarkan bahan bakar lebih untuk mencapai lokasi penangkapan yang
semakin jauh dari tepi pantai.

8
D. Cara Mengatasi Perusakan Ekosistem Laut
Cara mengatasi kerusakan di lingkungan laut, sebenarnya ada dalam diri
manusia itu sendiri tergantung dari kemauan mereka mau atau tidaknya seseorang
melakukan hal tersebut. Diantaranya:
1. Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar laut
Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut, baik
luar maupun dalam laut. Misalnya dalam pendayagunaan lingkungan laut
sebagai pariwisata,budidaya rumput laut, maupun budidaya ikan. Dimana
dalam peningkatan ini peran pemerintah juga harus diikut sertakan dalam
proses pendayagunan laut ini, seperti yang sudah diatur dalam Undang-
Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan
Lingkungan yaitu dalam BAB IV Pasal 8 Ayat 1 dan Pasal 9 Ayat 1 dan Ayat
2.
2. Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan
Penangkapan ikan sebagai cara mencari nafkah para nelayan ataupun
untuk indutri perikanan dapat diperbolehkan. Asal cadangan ikan yang
mereka tangkap tidak dalam keadaan punah, sedangkan untuk ikan yang
belum mencapai besar tertentu, harus dilepaskan kembali ke dalam laut, yang
teah diatur dalam Undang-Undang Repubik Indonsia Nomor 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan yaitu dalam BAB III Pasal 5 dan Pasal 6.
3. Mengembangkan potensi industri kelautan
Pengendalian pencemaran oleh indutri, hendaknya bersifat bahwa
jumlah bahan yang mengakibatkan polusi tidak harus berbahaya dan tidak
mengganggu keberadaan biota laut. Oleh karena itu, buangan limbah sebelum
dialirkanke sungai ataupun perairan perlu teknik pengolahan imbah seuai bata
yang ditentukan. Hasil ampah yang berasal dari kegiatan manusia harus di
kurangi dan didorong untuk mendaur ulang kotoran maupun limbah lain.
Bahkan, kalau perlu melarang pembuangan semua limbah ke lingkungan laut.
4. Mempertahankan daya dukung dan kelestarian fungsi lingkungan laut.

9
Penanggulangan kerusakan tersebut,diharapkan warga yang ada di
daerah pesisir laut untuk dapat mempertahankan aset-aset yang terdapat dalam
lingkungan laut tersebut, menyadari akan kepentingan laut dan ekosistemnya
yaitu sebagai sumber hayati, meletarikan kemampuan alam untuk menjadikan
sumber mata pencaharian penduduk sekitar laut sehingga menadikan suatu
kesejahteraan masyarakatnya.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berikut adalah kesimpulan dalam penulisan makalah kerusakan ekosistem laut
di Indonesia.
1. Perusakan ekosistem laut adalah tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung terhadap sifat fisik dan hayatinya yang
melampuai kriteria baku kerusakan laut.
2. Penyebab kerusakan ekosistem laut adalah aktivitas-aktivitas manusia yang
tidak peduli atau kurang memperhatikan kelestarian alam serta tidak menjaga
keindahan alam laut dengan melakukan berbagai pencemaran antara lain:
pencemaran minyak, logam berat, sampah, pestisida dan peningkatan
keasaman.
3. Ancaman ekosistem laut Indonesia yang dialami saat ini adalah buruknya
kondisi terumbu karang Indonesia, jumlah hutan mangrove yang terus
berkurang, peningkatan sedimentasi, dan krisis ikan.
4. Cara mengatasi atau meminimalisir kerusakan ekosistem laut manusia harus
lebih mengindahkan dan memperhatikan kelestarian alam laut, serta harus
lebih peduli dan menjaga alam laut. Selain itu beberapa yang harus
diperhatikan diantaranya Meningkatkan pendayagunaan potensi laut dan dasar
laut Peningkatan pendayagunaan potensi yang ada di lingkungan laut, baik
luar maupun dalam laut, Meningkatkan harkat dan taraf hidup nelayan,
Mengembangkan potensi industri kelautan dan mempertahankan daya dukung
dan kelestarian fungsi lingkungan laut.

B. Saran
1. Pemerintah Indonesia dan masyarakat seharusnya lebih menyadari peran laut
sebagai salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia.

11
2. Pemerintah harus menindak tegas para pelaku-pelaku yang merusak laut.
3. Mengatur UU mengenai larangan pembuangan limbah ke laut kecuali limbah-
limbah yang kandungan zat-zat kimia berbahayanya sudah disaring terlebih
dahulu.
4. Memberi penyuluhan kepada masyarakat agar lebih peduli dan menjaga
kebersihan lingkungan.
5. Pengelolaan sumberdaya kelautan berbasis masyarakat Pemberdayaan
masyarakat diartikan sebagai suatu upaya yang dimaksudkan untuk
memfasilitasi/mendorong/ membantu agar masyarakat pesisir dan pulau-pulau
kecil mampu menentukan yang terbaik bagi mereka dalam memanfaatkan dan
mengelola sumber daya pesisir dan pulau-pulau kecil.
6. Penggalakkan program one man one trees.
Program “satu orang menanam satu pohon” perlu dilakukan atas kesadaran
semua pihak dan harus mendapatkan dukungan pemerintah. Karena
penanaman pohon,terutama pohon penyerap air perlu mendapatkan tempat
dan perawatan yang baik.

12
DAFTAR PUSTAKA

Hermawan, Chandra. 2016. Makalah Kerusakan Ekosistem Laut Di Indonesia.


http://bloggerchandrahermawan.blogspot.com/2016/06/makalah-
kerusakan-ekosistem-laut-di.html. Diakses pada tanggal 3 Mei 2019.

Cristiany, Yuni. 2014. Makalah Pencemaran Laut.


https://www.academia.edu/8318846/Makalah_Pencemaran_Laut. Diakses
pada tanggal 3 Mei 2019.

Elvfrida, Evi. 2014. Makalah Kerusakan Laut.


https://www.scribd.com/doc/209317889/PLH-Makalah-Kerusakan-Laut.
Diakses pada tanggal 3 mei 2019.

Ummu, Sakinah. 2015. 5 ancaman untuk laut kita.


https://www.rappler.com/indonesia/105872-festival-laut-ancaman-
terbesar-terumbu. Diakses pada tanggal 3 Mei 2019.

13

Anda mungkin juga menyukai