BASEMENT MALL
MAKALAH
Oleh
FIRDAYANTI
NIM PO714221171016
Alhamdulillah, segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT.
atas limpahan nikmat dan karunia-Nya sehingga “Makalah Analisis Paparan CO dan
NO2 Terhadap Petugas Parkir di Basement Mall” ini bisa disusun dan diselesaikan
dengan baik dan tepat waktu.
Tersusunya proposal ini, tentu atas bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.
Untuk itu melalui kesempatan ini saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih saya
kepada Bapak Mulyadi, SKM, M.Kes selaku dosen mata kuliah Penyehatan Udara- B
yang telah membantu dan membimbing saya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Udara 5
2.2 Pencemaran Udara 5
2.3 Pencemaran Udara Dalam Ruangan 7
2.4 Karbon Monoksida (CO) 8
2.5 Nitrogen Dioksida (NO2) 9
2.6 Petugas Parkir 11
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian 12
3.2 Populasi dan Sampel 12
3.3 Teknik Pengumpulan Data 12
3.4 Pengolahan dan Analisis Data 13
3.5 Variabel Penelitian 14
3.6 Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 14
DAFTAR PUSTAKA 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
kendaraan di Indonesia merupakan kendaraan beroda dua. Kendaraan beroda
dua menggunakan bahan bakar premium maupun pertamax. Pembakaran bahan
bakar tersebut dapat mengasilkan gas CO dan NO2 (Ahadiansyah, 2017)
Kota Makassar memiliki tingkat pertumbuhan transportasi dan dalam
hal ini, kendaraan bermotor roda dua atau kendaraan roda empat memiliki
tingkat pertumbuhan yang cukup cepat dalam dekade terakhir. Namun,
diasumsikan bahwa peningkatan kendaraan setiap tahun adalah 16%, tingkat
pertumbuhan yang cukup besar, dan ditambah dengan tidak sejalan dengan
perluasan dan penambahan jalan / jalan, penanaman tanaman pelindung yang
berfungsi sebagai penyerapan polutan, kurangnya luas lahan yang menjadi
Lahan Terbuka Hijau (LTH) yang ditanami oleh beberapa pohon sebagai
perlindungan. Oleh karena itu, ia berimplikasi buruk terhadap lingkungan
(Mulyadi, 2017).
Perkembangan mall sebagai pusat perbelanjaan modern kian
menggeser pasar-pasar traditional terutama di kota-kota besar. Semakin banyak
mall semakin banyak pula lahan parkir yang diperlukan demi pelayanan dalam
memuaskan pelanggan. Kendaraan bermotor yang masuk dan keluar area parkir
basement tersebut mengeluarkan berbagai zat pencemar, diantaranya CO
(karbon dioksida) dan NO2 (Nitrogen dioksida).
Konsentrasi zat CO dan NO2 yang dihasilkan dari emisi gas buangan
kendaraan sedikit banyaknya memberikan dampak terhadap manusia tak
terkecuali di ruangan yang tertutup seperti ruangan parkiran basement mall.
Ventilasi ruangan yang buruk disertai emisi buangan gas kendaraan ditambah
juga dengan buangan gas generator listrik yang menyebabkan ruangan terasa
panas dan pengap tentunya akan memberikan dampak terhadap pekerja
termasuk petugas parkir di basement mall berupa rasa sakit (Damri, D., Ilza, M.,
& Afandi, D. 2016).
Sakit (illness) merupakan proses dimana fungsi individu dalam satu
atau lebih dimensi yang ada mengalami perubahan atau penurunan bila
2
dibandingkan dengan kondisi individu sebelumnya. Sakit ini tidak sama dengan
penyakit karena sakit merupakan gejala suatu penyakit. Oleh sebab itu,
menciptakan lingkungan kerja khususnya tempat parkir yang aman dan nyaman
serta mampu meningkatkan kesehatan dan produktivitas petugas parkir perlu
dilakukan pengujian lingkungan, pemeriksaan kesehatan biomedis bagi para
petugas parkir. Disebabkan hal tersebut perlu adanya analisis mengenai paparan
CO dan NO2 terhadap gangguan psikososial petugas parkir di Basement mall
3
e. Menganalisis hubungan kadar CO dan NO2 di udara dengan
gangguan kesehatan terhadap petugas parkir
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Udara
Udara adalah atmosfer yang ada di sekeliling bumi yang fungsinya
sangat penting untuk kehidupan di muka bumi ini, dalam udara terdapat oksigen
(O2) untuk bernafas, karbon dioksida (CO2) untuk proses fotosintesis oleh
khlorofil daun, dan ozon (O3) untuk menahan sinar ultraviolet dari matahari
(Sunu dalam Ahadiansyah 2017). Udara adalah faktor yang penting dalam
kehidupan manusia dan makhluk hidup. Udara sebagai komponen lingkungan
yang sangat penting dalam kehidupan perlu dipelihara dan ditingkatkan
kualitasnya sehingga dapat memberikan daya dukungan bagi makhluk hidup
secara optimal. Udara adalah campuran gas yang terdapat pada lapisan yang
mengelilingi bumi. Komponen yang konsentrasinya paling bervarasi yaitu uap
air dan CO2, kegiatan yang berpotensi menaikkan konsetrasi CO 2 seperti
pembusukan sampah tanaman, pembakaran atau sekumpulan massa manusia di
dalam ruangan terbatas yaitu karena proses pernapasan (Agusnar dalam
Ahadiansyah 2017 ).
Komposisi udara terutama uap air (H 2O) sangat dipengaruhi oleh
keadaan suhu udara, tekanan udara, dan lingkungan sekitarnya. Komposisi
udara bersih dan kering, pada umumnya sebagai berikut :
Nitrogen (N2) = 78,09 %
Oksigen (O2) = 20,94 %
Argon (Ar) = 0,93 %
Karbon dioksida (CO2) = 0,032 %
5
Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan
Lingkungan Hidup No.KEP-03/MENKLH/II/1991, pencemaran udara adalah
masuk atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen lain
ke dalam udara oleh kegiatan manusia atau proses alam, sehingga kualitas udara
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan udara menjadi kurang atau
tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukannya.
6
bahan kimia di udara misalnya reaksi foto kimia. Polutan sekunder ini
mempunyai sifat fisik dan sifat kimia yang tidak stabil. Sebagai contoh
adalah disosiasi NO2 yang menghasilkan NO dan O radikal. Proses
kecepatan dan arah reaksinya dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara
lain::
1. Konsentrasi relatif dan bahan reaktan
2. Derajat fotoaktivasi
3. Kondisi iklim
4. Topografi lokal dan adanya embun.
7
utama selama ini berasal dari transportasi dimana hampir 60% dari polutan yang
dihasilkan terdiri dari karbon monoksida (CO) dan sekita 15% terdiri dari
hidrokarbon (HC). Polutan yang utama adalah karbon monoksida yang
mencapai hampir setengahnya dari seluruh polutan udara yang ada (Fardiaz,
dalam Maroni 2018).
8
dan kegiatan yang dilakukan. Paparan gas CO dibawah 100 ppm dalam waktu 1
jam, tidak menimbulkan gejala apapun. Paparan gas dibawah 500 ppm dalam
jangka waktu 1 jam, timbul gejala batuk dan pusing. Jika paparan hingga
dibawah 1000 ppm selama 1 jam dapat menyebabkan sesak napas,
gelisah/bingung, sertra muka merah. Terpapar gas CO dengan kadar diatas 1000
ppm bisa menyebabkan koma. Di udara menurut WHO paparan karbon
monoksida, 87 ppm selama 15 menit, 52 ppm selama 30 menit, 26 ppm selama
1 jam, 9 ppm selama 8 jam.
N2 + O2 → 2NO
2NO + O2 → 2NO2
Pembentukan NO2 sangat dipengaruhi oleh suhu dan konsentrasi NO 2 sedangkan pembentukan NO
dirangsang hanya pada suhu tinggi. Kedua bentuk nitrogen oksida, yaitu NO dan NO2 sangat berbahaya terhadap
manusia, penelitian aktivitas mortalitas kedua komponen tersebut menunjukan bahwa NO 2 empat kali lebih beracun dari
pada NO. Pada konsentrasi yang normal ditemukan di atmosfer, NO tidak mengakibatkan iritasi dan berbahaya, tetapi
pada konsentrasi udara ambien yang normal NO dapat mengalami oksidasi menjadi NO2 yang lebih
berbahaya (Chandra, dalam Ahadiansyah, 2017). NO2 bersifat racun terutama
terhadap paru- paru, pemberian sebanyak 5 ppm NO2 selama 10 menit terhadap
9
manusia mengakibatkan sedikit kesukaran dalam bernafas. Nitrogen oksida
(NO) mempunyai kemampuan membatasi kadar oksigen dalam darah dan juga
mudah bereaksi dengan oksigen membentuk NO2. Apabila NO2 bertemu dengan
uap air di udara atau dalam tubuh manusia maka akan terbentuk HNO 3 yang
dapat merusak tubuh (Sastrawijaya dalam Ahadiansyah, 2017).
Menurut Mukono (2005) dalam Ahadiansyah (2017), apabila udara
tercemar oleh gas NO2 dan bereaksi dengan uap air maka akan menjadi korosif
dan memberikan efek terhadap mata, paru dan kulit.
a. Terhadap alat pernafasan, iritasi terhadap paru akan menyebabkan edema
paru setelah terpapar oleh gas NO2 selama 48 – 72 jam, apabila terpapar
dengan dosis yang meningkat akan menjadi fatal.
b. Terhadap mata, iritasi mata dapat terjadi apabila NO 2 berupa uap yang
pekat.
c. Terhadap kulit, iritasi terhadap kulit dapat terjadi apabila kulit kontak
dengan uap air nitrogen akan menyebabkan luka bakar.
d. Efek lain (terhadap darah), kadar nitrogen pada konsentrasi tertentu dapat
bereaksi dengan darah.
Kadar NOX di udara daerah perkotaan yang berpenduduk padat lebih
tinggi dari daerah pedesaan yang berpenduduk sedikit, hal ini disebabkan karena
berbagai macam kegiatan yang menunjang kehidupan manusia akan menambah
kadar NOX di udara, seperti transportasi, generator pembangkit listrik,
pembuangan sampah dan lain-lain (Wardhana, dalam Ahadiansyah, 2017). Ada
beberapa macam oksida nitrogen seperti NO, NO2, dan N2O. N2O juga biasa
terdapat di udara, tetapi tidak berbahaya. Kontributor terbanyak dari polutan
NOX adalah kendaraan bermotor dan dari sumber menetap yang membakar
minyak, oleh karena itu pencemar ini terkonsentrasi pada daerah urban dimana
kendaraan bermotor, industri dan berbagai macam pabrik banyak beroperasi.
10
Nitrogen di udara terdapat 78%.
Konsentrasi nitrogen oksida (NOX) di udara sangat dipengaruhi oleh
sinar matahari dan aktivitas kendaraan bermotor, pencemaran nitrogen oksida
(NOX) dapat berupa asam nitrat yang kemudian diendapkan sebagai garam-
garam nitrat didalam air hujan atau debu. Kecepatan emisi NOX dapat diketahui
bahwa waktu tinggal nitrogen monoksida (NO) biasanya lebih lama
dibandingkan nitrogen dioksida (NO2). Dari waktu tinggal tersebut dapat
diketahui bahwa proses-proses
BAB III
11
METODE PENELITIAN
12
Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.
.5 Variabel Penelitian
13
Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi penyebab atau timbulnya variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah umur, lama paparan, masa kerja,
kebiasaan merokok, status gizi, upaya mandiri dalam mengurangi paparan
polutan, kadar CO dan NO2 di udara terhadap petugas parkir di basement Mall.
Variabel terikat (dependent variable) merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah terhadap petugas parkir di basement Mall.
Tabel 3.5 Variabel, Definisi Operasional, Kriteria Penilaian, dan Skala Data
Teknik
Definisi Skala
No. Variabel Kriteria Penilaian Pengumpulan
Operasional Data
Data
Variabel
terikat
1. Petugas Sakil (Ilness) UU Nomor 23 Tahun Menggunakan Nominal
parkir di yang dirasakan 1992 kuesioner
basement petugas parkir
Mall menggunakan
kuesioner
Variabel
Bebas
2. Gas CO Zat yang dapat 1. ≤ 25 ppm Pengukuran Nominal
diketahui dengan 2. > 25 ppm dengan
pengukuran (Permenakertrans menggunakan
menggunakan CO No:13/MEN/X/2011) CO monitor
monitor yaitu yaitu odalog
odalog
14
Definisi Teknik Skala
No. Variabel Operasional Kriteria Penilaian Pengumpulan Data
Data
15
DAFTAR PUSTAKA
Ahadiansyah, R. (2017). Kadar CO dan NO2 di Udara dengan Gangguan Faal Paru
Juru Parkir Sektor E di Kabupaten Jember
Damri, D., Ilza, M., & Afandi, D. (2016). Analisis Paparan CO Dan SO 2 Pada
Petugas Parkir di Basement Mall Ska di Kota Pekanbaru. Dinamika
Lingkungan Indonesia, 3(1), 47-56..
Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup No.03 Tahun 1991
tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan yang Sudah Beroperasi
16