Anda di halaman 1dari 9

Dinamika Lingkungan Indonesia 46

Volume 3, Nomor 1
Dinamika Lingkungan Indonesia, Januari 2016, p 48-56 ISSN 2356-2226

Analisis Paparan Co Dan So2 Pada Petugas Parkir


di Basement Mall Ska di Kota Pekanbaru
1 2 3
Damri , Mirna Ilza , Dedi Afandi
1
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Jl. Diponegoro No. 2 Pekanbaru
2
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Kampus Bina widya Panam KM 12.5 Pekanbaru.
3
Fakultas Kedokteran Universitas Riau Jalan Diponegoro No. 01 Pekanbaru Riau

Abstrak: The objectives in research on the effects of CO and SO 2 to ilness parking attendant
is to analyze ilness suffered a parking attendant at the Mall SKA Pekanbaru in working on
indoor parking. The description of the illness suffered a parking attendant at SKA Pekanbaru
Mall is 21.3% feel the illness, sometimes reaching 33.2% and 45.4% never reached. Exposure
to CO over high concentration at night and exposure to SO 2 evenly in the morning, afternoon
and evening. There is a real impact concentration of CO exposure to the pain felt by the
parking attendant. This pain can be perceived from the parking attendants to the
environmental conditions the parking lot itself. The condition is more common at night. Then
the results related to the impact of SO2 exposure to pain proved to be a significant impact on
the illnes parking attendant.
Key words: Illness, CO and SO2 exposure

Kualitas udara semakin menurun dengan adanya basement tersebut mengeluarkan berbagai zat
pengaruh aktivitas manusia menggunakan pencemar, diantaranya CO (karbon dioksida)
transportasi. Penggunaan jasa transportasi akan dan SO2 (sulfur oksida).
terus meningkat seiring dengan peningkatan Kadar COdi atas 800 ppm dalam suatu
jumlah penduduk dan kecenderungan untuk ruangan dapat membahayakan kesehatan
memenuhi kebutuhan hidup. Akibat aktivitas manusia karena menimbulkan hipoksia jaringan
manusia yang tidak ramah lingkungan, udara dengan gejala kelemahan, mual, muntah,
sering kali menurun kualitasnya. Perubahan ini vertigo, bahkan kematian (Sastrawijaya, 2009).
dapat berupa sifat-sifat fisik maupun kimiawi. Hipoksia jaringan disebabkan karena keracunan
Perubahan kimiawi dapat berupa pengurangan CO dapat menurunkan kemampuan hemoglobin
maupun penambahan salah satu komponen (Hb) dalam mengikat oksigen, karena ikatan
kimia yang terkandung dalam udara. Kondisi karbon monoksida terhadap hemoglobin lebih
seperti itu lazim disebut dengan pencemaran kuat dibandingkan oksigen terhadap
udara. hemoglobin. Nilai ambang batas
Salah satu faktor yang mempengaruhi COdiperbolehkan menurut OSHA adalah 500
kualitas udara antara lain, pencemaran buangan ppm. Jika berada pada konsentrasi diatas 800
asap kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor ppm, CO dapat mengindikasikan kurangnya
akan mengeluarkan berbagai gas jenis maupun udara segar dan buruknya pencampuran udara
partikulat yang terdiri dari berbagai senyawa pada area pengguna gedung (Binardi, 2003).
anorganik dan organik dengan berat molekul Kadar CO dalam ruangan menurut NIOSH
yang besar yang dapat langsung terhirup (National Institute for Occupational Safty and
melalui hidung dan mempengaruhi masyarakat Health) aman untuk manusia adalah tidak lebih
disekitar mall. dari 1000 ppm. Sistem akan berusaha menjaga
Perkembangan mall sebagai pusat kadar CO dalam model ruangan untuk tidak
perbelanjaan modern kian menggeser pasar- melebihi 1000 ppm yaitu dengan cara mengatur
pasar traditional terutama di kota-kota besar. sirkulasi udara dalam model ruangan.
Semakin banyak mall semakin banyak pula Kadar SO2 di atas 3 ppm dapat
lahan parkir yang diperlukan demi pelayanan membahayakan kesehatan manusia terutama
dalam memuaskan pelanggan. Kendaraan penderita yang mengalami penyakit kronis pada
bermotor yang masuk dan keluar area parkir sistem pernafasan kardiovaskular. Berdasarkan
Dinamika Lingkungan Indonesia 49

data tingkat pencemaran udara dengan petugas parkir dalam melaksanakan tugas
menggunakan parameter gas emisi kendaraan sehariannya seperti munculnya gejala pusing
bermotor yaitu kadar SO2 pada berbagai jenis dan pengap di areal parkir dan hal ini juga
tempat parkir yaitu tempat parkir tertutup yang membuat suasana kerja tidak nyaman.
memungkinkan kadar polutan tetap tinggi Konsentrasi zat CO dan SO2 yang
karena polutan tidak mengalami pelarutan dihasilkan dari emisi gas buangan kendaraan
(pengurangan kadar). SO2 yang terinhalasi akan sedikit banyaknya memberikan dampak
mengalami hidrasi menghasilkan asam sulfur di terhadap manusia tak terkecuali di ruangan yang
saluran pernapasan, yang kemudian berdisosiasi tertutup seperti ruangan parkiran basement mall.
membentuk turunannya, bisulfit dan sulfit. Ventilasi ruangan yang buruk disertai emisi
Bisulfit dan sulfit dapat diserap ke dalam darah buangan gas kendaraan ditambah juga dengan
atau cairan tubuh lain, yang akan menyebabkan buangan gas generator listrik yang
kerusakan jaringan melalui mekanisme radikal menyebabkan ruangan terasa panas dan pengap
bebas. tentunya akan memberikan dampak terhadap
Peningkatan konsentrasi SO2 sehingga pekerja termasuk petugas parkir di basement
menyebabkan pH air hujan menjadi lebih mall berupa rasa sakit.
rendah dari skenario dasar, mencapai 5,12 di Sakit (illness) merupakan proses dimana
tahun 2060, saat konsentrasi SO2 di Indonesia fungsi individu dalam satu atau lebih dimensi
mencapai nilai paling tinggi. Selain berdampak yang ada mengalami perubahan atau penurunan
pada penurunan pH air hujan, peningkatan emisi bila dibandingkan dengan kondisi individu
SO2 juga berdampak pada penurunan sebelumnya. Sakit ini tidak sama dengan
temperatur global (global dimming) (Dewi dan penyakit karena sakit merupakan gejala suatu
Susandi, 2000). penyakit. Berdasarkan hal tersebut perlu adanya
Mall SKA merupakan salah satu shopping penelitian untuk menganalisis paparan CO dan
mall dengan area parkir terbesar di Pekanbaru.
Ditunjang fasilitas parkir rooftop serta 2 lantai SO2 terhadap petugas parkir di basement mall.
basement. Mall ini memberikan kenyamanan Pencemaran udara disebabkan oleh asap
buangan, proses pembakaran bahan bakar dari
bagi pengunjung dengan memberikan berbagai motor bakar menghasilkan gas buang yang
macam produk dan berlokasi yang sangat secara teoritis mengandung unsur CO, NO2, HC,
strategis di Kota Pekanbaru. Luas parkir Mall C, H2, CO2, H2O dan N2, dimana banyak yang
SKA ini yang mampu menampung sekitar 800 bersifat mencemari lingkungan sekitar dalam
buah kendaraan roda empat dan juga lebih dari bentuk polusi udara. Penelitian ini membatasi
1.000 kendaraan roda dua. Memiliki petugas pada CO dan SO2 hal ini dengan alasan
parkir sebanyak 38 orang. keterbatasan peralatan ukur dan juga CO dan
Permasalahan perparkiran di Mall SKA SO2 paling banyak pada emisi buang.
Oleh sebab itu, menciptakan lingkungan
Pekanbaru seperti dampak yang terkena emisi gas
kerja khususnya tempat parkir yang aman dan
buangan kendaraan yakni petugas parkir. Petugas nyaman serta mampu meningkatkan kesehatan
parkir memiliki resiko tinggi terhadap udara yang dan produktivitas petugas parkir perlu dilakukan
tercemar oleh gas buangan kendaraan yang pengujian lingkungan, pemeriksaan kesehatan
dikeluarkan. Setiap harinya kendaran masuk dan biomedis bagi para petugas parkir. Disebabkan
keluar sehingga memungkinkan akan hal tersebut perlu adanya analisis mengenai
mempengaruhi lingkungan disekitar ruangan paparan CO dan SO2 terhadap ilness petugas
parkir (basement). Ventilasi ruangan yang sedikit parkir di Basement mall SKA di daerah
ditambah emisi gas kendaraan serta buangan gas Pekanbaru.
generator listrik membuat udara di ruangan sekitar
basement terasa panas dan pengap. Keadaan ini BAHAN DAN METODE
membuat pekerja termasuk petugas parkir di
parkiran basement mall sangat rentan terhadap zat Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
pencemar yang dihasilkan dari emisi gas buangan observasional analitik yaitu penelitian yang
kendaraan serta buangan gas generator listrik menjelaskan adanya hubungan antara variabel-
tersebut. Permasalahan lain yang dihadapi variabel melalui pengujian hipotesis yang telah
Dinamika Lingkungan Indonesia 50

dirumuskan sebelumnya. Berdasarkan waktu sakit : Adanya gejala: naiknya temperature,


penelitian, rancangan penelitian ini termasuk nyeri. Persepsi tentang bagaimana mereka
dalam rancangan cross sectional karena merasakan: baik, buruk, sakit. Kemampuan
mempelajari korelasi antara faktor risiko dengan untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari.
efek. Rancangan ini dipilih karena pengukuran Kondisi rasa sakit yang diderita petugas
variabel variabelnya hanya dilakukan satu kali parkir pada Mall SKA Pekanbaru adalah 21,3%
pada satu saat. Populasi dalam penelitian ini merasakan illness, kadang-kadang mencapai
adalah petugas parkir mall di Pekanbaru. Data 33,2% dan tidak pernah mencapai 45,4%.
primer adalah data penelitian yang diperoleh Paparan CO (Karbon Monoksida)
secara langsung dari sumber asli (tidak melalui merupakan gambaran kondisi lingkungan
perantara). Data primer secara khusus tempat parkir dengan adanya kendaraan
dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan
bermotor yang ada dan paparan CO pada Mall
penelitian. Dalam penelitian ini untuk
SKA Pekanbaru berdasarkan hasil pengukuran
mendapatkan data primer dapat dilakukan
dengan cara penyebaran kuesioner langsung dapat dilihat bahwa pagi hari tanggal 12 Maret
kepada petugas parkir, dan melakukan 2015 menunjukkan paparan CO tertinggi
pengukuran langsung terhadap unsur CO dan mencapai 18.18 g/Nm3 pada lkasi I.
Sedangkan terendah mencapai 16.12 g/Nm3
SO2 dalam ruangan parkir dengan menggunakan
pada lokasi II. Kemudian pada tanggal 13 Maret
alat meterdigital yakni WolfSense 2012 2015 yang diambil pada siang hari mencapai
Application Software
angka tertinggi pada lokasi I mencapai 24,72
Populasi dalam penelitian ini adalah g/Nm3 dan terendah pada lokasi IV mencapai
semua petugas parkir dengan jumlah petugas 17,95 g/Nm3. Pada tangga; 14 Maret 2015
parkir sebanyak 38 orang. Seluruh populasi yang diambil pada malam hari ternyata paparan
dijadikan sampel yakni sebanyak 38 orang CO mencapai tertinggi sebesar 28,24 g/Nm3
dengan teknik sampling jenuh. Metode yakni pada lokasi I dan terendah pada lokasi III
pengumpulan data adalah alat ukur yang mencapai 25.7 g/Nm3.
diperlukan dalam melaksanakan suatu
Angka ini menggambarkan bahwa paparan
penelitian. Berikut ini metode pengumpulan
CO pada lokasi parkir yang berdasarkan
data yang digunakan yaitu studi dokumentasi
Kepmenkes RI No 1405/MENKES/SK/XI/2002
dan teknik kuesioner.
maksimal adalah angka 29 g/Nm3 berarti
Metode analisis data yang akan digunakan
bahwa pada malam hari lebih tinggi paparan CO
dalam penelitian ini adalah: Analisis kualitatif
dibandingkan dengan pada pagi dan siang hari.
merupakan penganalisisan data yang tidak dapat
dinominalkan dengan menggunakan angka-
Paparan SO2 atau juga dikenal dengan
angka, melainkan disajikan berupa keterangan,
Sulfur dioksida merupakan kondisi lingkungan
penjelasan dan pembahasan teori. Dari analisis
parkir dengan adanya kendaraan bermotor.
tersebut kemudian dibuat suatu penyajian atau
Paparan SO2 pada Mall SKA Pekanbaru
pengujian. Analisis kuantitatif adalah suatu
berdasarkan hasil pengukuran dapat dapat
bentuk analisis yang penyajiannya dalam angka-
diketahui bahwa paparan SO2 yang diambil
angka yang dapat diukur dan dihitung.
pada pagi hari yakni pengukuran tanggal 12
Maret 2015 menunjukkan bahwa tertinggi pada
HASIL
lokasi IV yang mencapai 7.91 g/Nm3 dan
terendah pada lokasi II yakni mencapai 5.68
Illness atau sakit merupakan menderita penyakit g/Nm3. Selain itu juga data pada pengukuran
menahun (kronis) atau gangguan kesehatan lain siang hari pada tanggal 13 Maret 2015 mencapai
yang menyebabkan aktivitas kerja atau tertinggi 7,88 g/Nm3 pada lokasi IV dan
kegiatannya terganggu. Walaupun seseorang terendah mencapai 6,23 pada lokasi II.
sakit, istilah masuk angin, pilek tetapi bila ia Sedangkan pengukuran yang dilakukan pada
tidak terganggu untuk melaksanakan malam hari yakni pada tanggal 14 Maret 2015
kegiatannya maka ia dianggap tidak sakit. Illnes mencapai tertinggi 8,44 g/Nm3 pada lokasi II
ini dapat dilihat dari seseorang menggunakan dan terendah 7,44 g/Nm3 pada lokasi IV.
tiga kriteria untuk menentukan apakah mereka
Dinamika Lingkungan Indonesia 51

Angka ini menggambarkan bahwa PEMBAHASAN


paparan SO2 pada lokasi parkir yang diambil
berdasarkan Kepmenkes RI No Dari beberapa pendapat ahli berbicara
1405/MENKES/SK/XI/2002 maksimal adalah masalah paparan CO dan SO2 sebagai berikut:
angka 5,2 g/Nm3 berarti bahwa pada pagi, Definisi sakit (illness) menurut UU Nomor 23
siang dan malam hari paparan SO2 masih dalam Tahun 1992, seseorang dikatakan sakit apabila
kategori tinggi. ia menderita penyakit menahun (kronis) atau
Untuk menganalisis dampak paparan CO gangguan kesehatan lain yang menyebabkan
dan SO2 terhadap illness petugas parkir pada aktivitas kerja atau kegiatannya terganggu.
Mall SKA Pekanbaru digunakan teknik analisis Walaupun seseorang sakit, istilah masuk angin,
regresi linier berganda. Adapun hasil uji analisis pilek tetapi bila ia tidak terganggu untuk
dampak paparan CO dan SO2 terhadap illness melaksanakan kegiatannya maka ia dianggap
petugas parkir pada Mall SKA Pekanbaru tidak sakit.
dengan menggunakan program komputer. Dari Sakit adalah sebagai suatu keadaan yang
hasil uji yang dapat dilihat pada lampiran 3, tidak menyenangkan yang menimpa seseorang
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,000 dan sehingga seseorang menimbulkan gangguan
nilai t hitung 15.547 untuk paparan CO terhadap aktivitas sehari-hari baik itu dalam aktivitas
illness petugas parkir pada Mall SKA jasmani,rohanidan sosial.(Perkins).
Pekanbaru. Berdasarkan hasil tersebut, terlihat Sakit adalah gangguan dalam fungsi normal
bahwa signifikansi yang diperoleh lebih kecil individu sebagai totalitas termasuk keadaan
bila dibandingkan dengan nilai alpha (0,05). Ini organisme sebagai sistem biologis dan
berarti bahwa Ho ditolah dan Ha yang diterima. penyesuaian sosialnya. (Pemons, 1972). Sakit
Sedangkan untuk paparan SO2 terhadap sebagai suatu keadaan dari badan atau sebagian
illness petugas parkir pada Mall SKA dari organ badan dimana fungsinya terganggu
Pekanbaru. Diperoleh nilai signifikansi sebesar atau menyimpang. (Oxford English Dictionary).
0,122 dan nilai t hitung 1.586 untuk paparan Para dokter mendiagnosis dan mengobati
SO2 terhadap illness petugas parkir pada Mall disease, sedangkan pasien menderita illness.
SKA Pekanbaru ini menunjukkan lebih besar Pengertian ini tidak identik. Illness dapat
dibandingkan dengan nilai alpha yang artinya disebabkan oleh disease, tetapi tidak selalu
paparan SO2 tidak berdampak terhadap illness illness disertai dengan adanya kelainan
petugas parkir pada Mall SKA Pekanbaru. organik maupun fungsional dari tubuh.
Dampak yang dihasilkan dapat dilihat dari pengertian illness dibentuk oleh faktor-faktor
persamaan regresi berikut ini: kultural, yang dipengaruhi oleh
Y= - 14.754 + persepsi, pemberian nama, penjelasan, dan
2.795X1+1.165X2 Keterangan: proses penilaian dari pengalaman yang tidak
Y = Nilai illness sebesar nilai konstanta sebesar menyenangkan. Semua hal ini dibentuk dalam
- 14.754 pada saat tidak ada X1 lingkungan keluarga, sosial dan kultural Dengan
dan X2 demikian dapat dikatakan, bahwa pengertian
X1= Besarnya dampak paparan CO sebesar illness adalah pengertian yang merupakan
2.795 terhadap illness petugas parker, konstruk kultural. Dalam perbedaan antara
artinya apabila paparan CO ditingkatkan kedua.
sebesar satu satuan maka illness petugas Sakit belum tentu karena penyakit, akan
parker akan meningkat sebesar 2.795 tetapi selalu mempunyai relevansi psikososial.
satuan. Pengertian sakit (illness) berkaitan dengan
X2= Besarnya dampak paparan SO2 sebesar gangguan psikososial yang dirasakan manusia
1.165 terhadap illness petugas parker, (bersifat subyektif), berbeda dengan pengertian
artinya apabila paparan SO2 ditingkatkan penyakit (disease) yang berkaitan dengan
sebesar satu satuan maka illness petugas gangguan pada organ manusia (bersifat
parker akan meningkat sebesar 1.165
satuan. obyektif).
Peran sakit adalah peran yang harus
dilakukan oleh orang sakit dan kaitannya
dengan upaya pencarian pengobatan. Hubungan
Dinamika Lingkungan Indonesia 52

antara perilaku sehat, perilaku sakit, peran sakit manusia atau hewan, menyebabkan kerusakan
dengan sakit dan penyakit dapat digambarkan tanaman, atau material, serta ganguan lainya
sebagai berikut: Apabila seseorang sakit, maka seperti berkurangnya jarak pandang dan bau
orang sakit tersebut bebas dari tanggung jawab konsentrasi zat pencemar di udara bebas
peran sosialnya kemudian ia atau keluarganya dipengaruhi beberapa faktor seperti volume
dituntut mencari pengobatan agar kembali bahan pencemar; karakteristik zat; iklim
menjadi orang sehat. Dalam analisis Parsons, (terutama curah hujan, arah dan kecepatan
peran sakit digambarkan sebagai masalah angin) serta topografi (Manik, 2007).
kontrol sosial. Dalam hal ini dokter dianggap Penentu utama kadar cemaran udara
sebagai agen kontrol sosial yang dapat adalah jumlah pencemar yang diemisikan
memberikan kepada seseorang legalitas sakit kedalam udara. Tetapi pengalaman
atau membatasi untuk melakukan peran sakit menunjukkan bahwa walaupun sumber yang
Dokter sebagai agen kontrol sosial hams sama mengeluarkan pencemar dari hari kehari,
mengetahui orang yang berpura-pura sakit dan kadangkala udara lumayan bersih dan ada
dapat menolak menyatakan orang itu dalam kalanya sangat tercemar, kadar cemaran
keadaan sakit, Namun dokter tetap menjalankan tergantungpada keadaan cuaca. Disamping itu,
proses pengobatan agar orang yang merasa sakit polusi udara ataupun polusi tanah untuk jumlah
dapat kembali berperan di masyarakat. emisi yang sama dan keadaan meteorologi yang
Penyakit (disease) adalah suatu bentuk sama, kadar cemaran udara dipengaruhi oleh
reaksi biologis terhadap suatu organisme, benda bentuk dan susunan geometri sumbernya,
asing atau luka (injury). Hal ini adalah suatu termsuk ketinggian emisi diatas tanah dan luas
fenomena yang objektif yang ditandai oleh daerah sebarannya (Soedomo, 2001).
perubahan- perubahan fungsi tubuh sebagai Pada dasarnya penyebab polusi udara
organisme biologis. Sedangkan sakit (illness) berupa serupa dengan polusi air. Jumlah
adalah penilaian seseorang terhadap penyakit pengotoran ini cukupbanyak sehingga tidak
sehubungan dengan pengalaman yang langsung dapat diabsorpsi atau dihilangkan.umumnya
dialaminya. pengotoran ini bersifat alamiah, kemudian
Berdasarkan uraian di atas, dapat karena ulah manusia yang serakah jumlahnya
disimpulkan bahwa sakit (illness) merupakan dan kadar bahayanya makin meningkat. Tanpa
gejala sebuah penyakit, sakit ini dapat ditandai gangguan ini alam biasanya menyediakan unsur-
dengan adanya gejala: 1) naiknya temperature, unsur dasar yang diperlukan makhluk hidup
nyeri. 2) Persepsi tentang bagaimana mereka dalam jumlah cukup dan berkelanjutan. Tetapi
merasakan: baik, buruk, sakit. 3) Kemampuan karena tambahan pengotoran oleh manusiaitu
untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. makaudara tidak dapat lagi membersihkan
Pencemaran udara diartikan sebagai dirinya. Pencemar udara ini dapat tersebar
adanya bahan-bahan atau zat-zat asing di dalam kemana-mana, kemudian masuk kedalam air
udara yang menyebabkan perubahan susunan atau tanah dan menambah polusi air ataupun
(komposisi) udara dari keadaan normalnya. polusi tanah (Sastrawijaya, 2009).
Keberadaan zat atau bahan asing di dalam udara Berbagai hidrokarbon mengalami
dalam jumlah tertentu serta berada di dalam pembakaran sempurna, akan diperoleh
udara dalam waktu yang cukup lama, akan karbondioksida, uap air dan energi. Pembakaran
dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan tidak sempurna terjadi karena jumlah oksigen
maupun binatang. (Pohan, 2002). tidak memadai atau tidak tercampur secara
Udara merupakan faktor yang penting merata dengan bahan bakarnya. Hal itudapat
dalam kehidupan. Namun denganmeningkatnya mengakibatkan timbulnya jelaga atau arang
pembangunan fisik kota dan pusat-pusat yang hitam pada tungku. Pembakaran tidak
industri, kualitas udaratelah mengalami sempurna menghasilkan bahan pencemar yakni
penurunan yang membahayakan kesehatan karbon monoksdida. Sedangkan pada
manusia, kehidupanhewan dan tumbuhan pembakaran sempurna hanya terbuang
(Soedomo, 2001). karbondioksida (Sastrawijaya, 2009).
Pada konsentrasi yang berlebihan zat-zat Komponen pencemaran udara bisa
pencemar dapat membahayakan kesehatan mencemari udara secara sendiri-sendiri, atau
Dinamika Lingkungan Indonesia 53

dapat pula mencemari udara secara bersama- semua makhluk hidup lainnya (Santy dan
sama. Jumlah komponen pencemaran udara Srikandi, 2011).
tersebut tergantung pada sumbernya. Udara di Beberapa senyawa yang dinyatakan dapat
daerah perkotaan yang mempunyai banyak membahayakan kesehatan adalah berbagai
kegiatan industri dan teknologi serta lalu-lintas oksida sulfur, oksida nitrogen, dan oksida
yang padat, udaranya relatif sudah tidak bersih karbon, hidrokarbon, logam berat tertentu dan
lagi. Udara di daerah industri kotor tekena partikulat. Pembentukan gas buang tersebut
bermacam-macam pencemar. Dari beberapa terjadi selama pembakaran bahan bakar fosil-
macam komponen pencemar udara, maka yang bensin dan solar didalam mesin. Dibandingkan
paling banyak berpengaruh dalam pencemaran dengan sumber stasioner seperti industri dan
udara adalah komponen-komponen berikut ini. pusat tenaga listrik, jenis proses pembakaran
(Wardana, 2001). yang terjadi pada mesin kendaraan bermotor
Beberapa komponen pencemar udara tidak sesempurna di dalam industri dan
sebagai polutan primer yang mencakup sebagian menghasilkan bahan pencemar pada kadar yang
besar jumlah polutan udara lainnya yang lebih tinggi, terutama berbagai senyawa organik
berpotensi mempengaruhi kualitas udara dapat dan oksida nitrogen, sulfur dan karbon
dikelompokkan menjadi: CO, NO2, SO2, HC (Tugaswati, 2007).
dan lain-lain (Sunu, 2001). Tingkat polusi udara Sulfurdioksida (SO2) merupakan gas
yang semakin meningkat terutama di kota-kota buang yang larut dalam air yang langsung dapat
besar sangat membahayakan bagi lingkungan terabsorbsi di dalam hidung dan sebagian besar
dan kesehatan masyarakat. Salah satu saluran ke paru-paru. Karena partikulat di dalam
penyumbang polusi udara di kota-kota besar di gas buang kendaraan bermotor berukuran kecil,
Indonesia adalah gas buangan kendaraan partikulat tersebut dapat masuk sampai ke dalam
bermotor (Ratnawati, 2010). alveoli paru-paru dan bagian lain yang sempit.
Menurut Baltrenas et al. (2003), emisi dari Partikulat gas buang kendaraan bermotor
hasil pembakaran bahan bakar transportasi terutama terdiri jelaga (hidrokarbon yang tidak
berupa karbon monoksida (80%), hidrokarbon terbakar) dan senyawa anorganik (senyawa-
(15%), nitrogen oksida (5%), timbal, senyawa logam, nitrat dan sulfat). Sulfur
benzopyrene. Menurut Austrup (1972) dioksida di atmosfer dapat berubah menjadi
pembakaran bahan bakar oleh kendaraan kabut asam sulfat (H2SO4) dan partikulat sulfat.
bermotor adalah sumber utama penghasil Sifat iritasi terhadap saluran pernafasan,
karbon monoksida. Karbon monoksida atau CO menyebabkan SO2 dan partikulat dapat
adalah suatu gas yang tak berwarna, tidak membengkaknya membran mukosa dan
berbau dan tidak berasa. Sebagian besar gas CO pembentukan mukosa dapat meningkatnya
berasal dari pembakaran bahan bakar fosil hambatan aliran udara pada saluran pernafasan.
dengan udara, berupa gas buangan. Kota-kota Kondisi ini akan menjadi lebih parah bagi
besar yang padat lalu lintasnya akan banyak kelompok yang peka, seperti penderita penyakit
menghasilkan gas CO sehingga kadar CO dalam jantung atau paru-paru dan para lanjut usia
(Tugaswati, 2007).
udara relatif tinggi dibandingkan dengan daerah
pedesaan (Wardhana, 2004). Senyawa CO sebenarnya merupakan
komponen yang secara alamiah banyak terdapat
Emisi gas buang dapat menimbulkan
di udara. Oleh karena itu CO dahulunya tidak
gangguan kesehatan pada manusia melalui
menepati urutan pencemaran udara yang
berbagai cara, antara lain dengan merangsang
menjadi perhatian lebih dari normalnya akibat
timbulnya atau sebagai faktor pencetus sejumlah
penggunaan bahan bakar yang berlebihan setiap
penyakit. Kelompok yang terkena terutama bayi,
tahunnya. Pengaruh CO disebut efek rumah
orang tua dan golongan berpenghasilan rendah
kaca dimana CO diatmosfer dapat menyerap
biasanya tinggal di kota-kota besar dengan
energi panas dan menghalangi jalanya energi
kondisi perumahan dan lingkungan yang buruk. panas tersebut dari atmosfer ke permukaan yang
Polusi kendaraan mempengaruhi manusia dilebih lebih tinggi. Keadaan ini menyebabkan
dari satu cara. Emisi gas buang yang dihasilkan meningkatnya suhu rata-rata di permukaan bumi
kendaraan bermotor adalah racun tidak hanya dan dapat mengakibatkan meningginya
untuk manusia, tetapi untuk
Dinamika Lingkungan Indonesia 54

permukaan air laut akibat melelehnya gunung- dapat merangsang sekresi lendir pada saluran
gunung es, yang pada akhirnya akan mengubah pangkal pada paru-paru.Gas SO2 yang ada di
berbagai sirklus alamiah (Tugaswati, 2007). udara dapat menyebabkan iritasi saluran
Dalam suatu pekerjaan yang dikerjakan pernapasan dan kenaikan sekresi mukosa.
oleh manusia memiliki resiko masing masing Dengan konsentrasi 500 ppm SO2 dapat
terhadap kesehatan manusia tersebut. Pekerjaan menyebabkan kematian pada manusia.
yang memiliki resiko tinggi antara lain petugas Pencemaran SO2 yang cukup tinggi telah
parkir. Petugas parkir memiliki resiko terhadap menimbulkan malapetaka yang cukup serius
seperti yang terjadi di lembah sungai Nerse
udara yang ada tercemar oleh asap kendaraan Belgia pada tahun 1930. Pada saat itu,
yang di keluarkan. Asap kendaran memiliki kandungan SO2 di udara mencapai 38 ppm dan
kandungan Bahan pencemar yang terutama menyebabkan toksisitas akut (Wikipedia, 2014).
adalah CO, berbagai senyawa hindrokarbon, Dampak Sulfurdioksida terhadap
berbagai NO2 dan SO2, dan partikulat debu kesehatan manusia dan hewan adalah
termasuk timbel (Pb). Bahan bakar tertentu terganggunya saluran pernapasan dan iritasi
seperti hidrokarbon dan timbel organik, mata. Pada konsentrasi yang sangat tingi dapat
dilepaskan keudara karena adanya penguapan menimbulkan kematian. Konsentrasi SO2
dari sistem bahan bakar. Setelah berada di sampai 38 pm pernah terjadi di Belgia
udara, beberapa senyawa yang terkandung mengakibatkan 60 orang tewas serta ratusan
dalam gas buang kendaraan bermotor dapat sapi dan ternak lainya mati (Manik, 2007).
berubah karena terjadinya suatu reaksi, Paparan CO di basement pada Mall SKA
misalnya dengan sinar matahari dan uap air, Pekanbaru terhadap rasa sakit yang diderita
atau juga antara senyawa-senyawa tersebut satu petugas parkir mall SKA Pekanbaru signifikan
sama lain (Tugaswati, 2007). (0,000<0,05), ini berarti bahwa CO
Pada dasarnya semua sulfur yang menyebabkan rasa sakit yang dirasakan oleh
memasuki atmosfer diubah dalam bentuk SO2 petugas parkir dan semakin tinggi konsentrasi
dan hanya 1-2% saja sebagai SO3. Pencemaran paparan CO maka akan semakin kuat pula rasa
SO2 di udara berasal dari sumber alamiah sakit yang diderita oleh petugas parkir dalam
maupun sumber buatan. Sumber alamiah adalah bekerja.
gunung berapi, pembusukan bahan organik oleh
mikroba, dan reduksi sulfat secara biologis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Proses pembusukan akan menghasilkan H2S terdapat dampak yang nyata konsentrasi paparan
yang akan berubah menjadi SO2. Sedangkan CO terhadap rasa sakit yang dirasakan oleh
sumber SO2 buatan yaitu pembakaran bahan petugas parkir. Rasa sakit ini dapat berupa
bakar minyak, gas, dan terutama batubara yang persepsi dari petugas parkir terhadap kondisi
mengandung sulfur tinggi (Mulia, 2005).
Pencemaran oleh sulfur oksida terutama lingkungan tempat parkir itu sendiri. Kondisi ini
disebabkan oleh dua komponen sulfur bentuk lebih sering terjadi pada malam hari.
gas yang tidak berwarna, SO2 dan SO3, yang Penelitian ini mendukung hasil penelitian
keduanya disebut SO2. Pengaruh utama polutan Vera Surtia Bachtiar dan Liza Ferina (2013).
SO2 terhadap manusia adalah iritasi sistem Studi paparan konsentrasi gas karbonmonoksida
pernafasan. Beberapa penelitian menunjukkan (CO) terhadap petugas parkir dan polisi lalu
bahwa iritasi tenggorokan terjadi pada kadar lintas bertujuan untuk mengetahui tingkat
SO2 sebesar 5 ppm atau lebih, bahkan pada paparan yang diterima di udara tempat kerjanya
beberapa individu yang sensitif iritasi terjadi dan melihat beberapa variabel yang
pada kadar 1-2 ppm. SO2 dianggap pencemar mempengaruhi konsentrasi gas CO. Penelitian
yang berbahaya bagi kesehatan terutama
terhadap orang tua dan penderita yang ini dilakukan di areal parkir tertutup di pusat
mengalami penyakit kronis pada sistem perbelanjaan terbesar Kota Padang (Plaza
pernafasan kadiovaskular (BPLHD, 2006). Andalas dan Rocky Plaza Hotel) dan di 5 pos
Gas SO2 dan benzopyren dapat jaga Polisi Lalu Lintas. Pengukuran gas CO
memperlemah gerakan rambut getar pada dilakukan dengan menggunakan CO meter
saluran tenggorokan. Selain itu pula gas ini dengan electrochemical sensor dan dioperasikan
selama 1 jam di setiap titik pengukuran.
Pengukuran CO di areal parkir tertutup
Dinamika Lingkungan Indonesia 55

menunjukkan bahwa konsentrasi CO di udara Gangguan yang timbul dalam bentuk iritasi
kerja petugas parkir Plaza Andalas dan Rocky mata (85%) dan iritasi tenggorokan 88,3%.
Plaza Hotel melebihi batas baku mutu,
sementara jumlah kendaraan yang SIMPULAN
mengkontribusi gas selama pengukuran di areal
parkir memiliki hubungan yang kurang Paparan SO2 di basement tidak berdampak
kuat(R2=6,5%-51%) terhadap peningkatan terhadap rasa sakit yang diderita petugas parkir
konsentrasi CO. Sedangkan dari hasil mall SKA Pekanbaru. Hal ini menunjukkan
pengukuran gas CO di 5 pos jaga polisi lalu bahwa paparan SO2 tidak memberikan dampak
lintas menggambarkan bahwa konsentrasi CO yang signifikan terhadap illnes petugas parkir,
masih berada di bawah baku mutu, dan volume hal ini dikarenakan kondisi kendaraan yang
lalu lintas sebagai variabel bebas yang diduga parkir di Mall SKA Pekanbaru merupakan
berpengaruh memiliki hubungan yang kurang kendaraan baru yang sudah bebas emisi
kuat (R2=45%) terhadap peningkatan gas CO di sehingga kurang mengeluarkan SO2. Kemudia
udara tempat kerja Polisi Lalu Lintas. bahwa terdapat dampak yang nyata konsentrasi
Kemudian hasil berkaitan dengan paparan CO terhadap rasa sakit yang dirasakan
dampak paparan SO2 terhadap rasa sakit oleh petugas parkir.
terbukti tidak memberikan dampak yang Rasa sakit ini dapat berupa persepsi dari
signifikan terhadap illnes petugas parkir, hal ini petugas parkir terhadap kondisi lingkungan
dikarenakan kondisi kendaraan yang parkir di tempat parkir itu sendiri. Kondisi ini lebih
sering terjadi pada malam hari. Kemudian hasil
Mall SKA Pekanbaru merupakan kendaraan
berkaitan dengan dampak paparan SO2 terhadap
baru yang sudah bebas emisi sehingga kurang rasa sakit terbukti tidak memberikan dampak
mengeluarkan SO2. yang signifikan terhadap illnes petugas parkir,
Hasil penelitian ini menolak hasil hal ini dikarenakan kondisi kendaraan yang
penelitian yang dilakukan oleh Nurdin Zakaria, parkir di Mall SKA Pekanbaru merupakan
R. Azizah (2013) judul: Analisis Pencemaran kendaraan baru yang sudah bebas emisi
Udara (SO2), Keluhan Iritasi Tenggorokan Dan sehingga kurang mengeluarkan SO2.
Keluhan Kesehatan Iritasi Mata Pada Pedagang
Makanan Di Sekitar Terminal Joyoboyo UCAPAN TERIMA KASIH
Surabaya. Kontributor terbesar polusi adalah
substansi, kendaraan pribadi Substansi yang Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
dimaksud adalah sulfur oksida (SOx). Di semua pihak yang telah membantu
Terminal Joyoboyo Surabaya terdapat terlaksananya penelitian ini di lapangan.
transportasi kendaraan bermotor yang
bersumber dari pengeluaran gas SO2 dan gas DAFTAR PUSTAKA
lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mempelajari polusi udara yang ada dengan Austrup, P. 1972. Some Physiological and
kejadian iritasi dalam tenggorokan dan iritasi Pathological Effects of Moderate Carbon
mata dalam makanan pedagang di sekitar Monoxide Exposure. 447-452
Terminal Joyoboyo, Surabaya. Penelitian ini Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah.
merupakan bentuk observasional dengan desain Zat zat Pencemar Udara.
cross sectional yang dianalisis secara deskriptif. http://bplhd.jakarta.go.id/dalcem_udara.
Variabel yang diteliti tingkat SO2, keluhan asp?cek=2, Jakarta, 21 09 2006.
iritasi tenggorokan dan keluhan iritasi mata. Ferina,dkk. 2013. Studi Paparan Konsentrasi
Hasil menunjukkan bahwa pedagang makanan
Gas Karbonmonoksida (CO) Di
di seluruh terminal Joyoboyo Surabaya sebagian
besar berusia > 38 tahun, dengan tingkat Lingkungan Kerja Petugas Parkir Dan
pendapatan dalam satu bulan sebagian besar < Polisi Lalu Lintas Di Kota Padang.
rp 948,000 dan tingkat Pendidikan sebagian Jurnal Teknik Lingkungan UNAND 10
besar belum selesai SD. Polusi SO2 dalam (1) : 60-72 (Januari 2013).
bentuk asap dan gas kendaraan pergi bermotor.
Dinamika Lingkungan Indonesia 56

Indriantoro, Supomo, 2002. Metodologi


Penelitian bisnis untuk Akuntansi dan Santy, M., Srikandi, N. 2011. Kontribusi Asap
Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Kendaraan Bermotor Terhadap
Yogyakarta Kesehatan Masyarakat Di Kota Jambi.
Manik, 2007. Pengelolan Lingkungan Hidup, Generated by Foxit PDF Creator Foxit
Edisi Revisi, Penerbit Djambatan. Software http://www.foxitsoftware.com
Mulia, R. M. 2005. Pengantar Kesehatan For evaluation only.
Lingkungan. Cetakan Pertama. Sastrawijaya, A. Tresna. 2009. Pencemaran
Yogyakarta: Graha Ilmu. Lingkungan. Rineka Cipta. Jakarta.
Pohan, N, 2002. Pencemaran Udara dan Hujan Shapiro BA and Peruzzi WT. 1977. Physiology
Asam, library.usu.ac.id/php? of respiration. In Shapiro BA and
op=modload&nam Peruzzi WT (Ed) Clinical Application of
e=Downloads&file=index&reg=getit&li Blood Gases. Mosby, Baltimore, Pp. 13-
d=1829,Senin,05/07/2010. 24.
Ratnawati. 2010. The Effect of Electrical Soedomo, Mustikahadi. 2001. Pencemaran
Stimulation (ES) on Strength of Udara ITB Bandung.
Quadricep Femoris Muscle in Acute Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dnegan
Exacerbation and Post Acute Menerapkan ISO 14001. Jakarta:
Exacerbation COPD Patien, Maj Kedokt Gramedia Widia Sarana Indonesia.
Indon, Volume:60, Nomor : 6, Juni 2010. Tugaswati, A.T. 2007. Emisi Gas Buang
Kendaraan Bermotor Dan Dampaknya
Terhadap Kesehatan. Jakarta
Wardhana, W.A. 2004. Dampak Pencemaran
Lingkungan. Andi Oset. Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai