Anda di halaman 1dari 37

PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN

JUDUL
EVALUASI OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH DI
TPA SUPIT URANG KELURAHAN MULYOREJO,
KECAMATAN SUKUN , KOTA MALANG.

Disusun Oleh :

Rafika Afkariana Balqis

H75217062

Disetujui Oleh :

Dedy Suprayogi S.KM, M.KL

PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
SURABAYA
2020
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

HALAMAN PENGESAHAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

EVALUASI OPERASIONAL PENGELOLAAN SAMPAH DI TPA SUPIT


URANG KELURAHAN MULYOREJO, KECAMATAN SUKUN , KOTA
MALANG.

Nama : Rafika Afkariana Balqis

NIM : H75217062

Telah disetujui dan disahkan pada :


Hari :
Tanggal :

Menyetujui,
Dosen Pembimbing,

Dedy Suprayogi S.KM, M.KL


(NIP: 198512112014031002)

Mengetahui,
Ketua Program Studi Teknik Lingkungan
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Abdul Hakim S.T, M.T


NIP. 198008062014031002

ii
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehdirat Allah SWT. Yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua, khususnya pada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Evaluasi
Operasional pengelolaan sampah di TPA Supit Urang, jl Terusan rawisari no.1,
Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang.” ini yang ditujukan untuk
memenuhi mata kuliah Praktek Kerja Lapangan.

Shalawat dan salam semoga terlimpah curahkan kepada Nabi Muhammad


SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta kepada seluruh umatnya sampai
akhir jaman. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
membantu dalam penyelesaian proposal ini.

Penulis menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, oleh
karena itu penyusun mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat
membangun untuk memperbaiki proposal ini.

Surabaya, ... Desember 2020

Penyusun

iii
DAFTAR ISI

JUDUL.....................................................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................2
1.3 Batasan Masalah......................................................................................2
1.4 Tujuan......................................................................................................3
1.5 Manfaat....................................................................................................3
BAB II.....................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Definisi Sampah.......................................................................................4
2.2 Timbulan Sampah...................................................................................4
2.2.1 Metode Pengukuran Timbulan Sampah........................................4
2.2.2 Sumber Timbulan Sampah.............................................................5
2.3 Jenis Sampah...........................................................................................7
2.4 Komposisi Sampah..................................................................................7
2.5 Karakteristik Sampah...........................................................................10
2.6 Pengelolaan Sampah.............................................................................13
2.6.1 Aspek Teknik Operasional............................................................13
2.6.2 Aspek Hukum.................................................................................20
BAB III..................................................................................................................22
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN...................................................22
3.1 Umum.....................................................................................................22
3.2 Kerangka Pikir......................................................................................22
3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.........................................................24
3.3.1 Waktu Pelaksanaan.............................................................................24
3.3.2 Tempat Pelaksanaan...........................................................................24
3.4 Tahap Pelaksanaan...............................................................................25

iv
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

3.4.1 Tahap Persiapan............................................................................25


3.4.2 Tahap Pelaksanaan........................................................................25
3.4.1 Tahap Penyusunan Laporan.........................................................26
3.5 Metode Pengumpulan Data..................................................................26
BAB IV..................................................................................................................28
PENUTUP.............................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................29
CURRICULUM VITAE......................................................................................31

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan salah satu permasalahan terbesar bagi setiap kota di


Indonesia. Pertumbuhan penduduk dan tingkat perekonomian di suatu kota
secara tidak langsung mempengaruhi peningkatan volume sampah yang
dihasilkan. Sampah tersebut jika tidak dikelola dengan baik maka akan
mempengaruhi kualitas sanitasi di lingkungan kota yang kemudian dapat
mengakibatkan menurunnya tingkat kesehatan masyarakat.
Seiring bertambahnya waktu, pertambahan penduduk dan perubahan
pola konsumsi masyarakat dapat menimbulkan peningkatan volume, jenis dan
karakteristik sampah yang semakin beragam. Menurut data Kementerian
Lingkungan Hidup tahun 2020, jumlah timbulan sampah di Indonesia ditaksir
mencapai 67,8 juta ton sampah dalam kurun waktu 1 tahun dengan
didominasi oleh jenis sampah organik. Sampah organik merupakan sampah
yang dihasikan dari aktivitas makhluk hidup yang dapat terurai dan
membusuk secara alami.
Di kota Malang sendiri terdapat TPA Supit Urang dengan total luas
lahan sebesar 31,25 Ha yang terletak di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan
Sukun. Dari luasan tersebut, diperkirakan sebesar 75% lahan di TPA sudah
penuh dengan sampah. Hal ini disebabkan karena sampah yang masuk ke
TPA Supit Urang setiap harinya adalah sekitar ± 458,16 ton (UPT Supit
Urang, 2020). Sampah-sampah tersebut berasal dari 73 TPS yang tersebar di
berbagai wilayah di kota Malang. Dari tahun ke tahun volume sampah selalu
mengalami peningkatan. Hal tersebut dibuktikan dari data volume sampah
tahun 2016, total volume sampah yang dihasilkan sebesar 3.220,22 ton/tahun,
sedangkan pada tahun 2018 volume sampah total adalah sebesar 4.488,54
ton/tahun (UPT Supit Urang, 2019).
Penumpukan sampah di lokasi Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) jika
tidak dikelola dengan tepat dapat berpotensi menimbulkan berbagai

1
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

permasalahan baru. Peningkatan volume sampah yang terjadi tiap tahunnya


dapat mengakibatkan TPA cepat penuh dan berdampak pada meluasnya
pencemaran lingkungan di sekitar lokasi TPA baik air, tanah maupun udara
serta dapat memperpendek umur pakai TPA.
Untuk mengatasi permasalahan besarnya timbulan sampah di TPA,
maka Pemerintah Kota Malang membuat program-program pengelolaan
sampah, seperti Bank Sampah Malang dan pemanfaatan biogas di TPA Supit
Urang sebagai sumber energi terbarukan yang nantinya dapat digunakan
untuk berbagai keperluan oleh penduduk sekitar TPA Supit Urang. Namun,
upaya-upaya tersebut dirasa masih belum berdampak signifikan untuk
mengurangi jumlah timbulan sampah tiap tahunnya. Oleh karena itu perlu
dilakukan upaya pengurangan volume sampah dari sumbernya serta evaluasi
operasional pengelolaan sampah di TPA Supit Urang agar kegiatan reduksi
sampah di dalam TPA dapat berjalan dengan maksimal sehingga dapat sesuai
dengan umur perencanaan TPA yang telah dirancang sebelumnya.

1.2 Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penulisan praktek kerja lapangan ini adalah:


1. Bagaimana karakteristik sampah yang masuk ke TPA Supit Urang?
2. Apakah aspek operasional pengelolaan sampah di TPA supit Urang telah
sesuai dengan kebijakan yang berlaku?
3. Bagaimana kondisi pengelolaan tempat pemrosesan akhir (TPA) Supit
Urang jika ditinjau dari aspek Operasional?

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah terhadap penelitian yang akan dilakukan adalah


mengenai sistem pengelolaan sampah yang dilakukan guna mengetahui
kondisi kelayakan teknis pengoperasian TPA Supit Urang. Aspek teknis yang
dimaksud meliputi jenis pengelolaan sampah, mekanisme pengelolaan
sampah serta peraturan atau kebijakan khususnya dari pemerintah daerah
setempat yang mengatur tentang persampahan.

2
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

1.4 Tujuan

Tujuan dilaksanakannya praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut:


1. Menganalisa karakteristik timbulan sampah yang masuk ke TPA Supit
Urang.
2. Mengetahui kebijakan atau peraturan yang mengatur tentang kegiatan
pengelolaan sampah.
3. Mengetahui aspek operasional dari pengelolaan sampah di TPA Supit
Urang.

1.5 Manfaat

Kegiatan praktek kerja lapangan ini diharapkan dapat memberikan manfaat


bagi pihak-pihak yang terkait di dalamnya. Beberapa manfaat tersebut antara
lain:
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mendapat pelajaran praktis di lapangan serta dapat
membandingkan ilmu yang didapatkan saat kuliah dengan ilmu di
lapangan kerja. Sehingga mahasiswa dapat mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia kerja.
2. Bagi Universitas
Universitas dapat menjalin relasi dengan dunia kerja salah satunya yaitu di
TPA Supit Urang, Kota Malang.
3. Bagi TPA Supit Urang, Kota Malang
TPA Supit Urang, Kota Malang dapat menerima beberapa masukan dari
mahasiswa sebagai hasil dari praktek kerja lapangan yang nantinya dapat
digunakan untuk kemajuan pengelolaan persampahan khususnya pada
aspek operasional pengelolaan sampah di TPA Supit Urang.
4. Bagi Masyarakat
Dapat digunakan sebagai sumber informasi maupun referensi mengenai
kegiatan pengelolaan sampah yang telah dilakukan di TPA Supit Urang.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Sampah


Sampah merupakan bahan buangan dalam bentuk padat atau semi padat
yang dihasilkan dari aktifitas manusia atau hewan yang dibuang karena tidak
diinginkan atau digunakan lagi (Tchobanoglous dkk,1993). Berdasarkan UU
RI Nomor 18 Tahun 2008 dan PP RI Nomor 81 Tahun 2012, sampah adalah
sisa kegiatan sehari-hari manusia dan/atau proses alam yg berbentuk padat.
Segala aktivitas masyarakat dalam sehari-harinya selalu menimbulkan
sampah. Sampah yang tidak dikelola nantinya akan mengakibatkan
munculnya timbulan sampah.

2.2 Timbulan Sampah


Timbulan sampah adalah banyaknya sampah yang timbul dari
masyarakat dalam satuan volume maupun berat per kapita perhari, atau
perluas bangunan, atau perpanjang jalan (SNI 19-2454-2002). Data dari
timbulan sampah penting untuk diketahui guna menentukan fasilitas setiap
unit pengelolaan sampah dan kapasitasnya misalnya fasilitas peralatan
penunjang, kendaraan pengangkut dan rute angkutan, fasilitas daur ulang,
serta luas dan jenis TPA yang akan dibangun.
Besarnya timbulan sampah dapat diketahui dengan sampling sampah
dari berbagai sumber selama 8 hari pada lokasi yang sama. Besarnya
timbulan sampah ini menggambarkan fluktuasi harian sampah yang
dihasilkan oleh masyarakat daerah tertentu[ CITATION Chr16 \l 1057 ].

2.2.1 Metode Pengukuran Timbulan Sampah


Metode pengukuran timbulan sampah ada beberapa cara
(Tchobanoglous dkk,1993), diantaranya yaitu :
1. Load-count analysis/analisis perhitungan beban,
yaitu jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA
dihitung dengan mencatat: volume, berat, jenis angkutan dan sumber

4
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

sampah, kemudian dihitung jumlah timbulan sampah kota selama


periode tertentu.
2. Weight-volume analysis/analisis berat-volume,
yaitu jumlah masing-masing volume sampah yang masuk ke TPA
dihitung dengan mencatat volume dan berat sampah, kemudian dihitung
jumlah timbulan sampah kota selama periode tertentu.
3. Material-balance analysis/analisis kesetimbangan bahan,
material-balance analysis menghasilkan data lebih lengkap untuk
sampah rumah tangga, industri dan lainnya dan juga diperlukan untuk
program daur ulang.
Damanhuri dan Padmi (2010) menyatakan bahwa beberapa studi
memberikan angka timbulan sampah kota di Indonesia berkisar antara 2 - 3
liter/orang/hari dengan densitas 200 - 300 kg/m3 dan komposisi sampah
organik 70 - 80%. Besaran rata-rata timbulan sampah dan komposisinya
dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Departemen Kesehatan RI (1987),
jumlah sampah dipengaruhi oleh beberapa faktor selain aktifitas penduduk
diantaranya sistem pengelolaan sampah, teknologi, musim dan waktu,
kepadatan penduduk, kebiasaan penduduk, tingkat sosial ekonomi serta
keadaan geografi.

2.2.2 Sumber Timbulan Sampah


Sumber timbulan sampah dapat dibagi menjadi delapan sumber,
(Tchobanoglous, dkk, 1993) yaitu :

1. Sampah yang berasal dari pemukiman (Residental)


Sampah ini terdiri dari limbah hasil kegiatan rumah tangga. Sampah ini
terdiri dari sampah sisa makanan, tekstil, kertas,sampah pekarangan,
kayu, kaca, kaleng, aluminium, debu atau abu, sampah elektronik
seperti batrai, tv, mesin cuci dll.
2. Sampah Daerah Perdaganan
Sampah ini terdiri dari sampah hasil aktivitas di pusat kota dengan tipe
fasilitas seperti toko, restoran, pasar bangunan kantor, hotel, motel,
bengkel dan sebagainya. Jenis sampah yang dihasilkan meliputi

5
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Sampah kertas, plastic, kayu, sisa makanan, logam dan lain


sebagainya.
3. Sampah Konstruksi
Sampah Institusional terdiri dari limbah hasil aktivitas konstruksi
seperti sampah dari lokasi pembangunan, perbaikan jalan, perbaikan
bangunan dan sebagainya yang menghasilkan sampah kayu, beton, dan
puing-puing bangunan.
4. Sampah Institusional
Sampah ini terdiri dari limbah hasil aktivitas institusi seperti Sekolah,
rumah sakit, lapas, pusat pemerintahan yang umumnya menghasilkan
sampah dengan jenis seperti pada sampah pemukiman. Khusus untuk
sampah dari rumah sakit, sampah ditangani dan di proses secara
terpisah dengan sampah lain karena termasuk sampah jenis B3.
5. Sampah Pelayanan Umum
Sampah ini terdiri dari limbah hasil aktivitas pelayanan umum seperti
tempat rekreasi, tempat olahraga, tempat ibadah, parker, pantai dan
lain sebagainya yang umumnya menghasilkan sampah organik.
6. Sampah Industri
Sampah ini terdiri dari limbah hasil aktivitas pabrik, kontruksi,
produksi, instalasi kimia, pusat pembangkit dan sebagainya.
7. Sampah Instalasi Pengolahan
Sampah ini terdiri dari limbah hasil instalasi pengolahan seperti
instalasi pengolahan air bersih, air kotor dan limbah industri yang
biasanya berupa lumpur ataupun limbah buangan sisa hasil
pengolahan.
8. Sampah pertanian dan Perkebunan
Sampah dari hasil kegiatan Pertanian dan Perkebunan biasanya berupa
bahan organik seperti Jerami, sisa sayuran, batang pohon dll. Sampah
jenis ini dapat diolah dan dimanfaatkan lagi sebagai pupuk yang
kemudian bias digunakan untuk menanam tanaman kembali.

6
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

2.3 Jenis Sampah

Jenis dan sumber sampah menurut UU No.18 Tahun 2008 tentang


Pengelolaan Sampah yaitu :
1. Sampah Rumah Tangga
Yaitu sampah yang berbentuk padat yang berasal dari sisa kegiatan
sehari-hari di rumah tangga, tidak termasuk tinja dan sampah spesifik dan
dari proses alam yang berasal dari lingkungan rumah tangga. Sampah ini
bersumber dari rumah atau dari komplek perumahan.
2. Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
Yaitu sampah rumah tangga yang bersala bukan dari rumah tangga dan
lingkungan rumah tangga melainkan berasal dari sumber lain seperti pasar,
pusat perdagangan, kantor, sekolah, rumah sakit, rumah makan, hotel,
terminal, pelabuhan, industri, taman kota, dan lainnya.
3. Sampah Spesifik
Yaitu sampah rumah tangga atau sampah sejenis rumah tangga yang
karena sifat, konsentrasi dan/atau jumlahnya memerlukan penanganan
khusus, meliputi, sampah yang mengandung B3 (bahan berbahaya dan
beracun seperti batere bekas, bekas toner, dan sebagainya), sampah yang
mengandung limbah B3 (sampah medis), sampah akibat bencana, puing
bongkaran dll.

2.4 Komposisi Sampah

Komposisi sampah adalah komponen fisik sampah seperti sisa-sisa


makanan, kertas, karbon, kayu, kain tekstil, karet kulit, plastik, logam besi,
non besi, kaca dan lain-lain. Sampah dapat dikelompokkan berdasarkan
komposisinya, misalnya dinyatakan sebagai % berat (biasanya berat basah)
atau % volume (basah) dari kertas, kayu, kulit, karet, plastik, logam, kaca,
kain, makanan, dan lain-lain. Komposisi sampah dalam penelitian ini secara
garis besar dibagi menjadi dua bagian, yaitu sampah organik dan non organik.
[ CITATION Chr16 \l 1057 ].
Komposisi sampah dapat dilihat berdasarkan sifat atau karakteristiknya.
Komposisi sampah menurut (Damanhuri, 2010) dibagi menjadi tiga yaitu :

7
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

a. Sampah Basah (Garbage)


merupakan sampah yang mudah terurai oleh mikroorganisme dan
bersifat degradable, seperti sampah daun- daun kering, sisa- sisa
makanan, buah- buahan,sayuran,dan lain- lain
b. Sampah Kering (Rubbish)
merupakan sampah yang sulit terurai oleh mikroorganisme dan bersifat
undegradable. Contoh sampah jenis ini antara lain:
 Sampah Kering Logam, seperti kaleng dan besi usang.
 Sampah Kering Non Logam, terdiri dari sampah yang mudah
terbakar (combustible rubbish) dan sampah yang sulit terbakar
(noncombustible rubbish). Sampah yang mudah terbakar misalnya
kain, kertas, karton dan kayu. Sedangkan sampah yang sulit
terbakar misalnya pecahan kaca, botol dan gelas.
c. Sampah Lembut
yaitu sampah yang berupa partikel-partikel kecil dan dapat
mengganggu pernapasan dan mata. Misalnya debu, debu pabrik
maupun tenun, abu kayu, serbuk gergaji, abu sekam, dan insinerator .
d. Sampah Bahan Beracun Berbahaya (B3),
yaitu sampah yang karena komposisi dan jumlahnya berdampak pada
kesehatan manusia dan lingkungan. Misalnya sampah rumah sakit,
pestisida, racun, kaleng bekas penyemprot nyamuk dan parfum, batu
baterai serta sampah nuklir, dan lain- lain.
Komposisi sampah suatu daerah biasanya berbeda-beda dan terbagi
menurut kebijakan masing masing daerah. Komposisi sampah tersebut
juga dipengaruhi oleh tingkat kemajuan dan perkembangan sosial ekonomi
yang ada di daerah tersebut. Faktor-faktor yang mempengaruhi komposisi
sampah (Tchobanoglous, dkk, 1993) adalah sebagai berikut :
1. Sumber sampah
Komposisi sampah suatu sumber sampah akan berbeda dari sumber
sampah yang lain.
2. Aktivitas Penduduk

8
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Profesi dari masing-masing penduduk akan membedakan jenis sampah


yang dihasilkan tiap harinya. Contoh orang yang berprofesi sebagai
pedagang ikan pasti banyak menghasilkan sampah organik sisa organ
atau bagian tubuh ikan.
3. Jenis Sistem Pengumpulan dan Pembuangan
Sistem Pengumpulan dan Pembuangan yang dipakai pada masing-
masing daerah dapat mempengaruhi komposisi sampah yang perlu
diketahui.
4. Geografi
Letak geografi dapat mempengaruhi komposisi sampah yang
dihasilkan masyarakatnya. Sebab letak geografi secara tidak langsung
mempengaruhi jenis pekerjaan mereka. Seperti daerah pertanian
dengan daerah industri, pasti memiliki perbedaan komposisi sampah
yang dihasilakan.
5. Sosial Ekonomi
Faktor ini sangat mempengaruhi komposisi serta jumlah timbulan
sampah yang dihasilkan. Faktor sosial ekonomi disini, mencakup adat
istiadat, taraf hidup, serta prilaku kebiasaan mereka sehari-harinya.
6. Musim dan Iklim
Faktor ini mempengaruhi jumlah timbulan sampah. Misalnya timbulan
sampah meningkat saat musim hujan sebab lokasi tps atau tpa yang
terbuka menyebabkan sampah tercampur dengan air sehingga volume
sampah mengalami peningkatan.
7. Teknologi
Dengan semakin meningkatnya kemajuan teknologi makan jumlah
timbulan sampah juga semakin meningkat. Contohnya jaman dahulu
orang membungkus makanan dengan bahan alami seperti daun dll,
namun semakin maju nya perkembangan teknologi ilmuan
menciptakan plastik sekali pakai. Sehingga limbah plastik semakin
meningkat.
8. Waktu

9
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Jumlah timbulan sampah dan komposisinya sangat dipengaruhi oleh


faktor waktu (harian, mingguan, bulanan, tahunan). semakin sering
sampah dikumpulkan maka semakin tinggi tumpukan sampah
terbentuk. Tetapi sampah organik akan berkurang karena membusuk,
dan yang akan terus bertambah adalah kertas dan sampah kering
lainnya yang sulit terdegradasi.

2.5 Karakteristik Sampah

Karakteristik sampah yang dianalisis biasanya meliputi karakteristik


fisik, kimia, dan biologi. Karakteristik yang berupa densitas sampah, kadar
air, kadar abu, nilai kalor, dan rasio C/N diperlukan untuk menghitung beban
massa dan volume total sampah yang harus dikelola, baik untuk sistem
transportasi maupun di TPA dan perencanaan pengolahan sampah (Christina
et al, 2016).
Karakteristik sampah adalah sifat-sifat sampah yang meliputi sifat
fisik, kimia, dan biologinya. Karakteristik sampah meliputi karakteristik fisik
yaitu berat jenis, kelembapan, ukuran partikel dan distribusi ukuran, field
capacity serta permeabilitas sampah. Karakteristik kimia meliputi proximate
analysis (kadar air, kadar volatil, kadar fixed carbon dan kadar abu), titik
lebur abu, nilai kalor sampah dan ratio C/N. Karakteristik biologi meliputi
biodegrabilitas komponen organik, bau dan populasi lalat.
A. Karakteristik Fisika
Menurut [ CITATION Zah11 \l 1057 ] dalam (Sari et al , 2015) menyebutkan
karakteristik lain yang biasa ditampilkan dalam penanganan sampah
adalah karakteristik fisika, kimia dan biologi. Karakteristik fisika yang
dianalisis meliputi berat jenis, kelembapan, ukuran dan distribusi partikel
serta penentuan angka kompaksi atau faktor pemadatan meliputi:

1. Berat jenis
Berat jenis adalah berat material per satuan volume. Berat jenis
sampah yang terukur akan tergantung pada sarana pengumpul dan
pengangkut wadah yang digunakan.

10
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

2. Kadar air
Dalam metode berat basah pengukuran, kelembaban dalam suatu
sampel dinyatakan sebagai prosentase berat basah bahan, sedangkan
untuk metode berat kering dinyatakan dengan sebagai prosentase dari
berat kering bahan. Kadar air dengan rentang 60 – 70% akan membuat
aktivitas mikroba menjadi maksimum. Bila terlalu kering, proses
dekomposisi akan terganggu, namun bila terlalu basah, maka pori-pori
timbunan akan terisi air, dan oksigen berkurang sehingga proses
menjadi anaerob yang akan menimbulkan bau busuk. Berat basah
kadar air dinyatakan sebagai :
c−a
𝑀= × 100 ..... (1)
b−a
Keterangan:
M = Kadar air (%)
a = Berat cawan kosong
b = Berat cawan setelah dioven
c = Berat cawan+sampel setelah dioven
B. Karakteristik Kimia
Dalam (Sari et al, 2015) dijelaskan bahwa karakteristik kimia ini
meliputi analisis perkiraan yang terdiri dari kadar air, kadar abu dan kadar
volatil untuk perencanaan pengolahan sampah. Sampah yang akan diuji
karakteristiknya yaitu sampah yang diambil dari setiap komponen dengan
diaduk terlebih dahulu dan dimasukkan kedalam kantong plastik yang
tertutup rapat kemudian dilakukan analisis di laboratorium. Karakteristik
kimia meliputi:
a. Proximate Analysis
Meliputi kadar air, kadar abu, kadar volatile (berat yang hilang saat
pembakaran 950°C) dan fixed carbon (zat yang tersisa setelah
penguapan)
b. Ultimate Analysis
Analisis terakhir dari sebuah komponen sampah biasanya melibatkan
penentuan persen C (Karbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), N

11
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

(Nitrogen), S (Belerang) dan P (Phospor). Dalam [ CITATION Zah11 \l


1057 ] dijelaskan bahwa Karbon (C) adalah komponen utama
penyusun bahan organik sebagai sumber energi, terdapat dalam
bahan organik seperti jerami, batang tebu, sampah kota, daun-daunan
dsb. Sedangkan Nitrogen (N) adalah komponen utama yang berasal
dari protein, misalnya dalam kotoran hewan, dan dibutuhkan dalam
pembentukan sel bakteri.
C. Karakteristik Biologi
1. Biodegradabilitas Komponen Organik
Fraksi biodegrabilitas dapat ditentukan dari kandungan lignin dari
sampah. Pengukuran biodegrabilitas dipengaruhi oleh pembakaran
volatile solid pada suhu 550°C, jika nilai volatile solid besar maka
biodegrabilitas sampah tersebut kecil. Kandungan lignin merupakan
estimasi dari biodegradabilitas, sebagai berikut:
BF = 0,83-0,028 LC ..... (2)
dimana :
BF = Fraksi biodegradabilitas dinyatakan dalam volatile solid basis
LC = Kandungan lignin pada volatile solid dinyatakan dalam % berat
2. Bau
Bau dapat timbul jika sampah disimpan dalam jangka waktu lama di
tempat pengumpulan, transfer station, dan di landfill. Bau dipengaruhi
oleh iklim panas. Bau terbentuk sebagai hasil dari proses dekomposisi
senyawa organik yang terdapat pada sampah kota secara anaerob.
Sebagai contoh, pada kondisi anaerob, sulfat tereduksi menjadi sulfida
(S2) dimana jika zat ini bereaksi dengan hidrogen akan membentuk
H2S.
3. Perkembangan Lalat
Pada musim panas, perkembangbiakan lalat perlu mendapat perhatian
yang khusus. Lalat dapat berkembang biak pada tempat pengumpulan
sampah dalam waktu kurang dari dua minggu[ CITATION Rus13 \l
1057 ].

12
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

2.6 Pengelolaan Sampah


Menurut UU No. 18 Tahun 2008, pengelolaan sampah merupakan suatu
kegiatan sistematis, menyeluruh, dan berkesinambungan yang meliputi
kegiatan pengurangan dan penanganan sampah. Pengelolaan sampah ini
meliputi penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pengolahan dan
pembuangan sampah sesuai dengan standarisasi yang berlaku.
Dalam [ CITATION Chr16 \l 1057 ] dijelaskan bahwa pengelolaan sampah
merupakan rangakaian kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat dan kualitas lingkungan serta menjadikan sampah
sebagai sumber daya. Dari sudut pandang kesehatan lingkungan, pengelolaan
sampah dipandang baik jika sampah tersebut tidak menjadi media
berkembang biaknya bibit penyakit serta sampah tersebut tidak menjadi
medium perantara menyebar luasnya suatu penyakit. Secara garis besar,
kegiatan di dalam pengelolaan sampah meliputi pengendalian timbulan
sampah, pengumpulan sampah, transfer dan transportasi dan pembuangan
akhir.
Terdapat beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi
volume sampah, empat (4R) prinsip yang dapat digunakan dalam menangani
masalah sampah antara lain sebagai berikut :
a. Reduce (mengurangi), yakni upayakan meminimalisi barang atau material
yang kita pergunakan.
b. Reuse (menggunakan kembali), yakni pilihlah barang yang bisa dipakai
kembali, hindari pemakaian barang yang sekali pakai (disposable).
c. Recycle (mendaur ulang), yaitu barang yang sudah tidak berguna lagi bisa
didaur ulang sehingga bermanfaat serta memiliki nilai tambah. Tidak
semua barang bisa didaur ulang, namun saat ini sudah banyak industri
formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi
barang yang bermanfaat dan memiliki nilai ekonomis.
d. Replace (mengganti), yakni mengganti barang-barang yang hanya bisa
dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Selain itu
menggunakan barang-barang yang lebih ramah lingkungan, misalnya
mengganti kantong plastik dengan keranjang ketika berbelanja, dan

13
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

menghindari penggunaan styrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa


terdegradasi secara alami.
Di dalam sistem pengelolaan sampah terdapat 2 aspek atau komponen
yang saling mendukung antara satu dengan yang lainnya. Kedua komponen
tersebut saling berinteraksi untuk mencapai tujuan yang tertuang dalam SNI
19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan. Berikut merupakan dua aspek dalam sistem pengelolaan
sampah :
2.6.1 Aspek Teknik Operasional
Aspek teknik operasional pengelolaan sampah meliputi dasar-dasar
perencanaan untuk kegiatan-kegiatan pewadahan sampah, pengumpulan
sampah, pengangkutan sampah, serta pengelolaan sampah di tempat
pembuangan akhir. Berikut penjelasannya :

1. Penampungan atau Pewadahan Sampah


Proses awal dalam pengelolaan sampah yang berkaitan langsung
dengan sumber timbulan sampah adalah penampungan. Penampungan
sampah adalah suatu cara penampungan sebelum dikumpulkan,
dipindahkan, diangkut dan dibuang ke TPA. Tujuannya adalah
menghindari agar sampah tidak berserakan sehingga tidak mengganggu
lingkungan sekitar. Pola pewadahan sampah dapat dibagi menjadi
komunal dan individual. Pewadahan dimulai dengan pemilahan baik
untuk pewadahan individual maupun komunal sesuai dengan
pengelompokkan pengelolaan sampah (SNI 19-2454-2002 tentang tata
cara teknik operasional pengelolaan sampah perkotaan). Bahan wadah
yang dipersyaratkan sesuai Standar Nasional Indonesia adalah tidak
mudah rusak, ekonomis, mudah diperoleh dan dibuat oleh masyarakat
dan mudah dikosongkan.

2. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah yaitu cara atau proses pengambilan sampah
mulai dari tempat penampungan atau pewadahan hingga ke tempat
pembuangan sementara. Pola pengumpulan sampah pada dasarnya

14
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

dikelompokkan menjadi 2 yaitu pola individual dan pola komunal (SNI


19-2454-2002) :

a. Pola Individual

Yaitu proses pengumpulan sampah yang dimulai dari sumber


sampah (tong sampah dari rumah-rumah) kemudian diangkut langsung
maupun melalui gerobak atau kontainer sebelum dibuang ke TPA
dengan dump truck.

 Langsung

Tong Sampah
Dump Truck TPA
(Sumber)

- Tidak Langsung

Tong Sampah Gerobak/ Dump


TPA
(Sumber) Kontainer Truck

b. Pola Komunal

Merupakan pengumpulan sampah dilakukan oleh penghasil sampah


ke tempat penampungan sampah komunal (TPS) yang telah disediakan
atau ke truk sampah yang menangani titik pengumpulan kemudian
diangkut ke TPA dengan dump truck atau untuk pola tidak langsung
dengan ditampung dalam container melalui grobak sampah terlebih
dahulu.

3. Pemindahan Sampah
Proses pemindahan sampah adalah memindahkan sampah hasil
pengumpulan ke dalam alat pengangkutan untuk dibawa ke tempat
pembuangan akhir. Tempat yang digunakan untuk pemindahan sampah
yang dilengkapi dengan container pengangkut. Cara pemindahan dapat
terbagi menjadi tiga yaitu manual, mekanis maupun gabungan

15
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

keduanya (SNI 19-2454-2002 tentang tata cara teknik operasional


pengelolaan sampah perkotaan).

4. Pengangkutan Sampah
Pengangkutan adalah kegiatan pengangkutan sampah yang telah
dikumpulkan di tempat penampungan sementara/ kontainer atau dari
tempat sumber sampah ke tempat pembuangan akhir. Berhasil tidaknya
penanganan sampah juga tergantung pada sistem pengangkutan yang
diterapkan. Pengangkutan sampah yang ideal adalah dengan truck
container tertentu yang dilengkapi alat pengepres. Banyak cara yang
dilakukan dalam sistem pengangkutan sampah seperti dengan
pengosongan container maupun dengan sistem container tetap (SNI 19-
2454-2002 tentang tata cara teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan).

5. Pembuangan Akhir Sampah


Pembuangan akhir merupakan tempat yang disediakan untuk
membuang sampah dari semua hasil pengangkutan sampah untuk
diolah lebih lanjut. Prinsip pembuangan akhir adalah memusnahkan
sampah domestik di suatu lokasi pembuangan akhir. Jadi tempat
pembuangan akhir merupakan tempat pengelolaan sampah. Menurut
SNI 19-2454-2002 tentang teknik operasional pengelolaan sampah
perkotaan, secara umum teknologi pengolahan sampah dibedakan
menjadi 3 (tiga) metode yaitu :

a. Open Dumping
Metode ini merupakan sistem pengolahan sampah dengan hanya
membuang/ menimbun sampah di suatu tempat tanpa ada perlakuan
khusus atau sistem pengolahan yang benar, sehingga sistem open
dumping menimbulkan gangguan pencemaran lingkungan seperti
perkembangan vektor penyakit, bau, pencemaran air permukaan dan air
tanah serta rentan terhadap bahaya kebakaran dan longsor. Open
Dumping menggunakan pola menghamparkan sampah di lahan terbuka

16
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

tanpa dilakukan penutupan lagi dengan tanah. Metoda Open Dumping


dapat menimbulkan keresahan terhadap masyarakat yang ada di
sekitarnya, selain juga telah mengganggu keindahan kota. Kekurangan
sistem open dumping (Gelbert,dkk:1996) antara lain :

 Lahan yang luas akan tertutup oleh sampah dan tidak dapat
digunakan untuk tujuan lain. Cairan yang dihasilkan akibat proses
penguraian (leachate) dapat mencemari sumber air jika tidak dikelola
dengan baik.
 Sungai dan pipa air minum dapat teracuni akibat bereaksi dengan
zat-zat atau polutan sampah.
 Penyumbatan badan air.
 Merupakan sumber dan tempat perkembangbiakan organisme
penyebar penyakit.
 Gas yang dihasilkan dalam proses penguraian akan terperangkap di
dalam tumpukan sampah dapat menimbulkan ledakan jika mencapai
kadar dan tekanan tertentu.

b. Controlled Landfill
Metode controlled landfill adalan sistem open dumping yang
diperbaiki yang merupakan sistem pengalihan open dumping dan
sanitary landfill yaitu dengan penutupan sampah dengan lapisan tanah
dilakukan setelah TPA penuh yang dipadatkan atau setelah mencapai
periode tertentu.

c. Sanitary Landfill
Sanitary Landfill adalah proses pengisolasian sampah dari
lingkungan sekitar sampai diketahui tingkat bahayanya melalui proses
biologi, kimia, dan fisik. Hal ini merupakan pembuangan limbah yang
terkontrol untuk mengurangi paparan dampak yang merugikan bagi
manusia dan lingkungan (Technical SWM Guideline of Nepal). Metode
ini dilakukan dengan cara sampah ditimbun dan dipadatkan, kemudian
ditutup dengan tanah sebagai lapisan penutup. Pekerjaan pelapisan

17
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

tanah penutup dilakukan setiap hari pada akhir jam operasi. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam sanitary landfill , yaitu:

 Memerlukan lahan yang luas.


 Penyediaan dan pemilihan lokasi pembuangan harus memperhatikan
dampak lingkungan.
 Aspek sosial harus mendapat perhatian.
 Harus dipersiapkan instalasi drainase dan sistem pengumpulan gas.
 Kebocoran ke dalam sumber air tidak dapat ditolerir (kontaminasi
dengan zat-zat beracun).
 Memerlukan pemantauan yang terus menerus.

Sedangkan menurut UN Habitat yang dikutip dari course book


IUTC Training Programme: 2010, Toward Zero Waste City tipe-tipe
Tempat Pembuangan Akhir (TPA) dapat dibagi sebagai berikut :

a. Anaerobic
Tipe ini banyak ditemukan di negara-negara Asia. Keberadaan
limbah dapat menurunkan kualitas udara (oksigen) di sekitarnya.
Peningkatan lindi (leachate) dan gas metan sangat tinggi.

b. Aerobic
Tipe aerobic saat ini mulai popular di negara-negara berkembang.
Keberadaan limbah tidak terlalu mempengaruhi kualitas udara sekitar.
Peningkatan lindi dan gas metan cukup rendah.

c. Semi-aerobic
Tipe ini merupakan gabungan aerobic dan anaerobic. Pipa
pengumpul lindi terhubung ke lubang gas untuk sirkulasi udara dalam
limbah. Selain ketiganya, ada metode lain dalam pengelolaan sampah
(Gelbert, dkk:1996) antara lain :

1. Pembakaran (incinerating)
Sampah padat dibakar menggunakan alat bernama insinerator.
Hasil pembakaran adalah gas dan residu pembakaran. Penurunan

18
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

volume sampah padat hasil pembakaran dapat mencapai 70%. Cara ini
relatif lebih mahal dibanding dengan sanitary landfill, yaitu sekitar
tiga kali lipatnya. Kelebihan sistem pembakaran ini adalah:

 Membutuhkan lahan yang relatif kecil dibanding sanitary landfill.


 Dapat dibangun di dekat lokasi industri.
 Residu hasil pembakaran relatif stabil dan hampir semuanya
bersifat anorganik.
 Dapat digunakan sebagai sumber energi, baik untuk pembangkit
uap, air panas, listrik dan pencairan logam.

Kekurangannya terletak pada mahalnya investasi, tenaga kerja,


biaya perbaikan dan pemeliharaan, serta masih menghasilkan residu,
dan gas. Secara umum proses pembakaran di dalam insinerator yaitu
sampah yang dapat dibakar dimasukkan di dalam tempat penyimpan
atau penyuplai. Berikutnya, sampah diatur sehingga rata lalu
dimasukkan ke dalam tungku pembakar. Hasil pembakaran berupa
abu, selanjutnya dapat dimanfaatkan sebagai penutup sampah pada
landfill. Sedangkan hasil berupa gas akan dialirkan melalui cerobong
yang dilengkapi dengan scrubber atau ditampung untuk dimanfaatkan
sebagai pembangkit energi.

2. Pengomposan (composting)
Pengkomposan merupakan upaya pengolahan sampah, sekaligus
usaha mendapatkan bahan-bahan kompos yang dapat menyuburkan
tanah. Sistem ini mempunyai prinsip dasar mengurangi atau
mendegradasi bahan-bahan organik secara terkontrol menjadi bahan-
bahan anorganik dengan memanfaatkan aktivitas mikroorganisme.
Mikroorganisme yang berperan dalam pengolahan ini dapat berupa
bakteri, jamur, khamir juga insekta dan cacing. Agar pertumbuhan
mikoorganisme optimum maka diperlukan beberapa kondisi,
diantaranya campuran yang seimbang dari berbagai komponen karbon
dan nitrogen, suhu, kelembaban udara (tidak terlalu basah dan tidak

19
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

terlalu kering), dan cukup kandungan oksigen (aerasi baik). Sistem


pengkomposan ini mempunyai beberapa keuntungan, antara lain :

 Merupakan jenis pupuk yang ekologis dan tidak merusak


lingkungan.
 Bahan yang dipakai tersedia, tidak perlu membeli.
 Masyarakat dapat membuatnya sendiri, tidak memerlukan peralatan
dan instalasi yang mahal.
 Unsur hara dalam pupuk kompos ini bertahan lama jika dibanding
dengan pupuk buatan.
2.6.2 Aspek Hukum
Aspek Hukum dan Peraturan Hukum dan peraturan didasarkan atas
kenyataan bahwa Negara Indonesia adalah Negara hukum, dimana sendi-
sendi kehidupan bertumpu pada hukum yang berlaku. Manajemen
persampahan kota di Indonesia membutuhkan kekuatan dan dasar
hukum, seperti dalam pembentukan organisasi, pemungutan retribusi,
keterlibatan masyarakat. Kebijakan pengelolaan sampah di Indonesia
diatur dalam peraturan daerah maupun undang-undang dasar. Beberapa
dasar hukum yang melandasi pengelolaan sampah diantaranya yaitu :

a. Undang-undang Dasar Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2008


tentang pengelolaan sampah.
b. Peraturan Pemerintah No. 81 tahun 2012 tentang pengelolaan sampah
rumah tangga dan sampah sejenis rumah tangga.
c. Peraturan Mentri Lingkungan Hidup (PerMenLH) No. 13 tahun 2012
tentang pedoman pelaksanaan Reduce, reuse dan recycle melalui bank
sampah.
d. Peraturan Daerah (PERDA) Kota Malang No. 10 tahun 2010 tentang
pengelolaan sampah.

Peraturan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan


sampah di perkotaan antara lain adalah yang mengatur tentang
(Hendra,2016) :

20
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

– Ketertiban umum yang terkait dengan penanganan sampah


– Rencana induk pengelolaan sampah kota
– Bentuk lembaga dan organisasi pengelola
– Tata-cara penyelenggaraan pengelolaan
– Besaran tarif jasa pelayanan atau retribusi
– Kerjasama dengan berbagai pihak terkait, diantaranya kerjasama antar
daerah, atau kerjasama dengan pihak swasta.

21
BAB III
METODE PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.1 Umum

Metode Praktek kerja lapangan ini berisi mengenai tahapan – tahapan


mulai dari awal kegiatan praktek kerja lapangan hingga akhir kegiatan
praktek kerja lapangan. Tahapan yang dilakukan pada saat praktek kerja
lapangan dimulai dari tahapan yang pertama yaitu persiapan, lalu kemudian
pelaksanaan praktek kerja lapangan, dan untuk tahapan yang terakhir yaitu
tahap penyusunan laporan. Tahapan – tahapan tersebut berisi mengenai
proses studi literatur yang bersifat berkelanjulan mulai tahapan awal hingga
tahapan akhir.

3.2 Kerangka Pikir

Praktek kerja lapangan di TPA Supit Urang Kota Malang ini memiliki
kerangka pikir yang digunakan untuk mengetahui dan mempermudah alur
dalam pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan ini, mulai dari tahapan
awal hingga tahapan akhir. Kerangka pikir pada praktek kerja lapangan ini
yaitu sebagai berikut :

22
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Penentuan judul dan juga tema Praktik Kerja Lapangan

Survey lokasi kegiatan Praktik Kerja Lapangan


Tahap
Persiapan

Pengurusan izin kegiatan Praktik Kerja Lapangan

Observasi dan orientasi lapangan


Tahap Kegiatan yang akan dilaksanakan meliputi :
Pelaksanaan 1. Pengenalan lokasi kerja praktek.
2.Orientasi lapangan
3. Pengenalan pengelolaan sampah di TPA Supit urang

Pada saat tahap pelaksanaan dilakukan pengamatan


terhadap proses pengolahan sampah organik menjadi
biogas di TPA Supit urang Kota Malang, serta
mengumpulkan data – data primer dan sekunder.
a. Pengumpulan data primer
1. Proses pengolahan sampah di TPA Supit urang.
2. Karakteristik timbulan sampah yang masuk ke TPA
Supit urang.
3. Dokumentasi Lapangan.
b. Pengumpulan data sekunder
1. Data literatur, jurnal, makalah dan laporan penelitian
terdahulu
2. Data jumlah pekerja dan struktur organisasi
3. Data kapasitas instalasi dan kapasitas pengolahan

Tahap
Pelaporan Analisa dan Pembahasan

Kesimpulan

Penyusunan Laporan Kerja praktek

Gambar 3.1 Diagram Alir Pelaksanaan PKL

23
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

3.3 Waktu dan Tempat Pelaksanaan

3.3.1 Waktu Pelaksanaan

Waktu pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilakukan selama ±


1 bulan yang direncanakan pada tanggal 14 Desember – 18 Januari dan
untuk tanggal pelaksanaan dapat disesuaikan dengan kondisi di TPA
Supit Urang Kota Malang. Adapun agenda kegiatan praktek kerja
lapangan di TPA Supit Urang Kota Malang yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PKL


Bulan
Desembe
No Januari
Jadwal Kegiatan r
.
Minggu ke-
I II III IV
Pengenalan lokasi Praktek Kerja
1.
Lapangan secara umum
Pengumpulan data-data mengenai
2.
item– item pada ruang lingkup
Observasi dan orientasi lapangan
3.
disertai dokumentasi

4. Studi dan analisis

5. Pengumpulan data

6. Pembuatan laporan

3.3.2 Tempat Pelaksanaan

Tempat pelaksanaan praktek kerja lapangan ini dilakukan di TPA


Supit Urang, Kota Malang yang berlokasi di Jl. Terusan rawisari no.1,
Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.

24
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Gambar 3.2 Lokasi Praktek Kerja Lapangan


(Sumber : Google Maps, 2020)

3.4 Tahap Pelaksanaan

Secara garis besar metode pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan terdiri dari
beberapa tahapan, diantaranya sebagai berikut :
3.4.1 Tahap Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap awal yang dilakukan ketika
memulai penentuan tema Praktek Kerja Lapangan yang akan diambil.
Setelah menentukan tema kemudian menentukan judul yang akan
diambil berdasarkan hasil studi literatur. Kemudian melakukan proses
pengurusan permohonan praktek kerja lapangan di TPA Supit Urang
dengan cara membuat surat pengantar permohonan ijin kerjasama
Praktek Kerja Lapangan dari pihak universitas kepada Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang.
3.4.2 Tahap Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap kedua yang dilakukan yaitu
melaksanakan kegiatan praktek kerja lapangan dimana pada kegiatan ini
dilakukan proses pengamatan (observasi) terhadap kegiatan pengelolaan
sampah yang ada di TPA Supit Urang serta melakukan pengumpulan
data primer maupun data sekunder. Data yang dibutuhkan dapat
diperoleh melalui observasi lapangan dan meminta pada instansi terkait
mengenai data – data yang dibutuhkan untuk penyusunan laporan Kerja
Praktek.

25
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

3.4.1 Tahap Penyusunan Laporan


Tahap ini meliputi tahap analisa data dan membuat pembahasan
terkait topik yang diambil pada kerja praktik ini. Selanjutnya
melakukan evaluasi terhadap objek instalasi pengolahan sampah
organik berdasarkan hasil analisis data primer dan sekunder yang telah
didapatkan.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Pada tahap ini, dilakukan pengambilan data yang berhubungan dengan


rumusan masalah yang telah ditentukan. Adapun beberapa cara pengumpulan
data untuk penelitian PKL ini adalah :
a. Pengumpulan Data Primer
Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung ketika
praktik kerja lapangan dilaksanakan. Data primer didapatkan melalui
beberapa metode, yaitu:
1. Interview
Cara pengumpulan data yang dilakukan dengan wawancara atau tanya
jawab langsung dengan staff perusahaan yang bertanggung jawab pada
bidang praktek kerja lapangan yang sedang dilakukan.
2. Observasi
Yaitu cara pengumpulan data yang dilakukan dengan melakukan
pengamatan serta mencatat terhadap obyek pelaksanaan yang
dilakukan dengan cara membandingkan secara teoritis dan teknis di
lapangan mengenai pelaksanaan pengelolaan sampah yang telah
dilakukan di instansi tersebut. Data yang dikumpulkan dengan metode
ini antara lain sumber dan jenis sampah yang masuk ke TPA Supit
Urang, teknik operasional pengelolaan TPA Supit Urang, serta kondisi
fisik TPA Supit Urang.
b. Pengumpulan Data Sekunder
Data sekunder dikumpulkan dari dokumen-dokumen dan referensi-
referensi yang diperlukan. Pengumpulan data sekunder yang dibutuhkan
dalam kerja praktek adalah :

26
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

1. Data literatur, jurnal, makalah dan laporan penelitian terdahulu.


2. Data keterangan jumlah pekerja dan struktur organisasi.
3. Data kapasitas TPA.
4. Data-data lain sebagai data pendukung.

27
BAB IV
PENUTUP

Demikian proposal Praktik Kerja Lapangan ini disusun sebagai


bahan pertimbangan dalam melaksanakan kerja praktek di dilakukan di
TPA Supit Urang Kota Malang Malang. Diharapkan pelaksanaan Praktek
Kerja Lapangan ini dapat memberikan manfaat, bagi penyusun selaku
mahasiswa dan almamater UIN Sunan Ampel Surabaya dan pihak
Perusahaan.

Dengan adanya kegiatan Praktek kerja lapangan ini diharapkan


terjadinya kerjasama antara dunia perguruan tinggi dengan instansi terkait
dapat terus terjalin. Dampak yang didapatkan oleh kedua belah pihak dari
adanya kerja praktek yang saling menguntungkan dapat digunakan
sebagai sarana transfer ilmu pengetahuan dan teknologi dari intansi
terkait ke perguruan tinggi maupun sebaliknya, Sehingga dapat
bermanfaat bagi masyarakat luas.

Demikian proposal ini penulis buat dengan sebenar-benarnya,


sebagai acuan dalam melaksanakan Praktik Kerja Lapangan. Besar
harapan kami untuk dapat melaksanakan Praktik Kerja Lapangan di TPA
Supit Urang, Kota Malang serta bantuan dari segenap direksi dan
karyawan demi kelancaran serta suksesnya pelaksanaan Kerja Praktik
yang akan penulis laksanakan.

Penulis menyadari bahwa pada saat pelaksanaan Praktik Kerja


Lapangan akan sedikit mengganggu jalannya kegiatan di dalam
perusahaan. Oleh karena itu, sebelumnya kami mohon maaf yang sebesar-
besarnya. Atas bantuan dan perhatiannya penulis ucapkan terima kasih.

28
DAFTAR PUSTAKA

Christiawan, P. I., & Citra, I. P. 2016. Studi Timbulan Dan Komposisi Sampah
Perkotaan Di Kelurahan Banyuning. Jurnal Media Komunikasi Geografi.
Christiawan, P. I., & Sutarjo. 2017. Karakteristik Dan Kuantifik bentuk
Pengelolaan Sampah Perumahanasi. Jurnal Ilmiah Ilmu Sosial.
Damanhuri, E. 2006. Perolehan Kembali Materi-Energi Dari Sampah, Prosiding
Seminar Nasional Teknologi Lingkungan.
Darmasetiawan, Martin. 2004. Sampah dan Sistem Pengelolaannya. Jakarta :
Ekamitra Engineering.

Hartoyo, 1998. Pemanfaatan Pengelolaan Sampah Kota Jawa Timur, Bahan


Seminar Nasional Penanganan Sampah Kota, Fakultas Teknik Brawijaya,
Malang.

Hendra, Yulia. 2016. Perbandingan Sistem Pengelolaan Sampah Di Indonesia Dan


Korea Selatan: Kajian 5 Aspek Pengelolaan Sampah. Direktorat
Pengembangan Plp, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan
Umum Dan Perumahan Rakyat.
Hermawan, F. (2017). Penerapan Teknologi waste to energy (WTE) pada
Rencana Pembangunan Intermediate Treatment Facility (ITF). Sunter Jakarta
Utara.
Huda, Chaerul Alfi. 2013. Kajian Kelayakan Operasional Tpa Jomboran Sebagai
Tpa Kabupaten Klaten. Program Studi Perencanaan Wilayah Dan Kota
Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Masrida, Reni. 2017. Kajian Timbulan Dan Komposisi Sampah Sebagai Dasar
Pengelolaan Sampah Di Kampus Ii Universitas Bhayangkara Jakarta Raya.
Journal Of Env. Engineering & Waste Management, Vol. 2, No. 2.

Slamet Raharjo, Rima Geovani. 2015. Studi Timbulan, Komposisi, Karakteristik,


Dan Potensi Daur Ulang Sampah Non Domestik Kabupaten Tanah Datar.

Sni 19-3964-1994. Tentang Metode Pengambilan Dan Pengukuran Contoh


Timbulan Dan Komposisi Sampah Perkotaan.

29
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Suwatanti, E., & Widiyaningrum, P. 2017. Pemanfaatan Mol Limbah Sayur Pada
Proses Pembuatan Kompos. Jurnal Mipa, 40(1), 1-6.
Tallei, Trina E., Iskandar,J., Runtuwene, S., & Filho, Walter L. (2013). “Local
Community-based Initiatives of Waste Management Activities on Bunaken
Island in North Sulawesi, Indonesia”. Research Journal of Environmental and
Earth Sciences 5(12):737-743.
Tchobanoglous, G., H. Theisen, Dan S.A.Vigil. 1993. Integrated Solid Waste
Management. Engineering Principles And Management Issues. Mc Graw Hill
International Editions, New York.
Undang-Undang RI Nomor 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah.

30
CURRICULUM VITAE
PEMOHON
DATA PRIBADI
Nama Lengkap Rafika Afkariana Balqis
Nama Panggilan Rafika, Rika
Tempat, Tanggal Lahir Mempawah, 6 Agustus 1999
Jenis Kelamin Perempuan
Agama Islam
Status Belum menikah
Kewarganegaraan Indonesia
Nama Perguruan Tinggi Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Surabaya
Fakultas Sains dan Teknologi
Jurusan Teknik Lingkungan
Angkatan 2017
Alamat Asal Jl. Manukan ranu blok 21-i No.15, Manukan
kulon, Tandes, Surabaya, 60185
Nomor HP 085337676659
E-mail rafikaafkariana@gmail.com

PENDIDIKAN FORMAL

31
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Jl. A. Yani 117 Surabaya 60237 Telp. 031-8410298 Fax. 031-8413300 email: saintek@uinsby.ac.id

Tahun Nama Sekolah


2003 - 2005 TK Khadijah 3 Surabaya
2005 - 2011 SD Khadijah 3 Surabaya
2011 - 2014 SMPN 26 Surabaya
2014 - 2017 SMAN 11 Surabaya
Universitas Islam Negri Sunan Ampel
2017 - Sekarang
Surabaya.

PENGALAMAN ORGANISASI
Tahun Nama Organisasi Jabatan
2013-2014 Tunas Hijau Indonesia Anggota
2015-2017 PMR Kota Surabaya Anggota
Ambalan Rama Wijaya Dewi
2015-2017 Bendahara
Sinta SMAN 11 Surabaya
Himpunan Mahasiswa Teknik
2017-2018 Anggota
Lingkungan FST UINSA
Himpunan Mahasiswa Teknik
2018-2019 Staff Danus
Lingkungan FST UINSA
Remaja Masjid Baitussalam,
2017-sekarang Anggota
Surabaya.

Program Studi Teknik Lingkungan, Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Sunan Ampel
Jl. Ahmad Yani 117, Jemur Wonosari, Wonocolo, Surabaya
Telp. 031-8410298
Fax. 031-8413300
E-mail : humas@uinsby.ac.id
Website : https://www.uinsby.ac.id

32

Anda mungkin juga menyukai