Anda di halaman 1dari 9

PENGUKURAN KECEPATAN ANGIN (ANEMOMETER)

Novita Bayu Permatasari¹, Ani Wahyuni Nur Khasanah¹, Fitri Puspitasari¹

Prodi D3 Metrologi dan Instrumentasi, Sekolah Vokasi, Universitas Gadjah


Mada, Yogyakarta, indonesia.
Sekip Unit 3, Catur Tunggal, Depok, Sleman, Yogyakarta 55281, Indonesia
Email : novitabpermatasari@gmail.com, aniwahyuninur@gmail.com

Abstrak
Angin dapat didefinisikan sebagai massa udara yang bergerak. Angin
dapat bergerak secara vertikal maupun horizontal dengn kecepatan yang
bervariasi dan berfruktuasi secara dinamis. Faktor pendorong bergeraknya massa
udara adalah perbedaan tekanan udara antara suatu tempat dengan tempat lain.
Untuk mengetahui keceatan angin dsuatu tempat dibutuhkan pengukuran
kecepatan angin dengan menggunakan alat ukur Anemometer. Tujuan diperlukan
praktikum ini untuk mengukur kecepatan angin pada suatu tempat, memetakan
kecepatan angin pada tempat dalam waktu tertentu, dan memahami alat ukur
kecepatan angin. Metode yang digunakan adlah pengukuran langsung yang
dilakukan pada lima tempat yang berbeda dan pengambilan data yang akan di
bandingkan hasil anemometer pengukuran standar dengan anemometer uji. Hasil
yang di dapat pada lokasi pertama halaman HY adalah 1,80 m/s (standar) dan 1,28
m/s (uji), lokasi kedua Timur GP adalah o,84 m/s (standar) dan 0,94 m/s (uji),
lokasi ketika pintu keluar Barat SV adalah 0,98 m/s (standar) dan 1,18 m/s (uji),
lokasi keempat DTM adalah 1,09 m/s (standar) dan 0,73 m/s (uji), dan lokasi
kelima depan ruang S200 adalah 2,08 m/s (standar) dan 1,68 m/s (uji).

Kata kunci : Angin, Anemometer, dan Kecepatan angin

Abstrac

Wind can be defined as the air mass that is creaking. Wind can move
vertically or horizontally with varying speeds and dynamically fluctuating. The
driving factor for the movement of air masses is the difference in air pressure
between a place and another place. To find out the speed of the wind, there is a
need to measure wind speed by using an Anemometer. The purpose of this
practicum is to measure wind speed in a place, map wind speed at a certain time,
and understand wind speed measuring devices. The method used is direct
measurement carried out at five different places and retrieval of data that will be
compared with the results of a standard measurement anemometer with a test
anemometer. The results obtained at the first location of HY page are 1.80 m / s
(standard) and 1.28 m / s (test), the second location of East GP is o, 84 m / s
(standard) and 0.94 m / s (test), the location when the West SV exit is 0.98 m / s
(standard) and 1.18 m / s (test), the fourth location of the DTM is 1.09 m / s
(standard) and 0.73 m / s (test), and the location of the five front spaces of the
S200 is 2.08 m / s (standard) and 1.68 m / s (test).
Keywords : Wind, Anemometer, and Wind Speed

I. Pendahuluan sumbunya akan menimbulkan


Angin dapat didefinisikan gaya yang akan mempengaruhi
sebagai massa udara yang arah pergerakan angin yang
bergerak. Angin dapat bergerak disebut Coriolis (coriolis effect).
secara vertikal maupun Pengaruh ini menyebabkan
horizontal dengn kecepatan yang angin bergerak searah jarumjam
bervariasi dan berfruktuasi mengitari daerah bertekanan
secara dinamis. Faktor rendah di belahan bumi selatan
pendorong bergeraknya massa dan sebaliknya bergerak dengan
udara adalah perbedaan tekanan arah yang berlawanan dengan
udara antara suatu tempat arah arum jam mengitari daerah
dengan tempat lain. Angin akan bertekanan rendah di belahan
bergerak dari tempat udara yang bumi utara.
bertekanan tinggi ke tempat Menurut Hukum Stevenson
yang bertekanan rendah. Akan mengatakan kekuatan angin
tetapi perputaran bumi pada berfungsi berbanding lurus
dengan gradienn barometriknya. permukaan laut. Angin dengan
Gradien baromatrik adalah kekuatan yang sangat besar ditakuti
angka yang menunjukkan karena dapat menyabebkan
perbedaan tekanan udara dari kerusakan yang besar dan dapat
dua isobar pada tiap jara 15 berakhir dengan bencana. Kecepatan
meridian (111 km) (Radinal, angin dengan ketinggian dan
[1] permukaan tanah, sehingga dikenal
2014) .
adanya profil angin, dimana semakin
tinggi gerakan angin maka semakin
cerpat. Kecepatan angin diukur
dengan menggunkan alat yang
disebut anemometer atau anemograf.
Anemometer adalah sebuah alat
unruk mengukur kecepatan angin.
Gambar 1.1 Gambar kekuatan angin Anemometer juga memiliki beberapa
A dan P terletak pada isobar 1000 jenis salah satunya adalah
mb. B dan Q pada isobar 990 mb. anemometer berjenis mangkok, jenis
Kecepatan angin adalah jarak ini umum digunakan dengan
tempuh angin atau pergerakan udara mempunyai prinsip kerja dari
per satuan waktu dan dinyatakan anemometer adalah ia akan berputar
dalam satuan meter per detik (m/d), sesuai dengan kecepatan angin.
kilometer per jam (km/j), mil per jam Putaran tersebut akan dinyatakan
(mi/l), dan satuan mil (mil laut) per dalam besaran kecepatan angin.
jam atau disebut dengan knot. 1 kn =
1,151 mi/j = 0,514 m/d. Kecepatan II. Metode Penelitian
angin dapat berubah-ubah setiap saat Waktu dan tempat pelaksanaan
yang salah satu faktornya disebabkan pengukura kecepatan angin
oleh adanya perbedaan tekanan udara (Anemometer) dilakukan di lima
pada suatu wilayah. Gelombang dan lokasi yang berbeda yaitu lokasi
arus di lautan terjadi akibat adanya pertama berada di halaman Gedung
angin yang berhembus diatas Herman Yohanes (HY) dengan titik
koordinat 7046’31.3”S
110022’27.9”E , lokasi ke dua berada
di Timur Gedung Perpustakaan SV
(GP) dengan titik koordinat
7046’29.7”S 110022’28.7”E, lokasi
ketiga berada di Pintu keluar SV
dengan titik koordinat 7046’28.8”S
110022’23.9”E, lokasi keempat
berada di Departemen Teknik Mesin
(DTM) dengan titik koordinat
7046’30.8”S 110022’29.9”E, dan
lokasi terakhir berada di depan ruang
S200 HY dengan titik koordinat
7046’32.3”S 110022’27.3”S.
Gambar 2.2 Diagram Alur
Alat dan bahan yang digunakan
Pengukuran Kecepatan angin
untuk mendukung praktikum ini
adalah GPS, Stopwatch, dan 2 III. Hasil dan Pembahasan
anemometer dengan merk Krisbrow Tabel 3.1 Hasil pengukuran
KWD6-582 sebagai stadar dan pertama (halaman HY)
anemometer CR20302 sebagai uji.
Standar Uji
No Koordinat
(m/s) (m/s)
1 1,47 0,10
2 1,96 1,80
3 2,00 1,20
4 2,16 1,30
Gambar 2.1 Anemometer Krisbrow 5 0 2,21 1,20
7 46’31.3”S
KWD6-582 (kiri) dan Anemometer 6 1,65 1,10
0
7 110 22’27.9”E 1,70 1,30
CR20302 (kanan).
8 1,80 1,40
Berikut adalah alur diagram dari (Halaman
9 1,60 1,80
HY)
pengukuran kecepatan angin 10 1,46 1,60
(anemometer) : Rata-rata 1,80 1,28
Standar Deviasi 0,27 0,48
garfik hubungan antara kecepatan
angin dan pengukuran ke-. Dari
gambar tersebut terlihat bahwa hasil
yang didapat tidak jauh berbeda.
Tabel 3.2 Hasil pengukuran kedua
(timur GP)

Standar Uji
No Koordinat
Gambar 3.1 Grafik hubungan (m/s) (m/s)
kecepatan angin dan 1 0,82 0,10
pengukuran ke- di halaman HY 2 0,71 0,30
3 0,57 0,70
Dari data yang dihasilkan 4 0,70 0,80
pengukuran pertama ini dilakukan di 5 0,73 0,80
6 0 0,76 0,90
halaman gedung Herman Yohanes 7 46’29.7”S
7 0,91 1,30
dimana data yang didapat dipilih 10 0
8 110 22’28.7”E 1,00 1,40
terbaik dari beberapa hasil yang 9 1,30 1,50
(Timur GP)
didapatkan. Dikarenakan data yang 10 0,92 1,60
didapatkan tidak konstan namun, Rata-rata 0,84 0,94
Standar Deviasi 0,20 0,50
data dari perbandingan anemometer
standar dan uji tidak terlalu jauh.
Perbedaan nilai inilah disebabkan
oleh beberapa faktor salah satunya
adalah ketika pencatatan hasil yang
didapat tidak sesuai dengna waktu
yang dihasilkan. Akibatnya nilai
standar deviasi yang didapatkan pada
pengukuran dengan anemometer
standar dan uji adalah 0,27 dan 0,48.
Nilai tertinggi yang didapatkan pada Gambar 3.2 Gafrik hubungan
anemometer standar dan uji secara kecepatan angin dan
berturut-turut adalah 2,21 m/s dan 1,80 pengukuran ke- di timur GP.
m/s. Pada gambar 3.1 merupakan
Dari tabel 3.2 ini adalah hasil 10 1,10 1,50
dari pengukuran dengan lokasi kedua Rata-rata 0,98 1,18
Standar Deviasi 0,31 0,48
yaitu berada di timur Gedung
Perpustakaan SV (GP). Data
berubah-ubah dengan selisih sedikit
numun, pada pengukuran hasil
anemometer uji ke 2 dan 3
mendapatkan hasil yang tinggi
sehingga hasil tesebit mempengaruhi
niai standar deviasi. Hasil standar
deviasi yang di dapatkan adalah
anemometer standar dan uji adalah
0,20 dan 0,50. Nilai kecepatan angin
tertinggi pada anemometer standar dan
uji adalah 1,30 m/s dan 1,60 m/s. Pada
Gambar 3.3 Grafik hubungan
grambar 3.2 merupakan garfik dari
kecepatan angin dan
pengukuran kedua dimana diketahui
pengukuran ke- di pintu keluar
bahwa hasil pada anemometer uji
Data yang diperoleh pada
semakin naik dan anemometer standar
pengukuran ketiga ini dapat dilihat
hampir terjadi nilai konstan.
pada tabel 3.3 dengan hasil yang
Tabel 3.3 Hasil pengukuran ketiga
diapat memiliki selisih yang tak
(pintu keluar SV)
bedah jauh. Nilai tertinggi yang

Standar Uji didapat pada pengukuran ketiga ini


No Koordinat
(m/s) (m/s) pada anemometer standar dan uji
1 0,80 0,10 adalah 1,40 m/s dan 1,60 m/s. Standar
2 0,93 0,70 deviasi yang di dapat pada
3 0,71 0,90
anemometer standar dan uji adalah
4 0 0,61 1,20
7 46’28.8”S
5 0,53 1,30 0,31 m/s dan 0,48 m/s. Pada gambar
0
6 110 22’23.9”E 1,40 1,40 3.3 merupakan grafik pengukuran
7 1,36 1,60 ketiga dapat dilihat grafik yang didapat
(Pintu Keluar
8 1,28 1,50 pada anemometer standar sangat tidak
SV)
9 1,11 1,60
konstan dari nilai teredah hingga Gambar 3.4 Grafik hubungan
langsung ke nilai tertinggi ini kecepatan angin dan
disebabkan karena hasil pembacaan pengukuran ke- di DTM
tidak sesuai dengan waktu yang ada Tabel 3.4 ini adalah hasil
namun, pada grafik anemometer uji pengukuran yang keempat yang
memiliki grafik yang bagus yaitu dari berada pada Departemen Teknik
nilai terendah lama kelamaan menjadi Mesin dengan hasil nilai tertinggi
naik dan hampir konstan.
yang didapatkan pada anemometer
Tabel 3.4 Hasil pengukuran
standar dan uji adalah 1,28 m/s dan 1
keempat (DTM)
m/s. Nilai Standar deviasinya adalah
0,14 m/s dan 0,35 m/s. Nilai kecepatan
Standar Uji
No Koordinat angin selalu berubah-ubah meskipun
(m/s) (m/s)
selisih perubahannya sedikit, hal
1 0,82 0,10
2 1,10 0,70 tersebut disebabkan oleh beberapa
3 1,10 0,10 faktor seperti angin yang tidak selalu
4 1,23 0,70 datang. Dapat dilihat pada gambar 3.4
5 1,28 0,80
0 merupakan grafik pengukuran
6 7 46’30.8”S 1,27 0,90
keempat, dijelaskan pada grafik bahwa
7 1,06 1,00
0
8 110 22’29.9”E 0,92 1,10 nilai yang didapat tidak konstan.
9 1,11 1,00 Tabel 4.5 Hasil pengukuran
(DTM)
10 1,08 0,90 kelima di depan ruang S200
Rata-rata 1,09 0,73
Standar Deviasi 0,14 0,35
Standar Uji
No Koordinat
(m/s) (m/s)
1 1,81 0,10
2 1,82 0,80
3 2,21 1,90
4 2,08 2,00
5 0 2,13 2,10
7 46’32.3”S
6 2,01 2,20
0
7 110 22’27.3”E 2,02 1,00
8 2,03 2,10
(Depan Ruang
9 2,46 2,20
S200)
10 2,20 2,40
Rata-rata 2,08 1,68
Standar Deviasi 0,19 0,76

Gambar 3.6 Grafik rata-rata


dari semua pengukuran.

Gambar 3.5Grafik hubungan


kecepatan angin dan
pengukuran ke- di depan ruang
S200
Dari tabel 3.5 hasil pengukuran
kelima ini mempunyai nilai tertinggi
pada anemometer standar dan uji
secara berturut-turut adalah 2,46 m/s Gambar 3.7 Kontur pengukuran

dan 2,40 m/s. Nilai standar deviasi kecepatan angin

yang didapatkan adalah 0,19 m/s dan Pada grambar 3.6 merupakan
0,76 m/s. Perbandingan nilai hasil rata rata yang didapat dari
dijelaskan pada gambar 3.5 yang
semua pengukuran di kelima lokasi
merupakan grafik dari pengukuran
yang berbeda beda. Dapat dilihat
kelima. Dari grafik tersebut pada
bahwa nilai rata rata yang tertinggi
anemometer uji nilai yang
didapatkan pada lokasi kelima yaitu
didapatkan tidak konstan namun
di depan ruang S200 dikarenakan
pada anemometer standar hasil yang
kecepatan angin yang didapatkan
didapatkan hampir konstan.
sangat tinggi. Dan pada gambar 3.7
merupakan grafik kontur kecepatan pengukuran kecepatan angin
angin di lima titik pengukuran. Dari menggunakan anemometer.
grafk tersebut dapat dilihat daerah
V. Daftar Pustaka
yang memiliki kecepatan angin yang
rendah hingga daerah yang memiliki Anonim,2019, Modul
kecepatan angin yang tinggi. Pengukuran
Kecepatan
IV. Kesimpulan dan Saran
Angin(Anemometer),
Pengukuran kecepatan Universitas Gadjah
angin yang dilakukan di lima titik Mada, Yogyakarta.
lokasi yang berbeda dengan alat ukur Nurul, 2015, Laporan Praktikum
anemometer standar Krisbrow KWD6- Meteorologi dan
582 dan anemometer uji CR20302. Klimatologi Acara IV
Hasil kecepatan angin yang Kecepatan Angin,
didapatkan di titik pertama yaitu Universitas Negeri
halaman HY adalah 1,80 m/s Yogyakarta,

(standar) dan 1,28 m/s (uji), Yogyakarta.

kecepatan angin di Timur GP adalah Pangestu, 2014, Anemometer,

o,84 m/s (standar) dan 0,94 m/s (uji), Fakultas Matematika

kecepatan angin di pintu keluar Barat dan Ilmu Pengetahuan

SV adalah 0,98 m/s (standar) dan Alam, Universitas

1,18 m/s (uji), kecepatan angin di Diponogoro, Semarang.

DTM adalah 1,09 m/s (standar) dan Radinal, 2014, Mengukur

0,73 m/s (uji), dan kecepatan angin Kecepatan Angin,

di depan ruang S200 adalah 2,08 m/s Universitas Brawijaya,


Malang
(standar) dan 1,68 m/s (uji).

Dalam praktikum ini


diharapkan asisten mampu
menjelaska leih rinci dalam
melakukan pengambilan data agar
praktikan lebih paham dengan sistem

Anda mungkin juga menyukai